Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ryan Alfandi

NIM : 7203210048
Manajemen pemasaran

Produk teh botol sosro pada masanya sangat dikenal oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan
promosi dengan tagline “apapun makananannya, minumnya tetap teh botol sosro”. Sehingga
banyak menarik minat masyarakat. Sering dipakai untuk acara hajatan, rapat, seminar, konser
atau lainnya dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, permintaan semakin meningkat. Produsen memperoleh banyak keuntungan
di sini. Tapi walaupun begitu, tidak serta merta meninggalkan promosi. Seiring berjalannya
waktu ia mulai tergeser dengan adanya teh kotak. Jenis yang dijual sama tetapi dengan
bentuk yang berbeda.
Konsumen mulai tertarik, dan terjadi penurunan penjualan teh botol sosro. Untuk mengatasi
hal ini mereka menciptakan model dan rasa baru. Semata-mata untuk menarik minat
masyarakat kembali.
Pada tahap kedewasaan, omset penjualan sebuah produk mulai menurun. Persaingan semakin
ketat dan saling berebut pasar dan konsumen. Ciri-cirinya diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Harga produk akan semakin menurun
 Adanya pesaing yang kalah dari kompetisi
 Bagi yang memimpin pasar, mereka memiliki laba yang banyak
 Produksi yang tinggi
 Cash flow ada diposisi positif yang kuat
Pada tahap ini, beberapa produk akan terus rinovasi. Entah itu mengganti varian rasa, jenis,
bentuk dan masih banyak lagi yang laibanya
Setidaknya terdapat dua strategi utama yang dapat diterapkan dalam tahap kedewasaan
produk, yaitu defensive strategy dan offensive strategy.
1. Defensive Strategy

Defensive strategy bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing serta menjaga
product category (kelompok produk) dari serangan produk substitusi (pengganti). Bentuk
defensive strategy adalah berupa modifikasi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) untuk
mendapatkan tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada
penekanan atau pengurangan biaya produksi serta menghilangkan kelemahan produk. Dalam
strategi ini distributor memainkan peranan yang sangat penting, sebab tingkat penjualan yang
mereka dapatkan dipengaruhi oleh usaha promosi perusahaan untuk mendorong distributor
tetap setia pada perusahaan.
Di sisi lain, karena keefektifan promosi berkurang, maka penentuan harga produk menjadi
bentuk lain dari promosi. Meskipun usaha promosi tujuannya adalah untuk mempertahankan
kesetiaan produk pada distributor dan konsumen, penekanannya cenderung akan lebih berat
pada distributor. Walaupun merupakan alternatif strategi yang baik pada tahap kedewasaan
produk, strategi ini memiliki kelemahan pokok yakni sangat mudah ditiru oleh pesaing,
terutama apabila yang dilakukan ialah peningkatan aktivitas pelayanan, potongan harga, dan
distribusi massal. Keuntungan yang didapatpun tidak banyak, karena setiap tindakan yang
dilaksanakan oleh perusahaan akan mendapat reaksi dari para pesaing.

2. Offensive Strategy

Offensive strategy lebih menitikberatkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik. Bentuk dari strategi offensive ini dapat berupa modifikasi pasar, yakni dengan
menggaet kelompok non user (bukan pemakai), mengintensifkan penawaran produk kepada
non user, serta merebut konsumen dari pesaing. Bentuk lain dari strategi ofensif ialah
modifikasi produk, yakni mengubah karakteristik produk dengan sedemikian rupa sehingga
menjadi semakin menarik konsumen untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat yang
baru dari suatu produk kepada para konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang
lebih banyak serta pemakaian yang lebih sering (usaha ini sering disebut sebaga product
relaunching). Alternatif yang dapat dipakai ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
A. Strategi perbaikan mutu, memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan produk,
misalnya kinerja produk, kecepatan, dan daya tahan produk. Strategi perbaikan mutu akan
efektif apabila mutu produk memang masih bisa untuk ditingkatkan, konsumen peka akan
mutu produk, serta konsumen percaya bahwa nantinya mutu yang lebih tinggi akan
memberikan manfaat yang lebih tinggi pula untuk konsumen.

B . Strategi feature improvement (perbaikan ciri), memiliki tujuan untuk menambahkan ciri-
ciri baru pada produk seperti berat, ukuran, bahan pelengkap, bahan pokok baru, dan lain
sebagainya. Keunggulan dari strategi ini ialah dapat meningkatkan image perusahaan sebagai
pemimpin pasar yang progresif, memberikan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan, dapat
merebut kesetiaan segmen pasar tertentu, mendorong antusiasme pada distibutor dan
wiraniaga, serta perubahan tersebut bisa dilakukan dengan fleksibel tanpa adanya tambahan
biaya. Tetapi disisi lain, kelemahan terbesar dari strategi ini ialah mudah untuk ditiru, terlebih
lagi jika perubahan tersebut tidak memberi manfaat yang permanen.

C. Strategi perbaikan model, memiliki tujuan untuk rnenambah daya tarik estetika produk
seperti kemasan, warna, model, dan lain sebagainya. Keuntungan dari strategi perbaikan
model ialah dapat terciptanya identitas yang khas di pasar, dan kesetiaan konsumen terhadap
merek. Tetapi strategi ini juga memiliki masalah selain keuntungan tersebut, yaitu sulit untuk
mengetahui kelompok mana yang menyukai model baru dan biasanya model baru akan
menghilangkan model lama yang sudah diterima (style loyalty) oleh konsumen sehingga
perusahaan akan menghadapi risiko kehilangan konsumen yang sangat menyukai model
lama.

Anda mungkin juga menyukai