Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
OLEH
ADRIANI SINAGA
157019054 / IM
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ADRIANI SINAGA
157019054 / IM
yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara adalah hasil karya tulis saya sendiri. Semua kutipan
maupun rujukan dalam penulisan tesis ini telah saya cantumkan sumbernya
dengan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika di kemudian hari
ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi
pencabutan gelar akademik yang disandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adriani Sinaga
NIM. 157019054
ABSTRAK
ABSTRACT
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Maha Pengasih atas
kasih dan penyertaan-Nya yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara dan dapat menyelesaikan tesis
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu, dengan lapang dada peneliti
menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
saran baik itu bantuan moril dan materil sehingga tesis ini dapat terselesaikan,
Untuk itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu
5. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si selaku ketua komisi pembimbing
yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan untuk perbaikan dalam
tesis ini.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Anggota Komisi
ini.
ini.
10. Kepada kedua orangtua saya Judesman Sinaga dan Sanna Mariani Saragih
yang telah memberikan semangat dan supportnya kepada peneliti selama ini
12. Kepada suami saya Wanris Pindo Purba yang selalu sabar, memberikan
13. Kepada putri saya tercinta Ardella Joicelyne Purba, penyemangat hidupku
Paralel 2015, atas bantuan, doa dan persahabatan yang telah dibina dengan
baik dan indah. Semoga persahabatan dan kekeluargaan kita tidak lekang oleh
waktu.
15. Bapak Asran Pane, selaku Kepala Lantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang
16. Ibu Annati dan Ibu Lasmaida Susi Deliana Sinaga, selaku Kepala Bidang
17. Serta pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung
membantu peneliti dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu.
yang telh diberikan, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan membalas kebaikan
Adriani Sinaga
BAB I
PENDAHULUAN
bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan
Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS Ketenagakerjaan yang
Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja) yang dikelola oleh PT. Jamsostek
(Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek
Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kematian (JK).
termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
hak pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif
makhluk sosial yang harus dijaga dan diperhatikan mengingat banyaknya faktor
tentang K3 yaitu UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2013, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja. ILO juga mencatat, 153 pekerja di dunia mengalami
kecelakaan kerja setiap 15 detik. Diperkirakan 2,3 juta pekerja meninggal setiap
tahun akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Lebih dari 160 juta
pekerja menderita penyakit akibat kerja dan 313 juta pekerja mengalami
kecelakaan non-fatal per tahunnya. Dilihat dari sudut pandang ekonomi, ILO
untuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Persentase tersebut setara dengan
biaya sebesar US$ 2,8 triliun yang dihabiskan untuk hilangnya waktu kerja,
gangguan produksi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta ganti rugi kepada
keluarga korban.
digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan
Gambar 1.1 Jumlah Kasus Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) Tahun 2011-2014
Sumber : Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementrian Kesehatan, 2014
Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi
pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891, Tahun 2012
= 21.735, Tahun 2014 = 24.910). Provinsi dengan jumlah kasus kecelakaan akibat
kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah Provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan
Jawa Timur, Tahun 2012 adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi Tengah,
Tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi, sedangkan tahun
2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan Bali. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Sesuai dengan
data BPJS Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja
sebanyak 105.182 kasus. Sementara itu, untuk kasus kecelakaan berat yang
tahun mengalami tren peningkatan hingga 5%. Untuk kecelakaan kerja berat,
trend peningkatannya cukup besar yakni sekitar 5% sampai dengan 10% setiap
Selama ini penerapan K3 seringkali dianggap sebagai cost atau beban biaya,
kerja aktif yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Jumlah tenaga kerja aktif pada tahun 2012 sebanyak 39.244 tenaga
kerja, tahun 2013 sebanyak 49.366 tenaga kerja, tahun 2014 sebanyak 61.567
tenaga kerja, tahun 2015 sebanyak 88.741 dan tahun 2016 sebanyak 92.279.
kantor cabang dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. BPJS Ketenagakerjaan
Medan. Beberapa perusahaan pabrik, kontruksi baik dari perusahaan asing, swasta
Berikut ini adalah grafik jumlah kasus kecelakaan kerja yang telah
dibayarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Belawan sejak tahun 2012
3,000
2,616 2,942
2,340 2,745
2,000 2,282
1,000
JUMLAH KASUS KECELAKAAN
- KERJA
2012 2013
2014
2015
2016
Dari Gambar 1.2 dapat dilihat rata-rata dalam setahun yang mengalami
kecelakaan kerja sejumlah 2.585 tenaga kerja dan setiap hari yang mengalami
kecelakaan kerja sebanyak delapan tenaga kerja untuk daerah kepersertaan BPJS
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah biaya pengobatan dan santunan yang telah
dibayarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Belawan sejak tahun 2012
perusahaan maupun tenaga kerja. Kerugian secara langsung yang dirasakan adalah
biaya pengobatan dan kompensasi. Biasanya jika tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja, perusahaan harus tetap memberikan gaji perbulan kepada yang
untuk tenaga kerja yang menggantikan. Kerugian materi seperti biaya pengobatan
yang sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk pemulihan kondisi kesehatannya.
mengakibatkan sembuh hanya dengan bekas luka lecet atau robek, tenaga kerja
yang mengalami patah tulang dapat menggunakan pen didalam tubuhnya selama
bebeberapa tahun, tenaga kerja bahkan dapat kehilangan anggota tubuhnya yaitu
cacat anatomi sebagain, cacat total tetap dan cacat fungsi. Kondisi akhir akibat
kecelakaan kerja juga yang sangat menyedihkan bagi perusahaan dan ahli waris
ialah harus kehilangan tenaga kerja terbaik perusahaan dan bahkan tulang
punggung keluarga yaitu meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan meninggal
dunia medadak dilingkungan kerja. Padahal tenaga kerja merupakan salah satu
aset terbesar bagi perusahaan, karena tanpa tenaga kerja perusahaan tidak akan
berjalan.
19,7 miliar, kompensasi berusapa santunan cacat yaitu sebesar Rp 8,3 miliar,
Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) yaitu gaji karyawan selama
tidak masuk bekerja sebesar Rp 4,7 miliar, dan santunan kematian sebesar Rp 19,7
miliar. Sehingga total kerugian akibat kecelakaan kerja yang telah dibayarkan dari
12.925 kasus yaitu sebesar Rp 52,5 miliar. Dimana rata-rata rata unit cost biaya
terlena dengan adanya jaminan asusransi terhadap aset yang dimiliki. Namun
karena ada hal-hal yang tidak termasuk dalam lingkup asuransi, seperti kerugian
pengamanannya tidak lagi diperlukan. Menurut majalah tempo pada tahun 2017,
kecelakaan kerja tersebut dan terdapat dua puluh tujuh pengusaha di Peta Area
terdiri atas Rp 542,75 miliar aset tanah serta Rp 158,92 miliar aset bangunan.
Man hour atau jam kerja adalah jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh
rata-rata pekerja dalam satu jam. Man hour digunakan dalam memperkirakan
jumlah total tenaga kerja tanpa mengalami gangguan dalam melakukan suatu
juga membawa kerugian terhadap proses produksi akibat kerusakan atau cedera
menderita. Bila korban tidak mampu bekerja atau meninggal, maka keluarga
perusahaan karena dinilai tidak peduli dengan keselamatan, tidak aman atau
suatu usaha, dan untuk membangun citra atau company image, perusahaan
memerlukan perjuangan berat dan panjang. Namun citra ini dapat rusak dalam
sekejap jika terjadi bencana atau kecelakaan yang berdampak luas yang dapat
produknya.
tidak langsung seperti kehilangan jam kerja (man hour), kerugian produksi,
sampai 50 kali lipat dari biaya langsung yaitu biaya pengobatan dan kompensasi
berupa santunan yaitu sekitar Rp 40,6 juta sampai Rp 203,3 juta per karyawan
Tabel 1.1 menunjukkan persentase kondisi akhir dari tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan kerja sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
Tabel 1.2
Kondisi Akhir Tenaga Kerja Akibat Kecelakaan Kerja
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Belawan
NO. Kondisi Akhir Jumlah Kasus Persentase (%)
1 Sembuh 12,340 95,47
2 masa perawatan 98 0,76
3 Kambuh - -
4 cacat fungsi 308 2,38
5 cacat sebagian / cacat anatomi 60 0,46
6 cacat total tetap 1 0,01
7 meninggal dunia akibat kecelakaan kerja 103 0,80
meninggal dunia akibat meninggal dunia
8 15 0,12
mendadak
TOTAL 12,925 100.00
Sumber : BPJS Ketenagakerjaan Cabang Medan Belawan (2017)
Berdasarkan data Tabel 1.2, selama tahun 2012 - 2016 kondisi akhir yang
dialami oleh tenaga kerja yang paling tinggi ialah sembuh yaitu sebanyak 12.340
kasus, yang mengalami masa perawatan yaitu masih menggunakan alat bantu
kesehatan pada tubuhnya dan masih berobat jalan sebanyak 98 kasus, yang
mengalami cacat fungsi sebanyak 308 kasus, yang mengalami cacat sebagian /
anatomi sebanyak 60 kasus, yang mengalami cacat total tetap sebanyak 1(satu)
kasus, yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja sebanyak 103 kasus dan
sebanyak 15 kasus.
Pegawai Pengawas Dinas Sosial Tenaga Kerja, klinik/ rumah sakit yang
melakukan pengobatan, untuk mencari tahu trend apa saja yang menimbulkan
faktor manusia yaitu dimana karyawan terkadang tidak selalu memakai alat
(K3), tinggat pendidikan yang masih rendah, dan masa kerja yang masih sedikit
karyawan kurang mendengar arahan rekan kerja, suhu udara yang tidak nyaman,
penerangan yang kurang memadai dan permukaan lantai yang licin sering
membuat karyawan tergelincir. Faktor peralatan seperti mesin yang tiba-tiba rusak
(delapan) tenaga kerja perhari, dan kerugian yang dialami oleh perusahaan dan
tenaga kerja bahkan keluarga/ ahli waris dari tenaga kerja, maka perlu dilakukan
penelitian yang mencari tahu tentang hal –hal apakah yang menjadi trend
kecelakaan kerja yang selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan
kecelakaan kerja untuk 5 (lima) tahun yang akan datang yaitu 2017 sampai
dari penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengungkap trend kecelakaan
kerja dan menemukan solusi untuk meningkatkan keselamatan para tenaga kerja
pada saat bekerja. Seiring dengan tingginya kasus kecelakaan kerja di lingkungan
penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan untuk judul dari penelitian ini adalah
Belawan”.
a. Jenis kelamin?
b. Usia pekerja?
c. Lokasi kejadian?
d. Waktu kejadian?
f. Sumber cedera?
g. Tindakan berbahaya?
h. Jenis pekerjaan?
a. Jenis kelamin?
b. Usia pekerja?
c. Lokasi kejadian?
d. Waktu kejadian?
f. Sumber cedera?
g. Tindakan berbahaya?
h. Jenis pekerjaan
berdasarkan :
a. Jenis kelamin?
b. Usia pekerja?
c. Lokasi kejadian?
d. Waktu kejadian?
f. Sumber cedera?
g. Tindakan berbahaya?
h. Jenis pekerjaan
lima tahun mendatang yaitu tahun 2017 sampai dengan tahun 2021
berdasarkan :
a. Jenis kelamin
b. Usia pekerja
c. Lokasi kejadian
d. Waktu kejadian
f. Sumber cedera
g. Tindakan berbahaya
h. Jenis pekerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur
keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan
memasuki tempat kerja, serta agar sumber produksi dapat dipergunakan secara
aman dan efisien. Peninjauan dari aspek teknis keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja
produktivitas.
efisien.
diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat
disertai kerugian material atau penderitaan dari yang paling ringan sampai yang
paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan
pada waktu rekreasi adalah diluar dari pada makna kecelakaan akibat kerja,
akibat kerja meliputi penyakit akibat kerja, yang disebut terakhir ini tidak akan
kesehatan kerja.
3. Kecelakaan dirumah
disebabkan oleh bermacam-macam faktor yang terangkai, dimana pada akhir dan
secara langsung oleh perilaku yang tidak aman dan potensi bahaya mekanik atau
fisik. Prinsip dasar tersebut kemudian dikenal dengan nama teori domino, dimana
domino Henirich kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan,
yaitu:
1. Kondisi kerja
2. Kelalaian manusia
4. Kecelakaan
5. Cedera (injury)
Salah satu kerugian dari penggunaan teori Heinrich adalah model ini masih
terlalu luas dan dapat diartikan dalam banyak cara. Model ini tidak menyediakan
gambaran umum klasifikasi yang dapat dijadikan dasar penelitian ilmiah. Model
ini juga melibatkan faktor perilaku manusia, dan factor mekanik dalam sani
Sumber : http://www.hse-info.com/2014/02/kecelakaan-kerja.html
Gambar 2.1 : Model Teori Domino Heinrich
tindakan/ perilaku pekerja yang tidak aman ketika bekeija (unsafe acts).
Teori domino baru dan Bird dan Germain (Bird and Germain, 1985)
lebihdikenal dengan sebutan The ILCI Loss Causation Model, teori ini
mengemukakan pengembangan dan teori Domino Heinrich. Teori ini terdiri dan 5
kurangnya program 1(3, standar kerja yang tidak sesuai, dan kepatuhan
tindakan dan kondisi tidak aman. Ada 2 jenis penyebab dasar, yaitu faktor
4. Kecelakaan (incident)
suatu kontak dengan sumber energi yang melampaui ambang batas dan
5. Kerugian (loss)
Sumber : https://creationsvi.files.wordpress.com
Gambar 2.2 : Model Teori The ILCI Loss Causation Model
diadopsi dan Hemrich model dan konsep Loss Control yang dikembangkan oleh
terjadinya kecelakaan adalah host yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan, agent
melakukan pekerjaannya.
sebab yang berkaitan dengan korban, penyebab, lingkungan yang terjadi secara
random, yang intinya bahwa kecelakaan hasil interaksi yang kompleks dan acak
antara korban, agen dan lingkungan serta tidak dapat dìterangkan hanya dengan
1975 & CAP 719, 2002) adalah manusia sebagai pusat dalam SHEL Model.
sistem sehingga tidak melihat manusia sebagai penyebab tunggal kegagalan atau
kesalahan yang terjadi. Sedangkan kelemahannya adalah tidak secara rinci dan
Serikat pada tahun 1970-an dan tahun 1980-an dengan didokumentasikan pada
perilaku tidak menjadi hal yang umurn di Amerika Serikat sampai tahun 1990 an
ketika mulai menjadi praktek oleh sebagian besar utama di banyak organisasi.
akibat kerja.
mengelola angka tetapi lebih kepada mengelola manajemen sistem yang secara
pro aktif bisa mempengaruhi perilaku seseorang Dengan berfokus pada perilaku
untuk din sendiri. Dengan menggunakan data performa sebelumnya mereka dapat
umpan balik merupakan alat yang kuat untuk memperkuat perilaku yang aman.
keselamatan:
keselarnatan yaitu:
HFACS (FAA, 2000) fokus pada identifikasi “Lubang/hole” dan Swiss Cheese
kegagalan pada layer (“lubang” pada keju) yang berkontribusi pada keeelakaan.
Swiss Cheese Model (Model Swiss Keju) ini dikemukakan oleh James
Reason path tahun 1990, dalam model ini dipaparkan bahwa kecelakaan terjadi
model ini digambarkan sebagai lubang yang terdapat pada keju Swiss, dimana
laten (latent failure) maupun kegagalan aktif (active failure). Kegagalan laten
adalah kegagalan yang tidak secara langsung berkaitan dengan kejadiari seperti
perilaku pekerja). Baik kegagalan laten maupun kegagalan aktif dapat disebut
sebagai error.
2.1.4.1 Checklist
bahwa secara standard atau persyaratan minimum telah terpenuhi sehingga risiko
dan bahaya yang ada dapat dikurangi. Pertanyaan dalam checklist dibuat dengan
bahkan oleh pernula, yang pentmg standard dan code practices tersedia,
(safety) dan bahaya-bahaya terhadap lingkungan dan suatu rancangan atau juga
mengamati bahaya-bahaya yang mungkin terjadi bila suatu kondisi atau kriteria
kunci yaitu No, more, less, as well as, part of reverse, other than. Dengan diawali
kata kunci tersebut dibuat prakiraan kondisi yang mungkin bisa terjadi, dan
melihat bahaya yang akan terjadi bila kondisinya seperti itu. Umumnya hazop
dilaksanakan pada tahap preliminary engineering ketika gambar desain telah ada
diperlukan segera.
Fault Tree Analysis (FTA) adalah telmik analisis sistem yang digunakan
munculnya suatu kejadian yang tidak diinginkán. FTA dapat digunakan untuk
sistem yang bersifat dinamis, kompleks dan luas. Sebuah fault tree dapat menjadi
umum ke penyebab yang lebih spesifik. Keuntungan dan FTA adalah sangat
tehnik diperkenalkan oleh H. Watson dan Allison B. Mearns of Bell Labs dan
FTA dalam menganalisa diakui secara luas oleh perusahaan industni penerbangan
keselamatan.
Terdiri dan layer, level, dan eabang-cabang yang menggunakan proses analisa
repetitif. FTA dimulai dengan kejadian yang tidak diinginkan dan berlanjut
diinginkan terjadi.
yang ditampilkan secara visual dan logik. Tujuan dan ETA adalah untuk
terjadinya kecelakaan atau apakah suatu kondisi cukup terkontrol dalam sistem
sistern. ETA model alcan mampu memperlihatkan apakah sebuah sistem yang
gambaran yang lebih luas. Event Tree (ET) merupäkan model untuk skenario
komponen yang terjadi dalam proses atau sistem dan efek yang dihasiilcan dan
kegagalan tersebut. Metode ini juga dapat mentabulasikan jenis kegagalan dan
dansistem, serta akibat-akibat potensial dan setiap jenis kegagalan pada suatu
peralatan lainnya.
terjadi.
8. Pendidikan
9. Latihan-latihan (simulasi)
kecelakaan
praktik kerja aman, mengajarkan cara pengerjaan suatu pekerjaan secara benar
dan penggunaan produk secara aman, serta aktivitas edukasi lainnya. Dan lingkup
yang berlaku.
yang menyangkut aspek operasional dari kualitas, volume dan hubungan kerja.
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
Ini adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja. Guna tercapainya tempat kerja dan lingkungan kerja yang aman,
(kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–
rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah
bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend positif atau trend
perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan
sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk
menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki
dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap
dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.
Penduduk usia kerja menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ,2009) sesuai
penduduk usia 15 tahun keatas yang dikelompokkan ke dalam angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Badan Pusat Statistik membagi tenaga kerja ( Employed )
mempunyai jumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja
(Unemployed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam per
minggu.
Lokasi kejadian ialah tempat terjadinya kecelakaan kerja oleh tenaga kerja,
baik di dalam perusahaan atau tempat bekerja, diluar perusahaan bahkan di lalu
perencanaan tenaga kerja yang berkenaan dengan jadwal kerja dan jumlah tenaga
selama 40 jam/minggu. Bank atau perkantoran lainnya, waktu kerjanya siang hari
selama 8 jam dengan istirahat 1 jam (pukul 08.00 - pukul 16.00) kalau lebih dari
40 jam, maka kelebihan itu harus dimasukkan sebagai lembur (overtime) dan hari
(2008) bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan sakit terbagi menjadi:
a. Kepala; mata.
b. Leher.
d. Alat gerak atas; lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari,
jari tangan.
e. Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari
kaki
f. Sistem tubuh.
Tujuan dari menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota bagian
untuk mencegah terjadinya cidera karena kecelakaan, sebagai contoh cidera mata
dengan penggunaan kaca mata pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk
a. Mesin.
v. Mesin-mesin pertanian.
c. Peralatan lain.
i. Bejana bertekanan.
vii. Tangga.
i. Bahan peledak.
ii. Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak.
iv. Radiasi.
tersebut.
e. Lingkungan kerja.
i. Diluar bangunan.
tersebut.
i. Hewan.
c. Terlalu sesak/sempit
h. Bising
i. Paparan radiasi
menjelaskan bahwa jenis usaha dibagi menjadi lima kelompok resiko yaitu
kelompok risiko sangat rendah, risiko rendah, risiko sedang, risiko tinggi, risiko
sangat tinggi.
1. Penjahitan/konveksi
2. Pabrik topi
celana/bretel) 4
5. Pabrik keperluan rumah tangga (sprei, selimut, terpal, gorden, dan lain-lain
yang ditenun.
1. Pertanian rakyat
2. Perkebunan gula
3. Perkebunan tembakau
6. Pabrik teh
1. Pelayanan pengairan
2. Perusahaan kehutanan
3. Pemotongan hewan
8. Penggergajian kayu
4. Pengolahan limbah/B3
6. Pabrik semen
2. Asam belerang
3. Pabrik pupuk
10. Pabrik bahan peledak, bahan petasan, dan pabrik kembang api
bagi tenaga kerja yang menderita kecelakaan akibat hubungan kerja, hari tua,
No.3/1992 tentang jamman sosial tenaga kerja maka perlindungan jaminan social
bagi tenaga kerja menjadi lebih jelas karena memiliki dasar hukum yang kuat
yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
a. Bagi Perusahaan
akibat kerja, cacat, sakit, hamil, bersalin. hari tua dan meninggal
dunia.
hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
penerima upah), tergantung pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang besarannya
dievaluasi paling lama 2 (tahun) sekali, dan mengacu pada tabel sebagai berikut :
kadaluarsa klaim selama selama 2 (dua) tahun dihitung dari tanggal kejadian
4. Perawatan intensif
5. Penunjang diagnostik
6. Pengobatan
7. Pelayanan khusus
10. Operasi
upah, enam bulan kedua diberikan sebesar 75% dari upah, dan enam
cacat sebagian fungsi atau cacat total tetap atau meninggal dunia
penasehat.
Jaminan Kematian.
bagi Peserta yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat
ditambah 40% (empat puluh persen) dari harga tersebut serta biaya
rehabilitasi medik.
rupiah).
kepada peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Perjanjian Ikatan Kerjasama dengan beberapa Puskesmas, Klinik Swasta dan juga
untuk membantu tenaga kerja dan perusahaan dalam hal menjamin biaya
pengobatan akibat kecelakaan kerja sampai tenaga kerja tersebut sembuh. Klinik
atau Rumah sakit tersebut disebut sebagai Fasilitas Kesehatan Trauma Center dan
pihak klinik / rumah sakit dapat merujuk ke Rumah Sakit yang fasilitasnya lebih
lengkap.
relatif cepat, hasil dari model yang dibangun mudah untuk dipahami. Konsep
dari decision tree adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-
c. Fleksibel untuk memilih features dari internal nodes yang berbeda, feature
yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode decision tree
konvensional.
d. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat
diperlukan.
Guna mengkaji lebih dalam mengenai dasar dalam penelitian ini, berikut
Kecelakaan Kerja Dari Tahun 2007 Sampai Dengan tahun 2011 Berdasarkan Data
PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Gatot Subroto I”, membahas analisis
trend kecelakaan kerja yang terjadi dari tahun 2007 – 2011 berdasarkan data PT.
deskriftif kualitatif, populasi dalam penelitian ini adalah semua data kecelakaan
kerja pada perusahaan yang mengajukan klaim kepada PT. Jamsostek (Persero)
kantor Cabang Gatot Subroto I, dan penelitian ini bersifat cacah, artinya seluruh
data dijadikan unit analisis. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
kerja. Selanjutnya analisis data menggunakan aplikasi SPSS dan Program Excel.
Hasil penelitiannya ialah trend tingkat keparahan kecelakaan kerja yang terjadi
Kesehatan Kerja) dan dapat memprediksi trend kecelakaan kerja pada tahun 2012
Kerja Untuk Mencapai Tingkat Kecelakaan Kerja Nihil (Zero Accident) Pada
masyarakat sekitar dan masalah keselamatan kerja. Dalam hal keselamatan dan
pembenahan namun tingkat kecelakaan kerja masih tinggi ini dapat dilihat dari
rasio kekerapan cidera yang terus meningkat dari tahun 2011 sampai tahun 2012
yaitu dari 78,36 menjadi 82,48 sehingga harapan perusahaan untuk Zero
Accident belum tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sistem
SMK3 dalam kaitannya dengan perilaku selamat (safety behavior) karyawan PT.
Tasik Raja, Kota Pinang guna merumuskan strategi perusahaan untuk mencapai
Zero Accident. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Tasik
yang dilaksanakan pekerja, dan lokasi kerja manakah yang paling sering
terjadi kecelakaan kerja. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 152 orang
yaitu seluruh pekerja pada pabrik kelapa sawit Tanjung Medan Provinsi
diri seperti penggunaan helm sekitar 89,48%, sepatu boot dipakai 63,34%
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Unsafe action adalah suatu tindakan yang memicu terjadinya suatu kecelakaan
terjadi kebakaran, tidak mematuhi peraturan dan larangan K3, dan lain-lain.
Tindakan ini bisa berbahaya dan menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan kerja
5. Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe attitude and Habits)
6. Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang
(Lackof skill)
melakukan pekerjaan
10. Kurang adanya motivasi kerja (Improper motivation) dari tenaga kerja
Unsafe condition berkaitan erat dengan kondisi lingkungan kerja yang dapat
kondisi yang tidak aman ini karena kurang ergonomis. Lingkungan dalam artian luas dapat
diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga faktor-faktor yang berkaitan
dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas,
pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik
yang bisa mengganggu konsentrasi Unsafe condiiton ini. Contohnya adalah lantai yang
licin, tangga rusak, udara yangpengap, pencahayaan kurang, terlalu bising, dan
lain-lain.
Cabang Medan Belawan dan juga memprediksi trend kecelakaan kerja pada lima
POHON
KEPUTUSAN KEBIJAKAN
Prediksi trend
Kecelakaan Kerja
untuk 5 (lima) tahun
berikutnya (tahun 2017,
2018, 2019, 2020, 2021)
BAB III
METODE PENELITIAN
karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
Cabang Medan Belawan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dan akan
memprediksi trend kecelakaan kerja untuk lima tahun yang akan dating yaitu
Belawan yang beralamat di jalan Gunung Krakatau nomor 17A Gedung Pelni
lantai 2 dan 3 Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai
3.3.1 Populasi
terdiri atas Objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data kecelakaan kerja pada
Cabang Medan Belawan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Adapun
3.3.2 Sampel
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini,
tidak dilakukan pengambilan sampel. Dengan kata lain, penelitian ini bersifat
cacah, artinya seluruh data BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Belawan
dalam kurun waktu tahu 2012 sampai dengan 2016 dijadikan sebagai unit analisis
1. Wawancara
responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Sedangkan maksud dari
wawancara menurut Lincon dan Guba (1985) dalam Basrowi dan Suwandi
kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan
digunakan untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja dan upaya – upaya yang
2. Observasi
empiris. Observasi yang di maksud dalam teknik pengumpulan data ini ialah
apakah tindakan medis sudah dilakukan dengan maksimal dan kondisi akhir
karyawan tersebut sudah sembuh atau cacat. Jumlah responden yang diobservasi
3. Studi Pustaka
pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk
bersifat toleran about the people yang dimaksudkan adallah masyarakat seebagai
1. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
sebagainya
yang memerlukannya.
Dalam penelitian ini, jenis data yang paling banyak digunakan ialah data
Sumber data primer sebagai data pendukung ialah, hasil wawancara peneliti
Sumber data sekunder pada penelitian ini adalah data pengajuan klaim
Defenisi Istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
menurut Hasan (2002) analisis kualitatif ialah analisis yang tidak menggunakan
data meliputi proses reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan serta
selanjutnya ialah:
dari fenomena dan proporsi. Pada tahap ini, penulis menarik simpulan
4. Triangulasi
mana spesifik dari data tiga sumber data tersebut. Data yang telah
diperoleh.
b. Triangulasi Teknik
dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
dan siang hari. Dengan begitu maka dapat diketahui apakah nara
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder,
kecelakaan kerja dan laporan investigasi kecelakaan kerja. Data akan dianalisis
untuk melihat trend kecelakaan kerja yaitu menggunakan Program bantuan SPSS
Cabang Medan Belawan memiliki jumlah tenaga kerja aktif yang dari tahun
ketahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah tenaga kerja aktif
pada tahun 2012 sebanyak 39.244 tenaga kerja, tahun 2013 sebanyak 49.366
tenaga kerja, tahun 2014 sebanyak 61.567 tenaga kerja, tahun 2015 sebanyak
Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Belawan pada tahun 2012 sampai dengan
kepada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan pihak perusahaan yang
Kelamin
74
Tabel 4.1. Trend Kecelakaan Kerja dari Tahun 2012-2016 Berdasarkan Jenis
Kelamin
Kecelakaan Kerja
No Tahun Laki-laki Perempuan
n % n %
1 2012 2440 90,0 271 10,0
2 2013 2311 90,9 232 9,1
3 2014 2253 92,0 195 8,0
4 2015 1921 87,4 278 12,6
5 2016 2118 91,8 190 8,2
Total 11043 100 1166 100
jenis kelamin. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan jenis kelamin dari
tahun 2012-2016 banyak terjadi pada karyawan berjenis kelamin laki-laki untuk
setiap tahunnya. Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 pada pekerja
terendah terjadi pada tahun 2016 pada pekerja berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 190 kecelakaan (8,2%). Trend kecelakaan kerja terendah untuk yang
berjenis kelamin laki-laki terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 1921 kecelakaan
(87,4%). Trend kecelakaan kerja tertinggi untuk yang berjenis kelamin perempuan
terjadi pada tahun 2015 sebanyak 278 kecelakaan (12,6%). Trend kecelakaan
kerja untuk jenis kelamin laki-laki mengalami penurunan dari tahun 2012-2015,
kecelakaan kerja untuk jenis kelamin perempuan mengalami penurunan dari tahun
tahunnya mulai dari 2012-2016 adalah kecelakaan kerja lebih besar pada jenis
kelamin laki-laki. Menurut data dari BPJS ketenagakerjaan kantor cabang Medan
Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah tenaga kerja yang aktif adalah 331197
kecelakaan kerja sebanyak 1166 kecelakaan. Dari hasil trend ini dapat dikatakan
terjadi pada tahun 2012 yaitu sebanyak 2440 kecelakaan kerja (90%).
tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 278 kecelakaan kerja
(12,6%).
Pekerja
Cabang Medan Belawan pada tahun 2012-2016 berdasarkan usia pekerja dapat
Tabel 4.2. Trend Kecelakaan Kerja dari Tahun 2012-2016 Berdasarkan Usia
Pekerja
usia pekerja. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan usia pekerja dari
tahun 2012-2016 banyak terjadi pada karyawan pada kelompok umur 26-30 tahun
untuk setiap tahunnya. Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 dan
2013 masing-masing terjadi pada pekerja dengan kelompok umur 26-30 tahun
yaitu sebanyak 577 kecelakaan (21,3% dan 22,7%). Trend kecelakaan kerja
terendah terjadi pada tahun 2016 pada pekerja dengan kelompok umur >55 tahun
kelompok umur 26-30 tahun terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 422
kecelakaan kerja yang mengalami penurunan dari tahun 2012-2016 terjadi pada
Hasil analisis ternd kecelakaan kerja menurut usia pekerja dari tahun
2. Usia 26-30 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 dan
3. Usia 31-35 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
4. Usia 36-40 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
5. Usia 41-45 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
6. Usia 46-50 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
7. Usia 51-55 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
8. Usia > 55 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
Dari hasil analisa di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk setiap
Kejadian
Total 2711 100 2543 100 2448 100 2099 100 2308 100
kejadian. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan lokasi kejadian dari
tahun 2012-2016 banyak terjadi di dalam area kerja untuk setiap tahunnya.
Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 yang terjadi di dalam area
kerja yaitu sebanyak 2045 kecelakaan (75,4%). Trend kecelakaan kerja terendah
terjadi pada tahun 2014 yang terjadi di luar area kerja yaitu sebanyak 81
terjadi di dalam area kerja terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 1606
kecelakaan (76,5%). Trend kecelakaan kerja tertinggi untuk kecelakaan lalu lintas
terjadi pada tahun 2013 yaitu sebanyak 599 kecelakaan (23,6%) dan trend
kecelakaan kerja yang terendahnya terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 360
kecelakaan di luar area kerja terjadi pada tahun 2016 yaitu sebanyak 151
kecelakaan (6,6%) dan trend kecelakaan kerja yang terendahnya terjadi pada
tahun 2014 yaitu sebanyak 81 kecelakaan (3,3%). Trend kecelakaan kerja yang
terjadi di dalam area kerja mengalami penurunan dari tahun 2012-2015, dan
2016. Sedangkan untuk trend kecelakaan kerja yang terjadi di luar area kerja
di tahun 2015-2016.
Hasil analisis ternd kecelakaan kerja menurut lokasi kejadian dari tahun
2012-2016 adalah :
1. Dalam area kerja : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
2. Lalu lintas : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebanyak
3. Di luar area kerja : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2016
Kejadian
Total 2711 100 2543 100 2448 100 2099 100 2308 100
waktu kejadian. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan waktu kejadian
dari tahun 2012-2016 banyak terjadi pada jam 06.01-12.00. Kecelakaan kerja
tertinggi terjadi pada tahun 2013 yang terjadi pada jam 06.01-12.00 yaitu
sebanyak 1204 kecelakaan (47,3%). Trend kecelakaan kerja terendah terjadi pada
jam 00.01-06.00 di tahun 2015 yaitu sebanyak 120 kecelakaan (5,7%). Trend
kecelakaan kerja tertinggi pada jam 18.01-24.00 terjadi di tahun 2012 dan
terendah terjadi di tahun 2015. Untuk jam 12.01-18.00 trend kecelakaan kerja
tertinggi terjadi di tahun 2012 sebanyak 969 kecelakaan (35,7%) dan terendah di
tahun 2015 yaitu sebanyak 762 kecelakaan (36,3%). Untuk jam 06.01-12.00 trend
(45,6%). Untuk jam 00.01-06.00 trend kecelakaan kerja tertinggi terjadi di tahun
2012 sebanyak 209 kecelakaan (7,7%) dan terendah di tahun 2015 yaitu sebanyak
Analisis ternd kecelakaan kerja menurut waktu kejadian dari tahun 2012-
2016 adalah :
Kantor Cabang Medan Belawan pada tahun 2012-2016 berdasarkan bagian tubuh
bagian tubuh yang cedera. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan
bagian tubuh yang cedera dari tahun 2012-2016 banyak terjadi pada bagian tubuh
kaki setiap tahunnya dan kecelakaan kerja terendah terjadi pada bagian tubuh
telinga untuk setiap tahunnya. Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012
yang terjadi pada bagian tubuh kaki yaitu sebanyak 617 kecelakaan (22,8%).
Trend kecelakaan kerja terendah terjadi pada bagian tubuh telinga di tahun 2012
yaitu sebanyak 4 kecelakaan (0,1%). Untuk trend kecelakaan kerja tertinggi setiap
tahunnya yaitu pada bagian tubuh kaki mulai dari tahun 2012-2015 mengalami
kecelakaan kerja terendah yaitu pada bagian tubuh telinga mengalami peningkatan
Analisis trend kecelakaan kerja berdasarkan bagian tubuh yang cedera dari
1. Badan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebanyak 378
2. Jari kaki : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebanyak 86
3. Jari tangan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebanyak
4. Kaki : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebanyak 617
5. Kepala : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebanyak 289
6. Lengan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebanyak 116
7. Mata : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebanyak 370
8. Organ tubuh bagian dalam : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun
10. Tangan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebanyak 496
Cedera
sumber cedera. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan sumber cedera
dari tahun 2012-2016 banyak terjadi bersumber dari mesin (press, bor, gergaji,
dll) setiap tahunnya dan kecelakaan kerja terendah terjadi bersumber dari radiasi
dan bahan radio aktif untuk setiap tahunnya. Kecelakaan kerja tertinggi terjadi
pada tahun 2012 yang bersumber dari mesin (press, bor, gergaji, dll) yaitu
dari radiasi dan bahan radio aktif, pengangkut/pengangkat barang serta pesawat
angkat di tahun 2012, 2014 dan 2016 yaitu masing-masing sebanyak 1 kecelakaan
(0,0%).
2012-2016 adalah :
1. Pesawat uap dan bejana tekan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada
3. Radiasi dan bahan radio aktif : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada
5. Perkakas kerja tangan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2015
6. Pengerak mula dan pompa : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun
(0,3%).
10. Debu berbahaya : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2016
11. Mesin (press, bor, gergaji, dll) : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada
12. Bahan kimia : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebanyak
13. Peralatan listrik : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2013
14. Lift (barang dan orang) : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun
15. Bahan mudah terbakar dan benda panas : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi
16. Conveyor : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebanyak
17. Tidak ada : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebanyak 4
19. Pesawat angkat : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2013
Tindakan Berbahaya
yang berbahaya dari tahun 2012-2016 banyak terjadi karena memakai peralatan
setiap tahunnya dan kecelakaan kerja terendah terjadi karena bekerja dengan
terjadi pada tahun 2014 yang disebabkan oleh memakai perlatan yaitu sebanyak
bekerja dengan kecepatan membahayakan (2012), posisi saat bekerja tidak aman
(2012), mengalihkan perhatian (2016), bekerja pada objek yang berputar (2012
1 kecelakaan (0,0%).
11. Membuat alat pengaman : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun
15. Lalai : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi sebanyak 102 kecelakaan kerja
16. Lupa menggunakan APD : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi sebanyak 204
Jenis Pekerjaan
Kantor Cabang Medan Belawan pada tahun 2012-2016 berdasarkan resiko jenis
resiko jenis pekerjaan. Trend kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan resiko
jenis pekerjaan dari tahun 2012-2016 banyak terjadi pada jenis pekerjaan resiko
sedang. Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 yang terjadi pada jenis
kecelakaan kerja terendah terjadi pada jenis pekerjaan dengan resiko sangat tinggi
di tahun 2012 dan 2015 yaitu sebanyak 3 kecelakaan (0,1%). Trend kecelakaan
kerja untuk jenis pekerjaan dengan resiko sedang dari tahun 2012-2016
mengalami penurunan.
Tabel 4.9. Trend Kecelakaan kerja tertinggi dan terendah dari Tahun 2012 - 2016
Trend Kecelakaan
2012 2013 2014 2015 2016
Kerja
Laki-laki Laki-laki
Laki-laki = 2440 Laki-laki Laki-laki 2118
Tertinggi 2311 2253
( 90,0%) 1921 (87,4%) (91,8%)
Jenis (90,9%) (92,0%)
kelamin
(2)
Perempuan = Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan 190
Terendah
271 (10,0%) 232 (9,1%) 195 (8,0%) 278 (12,6%) (8,2%)
26 – 30 = 26 – 30 =
26 – 30 = 577 26 – 30 = 422 ≤ 25 = 516
577 521
Tertinggi (21,3%) (21,30) (22,4%)
Usia (22,7%) (21,3%)
Pekerja
(8)
> 55 = 157 > 55 = > 55 = > 55 = 78 > 55 = 57
Terendah (5,8%) 141 (5,5%) 110 (4,5%) (3,9%) (2,5%)
Trend Kecelakaan
2012 2013 2014 2015 2016
Kerja
Dalam area = Dalam area Dalam area Dalam area = Dalam area =
Tertinggi 2045 = 1849 = 1823 1606 1757
06.01 - 06.01 -
06.01 - 12.00 = 12.00 = 12.00 = 06.01 - 12.00 06.01 - 12.00 =
Tertinggi 1152 (42,5%) 1204 1139 = 956 (45,6%) 1088 (47,2%)
Waktu (47,3%) (46,5%)
Kejadian
(4)
00.01 – 00.01 –
00.01 – 06.00 = 00.01 – 06.00 00.01 – 06.00 =
06.00 = 06.00 = 140
Terendah 209 (7,7%) = 120 (5,7%) 132 (5,7%)
175 (6,9%) (5,7%)
Kaki = 617 Kaki = 556 Kaki = 467 Kaki = 448 = Jari Tangan =
Tertinggi
(22,8%) (21,9%) (19,1%) (21,4%) 520 (22,6%)
Bagian
tubuh
yang Tertinggi ke 2 = jari tangan, ke 3 =tangan
cedera
(11)
Telinga = 4 Telinga = Telinga = 7 Telinga = 5 Telinga = 10
Terendah
(0,1%) 6 (0,2%) (0,3%) (0,2%) (0,4%)
Mesin = Mesin =
Mesin = 1593 Mesin = 702 Mesin = 824
Tertinggi 1357 1034
(58,8%) (33,5%) (35,7%)
(53,4) (44,1%)
Memakai Memakai
Tindakan Memakai Memakai Posisi saat bekerja
peralatan = peralatan =
berbahaya Tertinggi peralatan = 1505 peralatan = tidak aman = 424
1724 2065
(16) (55,5%) 683 (32,6%) (18,4)
(67,8%) (84,4%)
Trend Kecelakaan
2012 2013 2014 2015 2016
Kerja
Bekerja
pada objek
Bekerja pada
yang
objek yang Gangguan
berputar Memuat,
Tindakan berputas dan perhatian Membuat alat
dan membongakar dan
berbahaya bekerja dengan dan pengaman = 2
Terendah bongkar mencampur = 1
(16) kecepatan yg konsentrasi (0,1%)
pasang / (0,04)
memahayakan = 1 (0,04%)
muat
= 1 (0,03%)
barang =
1 (0,03%)
Resiko
Resiko Resiko sedang
Resiko sedang = sedang = Resiko sedang =
Tertinggi sedang = = 1597
2082 (77,6%) 1970 1589 (69,8%)
1932(79,8%) (76,5%)
(78,1%)
Jenis
Pekerjaan Tertinggi ke 2 = resiko sangat rendah, tertinggi ke 3 = resiko tinggi
(5)
Resiko
Resiko sangat Resiko Resiko sangat
sangat Resiko sangat
Terendah tinggi = 3 sangat tinggi tinggi = 3
tinggi = 6 tinggi = 9 (0,4%)
(0,1%) = 8 (0,3%) (0,1%)
(0,2%)
(tahun 2017-2021)
kecelakaan kerja dari tahun 2012-2016. Prediksi trend kecelakaan kerja dari
kejadian, waktu kejadian, bagian tubuh yang cedera, sumber cedera, tindakan
berbahaya dan resiko jenis pekerjaan. Untuk memprediksi ternd kecelakaan kerja
tersebut mulai dari tahun 2017-2021, maka digunakan analisis regresi dengan
menggunakan aplikasi statistik SPSS 18.0. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10.
berikut ini:
Kecelakaan Kerja
No Tahun Laki-laki Perempuan
n % n %
1 2017 1901 90,7 196 9,3
2 2018 1798 90,7 184 9,3
3 2019 1695 90,8 172 9,2
4 2020 1592 90,9 160 9,1
5 2021 1489 91,0 148 9,0
Total 8475 100 860 100
berdasarkan jenis kelamin pekerja dari tahun 2017-2021. Hasil analisis angka
1. Jenis kelamin laki-laki : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
berdasarkan usia pekerja dari tahun 2017-2021. Hasil analisis angka prediksinya
2. Usia 26-30 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
3. Usia 31-35 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
4. Usia 36-40 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
5. Usia 41-45 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
6. Usia 46-50 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
7. Usia 51-55 tahun : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
1. Dalam area kerja : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017
2. Lalu lintas : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak
berdasarkan bagian tubuh yang cedera cedera dari tahun 2017-2021. Adapun
1. Badan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 174
2. Jari kaki : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebanyak 94
3. Jari tangan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebanyak
4. Kaki : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 400
5. Kepala : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 214
6. Lengan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebanyak 104
7. Mata : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 276
8. Organ bagian dalam : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2021
10. Tangan : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak 252
11. Telinga : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebanyak 13
8. Binatang : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 dan 2018
11. Mesin (press, bor, gergaji, dll) : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada
15. Bahan mudah terbakar dan benda panas : Kecelakaan kerja tertinggi
16. Conveyor : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebanyak
17. Tidak ada : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun 2017, 2018 dan
2. Posisi saat bekerja tidak aman : Kecelakaan kerja tertinggi sebanyak 791
11. Membuat alat pengaman : Kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada tahun
15. Lalai : Kecelakaan kerja tertinggi sebanyak 168 kecelakaan kerja di tahun
2021 (2,2%).
2 Resiko
rendah 64 3,2 64 3,4 63 3,6 63 3,7 62 3,8
3 Resiko 70,
sedang 1426 1290 67,9 1154 65,1 1018 60,4 882 53,7
5
4 Resiko
tinggi 101 5,0 61 3,2 21 1,2 19 1,1 59 3,6
5 Resiko
sangat 9 0,4 10 0,5 11 0,6 12 0,7 13 0,8
tinggi
Total 2024 10 1899 100 1773 100 1686 100 1641 100
0
Tabel 4.18. Prediksi Trend Kecelakaan kerja tertinggi dan terendah dari Tahun
2017 - 2021
secara nyata bagaimana kodisi yang ada di lapangan terhadap kejadian kecelakaan
kerja pada peserta BPJS ketenagakerjaan cabang Medan Belawan. Wawancara ini
Belawan.
Jumlah Persentase
No Kecelakaan Kerja
(n) (%)
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 17 85,0
Perempuan 3 15,0
Total 20 100
2 Umur
< 25 Tahun 5 25,0
26-30 Tahun 2 10,0
31-35 Tahun 4 20,0
36-40 Tahun 6 30,0
41-45 Tahun 2 10,0
46-50 Tahun 1 5,0
Total 20 100
3 Pekerjaan
Karyawan Swasta 20 100
Total 20 100
4 Lokasi Kejadian
Di dalam area kerja 13 65,0
Lalu lintas 7 35,0
Total 20 100
5 Waktu Kejadian
18.01-24.00 4 20,0
12.01-18.00 8 40,0
06.01-12.00 5 25,0
00.01-06.00 3 15,0
Total 20 100
berdasarkan jenis kelamin, umur, pekerjaan, lokasi kejadian dan waktu kejadian.
orang (85%). Menurut umur lebih banyak pekerja berada pada kelompok umur
36-40 tahun yaitu 6 orang (30%) diikuti umur ≤ 25 tahun sebanyak 5 orang (25%)
dan yang paling sedikit berumur 46-50 tahun yaitu 1 orang (5%). Dari aspek
Lokasi kejadian kecelakaan kerja paling besar terjadi di dalam area kerja yaitu 13
orang (65%), dan berdasarkan waktu kejadian, pekerja paling banyak mengalami
Jumlah Persentase
No Kecelakaan Kerja
(n) (%)
1 Bagian Tubuh yang Cedera
Dada 1 5,0
Tangan 2 10,0
Kepala 2 10,0
Mata 1 5,0
Kaki 4 20,0
Bahu 1 5,0
Lengan 1 5,0
Dada, Perut dan Kaki 1 5,0
Paru-paru 1 5,0
Bahu dan Kaki 1 5,0
Perut dan Tangan 1 5,0
Panggul 1 5,0
Perut 1 5,0
Jari tangan 1 5,0
Paha dan Panggul 1 5,0
Total 20 100
berdasarkan bagian tubuh yang cedera. Dari 20 orang pekerja yang diwawancarai,
ada 4 orang pekerja (20%) yang mengalami cedera di bagian kaki, kemudian
diikuti pekerja yang mengalami cedera di bagian tubuh tangan serta kepala yaitu
Jumlah Persentase
No Kecelakaan Kerja
(n) (%)
1 Sumber Cedera
Mesin 4 20,0
Faktor lingkungan 7 35,0
Alat pengangkut barang/orang 3 15,0
Debu berbahaya 1 5,0
Air panas 1 5,0
Truk (pengangkut barang) 1 5,0
Kawat besi berkarat 1 5,0
Semburan api 1 5,0
Kayu 1 5,0
Total 20 100
yaitu sebanyak 7 orang (35%), kemudian ada 4 orang pekerja (20%) yang
mengalami kecelakaan kerja disebabkan oleh mesini, dan 3 orang pekerja (15%)
Jumlah Persentase
No Kecelakaan Kerja
(n) (%)
1 Tindakan Berbahaya
Bekerja dengan benda yang berputar 3 15,0
Bekerja dengan kecepatan berbahaya 5 25,0
Memakai peralatan berbahaya 2 10,0
Lupa menggunakan APD 1 5,0
Permukaan lantai kerja yang licin 1 5,0
paling besar pekerja mengalami kecelakaan kerja karena pekerja bekerja dengan
3 orang pekerja (15%) yang mengalami kecelakaan kerja karena bekerja pada
benda yang berputar dan bekerja pada bongkar muat barang dan 2 orang pekerja
Jumlah Persentase
No Fasilitas Klinik/RSTC
(n) (%)
1 RSTC Medika 3 15,0
2 RSTC Imelda Pekerja Indonesia 3 15,0
3 Klinik TC Dandy 1 5,0
4 RSTC Martha Friska 12 60,0
5 RSU Pringadi 1 5,0
Total 20 100
fasilitas yang digunakan oleh pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Dari 20
Rumah Sakit Trauma Center Martha Friska sebagai tempat berobat ketika
Trauma Center Medika dan Imelda Pekerja Indonesia saat mengalami kecelakaan
kerja, ada 1 orang pekerja (5%) dari hasil wawancara yang tidak menggunakan
RSU Pringadi.
Tabel 4.24. Pemberian Gaji Selama Tidak Bekerja Pasca Kecelakaan Kerja
Jumlah Persentase
No Pemberian Gaji
(n) (%)
1 Tidak ada karena langsung meninggal dunia 2 10,0
2 Ya 16 80,0
3 Tidak ada karena langsung kembali bekerja 1 5,0
4 Belum dibayar 1 5,0
Total 20 100
pemberian gaji selama tidak bekerja pasca kecelakaan kerja. Dari 20 orang
pekerja yang diwawancarai, ada 16 orang pekerja (80%) yang gajinya dibayarkan
selama tidak bekerja pasca terjadinya kecelakaan kerja dan ada 2 orang (10%)
Jumlah Persentase
No Kondisi Pekerja
(n) (%)
1 Meninggal dunia 3 15,0
2 Sedang pasang orif/pen 6 30,0
3 Sembuh tanpa cacat 4 20,0
4 Masih dalam perawatan 3 15,0
5 Cacat fungsi 3 15,0
6 Cacat anatomi (tangan amputasi) 1 5,0
Total 20 100
kondisi pekerja pasca kecelakaan kerja. Dari 20 orang pekerja yang diwawancarai,
ada 6 orang pekerja (30%) yang sedang pasang orif/pen pasca terjadinya
kecelakaan kerja. Kemudian ada 4 orang pekerja (20%) sembuh tanpa cacat.
Tabel 4.26. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Zero Accident
Jumlah Persentase
No Penerapan K3 dan Zero Accident
(n) (%)
1 Sudah menerapkan K3 dan belum zero accident 14 70,0
2 Belum menerapkan K3 dan belum zero accident 6 30,0
Total 20 100
penerapan K3 dan zero accident. Dari 20 orang pekerja yang diwawancarai, ada
14 orang pekerja (70%) yang mengatakan tempat kerja mereka sudah menerpakan
K3 tapi belum pernah zero accident dan 6 orang pekerja (30%) mengatakan
tempat kerja mereka belum menerpakan K3 dan belum pernah zero accident.
Jumlah Persentase
No Kronologis Kejadian
(n) (%)
1 Dada terbentur mesi grenda 1 5,0
2 Kecelakaan di jalan pada saat berangkat kerja 4 20,0
3 Terjatuh karena sling kabel putus 1 5,0
4 Mata kemasukan gram besi 1 5,0
5 Kaki tersiram air panas 1 5,0
6 Kecelakaan di jalan pada saat pulang kerja 2 10,0
7 Lengan terjepit pintu mesin 1 5,0
8 Saat bongkar muat, dada, perut, kaki tertabrak truk 1 5,0
9 Saat membawa truk ekspedisi, dirampok dan ditusuk 1 5,0
10 Kaki tertancap kawat besi 1 5,0
11 Perut dan tangan terkena semburan api 1 5,0
12 Tangan kanan masuk kedalam roda excavator 1 5,0
13 Pekerja ditemukan dalam keadaan terjatuh dan terduduk 1 5,0
ada 4 orang pekerja (20%) yang mengalami kecelakaan kerja di jalan pada saat
berangkat kerja dan ada 2 orang pekerja (10%) mengalami kecelakaan kerja di
secara nyata bagaimana kodisi yang ada di lapangan terhadap kejadian kecelakaan
kerja pada peserta BPJS ketenagakerjaan cabang Medan Belawan. Observasi ini
Belawan.
Jumlah Persentase
No Jenis Kelamin
(n) (%)
1 Laki-laki 4 40,0
2 Perempuan 6 60,0
Total 10 100
kelamin. Dari 10 orang pekerja yang diobservasi, ada 4 orang pekerja (40%) yang
berjenis kelamin laki-laki dan 6 orang pekerja (60%) berjenis kelamin perempuan.
Jumlah Persentase
No Tindakan Medis
(n) (%)
1 Jahit luka 1 10,0
2 Hecting luka 2 20,0
3 Opname dan operasi debridement 2 20,0
4 Opname dan operasi pasang pen 2 20,0
5 Opname dan operasi amputasi 2 20,0
6 Opname dan tindakan operasi 1 10,0
Total 10 100
tindakan medis akibat kecelakaan kerja di rumah sakit trauma center (RSTC) yang
orang pekerja yang diobservasi, masing-masing ada 2 orang pekerja (20%) yang
opname dan operasi pasang pen, opname dan operasi amputasi. Kemudian ada
masing-masing 1 orang pekerja (10%) yang tindakan medisnya jahit luka dan
Jumlah Persentase
No Kontrol Ulang/Rawat Jalan
(n) (%)
1 Tidak karena langsung sembuh 1 10,0
2 Ya sesuai arahan dari dokter 9 90,0
Total 10 100
trauma center (RSTC) yang bekerja sama dengan BPJS ketenagakerjaan cabang
Medan Belawan. Dari 10 orang pekerja yang diobservasi, ada 1 orang pekerja
(10%) yang tidak melakukan control ulang/rawat jalan karena langsung sembuh
pekerja (90%) yang melakukan control ulang/rawat jalan sesuai arahan dari
dokter.
Jumlah Persentase
No Pihak Perusahaan Mendampingi Pekerja
(n) (%)
1 Ya 8 80,0
2 Tidak 2 20,0
Total 10 100
orang pekerja yang diobservasi, ada 8 orang pekerja (80%) yang didampingi
Kemudian ada 2 orang pekerja (20%) yang tidak didampingi perusahaan saat
Jumlah Persentase
No Pelayanan dari RSTC
(n) (%)
1 Memuaskan 8 80,0
2 Kurang Memuaskan 2 20,0
Total 10 100
pelayanan dari rumah sakit trauma center (RSTC) yang bekerja sama dengan
diobservasi, ada 8 orang pekerja (80%) yang menyatakan bahwa pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit trauma center (RSTC) sudah memuaskan. Kemudian
ada 2 orang pekerja (20%) yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan
Jumlah Persentase
No Pemakaian Alat Bantu Kesehatan
(n) (%)
1 Ya sudah sesuai 9 90,0
2 Ya tapi tidak sesuai 1 10,0
Total 10 100
pemakaian alat bantu kesehatan yang digunakan sudah sesuai dengan prosedur
dan bermanfaat. Dari 10 orang pekerja yang diobservasi, ada 9 orang pekerja
(90%) yang sudah memakai alat bantu kesehatan dan menyatakan bahwa
pemakaian alat bantu kesehatan yang diguankan sudah sesuai dengan prosedur
dan bermanfaat. Kemudian ada 1 orang pekerja (10%) yang sudah memakai alat
bantu kesehatan tetapi pemakaian alat bantu kesehatan tersebut tidak sesuai
Jumlah Persentase
No Perbaikan Sistem K3
(n) (%)
1 Ya dilakukan sosialisasi terus menerus kepada
10 100,0
karyawan
Total 10 100
karyawan (100%).
Jumlah Persentase
No Program RTW
(n) (%)
1 Ya sudah mendukung RTW 7 70,0
2 Belum mendukung RTW 3 30,0
Total 10 100
surat pernyataan dari perusahaan telah mendukung program return to work (RTW)
jika pekerja mengalami cacat. Dari 10 orang pekerja yang diobservasi, ada 7
orang pekerja (70%) menyatakan perusahaan tempat mereka bekerja sudah ada
surat pernyataan dan telah mendukung program RTW. Kemudian ada 3 orang
pekerja (30%) menyatakan bahwa perusahaan tempat mereka bekerja belum ada
Jumlah Persentase
No Peran Aktif Pegawai Pengawas
(n) (%)
1 Ya selalu melaporkan kecelakaan kerja kepada
10 100,0
Disnaker setempat
Total 10 100
4.3.1 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
jenis kelamin, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja adalah
yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan menurut data dari BPJS
hati serta tanpa memperhatikan petunjuk kerja dengan jelas dan tidak memakai
memerlukan waktu istirahat yang cukup dan pemberian waktu cuti haid dan
Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah tenaga kerja yang aktif adalah 331197
12209 orang, dimana laki-laki yang mengalami kecelakaan kerja ada sebanyak
kecelakaan kerja sebanyak 1166 kecelakaan (0,4%). Rata-rata pertahun dari tahun
trend prediksi kecelakaan kerja pada PT Jamsostek tahun 2016, kecelakaan kerja
terjadi lebih besar pada karyawan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar
575 kecelakaan dan karyawan yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dibandingkan dengan pekerja yang berjenis kelamin perempuan. Dari 950 pekerja
yang diteliti, terdapat 284 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, dimana 238
kecelakaan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siregar tahun 2014. Dari 106 pekerja yang diteliti, terdapat 62 pekerja yang
kerja. Menurut data kecelakaan kerja berdasarkan jenis kelamin, kecelakaan kerja
paling besar terjadi pada karyawan laki-laki karena jumlah karyawan laki-laki
dengan jelas dan tidak memakai APD, sedangkan karyawan perempuan lebih hati-
hati saat bekerja, tetapi memerlukan waktu istirahat yang cukup dan pemberian
waktu cuti haid dan melahirkan. Kebijakan based on riset dari trend ini untuk
untuk lebih meningkatkan perilaku kerja yang positif terhadap keselamatan kerja,
membuat sanksi bagi pekerja yang tidak memperhatikan petunjuk dengan jelas
saat bekerja dan untuk pekerja yang tidak memakai APD serta membuat
perempuan, pelatihan, jam istirahat, cuti haid dan cuti hamil serta out bond dan
jalan-jalan staf untuk penggairahan serta refresh kembali ketika kembali bekerja.
berikut :
Membuat komunikasi
Laki-laki Bekerja kurang hati-hati bahaya dan rambu-
rambu keselamatan
Bekerja tanpa
memperhatikan Membuat sanksi bagi
pekerja yang bekerja
petunjuk dengan jelas
tanpa meperhatikan
pertunjuk kerja
Kelelahan Pelatihan untuk pekerja,
Perempuan
jam istirahat
Menstruasi, pasca cuti
Jam istirahat, cuti haid,
Stres, peran ganda cuti melahirkan
sebagai ibu rumah
tangga Out bond dan jalan-
jalan staf
Kebijakan
4.3.2. Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
usia, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja adalah pada usia
26-30 tahun. Menurut data dari BPJS ketenagakerjaan kantor cabang Medan
Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah karyawan pada usia 26-30 tahun yang
trend kecelakaan kerja pada PT Jamsostek kantor cabang Gatot Subroto I tahun
2007-2011, kecelakaan kerja terjadi paling besar pada karyawan yang berusia 26-
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siregar tahun 2014. Sebanyak 62 kecelakaan kerja yang terjadi dari 106 pekerja
yang diteliti, terdapat 35 (56,5%) kecelakaan kerja terjadi pada karyawan yang
berusia muda.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Riyadina tahun 2007. Sebanyak 284 kecelakaan kerja yang terjadi dari 950
pekerja yang diteliti, terdapat 222 (78,2%) kecelakaan kerja terjadi pada karyawan
Menurut teori Bird dan Germin (1989), penyebab dasar kecelakaan kerja
adalah faktor manusia dan faktor pekerjaan. Faktor manusia dalam menyebabkan
pelaksanaan pekerjaan. Usia muda merupakan fase usia yang cenderung sering
ketenagakerjaan kantor cabang Medan Belawan paling banyak terjadi di usia 26-
30 tahun, hal ini dikarenakan pekerja pada usia ini bekerja dengan semangat,
dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja umur muda biasanya kurang
Analisa pohon keputusan berdasarkan usia pekerja dapat dilihat dari data
kecelakaan kerja berdasarkan usia pekerja tersebut, kecelakaan kerja paling besar
terjadi pada karyawan dengan usia 26-30 tahun. Pada usia ini merupakan usia
produktif dan belum terlalu banyak pengalaman dalam bekerja. Pekerja dengan
usia seperti ini sering kali bekerja terlalu semangat sehingga menimbulkan
bahkan lalai dalam bekerja, bekerja tidak sesuai SOP, tidak memakai APD,
kurang konsntrasi dan kurang fit atau tidak memeriksakan kesehatan secara
berkala yang telah dijadwalkan perusahaan. Kebijakan based on riset dari trend ini
kerja, membuat sanksi bagi pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan SOP dan
Trend kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada usia 26-30 tahun. Analisa
Kebijakan
4.3.3 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
lokasi kejadian, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja terjadi
pada lokasi di dalam area kerja. Menurut data dari BPJS ketenagakerjaan kantor
cabang Medan Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja yang terjadi di dalam area kerja ada sebanyak 9080 kecelakaan
kerja. Hal ini disebabkan lokasi area kerja merupakan lokasi yang paling berisiko
bagi pekerja untuk mengalami kecelakaan kerja dikarenakan lokasi area kerja
merupakan lokasi dimana tempat pekerja terpapar dengan bahay kerja setiap
tempat kerja baik bahaya yang bersifat fisik, kimia, biologi, ergonomi maupun
psikososial. Jadi jika tempat kerja tidak memperhatikan SMK3 maka setiap
bahaya kerja yang ada di tempat kerja akan menjadi semakin besar yang dapat
yang menyatakan bahwa untuk trend kecelakaan kerja pada PT Jamsostek kantor
cabang Gatot Subroto I tahun 2007-2011, kecelakaan kerja terjadi paling besar
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Ayu (2016) tentang
peserta yang mengalami kecelakaan kerja mayoritas pada lokasi lalu lintas
(51,25%).
pada lokasi di dalam area kerja. Lokasi di dalam area kerja merupakan tempat
yang sepertiga hari dihabiskan oleh pekerja dalam sehari. Pekerja setiap harinya
terpapar dengan bahaya kerja saat berada di dalam lokasi area kerja sehingga
Terpaparnya pekerja dengan bahaya kerja pada lokasi di dalam area kerja dapat
disebabkan secara langsung oleh mesin dan peralatan kerja maupun dari faktor
lingkungan kerja. Seangkan kecelakaan kerja yang terjadi di lalu lintas dapat
disebabkan karena tenaga kerja yang tergesa-gesa ingin pulang ke rumah, kondisi
jalan yang licin, macet atau sepeda motor banyak yang ngebut, kemudian untuk
kecelakaan kerja yang terjadi di luar area kerja dapat disebabkan oleh tenaga kerja
untuk mesin dan alat-alat kerja. Dari keterangan di atas dapat digambarkan
Kecelakaan Kerja
Terpapar dengan bahaya Pengendalian
kerja fisik
secara tekhnis
Terpapar dengan bahaya Penggunaan APD
kerja kimia
Tidak memperhatikan
rambu-rambu bahaya
Trend kecelakaan kerja tertinggi terjadi di dalam lokasi area kerja. Analisa
Pola diet tidak baik, Tidak membuat Mesin Tidak ada pemantauan
tidak memakai APD, sanksi terhadap ergonomi kerja, pemantauan
kurang istirahat, penggunaan APD, terhadap iklim kerja dan
cepat lelah mengatur waktu tidak memperhatikan
istirahat, gizi kerja housekeeping dan hygiene
lingkungan kerja
Kebijakan
4.3.4 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
waktu kejadian, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja terjadi
pada jam kerja 06.01-12.00. Menurut data dari BPJS ketenagakerjaan kantor
cabang Medan Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja yang terjadi pada jam kerja 06.01-12.00 ada sebanyak 5539
kecelakaan kerja.
(53,75%).
Menurut Manuaba (2000), jam kerja berlebihan jam kerja lembur di luar
shift kerja juga memiliki risiko dan mempengaruhi pekerja pada aspek fisiologis
seperti gangguan pola tidur, aspek psikologis seperti stres kerja yang dapat
domestik serta sosial yang akan berpengaruh negatif terhadap hubungan keluarga.
penyakit dan kecelakaan kerja serta ketidakpuasan kerja. Makin panjang waktu
kerja dalam seminggu maka makin besar kecendrungan terjadi hal-hal yang tidak
diingini serta besar kemungkinan untuk timbul hal-hal negatif bagi tenaga kerja
tersebut.
pada jam 06.01-12.00. jam 06.01-12.00 merupakan waktu yang rentan terhadap
kelelahan, ngantuk dan stress kerja. Kecelakaan kerja pada waktu jam ini juga
dapat dipicu oleh kurangnya waktu istirahat yang didapat oleh pekerja dan tidak
teraturnya pola tidur dari pekerja. Kebijakan based on riset dari trend ini
memberikan jam istirahat khusus dan memberikan makanan tambahan serta out
bond dan jalan-jalan staf agar karyawan kembali refresh. Dari keterangan di atas
Pola diet tidak baik, Tidak membuat Mesin Tidak ada pemantauan
kurang istirahat, gizi kerja, ergonomi kerja, dan tidak
kurang konsentrasi, pengaturan waktu memperhatikan
lelah, kurang istirahat, tidak housekeeping yang baik
semangat membuat pelatihan
manajemen stres
Kebijakan
4.3.5 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
bagian tubuh yang cedera, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan
kerja ada di bagian kaki pekerja. Menurut data dari BPJS ketenagakerjaan kantor
cabang Medan Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja di bagian tubuh kaki ada sebanyak 2568 kecelakaan kerja. Hal
ini dapat disebabkan karena karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung
(27,50%).
satu dari sumber daya yang memungkinkan seseorang untuk berperilaku tertentu.
pelindung diri untuk perlindungan kaki antara lain sepatu bots dan safety shoes.
dapat dilihat berdasarkan data kecelakaan kerja yang paling besar terjadi pada
karyawan untuk bagian tubuh yang cedera. Bagian tubuh yang cedera dari pekerja
dapat disebabkan karena pekerja bekerja tidak hati-hati, tidak mematuhi petunjuk,
bekerja tidak sesuai SOP, tidak menggunakan APD atau APD yang digunakan
belum APD yang sesuai dengan standar peruntukan berdasarkan bagian tubuh
yang ingin dilindungi. Kebijakan based on riset dari trend ini sebaiknya
APD yang sesuai standar untuk pekerja. Dari keterangan di atas dapat
Kecelakaan Kerja
Bekerja tidak Pengawasan kerja
hati-hati secara berkala
Jari tangan
Pengadaan APD
Tidak menggunakan yang standar untuk
Kepala APD pekerja
Lengan
Trend kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada bagian tubuh kaki. Analisa
Kebijakan
4.3.6 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
bersumber dari mesin (press, bor, gergaji, dan lain-lain). Menurut data dari BPJS
karyawan yang mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan oleh mesin (press,
bor, gergaji dan lain-lain) ada sebanyak 5510 kecelakaan kerja. Hal ini dapat
disebabkan karena karyawan yang bekerja disekitar area tempat mesin beroperasi
atau karyawan yang mengoperasi mesin tidak sesuai dengan standar prosedur,
tidak memperhatiakn petunjuk kerja atau bahkan tidak ada petunjuk kerja yang
peserta yang mengalami kecelakaan kerja mayoritas sumber cedera tertinggi dari
data kecelakaan kerja berdasarkan data yang paling besar terjadi pada karyawan
untuk sumber yang menyebabkan cedera. Sumber cedera dari pekerja dapat dapat
bersumber dari mesin dan peralatan kerja, faktor lingkungan, pesawat angkut dan
pesawat angkat, bahan kimia dan lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena
mesin dan menggunakan peralatan kerja, bekerja tidak hati-hati, tidak mematuhi
petunjuk dalam bekerja, bekerja semberono, lalai saat bekerja atau tidak
menggunakan APD. Kebijakan based on riset dari trend ini sebaiknya perusahaan
berkala, membuat sanksi bagi pekerja yang tidak berhati-hati saat bekerja, dan
Conveyor
Lingkungan kerja Membuat SOP
Pengangkut/pengangkat barang
Kebijakan
4.3.7 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
kantor cabang Medan Belawan, dari tahun 2012-2016 jumlah karyawan yang
sebanyak 6001 kecelakaan kerja. Hal ini dapat disebabkan karena karyawan yang
unsafe act dan unsafe condition. Kecelakaan kerja 85% terjadi disebabkan oleh
dari data kecelakaan kerja berdasarkan data yang paling besar untuk tindakan
karena bekerja dengan kecepatan membahayakan, posisi saat bekerja tidak aman,
based on riset dari trend ini sebaiknya perusahaan membuat pelatihan kepada
semberono saat bekerja, membuat sanksi bagi pekerja yang tidak berhati-hati saat
tempat kerja serta pengadaan APD dan memantau terhadap penggunaan APD
sebagai berikut :
Memakai
Bekerja tidak hati-hati dan
peralatan Membuat sanksi
tidak mematuhi petunjuk
saat memakai peralatan
Pengadaan dan
Tidak menggunakan pemantauan
Bekerja dengan APD penggunaaan APD
kecepatan
membahayakan Bekerja tidak sesuai SOP Membuat sanksi
Membuat sanksi
Posisi saat bekerja
Tidak mematuhi petunjuk
tidak aman
Kebijakan
4.3.8 Trend Kecelakaan Kerja dan Pohon Keputusan dari Tahun 2012-2016,
resiko jenis pekerjaan, karyawan yang paling banyak mengalami kecelakaan kerja
adalah pada resiko jenis pekerjaan sedang. Menurut data dari BPJS
karyawan yang mengalami kecelakaan kerja resiko jenis pekerjaan sedang ada
dari data kecelakaan kerja berdasarkan data kecelakaan yang paling besar.
Kecelakaan kerja paling besar terjadi pada resiko jenis pekerjaan sedang.
untuk mesin dan alat-alat kerja. Dari keterangan di atas dapat digambarkan
pada pekerjaan resiko sedang. Analisa penyebabnya dapat dilihat sebagai berikut :
Kebijakan
(tahun 2017-2021)
kerja 5 (lima) tahun kedepan mulai dari tahun 2017-2021. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
waktu kejadian, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada
kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan
trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi bersumber dari mesin
resiko jenis pekerjaan, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi
pada karyawan dengan resiko jenis pekerjaan sedang yaitu sebanyak 1426
kecelakaan.
waktu kejadian, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada
kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan
trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi bersumber dari faktor
berbahaya, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak yang terjadi pada
waktu kejadian, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada
kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan
trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi bersumber dari faktor
berbahaya, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak yang terjadi pada
waktu kejadian, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada
kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan
trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi bersumber dari faktor
berbahaya, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak yang terjadi pada
kerja yang terbanyak terjadi pada karyawan dengan resiko jenis pekerjaan
waktu kejadian, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada
kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan
trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak terjadi bersumber dari faktor
berbahaya, trend angka kecelakaan kerja yang terbanyak yang terjadi pada
kerja yang terbanyak terjadi pada karyawan dengan resiko jenis pekerjaan
tertinggi dari semua predikai. Analisa penyebabnya dapat dilihat sebagai berikut :
Stress kerja, kurang Tidak ada penyediaan Mesin Housekeeping yang tidak
istirahat, lalai, tidak APD, tidak baik, lingkungan kerja
sarapan sebelum menerapkan K3 secara fisik, kimia, biologi,
bekerja, tidak komprehensif, tidak ergonomicdan psiko sosial
mematuhi ada pemeriksaan
peraturan, bekerja kesehatan prakerja dan
tidak sesuai SOP, berkala, tidak ada
kurang skill, pemantauan mesin dan
bekerja tergesa- alat kerja secara
gesa, kurang hati- berkala, housekeeping
hati, semberono jelek, kurangnya
pemantauan kerja
Kebijakan
Tahun 2012-2016
kerja. Maka dengan melihat dari kondisi tersebut di atas, perusahaan membuat 8
2. Membuat pelatihan
bekerja
kerja
dilakukan karyawan
perusahaan dan digunakan oleh karyawan saat bekerja, maka akan ada 2
kecelakaan kerja.
f. Jika perusahaan membuat safety talk secara berkala disetiap apel pagi
yaitu safety talk secara berkala yang efektif atau kurang efektif sehingga
melaporkan sejumlah tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak
Kecelakaan Kerja
BAB 5
5.1 Kesimpulan
11043 kecelakaan.
terjadi pada karyawan yang berusia 26-30 tahun yaitu sebanyak 2581
kecelakaan.
terjadi pada karyawan yang bekerja di dalam area kerja yaitu sebanyak
9080 kecelakaan.
e. Berdasarkan bagian tubuh yang cedera, trend angka kecelakaan kerja yang
terbanyak terjadi pada bagian tubuh kaki karyawan yaitu sebanyak 2568
kecelakaan.
terjadi bersumber dari mesin (press, bor, gergaji dan lain-lain) yaitu
Kantor Cabang Medan Belawan pada tahun 2017-2021 adalah sebagai berikut:
terjadi pada karyawan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8475
kecelakaan.
kecelakaan.
terjadi pada karyawan yang bekerja di dalam area kerja yaitu sebanyak
7030 kecelakaan.
terbanyak terjadi pada bagian tubuh jari tangan karyawan yaitu sebanyak
2585 kecelakaan.
5.2. Saran
tenaga kerja.
kerja yang telah ada di perusahaan apakah sudah berjalan dengan baik.
perhitungan cacat kepada tenaga kerja yang mengalami cacat anatomi dan
mengalami kecelakaan kerja seperti kaki, jari tangan, tangan, badan dan mata.
dengan klinik dan rumah sakit Trauma Center di berbagai daerah khususnya
bahaya dan promosi keselamatan kerja dengan membuat poster dan tanda-
serta sanksi tegas bagi pekerja yang tidak memakai APD saat bekerja.
Website :
http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/program/Program-Jaminan-
Kecelakaan-Kerja-(JKK).html
http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/ancaman-
kecelakaan-kerja-di-indonesia-masih-tinggi/43132
https://creationsvi.files.wordpress.com
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
Jabatan :
Tanggal :
Tempat :
Subjek : Informasi trend kecelakaan kerja
Sasaran
Membuka wawancara
Memperkenalkan diri
sendiri
Berterima kasih kepada
orang yang diwawancarai
Menyatakan tujuan dari
wawancara
Pertanyaan 1
Bagaimana kronologis kecelakaan
kerja yang anda / rekan anda
alami?
Pertanyaan 2
Dimanakah lokasi kejadian
kecelakaan kerja?
Pertanyaan 3
Pada jam berapakah anda / rekan
anda mengalami kecelakaan kerja?
Pertanyaan 4
Anggota tubuh manakah yang
mengalami cedera atau luka?
Pertanyaan 5
Apakah yang menjadi sumber
penyebab anda / rekan anda
mengalami cedera?
Pertanyaan 6
Tindakan berbahaya apa yang
menyebabkan anda/ rekan anda
kecelakaan kerja?
Pertanyaan 7
Pada saat mengalami kecelakaan
kerja, apakah anda / rekan anda
menggunakan fasilitas Klinik /
Rumah Sakit Trauma Center yang
kerjasama dengan BPJS
Ketenagakerjaan?
Pertanyaan 8
Bagaimanakah kondisi anda /
rekan anda sekarang? Apakah
masih perawatan atau sembuh atau
mengalami cacat?
Pertanyaan 9
Selama anda / rekan anda tidak
bekerja karena sakit akibat
kecelakaan kerja, apakah gaji
selama tidak masuk bekerja tetap
dibayarkan oleh perusahaan?
Pertanyaan 10
Apakah selama ini perusahaan
tempat anda bekerja sudah
menerapkan K3 dengan benar?
A. Identitas Objek
1. Nama : …………………………………………………..
2. Lokasi : …………………………………………………..
3. Tanggal : …………………………………………………..
B. Aspek Observasi
1. Adanya tindakan
medis akibat
kecelakaan kerja di
Rumah Sakit Trauma
Center yang kerja
sama dengan BPJS
Ketenagakerjaan
Cabang Medan
Belawan dan
sekitarnya.
Ketenagakerjaan
Cabang Medan
Belawan dan
sekitarnya sangat
memuaskan.
8. Adanya surat
pernyataan dari
perusahaan telah
mendukung program
Return To Work
(RTW) jika tenaga
kerja mengalami cacat.