Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya

Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan


Dani Rahadian M

PENERAPAN KONSEP RESOURCES-BASED VIEW (RBV) DALAM UPAYA


MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN

Dani Rahadian M.
BINUS University
e-mail: rahadian.dani@gmail.com

Abstrak

Di dalam kondisi lingkungan yang serba tidak pasti, serta tingkat persaingan semakin tinggi, keunggulan
kompetitif organisasi bisnis menjadi semakin pendek dan sulit untuk dipertahankan. Menghadapi keadaan
tersebut, diperlukan strategi dalam upaya mempertahankan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan, melalui kemampuan teknologi dan kemampuan dinamis dalam
mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
konsep Resources-Based View (RBV) berperan dalam memberikan solusi terhadap upaya perusahaan
mempertahankan keunggulan bersaingnya secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini
adalah studi literatur, yaitu dengan mengkaji sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan konsep
keunggulan bersaing melalui pendekatan RBV. Berdasarkan hasil kajian, suatu perusahaan pada umumnya
akan memiliki kemampuan di atas kinerja para pesaingnya bila mampu menerapkan konep RBV. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan lebih fokus dalam mengidentifikasi dan mengelola potensi sumber daya
(tangible dan intangible) yang dimiliki, sehingga memiliki keunggulan bersaing dalam jangka panjang.

Kata kunci: keunggulan bersaing, pandangan berbasis sumber daya, siklus hidup kemampuan.

Implementation of Resources-Based View (RBV) Concept for


Maintaining The Company’s Competitive Advantage

Abstract

In the uncertainty of environmental conditions and the higher level of competition, it’s difficult to maintain the
competitive advantage of business organizations. So, in these circumstances the strategy is needed in order to maintain
a competitive edge constantly. The technological capability and the ability to manage resources dynamically are some of
effort to solve these problems.This study aims to identify the concept of Resource-Based View (RBV) role in providing
solutions to the company's efforts to maintain a competitive advantage in a sustainable manner. The method used in
this paper is the study of literature by reviewing reading some literatures relating to the concept of competitive
advantage through the RBV approach.Based on the results of the study, through the application of the concept RBV, a
company’s performance generally better than its competitors. That is because the company is more focused in
identifying and managing potential resources (tangible and intangible) owned, so it has a sustainable competitive
advantage.

Keywords: competitive advantage, resource-based view, the life cycle capability

A. PENDAHULUAN itu, perubahan eksternal yang berdampak pada


Suatu organisasi khususnya yang berorientasi organisasi meliputi antara lain: kebudayaan,
profit akan senantiasa berupaya agar tetap hidup pendidikan, sosial, ekonomi, teknologi, dan
(survive) serta mampu bersaing dengan politik. Bentuk konkrit dari perubahan tersebut
organisasi/pesaing lainnya. Upaya-upaya yang diantaranya adanya kenaikan biaya, tingkat
dilakukan untuk tetap bertahan dan bunga yang tinggi, kelangkaan berbagai sumber
mendatangkan manfaat bagi para pihak yang daya alam, dan peraturan-peraturan pemerintah.
terkait (stakeholder) tidaklah mudah, hal tersebut Organisasi akan menghadapi perubahan-
karena suatu organisasi akan terus menerus perubahan dan tantangan-tantangan secara terus
berhadapan dengan perubahan lingkungan menerus dan bervariasi.
(internal dan eksternal). Tantangan atau perubahan tersebut
Perubahan atau tantangan lingkungan selayaknya dapat ditanggapi oleh organisasi
internal diantaranya berkatian dengan perubahan sebagai peluang untuk menemukan cara baru
tujuan, strategi, kebijaksanaan organisasi, serta untuk memperoleh keunggulan kompetitif
kompetensi sumber daya manusianya. Sementara dibandingkan para pesaingnya. Sehubungan
82

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

dengan itu organisasi perlu menentukan langkah- berbasis sumber daya, bahwa perusahaan dapat
langkah yang dapat digunakan untuk menangani mencapai keunggulan bersaing yang
perubahan-perubahan dan tantangan-tantangan berkesinambungan dan memperoleh keuntungan
tersebut. superior dengan memiliki dan mengendalikan
Suatu perusahaan, agar dapat memenangkan asset-asset strategis, baik yang tangible maupun
persaingan bisnis dalam jangka panjang, harus intangible.
memiliki strategi yang tepat, diantaranya melalui Pandangan berbasis sumber daya
penyelarasan sumber daya yang dimiliki dengan menjanjikan dan memberikan wawasan betapa
pasar yang ingin dituju tanpa mengabaikan pentingnya sumber daya internal dalam upaya
kondisi lingkungannya. Perusahaan juga harus mencapai keunggulan bersaing yang
mampu memberikan nilai lebih kepada berkelanjutan. Perspektif ini menyatakan bahwa
konsumen dan pihak terkait lainnya kinerja perusahaan adalan fungsi dari
(stakeholder). keberhasilan seorang pimpinan (manajer) dalam
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan membangun organisasinya dalam rangka
perusahaan untuk menghadapi berbagai mempertahankan sumber daya yang bernilai,
tantangan dan peluang adalah pendekatan yang langka, sulit ditiru dan sulit digantikan (Barney,
didasarkan pada resources-based view (RBV). 1991). Perusahaan yang memiliki kompetensi
Melalui RBV perusahaan dapat membangun yang bernilai dan langka akan mendapatkan
competitive advantage yang berkelanjutan melalui keunggulan bersaing yang lebih besar
penggunaan sumber-sumber daya yang dibandinfkan dengan pesaingnya.
heterogen. Menurut Peteraf (1993), Hoopes, Siklus Hidup Kemampuan (CLC) merupakan
Madsen, dan Walker (2003), salah satu pilar konsep baru yang secara lebih komprehensif
dalam teori RBV yang dinamis adalah siklus mendukung pendekatan teori berbasis sumber
hidup kemampuan (Capability Lifecycle/CLC). daya yang dinamis. Siklus Hidup Kemampuan
Capability lifecycle merupakan suatu konsep baru (CLC) membantu menjelaskan sumber-sumber
yang secara komprehensif menjelaskan pola dasar heterogenitas perusahaan, evolusi
umum perkembangan kemampuan organisasi kemampuan, dan pendekatan dinamis mengenai
berdasarkan pendekatan teori berbasis sumber teori berbasis sumber daya yang lebih lengkap.
daya dinamis, dari waktu ke waktu. Heterogenitas kemampuan dan sumber daya
CLC memberikan kerangka kerja dasar bagi di dalam populasi perusahaan merupakan salah
pandangan berbasis sumber daya yang dinamis satu pilar teori berbasis sumber daya (Peteraf,
dari suatu perusahaan. Pandangan berbasis 1993; Hoopes, Madsen, dan Walker, 2003).
sumber daya memberikan penjelasan Sumber daya dan kemampuan organisasi tersebut
heterogenitas kompetitif yang didasarkan pada masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
pendapat bahwa close competitors berbeda dalam Sebuah sumber daya mengacu pada aset atau
sumber daya dan kemampuannya, sehingga akan input untuk produksi (berwujud atau tidak
mempengaruhi competitive advantage dan berwujud) yang dimiliki organisasi. Sedangkan
competitive disadvantage. Konsep RBV menekankan kemampuan organisasi menurut Teece et al.
bahwa competitive advantage perusahaan yang (1997: 516): ‘kemampuan perusahaan untuk
berdasarkan sumber daya dan kemampuan akan mengintegrasikan, membangun, dan
lebih lama eksis dalam menjalankan usahanya, mengkonfigurasi ulang kompetensi internal dan
daripada yang hanya berdasarkan product/market eksternal untuk mengatasi lingkungan yang cepat
positioning. Sumber daya perusahaan dalam hal berubah’. Kemampuan dari organisasi akan
ini dapat berupa finansial, manusia, sarana fisik, senantiasa dibutuhkan untuk melakukan
dan intangible asset (knowledge). Konsep RBV serangkaian tugas terkoordinasi, dengan
sangat mengandalkan pada sumber daya dan memanfaatkan sumber daya organisasi untuk
kemampuan yang unik, valuable, dan sukar ditiru tujuan mencapai hasil akhir tertentu.
dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing. Untuk mempertahankan keunggulan
Untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi bersaing, suatu perusahaan harus memilki
dan biaya yang rendah, suatu perusahaan harus kemampuan yang berbeda dan unggul
mampu mengelola sumber daya yang dimiliki. dibandingkan dengan pesaing lainnya. Melalui
Dierickx and Coll, 1989; Barney, 1991, Peteraf, konsep Siklus Hidup Kemampuan (CLC) dapat
1993; dan Teece et al, 1997 berpendapat bahwa dijelaskan jalur dan pola umum perkembangan
melalui RBV peningkatan keunggulan bersaing kemampuan organisasi dari waktu ke waktu.
memungkinkan perusahaan memperoleh kinerja Sama seperti produk yang memiliki
unggul pada jangka waktu tertentu melalui perkembangan mengikuti pola yang dapat
keunggulan bersaing dari sumber daya strategis dikenali, atau dikenal sebagai Siklus Hidup
perusahaan. Berdasarkan konsep pendekatan Produk (Product Lifecycle), begitu juga
83

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

perkembangan kemampuan. Seperti siklus hidup berkesinambungan dengan memilki serta


produk, CLC menjelaskan tahapan, seperti mengendalikan asset-asset strategis, baik yang
pertumbuhan, kematangan, dan penurunan. tangible maupun yang intangible.
Namun demikian terdapat beberapa elemen kunci Dalam konsep RBV, yang menjadi fokus
yang membedakan antara kemampuan dan perhatian adalah masalah sumber daya internal.
siklus hidup produk. Sepanjang jalur evolusi, Menurut Barner (2001), keberhasilan suatu
kemampuan dapat mendukung urutan produk organisasi ditentukan oleh sumber daya internal
atau beberapa produk secara bersamaan (Helfat yang dikelompokkan kedalam 3 kategori:
dan Raubitschek, 2000). 1. Sumber daya fisik, meliputi semua
CLC meliputi tahap pendirian (founding), pabrik, peralatan, lokasi, teknologi, dan
pengembangan (development), dan kedewasaan bahan baku.
(maturity). Setelah kemampuan mencapai tahap 2. Sumber daya manusia, meliputi seluruh
kedewasaan, atau bahkan sebelum itu, berbagai pegawai, berikut pelatihan, pengalaman,
kejadian dapat mempengaruhi kemampuan kepandaian, pengetahuan, ketrampilan
evolusi masa depan. Selanjutnya kemampuan dan kemampuan yang dimilkinya.
mungkin bercabang menjadi salah satu dari 3. Sumber daya organisasi, meliputi
sedikitnya tambahan enam tahapan CLC: struktur perusahaan, proses perencanaan,
pensiun/kematian (retirement), penghematan sistem informasi, hak paten, merk
(retrenchment), pembaharuan (renewal), replikasi dagang, hak cipta, database, dan
(replication), penugasan kembali (redeployment), sebagainya.
dan rekombinasi (recombination). Keenam tahap Bagi perusahaan yang menerapkan RBV,
tersebut dapat saling mengikuti satu sama lain harus mampu mengelola sumber daya internal
dalam berbagai pola yang memungkinkan dari tersebut melalui berbagai strategi yang
waktu ke waktu. Beberapa tahap percabangan menjadikannya mampu bersaing dalam waktu
juga dapat terjadi secara simultan. Di setiap yang lama. Menurut Rumelt (1984), sumber daya
cabang CLC, sejarah pendahulunya dalam bentuk yang dapat menciptakan keunggulan bersaing
evolusi kemampuan sebelum percabangan bagi suatu perusahaan adalah yang memiliki ciri
mempengaruhi evolusi kemampuan berikutnya. imperfect substitutability dan imperfectly imitable,
sedangkan menurut Barney (1991), sumber daya
B . LANDASAN TEORETIS yang ada harus memiliki karakteristik valuable,
Pandangan berbasis sumber daya dari rare, inimitable, dan non subsituable (VRIN). Kedua
perusahaan, muncul kurang lebih 20 tahun yang pendapat tersebut dapat dilihat dalam tabel
lalu. Berdasarkan beberapa referensi yang penulis berikut.
baca, konsep RBV dimaknai cukup beragam, tapi
pada hakekatnya RBV merupakan suatu Tabel 1.
pendekatan klasik dalam manajemen strategis Perbedaan Antara Perusahaan yang Mampu dan
yang berkaitan dengan masalah kompetensi dan Tidak Mampu Bersaing
sumber daya perusahaan.
Valu Rar Inimit Non Implication
Kaitannya dengan pemaknaan RBV,
a ble e -able substituabl
Wernerfelt (1995) berpendapat bahwa sumber e
daya perusahaan penting untuk mencapai no no no no Competition is
keunggulan bersaing yang akan berpengaruh disadvantageous
pada keuntungan perusahaan. Sementara itu yes yes no no Competition is
menurut Barner (2001), jika perusahaan memiliki balanced
sumber daya yang beraneka ragam perusahaan yes yes yes no Temporary
competitive
akan memperoleh keuntungan berdasarkan
advantagesementa
sumber daya yang langka. ra
Untuk memenangkan persaingan bisnis, yes yes yes yes Continuous
perusahaan harus memiliki strategi yang cepat competitive
dan tepat sehingga mampu mempertahankan advantage
keunggulan bersaing secara berkelanjutan. Sumber: Rumelt (1984), Barney (1991)
Perusahaan yang fokus terhadap sumber daya
dan kemampuan (yang menerapkan konsep RBV) Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan,
akan mampu bersaing secara terus menerus bila perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa
dibandingkan dengan perusahaan yang hanya namun tidak memiliki nilai, banyak dijalankan
fokus terhadap masalah produk atau market perusahaan lain, memiliki produk/jasa
positioning. Dengan RBV, perusahaan dapat pembanding, serta dapat digantikan oleh
mencapai keunggulan bersaing yang produk/jasa yang lain maka berdampak pada
84

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

timbulnya persaingan yang merugikan. meniru. Agar kompetensi inti dapat menjadi dasar bagi
Sementara itu, bagi perusahaan yang keunggulan bersaing yang berkelanjutan
produk/jasanya memiliki nilai, dan jarang (sustainable) maka kompetensi inti harus dapat memenuhi
diproduksi perusahaan lain, namun kriteria-kriteria sebagai berikut: (1) kompetensi inti
produk/jasanya mudah ditiru dan penggantinya, berhubungan dengan aktivitas atau proses
maka perusahaan tersebut menghadapi yang mendasari nilai dari produk barang atau jasa yang
persaingan yang seimbang dengan peruasahaan dihasilkan; (2) kompetensi inti merupakan kinerja
lain. Namun, suatu perusahaan akan memiliki yang jauh lebih baik dari pesaing; (3) kompetensi
keunggulan beraing yang sifatnya sementara, bila inti sulit ditiru pesaing.
perusahaan menghasilkan produk/jasa yang Selanjutnya, menurut Barney (1991), untuk
bernilai, jarang, tidak memiliki pembanding, akan menjadikan perusahaan dapat memiliki kompetensi inti,
tetapi masih memiliki barang/jasa perusahaan maka kemampuan tersebut perlu memenuhi 4 (empat)
lain sebagai pengganti. Di sisi lain, perusahaan kriteria berikut: (1) Kemampuan yang bernilai (valuable
dikatakan memiliki persaingan yang capabilities) yaitu kemampuan yang memungkinkan
berkelanjutan manakala perusahaan perusahaan mampu memanfaatkan peluang dan atau
menghasilkan produk/jasa yang memiliki nilai, meminimalkan ancaman lingkungan eksternal
jarang, tidak ada pembanding, dan tidak memiliki perusahaan. (2) Kemampuan yang langka (rare
barang/jasa pengganti dari perusahaan lain. capabilites) yaitu kemampuan yang tidak dimiliki
Mengacu pada pendapat Barney (1991), pesaing, baik saat ini maupun masa depan; (3)
maksud dari karakteristik valuable adalah apakah Kemampuan yang tidak dapat ditiru secara sempurna
produk/jasa memiliki nilai bagi penggunanya. (imperfect imitable capabilities), yaitu kemampuan
Untuk menjadikan suatu produk/jasa memiliki menghasilkan produk barang atau jasa yang tidak
kriteria ‘bernilai’ (valuable), maka tahap yang dapat ditiru pesaing dengan mudah; (4.) Kemampuan
pertama produk/jasa perusahaan harus yang tidak dapat diganti (non-substitutable capabilities) yaitu
mempunyai manfaat inti (core benefit), untuk kemampuan yang sulit disubstitusikan.
tahap berikutnya pasar harus mengubah manfaat Merujuk pada Absah (2008), keempat
inti menjadi produk dasar (basic product). Pada kompetensi yang dikemukakan oleh Barney
tingkat ketiga, produk/jasa yang dihasilkan harus (1991) dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
merupakan produk yang diharapkan (expected kompetensi bernilai (valuable competencies) adalah
product). Perusahaan harus mempersiapkan kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu
produk yang diharapkan, sekelompok atribut dan perusahaan dengan cara mengkaji berbagai
kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika peluang yang ada, serta meminimalisir ancaman-
mereka membeli. Tidak cukup sampai pada tahap ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal
tersebut, untuk menciptakan produk/jasa yang perusahaan. Kompetensi dapat menjadi sumber
bernilai, harus disiapkan pula produk tambahan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
(augmented product) yang melebihi harapan hanya ketika kompetensi tersebut bernilai.
pelanggan. Di negara-negara maju, produk Kompetensi dikatakan bernilai ketika kompetensi
tambahan dilakukan melalui positioning merek. tersebut menyebabkan perusahaan mampu
Upaya terakhir adalah produk potensial (potencial menyusun dan mengiplementasikan strategi-
product), mencermati berbagai kemungkinan strategi yang dapat meningkatkan nilai bagi
transformasi yang dialami sebuah produk atau pelanggan khususnya. Kompetensi yang dimiliki
penawaran di masa depan. Perusahaan harus harus tepat, memiliki fondasi yang kuat serta
mampu mencari cara baru untuk memuaskan tercermin dari seluruh proses bisnis yang
pelanggan dan membedakan penawaran mereka. dijalankan perusahaan. Dengan kata lain,
Bagi perusahaan yang ingin mempertahankan perusahaan harus memiliki kompetensi inti (core
persaingan secara berkelanjutan diperlukan competency) yang selaras dengan bisnis intinya
berbagai upaya untuk mengidentifikasi sumber- (core business). Kompetensi inti merupakan
sumber daya internal yang potensial. Salah komponen pembentuk misi dan budaya
satunya adalah mengidentifikasi kompetensi inti organisasi. Kompetensi inti selayaknya dimiliki
sebagaimana yang dikemukakan oleh Prahalad dan oleh seluruh pegawai perusahaan, serta harus
Hamel (1994). Menurutnya, terdapat 3 (tiga) parameter mampu menciptakan inovasi dan kreasi yang
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbeda dengan perusahaan lainnya.
kompetensi inti, yaitu: (1) apakah kompetensi inti Karakteristik yang kedua, langka (rare),
memberikan akses potensial pada beragam pasar; adalah kompetensi yang dimiliki oleh beberapa
(2) apakah kompetensi inti dapat memberikan pesaing saat ini atau pesaing potensial.
kontribusi yang berarti pada pelanggan; dan (3) Kompetensi perusahaan yang bernilai namun
apakah kompetensi inti yang dimiliki perusahaan dimiliki oleh sebagian besar pesaing potensial,
membuat pesaing mengalami kesulitan untuk tidak dapat menjadi sumber keunggulan bersaing
85

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

yang berkesinambungan. Suatu perusahaan strategis manakala tiap sumberdaya itu dapat
dikatakan memiliki keunggulan bersaing ketika digali secara terpisah untuk
strategi penciptaan nilainya tidak dapat mengimplementasikan strategi-strategi yang
diimplementasikan oleh sebagian besar sama. Pada umumnya nilai strategis dari
perusahaan lain. Dengan demikian, keunggulan kompetensi akan meningkatkan kesulitan untuk
bersaing hanya dpat tercipta hanya pada saat menggantikannya. Suatu kompetensi perusahaan
perusahaan mengembangkan kompetensi yang yang sulit terlihat atau terdekksi maka akan
berbeda dari para pesaingnya. Jika kompetensi semakin sulit bagi perusahaan untuk mencari
yang bernilai dimiliki oleh perusahaan- penggantinya. Dampak yang ditimbulkan adalah
perusahaan lain , dan tiap-tiap perusahaan tantangan bagi para pesaing semakin besar untuk
memiliki kemampuan untuk menggunakannya dapat meniru strategi penciptaan nilai
dengan metode/teknik yang sama, untuk perusahaan.
kemudian mengimplementasikan strategi yang Competitive advantage dan competitive
kurang lebih sama maka dapat dikatakan tidak disadvantage hadir selama beberapa periode
ada satupun perusahaan yang memiliki waktu. Dalam rangka untuk menjelaskan
keunggulan bersaing. competitive advantage, pandangan berbasis sumber
Berikutnya yang ketiga adalah kompetensi daya (RBV) harus memperhatikan evolusi
yang sulit ditiru (Inimitability). Kompetensi yang mengenai sumber daya dan kemampuan yang
bernilai dan langka hanya dapat menjadi sumber membentuk dasar competitive advantage dari
keunggulan bersaing yang berkesinambungan waktu ke waktu. Capability Lifecycle (CLC)
jika perusahaan lain yang tidak memilikinya, membantu menyediakan kerangka kerja teori
tidak dapat memperoleh kompetensi tersebut. berbasis sumber daya yang dinamis untuk
Dalam istilah yang dibangun oleh Lippman and memahami evolusi kemampuan dari waktu ke
Rumelt (1982) dan Barney (1986a), kompetensi ini waktu. Menurut Zahn (1996), keahlian-keahlian inti
dikatakan kompetensi yang sangat sulit ditiru tersebut bersumber dari 3 (tiga) tipe keunikan aset berupa:
(imperfectly imitable). Kompetensi dapat dikatakan (1) keunikan lokasi (sumber daya tidak bergerak); (2)
sulit ditiru karena alasan berikut: (a) Kemampuan keunikan aset fisik (keuntungan teknologi); dan
perusahaan untuk memperoleh kompetensi (3) aset yang diperuntukkan (investasi-investasi khusus).
tergantung pada kondisi historis yang unik. Dari pengamatan Wernerfelt (1984), konsep
Ketika perusahaan berevolusi, mereka mengambil CLC mengalir secara alami dan bahwa produk
keahlian, kemampuan, dan sumberdaya yang dan sumber daya merupakan dua sisi mata uang
unik bagi mereka, mencerminkan alur yang yang sama. Sama seperti produk yang memiliki
dilalui dalam sejarah (Barney, 1995); (b) perkembangan mengikuti pola yang dapat
Hubungan antara kompetensi yang dimiliki oleh dikenali, atau dikenal sebagai siklus hidup
perusahaan dengan keunggulan bersaing yang produk (PLC), begitu juga kemampuan. Seperti
berkesinambungan bersifat ambigu (causally siklus hidup produk (PLC), CLC menjelaskan
ambiguous). Para pesaing tidak mampu tahapan seperti pertumbuhan, kematangan, dan
memahami dengan jelas bagaimana suatu penurunan. Namun demikian terdapat beberapa
perusahaan menggunakan kompetensi intinya elemen kunci yang membedakan antara
sebagai dasar dari keunggulan bersaingnya. kemampuan dan siklus hidup produk.
Akibatnya para pesaing tidak pasti tentang Pandangan berbasis sumber daya meluas
kompetensi yang harus mereka kembangkan tidak hanya berkenaan dengan aset tetapi juga
untuk meniru manfaat dari strategi penciptaan kemampuan organisasi (Henderson dan
nilai perusahaan pesaingnya; (c) kompetensi yang Cockburn, 1994). Sumber daya mengacu pada aset
menghasilkan keunggulan perusahaan memiliki atau input yang dimiliki organisasi untuk
sifat kompleksitas sosial (socially complex), artinya, melakukan produksi (berwujud atau tidak
sering kali kompetensi perusahaan adalah produk berwujud), kontrol. Sedangkan sebuah
dari fenomena sosial yang kompleks. Contoh kemampuan organisasi mengacu pada
kompetensi yang kompleks secara sosial meliputi kemampuan organisasi untuk melakukan
relasi antar pribadi, kepercayaan, dan serangkaian tugas yang terkoordinasi, dengan
persahabatan di antara manajer dan antar manajer memanfaatkan sumber daya organisasi untuk
dengan pegawai serta reputasi perusahaan tujuan mencapai hasil akhir tertentu. Baik
dengan pemasok dan pelanggan (Absah, 2008) sumber daya maupun kemampuan dapat
Karakteristik terakhir adalah kompetensi berkembang dan berubah dari waktu ke waktu.
yang sulit digantikan (Insubstitutability). Konsep kemampuan menyiratkan agar
Kompetensi ini adalah kompetensi yang tidak kinerja suatu kegiatan dapat membentuk sebuah
memiliki kesamaan strategis. Dua sumberdaya kemampuan, maka kemampuan harus melaui
perusahaan dikatakan memiliki kesamaan beberapa tahapan kegiatan rutin. Kemampuan
86

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

terbagi kedalam: 'operasional' atau 'dinamis,' CLC menggambarkan evolusi sebuah


Winter (2000: 983) mendefinisikan kemampuan kemampuan organisasi yang berada dalam tim.
operasional sebagai 'rutinitas tingkat tinggi (atau
kumpulan rutinitas), yang pelaksanaannya C. METODE PENELITIAN
bersama-sama dengan arus input, untuk Metode yang digunakan dalam tulisan ini
memproduksi output yang signifikan. Dalam adalah studi literatur. Studi literatur merupakan
definisi ini, istilah rutin mengacu pada pola survei dan pembahasan literatur pada bidang
aktivitas yang berulang (Nelson dan Winter, 1982: tertentu dari suatu penelitian. Ada beberapa
97). Sebuah operasional umumnya melibatkan metode yang dapat dilakukan untuk
kemampuan melakukan suatu kegiatan, seperti melakukan studi literatur, seperti mengupas,
manufaktur produk tertentu, dengan membandingkan, meringkas, dan
menggunakan sekumpulan rutinitas untuk mengumpulkan suatu literatur. Dengan
melaksanakan dan mengkoordinasikan berbagai pendekatan studi literature, maka akan dilakukan
tugas yang dibutuhkan untuk evaluasi terhadap penelitian sebelumnya dengan
melakukankegiatan. memperhatikan relevansi serta manfaatnya
Sementara itu berdasarkan pendapat Teece et dengan kondisi saat ini. Kaitannya dengan tulisan
al.(1997), kemampuan dinamis tidak secara ini, melalui pendekatan studi literatur akan
langsung mempengaruhi output perusahaan di digambarkan mengenai apa yang telah dipelajari,
mana mereka berada, tetapi secara tidak langsung argumentasi yang spesifik, kaitannya konsep
berkontribusi terhadap output perusahaan pandangan berbasis sumberdaya (RBV) yang
melalui dampak kemampuan operasional. Masih telah dikaji oleh beberapa peneliti sebelumnya.
menurut Teece et al.(1997), kemampuan dinamis Dengan menyoroti argumen tersebut, dapat
tidak melibatkan produksi barang atau ditunjukkan apa yang telah dipelajari di
penyediaan layanan berharga. Sebaliknya, lapangan, dan juga di mana sisi kelemahan, atau
kemampuan dinamis membangun, kesenjangan yang memerlukan studi lebih lanjut,
mengintegrasikan, atau mengkonfigurasi ulang untuk kemudian dibuat suatu kesimpulan.
kemampuan operasional. Zollo dan Winter (2002)
juga mengungkapkan bahwa, seperti kemampuan D. PEMBAHASAN
operasional, kemampuan dinamis terdiri dari 1. Mempertahankan Eksistensi Perusahaan
rutinitas-rutinitas. Kemampuan dinamis pasca- melalui Keunggulan Bersaing
akuisisi terdiri dari serangkaian rutinitas yang Dalam era globalisasi saat ini, tidak mudah
mengintegrasikan sumber daya dan kemampuan bagi perusahaan untuk mempertahankan
perusahaan yang mengalami merger (Zollo, 1998; esksistensinya. Kita jangan memilik anggapan,
Capron dan Mitchell,1998). hanya karena sebuah perusahaan adalah
Konsep kemampuan sebagai suatu rutinitas pemimpin pasar sekarang, maka berarti ia
menyiratkan bahwa agar kinerja suatu kegiatan memiliki keunggulan kompetitif yang
dapat membentuk sebuah kemampuan, maka berkelanjutan. Sekalipun suatu perusahaan
kemampuan harus melalui beberapa tahapan mampu menjadi ‘leader’ di dalam suatu industri,
kegiatan rutin. Setidaknya, dalam rangka untuk namun bila perusahaan tersebut tidak memiliki
memenuhi syarat kemampuan, maka bekerja keunggulan bersaing, dapat dipastikan
harus dalam cara yang dapat diandalkan. perusahaan tersebut tidak akan mampu
Sekalipun kemampuan mungkin telah mencapai mempertahankan esksistensinya dalam jangka
tingkat keandalan, tidak berarti kemampuan panjang. Suatu perusahaan dikatakan memiliki
telah mencapai fungsionalitas tingkat tertinggi. keunggulan bersaing manakala perusahaan
Organisasi mungkin berbeda dalam efisiensi atau tersebut mempunyai sesuatu yang unik yang
efektivitas dalam hal kemampuan tertentu. Untuk tidak dimiliki pesaing. Keunggulan bersaing
mengatakan bahwa organisasi memiliki perusahaan pun dapat dimiliki bila perusahaan
kemampuan yang berarti, hanya jika telah mampu melakukan sesuatu lebih baik dari
mencapai tingkat minimum fungsionalitas dan perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu
mencapai kinerja yang dapat diandalkan dari yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan
suatu kegiatan. Kemampuan, baik operasional lain.
atau dinamis, meliputi dua macam rutinitas yaitu: Untuk tetap dapat eksis, sebuah perusahaan
untuk melakukan tugas individu dan harus membuat tujuan yang jelas, strategi dan
mengkoordinasikan tugas individu. Kebutuhan operasi untuk mempertahankan keunggulan
untuk mengkoordinasikan tugas menyiratkan kompetitif. Budaya perusahaan dan nilai-nilai
bahwa kemampuan melibatkan upaya dari karyawan harus sejalan dengan tujuan-tujuan
terkoordinasi oleh individu-tim. Oleh karena itu, tersebut. Untuk melakukan semua hal dengan
baik, tidaklah mudah, maka dengan itu beberapa
87

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

perusahaan mencoba untuk menciptakan (memperpendek siklus hidup produk); (e) Proses
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. inovasi menyebabkan waktu produksi lebih
Menurut Porter (1985), terdapat tiga cara utama pendek dan dapat mempercepat pengembangan
perusahaan mencapai keuntungan yang produk baru dibandingkan dengan pesaing.
berkelanjutan. Tiga cara tersebut adalah:
kepemimpinan biaya (cost leadership), diferensiasi 2.Analisis Terhadap Konsep Capability Lifecycle
(differentiation), dan focus (focus). (CLC)
Strategi pertama, kepemimpinan biaya CLC meliputi beberapa tahap di dalam
artinya memberikan nilai wajar dengan harga organisasi baru, yaitu dimulai dari tahap pendiri
lebih rendah. Perusahaan melakukan hal ini (Founding Stage), yang dijadikan dasar untuk
dengan terus memperbaiki efisiensi operasional. perkembangan kemampuan selanjutnya. Sebuah
Dalam kondisi tersebut, perusahaan harus tahap pengembangan (Development Stage)
menekan biaya para pekerja. Beberapa mengikuti tahap awal yang ditandai oleh
perusahaan memberi bentuk kompensasi dengan pengembangan kemampuan secara bertahap.
menawarkan manfaat tak berwujud seperti opsi Akhirnya, pengembangan kemampuan berhenti
saham, manfaat atau peluang promosi. Sementara dan kemampuan mencapai tahap kedewasaan
itu perusahaan lainnya memanfaatkan kelebihan (Maturity Stage).
tenaga kerja tidak terampil. Walmart adalah Setelah kemampuan mencapai tahap
contoh perusahaan yang baik dalam kedewasaan, atau bahkan sebelum itu, berbagai
kepemimpinan biayanya. Strategi kedua, kejadian dapat mempengaruhi kemampuan
diferensiasi artinya memberikan manfaat yang evolusi masa depan. Selanjutnya kemampuan
lebih baik dibandingkan dengan yang lain. mungkin bercabang menjadi salah satu dari
Sebuah perusahaan dapat mencapai diferensiasi sedikitnya tambahan enam tahapan CLC:
dengan menyediakan produk yang unik atau pensiun/kematian (retirement), penghematan
berkualitas tinggi. Sebuah perusahaan dengan (retrenchment), pembaharuan (renewal), replikasi
strategi diferensiasi dapat menetapkan harga (replication), pemindahan (redeployment), dan
premium. Dengan demikian perusahaan biasanya rekombinasi (recombination). Keenam tahap
memiliki margin keuntungan yang lebih tinggi. tersebut dapat saling mengikuti satu sama lain
Perusahaan biasanya mencapai diferensiasi dari waktu ke waktu. Beberapa tahap
dengan inovasi, kualitas, atau layanan pelanggan. percabangan juga dapat terjadi secara simultan.
Melalui inovasi, suatu kebutuhan yang sama Namun yang penting, di setiap cabang CLC,
dipenuhi dengan cara yang baru. Strategi yang sejarah pendahulunya dalam bentuk evolusi
terakhir adalah fokus. Melalui strategi ini, suatu kemampuan sebelum percabangan
perusahaan mampu memahami dan melayanani mempengaruhi evolusi kemampuan berikutnya.
target pasar (yang spesifik) lebih baik dari yang
lain. a. Tahap Pendiri (The Founding Stage)
Sementara itu menurut pendapat Tushman & Suatu CLC dimulai dengan tahap pendiri.
Nadler (Hana, 2013), organisasi dapat Dalam contoh ini, tahap mendirikan dimulai
memperoleh keunggulan kompetitif hanya ketika sekelompok individu menetapkan sebuah
dengan mengelola secara efektif untuk hari ini tujuan yang membutuhkan atau yang melibatkan
sekaligus menciptakan inovasi untuk besok. Lebih penciptaan suatu kemampuan. Tahap pendiri
lanjut menurutnya bahwa masalah manajerial memiliki dua persyaratan umum: (1) kelompok
tidak ada yang lebih mendesak selain dari atau tim yang terorganisir, memiliki beberapa
manajemen inovasi berkelanjutan. Berdasarkan jenis kepemimpinan dan kemampuan, serta aksi
pendapat tersebut, nampak bahwa inovasi bersama; (2) pusat tujuan, pencapaian yang
merupakan hal yang mendasar dan sangat memerlukan penciptaan kemampuan baru.
penting untuk mempertahankan keunggulan Tim yang baru dibentuk dimulai dengan satu
bersaing yang berkelanjutan. Menurut Tidd et al. set hibah (Levinthal dan Myatt, 1994). Sebagai
(Hana, 2013) inovasi memberikan kontribusi contoh, masing-masing dari individu-individu
untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam dalam tim telah memiliki human capital
beberapa aspek. Karakteristik yang paling penting (pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman),
dari inovasi meliputi: (a). Sebuah hubungan yang social capital (ikatan sosial dalam dan di luar tim),
kuat antara kinerja pasar dan produk baru; (b) dan kognisi (Adner dan Helfat, 2003). Selain itu,
Produk baru membantu menjaga pangsa pasar sebagai suatu kelompok, orang-orang ini
dan meningkatkan profitabilitas; (c) Pertumbuhan mungkin memiliki tim human capital yang khusus
juga dengan cara faktor non-harga (desain, jika mereka telah bekerja bersama sebelumnya
kualitas, individualisasi, dll); (d) Kemampuan dalam kelompok yang lain (Bainbridge, 2002).
untuk menggantikan produk usang Anggota tim mungkin memiliki kemampuan atau
88

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

mereka mungkin berinteraksi dalam cara-cara adanya pengalaman konkrit, wacana kolaboratif,
yang mengurangi fungsi tim. serta interpretasi. Lebih lanjut, menurut
Akhirnya, tim baru membutuhkan input dan paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih
sumber daya lain selain orang-orang dari anggota mengutamakan penyelesaian masalah,
tim untuk membangun kemampuan. Untuk tim mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan
baru tanpa sejarah sebelumnya, bagaimanapun, algoritma ketimbang menghafal prosedur dan
akses untuk mendapatkan sumber daya seperti menggunakannya untuk memperoleh satu
pembiayaan atau teknologi baru mungkin jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh
tergantung pada kemampuan anggota tim aktivitas eksperimentasi, pertanyaan-pertanyaan,
individu untuk memperoleh sumber daya investigasi, hipotesis, dan model-model yang
tersebut (Burton, Sorensen, dan Beckman, 2002). dibangkitkan oleh siswa sendiri.
Dengan demikian, social capital dan hubungan Belajar adalah kegiatan aktif bagi siapapun
eksternal yang dibawa masing-masing oleh untuk membangun pengetahuannya. Demikian
anggota tim mungkin merupakan kontribusi pula halnya di dalam sebuah perusahaan, proses
penting dari pendiri tim. belajar harus dilakukan oleh setiap karyawan.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas proses
b. Tahap Pengembangan (The development belajar dan hasil belajarnya diantaranya melalui
stage) penalaran, pengalaman yang diintegrasikan
Tahap pengembangan dimulai setelah tim dengan apa yang telah dipahami. Menurut
menyelenggarakan sendiri tujuan untuk Santyasa (2007), belajar merupakan proses
mengembangkan kemampuan tertentu. Selama negosiasi makna berdasarkan pengertian yang
tahap ini, kemampuan berkembang melalui dibangun secara personal. Belajar bermakna
pencarian oleh tim untuk pengembangan terjadi melalui refleksi, resolusi konflik kognitif,
kemampuan, dikombinasikan dengan akumulasi dialog, penelitian, pengujian hipotesis,
pengalaman sepanjang waktu. Alternatif pengambilan keputusan, yang semuanya
mungkin berbeda dalam jenis masukan, sifat ditujukan untuk memperbaharui tingkat
tugas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pemikiran individu sehingga menjadi semakin
tersebut, jenis-jenis koordinasi yang diperlukan sempurna.
antara berbagai tugas, dan skala output atau Di beberapa titik pengembangan kemampuan
kegiatan. Beberapa alternatif mungkin melibatkan berhenti dan kemampuan memasuki tahap
rutinitas dan kemampuan dan alternatif lainnya kematangan dari CLC. Pengembangan
mungkin melibatkan proses baru. kemampuan mungkin berakhir hanya karena
Sebagian besar penelitian tentang kemampuan memiliki batas. Pengembangan
kemampuan pembelajaran organisasi telah kemampuan tim dapat berhenti pada beberapa
difokuskan pada learning-by doing. Perbaikan tingkat ketrampilan yang dianggap cukup baik
fungsi dari kemampuan berasal dari faktor yang oleh tim (Winter, 2000). Tim pemimpin dapat
mencakup learning-by doing sebagai anggota tim membuat keputusan akhir untuk menghentikan
individu, seluruh upaya pada proses perbaikan pengembangan kemampuan.
dan pemecahan masalah, serta investasi dari Heterogenitas yang telah dipaparkan,
waktu ke waktu. Selain itu, pengembangan mencerminkan kuatnya proses jalur
kemampuan baru dapat dilanjutkan melalui pengembangan dari evolusi kemampuan.
proses interaktif, sebagai tim mencerminkan apa Pengembangan kemampuan tergantung pada
yang telah dipelajari dari pencobaan (Winter, pengalaman sebelumnya yang dibawa oleh tim,
2000; Edmondson, Bohmer, dan Pisano, 2001). pada jalur awal yang dipilih, pada keberhasilan
Bagaimanapun penelitian empiris relatif sedikit, alternatif awal, pada alternatif baru yang muncul
telah mengkonfirmasi atau membantah berdasarkan jalur pengembangan terdahulu, dan
banyaknya teori pembelajaran organisasi, (Huber, pada pilihan yang dibuat dalam sekumpulan
1991 dan Nelson dan Winter, 2002). Kaitannya alternatif terbatas. Akibatnya, pola spesifik CLC
dengan teori pembelajaran, terdapat sebuah dalam melalui tahap pengembangan, seperti
paradigma yang berlaku yaitu paradigma lamanya waktu sebelum dewasa dan hingga
konstruktivistik. Menurut paradigma tingkat pengembangan kemampuan tercapai,
konstruktivistik, ilmu pengetahuan bersifat akan berbeda dari tim ke tim.
sementara terkait dengan perkembangan secara
sosial maupun kultural, sehingga pada umumnya c. Tahap Kedewasaan (The Maturity Stage)
memiliki sifat yang subyektif. Belajar menurut Tahap kematangan memerlukan
pandangan tersebut merupakan proses pemeliharaan kemampuan melalui latihan
pengaturan diri dalam menyelesaikan konflik kemampuan. Jika latihan dilakukan secara
kognitif yang pada umumnya disebabkan karena teratur, kemampuan menjadi lebih mendalam
89

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

tertanam dalam struktur organisasi. Rutinitas bisa bahkan ketika tidak ada perubahan yang terjadi
menjadi kebiasaan. Seiring waktu, kemampuan di lingkungan eksternal.
tim untuk mengingat jalur pengembangan Beberapa efek seleksi dapat memperkuat
mungkin pudar dan kemampuan bisa menjadi kemampuan saat ini di sepanjang siklus hidup.
lebih dipahami. Sebagai contoh, peningkatan permintaan pada
Bukti dari kurva pengalaman menunjukkan tahap pengembangan siklus hidup memberikan
bahwa dalam kondisi produksi yang terus perangsang lebih lanjut bagi organisasi untuk
menerus, tidak ada penurunan produktivitas terus mengembangkan kemampuan tertentu
(Thompson, 2002). Namun, penghentian dalam untuk memenuhi permintaan tersebut. Efek lain
produksi, menyebabkan penurunan produktivitas pilihan, bagaimanapun, dapat menggerser
(Thompson, 2002). Dengan implikasinya, lintasan dari CLC, sebagaimana yang akan
seberapa baik kemampuan dipertahankan dijelaskan berikut ini.
tergantung pada seberapa sering dan seberapa Dengan menggunakan kurva yang sama,
konsisten tim melakukan latihan kemampuan. gambar 1 memperlihatkan pula enam cabang
CLC. Cabang mewakili serangkaian jalur
d. Percabangan Siklus Hidup Kemampuan potensial yang umum, pilihan yang tergantung
Gambar 1 menggambarkan bentuk umum pada bagian kemampuan tertentu dan tahap
CLC mulai dari awal sebagai pendiri sampai pembangunannya. Cabang-cabang siklus
dewasa. Sumbu horisontal merupakan jumlah kemampuan meliputi: pensiun (retirement),
kumulatif kegiatan ke arah kemampuan yang penghematan (retrenchment), pembaharuan
diarahkan, sedangkan sumbu vertikal (renewal), replikasi (replication), pemindahan
menggambarkan 'tingkat' kemampuan per unit (redeployment), dan rekombinasi (recombination).
kegiatan. Tingkat kemampuan pada sumbu
vertikal mencerminkan ketrampilan tim secara
Level of capability per unit of
keseluruhan, dalam melaksanakan kegiatan active
tertentu. Suatu kemampuan dapat ditandai di ty
Renewal/Redeploy
beberapa dimensi ketrampilan. ment/recombination
Untuk tahap pendiri dan pengembangan,
sifat siklus kemampuan sulit untuk menentukan
titik transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya Founding
secara tepat. Tahap pendiri bisa terjadi hanya Developmen
pada titik awal grafik atau bisa menempati bagian t

pertama dari grafik. Dengan demikian, Gambar 1


Cumulative amount of
tidak menggambarkan titik transisi yang tepat activity
antara pendiri dan pembangunan. Gambar ini
Maturity
juga menggambarkan tahap dewasa sebagai garis Retrenchment
lurus, konsisten dengan tingkat pemeliharaan
kemampuan pada tingkat kinerja tugas yang
Retirement
sama sepanjang waktu.
Percabangan kemampuan terjadi ketika faktor
eksternal kemampuan memiliki dampak yang Gambar 1.
cukup kuat untuk mengubah perkembangan Siklus Hidup Kemampuan (Helfat & Peteraf, 2003)
kemampuan saat ini. Faktor-faktor ini mungkin
berasal dari dalam atau luar organisasi dimana Cabang-cabang CLC mencerminkan dampak
kemampuan berada, masing-masing disebut dari dua macam pilihan yaitu: orang yang
pemilihan 'internal' dan 'eksternal' lingkungan. mengancam untuk membuat sebuah kemampuan
Faktor-faktor penting dalam seleksi lingkungan usang, dan orang-orang yang memberikan
internal termasuk keputusan manajerial. Faktor- peluang baru bagi pertumbuhan kemampuan
faktor dalam pemilihan lingkungan eksternal atau perubahan. Semua enam cabang CLC dapat
termasuk perubahan dalam permintaan, ilmu dan menjadi ancaman terhadap kemampuan. Namun,
teknologi, ketersediaan bahan baku, dan peluang baru, umumnya tidak mencakup
kebijakan pemerintah. Berbeda dengan efek retirement atau retrenchment dari suatu
pilihan eksternal, efek pilihan internal terutama kemampuan. Selain itu, cabang replication dan
berasal dari dalam organisasi. Sebagai contoh, redeployment (dan sering recombination) melibatkan
para manajer dapat melihat kesempatan untuk pengalihan kemampuan untuk pasar yang
diversifikasi ke pasar yang lain, organisasi akan berbeda. Perusahaan tidak akan mentransfer
menjadi lebih efisien dari waktu ke waktu, kemampuan ke pasar lain kecuali jika dihadapkan
dengan peluang-peluang baru atau ancaman,

90

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

mengingat setiap proses transfer membutuhkan Sehubungan dengan upaya perusahaan yang
biaya. ingin mempertahankan keunggulan bersaing
Beberapa situasi yang ekstrim dapat yang berkelanjutan, sebagaimana yang telah
memaksa perusahaan untuk memberhentikan dipaparkan sebelumnya maka suatu perusahaan
kemampuan sepenuhnya, yang berarti bahwa harus memiliki kemampuan dinamis. Melalui
kemampuan perusahaan mati. Sebagai alternatif kemampuan dinamis, keunggulan kompetitif
dalam posisi retrenchment atau retirement baru diharapkan mampu memenuhi perubahan
kemampuan, perusahaan mungkin mencoba kebutuhan pasar secara tepat waktu. Untuk
untuk memperbaiki atau memperbaharui selanjutnya akan dijelaskan mengenai apa yang
kemampuan dalam beberapa cara. Winter (2000) dimaksud dengan kemampuan dinamis dan
mencatat bahwa krisis dapat meningkatkan bagaimana perannya dalam membangun dan
aspirasi dan memotivasi organisasi untuk mempertahankan competitive advantage suatu
meningkatkan tingkat kemampuan. perusahaan.
Dalam beberapa situasi, perusahaan juga bisa Menurut Wu, (2009): ‘kemampuan dinamis
menanggapi ancaman terhadap kemampuan di merupakan pendekatan yang terintegrasi untuk
satu pasar dengan memindahkan kemampuan memahami sumber-sumber daya baru dari
tersebut ke pasar lain. Transfer kemampuan competitive advantage di bawah kondisi lingkungan
tidaklah ekonomis kecuali manfaat transfer dinamis’. Sedangkan menurut Cepeda & Vera
melebihi biaya. Dalam kondisi tersebut, (2007): ‘Kemampuan dinamis merupakan
kemampuan mungkin bercabang jadi replikasi pembentukan ketrampilan dan aktivitas rutin
atau redeployment. Kembali ke contoh yang dibutuhkan untuk menjadi unggul’.
pembatasan produksi bahan kimia, para manajer Sementara itu, Teece et al. (1997: 516)
perusahaan mungkin dapat mentransfer mendefinisikan kemampuan dinamis sebagai
kemampuan ke negara yang berbeda dengan ‘kemampuan perusahaan untuk meng-
aturan pemerintah yang berbeda. Sama halnya integrasikan, membangun, dan mengkonfigurasi
seperti replikasi kemampuan yang perlu ulang kompetensi internal dan eksternal untuk
mereproduksi kemampuan yang sama di pasar mengatasi lingkungan yang cepat berubah’. Dari
geografis lain (Winter & Szulanski, 2001). beberapa pendapat tersebut dapat penulis
Sejauh ini, analisis difokuskan pada ancaman simpulkan bahwa kemampuan dinamis
kemampuan. Selain itu, peluang baru mungkin merupakan suatu pendekatan untuk membangun
timbul. Banyak cabang pada Gambar 1 kemampuan yang dibutuhkan berdasarkan
memberikan pilihan bagi perusahaan untuk sumber daya yang dimiliki untuk menjadi
merespon peluang. Sebagai gambaran/contoh kompetitif di bawah lingkungan yang dinamis.
dari kondisi tersebut, pada pertengahan tahun Merujuk pada pendapat Henderson dan
1800 terdapat redeployment, dari para penangkap Cockburn (1994), RBV tidak hanya berkenaan
ikan paus menjadi tim penambang emas sebagai dengan aset organisasi, tetapi juga kemampuan.
tanggapan terhadap peluang pasar. Perubahan ini Sumber daya mengacu pada aset atau input yang
dieksploitasi oleh kemampuan organisasi dalam dimiliki organisasi untuk melakukan produksi,
membentuk tim serbaguna ke suatu daerah secara sedangkan kemampuan organisasi mengacu pada
cepat (Goranson, 1999). Peluang baru bagi kemampuan organisasi untuk melakukan
perusahaan muncul dari faktor eksternal. serangkaian tugas yang terkoordinasi, dengan
Kesempatan lain untuk percabangan kemampuan memanfaatkan sumber daya organisasi untuk
dapat berasal dari faktor internal. tujuan mencapai hasil akhir tertentu.
Bahkan perusahaan dapat memilih Berdasarkan pendapat Teece, Pisano and
mereplikasi atau memindahkan atau bergabung Shuen (1997), ada keterkaitan antara RBV dengan
kembali dengan kemampuan yang ada di pasar DC, namun demikian keduanya tetap berbeda.
lain jika hal tersebut akan meningkatkan DC merupakan bagian dari keseluruhan
pendapatan dari investasi sebelumnya dalam organisasi yang berbasis pada sumber daya. Bagi
mengembangkan kemampuan. Wal-Mart, perusahaan yang berbasis sumber daya, sumber-
misalnya, telah memperoleh keuntungan tinggi sumber daya dan kemampuan organisasi dapat
secara konsisten dengan ekspansi yang sistematis menjadi sumber untuk mencapai keunggulan
ke pasar geografis baru berdasarkan strategi bersaing. Untuk mampu bersaing, sebagaimana
kemampuan dan replikasi sumberdaya. yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan
harus memilki sumber daya yang memenuhi
3. Kemampuan Dinamis (Dynamic kriteria VRIN (Amit and Schoemaker, 1993,
Capabilities/DC) Keterkaitannya Dengan Barney, 1991; Combe and Greenley, 2004).
RBV Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,
dalam RBV, perusahaan berusaha mencapai
91

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

competitive advantage melalui penggunaan


Dynamic
sejumlah sumber daya kemampuan yang dimiliki. Capabilities
Dengan kata lain, fokus dari RBV ini adalah Building
terhadap sumber daya atau asset spesifik untuk
menciptakan kekayaan perusahaan. Sementara itu Managing Threats/
Opportunity Sensing Opportunity
dilain pihak, DC dirancang untuk menciptakan Transformation
Seizing
kekayaan perusahaan di bawah cepatnya
perubahan lingkungan teknologi dengan tujuan Gambar 2.
untuk meraih keunggulan bersaing secara Kerangka Kemampuan Dinamis (David J. Teece, 2007)
berkelanjutan. DC merujuk pada kemampuan
perusahaan untuk menciptakan perubahan Kapasitas merasakan adanya kesempatan
melalui proses integration, building, and (opportunity sensing): melibatkan scanning,
reconfiguration dari suatu kompetensi untuk pembelajaran, eksplorasi, dan mengkalibrasi
beradaptasi dengan perubahan lingkungan. teknologi serta peluang dan ancaman pasar.
Dalam hal ini DC menekankan pada dua Penginderaan/naluri diperlukan terutama ketika
aspek yaitu dynamic’ dan ‘capabilities’. Yang kondisi pasar sulit diprediksi. Peluang atau
pertama, aspek 'dinamis' mengacu pada ancaman baru dapat dirasakan melalui penelitian
kapasitas perusahaan untuk memperbaharui dan kegiatan lain. Informasi yang dikumpulkan
kompetensi seperti misalnya dalam hal inovasi. dari kegiatan tersebut dapat menciptakan
Sementara itu yang kedua, aspek 'kemampuan' pengetahuan baru sehingga mungkin akan
mengacu pada kemampuan perusahaan untuk terbuka peluang baru. Ada banyak cara untuk
menciptakan perubahan melalui proses integrasi, merasakan peluang dan ancaman, diantaranya
pengembangan, dan rekonfigurasi dari melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
kompetensi agar sesuai dengan perubahan (R & D), pesaing, pelanggan, dan/atau pemasok '
lingkungan. Dalam rangka untuk menghadapi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan.
perubahan lingkungan yang cepat, perusahaan Sebagai contoh, perusahaan Garuda Indonesia
harus mampu membangun DC (Kylaheiko, & (GI) menerapkan opportunity sensing, dengan
Sandstrom, 2007). Kemampuan dibangun dari pengenalan konsep Garuda Indonesia Experience.
sumber daya, namun demikian dengan sumber Perusahaan (GI) menciptakan ciri khas yang
daya yang dimiliki tersebut tidak dapat serta membanggakan, sekaligus meningkatkan citra
merta dapat meningkatkan kemampuan Indonesia di dunia internasional. Konsep Garuda
perusahaan. Hal tersebut karena sumber daya Indonesia Experience didasarkan pada
dan kemampuan dinamis perusahaan selalu pancaindra atau “5 senses” (sight, sound, scent,
berubah. taste, dan touch) dan mencakup 24 “customer
Hal lainnya yang sangat penting bagi DC touch points”; mulai dari pelayanan pre-journey,
adalah kemampuan manajemen untuk mengelola pre-flight, in-flight, post-flight dan post-journey. Di
aset berdasarkan (teknologi) dan identifikasi samping melibatkan pancaindra, konsep Garuda
peluang (pasar) (Teece, 2007). Perusahaan yang Indonesia Experience juga memiliki nilai-nilai
berbeda memiliki DC berbeda karena lingkungan dasar sebagai berikut: tepat waktu dan aman
dan strategis perubahan yang berbeda (Zollo, & (tentang produk), cepat dan tepat (tentang
Winter, 2002). Kinerja DC diukur berdasarkan proses), bersih dan nyaman (tentang bangunan)
technical fitness dan evolutionary fitness (Helfat, serta andal, profesional, kompeten dan siap
2007). Technical fitness untuk mengukur seberapa membantu (tentang staf). Adanya konsep tersebut
baik kemampuan melakukan fungsinya, berdampak pada penerimaan yang baik dari para
sementara itu evolusi fitness adalah untuk pelanggan Garuda Indonesia.
mengukur seberapa baik kemampuan bisa Selanjutnya, kapasitas merebut kesempatan
membuat perusahaan dapat bertahan hidup. (opportunity seizing): terjadi setelah teknologi atau
Menurut Teece (2007), kerangka kerja DC peluang pasar dirasakan dan diidentifikasi.
dirancang dalam tiga kapasitas yaitu Perebutan melibatkan pengambilan keputusan
penginderaan (sensing), merebut (seizing), dan terutama ketika pasar yang dituju masih tidak
mengelola ancaman (managing threats) atau begitu jelas. Perusahaan harus merebut peluang,
transformasi (transformation). Gambar berikut yang berarti memecahkan masalah pelanggan.
menunjukkan kerangka yang diusulkan oleh Ketika permasalahan semakin jelas, perusahaan
Teece (2007). harus siap untuk memberikan komitmen penuh,
kaitannya dengan sumber daya, dengan cara
menggunakan teknologi yang paling mungkin
diterima oleh pasar. Merebut peluang tertentu

92

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

dapat dilakukan melalui pembentukan komitmen memiliki daya dukung yang lebih kuat,
dan loyalitas pelanggan. menciptakan nilai dan penghasilan finansial yang
Kaitannya dengan loyalitas pelanggan, lebih besar serta berpeluang lebih besar menjadi
mnerut pendapat Brown (Hurriyati, 2005: 130) perusahaan bertaraf kelas dunia. Melalui proses
mengungkapkan bahwa loyalitas pelanggan tidak penyelarasan aset perusahaan dan struktur
bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang dengan perubahan lingkungan diantaranya
oleh perusahaan, adapun tahap-tahap adalah menciptakan kelangsungan pertumbuhan
perancangan loyalitas tersebut adalah: (1) Define keuntungan. Kemampuan dinamis memiliki
Customer Value. Dalam tahap mendefinisikan banyak bentuk yang multi-dimensi dan untuk
pelanggan, termasuk di dalamnya adalah digunakan dalam berbagai konteks, dan beberapa
melakukan identifikasi segmen dan nilai kapasitas akan lebih kritis dari yang lain (
pelanggan sasaran. Melalui tahap ini diferensiasi Ellonen, Wikstrom, & Jantunen, 2009). Tiga
merek harus diciptakan; (2) kapasitas tidak selalu harus ada bersama-sama
Design The Branded Customer Experience. Tahap ini dan digunakan dalam urutan logis, hal tersebut
merupakan upaya merancang strategi secara tergantung pada konteks.
keseluruhan serta untuk mengembangkan Dari pemaparan di atas, penulis melihat
pemahaman dan merealisasikan costumer bahwa ada keterkaitan antara konsep DC dangan
experience. Di dalam internal perusahaan, perlu siklus hidup kemampuan suatu perusahaan
dilakukan upaya untuk merancang perilaku (CLC). Konsep DC hadir untuk menjelaskan
karyawan untuk merealisasikan brand promise; (3) bagaimana perusahaan dapat mempertahankan
Equip People and deliver Consistenly. Pada tahap keunggulan kompetitif di bawah ketidakpastian
ketiga ini, harus ada penguatan kinerja lingkungan. Hal yang serba tidak pasti tersebut
perusahaan, diantaranya melalui pengukuran dan dapat mengakibatkan keunggulan kompetitif
tindakan kepemimpinan. Pemimpin perusahaan perusahaan menjadi semakin pendek dan sulit
diantaranya harus mampu menjalankan dan untuk berkelanjutan (Biedenbach & Soderholm,
memberikan pengalaman kepada pelanggan. 2008).
Tidak hanya peran pemimpin, namun seluruh Suatu perusahaan akan selalu berhadapan
karyawan harus dibekali dengan pengetahuan dengan kondisi lingkungan yang tidak pasti serta
dan keahlian untuk mengembangkan dan dinamika pasar. Menghadapi kondisi tersebut
memberikan pengalaman kepada pelanggan peran kemampuan dinamis sangat besar karena
dalam setiap interaksi. (4) Sustain and enhance memiliki kemampuan untuk memodifikasi
performance. Melalui tahap ini, upaya memelihara sumber daya yang ada dan rutinitas operasional
pelanggan secara berkesinambungan dilakukan dari waktu ke waktu. Hal tersebut sebagaimana
melalui respon timbal balik antara pelanggan dan dikatakan oleh Zahra, Sapienza dan Davidsson
karyawan perusahaan. Hal lain, yaitu dengan (2006), bahwa kebutuhan untuk pembaharuan
membentuk kerja sama antara sistem HRD sumber daya dan rutinitas tidak menutup
( Human Resource develoment ) dengan proses kemungkinan berasal dari perubahan kondisi
bisnis yang terlibat langsung dalam memberikan organisasi dan dari perubahan kondisi
dan menciptakan pengalaman pelanggan. lingkungan. Dalam lingkungan cukup dinamis,
Sementara itu, yang penting untuk dilakukan menurut Eisenhardt dan Martin (2000),
adalah secara terus menerus mengembangkan kemampuan dinamis mengambil bentuk yang
dan mengkomunikasikan hasil untuk relatif stabil, dapat diprediksi dan analitik, serta
menanamkan Branded Costumer Experience yang sangat bergantung pada pengetahuan yang ada
telah dijalankan perusahaan. dalam memungkinkan rekonfigurasi sumber daya
Mengelola ancaman atau transformasi dan rutinitas.
kapasitas (managing threats/ transformations): hal Menarik untuk dikaji, untuk menghadapi
ini melibatkan rekombinasi dan rekonfigurasi aset dinamika pasar, tidak hanya kamampuan
teknologi perusahaan dan struktur organisasi dinamik yang dibutuhkan perusahaan akan tetapi
berdasarkan teknologi dan peluang pasar yang juga peran manajemen pengetahuan (knowledge
telah diidentifikasi dan dipilih. Perusahaan yang management). Mengacu pada pendapat Gold,
melakukan transformasi bisnis secara Malhotra dan Segars, (2001), manajemen
fundamental, utuh dan berkesinambungan pengetahuan dapat dianggap sebagai
memperoleh banyak manfaat, antara lain: kemampuan utama yang berkontribusi pada
perusahaan dapat memfokuskan diri kepada rekonfigurasi sumber daya dan rutinitas
bidang bisnis yang lebih operasional, karena pengetahuan adalah sumber
menjanjikan (business repositioning), menciptakan daya dalam dirinya sendiri dan karena
daya tahan dan daya saing yang lebih besar, operasional rutinitas akan berasal dari
meningkatkan kemampuan organisasi agar dapat pengetahuan yang berada dalam disiplin
93

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

fungsional seperti pemasaran, sumber daya Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 1, Nomor 3,
manusia dan sistem informasi (Esterby, Isabel, September.
2008). Lebih lanjut, masih dalam Esterby & Isabel
Barreto I. 2011. Dynamic Capabilities: A Review of
(2008), Pan dan Scarbrough (1999), Lee dan Choi
Past Research and an Agenda for The Future.
(2003) dan Chuang (2004) menyatakan bahwa
Journal of Management, p. 36: 256.
untuk memiliki pengetahuan maka diperlukan
manajemen pengetahuan yang mencakup Esterby, Mark – Smith, Isabel M. Rieto. 2003.
kombinasi yang tepat dari hubungan sosial, Dynamic Capabilities and Knowledge
praktek-praktek manajerial dan alat-alat teknis, Management: an Interogrative Role for Learning.
sehingga perusahaan dalam prakteknya mampu British Journal of Management. Vol. 19. Issue
mengembangkan dan menggunakan jenis 3. P. 235-249
pengetahuan.
Foss, NJ, Ishikawa I,. 2006. Towards a Dynamic
Resource Based View: Insight from Austrian
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Capital and Entrepreneurship Theory. SMG WP.
Pandangan berbasis sumber daya (RBV) yang
No. 6.
dinamis merupakan sumber daya dan
kemampuan yang dapat bertahan sepanjang Helfat CE, Peteraf MA,. 2003. The Dynamic
waktu. RBV yang dinamis mencakup pemahaman Resource-Based View: Capability Lifecycle.
tentang evolusi sumber daya dan kemampuan Strategic Management Journal. DOI:
sebagai salah satu komponen yang utama. 10.1002/smj.332.
Dengan RBV, suatu perusahaan mampu
Hana, Urbancová. 2013. Competitive Advantage
mengidentifikasi sumber daya (tangible dan
Achievement through Innovation and Knowledge.
intangible) yang dimiliki, dan menentukan
Journal of Competitiveness Vol. 5, Issue 1,
kemampuannya agar memiliki competitive
pp. 82-96.
advantage yang berkelanjutan dibandingkan
dengan para pesaing. Dengan kata lain, Hurriyati,Ratih.
perusahaan yang mampu mempertahankan 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.
Competitive advantage berarti perusahaan memilki Cetakan pertama. Bandung: Alfabeta.
kemampuan yang berada di atas rata-rata kinerja Jong CW, Dynamic Equilibrium Process and
pesaing. Dynamic Resource Based View: Austrian
Kaitannya dengan RBV, Capability Lifecycle Approach. Department of Agricultural &
(CLC) dapat memberikan kerangka kerja dasar Applied Economics, University of Missouri,
bagi pandangan berbasis sumber daya yang Columbia.
dinamis. CLC mengidentifikasi tiga tahapan yang
dimulai dari tahap pendiri, pengembangan, dan Kor YY, Mahoney JT. 2004. Contributios to the RBV
kematangan, diikuti dengan kemungkinan of Strategic Management. Journal of
tambahan percabangan menjadi enam tahap. Management Studies, Vol. 41, No. 1, hal 183-
Cabang dari transformasi kemampuan, 191.
mencerminkan realitas bahwa CLC dapat Kraaijenbrink J, Spender JC, Aard JG. 2010. The
mengembangkan perusahaan dan industri Resource Based View and Assesment Critiques.
darimana mereka berasal, dan di luar produk- Journal of Management. Vol. 36, No. 1, hal
produk yang pada awalnya mereka tetapkan. 349-372.
Adapun kemampuan dinamis an manajemen
pengetahuan, keduanya memiliki peran yang Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model
besar dalam mempertahankan keuanggulan Pembelajaran Inovatif. Makalah disajikan dalam
bersaing dan kinerja perusahaan yang pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas
berkelanjutan, karena mampu membentuk di Nusa Penida.
ketrampilan dan aktivitas rutin yang dibutuhkan Teece DJ, Pisano G, Amy Shuen. 1997. Dynamic
untuk menjadi unggul. Melalui kemampuan Capabilities and Strategic Management. Strategic
dinamik, perusahaan dapat mengatasi perubahan Management Journal, Vol. 18, No. 7, hal 509-
lingkungan yang sangat cepat dengan cara 533.
mengintegrasikan, membangun, dan
mengkonfigurasi ulang kompetensi internal dan Tidd, J., J. Bessant and K. Pavitt .1997. Managing
eksternal. Innovation: Integrating Technological, Market
and Organisational Change. London: Wiley.
REFERENSI
Absah, Yeni. 2008. Kompetensi: Sumberdaya Wernerfelt Birger. 1995. The Resource Based View of
Pendorong Keunggulan Bersaing Perusahaan. The Firm: Ten Years After. Strategic

94

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017


Penerapan Konsep Resources-Based View (Rbv) Dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan
Dani Rahadian M

Management Journal, Vol. 16, No. 3, hal 171-


174.
Winter, S. G. 2003. Understanding dynamic
capabilities. Strategic Management Journal, 24,
pp. 991–995.

Zaidi MFA, Othman SN. 2011. Exploring the


Concept of Technology Management through
Dynamic Capability Perspective. International
Journal of Business and Social Science, Vol. 2,
No. 5, hal 41-54.
Zahra, S. A., H. J. Sapienza and P. Davidsson .
2006. Entrepreneurship and dynamic capabilities:
a review, model, and research agenda. Journal of
Management Studies, 43 (4), pp. 917–955.

Zollo, M. and S. G. Winter (2002). Deliberate


learning and the evolution of dynamic
capabilities. Organization Science, 13 (3),
pp. 339–351.

95

Volume 14 | Nomor 1 | Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai