REGU XI
Pembuat Laporan:
Anggota Regu: 1. Priscilia Chietra 2. Priscilla Lavine S. 3. Putri Handara 4. Ramona Rusmawi 5. Regina Iskandar 6. Revina Yoga 7. Rezky Amelia Said 8. Riesta Paluvi K. D. 9. Rina Mutiara 040.07.154 040.07.155 040.07.157 040.07.159 040.07.160 040.07.162 040.07.163 040.07.165 040.07.166
ANESTESI LOKAL
8. Bekker glass 100 cc untuk HCl dilutus 9. Bekker glass 250 cc untuk mencuci kaki kodok
10.Gunting kecil 11.Scalpel 12.Pinset bedah dan pinset anatomis Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini:
1. Rusak otak kodok (Gambar 1) a. Tusukkan sonde 0,5 cm kaudal dari titik antara kedua mata
b. Arah sonde kranial agak mendatar c. Gerakkan sonde ke kiri dan kanan hingga otak rusak d. Jangan memegang kodok terlalu kuat sehingga kodok mati
b. Tusuk keempat kaki kodok dengan jarum suntik agar kodok tidak lepas
3. Buka kulit paha kanan bagian dorsal
Page 1 of 8
Gambar 3. Tetesi larutan Ringer Laktat untuk menjaga keadaan fisiologis jaringan.
( +) ( )
Page 2 of 8
Gambar 6. Celupkan pada larutan HCl Dilutus 1N untuk merangsang rasa nyeri.
10.Tiap 1 menit, tetapkan waktu refleks penarikan kaki kodok pada kaki yang dibuka N. Ischiadicus nya
a. Bila ( ) dan refleks kaki yang utuh juga ( ) , periksa apakah kodok masih
hidup
11. Percobaan dianggap selesai bila refleks ( ) minimal 2 menit atau 2x refleks
( +)
B. HASIL OBSERVASI
: pk. : pk.
13.14 -
WIB WIB
REFLEKS +/+
REFLEKS +/+
C. ANALISIS DAN KESIMPULAN Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk melihat efek obat anestesi terhadap binatang percobaan. Larutan HCl Prokain 1% digunakan sebagai obat anestesi, sementara larutan HCl Dilutus 1N digunakan sebagai perangsang rasa nyeri pada binatang percobaan.
Pada praktikum ini percobaan dilakukan dengan melihat refleks pada kaki kodok. Kaki kiri kodok digunakan sebagai kontrol, sedangkan kaki kanan kodok digunakan sebagai percobaan anestesi dengan ditetesi HCl Prokain 1%. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebelum diberikan obat anestesi, kedua kaki kodok akan memberikan refleks berupa penarikan kaki ketika kaki di beri rangsang nyeri. Pada pukul 13.14 WIB kaki kanan kodok ditetesi 1 tetes HCl Prokain 1%. Satu menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok dicelupkan dalam larutan HCl Dilutus 1N . Setelah kaki dicelupkan, terjadi refleks penarikan kaki pada kedua kaki kodok dimana refleks pada kaki yang dianestesi terjadi dalam 1 detik. Hal ini menandakan tidak adanya efek anestesi pada kaki kanan kodok. Dua menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok kembali dicelupkan dalam larutan
HCl
Dilutus
penarikan kaki pada kedua kaki kodok dimana refleks pada kaki yang dianestesi terjadi dalam 4 detik. Hal ini menandakan tidak adanya efek anestesi pada kaki kanan kodok, akan tetapi reaksi timbul beberapa detik lebih lama daripada sebelumnya. Tiga menit setelah penetesan obat anestesi, kaki kodok kembali dicelupkan dalam larutan HCl Dilutus 1N . Setelah kaki dicelupkan, terjadi refleks penarikan kaki pada kaki kiri kodok sementara kaki kanan kodok tidak memberikan refleks. Hal ini menandakan adanya efek anestesi pada kaki kanan kodok. Empat menit setelah penetesan obat anestesi, terjadi refleks yang sama seperti pada menit ke-3 setelah penetesan. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa obat anestesi dapat membaalkan saraf sehingga tidak akan terjadi refleks terhadap rangsangan nyeri. Efek anestesi sudah ada sejak 1 menit setelah pemberian obat anestesi. Hal ini ditandai dengan lebih lambatnya refleks yang timbul. Efek anestesi total (benar-benar baal) pada kodok baru timbul 3 menit setelah pemberian obat anestesi.
A. JALAN PERCOBAAN Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum ini: 1. Stopwatch 2. Pipet lidah 3. Jarum gores steril 4. Tissue dapur
Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini: 1. Larutan Prokain 1% Cara kerja: 1. Julurkan lidah OP selama percobaan 2. Keringkan lidah OP dengan tissue dapur 3. Teteskan 1 tetes Prokain 1% ke salah satu sisi lidah dengan pipet 4. Catat waktu penetesan 5. Periksa rasa nyeri setiap 2 menit a. Goreskan jarum steril pada daerah yang ditetesi Prokain b. Bandingkan dengan sisi lidah yang tidak diberi Prokain 6. Kerja anestesi lokal dianggap selesai bila 3 dari 5 goresan terasa sakit
( +) ( )
: tidak sakit, ada efek anestesi lokal : sakit, tidak ada efek anestesi lokal
B. ANALISIS DAN KESIMPULAN Pada praktikum ini tidak dilakukan percobaan pada manusia. Jalannya praktikum didemokan menggunakan foto-foto pada slide.
III.
A. JALAN PERCOBAAN Alat-alat yang dipergunakan pada praktikum ini: 1. Stopwatch 2. Tensimeter 3. Stetoskop 4. Penggaris 5. Jarum gores steril 6. Spuit 7. Kapas Obat-obatan yang dipergunakan pada praktikum ini: 1. Larutan Prokain 0,5% 2. Larutan Lidokain 0,5% 3. Alkohol 70% Cara kerja: 1. Ukur tensi OP
( +) ( )
: tidak sakit, ada efek anestesi lokal : sakit, tidak ada efek anestesi lokal
B. ANALISIS DAN KESIMPULAN Pada praktikum ini tidak dilakukan percobaan pada manusia. Jalannya praktikum didemokan menggunakan foto-foto pada slide.
IV.KASUS A. PERTANYAAN Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke RSGM Usakti dengan keluhan nyeri gigi yang hebat pada sisi kanan. Pada pemeriksaan intra oral didapati tambalan amalgam yang besar pada gigi M1 atas kanan, gigi M1 bawah kanan, dan gigi M3 bawah kanan. 1. Bagaimana saudara mengetahui asal rasa nyeri pada sisi kanan? 2. Teknik anestesi apa yang akan saudara gunakan sehubungan dengan jawaban nomor 1? Jelaskan mengapa saudara memilih teknik anestesi tersebut! 3. Obat anestesi lokal apa yang saudara gunakan? Jelaskan alasan saudara! 4. Sebutkan cara pemberian anestesi lokal lain yang dapat digunakan dalam rongga mulut! 5. Apa kerugian penambahan epinefrin pada anestesi lokal?
B. JAWABAN
1. Untuk mengetahui asal rasa nyeri pada sisi kanan dapat dilakukan anestesi
lokal selektif. 2. Teknik anestesi yang digunakan adalah anestesi infiltrasi pada gigi yang dicurigai sebagai sumber rasa sakit. Teknik ini digunakan karena anestesi infiltrasi dapat membaalkan ujung-ujung saraf setiap gigi, sehingga dapat didiagnosis secara pasti gigi penyebab rasa sakit. Teknik anestesi lainnya yang dapat digunakan adalah anestesi blok. Akan tetapi anestesi blok kurang efektif dibandingkan anestesi infiltrasi, karena anestesi blok akan menyebabkan 1 regio dari rahang yang dianestesi menjadi baal. Hal ini menyulitkan diagnosis secara pasti gigi penyebab rasa sakit. 3. Obat anestesi yang digunakan adalah lidokain, karena lidokain mempunyai on-set of action yang cepat sehingga sumber rasa sakit bisa lebih cepat diketahui. 4. Cara-cara pemberian anestesi lokal yang dapat digunakan dalam rongga mulut: Anestesi blok mandibularis Anestesi blok nasopalatinus Anestsi permukaan Anestesi intraosseus Anestesi sub-periosteal
5. Kerugian penambahan epinefrin pada anestesi lokal: Menimbulkan efek adrenergik dimana OS menjadi berdebar-debar Masa penyembuhan luka menjadi lebih lama karena aliran darah berkurang Oedem Menimbulkan nekrosis jaringan karena adanya iskemia jaringan akibat berkurangnya aliran darah