Anda di halaman 1dari 3

Bab IV.

Anaesthesi Perinhalasi

Pendahuluan
Anaesthesi atau pembiusan merupakan suatu cara untuk menghilangkan rasa sakit, reflek, dan
kesadaran dalam waktu tertentu setelah diberikan obat anastetikum. Indikasi dari anestesi
adalah untuk pembedahan, pengendalian, prosedur diagnostic dan terapi, eutanasi, dan
komoditi yang lebih manusiawi.

Anaesthesi perinhalasi merupakan salah satu pengaplikasian obat bius selain anaesthesi
perinjeksi. Anaesthesi perinhalasi yang diberikan dapat berupa gas atau cairan yang mudah
menguap. Contoh obat anastesi perinhalasi adalah eter, N 2O, halotan, isofluran dan lain –
lain. Pada praktikum kali ini kita akan melakukan anaesthesi perinhalasi pada kucing dengan
dan tanpa menggunakan premedikasi.

Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara aplikasi obat khususnya anestesi perinhalasi, mengetahui
pengaruh pemberian atropin sebagai premedikasi pada anestesi perinhalasi dan melihat efek
anastesi perinhalasi pada setiap stadium anastesi.

Alat dan bahan


Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah syringe 1 mL, kapas, gelas piala
dan kotak kandang kaca. Bahan yang digunakan adalah eter dan atropin.

Metodologi
a. Kedua kucing ditimbang badannya masing – masing dan dimasukkan kedalam kandang
kaca secara terpisah.
b. Salah satu kucing disuntik atropin dengan dosis 0,03 – 0,05 mg/kg BB.
c. Kedalam kedua kandang kaca tersebut dimasukkan kapas dalam cawan petri yang sudah
dibasahi eter tepat di depan hidung masing – masing kucing.
d. Diamati gejala yang timbul pada masing – masing kucing, serta diamati perubahan pada
setiap stadium anestesinya.
Hasil dan pembahasan
a. Kucing tanpa pemberian atropin
Stadium ke- Nama stadium Waktu (menit ke-) Gejala klinis
Stadium I

Stadium II

Stadium III

Stadium IV

Pembahasan :

b. Kucing dengan pemberian atropin


Stadium ke- Nama stadium Waktu (menit ke-) Gejala klinis
Stadium I

Stadium II

Stadium III

Stadium IV

Pembahasan :

Penanggung jawab prak :


Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai