Anda di halaman 1dari 61

BAB XII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. PEKERJAAN UMUM
A.1. PAPAN NAMA PROYEK
a. Penyedia wajib membuat 1 (satu) buah papan nama Proyek, yang ditempatkan di
lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b. Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Ukuran papan 90x60 cm harus dibuat dari bahan multiplek dengan ketebalan
+1 cm.
2. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, berukuran 4 x 6 cm dibuat dari
bahan kayu kruing atau sejenis yang diperhalus.
3. Pemasangan papan nama proyek sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan
terletak setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyokong
ditanam dalam lubang-lubang yang kemudian diperkuat dengan pasangan
sedalam 30 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
4. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat
dasar sekali dan cat penutup sekali.
5. Warna-warna mengikuti petunjuk direksi pekerjaan.
6. Tulisan-tulisan yang akan dimuat, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:
- PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN
- DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
- Jalan Dewi Sartika No. 19 Pacitan
- NAMA KEGIATAN : .....................................................................................
- NAMA PEKERJAAN : .....................................................................................
- LOKASI PEKERJAAN : DESA: ............................. KEC. ..............................
- NOMOR KONTRAK : .....................................................................................
- JANGKA WAKTU PELAKSANAAN : ...........................(hari) KALENDER
- BIAYA : Rp. .............................................................................
- SUMBER DANA : APBDP TAHUN 2021
- PENYEDIA JASA : .....................................................................................

A.2. PAPAN NOMENKLATUR BANGUNAN


a. Penyedia wajib membuat 1 (satu) buah papan nomenklatur bangunan, yang
ditempatkan pada bagian tertentu bangunan menurut petunjuk Direksi selambat-
lambatnya pada saat serah terima pekerjaan pertama (PHO).
b. Papan nomenklatur bangunan tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Papan nomenklatur bangunan berukuran 60x40 cm harus dibuat dari bahan
batu marmer.

1
b. Tulisan-tulisan yang akan dimuat meliputi nama instansi (pemilik pekerjaan),
nama bangunan atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

A.3. PEKERJAAN FOTO/DOKUMENTASI


a. Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap yang secara
jelas menunjukkan kemajuan pekerjaan.
b. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
pelaksanaan (foto 0 %), pada saat pelaksanaan (foto 50 %) dan setelah selesai
dilaksanakan (100 %), dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama.
Selain itu perlu diambil foto pendukung pekerjaan pada lokasi-lokasi tertentu atas
petunjuk Pengawas Pekerjaan.
c. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
d. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
e. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
f. Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan
dimensi obyek yang akan difoto, contoh: tulisan P.0, P.1, dan seterusnya atau
bendung tampak hulu, dan lain-lain.
g. Cetakan foto tidak boleh diubah atau ditambah apapun selain uraian singkat obyek
foto.
h. Foto dicetak pada kertas ukuran F4 dengan ukuran 3R atau sesuai proporsi yang
baik dan disetujui direksi.
i. Pada akhir penyelesaian pekerjaan, maka foto-foto harus diserahkan kepada
Direksi dalam bentuk album.
j. Foto-foto ditempelkan/dicetak dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 %
dan ditempelkan pada satu halaman.
k. Pada album foto diberi catatan sebagai berikut:
1. Nama Kegiatan,
2. Nama pekerjaan,
3. Lokasi pekerjaan,
4. Tahap (kemajuan) pelaksanaan.
l. Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap. Semua album menjadi milik
Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/dipinjamkan kepada
siapapun.
m. Penyedia juga menyerahkan dokumentasi dalam bentuk soft copy (file).

2
B. PEKERJAAN KONSTRUKSI
B1. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
a. Penyedia wajib mendatangkan ke lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan
(demobilisasi) alat berat/excavator sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam
dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (trileer/truck besar)
atau alat angkut air (ponton).
b. Sebelum dilakukan mobilisasi, Penyedia harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis/kapasitas excavator yang akan digunakan kepada
Direksi Pekerjaan. Apabila jenis/kapasitas excavator yang didatangkan tidak
sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada persetujuan Direksi Pekerjaan, maka
Direksi berhak memerintahkan Penyedia untuk mengembalikan dan mengganti
alat tersebut dengan yang sesuai dengan spesifikasi.
c. Pekerjaan mobilisasi termasuk pekerjaan pemindahan alat dari satu lokasi
ke lokasi dalam satu paket pekerjaan.
d. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
menjadi tanggung jawab Penyedia.

B2. PENGERINGAN (DEWATERING) & KISDAM


a. Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran dan
bangunan.
b. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air
yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan irigasi yang ada.
c. Penyedia harus memasang serta memelihara semua pipa dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air
sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
d. Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Bila diperlukan, Penyedia harus melakukan pemompaan sumber-
sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari lokasi
pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus
dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
e. Penyedia sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala jenis
pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi
bebas dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi untuk setiap jenis pekerjaan.
Metoda yang digunakan Penyedia untuk memindahkan air dari galian pondasi
akan bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Direksi Pekerjaan.
f. Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air
tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk
memudahkan proses penggalian.

3
g. Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga dapat
mencegah terjadinya penurunan daya dukung pondasi, mempertahankan
kestabilitasan pada kaki galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas dari
genangan air, dan menghasilkan pondasi yang kering sehingga ikatan yang baik
antara pondasi dengan material timbunan kembali.
h. Untuk membantu proses pengeringan Penyedia bisa membuat kistdam.
Konstruksi kistdam sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, atau atas petunjuk
Direksi.
i. Kisdam, tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau
diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air
setelah pekerjaan bangunan maupun saluran selesai.
j. Penyedia perlu mengontrol saluran pembuang disepanjang galian pondasi atau
tempat-tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air.

B.3. PEKERJAAN TANAH


B.3.1. Scope Kerja
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut
dokumen kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut, harus
dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan, kecuali
bilamana syarat-syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi
untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.

B.3.2. Pembersihan
a. Penyedia harus melakukan pekerjaan pembersihan sebelum pekerjaan dimulai
dan setelah pekerjaan selesai.
b. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak bergunadan
peralatan dikumpulkan.
c. Semua fasilitas milik umum atau perseorangan yang kotor atau rusak diakibatkan
oleh pekerjaan harus dibersihkan, diperbaiki atau diganti atas biaya Penyedia.

B.3.3. Pengosrekan
a. Tanah permukaan dibawah tanggul-tanggul yang dipadatkan untuk saluran irigasi,
embung, saluran drainasi, jalan-jalan inspeksi dan dibawah jalan yang dibangun
kembali atau dipindahkan harus dikosrek dengan maksud untuk menghilangkan
tonggak-tonggak, akar-akar atau bahan lain yang merusak seperti yang ditentukan
Direksi.
b. Bahan-bahan yang dibersihkan harus dibuang dalam tempat penimbunan atau di
lain tempat pembuangan yang disetujui oleh Direksi.

B.3.4. Penggalian
a. Semua penggalian harus dikerjakan menurut syarat-syarat dalam bab ini dan garis
tingkatan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.

4
b. Selama pekerjaan berjalan, mungkin perlu adanya perubahan oleh Direksi
mengenai lereng-lereng atau dimensi penggalian sebagai perbaikan atau
perubahan sesuai dengan spesifikasi ini.
c. Dimana penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi lain yang
diperlukan, mereka harus sepenuhnya dibuat menurut dimensi yang dimaksud
dan harus diselesaikan menurut garis-garis dan tingkatan yang telah ditunjukkan.
d. Penjagaan perlu dilaksanakan terhadap bahan-bahan yang berada diatas atau di
bawah garis penggalian agar keadaannya tetap baik. Semua penggalian atas
kehendak Penyedia untuk semua yang dimaksud selain yang ditunjukkan disini
harus ditutup kembali oleh Penyedia atas biaya sendiri, jika diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.

B.3.5 Galian Tanah Mekanis (Dengan Excavator)


Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain:
1. Penyedia harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja;
2. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan;
3. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok
pembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan.
4. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan dengan
excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan kapasitas
alat dan waktu yang tersedia.
5. Perhitungan elevasi yang tepat agar luasan pekerjaan tidak memiliki kelebihan
atau kekurangan yang jauh dari gambar rencana;
6. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengatur metode pekerjaan dengan baik,
semisal pembuangan tanah;
7. Hasil galian tanah yang tidak diangkut ke luar lokasi pekerjaan, harus di dibuang
dan dirapikan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan;
8. Hasil galian tanah yang akan dibuang ke luar lokasi pekerjaan, langsung dimuat
ke dump truck yang telah disiapkan (jumlah kebutuhan dump truck harus
disesuaikan dengan kapasitas excavator), dan kemudian diangkut ke tempat yang
ditentukan. Usahakan posisi dump truck sedemikian rupa sehingga swing dari
excavator bersudut kecil;
9. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-patok
bantuan yang selalu terjaga;
10. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya dengan
kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang mahir, dapat
langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.

5
11. Setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dikerjakan, pelaksana harus
berkoordinasi kembali dengan Direksi Pekerjaan.

B.3.6. Pondasi Bangunan


Dasar atau sisi galian dimana akan didirikan bangunan harus selesai dan rapi
menurut duga dan dimensi yang dikehendaki Direksi, tempat tersebut harus dibasahi
dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan maksud supaya
terbentuk suatu pondasi yang kuat jika waktu penggalian material yang digali
melampaui garis dan tingkat yang ditentukan. Galian yang melampaui batas tadi
harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih, kemudian ditumbuk
atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm. Jika tanah pondasi
asli terganggu atau longgar karena pekerjaan penggalian Penyedia, maka harus
dipadatkan dengan menumbuk atau menggilas atau jika Direksi menghendaki ia
harus dipindahkan atau diganti dengan bahan terpilih yang seluruhnya harus
dipadatkan.

B.3.7. Tanah-tanah longsoran (slide material)


a. Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di
gambar atau yang ditentukan oleh Direksi dan material yang mungkin longsor ke
daerah galian disepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Penyedia menurut
cara yang disetujui dan lereng tersebut harus diselesaikan kembali menurut garis
dan tingkat yang ditentukan oleh Direksi. Penyedia mungkin diminta pula untuk
menggali daerah-daerah yang akan longsor diluar batas-batas galian yang
diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia.
b. Penyedia harus menjaga dengan hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan
yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan di samping galian
dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia harus memperbaiki semua
pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan perubahan
yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Direksi Pekerjaan.

B.3.8. Bahan-bahan Hasil Galian


a. Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang di
suatu tempat di dalam dan/atau di luar lokasi pekerjaan yang disetujui Direksi.
Penyedia harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan
rapi.
b. Penyedia harus memelihara tanpa mengganggu aliran air di saluran dan jalan
masuk serta yang berhubungan dengan hal tersebut.
c. Sisa galian dari pekerjaan jaringan irigasi, bangunan embung maupun pengaman
tebing bisa dibuang di sekitar lokasi asalkan tidak mengganggu fungsi jaringan
atau bangunan dan stabilitas tanggul/lereng dan material tersebut tidak akan
masuk/turun kembali ke saluran/sungai/embung yang mengakibatkan
pendangkalan dan penyumbatan saluran/sungai/embung.
6
d. Jika lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut harus
dibuang ke suatu tempat di luar lokasi pekerjaan, diratakan dan dirapihkan. Lokasi
pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik
tanah.
e. Material dari galian saluran atau bangunan yang tidak pergunakan akan diangkut
untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang
disetujui oleh Direksi.
f. Sebagian material yang layak pakai akan ditempatkan sementara di lokasi
memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan
sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti ditentukan oleh
Direksi.
g. Bila diminta seperti ditentukan oleh Direksi, lokasi pembuangan harus di ratakan,
untuk menghindari dari erosi akibat hujan.
h. Perubahan atau penambahan dari luasan lokasi pembuangan untuk kenyamanan
Penyedia sendiri adalah merupakan tanggung jawab dan atas biaya dari Penyedia
serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

B.3.9. Penyiapan Permukaan Tanggul


Setelah pengrosekan yang diperlukan telah selesai, semua permukaan tanah di
bawah tanggul yang akan dipadatkan, digaruk atau dibajak seluruhnya dengan
kedalaman tidak kurang dari 25 cm jika perlu harus dibasahi dan dipadatkan seperti
yang dirinci disini.

B.3.10. Tanggul
a. Penyedia harus membangun semua tanggul yang diperlukan menurut spesifikasi,
garis-garis dan tingkatan seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang dibuat
oleh Direksi termasuk tanggul-tanggul yang membentuk tebing
saluran/sungai/embung, tempat penimbunan untuk bahan-bahan terbuang,
penanggulangan untuk penempatan kembali atau pembuangan kembali jalan,
saluran irigasi, sungai, embung dan pembuangan serta semua penanggulangan
lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi.
b. Tanggul-tanggul termasuk tempat penimbunan harus dibangun dengan lapisan
yang horizontal pada seluruh lebar tanggul sampai lereng-lereng dimaksud.
Tanggul tidak boleh diperlebar dengan melongsorkan bahan yang terbuang dari
puncak tanggul.
c. Tanggul dapat dibangun dengan mesin penggali dan pengurug. Tanggul tersebut
harus dijaga sedemikian rupa agar tetap mendatar dan perjalanan alat-alat diatas
tanggul selama operasi harus mempunyai rute sedemikian rupa sehingga
pemadatan dengan alat tersebut dapat dibagi rata.

B.3.11. Pekerjaan Timbunan

7
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah
yang akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari:
a. Timbunan tanah kembali dari galian.
b. Timbunan tanah dari luar.

a. Timbunan tanah kembali dari hasil galian


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian
adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang
bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang
secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangungjawabkan.
b. Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah
umur bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan harus
dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Penimbunan dilaksanakan lapis perlapis dengan ketebalan hampir sesuai
dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi
Pekerjaan, maka Penyedia wajib menggunakan tanah hasil galian untuk
penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak cukup
maka Penyedia diperbolehkan menggunakan material timbunan dari luar
(borrow area) atas ijin Direksi Pekerjaan.

b. Timbunan tanah dengan material dari borrow area


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow
area adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di
belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada
suatu lokasi borrow area dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan
Penyedia mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan
tersebut.
b. Sumber dari material borrow area untuk setiap timbunan harus sesuai dengan
borrow area yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua bagian dari
timbunan akan dihitung dan dibayar terhadap material terpasang dalam lokasi
timbunan dengan dasar setelah pekerjaan pemadatan.

B.3.12. Pemadatan
1. Tanggul dan timbunan (urugan) yang direncanakan pada gambar atau oleh Direksi
untuk dipadatkan menurut garis tingkatan lereng-lereng seperti yang ditunjukkan
pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi. Operasi Penyedia dalam
penggalian material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul atau
urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material
tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul pada
gambar yang direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang

8
baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan dan stabilitas waktu
dipadatkan.
2. Cara Pemadatan:
a. Lokasi pondasi tanggul/saluran digali/stripping rata terlebih dahulu sesuai
dengan gambar bestek.
b. Jika ditemukan akar-akar pohon atau tempat yang lembek sewaktu penggalian,
diadakan pembersihan setempat. Baru dipadatkan hingga mendapatkan lokasi
pemadatan yang rata.
c. Bekas galian yang tidak dipergunakan disingkirkan supaya tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan akan melemahkan saluran/tanggul.
d. Galian yang melebihi rencana akibat kelalaian Penyedia menjadi tanggung
jawab Penyedia.
e. Bahan tanah timbunan berupa tanah yang siap untuk dipadatkan tidak boleh
berbentuk bongkah-bongkah harus berbentuk butir-butir halus.
f. Bahan timbunan yang memenuhi syarat (disetujui Direksi) dihamparkan lapis
demi lapis, tebal serta jumlah lintasan pemadatan sesuai dengan syarat dan alat
yang dipergunakan.
3. Syarat pemadatan:
a. Kadar air optimum untuk jenis tanah tertentu akan ditentukan oleh
Direksi.Menentukan kadar air dilapangan secara kasar dapat ditentukan
dengan tes “pengepalan” yaitu dengan cara mengambil segenggam tanah,
kemudian dikepal keras-keras beberapa kali. Tanah dengan kadar air optimum
menghasilkan kepalan yang mantap dan keras. Tanah terlalu basah bila dikepal
secaratersebut diatas akan mengeluarkan air dan membasahi telapak tangan,
bila tanah tersebut hasilnya gumpal-gumpal berarti tanah kekurangan air
(terlalu kering)
b. Sebelum tanah penimbunan baru dihantarkan kelembaban bidang permukaan
lapisan dibawahnya harus dalam keadaan optimum.
c. Pekerjaan pemadatan untuk semua lapisan, penimbunan harus diselesaikan
dalam satu hari kerja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinyalapisan lumpur apabila terjadi turun hujan diluar jam kerja.
d. Untuk mengalirkan air hujan maka semua permukaan lapisan penimbunan
harus mencapai kemiringan lebih kurang 1% - 2%.
e. Apabila dijumpai genangan air, pengeringan harus dibuatkan parit. Semua
lapisan lumpur yang terjadi karena genangan air harus dibongkar dan dibuang
ke luar pekerjaan.
f. Apabila kandungan air permukaan lapisan dibawahnya terlalu rendah, maka
lapisan tersebut harus disemprot air sehingga memenuhi kadar air pemadatan.

9
g. Penimbunan dan pemadatan harus dilakukan berlapis searah dengan as
saluran/tanggul, rata dan datar dimulai dari tempat rendah dan tebal lapisan
disesuaikan dengan alat yang dipergunakan pada lereng saluran/embung
dibuat kelebihan/overlapping minimum 2 kali tebal lapisan dari rencana
saluran/tanggul yang kemudian setelah selesai pemadatan dipotong sesuai
dengan gambar rencana.
h. Pemadatan arah memanjang saluran/embung yang dilaksanakan dengan jarak
minimum 50 m bidang penghentian pemadatan dibuat bertangga.
i. Setiap kali akan menggambar lapisan baru diatas lapisan lama, lapisan yang
lama digaruk/dicacah sedalam lebih kurang 5 cm dan dibasahi dengan nilai
kadar air optimum, sehingga diperoleh tubuh saluran/tanggul yang homogen.
j. Adapun alat penggaruk digunakan cangkul/alat lainnya.

B.3.13. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
1. Pekerjaan Pembersihan
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan
per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sampai batas
yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja,
harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menebang,
membabat dan menebar di sekitar lokasi.
2. Pekerjaan Kupasan/Stripping
Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga
satuan per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sampai
batas yang wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja,
harga-harga bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggali, dan
mengangkutnya disekitar lokasi.
3. Pekerjaan Galian
a. Harga satuan untuk pekerjaan galian ini sudah termasuk tenaga kerja dan
alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan
pembuangan ke lokasi diluar daerah kerja dengan jarak pembuangan yang
lebih jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa
galian. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan
dipergunakan oleh Penyedia untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan
pembuangan tidak diperhitungkan.
b. Galian saluran/sungai/embung dan struktur lain yang terkait akan termasuk
semua kebutuhan galian untuk mencapai garis ketinggian dan ukuran seperti
ditunjukan dalam gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi Pekerjaan,
termasuk galian di tempat atau lokal, perawatan pondasi dan semua galian
yang lain dalam area kerja.

10
c. Pekerjaan galian diluar ketentuan seperti yang tercantum diatas harus
diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik
bahan yang dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan
dibayar sebagai timbunan.
d. Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah
asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir
meliputi garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau
diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata,
menggunakan penampang melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari
50 meter atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
e. Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini
dan terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia dengan exploitasi
sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
f. Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut:
- Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari desain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini
galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai
dengan sifatnya.
- Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
- Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
- Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan,
tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
g. Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang
dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir
atau lokasi timbunan dalam kilometer.
h. Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan
volume galian ke luar daerah kerja adalah sejauh jarak yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Kecuali untuk material bahan galian yang akan
dipergunakan oleh Penyedia untuk pekerjaan lain maka pekerjaan
pembuangan tidak diperhitungkan.

11
4. Pekerjaan Timbunan
- Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima.
- Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang tanah
asli yang disetujui atau profil galian sebelum timbunan ditempatkan sesuai
dengan garis kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang
disyaratkan dan diterima.
- Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung,
dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak
tidak lebih dari 50 m atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yangdiperlukan sebagai akibat
penggalian bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau
sebagai akibat dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam
volume yang diukur untuk pembayaran kecuali bila:
1. Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang
tidak stabil atau gagal jika Penyedia tidak dianggap bertanggung-jawab.
2. Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan,
atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk
menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.
b. Pembayaran
a. Pekerjaan Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
b. Pekerjaan Timbunan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan
pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian
yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

B.4. PEKERJAAN PASANGAN

12
B.4.1. Pasangan batu dengan mortar jenis PC-PP tipe N (untuk mutu PP tertentu
setara dengan campuran 1 PC : 4 PP)
a. Scope pekerjaan
Semua pasangan batu menurut spesifikasi ini, semua tujuan yang bersangkutan
untuk hal yang mungkin diperintahkan oleh Direksi, harus terdiri dari bahan-bahan
yang dirinci disini ditempat yang sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam gambar teknis.
Syarat-syarat yang ditentukan disini harus diterapkan pada semua pekerjaan batu,
kecuali secara khusus ditentukan oleh Direksi untuk bagian pekerjaan tertentu.

b. Toleransi
▪ Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar
tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu
dengan mortar di sekitarnya.
▪ Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan
dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh
berbeda lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan,
juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang yang
ditentukan atau disetujui.
▪ Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar 10 cm.

c. Persyaratan Bahan
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak, tidak rapuh,
tidak keropos, dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b. Batu yang digunakan bisa batu gunung (batu belah) atau batu kali yang
dipecah salah satu sisinya. Bisa digunakan batu setempat dengan
persetujuan Direksi.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu
belah. Batu tersebut harus diambil dari sumber pengambilan yang disetujui
oleh Direksi
f. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu
setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali
lebarnya.
13
2. Semen Portland
Semua Semen Portland untuk spesi/mortar/adukan untuk pekerjaan batu
harus disesuaikan dengan syarat-syarat dan ketentuan dalam SNI 15-2049-
1994 dan telah mendapatkan persetujuan direksi.
3. Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari
sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.
4. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan
organik. Direksi Teknik dapat meminta Penyedia untuk mengadakan pengujian
air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan.

d. Spesi/adukan
- Adukan untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:4
atau seperti disebutkan dalam Spesifikasi/gambar untuk masing-masing
pekerjaan.
- Pasir harus mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik.
- Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah air yang baik yang dapat
dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.
- Cara dan alat yang dipakai untuk adukan haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh
Direksi.
- Jika mesin pengaduk dipergunakan maka waktu mencampur sesudah semua
bahan berada dalam alat penyampur, kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh
tidak boleh kurang dari 2 menit.
- Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
tidak dipakai selama 1 jam harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak
diperkenankan.
- Bahan-bahan pembentuk spesi harus dicampur dan diaduk dalam mesin/kotak
adukan.

e. Alas dan Sambungan


- Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan
pokok.
14
- Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan
adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50
mm, serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain.
- Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.
- Untuk penyelesaian sambungan kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang
kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC : 2 Pasir, pada waktu
pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya
keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi
rata dengan adukan.

f. Pipa Peresapan
- Dinding penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Apabila saluran terletak dalam galian (saluran
dalam timbunan), suling-suling tak perlu dipasang. Suling-suling harus dibuat
dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan pemasangannya sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan.
- Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan ijuk atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

g. Persyaratan Kerja
a. Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan
dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
sesuai dengan bagian ini. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum ada
persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas sanitasi
cukup tersedia untuk pekerja.

h. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pengaturan Lokasi Pekerjaan
- Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat
menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan
menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
- Pengadukan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang akan
dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi
dari tanah sekitarnya).
- Kotak pengaduk dipasang di tempat datar di lokasi yang memudahkan bagi
petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan.
- Drum air ditempatkan di dekat kotak pengaduk. Kotak–kotak takaran
disiapkan secukupnya di lokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak

15
pengangkutan adukan dan ember disiapkan dekat kotak adukan ke arah
konstruksi yang akan dibangun.

2. Persiapan Pondasi
- Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat
untuk Bagian Galian Spesifikasi ini.
- Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi
untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau bertangga yang juga
tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk struktur lain, dasar pondasi
harus mendatar atau bertangga yang juga horisontal.
- Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan.
- Jika ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi
Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan
harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton dari Spesifikasi ini.

3. Pelaksanaan Pemasangan Batu


- Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air
dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak
penampung adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu
dan buruh pembantu, tenaga dan sarana pengangkutan adukan.
- Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar desain.
- Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur atau dengan metode lain
yang disetujui Direksi apakah telah sesuai gambar desain.
- Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang
melekat serta basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
- Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan
setebal 2 sampai dengan 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan
dengan jarak 2-3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu
tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
- Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan (cetok).
- Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan
batu terisi spesi secara homogen, sehingga batu-batu tersebut tidak saling
berhimpitan/bersentuhan.
- Bila diperlukan suling-suling resapan harus dipasang pada dinding penahan,
sayap bendung dan sebagainya sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Suling
dibuat dari pipa paralon diameter 50 mm yang dibungkus ijuk di ujung pipa
bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.

16
- Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tidak kurang dari 2 meter dari satu sumbu ke sumbu lainnya. Baris pipa
suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertikal.
- Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan
yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
- Pasangan batu dalam 1 hari kerja tingginya tidak boleh lebih dari 1 meter.

4. Pelaksanaan Adukan
Pelaksanaan adukan campuran pasangan batu dapat menggunakan 2 cara, yaitu
pengadukan dengan mesin pengaduk (molen) dan pengadukan manual dengan
kotak adukan. Dalam hal ini disyaratkan menggunakan mesin pengaduk untuk
menghasilkan adukan yang baik dan homogen. Pencampuran manual
diperbolehkan apabila pada lokasi-lokasi tertentu tidak memungkinkan
digunakan mesin pengaduk atau sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.

a. Pengadukan dengan mesin pengaduk (molen)


- Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan
air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada
sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Takar semen dan pasir sesuai campurannya (1 PC : 4 PP) dan diaduk
dengan mesin pengaduk dalam keadaan kering sampai merata warnanya,
setelah itu ditambahkan air dan diaduk lagi sampai rata.
- Bila dirasa masih kurang air dapat ditambahkan dan diaduk lagi.
- Waktu pengadukan antara 4 – 10 menit.
- Adukan harus sudah digunakan dalam waktu 1 jam setelah diaduk.
- Tidak boleh menambahkan air pada adukan yang mulai mengeras untuk
dipergunakan dengan mengaduk lagi.
- Lindungi adukan yang sudah siap dengan lembaran plastik untuk
mencegah agar tidak cepat kering.

b. Pengadukan manual dengan kotak adukan


- Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan
air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada
sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
- Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4 bagian pasir
pasang (1 PC : 4 PP).

17
- Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1
takar semen dan 2 takar pasir berikutnya.
- Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai rata
(homogen) .
- Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai diperoleh
adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah terlihat lengket dan
tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat cangkul saat
dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.
- Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan
batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus
sudah dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk.
- Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm
dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh
rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
- Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang
belum mengeras.
- Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan
awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan
dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

5. Perlindungan dan Perawatan


- Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak
menguntungkan dan guna melindungi serta merawat pekerjaan yang telah
selesai, Penyedia harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama
seperti yang ditentukan untuk beton.
- Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan
yang cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan
selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak diperbolehkan berdiri di atas pasangan
batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

B.4.2. Pasangan Batu Muka


- Batu untuk pasangan batu muka harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan bentuk segi enam, atau bentuk lain yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
- Susunan batu muka harus mempunyai jarak (lebar naat antara 1-2 cm).
- Adukan pasangan batu muka dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 4
bagian pasir pasang (1 PC : 4 PP) atau mortar jenis PC-PP tipe N.

B.4.3. Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (untuk mutu PP tertentu setara
dengan campuran 1 PC : 2 PP)

18
a. Bagian permukaan pasangan batu muka yang terlihat, sesuai kontrak atau
petunjuk Direksi harus disiar.
b. Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir (1 PC : 2 PP) yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
c. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek
sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar
timbul, dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran.
d. Penentuan jenis siaran (siar rata, siar timbul atau siar tenggelam) pada bagian-
bagian permukaan pasangan batu adalah sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

B.4.4. Plesteran dengan mortar jenis PC-PP tipe S (untuk mutu PP tertentu setara
dengan campuran 1 PC : 3 PP)
a. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar kontrak harus di plester.
b. Spesi untuk semua plesteran kecuali kalau ditentukan lain dari spesifikasi ini atau
seperti ditetapkan lain oleh Direksi terdiri dari 1 bagian Semen Portland dan 3
bagian pasir pasang dalam keadaan lepas (1 PC : 3 PP) serta air secukupnya untuk
mendapatkan kekentalan yang cocok untuk penggunaan plesteran.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai semua bidang yang akan diplester harus
dibersihkan, disiram dengan air sampai kotoran-kotoran yang melekat pada
permukaan bidang yang akan diplester bersih dan betul-betul dalam keadaan
basah.
d. Plesteran harus benar-benar rata, halus dan pada pertemuan sudut harus berisi
tajam kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e. Tebal plesteran dibuat 1,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang
diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan
batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan dan plesteran.

B.4.5. Pengendalian Mutu


a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan untuk mengetahui
kesesuaian bahan dengan ketentuan persyaratan bahan.

b. Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi


- Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m
dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus memiliki diameter 50 mm.
- Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka
delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi

19
harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding.
Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian
rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
- Timbunan di belakang dilatasi haruslah dari bahan porus berbutir kasar dengan
gradasi menerus yang dipilih sedemikian rupa sehingga tanah yang ditahan
tidak dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut
melewati sambungan.

c. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


- Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
- Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Beton.
- Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu
yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Bagian Pekerjaan Timbunan.
- Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu
sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada
tepi pekerjaan pasangan batu.

d. Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan Atau Rusak


- Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas
harus diperbaiki oleh Penyedia dengan biaya sendiri, dengan cara yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Penyedia harus bertanggung jawab atas keutuhan dari semua pekerjaan yang
telah diselesaikannya dan harus menukar atau mengganti setiap bagian yang
rusak atau tidak baikdengan biayanya sendiri, yang menurut Direksi Pekerjaan
disebabkan oleh kelalaian Penyedia. Penyedia tidak diminta
pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti
angin topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan,
asalkan pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis bisa
diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan.

B.4.6. Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran

20
- Pasangan batu diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis
yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
- Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
- Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainage
Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah terhadap penyediaan
atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, termasuk acuan lainnya atau untuk
galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
2. Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian
yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk penimbunan kembali sampai
elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau
biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

B.5. PEKERJAAN BETON


B.5.1. Persyaratan Bahan
a. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk pembangunan,
penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan. Penggunaan bahan-bahan yang cacat
untuk pekerjaan permanen tidak diperbolehkan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi. Bahan-bahan yang ditolak harus dipindahkan dari lokasi secepatnya
supaya tidak dipergunakan.

b. Semen Portland/Portland Cement (PC)


- Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 15-
2049-1994. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila menggunakan bahan tambahan
yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang
dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan
atau dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan

21
untuk diadakan test/pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen
yang tidak memenuhi syarat maka ditolak dan Penyedia harus memindahkan
keluar daerah pekerjaan.
- Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan
lebih dari satu merk semen, maka Penyedia harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
c. Agregat Beton
- Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam
atau kerikil dan pasir dari sumber yang disaring, yang semuanya harus dicuci.
- Semua Agregat Beton harus diperoleh dari tempat asal yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut harus tidak mengandung tanah lempung,
kapur, tanah gemuk, tanah liat, batu lunak atau pecahan batu, tumbuh-
tumbuhan dan benda-benda organik serta campuran lainnya.
- Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (bekisting).
- Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Pekerjaan harus diadakan pengujian
kandungan organik menggunakan pengujian colorimetrik AASHTO T21. Setiap
agregat yang gagal pada tes warna, harus ditolak.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
d. Air
Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam, asam, alkali, gula atau
bahan-bahan organik. Direksi Pekerjaan dapat meminta Penyedia untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan.

B.5.2. Persyaratan Kerja


a. Pengajuan Kesiapan Kerja
- Penyedia harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan
dilengkapi data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan
pasal ini.
- Penyedia harus mengirimkan rancangan campuran masing-masing mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
- Penyedia harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan
sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.

22
- Pengujian kuat tekan beton harus dilaksanakan dengan diketahui Direksi
Pekerjaan dan Pelaksana Penyedia.
- Penyedia harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai
rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk
mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
pelaksanaan, disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang
digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.

b. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


- Untuk penyimpanan semen, Penyedia harus menyediakan tempat yang
terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan
ketinggian tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan
lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3
bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan.
- Penyedia harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat penyimpanan
agregat, agar terlindung dari sinar matahari dan hujan selama pengecoran.
- Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat
atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.

c. Kondisi Tempat Kerja


Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara
langsung. Sebagai tambahan, Penyedia tidak boleh melakukan pengecoran selama
turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

d. Pencampuran dan Penakaran


▪ Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran ditentukan sesuai dengan SNI 03-2834-
2000.
▪ Campuran Percobaan
Penyedia harus membuat dan menguji campuran percobaan dengan rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000,
dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi
dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

e. Permukaan Tampak
- Permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan tidak
keropos.
- Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
- Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton
yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti
atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas
biaya Penyedia.

23
B.5.3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Komposisi/Campuran Beton
- Beton harus dibuat dari semen, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang
ditentukan, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada ketentuan yang baik/tepat, dalam hal ini dilakukan
dengan membuat rencana campuran beton (design mix) kecuali untuk beton
mutu K125.
- Untuk beton mutu K125, campuran nominal dari semen portland, pasir dan
kerikil/batu pecah adalah tiap 1 m3 beton terdiri atas 276 kg semen (PC), 828
kg pasir cor, dan 1012 kg kerikil/batu pecah.
- Untuk mutu K 175 dan mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran
yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang direncanakan ditentukan
dari percobaan campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.

b. Pengadukan
- Penyedia harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer”.
Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi
tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan
Pengawas Pekerjaan.

c. Cetakan (Bekisting)
- Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan Direksi Pekerjaan.
- Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari
logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran
yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.

24
- Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan
untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran
tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
- Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaann
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua
material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya
setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penggunaan minyak cetakan harus
berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurang
daya lekat.
- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka
dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (Concrete Piers),
kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain yang disetujui.
Penyangga cetakan (perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

d. Pengecoran
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan
yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor
tidak akan diserap.
- Permukaan beton yang lebih dahulu dicor dan akan dilanjutkan dengan
pengecoran beton baru maka dibuat “construction joints” (sambungan
konstruksi). Permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup dengan beton baru.
- Semua construction joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari sisa-sisa beton atau material dengan
menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.

25
- Pengecoran beton dilaksanakan pada waktu Pengawas Pekerjaan serta
Pelaksana Penyedia berada di tempat kerja.
- Permukaan construction joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir
seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain.
- Adukan harus dihamparkan merata pada permukaan yang tidak beraturan.
Beton harus segera dicor saat adukan masih baru (fresh). Dalam pengecoran
beton pada construction joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus
dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan
permukaan sambungan.
- Pencampuran kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras
dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor harus diusahakan
agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin. Sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.
- Semua pertemuan atau sambungan konstruksi dengan permukaan beton, harus
dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam kontrak,
jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
- Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m 3 sekali tuang.
Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya
dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
- Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap
lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus mengenai bagian atas
dari lapisan yang terletak di bawah. Beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar.

e. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


- Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.

26
- Segera sesudah cetakan-cetakan dilepas, permukaan beton harus diperiksa
dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi Pekerjaan.
- Umumnya diperlukan waktu minimum 2 (dua) hari sebelum cetakan dibuka
untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya, 7 (tujuh) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari
untuk dek-dek jembatan.

f. Perawatan (curing)
- Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-
bagian pekerjaan.
- Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram
mekanis atau cara-cara yang disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu
basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
spesifikasi air untuk campuran beton.

g. Perlindungan (Protection)
- Penyedia harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
- Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari
yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
- Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah
pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan.

h. Penyelesaian dan Penyempurnaan


- Penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan
disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan. Permukaan-permukaan beton akan diuji
untuk menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batas-
batas yang ditentukan.
- Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase
seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
- Bila tidak ditentukan secara lain, tingkat-tingkat penyelesaian untuk
permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut:
▪ Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakan untuk
menghasilkan permukaan yang sama.

27
▪ Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang
akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan
harus diselesaikan dengan memakai tangan atau perlengkapan yang
digerakkan dengan mesin.

i. Perbaikan Permukaan Beton


Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak sesuai gambar atau
ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis, harus diperbaiki oleh
Penyedia atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi Pekerjaan memberikan izin
untuk menambal tempat yang rusak. Dalam hal ini penambalan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
▪ Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan
cetakan dan bergeraknya cetakan.
▪ Ketidakrataan dan bengkokan harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat
lain dan seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum di cor, dan disempurnakan.
▪ Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan hal-hal yang tidak sempurna pada
bagian-bagian bangunan akan terlihat sehingga dengan penambahan saja tidak
akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan, Penyedia
diwajibkan untuk menutupi dinding (dengan spesi plester) demikian juga
dinding yang berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari
Direksi Pekerjaan.
▪ Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar tambalan yang kering dengan
campuran 1 pc : 2 ps yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan
dengan alat yang cocok.
▪ Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa
hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

j. Pengujian Beton
- Penyedia harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang disyaratkan.
- Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia harus
melaksanakan “slump test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump test
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar.
- Penyedia harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set)
untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk
28
setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor
terpisah pada tiap hari pengecoran.
- Penyedia harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang
memberikan keterangan secukupnya. Penyedia harus membuat catatan yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan
tidak lebih dari 3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.

k. Mengawasi dan Mencampur Bahan


- Penyedia harus membuat secara akurat perbandingan dari beton berdasar
ukuran volume.
- Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin
pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh.
- Alat pengukur air harus menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan
harus di desain sedemikian rupa sehingga suplai air secara otomatis berhenti
jika jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam alat pencampur
beton, kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar tercampur.
- Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan
beserta Direksi Pekerjaan lebih dahulu. Untuk pencampuran beton mutu B.0
dan B.1 dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Maka semen,
bahan batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.

l. Mengangkat, menempatkan dan memadatkan beton


- Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan
masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan,
tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun.
- Penyedia harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan atas metode
pelaksanaan yang diusulkan, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
- Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara vertikal dari
ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi. Pengecoran harus
dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang disediakan
sebelum permulaan pembetonan.
- Penyedia harus memperhatikan kepadatan dari beton. Pemadatan harus
dibantu dengan alat getar yang jumlahnya harus disetujui Direksi Pekerjaan.

m. Sambungan Pengecoran
- Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan pengecoran
harus diputuskan oleh Direksi Pekerjaan.
- Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh
dari penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Penyedia harus mengatur rencana
pelaksanaan sesuai dengan volume kebutuhan beton.

29
- Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Sebelum beton yang baru dicor, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan-
batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak
teratur serta bebas dari buih semen.

n. Pencetakan Plat
- Pencetakan plat beton pra cetak harus dikerjakan di tempat yang sudah dipilih
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelumnya. Plat harus dicetak di atas
dasaran yang dipersiapan khusus, harus diperhatikan pencegahan terjadinya
perubahan bentuk dari cetakan selama dan sesudah pengecoran. Disarankan
agar lantai dasar benar-benar harus rata dan keras. Bila pelat dicetak di atas
tanah asli, permukaannya harus dilapisi dengan plywood atau dengan bahan
lain untuk mendapatkan dasar yang rata dan keras.
- Tempat pencetakan harus ditutup dengan atap sementara, hingga plat yang
baru dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan terhadap
matahari dan hujan tidak boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
- Cetakan untuk membuat pelat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda
terbuat dari kayu, pelat besi atau bahan lain yang sesuai, dengan syarat cukup
kuat, rapat air dan tahan terhadap bekerjanya beton. Bila dipakai cetakan kayu,
disarankan melapisi bagian dalam dengan pelat seng atau bahan lainnya.
- Cetakan harus dibuat demikian hingga dapat dibuka dengan mudah tanpa
merusak sisi-sisinya dan sudut-sudut pelat. Membuka cetakan harus dikerjakan
tanpa memukul, waktu membuka harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan, meskipun hal ini tidak akan membebaskan Penyedia dari
kewajibannya untuk membuat pelat beton yang mutu dan bentuknya
memenuhi standar.
- Untuk tiap-tiap pencetakan pelat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan disapu/disemir dengan
minyak yang disetujui Direksi Pekerjaan. Pemakaian minyak diesel, mineral
atau minyak mesin tidak diperkenankan. Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi
dalam cetakan terutama sudut-sudutnya harus dibersihkan kemudian
diminyaki lagi untuk pencetakan berikutnya.
- Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan dengan sebaik-baiknya,
harus dijaga agar beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan
atasnya kemudian digosok sampai halus. Pelat kemudian ditaruh dalam suasana
lembab dan dingin dengan ditutup goni basah atau lainnya sampai menjadi
cukup keras guna tindakan selanjutnya.

30
- Pelat kemudian disimpan di tepat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk
paling sedikit tujuh hari. Penyedia harus menjaga jangan sampai pelat-pelat itu
terkena tanah atau menjadi kotor atau pecah. Tumpukan tidak boleh lebih dari
sepuluh pelat agar yang bagian bawah tidak rusak. Setelah selesainya
perawatan, maka pelat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu memuat dan
membongkar pelat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan hati-hati.
Pelat ditimbun di atas tumpukan pelat lama atau memakai ganjal kayu agar
tidak kotor sebelum dipasang.

B.5.4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
- Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang
dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).
- Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam hargapenawaran untuk Pekerjaan Beton.
- Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah
selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada
bagian lain dalam spesifikasi ini.
- Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton bangunan harus beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K-250)
atau lebih tinggi dan beton tak bertulang harus beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K-125). Jika beton dengan
mutu yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan
mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
- Pengukuran untuk pekerjaan beton yang diperbaiki
a. Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula telah
memenuhi ketentuan.
b. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambahan (admixture), juga untuk tiap

31
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
- Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter
panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.

b. Dasar Pembayaran
- Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk
Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
- Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahanyang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang sulingan, acuan, perancah
untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan
untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan.

B.6. PEKERJAAN BESI TULANGAN


B.6.1. Umum
- Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama di
setiap bagian besi tulangan itu. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak,
kotoran dan cacat–cacat pembuatannya.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan besi tulangan, Penyedia harus mengajukan
sampel besi yang akan digunakan minimal 3 buah sample untuk setiap diameter
dan selanjutnya dilakukan uji berat besi bersama dengan Direksi Pekerjaan. Hasil
uji berat besi tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk perhitungan volume
pekerjaan besi tulangan.
- Jika diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan 3 copy daftar
besi tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan
sebelum mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan
harus sesuai dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
B.6.2. Daftar Tulangan Baja
- Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip (ulir).
- Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP.
- Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk meningkatkan daya lekat dan menahan gerakan membujur dari batang
secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS.
- Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada
tabel dibawah ini.

32
Diameter Nominal () Luas Penampang Nominal Berat Nominal Per-m
No.
(mm) (cm2) (Kg/m)
1. 6.00 0,2827 0,222
2. 8.00 0,5027 0,395
3. 10.00 0,7854 0,617
4. 12.00 1,131 0,888
5. 14.00 1,539 1,120
6. 16.00 2,011 1,580
7. 19.00 2,835 2,230
8. 22.00 3,801 2,980
9. 25.00 4,909 3,850
10. 28.00 6,158 4,830
11. 32.00 8,042 6,310

- Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada pada tabel
dibawah ini.
Toleransi Penyimpangan
No. Diameter (d) mm
(mm) Kebundaran (%)
1. 6.00 ±0.30
2. 8.00≤ d ≤ 14.00 ±0.40
3. 16.00 ≤ d ≤ 25.00 ±0.50 Maksimum 70% dari
4. 28.00 ≤ d ≤ 34.00 ±0.60 batas toleransi

5. d ≥ 36.00 ±0.80

Catatan:

▪ Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan


minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan
beton.

B.6.3. Daftar Bengkokan


- Penyedia harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam
gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang
tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
- Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Pengawas beserta Direksi
Pekerjaan kepada Penyedia ketelitiannya harus dicek sendiri oleh Penyedia.
- Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman.
- Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan
mesin dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran pembengkokan harus sesuai

33
dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika diperintahkan lain
oleh Direksi Pekerjaan.
- Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
B.6.4. Pemasangan Besi Tulangan
- Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak, kotoran lain.
Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang di tempat yang benar
sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap
dan tidak berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan
pemadatan beton.
- Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai
kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Penyedia harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan
terikat kuat.
- Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi
tulangan lainnya di sekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat
dengan kawat baja lunak yang disetujui Direksi Pekerjaan, dan pengikatan harus
cukup kuat dengan tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah ke dalam.
- Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Direksi Pekerjaan.
- Penyedia harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya
24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap di cor.

B.6.5. Penyiapan Gambar Penulangan


Penyedia dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambar
penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan,
sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar penulangan tersebut
harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi tulangan dan gambar
lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan tulangan.

B.6.6. Penyambungan Besi Tulangan


Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan di dalam
gambar, posisi dan metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungan
kekuatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

B.6.7. Selimut Beton untuk Tulangan


Bila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
tabel dibawah ini dipakai untuk menetapkan tabel selimut beton yang diperlukan
untuk besi tulangan di ukur dari sisi luar besi.

34
Bagian Bagian Bagian Tak
No. Jenis Bangunan Dalam Luar Terlihat
( cm ) ( cm ) ( cm )
1. Lantai 1.0 1.5 2.0
2. Dinding 1.5 2.0 2.5
3. Balok 2.0 2.5 3.0
4. Kolom 2.5 3.0 3.5
5. Bangunan yang langsung 5.0 - -
menyentuh tanah atau
dipengaruhi cuaca

B.7. PEKERJAAN PINTU


B.7.1. Ketentuan dan Persyaratan
a) Pekerjaan Daun Pintu
a. Pelat Baja
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI03-
6861-2 2002. Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja).
b. Kayu
Tebal pintu kayu umumnya dipergunakan ukuran tebal 80 mm, 100 mm dan
120 mm. Kayu yang digunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan lentur
yang pengujiannya sesuai SNI 03–3959–1995, Metode Pengujian Kuat Lentur
Kayu di Laboratorium dan Persyaratan Pengujian Kuat Tekan sesuai dengan SNI
03–3958–1995, Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium dan
sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009,
Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
c. Pekerjaan Pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun
kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan
terhadap cuaca harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”, Pengecatan Komponen
tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode
Pengujian cat bitumen sebagai lapis pelindung.

b) Pekerjaan Alat Angkat


- Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
- Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel operasi manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan,
maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-

35
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja;
- Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponning harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter
pada setiap panjang 3 (tiga) meter.

B.7.2. Persyaratan Kerja


1. Daun Pintu
Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;

- Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia
harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
- Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter;
- Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2
(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800
bentang pada beban maximum;
- Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur
dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir
agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50%
(lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk
sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.

2. Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar, kerangka atas dan
kerangka tarik/sponning dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan rinci, maka harus dibuat Penyedia dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawahpintu. Kerangka ambang harus
direncanakan agar dapat meneruskangaya–gaya yang terjadi pada beton atau
pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.
- Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betuldan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter

36
pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin
dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan.
- Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi.Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.

3. Stang
- Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu. Stang terdiri dari peralatan mekanis/listrik,
yaitu: tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan komponen lain
yang memerlukan pengoperasian secara efisien.
- Stang harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika
konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat
oleh Penyedia dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Peralatan Mekanis, meliputi:

a. Tumpuan/bantalan, harus berupa tipe bola, silinder atau datar

b. Roda gigi reduksi, semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat
dari brons pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda
gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus
mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan.

4. Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan pelekatan
secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan pintu di lapangan.

5. Ulir Pengangkat
Ulir pengangkat harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yang disetujui dan
dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapat dihubungkan dengan roda
gigi pinggir harus terdiri dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai
penguat.

6. Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.

7. Handle Operasi Manual


Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat
mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar alat
harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

B.7.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Umum
Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah kegiatan.

37
- Sebelum melakukan pemesanan pintu, Penyedia wajib mengajukan spesifikasi
bahan dan lokasi pemesanan pintu untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Tidak diperkenankan melakukan pemesanan pintu tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.

- Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam


pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pekerjaan besi harus dijaga bersih
dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.

- Lubang baut harus betul-betul bulat.

- Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter
nominal (ditetapkan) dari baut dan harus menciptakan putaran yang pas
dengan baut.

- Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-
lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.

- Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai


berada dalam daerah geser (shear zone).

- Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm
dan maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut
jangkar dan di bawah semua kepala baut dan mur harus dilengkapi “heavy duty
washer”.

- Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan


“bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci Inggris
yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.

- Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia harus membuat dan menyerahkan


kepada Pengawas Pekerjaan untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan:

▪ Type pengelasan.
▪ Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang
diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan.
Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua lubang,
pori harus diperbaiki.
▪ Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi
ketentuan di bawah ini.

Tebal Plat Diameter kawat las Aliran Listrik


(mm) (mm) (A)
2-4 3/32” (2,381 mm) 35 - 90
4-6 1/8”(3,175 mm) 60 - 125

38
9 - 10 5/32” (3,870 mm) 95 - 160
11 - 15 5/32” (3,870 mm) 95 - 160
15 - 20 3/16” (4,763 mm) 120 - 2010

2. Pemasangan
- Penyedia harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar
kerja yang disetujui atau atas petunjuk Pengawas Pekerjaan di tempat
pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan,
seal (penguat) dan sebagainya.

- Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran.

- Bila diperlukan dinding plat, sandaran dan ambang harus digrouting seperti
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas Pekerjaan.

- Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang disetujui Pengawas


Pekerjaan dan harus menjamin kesatuan yang utuh.
- Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan
oleh Penyedia.

- Penyedia harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat


pekerjaan atau seperti ditunjukkan Pengawas Pekerjaan.

- Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,


sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk
kualitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci
harus disediakan Penyedia tanpa tambahan biaya.

- Penyedia harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka


waktu selama masa pemeliharaan.
3. Perakitan dan Pengujian di Bengkel
a. Pintu dan Rangka Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan,
pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kel onggaran dan ketepatan posisinya.
Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan
tepat. Seal karet harus tepat pada posisinya saat perak itan di bengkel. Rangka
sponning, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa
kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu
harus diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang
ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama
perakitan dan pengangkutan.
b. Stang

39
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua
kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi
pada setiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan
teliti, semua pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap
cacat atau ketidaktepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan
pengujian diulang kembali.
4. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan
a. Rangka Pintu
- Rangka pintu harus dirakit dan di pasang pada tempatnya seperti gambar
yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan
posisi yang tepat.
- Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat
beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk
menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
- Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang
tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak
diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu
pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar
dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.
b. Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu-
pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.

c. Pengangkat
Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponning, alur dan lubang oli
harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gemok yang akan disetujui.
Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat,
lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang
disetujui. Pengangkatan harus diletakkan dan disetel sehingga sesuai dengan
alat pengangkat pintu.

Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,


pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan
tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest
dan distel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau
ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan
prosedur pengujian diulang kembali.
5. Pengecatan
- Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan;
40
- Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk
pengecatan dari pabrik;
- Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
- Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan
yang disarankan dari pabrik;
- Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu)
tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
6. Pengecatan Daun Pintu/Schot Balk
- Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur
air dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan
dengan tata cara sebagai berikut:
- Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak:
a. Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
Pekerjaan.
b. Dua lapis cat dasar timah meni.
c. Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.
- Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk
semua pintu:
a. Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
b. Dicat dasar dua lapis.
c. Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat
oksida terbatu bara.
- Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang
harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya, bagaimana
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.
7. Pengelasan
- Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu
dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur
metal atau las busur otomatis;
- Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia, jika diperlukan oleh standar
spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
- Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan
listrik selama pengelasan berlangsung;
- Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus
di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
- Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang
las 4,5 mm;

41
- Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan
daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa
cacat telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
- Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS5135–1984, Process of Arc Welding
Carbonand Carbon Manganise Steels.
8. Pekerjaan Alat Angkat
- Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
- Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel operasi manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan,
maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja);
- Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponning harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter
pada setiap panjang 3 (tiga) meter;
- Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.
9. Test dan Garansi
- Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest dihadapan
Pengawas Pekerjaan, sebelum penyerahan untuk membuktikan bahwa
peralatan bisa dioperasikan dengan sempurna.
- Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan dalam
Kontrak, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia sesuai ketentuan
dalam Kontrak tanpa menuntut tambahan biaya.
- Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan garansi tertulis
selama jangka waktu 1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi perbaikan dari
semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam jangka waktu
tanpa biaya tambahan.
- Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan kemudian dikerjakan sebagai
berikut:
▪ Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan
kemudian dibersihkan dan digosok mengkilap.
▪ Bila kontak dengan beton, dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan
sikat baja, sesaat sebelum diselubungi beton.

42
▪ Bila kontak dengan aspal, pengedap air dari bitumen dibersihkan dan dilapisi
dengan bitumen panas.
▪ Bila kontak dengan batu bata, pasangan batu atau bila tertutup oleh beton
setebal kurang dari 4 cm dicat satu kali dengan cat bitumen.
▪ Bila kontak dengan kayu, dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar dan
2 lapis campuran bitumen, lapisan terakhir harus dicatkan sebelum kayu
dipasang.
▪ Bagi permukaan-permukaan yang sebelumnya sudah diberi cat dan menjadi
rusak karena pasangan, maka harus diperbaiki dengan cara membersihkan
bagian-bagian yang rusak sampai disetujuiDireksi Pekerjaan, bila perlu
sampai mencapai logamnya.
▪ Kemudian tepi dari cat yang masih utuh digosok dengan amplas dan dicat
dengan cat dasar satu kali.
▪ Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang
sudah diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2
lapis cat penutup.

B.8. PEKERJAAN PIPA


B.8.1. Pekerjaan Pipa GI
a. Umum
Singkatan GI yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen atau gambar berarti
Galvanized Iron. Jenis pipa galvanis yang digunakan dalam pekerjaan adalah pipa
galvanis untuk air tanpa tekanan.
Penyedia harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa dan assesorisnya.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari direksi.
Ukuran pipa galvanis yang disyaratkan adalah sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut ini:
Panjang Diameter Lubang Tebal
No. Nama Barang
(m) (mm) (mm)
1 Pipa galvanis  3” 6 80,70 2,00
2 Pipa galvanis  4” 6 105,30 2,00
3 Pipa galvanis  5” 6 130,80 2,20
4 Pipa galvanis  6” 6 155,20 2,20
5 Pipa galvanis  8” 6 204,70 2,50
6 Pipa galvanis  16” 6 406,40 6,00

b. Pemasangan Pipa

43
a. Pemeriksaan sebelum pemasangan
- Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan
kerusakan pada saat berada di atas bagian sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir.
- Setiap ujung pipa harus diperiksa secara khusus, karena bagian ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa (fitting) yang
rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolaknya.
- Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan
bersih dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
b. Perletakan Pipa
- Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
ke dalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
- Selama berlangsungnya perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain
ataupun benda-benda lain yang ditempatkan dalam pipa.
- Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan
pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan penempatannya
dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian
yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan
untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
- Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang
disetujui oleh direksi.
c. Pemotongan Pipa
- Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang
rapi dan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan
pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang
tepat terhadap sumbu pipa.
- Pemotongan harus dijaga agar tidak sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun dalam pipa. Ujung potongan pipa tersebut harus dipotong serong
(beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam
spesifikasi.
c. Penyambungan Pipa Galvaniz
Penyambungan pipa dalam pekerjaan ini menggunakan 2 jenis penyambungan
sistem mekanikal, yaitu:
a. Penyambungan dengan sok (socket)

44
Pada penyambungan pipa galvanis dengan memakai sok, sebelum pipa di
sambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan
dari kotoran-kotoran. Setelah pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru
dimasukkan secara hati-hati pada sok dan putar sampai kencang.
Penyambungan pipa galvanis dengan sok digunakan pada pipa dengan diameter
4” ke bawah.
b. Penyambungan flange
Metode ini mengunakan flange sebagai koneksi yang menghubungan antara
pipa satu dengan pipa yang lain.
Flange adalah mekanisme pengencangan yang tidak permanen, ia bisa di
bongkar dan dipasang dengan memanfaatkan baut sebagai media pengencang.
Pipa yang mengunakan metode ini biasanya disebabkan karena sering harus
dibongkar kembali manakala perbaikan. Flange yang digunakan untuk
menyambungkan pun akan berbeda beda jenisnya. Penyambungan pipa
galvanis dengan flange digunakan pada pipa dengan diamater lebih besar dari
4”.
Dalam pekerjaan ini disyaratkan flange yang digunakan harus memiliki
ketebalan minimal 14,00 mm dengan toleransi ±10%.

d. Penyambungan Pipa dengan Pengelasan


a. Umum
Pengelasan pipa galvanis di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar atau pedoman (code) berikut;
- Codes of Japaniese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association (WSP)
- Codes of Welding Engineering Standart (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana yang diminta. Jumlah
pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara peletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui
oleh Direksi.

b. Batang Las dan Mesin Las


Batang Las harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3212
dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam
dasar bahan pipa. Batang Las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh
digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang
diiluminasi dan 0,5 % untuk batang yang hidrogennya rendah.

45
Mesin las harus mesin pengelasan busur nyala dengan arus AC atau pengetesan
busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau standart
yang telah diterima oleh direksi.

c. Penyiapan Ujung Pipa.


Ujung pipa seluruhnya harus semuanya mempunyai alur menyudut/serong
yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh
Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar untuk pipa
dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan dalam permukaan dalam
untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding lebih dari 16 mm, alur di kedua sisi
pipa harus dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda. Bentuk dan ukuran
celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesui dengan JIS G-
3343 atau sebagiamana yang disetujui Direksi.

d. Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,


tanah dan karat dengan menyikat atau mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa harus dikupas minimum 10 cm,
kemudian ujung pada pipa dibuat alur sebagaimana ditentukan Direksi.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia harus memperhatikan
keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan
tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa
perlindungan atau persetujuan Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang
berlebihan, tumpang tindih, dan ketidakrataan.

B.8.2. Pekerjaan Pipa PVC


a. Persyaratan Umum
Penyedia harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa
sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
Penyedia harus mempelajari brosur-brosur teknis atau pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa tentang fitting dan perlengkapan yang digunakan
dalam pekerjaan ini tentang spesifikasi dan petunjuk pemasangan produk mereka.
Penggunaan brosur dan pedoman teknis dari pabrik tersebut oleh Penyedia harus
diketahui dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Material pipa, fitting dan peralatan yang digunakan pada masing-masing paket
pekerjaan, seperti pada lembaran volume pekerjaan dan Rencana Kerja dan Uraian
Syarat-Syarat Pekerjaan.

46
Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi ini dapat dilaksanakan
berdasarkan ketentuan-ketentuan praktis yang berlaku di Indonesia dan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b. Peralatan Pemborong
Pemborong harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, minimal adalah sebagai berikut:
a. 1 (satu) buah truk ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
b. Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanically operated pipe cutter) untuk
diameter 400 mm.
c. Peralatan untuk menurunkan pipa kedalam parit pipa.
d. Vibrator untuk memadatkan urugan.
e. Pompa dengan kapasitas minimal 2 m3/jam, yang berfungsi untuk
mengeringkan genangan air dalam pipa.
f. Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada flens.
g. Peralatan survey geodetic.

Sebelum pekerjaan dimulai semua peralatan harus disetujui oleh Kuasa Pengguna
Anggaran/KPA.
c. Trase Pemasangan Pipa
- Trase pipa yang akan dipasang sesuai dengan gambar dan penjelasan pada
peninjauan lapangan (bila ada) atau sesuai dengan arahan Direksi Pekerjaan.
- Penyedia berkewajiban dan bertanggung jawab agar pipa-pipa berikut fitting
dan perlengkapannya terpasang secara benar pada trase yang telah ditentukan,
baik kelurusannya, kedalaman maupun kemiringannya. Untuk maksud ini, jika
dikehendaki oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus mengukur pekerjaannya
dari titik referensi tertentu atas biaya dari Penyedia.
- Bilamana ada rintangan yang tidak terlihat di dalam rencana dan ternyata
menghalangi pekerjaan dan mengakibatkan perubahan pelaksanaan, maka
Penyedia harus mengadakan perubahan tersebut sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan penggalian harus dilakukan dengan hati-hati sedemikian rupa
sehingga pekerjaan galian pada trase yang tepat. Bila terdapat kerusakan-
kerusakan pada bangunan dan/atau instalasi bawah tanah yang ada sebagai
akibat penggalian, Penyedia harus memperbaikinya kembali sesuai dengan
keadaan semula dengan biaya Penyedia.
- Bilamana menurut Direksi Pekerjaan diperlukan penyelidikan dan penggalian
untuk menentukan bangunan dan/atau instalasi bawah tanah yang ada, maka
Penyedia harus melaksanakan penyuntikan pendahuluan pada trase pipa yang
akan digali setiap jarak 50 meter serta biaya menjadi tanggungan Penyedia.
d. Kedalaman Pipa

47
Semua pipa dipasang pada kedalaman sesuai dengan kedalaman yang tertera
dalam gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

B.8.3. Penggalian Dan Persiapan Parit Untuk Pemasangan Pipa


a. Umum
1. Galian tanah dilaksanakan untuk:
Semua pemasangan pipa dan peralatannya serta bangunan pelengkap yang
termasuk dala pekerjaan ini, semua bagian-bagian bangunan yang masuk
kedalam tanah.
Pekerjaan galian dan pembuatan parit, galian hendaknya dilakukan dengan
cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-
kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan
bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan
penggalian dan pembuatan parit galian menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus
bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk
setiap harinya dan mengikuti petunjui Direksi Pekerjaan. Pekerjaan penggalian
tanah untuk parit, pemasangan pipa harus segera diikuti dengan pelaksanaan
pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta diikuti dengan
penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.
Parit galian yang masih terbuka harus terus dijaga sehingga efesiensi pekerjaan
dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin.
Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi permukaan tanah atau
dibawah tanah, maka harus diadakan pengamanan terhadapnya agar tidak
terjadi kerusakan sebagai akibat pekerjaan Penyedia. Perbaikan atas kerusakan
yang terjadi sebagai akibat pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab
Penyedia.

2. Lebar dan Kedalaman Parit Galian


Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut
perlengkapnnya serta bangunan-bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam
pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar kerja.
Pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari atas pipa
sampai permukaan jalan/tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal
lapisan pasir dibawah pipa.
Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga terdapat
pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang tidak dapat
terganggu antara 2 sambungan pipa).
Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan kedalaman
jalur pipa yang tepat.

48
Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya pipa
yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin pekerjaan
penyambungan pipa dengan baik sehingga kebocoran-kebocoran pada
sambungan pipa dapat dihindarkan. Bila perlu lebar galian diperbesar untuk
memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan sebagainya.
Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali hingga
didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang bekerja, pemasangan,
penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi.
Bila pada bagian galian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur atau
penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan pasir ataupun diurug
dengan bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Urugan
tersebut kemudian dipadatkan dengan alat pemadatan atau dengan tangan
untuk memperoleh permukaan yang rata pada tempat pemasangan pipa.
Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang dari parit
galian.
Dasar parit galiannya hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada
kedalaman yang tepat untuk meletakan pipa, serta harus bebas dari lumpur dan
tetap rata bila diinjak kaki para pekerja.
Dasar parit yang sebelumnya padat tapi menjadi lunak bagian atasnya akibat
pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih lapisan
yaitu batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit
tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.

3. Galian Pada Tanah Jelek


Apabila ternyata dalam pelaksanaan panggalian terjadi kelongsoran-
kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan terus-menerus yang mengganggu,
haruslah diadakan konstruksi penguat (dari tutup kayu atau lainnya) agar
terjamin keselamatan dan keamanan pekerja, efesiensi kerja, struktur dan
fasilitas lain yang ada. Penurapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk
menahan semua beban dan muatan yang mungkin timbul akibat pergerakan
tanah atau tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku hingga tidak terjadi
perubahan bentuk dari posisi dalam keadaan apapun. Biaya yang mungkin
timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus sudah diperhitungkan
dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya tuntutan tambahan biaya
untuk pekerjaan ini.
Bila pada bagian bawah parit galian ternyata tidak stabil atau dijumpai lapisan-
lapisan bekas sampah ataupun humus, lapisan tersebut harus dibuang. Bila
dianggap perlu, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk memindahkan
tanah pada lokasi galian dan mengisinya kembali dengan bahan-bahan yang
sesuai.
49
4. Pengamanan Parit Galian
Parit-parit galian yang mudah longsor harus diberi turap-turap pengaman.
Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang harus
dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan.
Apabila juga ternyata bahwa didalam galian dijumpai air yang mengganggu
pengeringan, maka Penyedia harus menyediakan pompa atau peralatan lain
untuk pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan
tersebut, berikut pompa dan peralatannya adalah tanggungan Penyedia.
Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam hingga
mencapai atau dibawah elevasi statis air, hendaknya dikeringkan dengan
menurunkan permukaan air tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm dibawah
dasar galian.
Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain dicegah agar
tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada tanah milik sekitarnya dan biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini merupakan tanggung jawab Penyedia.

5. Penimbunan Tanah Galian


Semua tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu bagi pejalan kaki maupun kendaraan yang lewat. Bila diperlukan,
Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan kepada Penyedia untuk mengangkut
tanah bekas galian tersebut. Segala biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.

6. Pemeriksaan Parit Galian


Pekerjaan parit galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

B.8.4. Pemasangan Pipa


a. Umum
Pipa, fitting dan perlengkapnnya yang akan dipasang tersimpan di gudang
penyimpanan pipa, pengangkutan dari gudang ketempat pemasangan menjadi
tanggung jawab Penyedia termasuk pembiayaannya.
Sebelum dan sesudah dipasang, pipa-pipa dan perlengkapnnya pipa harus dijaga
bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

b. Pembongkaran Sepanjang Jalur Parit Galian


Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakan setiap interval
panjang pipa sehingga memudahkan penurunan pipa ke dalam parit.

c. Menurunkan Pipa kedalam Parit Galian


Pipa yang akan dipasang, diturunkan kedalam parit galian dengan alat-alat khusus
yang disediakan Penyedia. Semua pipa, fitting dan perlengkapannya harus
diturunkan dengan hati-hati kedalam parit galian secara satu persatu dengan

50
peralatan yang disesuaikan dengan pipa yang akan dipasang seperti derek, tali-tali
dan lain-lain alat yang sesuai untuk menghindari kerusakan. Tali yang digunakan
haruslah bersifat lemas dan tidak boleh menggunakan sling baja atau rantai,
karena dapat merusak dan menggores pipa. Bila Penyedia menggunakan kait
untuk mengikat dan menurunkan pipa, maka ujung kait ini harus dilindungi karet,
untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung pipa.
Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian Penyedia,
Penyedia harus mengganti pipa-pipa yang rusak atau memperbaiki kembali (bila
masih dapat diperbaiki) seperti semula dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Selama penurunan pipa-pipa harus dilakukan secara hatu-hati, jangan dilempar,
dibanting ataupun diseret untuk menghindari terbantingnya atau terbenturnya
pipa, karena dapat menimbulkan pecah atau retak-retak pada pipa atau kerusakan
pada ujung pipa yang akan menyulitkan pemasangan sambungannya.

d. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-alat bantu untuk
pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum
pipa-pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan, hal tersebut harus
dihindarkan atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan. Pipa atau fitting yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan.

e. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya


Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala kotoran. Bagian luar ujung
pipa, kopling dan semua bagian sambungan yang akan dipasang harus dicuci
terlebih dahulu sampai bersih sehingga diperoleh sambungan pipa yang stabil dan
baik. Pada sistem sambungan yang menggunakan cincin karet atau rubber gasket,
misalnya kopling, dresser dan mechanical joint, maka cincin karet harus terhindar
dari minyak dan bahan kimia yang bisa merusak. Cincin karet ini harus disimpan
di tempat yang terlindung dari sinar matahari dan hanya dibawa kelapangan bila
akan dipasang.

51
f. Pemasangan Pipa
- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran misalnya bekas puing-puing/batu, alat-alat, bekas
pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air di dalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus langsung
dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan
yang disetujui Direksi Pekerjaan serta dipadatkan dengan sempurna kecuali
pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa terlebih
dahulu dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan baru diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang pada saat pemasangannya terhenti, harus ditutup
sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk ke dalam pipa. Cara-cara
penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Tikungan/belokan vertikal dan horisontal tanpa elbow/bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih
besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, atau sesuai
dengan petunjuk/persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan
dengan penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan
harus dengan tee atau tee cross (sesuai dengan kebutuhannya).
- Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak
diperbolehkan baik secara mekanis maupun dengan cara pemanasan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Pekerjaan.
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan mengenai kedudukan pipa
agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar
pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan
rusaknya pipa di kemudian hari.
- Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.

52
- Di sekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau bila tidak
dinyatakan lain diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat pasir
setebal 15 cm di bawah, di samping, dan di atas pipa, kecuali untuk pipa-pipa
yang memotong jalan (crossing) diurug segera dengan pasir penuh dan tanah
bekas galiannya harus disingkirkan agar dapat segera dilalui kendaraan-
kendaraan, dan khusus untuk jalan-jalan protokol (lalu lintas padat dan
kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan plat baja.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor ke dalam pipa.
- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).

g. Pemotongan Pipa
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan Penyedia
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan harus dilaksanakan dengan alat yang
sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar
terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan. Ujung-ujung bekas
pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai misalnya gerinda.

B.8.5. Penyambungan Pipa


a. Umum
Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan
pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
Penyedia tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan sebelum alat-alat bantu
yang diperlukan sudah tersedia di lapangan. Pipa harus dipasangkan sesuai
gambar-gambar, kecuali bila Direksi Pekerjaan menunjukan lain.

b. Sambungan pipa Jenis Mechanical Joint


Sebelum pipa disambung, bagian luar ujung spigot dan bagian dalam dari socket
harus bersih dari segala jenis kotoran, disikat dan dibersihkan dengan air sabun.
Kemudian ring-ring pipa dimasukan kedalam ujung spigot dan distel sedemikian
rupa kedalam socket pipa.
Pelaksanaan pemasukan pada sambungan pipa harus betul-betul menjamin
kesempurnaan sambungan dengan memasukan karet/gas karet secara benar
dalam maf/fell, sehingga tidak akan memungkinkan timbulnya kebocoran-

53
kebocoran air pada sambungan pipa, semua pipa yang sudah disambung harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan untuk diperiksa,
baru kemudian pengurugan dilakukan dan pelaksanaan dapat dilanjutkan.
Dalam hal jalur pipa agak melengkung, maka defleksi yang diijinkan untuk tiap-
tiap sambungan pipa harus dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
ketentuan-ketentuan dari pabriknya harus diperhatikan, karena bila terdapat
defleksi yang terlalu besar, maka sambungan akan berakibat timbulnya
kebocoran-kebocoran pada sambungan pipa tersebut.

c. Sambungan Tonjok/Push Joint


Sebelum pipa dimasukan kedalam socket terlebih dahulu harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran tanah, kemudian ring karet distel kedalam socket pipa dengan
terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran lainnya.
Kemudian ring karet dipoles dengan oli (gasket lubricant) yang sama dengan yang
dihasilkan pabrik pipa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Untuk memudahkan
ujung pipa (spigot) masuk kedalam bantalan alat penarik umpan jock atau kontrek,
atau dengan cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Bila ujung pipa sudah diratakan, cukup aman masuk kedalam socket baru
dilanjutkan dengan pekerjaan penyambungan lainnya dengan cara-cara yang
sama.
Kedalaman masuknya spigot ditentukan tanda-tandanya, pipa-pipa yang belum
ada tandanya supaya diberi tanda untuk memastikan masuknya pipa secara cukup,
peletakan dari ring karet juga harus dicheck apa sudah betul.
Defleksi pipa-pipa diijinkan untuk sambungan tonjok (push joint) besarnya
ditentukan sesuai instruksi pabrik yang memproduksi pipa ataupun petunjuk-
petunjuk langsung Direksi Pekerjaan, dengan pedoman bahwa defleksi pipa
tersebut setelah pipa disambung secara utuh.

d. Sambungan Flanges
Setelah flanges pipa sudah bersih permukaannya, kemudian dipasang dan dibaut
dengan putaran secukupnya.
Sebelum pembautan, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.
Baut-baut harus dikunci dengan kunci-kunci khusus sehingga dapat menjamin
kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens pipa, sehingga terdapat
tekanan yang sama pada seluruh permukaan dari flens.

e. Sambungan Dengan Pengelasan


Permukaan yang akan dilas harus tanpa sisik lepas karat cat dan kotoran-kotoran
lainnya.
Semua pekerjaan las dibawah tata cara pengawasan yang mengikuti tata cara
sesuai AWWA C-2000. Semua pengelasan harus sesuai dengan praktek pengelasan

54
yang baik dengan memperhatikan ketebalan unsur-unsur yang akan dilas dan
bahannya.
Setelah pengelasan setiap jalur las, logam yang tertinggal harus dipapras atau
diketok-ketok untuk membebaskan tegangan susut, lalu disikat dengan kwas baja
untuk membersihkan kerak, kotoran, cairan las, sebelum las berikut dilakukan.
Semua hasil las harus menunjukan bagian-bagian yang seragam, logam yang halus,
pinggiran yang berbentuk bulu tanpa ada tumpang tindih, tanpa ada yang keropos
atau tidak berarang.
Pemeriksaan dengan mata pada pinggiran dan ujung harus tampak kesatuan yang
baik pada logam induknya (dasarnya).
Pada waktu penggabungan dan pengelasan, unsur-unsur yang akan disusun harus
ditempatkan pada tempatnya dengan menggunakan jepitan yang cukup atau
dengan cara lain yang dapat memegang bagian-bagian pada bagian kedudukan
yang tepat dan bersentuhan.

B.8.6. Perlintasan Pipa


Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya dan sungai, seperti yang
terlihat dalam gambar. Penyedia hendaknya mendapatkan izin-izin yang diperlukan
untuk membuat bangunan perlintasan dan biaya yang timbul untuk itu menjadi
tanggung jawab Penyedia.
a. Perlintasan Sungai (Syphon)
Penyeberangan pipa pada sungai dan urung-urung harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana (standar/khusus). Bagi penyeberangan sungai dan urung-
urung, biaya-biaya pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan), pelat-lepat
pelindung dari beton, perbaikan-perbaikan dan penyesuaian terhadap dinding
topang dan pangkal-pangkal jembatan, penggalian tambahan dan sebagainya
dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung, perbaikan-perbaikan, penyesuaian
terhadap dinding-dinding topang, pangkal-pangkal jembatan dan gambar kerja
harus diberikan/dilaporkan oleh pemborong.
Semua pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-bangunan lain harus
dipasangkan dengan peralatan yang layak seperti penjepit, penggantung dan
penopang lain sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan getaran-getaran
kecil pada perpipaan harus dalam batas-batas yang diijinkan dengan tidak
mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Tetapi menopang pipa dengan
mempergunakan pipa lain dan alat bantu lain yang tidak disebut dalam gambar
rencana tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
Bila ada ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa dan pekerjaan
lain, maka Direksi Pekerjaan akan memutuskan pekerjaan mana yang akan
dipertimbangkan untuk didahulukan.

55
b. Jembatan Pipa
Jembatan pipa direncanakan menggunakan pipa baja atau sesuai gambar rencana.
Penyedia harus mempersiapkan semua tenaga, alat-alat, dan perlengkapan lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksanakan pembuatan
pondasi saja, akan tetapi sekaligus melaksanakan pemasangan pipanya dan
penyambungan di dalam tanah dengan pipa yang berdekatan sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
Penyedia harus memeriksa kembali semua ukuran-ukuran yang ada didalam
gambar sesuai dengan hasil survey yang dilakukan sendiri dilapangan. Segala
biaya yang timbul akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pada tiap-tiap bentangan jembatan pipa, pipa-pipa yang dipasang harus berbentuk
cembung bila tidak ditentukan lain. Kemiringan lengkungan tersebut adalah 1:350
diambil dari as bentangan ke tumpuan.
Ring support harus betul-betuk dipasang pada setiap bantalan pier sebagaimana
terlihat pada gambar. Ring support harus dibuat dari satu jenis baja sesuai dengan
standard yang ditentukan. Setelah semua klem pengaman pipa dipasang pada
posisi yang dikehendaki kemudian dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
Penyedia harus mempersiapkan kayu-kayu atapun batang-batang kelapa melintasi
sungai dengan lebar seperlunya untuk perancah, pelaksanaan pemasangan pipa,
penyambungan, pengelasan dan untuk pengecatan pipa. Perancah tersebut dibuat
harus dalam keadaan kuat, sehingga terjamin pelaksanaan yang aman waktu
pemasangan pipa ataupun waktu pelaksanaan pemancangan pondasi tiang
pancang (bila ada).
Bila pemasangan pipa digantung pada jembatan yang ada, ataupun digantung pada
bangunan-bangunan lain yang ada, persetujuan dari pemilik instansi yang
berwenang mengenai rencana pelaksanaan penggantungan pipa pada bangunan-
bangunan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia dan biaya yang diperlukan
untuk hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia.
Shop drawing (gambar kerja) dan rencana pelaksanaannya dari hasil survey
lapangan dan pengecekan kembali segala ukuran-ukuran dan hasil geologi data.
Penyedia harus mempersiapkan gambar-gambar kerja dan rencana pelaksanaan
pemasangan jembatan pipa. Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa,
gambar yang menunjukan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi abutment,
tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan harus diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan untuk terlebih dahulu untuk diperiksa dan disetujui.
Penyedia tidak dibenarkan melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum
gambar kerja disetujui Direksi Pekerjaan.

c. Perlintasan Jalan Raya (Crossing)

56
Untuk pipa-pipa yang melintasi jalan (crossing), pipa tersebut harus diberi
selubung/pengaman selebar jalan yang dimaksud seperti pada gambar, ukuran
selubung minimal 2 (dua) kali ukuran pipa yang menyebrang jalan, terbuat dari
buis beton atau lainnya sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua biaya
yang terjadi dengan adanya pekerjaan ini yang mengakibatkan adanya kerusakan
pada bangunan atau lainnya yang ada disekitar lokasi perlintasan pipa ini menjadi
tanggung jawab Penyedia, dan Penyedia wajib untuk memperbaikinya dengan
biaya ditanggung oleh Penyedia.

B.8.7. Pengurugan
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan tidak langsung ke bagian pipa atau
struktur. Bahan urugan dapat berupa pasir, atau material lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Urugan baru dapat dilaksanakan setelah pemasangan pipa selesai diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan urugan tidak boleh mengandung benda organis, seperti rumput-rumputan,
akar pohon dan lain sebagainya dan tidak merupakan bahan yang melar (non
expansive), serta mengandung benda keras/batu dengan diameter lebih dari 2 cm.
Semua bahan yang digunakan sebagai urugan harus dari alam yang komposisinya
baik, tidak bergumpal-gumpal, bebas dari bara, abu, sampah atau bahan lainnya dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pada pasir tidak boleh terdapat
lebih dari 10 % (berat) tanah liat. Kelebihan pasir setelah pengurugan menjadi
tanggung jawab Penyedia dan harus diangkat jauh-jauh dan dibersihkan dari tempat
pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Urugan pasir ini harus
dipadatkan dengan cara memberi air pada tiap lapisan pasir.
Urugan tanah untuk pipa tiap-tiap pekerjaan harus diadakan selapis demi selapis
yang tiap-tiap lapis dipadatkan dan tanah urug yang digunakan harus bersih dari
kotoran-kotoran organic dan lain-lain sebagainya. Tiap lapis urugan maksimum 20
cm. Semua galian parit dibawah pipa harus diurug dengan pasir dari bagian bawah
parit sampai sumbu pipa. Urugan pasir ini kemudian dipadatkan. Tebal urugan sesuai
dengan gambar rencana. Pengurugan pasir untuk dasar pipa dinyatakan selesai
setelah disetujui Direksi Pekerjaan yaitu bila peil pipa sudah tepat pada tempatnya.
Pada bagian samping dan atas pipa/sambungan pipa fitting harus diurug dengan
pasir yang dipadatkan lapis demi lapis. Setiap lapis urugan pasir tidak boleh lebih dari
10 cm dan tebal urugan pasir sesuai dengan gambar.
Pengurugan lapisan tanah dilakukan lapis demi lapis. Setiap lapisan urugan pasir
tidak boleh tidak boleh lebih dari 10 cm dan tebal urugan sesuai dengan gambar.
Pengurugan lapisan tanah dilakukan lapis demi lapis sampai kepermukaan yang
direncanakan. Ketebalan tiap lapis tidak boleh lebih dari 20 cm. Urugan tanah untuk

57
pemasangan pipa baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir sekeliling pipa yang
dipasang telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan pada tempat-tempat sambungan pipa,
sambungan fitting dan tempat-tempat lain sebelum dinyatakan disetujui Direksi
Pekerjaan. Pengurugan pada tempat-tempat ini tidak boleh dilaksanakan tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan. Bila ada bagian-bagian yang harus diurug untuk
kepentingan lalu lintas ataupun untuk keperluan lain. Penyedia harus melaksanakan
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

B.8.8. Perbaikan Kembali


Penyedia berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti
keadaan/konstruksi semula (sebelum pemasangan pipa) dengan konstruksi dan
kualitas minimal harus sama, untuk semua bangunan dan konstruksi lainnya yang
rusak oleh Penyedia akibat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa antara lain:
▪ Jalan aspal harus kembali beraspal
▪ Jalan berbatu kembali berbatu
▪ Trotoar beton harus kembali berbeton
▪ Bidang tanah berumput/tanaman yang rusak harus kembali seperti semula
▪ Dan lain-lain yang dijumpai selama pelaksanaan pekerjaan
Biaya yang timbul perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia. Setelah
pemasangan pipa, sisa-sisa tanah/material bekas galian/urugan harus diangkut dan
dibuang ke tempat yang disetujui Direksi Pekerjaan sehingga bersih/rapi dan biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia.

B.8.9. Pengurasan Pipa


Penyedia harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang. Air yang dipakai
untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih yang disetujui Direksi Pekerjaan.
Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dan dibuang ke
saluran-saluran drainase, secara berangsur-angsur segala kotoran-kotoran yang ada
di dalam pipa dibersihkan.

B.8.10. Pengecatan
Semua bagian-bagian besi baja yang terdapat pada jembatan pipa seperti pipe
support, klem pipa, anchor dan lain-lain harus pula diberi cat.

B.8. 11. Persyaratan Teknis Tambahan


1. Setiap kegiatan pengadaan/pemasangan pipa PVC harus didasarkan pada
persyaratan-persyaratan teknis sesuai dengan SNI atau SK-SNI yang telah ada (SNI
03–6419-2000; SNI S–20–1990-03; RSNI T–17-2004, AB-D/LW/TC/01/98)
2. Setiap pengadaan/pemasangan barang harus mencantumkan mutu dan kelas pipa
dalam persyaratan teknis (pipa PVC dan sambungan harus mampu bekerja pada
tekanan 10 Kg f/cm2)
3. Standar ukuran pipa PVC type AW

58
4. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC type AW

Dimana: OD = Outside Diameter (Diameter luar)


L = Lenght (Panjang pipa)
t = Wall Thickness (Tebal dinding)
E = Panjang Mof

Tabel Standar Ukuran Pipa PVC Type AW

C. PEKERJAAN LAIN-LAIN
C.1. PEKERJAAN KAYU
1. Pekerjaan kayu dimaksud dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan untuk stoplog
kayu dan pekerjaan pintu lain yang menggunakan kayu.
2. Penyedia harus menyediakan tempat yang tahan terhadap cuaca.Kayu harus
disimpan di atas ganjal kayu agar tidak terkena tanah langsung sepanjang waktu
penyimpanan.
3. Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus
ditumpuk dan disusun sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan
diletakkan pada tempat yang sudah disediakan dan sesuai dengan
persyaratan.Apabila material kayu tersebut beupa kayu bundar, maka harus

59
disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang beban dari batang yang
berdampingan dengan jarak tidak kurang dari 7,5 cm.Demikian juga balok kayu
bentuk persegi harus disusun seperti kayu bundar atau disusun tegak lurus
terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpuan pada jarak
tertentu untuk mencegah perubahan bentuk kayu.
4. Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar Rencana dengan
hasil akhir sesuai dengan persyaratan.Dalam hal pemotongan, pengetaman,
penyambungan tidak tertera atau tidak disyaratkan, maka perlu diusulkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk menentukannya.
5. Sambungan
a. Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh sambungan
yang cocok tanpa menggunakan pasak atau pengikat.Kecuali disyaratkan lain
atau tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu struktur tidak boleh
disambung untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung balok kayu harus dipotong
tegak dan untuk bidang kontak harus saling berhubungan dengan baik.
b. Semua lubang baut dan lubang penyambung lain dilaksanakan dengan bor
dengan ukuran yang sesuai dan teliti.Semua lubang pen dan sambungan-
sambungan kayu dibentuk sehingga sambungan menjadi rapat.Lubang-lubang
untuk baut harus dibor dengan mata bor yang mempunyai diameter 1,5 mm
lebih besar dari diamater baut.

C.2. Pembongkaran Struktur


1. Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
a. Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum
pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan
menjadi milik Penyedia.
b. Semua bahan yang diamankan disimpan sebagaimana diminta oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton
yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong
(riprap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk
pada lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2. Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran


Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan
dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

D. PENUTUP
1. Penyedia harus melakukan tes bahan/material (batu dan pasir) sesuai prosedur
yang disyaratkan oleh Direksi atas biaya Penyedia.

60
2. Semua peralatan untuk melaksanakan pekerjaan disediakan oleh Penyedia, baik
alat berat atau alat bantu lainnya.
3. Semua peralatan untuk pekerjaan harus siap pakai dan menggantikannya yang
sejenis apabila diperlukan.
4. Alat perlengkapan keselamatan kerja seperti masker, kaca mata debu, sepatu
lapangan, car protection, rambu-rambu dan lain-lain disediakan oleh Penyedia.
5. Penyedia harus menyediakan PPPK beserta pelengkapnya.
6. Penyedia harus bertanggung jawab atas keselamatan pekerjanya selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
7. Bahan/material berupa apapun yang tidak memenuhi syarat/afkir dalam tempo
2 x 24 jam terhitung masa penolakan oleh Direksi, harus sudah dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan atas biaya Penyedia.
8. Semua pekerjaan harus diserahkan sesuai waktu yang telah ditentukan dengan
hasil baik dan memuaskan, apabila pekerjaan belum sempurna harus diperbaiki.
9. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini masih terdapat hal-hal
yang penting tapi termasuk/tercantum dalam peraturan ini akan dituangkan
dalam surat perjanjian baru (tambahan) yang merupakan bagian dari rencana
kerja dan syarat-syarat kedua pihak sama kuat.
10. Direksi Pekerjaan (Pejabat Pembuat Komitmen, Tim Pemeriksa/Peneliti Hasil
Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan) berhak menolak material atau hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknik, dan atas ketidaksesuaian
tersebut harus dilakukan perbaikan atau penggantian sesuai dengan petunjuk
Direksi Pekerjaan. Apabila di kemudian hari ditemukan
penyimpangan/kekurangan/ketidaksesuaian oleh Direksi Pekerjaan atau
Pengawas Internal maupun Eksternal, Penyedia wajib menindaklanjuti atas
temuan tersebut sebagaimana yang diperintahkan.

61

Anda mungkin juga menyukai