Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan arti filsafat secara filosofis

Pengertian filsafat secara umum adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia) untuk memberikan
suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun
pengalaman ilmiah. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem.

2. Tunjukkan perbedaan pandangan filosofis tertentu dalam membedah arti filsafat

Plato : Plato adalah filsuf pertama yang memiliki sebuah pandangan teoretis yang lebih luas dan lengkap
tentang filsafat. Plato memiliki berbagai gagasan tentang filsafat. Plato antara lain, mengatakan bahwa
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Filsafat, karena
itu, berusaha menemukan kenyataan-kenyataan atau kebenarankebenaran asli, murni, dan mutlak.
Plato, mengatakan juga bahwa filsafat adalah penyelidikan tetang sebab dan azas yang paling akhir dari
segala sesuatu yang ada. Ia menjelaskan bahwa filsafat atau kebijaksanaan sejati adalah pengetahuan
mengenai “hakikat” (arrete) dari sesuatu yang diperoleh melalui kontemplasi, bukan melalui aksi.
Akibatnya, kaum Platonian (pengikut fanatik Plato) telah menyamakan filsafat sebagai pengetahuan
tentang “pengertian” saja

2. Aristoteles. Murid Plato ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa
berupaya mencari prinsip dan penyebab utama (causa prima) dari realitas yang ada. Ia pun mengatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berupaya mempelajari “ada” ( being asteing ) atau peri ada
sebagaimana adanya ( being such ). Aristoles adalah filsuf besar yang berjasa dalam mewariskan
sejumlah pemikiran dan karya filsafat besar. Beberapa karya filsafatnya, antara lain; Metafisika, Logika,
Etika dan Estetika.

3. Rene Descartes : Descartes adalah seorang filsuf Prancis yang memelopori lahirnya sejarah filsafat
modern dengan mengembangkan aliran filsafat ”Rasionalisme”. Descartes, dengan “Rasionalisme”-nya,
hendak menegaskan sebuah pendirian filosofis bahwa inti dari filsafat itu adalah rasio itu sendiri. Rasio
atau pikiran, bagi Descartes, merupakan dasar bagi segala klaim (tuntutan) kebenaran, kesahihan
(keabsahan), ketepatan (validitas), dan obyektifitas filsafat itu sendiri. Konsekuensinya, segala klaim
filosofis yang berada di luar tatanan rasio, harus disangkal kebenarannya dan patut ditolak
keberadaannya sebagai kepalsuan, sesat pikir, kebohongan, dan perasaan subyektif yang menyesatkan.

3. Berikan dua penyebab dasar perbedaan pemikiran di antara filsuf tentang arti filsafat

Pertama, perbedaan sudut pangdang (ponit of view). Maksudnya, setiap filsuf, pada dirinya memiliki
sudut pandang atau cara pandang yang berbeda (yang merupakan spesifikasi dirinya) di dalam
memahami sebuah realitas, teristimewa di dalam memahami filsafat itu sendiri. Kedua; minat akademis.
Selain perbedaan sudut pandang, setiap filsuf memiliki pula perbedan minat akademis dalam
mengartikan dan memaknakan filsafat dengan caranya yang berbeda.

4. Berikan kesimpulan tentang makna perbedaan pemikiran filosofis tentangarti filsafat dalam
tugas keilmuan
Berbagai latar perbedaan pemikiran filosofis tentang arti filsafat, pada dirinya, mengandung berbagai
tuntutan (claim kebenaran) dalam pengembangan pikiran, pengetahuan, dan ilmu. Orang tentu memiliki
perbedaan, sesuai pembatasan cudut pandang maupun minat akademisnya yang berbeda dalam
memahami setiap obyek pemikiran. Perbedaan mana, adalah sah dan penting untuk melakukan
pendalaman analisi, dan pembuktian-pembuktian dengan perangkat metodologis maupun alat
analisisnya yang khas untuk mengingkap hal-hal yang sifatnya detail tentang hal dimaksud. Masing-
masing tuntutan (claim) memiliki kebenaran dan keabsahan pada dirinya masing-masing, sejauh
diterima dan terbukti kebenarannya dalam bidang keahliannya. Kenyataan tersebut menunjukkan
hakikat kekayaan pemikiran, pengetahuan, dan ilmu dalam mendekati hakikat realitas secara sempurna.
Kebenaran ilmu-ilmu empiris, seperti: biologi, fisika, atau geografi memiliki kedudukan yang sama
dengan kebenaran ilmu-ilmu normatif, seperti: ilmu hukum atau etika, juga hal yang sama dengan ilmu-
ilmu kerohanian, seperti: kebudayaan atau teologi. Orang, karena itu harus makin mengembangkan
keahlian dalam bidang keilmuannya dengan mempertajam daya eksplorasi dan analisis, serta
pembuktiannya atas setiap pemikiran atau obyek keilmuannya.

Anda mungkin juga menyukai