Kata Kunci
Pelelangan, seleksi, metode evaluasi, sistem gugur, sistem nilai, sistem biaya selama
umur ekonomis, kualitas, kualitas dan biaya, pagu anggaran, biaya terendah, negosiasi,
pemenang seleksi, pemenang lelang, dokumen administrasi, dokumen teknis, dan dokumen
biaya.
Abstrak
Pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan melalui dua cara yaitu 1) cara
swakelola dan 2) melalui penyedia barang/jasa. Dalam hal pengadaan barang/jasa dilaksanakan
melalui penyedia barang/jasa pihak pemerintah selaku pembeli dan pihak penyedia barang/jasa
selaku penjual harus sepakat tentang harga dan kualitas barang/jasa yang akan diadakan
dan/atau pekerjaan yang akan dikerjakan. Pada umumnya pencapaian kesepakatan dalam
perdagangan dicapai melalui suatu proses negosiasi.
Penetapan penyedia barang/jasa yang akan mengerjakan pekerjaan dan/atau menyediakan
barang/jasa dilakukan dengan cara pelelangan, seleksi, pemilihan langsung, penunjukan
langsung dan pengadaan langsung. Dalam hal penetapan penyedia dilaksanakan dengan cara
seleksi, penunjukan langsung dan pengadaan langsung kesepakatan tentang harga dan kualitas
barang/jasa dicapai melalui proses negosiasi. Tetapi jika penetapan penyedia barang/jasa
dilakukan melalui proses lelang dan pemilihan langsung kesepakatan mengenai harga dan
kualitas barang/jasa dicapai berdasarkan penawaran tertutup dan tidak dibolehkan melakukan
negosiasi.
Mengapa negosiasi dilarang dalam proses lelang? Pertanyaan tersebut akan dijawab
dalam tulisan ini.
1. Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi,
saling pengertian dan persetujuan.
2. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah
yang dihadapi bersama.
3. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-
masing pihak merasa menang (win-win solution).
Asep Sujana, ST (2004) dalam Retail Negotiator Guidance. Jakarta : PT. SUN Printing
mengatakan manfaat yang diperoleh dari sebuah proses negosiasi di dalam pengertian bisnis
resmi antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau institusi
ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling
pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah pihak inilah maka tercipta
sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga membuat hidup perekonomian.
Dengan kata lain, bahwa suatu proses negosiasi bisnis merupakan bagian dari suatu
proses interaksi guna menghidupkan perekonomian dalam skala yang lebih luas.
2. Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat untuk
menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan pasar, yang
diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses negosiasi bisnis juga akan
menghasilkan harga yang lebih baik dan efisien, yang memberikan keuntungan yang
lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari sebuah
perusahaan.
Jenis Barang/
Jasa Barang Pekerjaan Jasa Jasa lainnya
Cara pemilihan Konstruksi Konsultansi
penyedia
1. Pelelangan Umum
2. Pelelangan Terbatas
3. Pelelangan Sederhana
4. Pemilihan Langsung
5. Seleksi Umum
6. Seleksi Sederhana
7. Penujukan Langsung
8. Pengadaan Langsung
9. Kontes
10. Sayembara
Dalam hal pemilihan penyedia dilakukan melalui pelelangan/seleksi tahapan yang harus
dilalui dalam proses lelang/seleksi tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Pengumuman pelelangan
b. Pendaftaran peserta
c. Pemasukan dokumen penawaran
d. Pembukaan dan evaluasi dokumen
e. Penetapan dan pengumuman pemenang
f. Penunjukan penyedia barang/jasa
g. Klarifikasi dan Negosiasi
h. Penandatangan kontrak.
Pada dasarnya proses lelang dan proses seleksi adalah sama yaitu sama-sama
mempersaingkan penyedia barang/jasa dengan tujuan memperoleh pemenang yang paling
menguntungkan negara. Perbedaan yang menonjol antara pelelangan dan seleksi adalah sebagai
berikut:
Uraian Proses Lelang/Seleksi Dalam Proses Lelang Dalam Proses Seleksi
a. Penilaian Kualifikasi Menggunakan cara: Konsultan Badan usaha
penyedia 1. prakualifikasi menggunakan cara prakualifikasi.
2. Pasca kualifikasi Konsultan perorangan
menggunakan cara pasca
kualifikasi
b. Pemasukan dokumen Jika menggunakan cara Konsultan badan usaha hanya
penawaran prakualifikasi semua peserta yang masuk dalam daftar
penyedia yang lulus pendek dibolehkan memasukkan
prakualifikasi dapat penawaran.
memasukkan
penawaran. Konsultan perseorangan semua
Jika menggunakan cara peserta boleh memasukkan
pasca kualifikasi semua penawaran.
penyedia dapat
memasukkan
penawaran.
c. Metode Evaluasi Menggunakan metode: Evaluasi berdasarkan:
penawaran 1. Sistem gugur 1. Kualitas
2. Sistem nilai 2. Kualitas dan biaya
3. Sistem biaya selama 3. Pagu anggaran
umur ekonomis. 4. Biaya terendah.
d. Klarifikasi dan Dilakukan klarifikasi Dilakukan klarifikasi dan negosiasi
Negosiasi tetapi tidak dibolehkan teknis dan biaya.
negosiasi.
e. Penetapan Pemenang Penetapan pemenang Klarifikasi dan negosiasi dilakukan
setelah dilakukan setelah penetapan pemenang.
klarifikasi.
Evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang lingkup,
keluaran (output), waktu penugasan, dan hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam
Kerangka Acuan Kerja dan/atau besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat.
Pemenang seleksi ditetapkan berdasarkan nilai kualitas teknis dan nilai penawaran biaya. Bobot
kualitas teknis antara 60% s.d. 80% dan bobot nilai biaya antara 20% s.d. 40%. Jumlah bobot
kualitas teknis dan bobot nilai biaya 100%. Kriteria pemenang seleksi adalah peserta yang
memperoleh nilai gabungan tertinggi. Nilai gabungan adalah (nilai teknis dikali bobot teknis) +
(nilai biaya dikali bobot biaya).
Evaluasi berdasarkan pagu anggaran digunakan untuk pekerjaan yang sudah ada
standar, dapat diperkirakan dengan mudah, dan anggarannya dibatasi pagu tertentu. Pemenang
seleksi ditetapkan berdasarkan nilai kualitas teknis dan kesediaan peserta menerima pagu
anggaran yang ada. Kriteria pemenang seleksi adalah peserta yang memperoleh nilai kualitas
teknis terbaik yang bersedia menerima pagu anggaran yang ada. Evaluasi berdasarkan pagu
anggaran menghasilkan peringkat kualitas teknis seluruh peserta seleksi. Selanjutnya Pokja ULP
secara berurutan (mulai dari peserta dengan nilai kualitas teknis terbaik) melakukan negosiasi
teknis dan biaya dengan tujuan agar diperoleh peserta dengan kualitas teknis terbaik yang
bersedia menerima pembayaran sebatas pagu anggaran yang tersedia.
Sistem Nilai Persyaratan teknis Bobot harga 70% Nilai gabungan Tanpa
harus terpenuhi. - 90% (teknis dan harga) negosiasi
Bobot teknis paling tinggi
10% - 30%
Sistem Biaya Persyaratan teknis Total biaya yang Tanpa
Selama harus terpenuhi harus dikeluarkan negosiasi
Umur selama umur
Ekonomis ekonomis paling
rendah
Berdasarkan Persyaratan teknis Tergantung hasil Peringkat teknis Setelah
Kualitas harus terpenuhi. Hasil negosiasi terbaik tercapai
evaluasi berupa kesepakatan
peringkat teknis negosiasi
teknis dan
harga.
Berdasarkan Persyaratan teknis Bobot biaya Nilai Gabungan Setelah
Kualitas dan harus terpenuhi. 20% - 40% (teknis dan harga) tercapai
Biaya Bobot teknis paling tinggi kesepakatan
60% - 80% negosiasi
teknis dan
harga.
Berdasarkan Persyaratan teknis Peringkat teknis Setelah
Pagu harus terpenuhi. terbaik di antara tercapai
Anggaran Hasil evaluasi berupa peserta yang bersedia kesepakatan
peringkat teknis menerima pagu negosiasi
anggaran teknis dan
harga.
Berdasarkan Persyaratan teknis Peserta dengan Setelah
Biaya harus terpenuhi. penawaran harga tercapai
Terendah Hasil evaluasi berupa paling rendah kesepakatan
peringkat teknis negosiasi
teknis dan
harga.
Pada table di atas tampak bahwa untuk evaluasi sistem gugur, sistem nilai, dan sistem
biaya selama umur ekonomis penetapan pemenang lelang lebih didasarkan pada penawaran
harga. Pengaruh unsur teknis dalam peringkat peserta hanya ada pada sistem nilai dan tidak lebih
dari 30%. Sedangkan pada evaluasi berdasarkan kualitas, kualitas dan biaya, pagu anggaran,
dan biaya terendah, penentuan pemenang seleksi lebih ditentukan oleh peringkat teknis, kecuali
pada metode evaluasi berdasarkan biaya terendah dimana penawaran biaya terendah ditetapkan
sebagai pemenang sepanjang kualitas teknis terpenuhi.
Dalam proses pelelangan pemenang lelang ditentukan oleh harga penawaran. Penawaran
teknis bukan menjadi penentu pemenang lelang. Pokja ULP menetapkan persyaratan teknis dan
kriteria kelulusan evaluasi teknis. Penyedia yang memenuhi persyaratan teknis harus dinyatakan
lulus dalam evaluasi teknis, walaupun kualitas teknis peserta tersebut hanya pas-pasan. Pokja
ULP tidak memberi nilai tambah kepada peserta dengan nilai kualitas lebih baik, kecuali harga
penawaran yang diajukan oleh penyedia nilainya sama. Jika terjadi harga penawaran sama, Pokja
ULP menetapkan peserta dengan kualitas teknis yang lebih baik sebagai pemenang.
Dalam proses lelang jelas sekali bahwa alat persaingan utama adalah harga penawaran.
Harga penawaran tersebut bersifat rahasia dan disampaikan kepada Pokja ULP dengan sampul
tertutup. Untuk memenangkan persaingan dalam pelelangan, peserta lelang harus mengajukan
harga penawaran yang paling rendah. Semakin rendah harga yang diajukan semakin besar
kemungkinan untuk memenangkan persaingan. Untuk itu setiap peserta lelang harus mampu
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan sangat cermat. Pengajuan RAB terlalu tinggi
dapat berakibat kekalahan dalam proses lelang karena peserta lain mungkin ada yang
mengajukan penawaran lebih rendah. Sebaliknya RAB yang terlalu rendah akan menimbulkan
kerugian karena pada saat ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa, penyedia bersangkutan harus
menyerahkan barang/jasa sesuai dengan yang ditawarkan. Dengan demikian harga penawaran
yang dicantumkan dalam dokumen penawaran masing-masing peserta lelang sesungguhnya
adalah harga penawaran yang paling rendah yang bersedia diterimanya jika ditunjuk sebagai
penyedia barang/jasa. Contohnya dalam suatu proses pelelangan pekerjaan A yang diikuti oleh
perusahaan B, C, dan D. Penyedia B bersedia mengerjakan pekerjaan A dengan biaya minimal
Rp2.750.000.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah). B tidak mungkin mengajukan
penawaran dengan harga yang lebih dari Rp2.751.000.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh
satu juta rupiah) karena hal itu dapat menyebabkan ia kalah dalam persaingan harga jika
penyedia C mengajukan harga Rp2.750.500.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta lima
ratus ribu rupiah).
Manakala harga yang diajukan ternyata berhasil menjadikan peserta sebagai pemenang
lelang, maka terhadap harga tersebut tidak boleh lagi dilakukan negosiasi karena pada
hakikatnya penyedia bersangkutan tidak bersedia menerima harga yang lebih rendah dari
penawaran tersebut.
Daftar Pustaka:
1. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010
2. Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012
3. Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2012
4. Peraturan Kepala LKPP nomor
5. Sopian, Abu. Dasar-Dasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Jakarta, In Media, 2014.
6. Sopian, Abu. Tata Cara Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, Jogjakarta, Pustaka Felicha,
2012.
7. Kuncoro. Agus. Begini Tender Yang Benar, Jogjakarta, Primaprint, 2013