Gaya Kepenyairan Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Liga Febrina
Keywords: Literary work is a world of imagination that gives a certain meaning to the reader. Literary works are
Literary works, Poetry able to invite readers to imagine in accordance with the context being read. An author when presenting
Style, Taufik Ismail, Sajak, a literary work, he will choose words that can give meaning, both connotative and denotative meanings.
Shame (I) Become an A literary work will be helpless, when it has no artistic elements. So the essence of literary work is
Indonesian. beauty. Literary works also illustrate the results of a person's invention and produce a life that colors
____________________ the attitudes, backgrounds, and beliefs of the author.
Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
E-ISSN 2685-9599
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: Mei.jayanti11@gmail.com
197
Liga Febrina / Jurnal Sastra Indonesia 8 (3) (2019)
198
Liga Febrina / Jurnal Sastra Indonesia 8 (3) (2019)
199
Liga Febrina / Jurnal Sastra Indonesia 8 (3) (2019)
Pembahasan SIMPULAN
Berdasarkan hasil pendeskrpsian data,
Gaya Kepenyairan Taufiq Ismail dalam dapat disimpulkan bahwa dalam kumpulan
Kumpulan Sajak Malu (Aku) Jadi Orang sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (MAJOI)
Indonesia karya Taufiq Ismail ditemukan gaya seorang
Penyair adalah ’kamera-digital’ yang penulis atau penyair dalam menghasilkan
menangkap berbagai rona hidup alam sebuah karya dibedakan atas dua macam, yaitu
sekitarnya. Lalu menyimpannya dalam memori gaya pribadi dan gaya kolektif. Dalam penelitian
nuraninya sebagai ’indung telur’ makna hidup ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Taufiq
dan selanjutnya akan dibuahinya dalam rahim Ismail cenderung menggunakan gaya pribadi
eksotis-kontemplasi terhadap berbagai persoalan dalam menghasilkan sebuah sajak. Maksudnya,
masyarakat, yang berikutnya akan lahir sebagai penikmat sastra dapat membedakan antara sajak
”potret jenaka” dari realitas masyarakatnya. Taufik Ismail dengan penyair lainnya. Hal ini
Karya sastra merupakan refleksi-ekspresi dapat dilihat dari gayanya seperti bercerita
dari obsesi pengarangnya untuk menampilkan untuk meluapkan gelora perasaannya ke dalam
permasalahan hidup masyarakat yang dihadapi sebuah sajak. Hal ini berbeda dari karya penyair-
dan digumulinya. Melalui karyanya, kita bisa penyair lainnya yang menganggap kepuitisan
menangkap apa dan bagaimana seorang penyair sebuah sajak itu terlihat jika kata yang
hendak mengarahkan ’perahu’ makna untuk digunakan lebih sedikit. Namun, Taufiq
mencapai tujuan bangunan dunia barunya. menolak atau lebih tepat tidak menerima penuh
Dalam ranah ini, setiap pengarang memiliki bahwa puisi mesti padat dan harus sedikit kata-
karakter dan gaya penulisan (kepenyairan) yang kata. Dia lebih memilih sajak banyak kata tetapi
berbeda-beda. cantik, menyentuh perasaan, laju menghilir dan
Dalam MAJOI, Taufiq Ismail cenderung komunikatif daripada sajak yang padat makna
menggunakan gaya pribadi. Maksudnya, ia dan minimum kata, tetapi tidak indah dan gagap
memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda berkomunikasi. Selain itu sajak-sajak taufik
dengan karya penulis lainnya. Berdasarkan ismail bertujuan untuk menampung segala
konsep ini, penikmat sastra dengan mudah aspirasi rakyat Indonesia terhadap Kebijakkan
mengenal karya-karya Taufiq Ismail, meskipun Orde Baru, sajaknya berisikan kritik terhadap
namanya tidak tertera pada karangan itu. negeri yang carut marut, mengungkap kesaksian
Pembaca mungkin berkata bahwa karangan sejarah, dan cenderung bergaya alegori, ironi,
yang dibacanya itu adalah karya Taufiq Ismail dan satire.
karena gayanya yang mengingatkannya pada
ciri khas penyair ternama tersebut, yang DAFTAR PUSTAKA
sekaligus memperlihatkan keakrabannya dengan Hasanah, Dian Uswatun. (2019). Analisis
gaya Taufiq Ismail. Penggunaan Gaya Bahasa pada Puisi-Puisi
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat Karya Fadli Zon”: Jurnal Kembara: Universitas
disarikan bahwa posisi penelitian yang Muhammadiyah Malang.
dilakukan terkait dengan penelitian lain. Junus, Umar. (2010). Stilistik. Kuala Lumpur: Dewan
Penelitian ini terkait dengan penelitian Nurbaiti Badan Pustaka Kementrian Pendidikan
(2018) dengan kesamaan pembahasan tentang Malaysia.
Laila, Aruna. (2016). Gaya kepenyairan dalam
gaya bahasa atau gaya kepenyairan dalam puisi Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja Karya
dan perbedaan pembahasan tentang aspek-aspek M Aan Mansyur. Jurnal Penelitian Bahasa dan
yang diteliti dalam karya sastra. Penelitian ini Sastra Indonesia. Padang: STKIP PGRI Sumbar.
juga terkait dengan penelitian Lastari (2017) Lastari, Annisa. (2017). Pandangan Dunia Pengarang
dengan kesamaan pembahasan tentang dalam Kumpulan Puisi Blues untuk Bonnie
pandangan pengarang dalam kumpulan puisi Karya Rendra (Kajian Strukturalisme
dan perbedaan pembahasan tentang hubungan Genetik). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
antara struktur karya sastra dengan keadaan Indonesia. 1:63-79.
sosial masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga Mara, Rahmat Selisih. (2019). Analisis Gaya Bahasa
Sindiran dalam Syair Didong Jalu Arita Mude
terkait dengan penelitian Wirawan (2016)
dan Biak Cacak. Jurnal Bahasa dan Sastra:
dengan kesamaan pembahasaan mengenai FKIP Unsyiah.
struktur fisik dan struktur batin puisi yang Nurbaiti, Faradila. (2018). Gaya Bahasa Joko
didalamnya terdapat pembahasan tentang diksi Pinurbo Dalam Sajak “Musim Panas” dan
dan perbedaan pembahasan mengenai gaya “Surat Kau”. Alayasastra. 2:73-82.
kepenyairan sastrawan pada penelitian Wirawan
(2016) yang tidak terlalu fokus.
201
Liga Febrina / Jurnal Sastra Indonesia 8 (3) (2019)
202