Anda di halaman 1dari 118

FISIKA

Bab 1
Kinematika

Problem Review

Problem Review 1

Sebuah mobil melintasi jalan lurus selama 40 menit dengan kecepatan tetap 1,5 km/menit. Jika
kemudian mobil tersebut berbalik arah dan menempuh jarak 30 km dengan kece­patan yang sama,
besar kecepatan rata-ratanya adalah ....
A. 2,5 km/menit D. 1,0 km/menit
B. 2,0 km/ menit E. 0,5 km/menit
C. 1,5 km/menit

Kilas Materi

Soal di atas masuk dalam materi kinematika, dengan pertanyaannya mengenai kecepatan
rata-rata, yang pengertiannya adalah adanya sebuah jarak yang akan ditempuh terhadap benda di
setiap unit waktu. Kecepatan merupakan besaran yang ukurannya tergantung pada arah, sehingga
kecepatan termasuk besaran vektor. Konsep kecepatan dibagi menjadi dua, yakni kecepatan rata-rata
dan kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai limit dari kecepatan rata-rata dengan
selang waktu yang sangat singkat, atau selang waktunya mendekati nol, sedangkan kecepatan rata-rata
adalah hasil bagi antara perpindahan rata-rata per satuan waktu (Bueche J.1989). Secara matematis
rumus kecepatan rata-ratadapat dinyatakan sebagai berikut:
x
v
t

keterangan persamaan :
v = kecepatan rata-rata (m/s)
Δx = perpindahan (m)
Δt = waktu (s)
Sedangkan untuk kecepatan sesaat persamaannya adalah:
x
v  lim
t  0 t

2 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Soal

Soal kinematika pada umumnya memiliki tingkat kesulitan yang relatif mudah, menuntut kita
untuk paham mengenai kecepatan dan kelajuan, juga kecepatan sesaat maupun kecepatan rata-rata.
Oleh karena itu agar dapat menjawab dengan tepat soal seperti di atas kita harus memiliki dasar
kepemahaman mengenai perbedaan dari masing-masing besaran yang disebutkan. Namun perlu
diperhatikan juga disoal tersebut ternyata terdapat kalimat pengecoh yaitu balik arah, makafokus
kita adalah perpindahan dari posisi awal dan posisi akhir serta waktu interval yang ditempuh selama
perjalanan.Serta memahami keterangan yang sudah tersedia di soal dan keterangan yang belum ada
disoal untuk dimasukkan ke dalam persamaan guna menghitung apa yang ditanyakan di soal tersebut.
Penjelasan
Seperti yang diketahui bersama, bahwa untuk menghitung nilai kecepatan rata-rata, kita harus
memiliki besaran akhir dan awal dari posisi dan waktu. Mjaka terlebih dahulu periksa besaran apa
yang sudah ada dan belum untuk dimasukkan ke dalam persamaan. Diantara besaran yang sudah ada
adalah waktu tempuh awal (t1) = 40 menit, kemudian soal di atas disebutkan memiliki kecepatan
yang konstan artinya termasuk kasus gerak lurus beraturan dimana nilai kecepatannya adalah
(v) = 1,5 km/menit, kemudian nilai jaraknya (s) adalah 30 km karena disoal disebutkan berbalik
arah, maka jarak ini merupakan jarak akhir dengan demikian, posisi awalnya haruslah dicari terlebih
dahulu dengan menggunakan persamaan GLB yaitu s=v.t. seperti yang kita ketahui bersama, dalam
persamaan selain dibutuhkan posisi awal dan akhir juga waktu awal dan akhir. Karena waktu awal
sudah diketahui maka waktu akhir juga harus dicari dengan menggunakan persamaan GLB t=s/v.
Dengan demikian, besaran diatas barulah dapat digunakan untuk mencari nilai besaran yang
ditanyakan. Setelah dimasukkan nilai besaran ke dalam persamaan yang dipakai maka ditemukanlah
jawaban sebesar 1,5 km/jam
Jawaban: C
1,5 km/menit

Problem Review 2

Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen kecepatan bola
dalam arah x adalah 7,6 m/s dan dalam arah y adalah 6,1 m/s. Jika percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2,
maka ketinggian maksimum yang dapat dicapai bola kira-kira sama dengan ....
A. 14 m D. 11 m
B. 13 m E. 10 m
C. 12 m

Kilas Materi

Pengaruh gaya gravitasi yang menimbulkan percepatan gravitasi terhadap pergerakan benda
adalah salah satu aplikasi GLBB. Terdapat tiga jenis GLBB yang dipengaruhi oleh gravitasi yakni
gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah, dan gerak vertikal ke atas. Adapun gerak jatuh bebas
adalah gerak benda yang arahnya ke bawah dari suatu ketinggian tanpa kecepatan awal. Gerak vertikal

Fisika 3
ke atas, adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal tertentu (v0)
dan arahnya berlawanan dengan percepatan g. Sedangkan gerak vertikal ke bawah adalah gerak suatu
benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal (v0) dan arahnya searah dengan
percepatan gravitasi g. Ketiga jenis GLBB yang dimaksud perbedaannya terletak pada arah dan nilai
kecepatan awal saja. Untuk arah, tentunya gerak atas dengan gerak ke bawah berbeda, sedangkan
untuk gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah yang arahnya sama, nilai kecepatan awalnya
berbeda, jika gerak jatuh bebas tanpa diberikan kecepatan awal dan benda sudah bergerak karena
adanya gravitasi, sedangkan gerak vertikal ke bawah dipengaruhi oleh besasran kecepatan awal disertai
besaran dari percepatan gravitasi. Adapun persamaan dari ketiga jenis GLBB tersebut, menggunakan
persamaan GLBB yang umum kita kenal, perbedaannya hanya terletak pada nilai percepatan yang
menggunakan nilai percepatan gravitasi g (m/s2), jarak berupa ketinggian h (m) diantaranya:
vt = v0 ± gt
vt2 = v02 ± 2gh
1
h = v0t ± gt2
2

tanda ± disini mengikuti arah pergerakan dari benda. Jika searah dengan percepatan gravitasi g maka
menggunakan tanda plus (+) jika arah pergerakan benda berlawanan dengan arah percepatan gravitasi
menggunakan tanda minus (-).

Kilas Soal

Soal yang tertuang pada review ke-dua ini merupakan soal sbmptn tahun 2016. Adapun soal
tersebut memiliki tingkat kesulitan yang relatif sedang. Dibutuhkan ketelitian dalam memahami
soal, rincian besaran yang diketahui, dan kejelian dalam menangkap maksud dari soal tersebut.
Karena untuk soal seperti cukup jarang ditemukan dalam soal-soal penilaian tingkat sma kelas 10,
akan tetapi kasus semacam ini acap kali kita temukan dikehidupan sehari-hari namun tidak terlintas
sampai serinci seperti di soal tersebut. Yang pada umumnya tipe soal inilah yang dijadikan topik
untuk diangkat sebagai soal SBMPTN. Untuk kasus pada materi kinematika pada umumnya adalah
memilih persamaan yang akan digunakan dalam memecahkan soal. Sebagai tips mudah untuk
memilih persamaan adalah perhatikan besaran-besaran yang diketahui dan yang ditanyakan.
Penjelasan
Pada soal di atas, sangat jelas materi berkaitan dengan gerak vertikal arah ke atas. Seperti yang
sudah kita ketahui penggunaan persamaan tentunya mengikuti besaran yang ditanyakan dan besaran
yang diketahui dari soal. Sehingga langkah pertama setelah memahami maksud dari soal tersebut
adalah memahami besaran yang diketahui dan besaran yang ditanyakan. Diantaranya g = 9,8 m/s2,
terdapat dua kecepatan dikoordinat yang berbeda yaitu dan ingat karena gerak vertikal maka
kecepatan yang digunakan adalah kecepatan di koordinat y, h = 9,1 m, yang ditanyakan adalah
ketinggian maksimum (hmaks). Dengan melihat keterangan di atas maka untuk mencari ketinggian
maksimum persamaan yang digunakan adalah persamaan yang melibatkan besaran kecepatan baik
kecepatan awal maupun kecepatan akhir, ketinggian (karena yang dicari), dan nilai percepatan
gravitasi. Kita ketahui bersama jika ketinggian maksimum dicapai syarat utama adalah kecepatan
maksimumnya atau kecepatan akhirnya bernilai nol dan karena arah pergerakan benda berlawanan
dengan arah percepatan gravitasi, maka tanda plus minus (±) yang dipakai adalah minus (-). Sehingga
langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mencari besaran dari kecepatan awal (v0) dengan
cara seperti berikut:

4 Modul SBMPTN – 2020 /2021


vt y2 = v0 y2 ± 2gh
6,12 = v02 – 2 × 9,8 × 9,1
37,2 = v02 – 178,4
v02 = 215,5 m/s
v02 = 215, 5 m/s
v0 = 14,68 m/s
Kemudian langkah terakhir adalah mencari besaran yang ditanyakan yaitu ketinggian maksimum
(hmak) ingat nilai kecepatan akhir (vt) saat mencapai ketinggian maksimum adalah nol) adalah:
vt y 2  v0 y 2  2 gh
0  v0 y 2  2 gh
v0 y 2  2 gh
v0 y 2
h
2g
14, 682
h  10, 99 m
2  9, 8
atau dibulatkan menjadi 11 m
JAWABAN: D
11 m

Problem Review 3

Gerakan sebuah mobil digambarkam oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.
v(m/s)
30

10
t(s)
20 30
Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah ....
A. 0,5 m/s2 D. 2,0 m/s2
B. 1,0 m/s2 E. 3,0 m/s2
C. 1,5 m/s2

Kilas Materi

Materi kinematika pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga macam diantaranya kinematika
dimensi 1 yaitu mempelajari gerak yang mempelajari hanya pada gerak satu dimensi contohnya gerak
lurus (GLB dan GLBB), kinematika 2 dimensi yaitu gerak yang terjadi pada dua dimensi contohnya
gerak melingkar dan gerak parabola, dan kinematika 3 dimensi adalah gerak yang terjadi pada tiga

Fisika 5
dimensi contohnya gerak acak molekul dalam suatu ruang. Untuk gerak dimensi 1 GLB dan GLBB
yang sebagian sudah dibahas pada review soal sebelumnya, pada kilas materi kali ini adalah mengenai
perbedaan gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dimana untuk
GLB gerak benda pada lintasan lurus dengan nilai kecepatan yang konstan. Karena memiliki kecepatan
yang konstan maka hanya terdiri tiga besaran saja, yaitu kecepatan, jarak dan waktu. Adapun fungsi
kecepatan dan waktu dapat ditampilkan berupa grafik seperti berikut:
v(m/s)

t(s)
0 1 2 3 4
Sumber: fisikastudycenter.com
Gambar:
Grafik hubungan v-t untuk GLB
Grafik di atas menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t) suatu benda
yang bergerak lurus. Berdasarkan data dari grafik dapat disimpulkan bahwa pada saat waktu berjalan
kecepatan tetap konstan dan tidak berubah sehingga tidak memiliki perubahan kecepatan atau
percepatan (a) = 0. Ini menunjukkan bahwa gerak benda yang digambarkan grafik seperti di atas
merupakan gerak lurus beraturan (GLB).
Ketiga besaran tersebut di atas dapat diformulasikan ke dalam persamaan seperti di bawah ini;
s=v×t
Sedangkah gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan
percepatan yang konstan. Sehingga ciri utamanya adalah ketika berjalannya waktu, kecepatannya
berubah dapat semakin cepat atau bertambah yang disebut dipercepat dengan nilai kecepatan yang
semakin bertambah dan percepatan bernilai plus (+), dan semakin lambat atau berkurang yang disebut
diperlambat dengan nilai kecepatan yang semakin berkurang dan percepatannya bernilai minus (-).
Atau dapat ditampilkan dalam grafik hubungan antara fungsi kecepatan dan waktu seperti berikut:
v(m/s) v(m/s)

t(s) t(s)
Benda Mengalami Percepatan Benda Mengalami Perlambatan
Sumber: cerdika.com
Gambar:
Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (Grafik v-t)
Berdasarkan gambar dari kedua grafik v-t pada GLBB seperti gambar di atas, kemiringan kurva
merupakan besar dari nilai percepatan benda. Sehingga besarnya pecepatan benda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
v
a  tan  
t

6 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Cara tersebut termasuk cara cepat untuk mencari besarnya percepatan, karena jika menggunakan
persamaan umum dari persamaan GLBB kita harus melalui beberapa tahap hitungan yaitu mencari
besaran-besaran untuk melengkapi persamaan guna mencari nilai percepatan. Dan dengan luas
daerah di bawah kurva (daerah yang diarsir) adalah besarnya jarak yang ditempuh oleh suatu benda,
yang dirumuskan sebagai berikut:
s = luas grafik = v × t

Kilas Soal

Pelaksanaan SBMPTN maupun UTBK dari tahun ke tahun, untuk soal bertipe pembacaan
grafik, pada umumnya sering sekali dimunculkan, seperti contohnya soal di atas yaitu pembacaan
grafik mengenai kinematika. Soal seperti ini sudah cukup familiar untuk kalangan siswa, sehingga
dapat digolongkan ke dalam tingkatan soal yang mudah. Hal yang paling mendasar digunakan untuk
memecahkan kasus soal seperti ini adalah pemahaman dalam membaca grafik lalu menganalisa grafik
tersebut dengan mencocokkan pengetahuan dan persamaan yang digunakan mengenai materi GLB
maupun GLBB. Tips untuk mengerjakan soal seperti di atas adalah fokus terhadap pertanyaan
dengan memperhatikan karakteristik grafik bagian akhir, dengan begitu disamping mempersingkat
waktu untuk menyelesaikan juga akan lebih mudah dalam menentukan persamaan yang digunakan
untuk mencari nilai besaran yang ditanyakan.
Penjelasan
Seperti pada kilas materi disebutkan bahwa untuk mencari besarnya percepatan kita dapat
menggunakan cara cepat dengan mengambil konsep kemiringan kurva yaitu:
v
a  tan  
t
Dengan α adalah sudut yang dibentuk, namun jika tidak diketahui besarnya sudut maka dapat
menggunakan persamaan ∆v/∆t. ∆v = v2 – v1 dan ∆t = t2 – t1. a = (30 – 10) m/s/(30 – 20) s. Maka
didapatkanlah nilai 2 m/s2. Sehingga didapatkan hasil 2 m/s2.
JAWABAN: D
2 m/s2

Problem Review 4

Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t1 benda ....
x(m)
t1 t(s)

A. bergerak dengan kecepatan negatif D. bergerak lurus beraturan


B. bergerak diperlambat E. bergerak dengan percepatan yang berubah
C. bergerak sesaat

Fisika 7
Kilas Materi

Seperti penjelasan yang sudah disebutkan di kilas materi dari problem review sebelumnya,
bahwa gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada intinya juga dapat diartikan sebagai gerak lurus
suatu objek, dimana kecepatannya berubah terhadap waktu karena adanya percepatan yang konstan
atau tetap. Akibatnya adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh sudah tidak lagi linier, akan
tetapi kuadratik. Percepatan merupakan besaran vektor. Dengan demikian, untuk menyatakan suatu
percepatan harus menentukan arah dan besar. Sedangkan suatu benda bisa dikatakan bergerak lurus
berubah beraturan, jika menunjukkan beberapa ciri-ciri, salah satunya ciri yang merucut pada soal di
atas adalah grafik yang terbentuk memiliki kemiringan bisa miring ke atas (percepatannya plus atau
dipercepat, percepatannya minus atau diperlambat) terdapat tiga jenis grafik, salah satu diantaranya
adalah grafik hubungan jarak terhadap waktu (grafik s-t) yang seperti contoh soal pada problem
review 4. Adapun grafik yang dimaksud adalah:
s(m) s(m)

t(s) t(s)
Benda Mengalami Percepatan Benda Mengalami Perlambatan
Sumber: cerdika.com
Gambar:
Grafik hubungan jarak terhadap waktu (grafik s-t)
Jika kita perhatikan, grafik hubungan s-t pada sebuah GLBB seperti di atas, dapat menghasilkan
dua kesimpulan diantaranya; a) jika kurva yang dibentuk berbentuk parabola terbuka ke atas, maka
benda akan mengalami percepatan (a bernilai positif ), sedangkan b) jika kurva yang dibentuk
berbentuk parabola terbuka ke bawah, benda mengalami perlambatan (a bernilai negatif ).

Kilas Soal

Soal pada problem review ke-4, adalah soal SBMPTN tahun 2016. Soal tersebut sedikit berbeda
dengan soal-soal grafik seperti yang sebelumnya, karena pemahaman konsep tentang besaran yang
ada dalam materi kinematika sangatlah dibutuhkan. Terlebih mengenai kepemahaman tentang
bentuk kurva yang mana bentuk kurva ini akan mengindikasikan nilai percepatan apakah dipercepat
atau diperlambat. Yang harus diperhatikan juga adalah hubungan antar besaran, karena tentu berbeda
grafik, jika grafik hubungan v-t, dan s-t. Dengan demikian, soal konsep seperti ini, para siswa perlu
teliti dalam membaca grafik, dan membedakan karakteristik dari grafik-grafik tertentu.
Penjelasan
Untuk menyelesaikan soal di problem review ke-4 ini dapat menggunakan 2 cara. Cara pertama
adalah dengan mengamati karakteristik grafik yang terbentuk, dimana grafik yang ada disoal, adalah
grafik hubungan antara jarak (x) terhadap waktu (t). Namun apabila dirubah dengan grafik hubungan

8 Modul SBMPTN – 2020 /2021


antara kecepatan terhadap waktu (t) akan lebih mudah, karena pilihan yang ditawarkan pada jawaban
di soal tersebut besaran yang menjadi kunci untuk menyelesaikan soal adalah besaran kecepatan.
Karena adanya perubahan kecepatan adalah hasil fungsi turunan dari fungsi jarak terhadap waktu
maka jika kecepatan ini sebanding dengan besaran posisi. Sehingga konsep kecepatan jika dinyatakan
dalam grafik dengan memperhatikan perubahan posisi (x) terhadap waktu (t) akan membentuk grafik
seperti di bawah ini.
v(m/s)
v0

t(s)
t1

–v0

Grafik di atas menunjukkan keadaan gerak benda dalam fungsi kecepatan terhadap waktu.
Sehingga Jika diperhatikan pada saat t1 nilai kecepatan tepat berada di titik nol, hal ini menunjukkan
bahwa kecepatan sesaat benda adalah nol. Kemudian untuk cara kedua, adalah dengan memahami
konsep mengenai besaran jarak, kecepatan dan waktu. Adapun grafik di soal tersebut dapat
menjelaskan bahwa pada saat t1, posisi benda tidak mengalami perubahan sehingga dapat diartikan
benda itu diam, lalu beberapa saat kemudian benda bergerak kembali.
JAWABAN: C
Berhenti Sesaat

Problem Review 5

Sebuah bola dilempar dari permukaan tanah dengan kecepatan awal 40 m/s dan sudut 30° dari
permukaan tanah. Berapakah komponen vertikal dari kecepatan bola sesaat sebelum bola tersebut
menyentuh permukaan tanah kembali? (sin 30° = 0,5 cos 30° = 0,87)
A. 10 m/s D. 35 m/s
B. 20 m/s E. 40 m/s
C. 30 m/s

Kilas Materi

Materi gerak vertikal ke atas berkaitan erat dengan materi gerak jatuh bebas maupun gerak
lurus berubah beraturan. Pada gerak vertikal ke atas (GVA) benda mempunyai kecepatan awal.
Dan benda akan mengalami perlambatan semakin besar jika semakin meninggi. Sehingga pada saat
benda mencapai ketinggian maksimum, benda akan berhenti sesaat karena kecepatan benda sama
dengan Nol lalu akan jatuh ke bawah. Sedangkan nilai dari percepatan benda akan bernilai negatif
karena berlawanan arah dengan percepatan gravitasi Bumi. Jika gerak vertikal ke atas pada ketinggian
maksimum kecepatan akhirnya bernilai nol, berbeda dengan gerak jatuh bebas yang nilainya nol
adalah kecepatan awalnya.

Fisika 9
Kilas Soal

Untuk mengerjakan soal mengenai gerak vertikal, khususnya gerak vertikal ke atas, kita harus
memiliki pengetahuan awal tentang vektor dan fungsi trigonometri dalam menggunakan fungsi sinus
maupun cosinus. Karena besar kecilnya sudut elevasi tentu akan mempengaruhi besarnya ketinggian
maksimum dikoordinat y dan jarak maksimal yang dicapai benda di koordinat x. Untuk masing-
masing koodinat pun juga berbeda satu dengan lain. Oleh karena itu pemahaman materi GLBB pada
gerak lurus khususnya dalam persamaan sangatlah penting. Akan lebih membantu jika kita memiliki
kepemahaman dalam membedakan jenis-jenis gerak vertikal, karena gerak vertikal terbagi menjadi
beberapa yaitu gerak vertikal ke atas, gerak vertikal ke bawah, dan gerak jatuh bebas. Pada soal di atas,
kita harus fokus untuk memilih persamaan yang digunakan dengan melihat besaran yang diketahui
dan yang ditanyakan karena dari ketiga persamaan GLBB hampir memiliki kesamaan besaran artinya
beberapa persamaan dari GLBB secara bersamaan dapat digunakan untuk mencari besaran yang
sama sehingga dengan itu kita harus memperhatikan keterangan dari soal, setelah itu menentukan
persamaan yang akan digunakan.
Penjelasan
Pada soal problem review 5, karena terdapat sudut elevasi, maka nilai dari besarnya sudut
tersebut digunakan pada kecepatan awal. Untuk gerak vertikal yang memiliki sudut elevasi seperti
ini, setiap perpindahan posisi dari benda selalu memiliki nilai di semua koordinat. Jika melihat aturan
teori pythagoras dimana letak sudut apit digunakan untuk menentukan apakah menggunakan fungsi
sinus atau cosinus, jika dibaca dari soal dapat ditarik kesimpulan jika koordinat x menggunakan
fungsi cosinus, dan koordinat y menggunakan fungsi sinus. Karena yang ditanyakan adalah fungsi
di koordinat y, maka persamaan yang digunakan adalah persamaan GLBB. Adapun keterangan
soal diketahui antara lain kecepatan awal (v0) sebesar 40 m/s, sudut 300 dari permukaan tanah dan
ditanyakan adalah kecepatan bola sesaat sebelum bola tersebut menyentuh permukaan tanah kembali
atau (vy). Sehingga langkah awal adalah mencari besaran di tiap komponen di masing-masinag
koordinat y seperti di bawah ini
v y  v0 sin 30
 40  0, 5
 20 m/s

Sehingga jawabannya adalah 20 m/s ingat bahwa pergerakan parabola simetri, maka nilai
kecepatan sebelum maupun sesudah mencapai ketinggian maksimal pasti sama hanya arahnya yang
berbeda. Dengan demikian
JAWABAN: B
20 m/s

10 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Latihan Soal

1. 30 B. kecepatan rata-rata bergantung pada


25 jarak total, sedangkan kelajuan rata-
ketinggian (m)

20 rata bergantung pada perubahan


15
posisi.
10
C. kecepatan rata-rata bergantung pada
5
posisi, sedangkan kelajuan rata-rata
0
1 2 3 4 5 6 tidak bergantung pada jarak tempuh.
waktu (s)
D. kecepatan rata-rata bergantung pada
Sebuah batu dilempar ke atas dengan
perubahan posisi dan jarak tempuh,
kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
sedangkan kelajuan rata-rata tidak
saat ditunjukkan pada gambar. Pernyataan
bergantung keduanya.
yang benar adalah ....
E. kecepatan rata-rata tidak bergantung
A. kecepatan awal batu adalah 25 m/s pada perubahan posisi dan jarak
B. kecepatan batu di t = 1 detik adalah tempuh, sedangkan kelajuan rata-rata
+15 m/s bergantung keduanya.
C. percepatan di daerah pelemparan
4. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas
adalah –9 m/s2
dengan laju awal 30 m/s dari puncak
D. kecepatan batu ketika di t = 4 detik
sebuah gedung yang tingginya 80 m.
adalah –12 m/s
Jika besar percepatan gravitasi 10 m/s2,
E. jarak tempuh batu adalah nol
maka waktu yang diperlukan batu untuk
2. Gerak sebuah benda dijelaskan oleh grafik mencapai dasar gedung adalah ....
hubungan antara kecepatan dan waktu
A. 12 s
seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.
B. 10 s
jarak yang ditempuh oleh benda hingga
C. 9 s
detik ke-8 adalah ....
D. 8 s
v(m/s)
E. 7 s
10 5. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke
udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen
5 kecepatan bola dalam arah x adalah 7,6
m/s dan dalam arah y adalah 6,1 m/s. Jika
t(s) percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2, maka
4 8
ketinggian maksimum yang dapat dicapai
A. 30 m bola kira-kira sama dengan ....
B. 40 m
A. 14 m
C. 45 m
B. 13 m
D. 50 m
C. 12 m
E. 60 m
D. 11 m
3. Perbedaan antara kecepatan rata-rata E. 10 m
dengan kelajuan rata-rata adalah ....
6. Manakah pernyataan di bawah ini yang
A. kecepatan rata-rata bergantung pada benar?
perubahan posisi, sedangkan kelajuan
A. perpindahan adalah besaran skalar
rata-rata bergantung pada jarak
dan jarak adalah besaran vektor
tempuh.
B. perpindahan adalah besaran vektor
dan jarak adalah besaran skalar

Fisika 11
C. perpindahan dan jarak adalah besaran A. 14 m/s2
vektor B. 6 m/s2
D. perpindahan dan jarak bukan besaran C. 2,5 m/s2
vektor D. 0,4 m/s2
E. perpindahan dan jarak selalu sama E. 40 m/s2
7. Manakah pernyataan di bawah ini yang 12. Seorang pemain bola berdiri dengan jarak
merupakan pernyataan paling tepat 20 meter dari garis gawang. Dia berlari
mengenai kecepatan? menjauhi gawang dengan percepatan 4 m/s2.
A. 60 mil per jam Berapakah jarak pemain bola tersebut dari
B. 30 m per detik garis gawang setelah 4 detik?
C. 30 km pada 45° ke utara dari timur A. 8 m
D. 40 km/jam B. 28 m
E. 50km/jam ke barat daya C. 32 m
8. Seorang pelari berlari sejauh 3 km selama D. 36 m
0,3 jam, kemudian berlari sejauh 7 km E. 52 m
selama 0,7 jam. Berapakah kelajuan rata- 13. Sebuah batu dari keadaan diam dijatuhkan.
rata dari pelari tersebut? Berapa percepatan batu sesaat setelah
A. 10 km/jam dijatuhkan?
B. 3 km/jam A. nol
C. 1 km/jam B. 5 m/s2
D. 0,1 km/jam C. 10 m/s2
E. 100 km/jam D. 20 m/s2
9. Sebuah sepeda motor dari keadaan diam E. 30 m/s2
bergerak bertambah cepat hingga mencapai 14. Sebuah bola di lemparkan lurus ke atas
kelajuan 20 m/s dalam waktu 5 s. Berapakah dengan kecepatan awal +15 m/s. Berapakah
kecepatan rata-rata dari motor tersebut? percepatan bola sesaat bola dilemparkan?
A. 100 m/s2 A. nol
B. 80 m/s2 B. 10 m/s2 ke arah atas
C. 40 m/s2 C. 10 m/s2 ke arah bawah
D. 20 m/s2 D. 15 m/s2 ke arah atas
E. 20 m/s2 E. 15 m/s2 ke arah bawah
10. Sebuah bis dengan awal 14 m/s bergerak 15. Sebuah bola dilemparkan lurus ke atas
melambat menjadi 6 m/s dalam waktu 3 s. dengan kecepatan awal +15 m/s. Berapakah
Berapakah percepatan rata-rata dari bis waktu yang dibutuhkan bola untuk
tersebut? mencapai ketinggian maksimum?
A. 2 m/s2 A. 25 s
B. 4 m/s2 B. 15 s
C. 3 m/s2 C. 10 s
D. –2 m/s2 D. 5 s
E. –4 m/s2 E. 1,5 s
11. Sebuah kereta dari keadaan diam bergerak
dengan percepatan 4 m/s2 selama 10 detik.
Berapakah kelajuan kereta diakhir ke 10?

12 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Bab 2
Hukum Newton & Gravitasi Newton

Problem Review

Problem Review 1

Sebuah benda bermassa m dilemparkan ke atas dari permukaan tanah dengan kelajuan awal Vo.
Selain mendapatkan gaya gravitasi, mg, benda tersebut mendapat gaya gesekan udara yang besarnya
1
mg dan arahnya ber-lawanan dengan arah gerak. Kelanjutan benda ketika mencapai permukaan
4
tanah lagi adalah ....
3
A. Vo D. Vo
4
3 3
B. Vo E. Vo
4 5
3
C. Vo
5

Kilas Materi

Hukum newton tentang gerak benda merupakan hukum yang biasa digunakan untuk mencari
tahu dinamika dari gerak benda dan merupakan dasar dari mekanika klasik. Dimana, hukum newton
menjelaskan hubungan antara gaya yang bekerja pada benda dan gerak yang dihasilkannya. Pada
dasarnya hukum newton terbagi menjadi 3, namun karena melihat dari soal problem review ke-1,
maka fokus membahas mengenai hukum newton 2 yang memaparkan huhungan antara resultan
gaya yang bekerja pada benda dengan hasil kali antara massa dan percepatan. Menurut teori hukum
newton kedua, percepatan yang dialami oleh suatu benda sama dengan hasil bagi antara resultan
gaya dengan massa sebuah benda. Karena dikatakan gaya yang bekerja merupakan resultan dari
beberapa gaya maka macam-macam gaya yang bekerja dapat dikelompokkan menjadi 3 dari 5 jenis
gaya diantaranya:
1) Gaya berat benda
Gaya berat atau biasa disebut berat adalah gaya gravitasi bumi yang dimiliki oleh semua benda.
Dimana besar gaya benda merupakan hasil kali massa benda dengan percepatan gravitasi.
Sementara, massa ialah ukuran kelembaban suatu benda, yakni kecenderungan benda untuk
mempertahankan posisi.

Fisika 13
2) Gaya normal benda
Merupakan gaya yang arahnya tegak lurus terhadap bidang. Gaya normal ialah gaya yang kerja
pada bidang yang bersentuhan dengan benda yang mempunyai arah tegak lurus dari bidang
tersebut. Gaya normal disebut sebagai gaya sentuh. Hal ini cocok dengan hukum newton II
yang berbunyi jika suatu benda memiliki resultan gaya normal nol, maka benda tersebut akan
diam. Untuk benda yang diletakkan di atas bidang datar dan dalam keadaan diam maka, besar
gaya normal sama dengan gaya berat benda tersebut
3) Gaya gesekan benda
Adalah gaya yang muncul akibat 2 permukaan yang saling bersentuhan. Gaya gesek merupakan
gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya gesekan bergerak berlawanan arah dengan arah
gerak benda. Adapun jenis gaya gesek di dalam dinamika gerak benda umumnya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis perbedaan yang paling mendasar dari
kedua jenis gaya gesek tersebut pada kondisi gerak benda, karena jika gaya gesek statis bekerja
pada saat benda dalam kondisi diam, sedangkan gaya gesek kinetis bekerja pada saat benda
sedang bergerak.

Kilas Soal

Soal ini termasuk kedalam tingkat soal yang relatif sulit, karena berisikan kombinasi dari
beberapa konsep, serta memerlukan penurunan persamaan dari penggabungan teori mengenai
meteri dinamika gerak benda terutama gaya dan kinematika. Sehingga dibutuhkan kemampuan
dalam menganalisa soal lalu menerapkannya ke dalam persamaan. Pada umumnya tingkat kesulitan
ada pada pemilihan persamaan yang akan digunakan, untuk itu perlu sekali mendalami soal baik
keterangan dan pertanyaannya.
Penjelasan
Dari keterangan soal dapat disimpulkan selain menggunakan konsep dinamika hukum
newton 2, juga konsep kinematika, di dalam konsep kinematika kita ketahui bersama terdapat tiga
persamaan, untuk itu guna mempermudah dalam memilih persamaan yang akan dipakai maka kita
lihat dulu keterangan dan pertanyaan dari soal tersebut, diantaranya ; arah vertikal ke atas dan arah
vertikal ke bawah, dari kondisi arah yang berbeda ini terdapat gaya gesek udara yang pastinya arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda ketika benda naik arahnya arah gaya gesek udara ke bawah
sehingga gaya gesek ini arahnya sama dengan arah gaya berat, ketika benda ke bawah, maka arah gaya
gesek udara ke atas dan berlawanan arah dengan gaya berat, kemudian pertanyaannya adalah kelajuan
ketika mencapai tanah, jika melihat dari keterangan yang ada pada soal tersebut persamaan yang tepat
untuk digunakan adalah persamaan
vt 2  v0 2  2 gh

Karena arah gerak yang ke bawah, maka besarnya kecepatan awal adalah nol, dan vt adalah
besaran yang akan dicari, dengan demikian langkah pertama adalah mencari ketinggian h. Maka guna
mendapatkan nilai h ini perlu mengkaji kasus sebelum benda bergerak turun yaitu ketika benda naik
menuju ketinggian maksimum.
Dengan menggunakan konsep yang sama ketika benda turun, maka secara matematis besaran
yang belum ada ketika arah naik adalah percepatan, maka untuk kasus benda naik pertama kali yang
dilakukan adalah mencari percepatan, dan untuk mencari percepatan, konsep yang digunakan adalah
hukum newton 2 (Sears and zemansky. 1999). Secara matematis dapat dituliskan seperti di bawah ini;

14 Modul SBMPTN – 2020 /2021


a. Benda ketika naik
Besar percepatan

a
F
m
Karena terdapat dua gaya, dimana gaya berat dan gaya gesek udara searah dan arah kedua gaya
ke bawah, maka;
w  f
a
m
Dan jika secara keseluruhan persamaan di atas dimasukkan keterangan yang ada disoal maka
5
nilai akan didapatkan a sebesar − g. Lalu nilai dari a ini, dipakai untuk mencari ketinggian h
4
dengan menggunakan persamaan
vt 2  v0 2  2 gh
Karena menuju ketinggian maksimum, nilai vt = 0 dan jika dimasukkan semua keterangan yang
2v0 2
ada maka didapatkanlah nilai h sebesar .
5g
b. Benda ketika turun
Dengan urutan langkah yang hampir sama dengan proses penurunan persamaan ketika benda
naik, maka dapat dituliskan urutan penyelesaiannya sebagai berikut:
w  f
a
m
Ingat, bahwa gaya gesek udara ke atas karena berlawanan arah dengan gerak benda yang ke
3
bawah, dan jika keseluruhan keterangan dimasukkan, akan didapatkan nilai a sebesar − g.
4
Lalu nilai dari percepatan ini dimasukkan ke dalam persamaan inti untuk mencari nilai kecepatan
3
akhir vt dengan persamaan yang sama, maka didapatkan nilai vt sebesar gh.
2
Dan besarnya h yang sudah didapatkan dipakai untuk mendapatkan nilai akhir dari vt dan
setelah dihitung diperoleh nilai sebesar atau.
JAWABAN: C
3
Vo
5

Problem Review 2

Sebuah asteroid mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk alips dengan jarak aphe-lion 4
kali jarak perihelionnya. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kela-juan asteroid itu
di aphelion adalah 4 kali kelajuannya di aphelion. Kesimpulan tersebut adalah berdasarkan pada ....
A. Hukum Cavendish D. Hukum Kapler Ketiga
B. Hukum Kapler Pertama E. Hukum Newton Ketiga
C. Hukum Kapler Kedua

Fisika 15
Kilas Materi

Hukum kepler ditemukan berdasarkan data yang diperoleh dari kompatriot penelitian yang
dilakukan yaitu Bapak Tycho Brache pada tahun 1546-1601. Di kalangan astronomi dan fisika,
fungsi dari hukum kepler digunakan untuk memperkirakan lintasan orbit benda luar angkasar yang
mengorbit ke Matahari, baik itu planet, asteroid maupun komet. Adapun hukum kepler terbagi
menjadi 3, diantaranya:
a. Hukum kepler I
Hukum kepler yang pertama memaparkan mengenai bentuk lintasan orbit berbagai planet.
Bunyi dari hukum kepler 1 adalah “lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk
elips, dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya. Pengertian dan fungsi hukum kepler
dalam fisika yang pertama ini berguna untuk memahami bagaimana sebenarnya bentuk lintasan
orbit planet ke matahari.
b. Hukum kepler II
Hukum kepler kedua menjelaskan mengenai kecepatan orbit planet. Menyatakan bahwa setiap
planet bergerak sehingga ditarik sebuah garis khayal dari matahari ke planet mencakup daerah
dengan luas yang sama dan dalam waktu yang sama.
c. Hukum kepler III
Hukum kepler III berbunyi kuadrat periode dari suatu planet sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata dari matahari. Bunyi hukum kepler III ini menjelaskan periode planet dalam
mengorbit matahari dan jarak planet terhadap matahari.

Kilas Soal

Tipe soal Tidak termasuk soal hitungan, namun membutuhkan pemahaman yang mendalam di
setiap pilihan jawaban yang muncul, namun tergolong soal dengan tingkat kesulitan sedang. Karena
dalam pengerjaannya harus mengetahui ciri khas masing-masing pilihan jawaban. Pilihan jawaban
pada umumnya menunjukkan kata kunci yang hampir berkaitan, karena kesemuanya memiliki
konstribusi di dunia fisika-astronomi dan saling berkaitan. Terlebih pada pilihan hukum kepler di
sekolah tingkat SMA tidak disampaikan di SMA. Adapun hukum kepler sendiri terdiri dari 3 macam,
namun sebagai catatan untuk mempermudah menentukan jawaban yang benar, kita harus paham
kata kunci dan ciri khas dari masing-masing pilihan, minimal yang sudah disampaikan di sekolah.
Penjelasan
Sesuai penjelasan dari kilas materi di problem review soal, maka jawabab yang paling tepat
adalah hukum kepler 2 yang menyatakan planet menyapu luasan yang sama dalam selang waktu
yang sama. Hal ini sesuai dengan hukum kekekalan momentum sudut yang menyatakan bahwa
momentum sudut selalu konstan.

16 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 3

Sebuah lemari besi dengan berat 300 N (awalnya dalam keadaan diam) ditarik oleh sebuah gaya
 3
dengan arah membentuk sudut θ di atas garis mendatar  cos    . . Apabila koefisien gesek statis
 5
dan kinetik antara lemari besi dan lantai berturut-turut adalah 0,5 dan 0,4 gaya gesek kinetik yang
bekerja pada lemari besi adalah 72 N, dan besar percepatan gravitasi g = 10 m/s2 maka percepatan
lemari besi dan gaya yang menarik lemari besi berturut-turut adalah ....
18
A. m/s2 dan 90 N D. 0 m/s2 dan 150 N
30
18
B. m/s2 dan 150 N E. 0 m/s2 dan 90 N
30
18
C. m/s2 dan 210 N
30

Kilas Materi

Suatu benda memiliki sifat kelembaman yang bisa juga disebut dengan massa kelembaman.
Massa kelembaman ini sangat mempengaruhi percepatan gerak suatu benda. Jika resultan gaya tetap
yang bekerja pada suatu benda dengan massa semakin besar, maka akan semakin kecil percepatan
yang terjadi. Hal ini membuktikan bahwa percepatan benda berbanding terbalik dengan massa
benda, apabila massa kelembaman benda disimbolkan dengan m, diperoleh hubungan percepatan
dan massa sebagai berikut.
a~m
Gejala-gejala tersebut telah dipelajari sebelumnya oleh Newton sehingga menghasilkan hukum
II Newton.
“jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, benda akan bergerak
dengan percepatan yang besarnya sebanding dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik
dengavn massa kelembamannya” (Bueche, 1989)
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

F
a
m
atau biasa dituliskan F  ma

Dengan ∑ F merupakan gaya yang pada hakekatnya memiliki pengertian tarikan atau dorongan
yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong maka pada
benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat berubah. Seperti yang telah disebutkan jenis-jenis
gaya pada soal problem review pertama, hal yang perlu diingat, bahwa gaya merupakan besaran vektor,
yang memiliki besar dan arah. Sehingga arah gaya dapat mempengaruhi besar kecilnya resultan gaya,
dan besarnya sudut apit dari lintasan benda tentu akan mempengaruhi resultan gaya. Sehingga apabila
ditemukan kasus dinamika partikel hukum newton, yang memiliki sudut apit, maka hal pertama yang
dilakukan adalah menguraikan gaya yang bekerja, menggambarkan arah gaya beserta sudut dan sesuai
dengan fungsi dari trigonometri seperti fungsi cosinus, sinus maupun fungsi tangen.

Fisika 17
Kilas Soal

Pada dasarnya penyelesaian soal seperti pada problem review ke-3, disamping membutuhkan
pemahaman materi hukum newton ke-2, juga dibutuhkan ketelitian dalam menguraikan gaya,
yang tidak mengindahkan konsep trigonometri dalam menggunakan fungsi cosinus, sinus maupun
tangensial. Ketelitian dalam menggambarkan dan menguraikan gaya sangat dibutuhkan, karena hal
ini dapat mempengaruhi hasil akhir dari proses pengerjaan. Untuk itu, pahami jenis2 gaya, dan
pahami cara menggambar arah dari jenis-jenis gaya yang bekerja pada kasus soal seperti pada problem
review ke-3.
Penjelasan N F.sin @ F = __?
Seperti yang sudah disebutkan pada bagian kilas
materi maupun kilas soal, bahwa hal pertama yang harus
diperhatikan adalah cara benar dalam menguraikan gaya yang @
fk = 72 N F.cos @
bekerja sesuai pada gambar di bawah ini.
Setelah proses penguraian gaya selesai, berikutnya adalah mu s = 0,5 w = 30 Kg
mu k = 0,4
mengerjakan sesuai pertanyaan yang disebutkan di soal. Yaitu
w = 300 N
a) mencari gaya normal (N), b) mencari nilai percepatan (a)
Adapun pertanyaan yang disampaikan, persamaan yang dipakai adalah dengan menggunakan
hukum II Newton, sehingga jika yang ditanyakan adalah gaya normal, maka penyelesaiannya dengan
menggunakan gaya gesek kinetis seperti pada langkah berikut ini.
f k  k  N
Dan keterangan dari soal adalah fk = 72 N, µk = 0,4 maka jika masing-masing besaran dimasukkan
akan didapatkan nilai gaya normal sebesar N = 180 Newton
Kemudian pertanyaan yang kedua, yaitu mencari nilai percepatan, dengan menggunakan
hukum II Newton yaitu;
F  ma
Karena resultan F, dan disoal tidak disebutkan nilai gaya tariknya maka untuk pengerjaan yang
pertama adalah mencari besarnya F, dengan melihat gaya yang bekerja pada koordinat Y, maka
langkah dan persamaan seperti berikut ini;
F  0
N  F sin@  w
Dengan memasukkan nilai N yang telah didapatkan, dan nilai w diketerangan soal, lalu semua
besaran tersebut dimasukkan ke dalam persamaan, maka nilai F = 150 N. Sehingga untuk mencari nilai
percepatan, dengan menggunakan hukum II Newton, pada akhirnya persamaannya seperti berikut;
F cos@ f k  m  a
3
150   72  30  a
5
18
=
Dan akan diperoleh nilai percepatan sebesar a = m/s 2 0, 6 m/s 2 sehingga
30
JAWABAN: B
18
m/s2 dan 150 N
30

18 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 4

Diandaikan ada sebuah planet yang bergerak mengelilingi matahari dengan periode 27 tahun. Dapat
disampaikan bahwa setengah sumbu panjang lintasan planet itu adalah N kali jarak antara bumi dan
matahari. Nilai N adalah ....
A. 7 D. 10
B. 8 E. 11
C. 9

Kilas Materi

Hukum kepler III menjelaskan mengenai periode revolusi planet-planet yang mengelilingi
Matahari. Hukum ini berbunyi; ”kuadrat periode suatu planet sebanding dengan pangkat tiga jarak
rata-ratanya dari Matahari.” (Kanginan, 2016). Yang secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut ini;
2 3
 T1   R1 
   
 T2   R2 
Dengan T1 merupakan periode dari planet pertaman, T2 merupakan periode dari planet kedua,
R1 merupakan jarak dari planet pertama terhadap Matahari dan R2 adalah jarak dari planet kedua
terhadap Matahari.

Kilas Soal

Tipe soal pada problem review ke 4 ini termasuk soal yang relatif mudah, hanya perhitungan
saja yang cukup menyulitkan, karena terdapat pangkat 3. Sebagai catatan tambahan, karena memiliki
dua besaran yang dipakai ditiap obyek planet, agar lebih teliti dan tidak salah memasukkan dalam
tiap besaran.
Penjelasan
Untuk pengerjaan soal di atas, keterangan besaran soal dimasukkan ke dalam persamaan hukum
kepler III seperti di bawah ini.
2 3
 T1   R1 
   
 T2   R2 
2
Maka akan didapatkan hasil dari jarak planet ke matahari R1 sebesar 27 3 = 9 . Sehingga
jawabannya adalah 9
JAWABAN: C

Fisika 19
Problem Review 5

Sebuah balok bermassa 2,0 kg meluncur di atas bidang horizontal kasar dengan laju awal 5,0 m/s.
Balok berhenti setelah meluncur selama 2,0 s. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....
(1) Balok mengalami perlambatan sebesar 2,5 m/s2
(2) Besar gaya gesek kinetik yang dialami belok adalah 5 N
(3) Koefisien gesek kinetik antara balok dan bidang adalah 0,25
(4) Laju balok satu detik sebelum berhenti adalah 2,5 m/s

Kilas Materi

Pada dasarnya materi untuk di soal di atas sama dengan materi yang ada pada kilas soal di
problem review yang sebelumnya. Adanya keterkaitan antara besaran pada gerak lurus dengan hukum
II Newton. Dimana nilai dari percepatan yang diperoleh nantinya dipakai untuk mencari gaya khusus
untuk soal di atas di point ke dua mencari gaya gesek. Disini hanya ditambahkan penjelasan materi
tentang gerak lurus dengan gerak lurus itu sendiri dibagi menjadi Gerak Lurus Beraturan (GLB)
dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) untuk materi yang berkaitan dengan nomor di atas,
adalah Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dimana perbedaan mendasar dengan Gerak Lurus
Beraturan (GLB) terletak pada kecepatannya. Jika pada GLB kecepatan konstan maka tidak memiliki
percepatan, pada GLBB kecepatannya berubah sehingga memiliki perubahan kecepatan atau biasa
kita kenal sebagai percepatan. Nilai dari percepatan ini bisa percepatan yang diperlambat bisa juga
kecepatannya makin tinggi atau makin naik disebut juga sebagai dipercepat sehingga nilai percepatan
ini nantinya tentu akan mempengaruhi persamaan dan besaran yang ada pada ketiga persamaan,
karena nilai percepatan (a) bernilai negatif jika diperlambat, bernilai positif jika kecepatannya makin
bertambah atau dipercepat. Adapun ketiga persamaan yang dimaksud seperti yang sudah kita kenal
yaitu;
vt  v0  at
1
s  v0t  at 2
2
vt 2  v0 2  2 as

Dengan keterangan
vt = kecepatan akhir (m/s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = jarak (m)

20 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Soal

Jika dilihat pada soal di atas, termasuk soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit. Karena
menggunakan hubungan antar konsep dan setiap pilihan jawaban yang diberikan, hasil pengerjaan
mempengaruhi jawaban atau pilihan berikutnya. Artinya, jika salah dalam perhitungan pembuktian
satu pernyataan maka untuk hasil pembuktian dari pilihan yang diberikan tentunya akan salah juga.
Sehingga diperlukan ketelitian dalam mengerjakan serta memperhatikan opsi jawaban, soal di atas
termasuk ke dalam tipe soal sbmptn tipe 3. Tips untuk mengerjakan tipe soal seperti ini, yaitu dengan
memeriksa secara berurutan tiap nomor pilihan jawabannya: sebagai contoh jika nomor 1 benar,
langsung periksa nomor 3 dan 2. Namun jika nomor 2 salah, pasti nomor 4 juga salah (karena hanya
ada opsi yang memuat kombinasi nomor 1 dan 3 saja, tidak ada 1, 3 dan 4). Sehingga jika nomor 1
benar, otomatis nomor 3 kemungkinan pasati benar sedangkan nomor 2 dan nomor 4 belum tentu
benar. Namun apabila nomor 1 sudah salah, langsung periksa pilihan jawaban nomor 2 dan 4.
Penjelasan
Penyelesaian dengan membuktikan semua pilihan soal:
1. Besar percepatan 3. Besarnya koefisien gesek
vt  v0 0  5 f 5
a   2, 5 m/s 2 k  k   0, 25
t 2 m  g 2 10

2. Besarnya gaya gesek 4. Kecepatan akhir
f k  m  a  2  ( 2, 5)  5 Newton vt  v0  a  t  5  ( 2, 5) 1  2, 5 m/s

JAWABAN; E
JIKA SEMUANYA BENAR

Latihan Soal

1. Sebuah balok dengan berat 100 newton 2.


terletak pada sebuah bidang datar. Pada
saat t = 0 s balok diam. Kemudian, dari B
waktu t = 0 s sampai t = 5 s balok didorong h
dengan gaya konstan 50 newton sejajar A
bidang datar. Koefisien gesek kinetik antara θ 30°
balok dan bidang datar adalah 0,2. Dalam
Dua buah benda A dan B yang masing-
selang waktu antara t = 5 s sampai t = 10 s
masing bermasa mA dan mB terhubung
kelajuan balok ....
dengan tali ringan dan tidak elastis
A. nol melalui suatu katrol yang massanya
B. semakin berkurang diabaikan. Benda A ditempatkan pada
C. semakin bertambah suatu permukaan bidang miring licin
D. semakin maksimum pada t = 7,5 s dengan sudut kemiringan θ = 30° terhadap
E. bernilai minimum pada t = 7,5 s horizontal. Diketahui saat t = 0s, kedua
benda dilepaskan secara bersamaan dari

Fisika 21
keadaan diam. Jika pada saat t = 1s, benda 5. 4r
A telah naik setinggi h=1 meter terhadap 2r
posisi awalnya, maka rasio massa mA : mB
adalah ....
A. 3 : 2 D. 8 : 7 m1 m2
B. 2 : 3 E. 7 : 8
C. 1 : 3 30°
3. Sebuah bola kecil bermassa m meluncur Sebuah sistem mekanik diperlihatkan
di atas permukaan licin dengan profil pada gambar. Sudut kemiringan bidang
mengikuti fungsi y = ho(cos x + 1), dengan θ = 30° dan bidang miring licin. Sistem
y adalah ketinggian bola di atas sumbu berada dalam keadaan setimbang serta
horizontal x. Jika bola dilepas dari titik massa katrol dan massa pegas diabaikan.
dengan ketinggian maksimum pada sumbu Jika setiap massa dijadikan dua kali semula,
y, tanpa kecepatan awal, maka pernyataan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
yang tepat adalah .... sistem tetap seimbang adalah ....
(1) kecepatan bola dititik terendah adalah A. konstanta pegas tetap dan pertambahan
2 gho panjang pegas menjadi 2 kali semula
(2) Kecepatan bola setengah dari kecepatan B. konstanta pegas menjadi0,5 kali
semula dan pertambahan panjang
7
maksimum saat y    ho pegas menjadi 2 kali semula
2 C. konstanta pegas tetap dan pertam­bahan
(3) energi mekanik bola adalah 2mgho panjang pegas menjadi 0,5 kali semula
(4) energi kinetik bola sama setengah dari D. konstanta pegas menjadi 2 kali semula
energi mekanik saat kecepatannya dan pertambahan panjang pegas tetap
3 gh E. konstanta pegas tetap dan pertam­bahan
2 panjang pegas menjadi 4 kali semula
4. ω 6. Pluto memiliki massa 1/500 massa bumi
dan jari-jari 1/15 jari-jari bumi. Berapakah
L besar g di permukaan Pluto?
θ
A. 0,3 m/s2 D. 4,5 m/s2
m B. 1,6 m/s 2
E. 7,1 m/s2
C. 2,4 m/s 2

O
7. Sebuah balok yang massanya 12 kg berada
pada keadaan diam di atas lantai mendatar.
Sebuah benda bermassa m diikat oleh seutas A. Berapa gaya yang dikerjakan lantai
tali dengan panjang L = 2,5 dan berada pada balok (gaya normal)?
pada suatu permukaan luar kerucut yang B. Jika seutas tali diikatkan pada balok
licin seperti pada gambar. Rotasi benda dan ditegangkan vertikal malalui
berlawanan dengan arah gerak jarum jam sebuah katrol tetap dan pada ujung
terhadap sumbu putar O dengan laju putar tali lainnya di gantungkan balok
yang konstan. Jika tan θ = 0,75, nilai laju dengan massanya 8 kg, berapa gaya
putar ω kerucut bernilai nol adalah .... yang dikerjakan lantai pada balok
A. 2 rad/s D. 7 rad/s yang massanya 12 kg?
C. Jika balok 8 kg pada (b) kita ganti
B. 3 rad/s E. 11 rad/s dengan balok 16 kg. berapa gaya yang
dikerjakan lantai pada balok 12 kg ini?
C. 5 rad/s

22 Modul SBMPTN – 2020 /2021


8. Sebuah mobil bermassa 1500 kg bergerak 12. Sebuah benda diam yang beratnya w tepat
dengan laju 72 km/jam. Mobil mulai di akan bergerak ke bawah pada suatu bidang
rem untuk mendapatkan perlambatan miring yang kasar saat bidang miring
konstan, dan berhenti dalam waktu 0,5 tersebut membentuk sudut 37° dengan
menit. Hitunglah gaya pengereman yang horizontal. Koefisien gesekan statik antara
diberikan pada mobil itu? benda dan bidang tersebut adalah ....
9. Tentukan perbandingan besar gaya gravitasi 13. Dua tubuh, tubuh A dengan massa m dan
oleh matahari pada bulan terhadap besar tubuh B dengan massa 4m, dipisahkan
gaya gravitasi oleh bumi pada bulan! (massa dengan jarak R. Pada jarak berapakah dari
matahari 1,99 × 1030 kg. bumi 5,97 × 1024 tubuh A, benda akan mengalami gaya
kg, jejari orbit bumi terhadap matahari gravitasi yang sama dengan nol?
1,5 × 108 m, jejari orbit bulan-bumi A. R/16
3,84 ×108 m) B. R/8
10. Sebuah balok yang massanya 20 kg C. R/5
diletakkan di atas lantai mendatar. Koefisien D. R/4
gesekan statisdan kinetis benda dengan E. R/3
lantai berturut-turut adalah 0,4 dan 0,2. 14. Bulan dari Jupiter memiliki lintasan
Hitung gaya gesekan dan percepatan balok orbit lingkaran dengan jari-jari R dan
jika balok tersebut ditarik dengan gaya perputarannya memiliki periode T. Massa
mendatar sebesar : Jupiter dapat dinyatakan dalam ....
A. 60 N; A. 2πR/T
B. 80 N; B. 4π2R/T2
C. 100 N; C. 2πR3/(GT2)
11. Seorang pria mendorong sebuah peti besar D. 4π2R2/(GT2)
yang massanya 40 kg dari keadaan diam E. 4π2R3/(GT2)
dengan gaya 650 N seperti dalam gambar. 15. Bulan memiliki massa M dan jari-jari R.
Hitung gaya gesekan yang melawan gerak sebuah benda kecil dijatuhkan dari jarak 3
peti jika koefisien gesekan statis dan kinetis R dari pusat bulan. Kelajuan benda ketika
peti dengan bidang 0,60 dan 0,40 (sin α= menyentuh permukaan bulan sama dengan
5/13) kGM / R untuk k =
F A. 1/3
°
B. 2/3
C. 3/4
D. 4/3
E. 5/2

Fisika 23
Bab 3
Dinamika

Problem Review

Problem Review 1

Seseorang yang bersepeda menuruni bukit dengan laju tetap akan terjadi perubahan energi potensial
menjadi kalor.
SEBAB
Energi kinetik berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan.

Kilas Materi

Energi merupakan salah satu konsep paling penting dalam ilmu pengetahuan. Energi sendiri
memiliki pengertian suatu ukuran kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha (https://
Saintif.com/rumus-energi-kinetik/) . Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
akan tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain. Bentuk energi
bermacam-macam diantaranya adalah energi potensial yang besarnya energi yang dimiliki oleh suatu
benda karena adanya pengaruh dari tempat atau kedudukan benda. 1) Energi potensial disebut juga
sebagai energi diam karena benda yang berada dalam keadaan diam dapat memiliki energi potensial.
Jika sebuah benda bergerak atau berubah posisinya maka benda tersebut mengalami perubahan
energi potensial. 2) Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh suatu benda karena adanya
pengaruh dari gerakan benda. Jadi setiap benda yang bergerak akan memiliki energi kinetik. Energi
kinetik benda yang bergerak adalah energi benda yang dimiliki oleh benda karena gerakannya
(kecepatannya). 3) energi mekanik dalam proses melakukan usaha, benda yang melakukan usaha
akan memindahkan energi yang dimilikinya ke benda lain. Energi yang dimiliki benda agar benda
tersebut dapat melakukan usaha dinamakan energi mekanik. Selain itu energi mekanik juga dapat
didefinisikan sebagai jumlah energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu benda atau
disebut juga sebagai energi total. Besarnya energi mekanik selalu tetap, sedangkan energi potensisal
dan energi kinetiknya selalu berubah-ubah.

Kilas Soal

Pada dasarnya, model soal ini dikerjakan dengan memilih satu yang benar di pilihan ganda
aliqua. Namun soal ini cukup sulit karena tricky dan mengandalkan kemampuan berfikir logis. Harus
benar-benar memahami pernyataan dan alasan yang disampaikan, apakah benar atau salah sesuai
konsep yang berlaku pada materi perubahan energi. Selain itu para siswa dituntut untuk mengetahui

24 Modul SBMPTN – 2020 /2021


apakah keduanya memiliki hubungan sebab akibat. Dalam memahami alur soal ini, ketelitian sangat
dibutuhkan, sesimpel memahami bahwa pernyataan berposisi sebagai akibat dari alasan dan bukan
sebaliknya. Setelah menemukan, barulah dapat memilih jawaban dalam pilihan ganda seperti yang
tercantum pada keterangan soal SBMPTN di awal.
Penjelasan
Ketika menuruni bukit dengan bersepeda tanpa mengayuh dari bukit, sepeda akan meluncur
dengan sendirinya karena semula berada di suatu tempat yang lebih tinggi dengan energi potensial
yang paling besar. Ketika meluncur ke bawah, ketinggian sepeda akan berkurang artinya besarnya
energi potensial juga akan berkurang. Berkurangnya energi potensial ini diubah menjadi energi
kinetik. Sehingga sepeda akan memiliki kecepatan. Karena jalan bukit yang miring, selama bergerak
turun sepeda mendapat percepatan. Tetapi karena diketahui dari soal kecepatan sepeda tetap berarti
terdapat gesekan yang bekerja pada sepeda. Gesekan ini berubah diantaranya menjadi energi kalor.
Jadi selama gerak menuruni bukit terjadi perubahan energi dari energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kalor. Sehingga pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat.

Problem Review 2

Sebuah benda dengan momen inersia I = Mr2 dilepas dari keadaan diam dan menggelinding menuruni
bidang miring. Pernyataan yang tepat untuk keadaan benda itu ketika mancapai titik sejauh h di
bawah titik awalnya adalah ....
A. jumlah energi kinetik translasi dan rotasinya lebih besar
B. jumlah energi kinetik translasi dan rotasinya lebih besar dari energi potensial awalnya
C. energi kinetik translasinya dua kali energi potensial awalnya
D. energi kinetik translasinya seperempat dari energi potensial awalnya
E. energi kinetik rotasinya dua kali energi potensial awalnya

Kilas Materi

Pada gerak translasi dan gerak rotasi, pada dasarnya memiliki konsep pengertian besaran yang
hampir sama, sehingga dari kesamaan konsep inilah, kita dapat dimudahkan untuk mempermudah
memahami besaran-besaran yang ada di dalam gerak rotasi. Seperti energi kinetik rotasi adalah
energi yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukan gerak rotasi. Adapun energi kinetik rotasi
besarnya sebanding dengan momen inersia, dan kecepatan sudut dari suatu benda yang bergerak
rotasi (rumusrumus.com/rumus-rotasi-translasi-potensial/). Dimana besaran tersebut memiliki
konsep yang sama dengan besaran yang ada di dalam gerak translasi. Jika momen inersia (I) sama
dengan massa kelembaman (m) sedangkan kecepatan sudut (ω) sama dengan kecepatan (v) pada
gerak translasi. Adapun energi kinetik rotasi dapat dirumuskan seperti pada persamaan di bawah ini;
1
EK rot  I 2
2
Bagaimana jika suatu benda melakukan gerak rotasi dan gerak translasi secara bersamaan yang
biasa juga disebut dengan menggelinding, maka total energi kinetik bola menggelinding tersebut adalah
penjumlahan dari energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Bila yang berotasi adalah benda

Fisika 25
tegar maka kita dapat menggunakan momen inersia benda yang bersangkutan dengan memasukkan
nilai konstantanya. Ketika benda bergerak, selain memiliki energi kinetik, juga kemungkinan
memiliki energi potensial karena posisi dan bentuk susunannya. Artinya, dengan dimilikinya energi
potensial, maupun energi kinetik dari benda, besar dan kecilnya akan berubah-ubah, menyesuaikan
kedudukan/posisi dan pergerakan dari benda namun energi mekaniknya tetaplah konstan.

Kilas Soal

Tipe soal yang berkaitan dengan dengan energi dan usaha umumnya masuk ke dalam tipe soal
yang sulit terutama soal tentang teori seperti pada soal problem review 3. Para siswa tidak hanya
dihadapkan pada soal analisis saja, melainkan analogi dari para siswa untuk memecahkan kasus soal
yang diberikan, sehingga tidak cukup hanya mengandalkan pemahaman persamaan dan teori saja,
namun siswa juga dapat menganalogikan dan mensketsakan kasus soal dengan menggabungkan
persamaan dan teori pemahaman. Seperti dari fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita,
namun tanpa disadari tidak pernah dipecahkan secara fisika.
Penjelasan
Terlebih dahulu kita pahami keterangan dari soal, dimana soal tersebut terdapat beberapa
besaran yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal diantaranya; ketinggian bidang miring h0=H,
ketinggian pada saat di posisi B diukur dari puncak bidang miring (h) dan ketinggian posisi B sampai
mv 2
ke permukaan tanah, hB=H-h, dan besaran Energi kinetik translasi ( EK tran = ) dan Energi
2
I2
Kinetik rotasi ( EK rot  ). Atau dapat disketsakan seperti pada gambar di bawah ini.
2

hA
H B

Seandainya kita menetapkan titik acuan adalah dasar bidang miring. Kita dapat menuliskan
persamaan energi mekaniknya seperti berikut.
EM A = EM B

Karena pada saat di posisi A energi kinetiknya nol, maka persamaannya menjadi
EPA  EPB  EK B  total

Dengan sedikit berasumsi bahwa titik B berada ditengah-tengah maka energi potensial di B
sama dengan energi kinetik total di B. Jadi persamaannya akan menjadi
EPA  EK B  total  EK B  total
EPA  4 EK T  4 EK R

Dan dari keterangan persamaan di atas, maka didapatkan besarnya energi kinetik translasi sama
EP
dengan: EK T = A sehingga
4
JAWABAN: D.
Energi kinetik translasinya seperempat dari energi potensial awalnya.

26 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 3

Pada sebuah bidang datar licin, sebuah kelereng bergerak dari arah kiri sepanjang sumbu x menuju
titik pusat O(0,0) dengan kecepatan v. Kelereng tersebut menumbuk kelereng kedua (kedua kelereng
bermassa sama yaitu m) yang berada dalam keadaan diam di titik O. jika kecepatan kelereng pertama
dan kedua setelah tumbukan berturut-turut adalah v'1 dan v'2 dengan arah 60° dan 330°terhadap
sumbu x maka komponen x dari impuls yang bekerja pada kelereng pertama adalah ....
1
A. 0 D. − mv
2
1 3
B. mv E. − mv
4 4
1
C. mv
2

Kilas Materi

Momentum didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan suatu benda. Dari
pengertian ini maka besaran massa dan kecepatan adalah dua besaran yang mempengaruhi besar
kecilnya suatu momentum. Atau dituliskan ke dalam suatu persamaan seperti berikut.
p  mv

Dengan:
p = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
momentum diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa dan besaran vektor kecepatan, sehingga
momentum termasuk ke dalam besaran vektor. Arah momentum searah dengan arah kecepatan.
Untuk momentum satu dimensi, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda positif atau
negatif. Di dalam momentum, juga mengenal hukum kekekalan momentum, yang melibatkan
sedikitnya dua benda. Misalnya bola A dan bola B yang saling bertabrakan. Sesaat sebelum tumbukan,
bola A bergerak mendatar ke kanan dengan momentum sebesar mAvA dan bola B bergerak mendatar
ke kiri dengan momentum mBvB. Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja sama
dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan. Seperti halnya tertuang dalam
bunyi hukum kekekalan momentum linier yaitu; dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem
sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan
tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada sistem tersebut (Giancoli, 2001). Atau dapat dituliskan ke
dalam persamaan seperti berikut ini;
pA  pB  pA  pB
mA v A  mB vB  mA v ’ A  mB vB

Fisika 27
Kilas Soal

Jika kita melihat soal yang berkaitan dengan momentum sekilas tampak mudah, namun jika
momentum dari dari benda terdapat besarnya sudut kemiringan maka kemampuan dasar yang harus
dibutuhkan adalah tentang penguaraian vektor dengan menggunakan konsep trigonometri. Materi
penguraian vektor sendiri disampaikan di kelas 10 sedangkan momentum dan impuls disampaikan
11. Sehingga soal seperti di problem review termasuk soal dalam kategori soal yang sulit.
Penjelasanm
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menggambarkan arah bola bergerak sebelum
dan sesudah tumbukan. Jika kita amati, kedua bola bergerak dengan sudut kemiringan terhadap x,
maka perlu diperhitungkan dengan menggunakan vektor dan menguraikan gerak benda di koordinat x
maupun koordinat y. Adapun gambar dari pergerakan kedua bola dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Berdasarkan gambar di atas, hukum kekekalan momentum dalam arah y adalah:


 p   p
y y

0  0  mv1 sin 60  m( v2 sin 30)


3 1
0  mv1   mv2 
2 2
1 3
mv2  mv1
2 2
v2  3v1
Dan hukum kekekalan momentum pada arah x adalah:

 p   p
x x

mv  0  mv1 cos 60  mv2 cos 30


1 3
mv  mv1   mv2 
2 2
Karena nilai v'2 memiliki nilai yang sudah didapatkan pada momentum di arah y maka
persamaan di atas menjadi:
1 3
mv  mv1   m( 3v2 ) 
2 2
mv1 3mv1
mv  
2 2
v
v1 
2

28 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Dan langkah terakhir adalah mencari nilai impuls pada koordinat x dengan cara seperti pada
persamaan di bawah ini.
I x  mv
I x  m(v ’1  v )
v  1
I x  m   v    mv
 2  2

JAWABAN: D
1
− mv
2

Problem Review 4

Posisi sebuah benda bermassa 100 gram yang bergerak di sepanjang sumbu x adalah x(t) = –4t + t2,
dengan satuan untuk posisi (x) adalah meter dan untuk waktu (t) adalah detik. Impuls yang bekerja
pada benda tersebut pada selang waktu dari t = 1 detik sampai t = 3 detik adalah ....
A. 0 kg m/s D. 0,6 kg m/s
B. 0,2 kg m/s E. 0,8 kg m/s
C. 0,4 kg m/s

Kilas Materi

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi
bergerak adalah gaya. Sedangkan pada gaya impulsif gaya tarikan, gaya dorongan, termasuk gaya
kontak yang diberikan pada suatu benda hanya dalam waktu singkat. Perkalian antara gaya tersebut
dengan selang waktu gaya yang bekerja pada suatu benda disebut impuls (kelaspintar.id/blog/). Secara
metematis, dapat dituliskan sebagaimana pada persamaan berikut ini:
I  F  t
Dengan:
I = impuls (N.s)
F = gaya impulsif (N)
∆t = perubahan waktu (s)
Impuls adalah hasil antara besaran vektor
gaya F dengan besaran skalar selang waktu ∆t
sehingga impuls termasuk besaran vektor. Yang
mana arah impuls I searah dengan gaya impulsif
F. Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap
selang waktu ∆t, dapat digambarkan dalam grafik
fungsi F-t, dan luas yang diarsir dalam selang
waktu ∆t, dimana ∆t = t2 – t1, sama dengan luas
arsir di bawah grafik F-t, dengan batas nilai dari Sumber: fisikakontekstual.com/materi-impuls-dan-momentum/
t1 sampai dengan t2 seperti pada gambar berikut. Gambar
Impuls = Luas daerah di bawah grafik F-t. Gambar luas arsir di bawah grafik F-t

Fisika 29
Kilas Soal

Karena soal di atas tidak banya berkaitan dengan impuls saja, melainkan kinematika dengan
menurunkan fungsi jarak untuk mendapatkan besaran kecepatan sehingga pemahaman yang
dibutuhkan tidak hanya berkaitan dengan impuls saja, melainkan kinematika tentang fungsi
diferensial dan integral dari besaran kecepatan.
Penjelasan
Seperti yang telah kita pahami bahwa impuls adalah hasil perkalian antara massa dengan
kecepatan, maka langkah pertama adalah mencari persamaan kecepatan. Dengan menurunkan fungsi
jarak terhadap waktu.
dx
vt 
dt
d ( 4t  t 2 )
vt 
dt
vt  4  2t
setelah persamaan dari kecepatan didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mencari
kecepatan awal (v1) pada 1 detik dan kecepatan akhir (v2) pada 3 detik.
v1 = –4 + 2(1)
v1 = –2 m/s
untuk kecepatan akhir (v2);
v2 = –4 + 2(3)
v2 = 2 m/s
langkah terakhir adalah menghubungkan antara impuls dan momentum seperti pada persamaan
berikut ini;
I  p
I  m(v2  v1 )
I  0,1  (2  ( 2 ))
I  0,1  4
Sehingga impul didapatkan nilai 0,4 kg.m/s
JAWABAN: C
0,4 kg.m/s

Problem Review 5

Empat buah benda berbentuk bola dan silinder, masing-masing berwujud pejal dan berongga,
mamiliki jari-jari dan massa yang sama. Keempatnya dilepaskan dari ketinggian h melalui bidang
miring sehingga mengelinding tanpa tergelincir. Manakan pernyataan yang benar?
(1) Pada keempat benda itu bekerja gaya gesek.
(2) Bola berongga tiba di dasar bidang paling akhir.
(3) Silinder pejal bukan yang terakhir tiba di dasar bidang.
(4) Bola pejal akan tiba di dasar bidang bersamaan dengan silinder.

30 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Materi

Dalam dinamika rotasi, mengenal dengan istilah macam-macam benda tegar dengan nilai
konstanta yang berbeda, dan momen inersia yang berbeda pula. Benda tegar ini dikenalkan terbagi
menjadi 8 kelompok yang kesemuanya memiliki nilai konstanta dan momen inersia yang tentu
berbeda. Nilai konstanta (k) ini dapat digunakan menentukan besarnya perubahan kecepatan dan
percepatan benda bergerak rotasi maupun translasi. Contoh kasus bola yang dilepaskan pada bidang
miring seperti pada gambar berikut ini.
N
f
s i nθ
mg
mg mg cos θ
θ
Sumber: fisikazone.com/gerak-melingkar/
Gambar
Gambar sebuah silinder bergerak menggelinding pada bidang miring
Dengan menggabungkan energi kinetik benda yang bergerak menggelinding maka penurunan
persamaannya dapat menghasilkan persamaan untuk mencari kecepatan dan percepatan secara cepat.
Seperti pada persamaan di bawah ini;
1. Kecepatan (v) 2. Percepatan (a)
2 gh g sin 
v a
k  1 k 1

Kilas Soal

Tipe soal di atas termasuk ke dalam tipe soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit karena
untuk menyelesaikan soal tersebut dibutuhkan pemahaman konsep yang luas. Terlihat bahwa soal
tersebut menggiring siswa untuk mencari penyelesaian yang memakan waktu karena orientasinya
kasus yang kompleks, kasus yang biasa terjadi namun tidak terlintas proses penyelesaiannya dengan
fisika. Soal materi dinamika rotasi pada umumnya keluar dengan satu bahan penyelesaian saja, namun
kita diminta untuk mengaplikasikan persamaan yang dipahami ke dalam penyelesaian yang berbasis
teori. Kemampuan dasar yang dibutuhkan antara lain momen inersia, hubungan nilai konstanta
terhadap laju gerak benda dimana materi ini terkandung dalam materi kinematika dan materi hukum
dinamika translasi hukum II Newton.
Penjelasan
Seperti yang sudah dijelaskan pada kilas materi, bahwa soal tersebut terkandung dalam materi
dinamika rotasi khususnya tentang konstanta benda tegar. Sehingga dengan demikian, kita harus
paham dan hafal dengan nilai konstanta pada benda tegar. Lalu mengaplikasikannya ke dalam
persamaan percepatan untuk mengetahui perubahan kecepatan yang terjadi pada benda. Sehingga
langkah pertama adalah menganalisis ke empat pernyataan yang sekiranya sesuai dengan pemahaman
kita, dan penyelesaiannya sepintas bisa didapatkan pernyataan yang tepat. Seperti pada pernyataan

Fisika 31
1, karena di soal tidak disebutkan kondisi benda licin atau tanpa gesekan, maka sudah pasti ketika
benda tegar menggelinding akan mengalami gaya gesek dari permukaan benda miring. Sehingga
dengan demikian pernyataan 1 tepat. Kemudian yang kedua adalah menganalisis pernyataan 2,3
dan 4 dengan keterangan yang disoal diantaranya nilai konstanta dari benda tegar yang disebutkan
di soal. Diantaranya;
Benda:
(1) Bola pejal → (k) = 2/5
(2) Silinder pejal → (k) = 1/2
(3) Bola berongga → (k) = 2/3
(4) Silinder berongga → (k) = 1
Untuk mengetahui posisi akhir benda tegar pada soal, maka langkah berikutnya adalah mencari
nilai percepatan benda dengan menggunakan cara cepat seperti pada kilas materi di awal atau dapat
dilihat pada persamaan di bawah ini.
g sin 
a
k 1
Sehingga nilai percepatan masing-masing benda tegarnya adalah;
5 3
a1  g  sin  a3  g  sin 
7 5
2 1
a2  g  sin  a4  g  sin 
3 2
Sehingga nilai percepatan dari keempat benda tegar adalah a1>a2>a3>a4 dan akan tiba di kaki
bidang miring seperti terlampir pada gambar di bawah ini.

Kesimpulannya:
JAWABAN: B
Jika (1) dan (3) benar

32 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Latihan Soal

1. m (1) usaha oleh gaya gesek tidak sama


dengan nol
h θ (2) energi mekanik balok tetap
H R (3) gaya gesek pada balok melakukan
usaha
Sebuah balok bermassa m dilepas dari (4) usaha oleh gaya gravitasi sama dengan
keadaan diam pada puncak suatu bidang perubahan energi potensial balok
miring kemiringan θ seperti terlihat pada 4. Bila dua kelereng identik bergerak saling
gambar. Tidak ada gesekan antara bidang mendekat dengan laju sama pada sebuah
miring dan balok. Manakah pernyataan lintasan lurus, maka momentum kedua
yang benar terkait fenomena tersebut? benda selalu berlwanan.
(1) Hukum kekekalan energi mekanik
SEBAB
berlaku.
(2) Kelajuan meluncur balok pada bidang Kekekalan momentum setiap kelereng
miring titik bergantung sudut θ. harus berlaku.
(3) Kelajuan meluncur balok di dasar 5. Sebuah balok bermassa M terletak pada
lantai bergantung pada besar h dan H. sebuah meja. Balok tersebut didorong oleh
(4) Jarak R tidak bergantung pada sebuah pegas yang sebelumnya memendek
percepatan gravitasi. sebesar x. Pegas memiliki konstanta pegas
2. Grafik laju sebuah benda yang didorong k dan salah satu ujungnya terikat pada
sebuah gaya di atas lantai horizontal sebuah dinding. Jika balok bergeser sejauh
ditunjukan seperti gambar berikut! d maka ....
V (1) energi mekanik sistem adalah kekal
(2) perubahan energi potensial pegas
1
sama dengan kx 2
2
t (3) kecepatan balok ketika meninggalkan
t1 t2
M
pegas adalah x
Antara t1 dan t2 k
A. Benda kehilangan energy kinetic (4) besar usaha oleh gaya gesek adalah
B. Benda mendapat tambahan energy µkMgd
potensial 6. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di
C. Usaha oleh gaya adalah nol bawah ini, batang ringan dengan panjang
D. Usaha oleh gaya bernilai negative l digantung dari langit-langit dengan
E. Usaha oleh gaya berernilai positive tali tidak elastis dan ringan yang melekat
3. Sebuah balok bergerak dari keadaan diam pada kedua ujung batang (A, B) sehingga
menuruni suatu bidang miring yang batang membentuk sudut 30° dengan
panjang. Bagian pertama bidang miring horizontal. Kemudian, beban bermassa
itu licin dan bagian berikutnya sampai ke m digantungkan pada batang pada titik
dasar bersifat kasar. Setelah bergerak selama C, yang bejarak a dari titik A. Tali yang
beberapa saat dibagian yang kasar, balok menghubungkan titik A dan titik B ke
berhenti. Pada peristiwa itu .... langit-langit disejajarkan secara vertikal.

Fisika 33
F F
A. D. 0, 5
mR mR
F F
B. 0, 8 E. 0, 4
mR mR
B
l
F
C C. 0, 6
mR
a
9. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di
m
bawah ini, sebuah balok dengan kerapatan
30°
A seragam dimiringkan dengan tangan
sehingga satu sisi tetap bersentuhan dengan
Maka besarnya tegangan dari tali yang permukaan yang kasar. Sudut kemiringan
menghubungkan titik B langit-langit θ yang secara bertahap meningkat, dan
adalah .... ketika θ menjadi lebih besar dari pada
a 3a θ0, balok akan meninggalkan jari-jari
A. mg D. mg tangan kemudian berotasi. Seperti yang
21 6l
ditunjukkan pada gambar, panjang kedua
l −a 3 (l − a ) sisi adalah a dan b. Ujung kontak dengan
B. mg E. mg
l 3l lantai tidak bergeser.
a
C. mg a
l
7. Sebuah silinder homogen bermassa M
berjejeri R menggelinding tanpa selip
b θ
turun dari ketinggian h pada sebuah
bidang miring dengan sudut kemiringan a.
Momentum sudut silider terhadap sumbu
pusat massanya setelah mencapai dasar Nilai tan θ0 adalah ....
bidang miring adalah .... b b
A. D.
A. 4 MR gh / 2 a a + b2
2

B. MR gh / 3 a a2 + b2
B. E.
b a
C. 3 MR gh / 4 a
C.
D. MR gh / 5 a2 + b2
10. Drew mengangkat sebuah kotak bermassa
E. 2 MR gh / 5
50 kg ke atas truk yang memiliki ketinggian
8. Yoyo bermassa m ditarik dengan gaya 1 m selama 2 detik. Perry mengangkat 50
F yang tidak terlalu besar sehingga dia kotak bermassa 1 kg ke atas truk yang sama
menggelinding murni, seperti pada selama 2 menit. Manakah pernyataan yang
gambar. Jika momen inersia yoyo adalah benar?
0,6mR2 dan jari-jari poros yoyo r = 0,2R, A. Drew melakukan usaha lebih besar
maka percepatan sudut yoyo adalah .... dari pada Perry
R B. Perry melakukan usaha lebih besar
dari pada Drew
r C. Mereka melakukan usaha yang sama
F
besar tapi Drew melakukan dengan
daya yang lebih tinggi

34 Modul SBMPTN – 2020 /2021


D. Mereka melakukan usaha yang sama w
besar tapi perry melakukan dengan A. D. 2w
4
daya yang lebih tinggi
w
E. Mereka melakukan usaha yang sama B. E. 4w
besar dengan daya yang sama tinggi 2
C. w
11. Sebuah meriam beroda dengan massa 1.000
kg berada di atas lantai datar. Mula-mula 14. Sebuah lempengan homogen berbentuk
meriam dan rodanya diam. Lalu meriam lingkaran dengan jari-jari 2R memiliki
menembakkan peluru yang bermassa 0,5 rongga berbentuk lingkaran seperti pada
dengan kecepatan 200 m/s. Anggap massa gambar.
meriam tidak berubah karena keluarnya
peluru. Hitunglah kecepatan meriam
setelah penembakan!
12. Sebuah benda berbentuk silinder berongga
(I = mR2) bergerak menggelinding tanpa
tergelincir mendaki bidang miring kasar
dengan kecepatan awal 10 ms-1. Bidang
miring itu mempunyai sudut elevasi a
dengan tan a = 0,75. Jika gravitasi g = 10
m.s-1 dan kecepatan benda itu berkurang Titik berat lempengan tersebut ada di y = 0
menjadi 5 m.s-1 maka jarak pada bidang dan x = ....
miring yang ditempuh benda tersebut 5R
A. R D.
adalah .... 14
A. 12,5 m D. 5 m 13R 3R
B. E.
B. 10 m E. 2,5 m 14 14
C. 7,5 m 9R
C.
13. Batang tak bermasa yang panjangnya 2R 14
dapat berputar di sekitar sumbu vertikal 15. Sebuah silinder berputar pada sumbunya.
melewati pusatnya seperti yang di tunjukan Jari-jari silinderis adalaha R. Sebuah
oleh gambar. penghapus karet bermassa m diletakkan
pada dinding silinder dengan koefisien
gesekan statis µ s. Besar periode maksimal
agar penghapus tidak jatuh adalah ....
 4 2  sR  1
A. T   
 g  2
 4  sR  1
2
B. T   
 g 2
Sistem berputar dengan kecepatan sudut
w ketika kedua massa m berjarak sejauh R  4 2  sR 
C. T   
dari sumbu. Massa secara simultan ditarik  g 
R  4 2 g  1
sejauh mendekati sumbu oleh gaya D. T  
2 
  sR  2
yang arahnya sepanjang batang. Maka
 4 2 g  1
kecepatan sudut baru system adalah ... E. T   
  sR  2

Fisika 35
Bab 4
Gelombang, Gerak Harmonik, dan Bunyi

Problem Review

Problem Review 1

Sebuah gelombang memiliki panjang gelombang 2 m. Titik A dan B pada medium yang dilewati
gelombang terpisah sejauh 60cm. Berapakah beda fase gelombang antara titik A dan B?
A. 54° D. 216°
B. 108° E. 235°
C. 162°

Kilas Materi

Seperti halnya pada getaran, pada gelombang pun dikenal besaran fase, sudut fase, dan beda
fase. Untuk mengingatkan pengertian dari masing-masing besaran di atas, berikut ini persamaan
simpangan gelombang merambat ke kanan sebagai berikut;
t x
y p  A  sin(t  kx )  A  sin   
T  
Dari persamaan di atas dapat digunakan untuk menjelaskan besaran-besaran diantaranya;
1. Sudut fase (θ)
Adapun besar sudut dalam fungsi sinus (dinyatakan dalam radian) disebut sudut fase.
t x
 p  t  kx  2   
T  

2. Fase gelombang (φ)
Fase gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan dari gelombang.
t x P
  
T  2
3. Beda fase (∆φ)
Dua gelombang dikatakan sefase, bila keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang
berkesesuaian berada pada tempat yang sama selama osilasi (misalnya, keduanya berada pada
puncak) pada saat yang sama. Jika yang terjadi sebaliknya, maka keduanya tidak lagi sefase.
Dan dua gelombang akan berlawanan fase jika perpindahan keduanya tepat berlawanan arah
(misalnya, puncak dan lembah). Beda fase antara dua gelombang menyatakan ukuran seberapa
jauh, diukur dalam sudut, sebuah titik pada salah satu gelombang berada di depan atau di
belakang titik yang berkesuaian dari gelombang lainnya.

36 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Gelombang oleh
sumber 1
Beda fase Beda fase

Gelombang oleh
sumber 2

Sumber: nafiun.com/2014/06/
Gambar
Gambar beda fase dua gelombang
Fase titik A, yang berjarak xA dari titik asal getaran O, pada saat O telah bergetar dalam selang
waktu t sekon adalah
t xB
B  
T 
t x
Pada saat yang sama, titik B yang berjarak xB dari titik asal getaran O memiliki fase  A   A
maka beda fase antara titik A dan titik B adalah sebagai berikut: T 
   B   A
t x  t x 
    B     A 
T   T  
(  x B  x A ) x
  
 

Kilas Soal

Tipe soal di problem review 1 dapat digolongkan soal yang relatif mudah, agar dapat menjawab
soal kita harus memiliki dasar pengetahuan tentang materi yang berkaitan dengan fase gelombang
termasuk beda fase gelombang.
Penjelasan
Seperti yang telah disampaikan pada kilas meteri kasus soal yang ditanyakan, jika yang ditanyakan
adalah beda fase (∆φ) dan yang diketahui jarak pisah sejauh 60 cm, panjang gelombang 2 m, dan
yang ditanyakan dalam satuan derajat, maka dikalikan 360°. Sesuai persamaan, proses dihitung dapat
dilihat pada langkah penyelesaian berikut ini.
x 0, 6
   360   360  108
 2

JAWABAN: B
108°

Fisika 37
Problem Review 2

Kedua ujung sebuah pegas yang memiliki tatapan pegas 50 N/m ditarik masing-masing dengan gaya
sebesar 10 N yang saling berlawanan. Pertambahan panjang pegas tersebut adalah ....
A. 0,0 m D 0,3 m
B. 0,1 m E. 0,4 m
C. 0,2 m

Kilas Materi

Elastisitas atau elastis adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke kondisi awal ketika
suatu gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Seperti halnya pada pegas. Selain bersifat
elastis, pegas juga dapat berubah menjadi plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati batas
elastisitasnya. Ketika suatu pegas diberikan gaya tarik (F), maka pegas akan mengalami pertambahan
panjang (∆x) semakin besar gaya tarik (F) yang diberikan maka pertambahan panjangnya juga akan
semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa pertambahan panjang benda sebanding dengan besarnya
gaya tarik. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap pertambahan panjang benda (∆x) bernilai
konstan. Konstan artinya sebanding. Proporsionalitas kedua besaran tersebut dinotasikan dengan
persamaan sebagai berikut:
F  k  x
Dimana:
F = besarnya gaya yang diberikan atau gaya tarik (N)
∆x = pertambahan panjang benda (m)
k = konstanta pegas (N/m)
k merupakan koefisien elastisitas benda ataupun ukuran kelenturan pegas. Hubungan ini
pertama kali diketahui oleh Robert Hooke (1635-1703), oleh karena itu dikenal juga sebagai
hukum hooke. Hukum hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas yang dimiliki suatu pegas. Batas
elastisitas merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda sebelum benda berubah
bentuk secara tetap dan panjang benda tidak dapat kembali seperti semula (menjadi plastis atau
hancur). Pada kondisi pegas saat ditarik, terdapat gaya pegas yang besarnya sama dengan gaya tarikan
pada pegas tetapi arahnya berlawanan (Faksi = –Freaksi) jika gaya tersebut disebut gaya pegas (FP)
maka gaya ini pun sebanding dengan pertambahan panjang pegas (∆x). Penggunaan pegas biasanya
dipakai secara bersamaan dalam satu sistem susunan pegas (supiyanto, 2006). Dan nilai konstanta
dari pegas tersebut akan berubah tergantung susunannya. Susunan dua buah pegas atau lebih dapat
dikelompokkan menjadi dua diantaranya;
1. Suatu pegas yang disusun seri maka persamaan yang digunakan
1 1 1 1
   
ks k1 k2 kn

2. Suatu pegas yang disusun paralel maka persamaan yang digunakan adalah;
k p  k1  k2    kn

38 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Soal

Tipe soal seperti pada soal di atas dapat dikelompokkan ke dalam tipe soal yang sulit, karena jika
dikerjakan dengan menggunakan versi pemahaman yang berbeda, hasilnya akan berbeda dan semua
hasil dengan versi yang berbeda itu ada di semua opsi pilihan jawaban. Adapun materi ini dikeluarkan
di kelas 11 menganai materi gerak harmonik sederhana (GHS).
Penjelasan
Ingat pada pegas berlaku hukum hooke yang dinyatakan dalam persamaan F = k . ∆x. Pada soal
diketahui; k = 50 N/m, F1 = 10 N, F2 = –10 N (tanda negatif karena arah berlawanan dengan F1).
Sehingga pertambahan panjang oleh sebuah gaya F = 10 N pada pegas adalah:
F 10
F  kx  x    0, 2 m
k 50

F1 F2

F1 F2

Jadi, meskipun terdapat dua gaya yang sama besar dan berlawanan pada pegas, tetap kedua gaya
tersebut adalah pasangan gaya aksi-reaksi, sehingga gaya yang berinteraksi pada pegas sebenarnya
hanyalah gaya sebesar 10 N saja. Dan bukan berarti pegas akan bertambah panjang dua kali lipat.
Maka pertambahan panjang pegas tetap bernilai 0,2 m.
JAWABAN: C
0,2 m

Problem Review 3

Sebuah lonceng berada 50 cm dari telinga pendengara A dan 1,50 m dari telinga pendengar B.
Perbandingan intesitas bunyi yang didengar oleh pendengar A dan B ketika bel dibunyikan adalah ....
A. 1 : 4 D. 3 : 5
B. 9 : 1 E. 10 : 1
C. 7 : 4

Fisika 39
Kilas Materi

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa intensitas adalah energi yang dipindahkan dalam
tiap satuan waktu dan tiap satuan luas, dan diketahui energi tiap satuan waktu adalah satuan dari
Daya (P) maka intensitas dapat juga diartikan sebagai daya per satuan luas. Sehingga intensitas dapat
dirumuskan secara matematis ialah seperti di bawah ini;
P
I=
A
Apabila isotropik atau lebih, diketahui dengan sumber bunyi yang memancarkan bunyi kesegala
arah dengan besar yang sama. Luas yang dimaksud memiliki kesamaan pada luas permukaan bola.
Sehingga persamaan pada intensitas dapat ditulis seperti berikut;
P
I
4 R 2

Kilas Soal

Pada dasarnya tipe soal di atas termasuk ke dalam tingkatan soal yang mudah-menengah. Karena
yang ditanyakan hanyalah satu konsep dan perhitungannya tergolong tidaklah rumit. Penyelesaian
pertanyaan yang sudah disampaikan dalam pengertian dari intensitasnya.
Penjelasan
Suatu sumber bunyi dengan divariasikan jarak r1 besarnya 50 cm dan r2 besarnya 150 cm
yang ditanyakan adalah perbandingan dari intensitas dengan jarak yang berbeda (I1 : I2). Seperti
kita ketahui, bahwa intensitas berbanding terbalik terhadap jarak, karena persamaanya seperti yang
disampaikan pada kilas materi. Sehingga proses atau langkah pengerjaannya antara lain;
P
I1 4 R 2 1

I2 P
4 R 2 2
atau;
I1 r 2 2

I 2 r 21
2
I1  1, 5 
 
I 2  0, 5 
I1 32

I 2 12
I A : IB  9 :1

JAWABAN: B
9:1

40 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 4

Gelombang yang merambat menurut persamaan y = 20 sin (4x – 0,2t) cm dengan x dalam centimeter
dan t dalam sekon memiliki ....
(1) Amplitude 0,2 m
(2) Panjang gelombang 0,5π cm
(3) Cepat rambat 0,05 cm/s
(4) Frekuensi getar 0,2 Hz

Kilas Materi

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gejala gelombang dapat diamati dengan mudah,
contohnya gelombang air laut akibat hembusan angin. Selama merambat, gelombang akan
memindahkan energi tertentu dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun demikian, medium
perambatan gelombang tidak ikut pindah. Seperti yang kita ketahui jika seutas tali ab yang cukup
panjang. Pada ujung a kita getarkan sehingga terjadi rambatan gelombang. Titik p adalah suatu titik
yang berjarak x dari a seperti pada gambar;
x
P
a b
V
Sumber: belajar.kemdikbud.go.id
Gambar
Gambar pergerakan partikel ketika digetarkan
Misalkan a digetarkan dengan arah getaran dengan arah pertama kali ke atas, maka persamaan
gelombangnya adalah:
y  A sin t

Getaran ini akan merambat ke kanan dengan kecepatan v, sehingga getaran akan sampai di
p setelah selang waktu x/v. Berdasarkan asumsi bahwa getaran berlangsung konstan, persamaan
gelombang di titik p adalah:
y p  A sin t p

Selang waktu perjalanan gelombang dari a ke p adalah x/v. Oleh karena itu, persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut:
 x
y p  A sin   t  
 v
 2
Dengan k  ,   2 f , k  , serta v  f   , persamaannya dapat kita jabarkan menjadi:
v 
y p  A sin(t  kx )

Fisika 41
Jika gelombang merambat dengan arah getaran dan rambatan disertakan maka persamaan
gelombang adalah:
y p   A sin(t  kx )

Dari tanda plus minus ini akan menunjukkan arah getar atau arah Amplitudo (A) ke atas bernilai
plus (+) dan jika pertama kali merambat ke bawah bernilai minus (-) dan plus minus ruas kedua akan
menunjukkan arah rambat apabila arah rambat ke kiri maka bernilai bernilai plus (+) dan apabila
arah rambat ke kanan maka bernilai minus (-).

Kilas Soal

Pada UTBK pasti akan terdapat jenis soal pilihan ganda majemuk berupa nomor seperti soal
di atas. Opsi A-E yang dipilih berdasarkan nomor mana saja yang benar: A (jika 1,2,3 benar), B
(jika 1 dan 3 saja yang benar), C (2 dan 4 saja), D (jika nomor 4 saja yang benar), dan E (semua
nomor benar). Tips mengerjakan tipe soal ini, harus diperiksa secara berurutan pada nomor pilihan
jawabannya: Jika nomor 1 benar, langsung periksa nomor 3 dan 2. Namun jika nomor 2 salah, pasti
nomor 4 juga salah (karena hanya ada opsi yang memuat kombinasi nomor 1 dan 3 saja, tidak ada
1, 3, dan 4). Sehingga jika nomor 1 benar, otomatis nomor 3 sebetulnya kemungkinan pasti benar
sedangkan nomor 2 dan 4 belum tentu benar). Namun jika nomor 1 sudah salah, langsung periksa
pilihan jawaban nomor 2 dan 4.
Penjelasan
Seperti yang sudah disampaikan mengenai persamaan dari gelombang mekanik, maka dapat
diperoleh nilai nilai dari besaran yang ada di dalam opsi diantaranya;
1. Amplitudo = 20 cm = 0,2 m. Nilai ini didapatkan dari informasi keterangan persamaan
gelombang merambat pada soal
2 2
2. Panjang gelombang (λ) =     0, 5 cm
k 4
 0, 2
3. Besar cepat rambat gelombang (v) = v    0, 05 cm/s
k 4
 0, 2
4. Frekuensi (f ) = f    0,1 Hz
2 2

Problem Review 5

∆L
Sebuah garpu tala digetarkan di atas tabung yang panjang kolom udaranya
adalah L seperti gambar. Panjang kolom udara diubah-ubah dari kecil sampai
besar. Ketika panjang kolom udara adalah Ln terjadi resonasi yang ke n. L
Ternyata perut gelombang tidak tepat terjadi di ujung tabung, akan tetapi
terjadi pada jarak ∆L di atas ujung tabung. Jika laju gelombang bunyi adalah v,
maka frekuensi gelombang ....

42 Modul SBMPTN – 2020 /2021


 2n  1 1  v (2n  1)v
A. f   f 
 D.
 n L L  4 4( Ln  L )
(2n  1)4v (2n  1)4v
B. f  E. f 
( Ln  L ) 4( Ln  L )
(2n  1)v
C. f 
4( Ln  L )

Kilas Materi

Gelombang bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu
media. Salah satu dari tiga aspek dalam gelombang bunyi adalah sumber bunyi. Dan di sumber bunyi
seperti yang telah disampaikan di fisika sma kelas XI semester dua, sumber bunyi berasal dari setiap
benda yang bergetar. Getaran menghasilkan gelombang. Sehingga kita dapat mengetahui kecepatan
gelombang dengan menggunakan persamaan kecepatan gelombang yaitu;
v  f 

Dimana;
f = frekuensi (Hz)
λ = panjang gelombang (m)
dari suatu benda yang bergetar maka dikelompokkan sumber bunyi yang salah satunya berupa
pipa organa dan pipa organa diantaranya adalah pipa organa tertutup. Adapun nada-nada yang
dihasilkan dari pipa organa tertutup seperti ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Sumber: Giancoli, 2005


Gambar
Gambar skema gelombang pada pipa organa tertutup
Besarnya frekuensi di masing-masing nada yang dihasilkan antara lain;
f0 = sebagai frekuensi nada dasar (Hz)
f1 = sebagai frekuensi nada atas pertama (Hz)
f0 = sebagai frekuensi nada atas kedua (Hz)

Fisika 43
dengan menggunakan persamaan cepat rambat gelombang bunyi dan memperhatikan
karakteristik dari nada-nada yang dihasilkan maka didapatkan perbadingan yang dapat memudahkan
memahami dan menghafalkan persamaan yaitu:
f 0 : f1 : f 2 = 1 : 2 : 3

Atau perbandingan di atas dapat diformulasikan ke dalam persamaan seperti berikut:


 2n  1 
fn    v
 4L 

Kilas Soal

Tipe soal dari problem review ke 3 dapat dikelompokkan kedalam tipe soal yang sulit. Karena
siswa dituntut mampu dalam menganalisis soal, dan memahami dalam menerapkan persamaan dari
keterangan yang ada. Terlihat beberapa kalimat menunjukkan kata-kata pengecoh, seperti pemahaman
tentang panjang kolom udara dan terjadi resonansi, namun penyelesaiannya menggunakan persamaan
dari materi pipa organa tertutup.
Penjelasan
Seperti yang kita ketahui bahwa besarnya panjang gelombang pada pipa organa tertutup adalah:
4L

2n  1
Dengan L yang ada dalam keterangan soal sebesar
L  L  Ln

Sehingga panjang gelombang menjadi


4( L  Ln )

2n  1
Maka besarnya frekuensinya adalah:
v
f 

v
f 
4( L  Ln )
2n  1
(2n  1)v
f 
4( L  Ln )

JAWABAN: D
(2n  1)v
f 
4( Ln  L )

44 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Latihan Soal

1. Gambar di bawah ini memperlihatkan pegas sebesar Vm. Apabila beban tersebut
profik sebuah gelombang pada suatu saat M = 2 m, maka energy potensial pegas
tertentu. benda kedua sebesar ....
A. VM = 4 Vm
C
A B. VM = 2 Vm
B
D E C. VM = Vm
D. VM = 1/2 Vm
E. VM = 1/4 Vm
Titik A, B, dan C segaris. Begitu juga titik 5 Pada getaran selaras sederhana, jika t = 0 ;
D dan E. Simpangan titik A sama dengan x = xo dan v = vo, maka amolitude getarnya
0,5 amplitude, sedangkan simpangan titik adalah ....
F -0,5 amplitude. Berapa kali panjang
gelombang jarak titik C dari titik A?  vo 
x02   
A. 1/4  
B. 1/2
C. 1 SEBAB
D. 3/2 1
E. 2 Energi totalnya sebesar kA 2
2
2. Yang menunjukan persamaan dan
6. Sebuah dawai dengan panjang 1 m dan
perbedaan cahaya dan bunyi adalah ....
rapat massa 2 × 10-3 kg/m ditarik dengan
(1) Keduanya adalah gejala gelombang tegangan 80 N, maka
(2) Cahaya adalah gelombang elktro­
(1) cepat rambat gelombang bunyi pada
magnetik, sedangkan bunyi adalah
dawai adalah 2 × 102 m/s
gelombang mekanik
(2) frekuensi dasar bunyi yang dihasilkan
(3) Besar kecepatan rambat keduanya di­
dawai adalah 100 Hz
pengaruhi jenis medium perambatnya
(3) frekuensi harmonik kedua bunyi yang
(4) Semakin besar energinya, semakin
dihasilkan dawai adalah 200 Hz
besar kecepatan rambatnya
(4) frekuensi harmonic ketiga bunyi yang
3. Dua buah gelombang dinyatakan masing- dihasilkan dawai adalah 250 Hz
masing dengan persamaan y = A sin(3x – 4t)
7. Seorang anak yang menggunakan sepasang
dan y = A sin (6x – 8t). Salah satu di antara
sepatu bersol karet dengan luas setiap
berbagai pernyataan berikut ini yang benar
sol sepatu 14 cm2 dan ketebalan 5 mm
adalah ....
meluncur di lantai. Gaya gesek yang bekerja
A. Frekuensi sama pada setiap kaki adalah 20 N. Keadaan ini
B. Panjang gelombang sama menyebabkan setiap sol sepatu mengalami
C. Kecepatan rambat sama perubahan bentuk. Jika modulus geser
D. Amplitude berbeda karet adalah 3 × 104 N/m2, maka jarak
E. Bilangan gelombang sama horizontal antara ujung permukaan atas
4. Pegas ideal sangat ringan (dengan massa dan bawah sol sepatu adalah ....
diabaikan) digantung pada titik tetap. A. 2,08 mm D. 3,52 mm
Ketika benda bermassa m dibebankan B. 2,38 mm E. 3,92 mm
pada ujung bawah pegas. Pegas memanjang C. 3,42 mm
sehingga benda memiliki energy potensial

Fisika 45
8. Dawai piano yang panjangnya 0,5m 1
massaanya 10-2 kg diberi beban seberat 200 A. 3 A
2
N. Pernyataan manakah yang BENAR?
1
(1) Kecepatan gelombang pada dawai B. 3 A
4
adalah 100 m/s
1
(2) Rasio antar panjang tali dan panjang C. 3 A
gelombang nada dasar sama dengan 6
0,5. 1
D. 3 A
(3) Panjang gelombang nada dasar adalah 8
1m. 3
(4) Frekuensi dawai sebesar 100 Hz. E. 3 A
8
9. Seorang siswa melakukan eksperimen 12. Dua balok kayu kecil A dan B terapung di
untuk menentukan percepatan gravitasi permukaan danau. Jarak keduanya adalah
(g) di permukaan bumi menggunakan 150 cm. Ketika gelombang sinusoida
pendulum dengan panjang L dan memiliki menjalar pada permukaan air, teramati
periode T. Jika eksperimen ini dilakukan di bahwa pada saat t = 0 detik, balok A berada
suatu objek angkasa dengan panjang tali di puncak, sedangkan balok B berada di
2L didapatkan bahwa percepatan gravitasi lembah. Keduanya dipisahkan satu puncak
1 gelombang. Pada saat t = 1 detik, balok
di objek anglasa tersebut adalah g
8 A berada di titik setimbang pertama kali
maka rasio antara frekuensi sudut osilasi dan sedang bergerak turun. Manakah
pendulum di objek angkasa tersebut dan di pernyataan yang benar tentang gelombang
bumi adalah .... pada permukaan air tersebut?
10. Suatu tabung yang berisi air, terbuka di atas A. gelombang air memiliki panjang 200
sehingga ketinggian permukaan air dapat cm
diatur. Resonansi kedua (nada atas pertama) B. pada saat t = 1 detik, balok B berada di
terjadi ketika panjang kolom udara 45 cm titik setimbang dan sedang bergerak
di atas permukaan air. Jika cepat rambat turun
bunyi adalah 339 m/s, manakah di antara C. frekuensi gelombang adalah 0,25 Hz
pernyataan berikut yang benar? D. amplitudo gelombang adalah 75 cm
(1) Panjang gelombang bunyi adalaha 45 E. balok A akan kembali berada di
cm puncak pada saat t = 4,5 detik
(2) Frekuensi resonansi pertama adalah 13. A B
565 Hz
(3) Nada dasar terjadi ketika panjang
kolom udara 30 cm
Seutas tali yang tipis disambung dengan
(4) Resonansi ketiga terjadi ketika
tali yang lebih tebal, kemudian diikatkan
panjang kolom udara 75 cm di atas
pada tembok yang kokoh, seperti pada
permukaan air
gambar. Jika pada salah satu ujung tali tipis
11. Sebuah pegas dengan tetapan pegas k1 diberi getaran maka terjadi perambatan
dihubungkan dengan balok dan diberi gelombang kea rah kanan. Pada saat di A
simpangan awal A sehingga berosilasi pada ....
bidang datar, pegas kehilangan seperempat
A. sebagian gelombang diteruskan dan
energi mekaniknya untuk setiap periode
sebagian dipantulkan dengan fase
osilasi. Sesaat setelah menyelesaikan tiga
yang sama dengan gelombang yang
kali osilasi, simpangan maksimum pegas
datang
adalah ....

46 Modul SBMPTN – 2020 /2021


B. semua gelombang diteruskan menuju 15. Sebuah bandul dengan panjang tali l diayun
titik B dengan sudut simpangan awal θ0 sehingga
C. sebagian gelombang diteruskan dan berosilasi harmonik. Diketahui panjang tali
sebagian gelombang dipantulkan bandul dijadikan dua kali panjang semula
D. semua gelombang dipantulkan dan bandul dipindahkan ke suatu planet
E. panjang gelombang yang dipantulkan seukuran bumi dengan massa 2 kali massa
dan yang diteruskan sama bumi. Jika bandul itu diberi simpangan
14. θ θ awal θ0, yang akan terjadi adalah ....
(1) frekuensi osilasinya tetap
(2) selisih antara energi kinetik dan energi
m
potensial pada titik tengah antara
Seutas tali elastis memiliki panjang 48 cm. titik setimbang dan titik simpangan
Kedua ujung tali diikat di dua titik yang maksimum adalah 4mgl (2sin θ0 – 1)
berjarak 48 cm pada ketinggian yang sama. (3) energi maksimum membesar menjadi
Di tengah-tengah tali digantungkan sebuah 4 kali
beban bermassa 700 gram sehingga beban (4) periode osilasi bertambah besar
7
turun dengan   seperti yang terlihat
25
pada gambar. Jika percepatan gravitasi
setempat 10 m/s2 dan tali dianggap sebagai
sebuah pegas dengan konstanta k, nilai k
adalah ....
A. 1000 N/m
B. 1.250 N/m
C. 1.650 N/m
D. 2.050 N/m
E. 2.500 N/m

Fisika 47
Bab 5
Fluida

Problem Review

Problem Review 1

Sebuah benda yang melayang di dalam zat cair mengalami tekanan yang sama antara bagian atas dan
bawah .
SEBAB
Semakin dalam benda berada di dalam zat cair, semakin besar gaya angkat ke atas yang dialaminya.

Kilas Materi

Dalam fluida statis terdiri dari sub bab yang diantaranya terdapat tekanan hidrostatis dan
hukum archimides. Tekanan hidrostatis (ketika fluida dalam keadaan diam) pada titik kedalamam
berapapun tidak dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejanan air, akan
berdasarkan luasan objek yang menerimanya atau kedalaman ukur. Tekanan hidrostatis menakan
ke segala arah dan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan pada luasan yang diukur atau dapat
dihitung berdasarkan kedalaman obyeknya dengan persamaan seperti berikut:
Ph   gh
Dimana:
ρ = berat jenis, untuk air tawar kurang lebih 1000 kg/m3
g = besar perceaptan gravitasi (percepatan gravitasi di permukaan bumi kurang lebih besarnya 9,8 m/s2)
h = titik kedalam yang diukur dari permukaan zat cait (m)
satuan tekanan adalah newton per meter kuadrat (N/m2) atau pascal (Pa). Tekanan mutlak
merupakan tekanan total yang dialami benda tau objek yang berada di dalam air dan dinyatakan
dengan:
P  Ph  Patm
Dimana Patm merupakan tekanan atmosfer. Tekanan mutlak merupakan tekanan sebenarnya.
Sehingga jika kita melakukan eksperimen dan mendapat data menganai tekanan, maka semakin
dalam posisi benda dari permukaan air maka semakin besar tekanan yang dialami oleh benda tersebut,
karena tekanan sebanding dengan kedalaman juga adanya tekanan atmosfer (quipper.com/id/blog/).
Sedangkan hukum archimides, menjelaskan hubungan gaya berat dan gaya ke atas pada suatu benda
jika dimasukkan ke dalam air. Akibat adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang ada
didalam zat cair beratnya akan berkurang. Sehingga benda yang diangkat dalam air akan terasa lebih
ringan dibandingkan ketika diangkat di darat. Bunyi hukum archimides antara lain suatu benda yang

48 Modul SBMPTN – 2020 /2021


dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Dari konsep gaya archimedes ini
akan menyebabkan tiga kemungkinan posisi benda di dalam zat cair, yaitu terapung, melayang dan
tenggelam. Adapun syarat benda dikatakan terapung, melayang, dan tenggelam, dapat dilihat dari
gambar berikut ini.
Konsekuensi Gaya Archimedes
Terapung Melayang Tenggelam

Fa  w Fa  w Fa  w
o   f o   f o   f
Vbf
o   f
Vb
Sumber: quipper.com/id/blog/
Gambar:
Gambar gaya archimedes terhadap tiga kondisi benda di dalam zat cair

Kilas Soal

Soal di atas dapat dikelompokkan ke dalam tipe soal dengan tingkat kesulitan sedang-sulit,
karena dibutuhkan analisis penalaran dan membutuhkan konsentrasi pemahaman secara cermat dan
cepat serta harus benar-benar memahami pernyataan dan alasan yang disampaikan apakah benar atau
salah. Selain itu kita harus mengetahui apakah keduanya memiliki hubungan sebab akibat.
Penjelasan
Seperti yang sudah dijelaskan pada kilas materi, bahwa besarnya tekanan dalam zat cair akan
berbeda karena semakin dalam posisi suatu benda dalam zat cair, maka semakin besar tekanannya.
Sehingga pernyataan terkait tekanan salah. Kemudian pernyataan yang kedua salah karena semakin
dalam dan tenggelamnya benda ke dalam zat cair, justru semakin kecil gaya angkat atau gaya
archimedes bukan semakin besar jika semakin besar gaya angkatnya malah menjadikan benda akan
terapung. Dan jika diamati, kedua pernyataan tersebut tidak saling berkaitan.
JAWABAN: E
Jika pernyataan dan alasan keduanya salah.

Fisika 49
Problem Review 2

Sebuah balok plastik homogen mengapung di sebuah bejana cairan. volume balok yang berada di
atas permukaan cairan 3 cc. Jika massa balok itu 14,4 g dan massa jenis cairan itu 1,2 g/cc, volume
balok adalah ... cc.
A. 13,6 D. 15,0
B. 14,0 E. 15,6
C. 14,4

Kilas Materi

Sesuai dengan bunyi hukum archimedes yang sudah disebutkan di kilas materi soal problem
review ke-1, maka besarnya gaya apung dapat dihitung dengan persamaan hukum archimedes.
Adapun persamaannya adalah Fa = ρf ∙ g ∙ Vbf dengan Fa adalah gaya angkat ke atas atau gaya
archimedes (N), ρf massa jenis fluida (kg/m3), g percepatan gravitasi (m/s2) dan Vbf volume
benda yang tercelup (m3). besarnya gaya apung (Fa), dapat pula dicari dengan formula berikut:
Fa = mair yang dipindahkan × g. Atau Fa = wair yang dipindahkan. Dimana, mair yang dipindahkan adalah berat air yang
dipindahkan benda yang tercelup. Artinya, semakib banyak volume yang tercelup atau semakin
banyak air yang dipindahkan, maka benda akan mendapat gaya apung yang semakin besar (kanginan,
2006). Untuk benda yang tercelup seluruhnya, hukum archimedes dapat diformulasikan sebagai
berikut: wbenda tercelup = wbenda – wair yang dipindahkan atau Fa = wbenda – wbenda tercelup. Dari persamaan archimedes
di atas, diketahui hubungan massa jenis benda dengan massa jenis air;
benda wbenda

 air Fa
benda wbenda

 air wbenda  wbenda tercelup

Atau juga dapat dirumuskan menjadi:


benda Vair yang dipindahkan

 air Vbenda

Kilas Soal

Dari tahun ke tahun memang soal tentang hukum archimedes selalu memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi. Terbukti dari soal yang diberikan di atas salah satunya. Jika diamati pada penjelasan
dan persamaan terlihat simple dan mudah, namun ketika berhadapan dengan soal, sulit untuk
mengaplikasikan sehingga cara mudah untuk menyelesaikan adalah memahami dari apa yang
diketahui di soal. Mencermati dan menganalisis besaran yang belum ada, dan belum diketahui itu
untuk diaplikasikan ke dalam persamaan.

50 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Penjelasan
Seperti yang sudah dijelaskan pada kilas materi, khususnya di persamaan, yang berkaitan dengan gaya
apung=berat benda, maka setelah di analisis, besaran yang belum ada adalah massa jenis benda. Untuk itu
langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari besaran tersebut, dengan cara seperti berikut:
mb
b 
Vb

Lalu besaran di atas dipakai untuk menyelesaikan soal, dengan tahapannya seperti di bawah ini:
b Vb  c Vc
14, 4
 x  1, 29( x  3)
x
14, 4  1, 2 x  3, 6
18  1, 2 x  15, 0 cc

JAWABAN: D
15,0 cc

Problem Review 3

Ujung sebuah pipa silinder memiliki jari-jari 1,5 cm. Air (ρ air = 1,0×103kg/m3) mengalir dengan laju
tetap 7,0 m/s. Laju aliran massa yang meninggalkan pipa adalah ....
A. 7000 kg/s D. 4,9 kg/s
B. 48 kg/s E. 2,5 kg/s
C. 7,0 kg/s

Kilas Materi

Fluida dinamis merupakan fluida yang dianggap:


• Tidak kompresibel, jika diberi tekanan maka volumenya tidak berubah
• Tidak mengalami gesekan, pada saat mengalir gesekan fluida dengan dinding dapat diabaikan.
• Alirannya stasioner, tiap paket fluida memiliki arah aliran tertentu dan tidak terjadi turbulensi
(pusaran-pusaran)
• Aliran tunak (steady), aliran fluida memiliki kecepatan yang konstan terhadap waktu.
Dalam fluida dinamis, terdapat komponen-komponen utama, yang salah satunya adalah
berkaitan dengan debit air (Q) adapun penjelasannya seperti berikut;
Debit adalah jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu (umumnya per detik). Besar
debit aliran fluida dapat dicari dengan menggunakan waktu dari dua formula ini:
V
Q
t
Q  A v

Fisika 51
Dimana:
Q adalah debit aliran fluida (m3/s)
V adalah volume fluida (m3)
t adalah selang waktu (s)
A adalah luasan penampang aliran (m2)
v adalah kecepatan aliran fluida (m/s)
karena fluida tidak mampu dimampatkan (inkompresibel), maka aliran fluida di sembarang
titik adalah sama. Sebagai contoh adalah aliran air dalam pipa yang memiliki luas penampang yang
berbeda. Jika ditinjau dari dua tempat, maka debit aliran ketika masuk sama dengan debit aliran
ketika keluar dari pipa. Atau jika diformulasikan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
A1v1 = A2v2

Kilas Soal

Soal di atas, masuk dalam materi fluida dinamis, namun ternyata memiliki konsep penyelesaian
yang lebih dari satu. Dengan mengaitkan sub bab hukum archimedes di bab fluida statis. Langkah
mudahnya adalah pertama cermati soal, analisis dengan mengetahui keterangan serta pertanyaan,
lalu mengaplikasikan ke dalam persamaan. Jika belum terdapat besaran tertentu di persamaan, maka
langkah pertama adalah mencari besaran tersebut.
Penjelasan
Soal di atas masuk dalam materi fluida dinamis. Kata kuncinya jari-jari, massa jenis, laju, dan
massa.
Penyelesaian, pahami keterangan soal dan pertanyaannya dengan r = 1,5 cm =1,5 × 10-2 m, lalu
ρ =103 kg/m3, v = 7 m/s, lalu yang ditanyakan adalah massa (m). Penyelesaian; rumus untuk mencari
m
massa jenis adalah   , ditanyakan adalah massa. Maka besaran yang belum ada adalah volume
v
air yang keluar tiap detik dapat menggunakan rumus debit air;
Q vA
V
vA
t
V  7  3,14  2, 25 104
Dapatlah V = 49,5 ∙ 10–10 m3,
Sehingga
m

V
m   V
 103  49, 5 104
 49, 5 101
 4, 95 kg  4, 9 kg/s.

JAWABAN: D
4,9 kg/s

52 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 4

Sebuah semprotan nyamuk tersusun atas pipa vertikal yang tercelup


dalam cairan antinyamuk ρ dan pipa horizontal yang terhubung
dengan piston. Panjang bagian pipa vertikal yang berada di atas
cairan adalah l dengan luas penampang a. Dibutuhkan kecepatan
minimum aliran udara yang keluar dari pipa horizontal sebesar
v agar cairan antinyamuk dapat keluar dari pipa vertikal. Jika
penyemprot rusak sehingga kecepatan aliran udara yang keluar
berubah menjadi v' = 0,6 v maka cairan yang masih bisa digunakan
harus memiliki massa jenis ρ' sebesar ....
1
A.     D.    0, 36 
6
1
B.    0, 6  E.   
0, 36
1
C.   
6

Kilas Materi

Hukum bernoulli menyatakan bahwa kenaikan kecepatan aliran fluida akan menyebabkan
pernurunan tekanan fluida secara bersamaan atau penurunan energi potensial fluida tersebut. Intinya
adalah tekanan akan menurun jika kecepatan aliran fluida meningkat. Agar hukum bernoulli dapat
dipakai dan diterapkan, maka diperlukan asumsi-asumsi yang mengenai fluida kejranya, diantaranya
adalah:
• Fluida tidak dapat dimampatkan (incompressible)
• Fluida tidak memiliki viskositas (inviscid)
• Aliran fluida tidak berubah terhadap waktu (steady)
• Aliran fluida laminar (bersifat tetap, tidak ada pusaran)
• Tidak ada kehilangan energi akibat gesekan antara fluida dan dinding
• Tidak ada kehilangan energi akibat turbulen.
• Tidak ada energi panas yang ditransfer pada fluida baik sebagai keuntungan atupun kerugian
panas.
Persamaan bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan dan ketinggian dari dua titik
posisi aliran masuk dan keluarnya fluida. Persamaan ini berasal dari keseimbangan energi mekanik/
volume (energi kinetik dan energi potensial) dan tekanan.
E kinetik E potensial
tekanan    konstan
V V

Fisika 53
Dalam bentuk lain, persamaan bernoulli di atas dapat dituliskan menjadi:
1 2 1
P1   v 1   gh1  P2   v 2 2   gh2
2 2
Angka 1 dan angka 2 menunjukkan titik atau lokasi tempat fluida tersebut diamati. Misalnya kita
ambil contoh titik 1 memiliki diameter yang lebih besar dan posisi di dasar permukaan tabung berada
dibanding titik 2 yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Dari konsep hukum bernoulli ini
dapat menyelesaikan untuk setiap dua titik lokasi pada aliran fluida. Seperti pada tabung semprotan
anti nyamuk dengan dua tabung berbeda posisi, diantaranya sebagai berikut;
1. Tabung pipa horizontal
Berisikan udara (ρu) yang mengalir karena dorongan poston sehingga keluar dengan kecepatan
minimum (v). Maka berlaku hukum bernoulli sebagai berikut:
1 2
Pu  u ghu   v u  konstan
2
Karena pada ujung pipa horizontal terbuka sehingga langsung mendapatkan tekanan dari udara
bebas (atmosfer Bumi), maka Pu = P0 sedangkan arah aliran udara mengalir dalam pipa horzontal
sejajar tidak ada pengaruh gaya gravitasi Bumi maka besaran ρughu = 0 sehingga persamaan di
atas berubah menjadi:
1 2
Pu  u ghu   v u  konstan
2
1 2
Pu  0   v u  konstan
2
1 2
Pu   v u  konstan
2
2. Tabung pipa vertikal
Terhubung dengan wadah yang berisikan cairan anti nyamuk setinggi L yang nantinya dilewati
oleh aliran cairan tersebut ke atas. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
tekanan di dalam wadah cairan dengan pipa vertikalnya. Berlaku hukum bernoulli sebagai
berikut:
1 2
Pm  m ghm   v m  konstan
2
Untuk besaran tekanan (Pm) pada ujung vertikal bagian atas terbuka dan terhubung dengan
atmosfer (udara bebas) maka besarnya Pm = P0.
Dan untuk besaran ketinggian tabung vertikalnya bisa digantikan menjadi hm = L. Sementara itu
laju turunnya cairan minyak lebih lambar dari cairan yang keluar lewat pipa verikal bagian atas
dikarenakan luas permukaan wadadh lebih besar dari luas tabung vertikal (A wadah>>A tabung)
menyebabkan besar kecepatan vm = 0. Sehingga persamaan di atas berubah menjadi:
1 2
Pm  m ghm   v m  konstan
2
1
P0  m gL  m 02  konstan
2
P0  m gL  konstan

54 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kemudian dari dua tabung di atas maka persamaan bernoulli nya dapat dijadikan satu menjadi:
1
P0  u v 2  P0  m gL
2
1
u v 2  m gL
2
 2  g  L 
v  m 
 u 
Dengan :
v = kecepatan minimum aliran udara yang keluar dari pipa horizontal (m/s)
ρm = massa jenis cairan anti nyamuk (kg/m3)
ρu = massa jenis udara (kg/m3)
L = tinggi tabung pipa vertikal (m)

Kilas Soal

Soal seperti di atas, dapat dimasukkan ke dalam tipe soal menengah-sulit, jika dilihat dari
keterangan, soal tersebut berkonsep pada teori. Dengan pilihan jawaban hasil penurunan dari suatu
persamaan. Untuk itu, pemahaman dasar sangat dibutuhkan, terutama aplikasi hukum bernoulli
terhadap kasus dua kondisi tabung yang berbeda. Sehingga untuk memudahkan dalam pengerjaan,
menganalisis soal adalah langkah awal yang harus dilakukan, kemudian mencocokkan pemahaman
konsep ke persamaan yang akan digunakan dalam menyelesaikan kasus soal di atas.
Penjelasan
Setelah dilakukan analisis soal, diketahui bahwa awal sebelum semprotan rusak v1 = v, lalu
massa jenis cairan, ρm = ρ dan akhir setelah semprotan rusak v1 = 0,6 ∙ v maka massa jenis cairan anti
nyamuknya (ρm) = ... ρ
 2  g  L 
Maka jika kita lihat berdasarkan persamaaan v   m 
 u 
Maka v  ρ m sehingga
v2  m

v1 m
0, 6v  m

v1 m
 m
0, 6 
m
 m
0, 6 2 
m
 m
0, 36 
m
 m  0, 36 

JAWABAN: D
   0, 36 

Fisika 55
Problem Review 5

Informasi mengenai tekanan di beberapa posisi adalah sebagai berikut.


Posisi Tekanan (atm)
5.000 di atas permukaan laut 0.5
Tepat di permukaan laut 1
20 m di bawah permukaan laut 3
Berdasarkan informasi tersebut, simpulan manakah yang tepat?
A. Tekanan pada kedalam 10m di bawah permukaan laut adalah 2 atm
B. Tekanan pada kedalaman 50m dibawah permukaan laut adalah 5 atm
C. Pada kedalam tertentu di bawah laut, tekanan mendekati nol
D. Pada ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut, tekanan adalah 0,75 atm
E. Pada ketinggian 20.000 m di

Kilas Materi

Fluida statis merupakan ilmu yang mempelajari tentang cairan/fluida yang diam, terkait dengan
tekanan hidrostatis, hukum pascal dan hukum archimedes. Adapun secara garis besar kaitan fluida
statis dengan soal di atas, materi dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kasus soal di atas antara
lain:
1. Massa jenis
Karakteristik suatu benda yang menyatakan perbandingan dari massa benda terhadap volume
benda.
m

V
Sebagai catatan penting: untuk beberapa benda yang terbuat dari bahan yang sama selalu
memiliki massa jenis yang sama.
2. Tekanan
Desakan yang dialami oleh sebuah titik akibat gaya yang bekerja tiap satsuan luas atau dalam
persamaan P = F/A. Tekanan yang dialami oleh suatu permukaan benda nilainya akan sebanding
dengan besar gaya yang mengenai permukaan benda, dan berbanding terbalik terhadap luas
bidang tekan. Semakin besar gaya yang bekerja pada benda tersebut, maka tekanan yang bekerja
akan semakin besar, namun semakin besar luas bidang yang dikenai gaya, maka semakin kecil
tekanan yang dialami benda. Tekanan dalam bab fluida dikenal dengan tekanan hidrostatis
dimana pengertiannya adalah tekanan yang dialami benda yang berada pada suatu kedalaman
cairan. Atau dalam persamaan dituliskan Ph = ρgh dan pada tekanan hidrostatis terdapat tekanan
mutlak dimana pengertiannya adalah tekanan total yang dialami benda yang berada pada
kedalaman tertentu. Sesuai persamaan P = P0 + Ph dengan P0 adalah tekanan atmosfer (udara
luar) yang nilainya sebesar 1 atm (1,01 × 105 N/m2) (Kanginan, 2006).

56 Modul SBMPTN – 2020 /2021


3. Gaya apung
Setiap benda yang berada di dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan. Gaya ke atas inilah yang disebut dengan gaya apung.
Besar gaya apung merupakan selisih berat benda ketika diudara dan berat benda ketika berada
dalam zat cair.
Fa  wu  w f
Fa  c  g Vt

Kilas Soal

Pada dasarnya soal di atas termasuk ke dalam soal dengan tingkat kesulitan mudah-menengah,
karena hanya satu konsep penyelesaian saja yang digunakan. Soal ini berkaitan dengan fluida statis,
dimana materi minimal yang harus dipahami adalah tentang tekanan total ketika berada di bawah
permukaan air, dan nilai yang didapatkan ini dipakai untuk mencari besaran lain dengan kondisi
kedalaman yang berbeda.
Penjelasan
Pada tekanan di bawah permukaan air laut, maka tekanan totalnya ditambah dengan tekanan
hidrostatis, misalnya pada kedalaman 20 m sehingga besarnya tekanan total yang dialami adalah:
P  P0  Ph
P  105  103 10  20
P  3  105
P  3 atm

Maka jika di kedalaman 10 m


P  P0  Ph
P  105  103 10 10
P  2  105
P  2 atm

JAWABAN: A
Tekanan pada kedalaman 10 m di bawah permukaan laut adalah 2 atm

Fisika 57
Latihan Soal

1. Dua benda A dan B yang bermassa sama 5. Diketahui tekanan hidrostatis yang bekerja
dicelupkan ke dalam air. Benda A melayang, pada dasar wadah yang berisi raksa adalah
sedangkan benda B terapung. Pernyataan 86,632 Pa. Ketinggian raksa pada wadah
yang benar terkait peristiwa tersebut adalah tersebut adalah ....
.... (ρ raksa = 13.600 kg/m3, dan g = 9.8 m/s2)
(1) Massa jenis A lebih besar dari pada
A. 65 cm
massa jenis B
B. 59 cm
(2) Kedua benda mendapat gaya apung
C. 41 cm
yang sama besar
D. 35 cm
(3) Gaya apung yang diterima B sama
E. 32 cm
besar dengan gaya beratnya
(4) Gaya apung yang diterima kedua 6. Tekanan udara pada permukaan air laut
benda bergantung pada massa jenis besarnya sekitar 101 kPa. Jika massa jenis
benda. air laut 1,01 g/cm3, maka suatu titik
yang tekananya dua kali tekanan pada
2. Sebuah balok kayu bermassa 7,5 kg dan
permukaan laut berada pada kedalaman ....
bervolume 0,01 m3 dimasukkan dalam air
(ρair = 1,0 × 103 kg/m3). Besar gaya untuk A. 10 m
menahan balok agar terbenam seluruhnya B. 20 m
di dalam air adalah .... C. 30 m
D. 40 m
A. 10 N
E. 50 m
B. 12,5 N
C. 25 N 7. Gambar menunjukan sebatang pipa kaca
D. 50 N yang berisi udara. Ujung atas pipa tertutup
E. 100 N sedangkan ujung bawah tertutup oleh raksa
yang tingginya 10 cm. Jika tekanan udara
3. Seorang wanita bermasa 45 kg memakai
di luar 76 cmHg, maka tekanan udara di
sepatu hak tinggi dengan luas permukaan
dalam pipa kaca adalah:
bawah hak sepatunya adalah 1 cm2. Berapa
tekanan yang dialami lantai apabila wanita A. 0 cmHg
B. 10 cmHg udara
itu bertumpu pada salah kakinya saja?
C. 66 cmHg
A. 45 Pascal 10cm raksa
D. 76 cmHg
B. 4,5 kilo Pascal
E. 86 cmHg
C. 45 kilo Pascal
D. 450 kilo Pascal 8. Besar debit dari suatu aliran air yang
E. 4,5 mega Pascal melalui sebuah pipa berdiameter 4 cm
dengan kecepatan rata-rata 4 m/s adalah ....
4. Besarnya gaya yang harus dilakukan
oleh seorang perawat kepada penghisap A. 4,25 ∙ 10-3 m3/s
sebuah semprot suntik yang diameternya B. 5,02 ∙ 10-3 m3/s
2 cm supaya tekanan zat cair di dalamnya C. 125 ∙ 10-3 m3/s
bertambah dengan 105 Pa adalah ... D. 201 ∙ 10-3 m3/s
E. 302 ∙ 10-3 m3/s
A. 30 N
B. 31,4 N 9. Sebuah bak mandi bervolume 400 liter
C. 40 N hendak diisi air melalui sebuah pipa yang
D. 42,4 N berpenampang 4 cm2. Bila kelajuan air
E. 125,6 N

58 Modul SBMPTN – 2020 /2021


dalam pipa tersebut 2 m/s, maka bak 13. Di dalam bejana yang berisi air mengapung
tersebut akan penuh setelah .... menit. segumpal es yang massa jenisnya 0,9 g/cm3.
A. 4,3 Volume es yang tercelup pada air adalah
B. 6,4 0,18 m3. Volume seluruhnya adalah ....
C. 7,3 A. 0,2 m3
D. 8,3 B. 0,25 m3
E. 10,4 C. 0,3 m3
10. Jantung memompa darah ke aorta yang D. 0,41 m3
memiliki jejari dalam 1,0 cm. Aorta E. 0,5 m3
kemudian mensuplai 32 arteri utama. Jika 14. Sebuah ban dalam mobil diisi udara,
laju aliran darah pada aorta 28 cm/s maka volumenya 0,1 m3 dan massanya 1 kg.
laju rata-rata aliran darah pada setiap arteri Ban itu digunakan sebagai pengapung di
adalah .... m/s (Anggap darah sebagai fluida dalam air. Jika massa jenis air 103 kg/m3
ideal dan jejari setiap arteri adalah 0,21 cm) dan percepatan gravitasi 10 ms-2, maka
A. 0,2 ban dapat mengapungkan tambahan beban
B. 0,4 maksimum sebesar:
C. 0,5 A. 1001 kg
D. 0,7 B. 1000 kg
E. 0,9 C. 101 kg
11. Suatu pesawat terbang, terbang mendarat D. 100 kg
dengan kecepatan konstan. Jika terdapat E. 99 kg
beda tekanan sebesar 500 Pascal antara 15. Sebuah perahu terapung di danau yang
permukaan bawah dan atas sayap pesawat airnya memiliki kerapatan 1 g/cc. Lalu
yang luas permukaannya masing-masing perahu dibawa ke laut yang tidak terlalu
100 m2 maka berat pesawat adalah .... kilo jauh dari danau tadi. Di air laut yang
Newton. kecepatannya 1,1 g/cc, perahu tersebut
A. 100 juga terapung, maka ....
B. 90 A. Gaya Archimedes yang dialami perahu
C. 80 maupun volume yang tercelup tetap
D. 70 seperti semula.
E. 50 B. Gaya Archimedes yang dialami
12. Udara mengalir horizontal melalui sayap perahu tetap besarnya, sedang volume
sehingga kecepatan di bagian atas pesawat yang tercelup berkurang.
40 m/s dan di bagian bawahnya 30 m/s. Jika C. Gaya Archimedes yang dialami
massa pesawat 300 kg dan luas penampang perahu tetap besarnya, sedang volume
sayap 5 m2, maka besar gaya resultan pada yang tercelup bertambah.
pesawat adalah .... D. Gaya Archimedes yang dialami
perahu bertambah, sedang volume
(ρudara = 1,29 kg/m3, g = 10 m/s)
yang tercelup tetap.
A. 625 N E. Gaya Archimedes yang dialami
B. 743 N perahu berkurang, sedang volume
C. 760 N yang tercelup tetap.
D. 825 N
E. 900 N

Fisika 59
Bab 6
Kinematika

Problem Review

Problem Review 1

Untuk menambah panjang sebuah kawat logam dari 50,0 mm menjadi 50,1 mm, temperature cincin
harus dinaikan sebasar 80°C. Perubahan temperature yang diperlukan untuk menambah panjang
sebuah kawat logam yang sama dari 100,0 mm mejadi 100,1 mm adalah ....
A. 20° D. 120°
B. 40° E. 160°
C. 80°

Kilas Materi

Pemuaian terjadi pada benda jika benda diberikan panas. Tetapi efek dari pemberian panas ke
benda akan berbeda-beda tergantung dengan materinya. Pada dasarnya ;pemuaian sendiri adalah
proses pertambahan volume suatu zat akibat peningkatan suhu atau penyerapan kalor. Pemuaian
setiap zat akan berbeda, tergantung pada suhu lingkungan dan koefisien muai atau daya muai dari zat
tersebut. Besi merupakan salah satu jenis logam yang tergolong zat padat, sehingga pemuaian pada
besi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Muai panjang, terjadi apabila besi hanya memiliki atau didominasi ukuran panjangnya saja.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
• Muai luas, terjadi apabila besi memiliki ukuran panjang dan lebar. Seperti halnya pada
pemuaian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai luas,
dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuaian panjang yang
ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai
panjang.
• Muai volume, terjadi apabila besi memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Pemuaian volume
terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Volume merupakan bentuk
lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama
dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa khusus
gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273

60 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Besarnya pertambahan panjang, luas dan volume dapat dirumuskan seperti pada tabel di bawah ini:
Panjang Luas Volume
Lt L0 At A0 Vt V0
= (1 + α∆T) = (1 + β∆T) = (1 + γ∆T)
dimana dimana dimana
Lt = panjang pada suhu T At = luas pada suhu T Vt = panjang pada suhu T
L0 = panjang pada suhu awal A0 = luas pada suhu awal V0 = panjang pada suhu awal
α = koefisien muai panjang β = koefisien muai luas = 2α γ = koefisien muai volume = 3α
∆T = perubahan suhu ∆T = perubahan suhu ∆T = perubahan suhu
Sumber: zenius.net/prologmateri/
Tabel
Tabel nilai dan persamaan pertambahan panjang, luas dan volume
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir suatu benda
tidak jauh beda pada perumusan pada pemuaian panjang. Hanya saja beda pada lambangnya saja.

Kilas Soal

Materi yang berkaitan dengan soal di atas adalah tentang suhu dan kalor. Jika dilihat dari
keterangan dan pertanyaan yang disampaikan, untuk langkah pengerjaannya menggunakan
perbandingan dimana perbandingan ini didasarkan pada persamaan pemuaian luas yang sudah
disampaikan pada kilas materi soal problem preview 1.
Penjelasan
Berdasarkan persamaan pertambahan panjang atau pemuaian panjang jika ∆l = l0 × α × ∆T
l
maka   kedua keadaan ini memiliki jenis bahan yang sama sehingga nilai koefesien
(l 0  T )
panjang bernilai sama. Sehingga;
 
l l

(l 0  T ) (l 0  T )
0,1 mm 0,1 mm

(50 mm  80) (0,1 mm  T )
4000  10 00T
T  40C

JAWABAN: B
40°C

Fisika 61
Problem Review 2

Hasil campuran 1 gram es bersuhu 0°C dengan 1 cc air bersuhu 0°C dalam wadah berdinding
adibatik adalah ....
A. Air dan es jumlahnya tidak dapat ditentukan
B. Air sedikit lebih banyak daripada es
C. 0,5 gram es dan 1,5 cc air
D. 1 gram es dan 1 cc air
E. 1,5 gram es dan 0,5 cc air

Kilas Materi

Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan kalor akan
meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau zat cair menjadi gas, sedangkan
pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat mengubah zat cair menjadi padat atau zat gas
menjadi zat cair. Kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
Q  m  c  T  m  L

Dimana Q adalah banyak kalor (J), m adalah massa benda (kg), c adalah kalor jenis (J/kg°C) dan
∆T adalah perubahan suhu (°C). Apabila benda mengalami perubahan wujud, maka jumlah energi
yang digunakan tersebut dihitung dengan rumus m.L, dimana L adalah kalor jenis perubahan wujud
zat. Satuan ukur kalor adalah kalori, untuk satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C. 1 kalor disetarakan dengan 4,2 Joule. Sedangkah
pengertian adibiatik dalam termodinamika mengenal empat macam proses perubahan keadaaan
diantaranya isotermal, isokhorik, isobarik dan adibiatik.
Proses perubahan adibiatik adalah tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau
meninggalkan sistem (Q = 0). Proses adibiatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi dengan
baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya tidak ada kalor yang dengan mudah
mengalir ke dalam sistem atau meninggalkan sistem. Proses adiabiatik juga dapat terjadi pada sistem
tertutup yang tidak terisolasi. Untuk kasus ini, proses harus dilakukan dengan sangat cepat sehingga
kalor tidak sempat mengalir menuju sistem atau meninggalkan sistem.

Kilas Soal

Dalam soal tersebut terdapat beberapa kata kunci diantaranya berkaitan dengan perubahan
suhu dan proses perubahan wujud zat.
Penjelasan
Adibiatik, adalah suatu proses yang tidak ada perubahan kalor sehingga kondisinya tetap seperti
semula, artinya jika terdapat 1 gram es maka akan terdapat 1 cc air. Ingat bahwa banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar ∆T : Q = m ∙ c ∙ ∆T
Sedangkan banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat adalah Q = m ∙ L

62 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 3

Es bersuhu –8°C dan bermassa m1 gram dicampur dengan air bersuhu 12°C dan bermassa m2 gram.
Pada saat terjadi kesetimbangan suhu, sebagian massa es melebur. Jika diketahui kalor lebur es = 80
kalori/g, maka massa es yang melebur adalah ....
1 1
A. (3m1 + m 2 ) gram D. (m1 + m 2 ) gram
20 20
1 1
B. (m1 − 3m 2 ) gram E. (3m 2 − m 2 ) gram
20 20
1
C. m1 gram
20

Kilas Materi

Seperti yang telah kita ketahui bahwa energi panas dapat ditransfer melalui konduksi, konveksi
dan radiasi. Pada materi ini ada beberapa poin yang perlu dipelajari dan dipahami diantaranya adalah
azas black, pemuaian dan laju kalor. Azas black berbunyi “jumlah kalor yang dilepas oleh materi yang
bersuhu lebih tinggi akan sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh materi yang suhunya lebih
rendah” atau dapat disederhanakan bahwa kalor serap akan sama dengan kalor lepas suatu campuran
zat. Asaz black ini memenuhi persamaan:
Qlepas  Qterima
(mc T )lepas  (mc T )terima

Kemudian pengertian dari pemuaian adalah pertambahan dimensi panjang, luas maupun
volume akibat adanya perubahan suhu. Setiap benda memiliki konstanta pemuaian yang berbeda
sehingga pada benda yang berbeda meskipun perubahan suhunya sama akan mengalami perubahan
dimensi yang berbeda-beda. Sedangkan laju kalor ada yang bersifat konduksi pada zat padat, konveksi
pada zat cair atau gas dan radiasi tanpa perantara. Laju aliran kalor pada suatu benda juga akan
berbeda-beda, selain ditentukan dari perbedaan suhu juga ditentukan oleh karakteristik suatu bahan
yang disebut koefisien konduksi, koefisien konveksi dan emisivitas pada radiasi.

Kilas Soal

Soal di atas termasuk soal dengan tipe soal mengengah-sulit, karena untuk menyelesaiakn
diperlukan pemahaman banyak konsep. Adapun konsep yang diperlukan selain kalor azas black,
juga pemuaian dan laju perpindahan kalor. Seperti penjelasan yang sudah diberikan pada problem
review yang sebelumnya, bahwa untuk mempermudah dalam menyelesaikan kasus seperti ini harus
dibutuhkan kemampuan dalam menganalisis soal, kemudian jika sudah mengetahui keterangan,
pertanyaan dan inti dari soal tersebut, dicocokkan ke dalam konsep dan dimasukkan ke dalam
persamaan yang diketahui.

Fisika 63
Penjelasan
Dengan menggunakan konsep azas black, maka es yang melebur sejumlah m=
Q1  Q2  Q3
mes  C es  Tes  mes  L  mair  C air  Tair
m1  0, 5  8  m  80  m2 1 12
12m2  4m1
m
80
3m2  m1
m
20

JAWABAN: E
1
(3m 2 − m 2 ) gram
20

Problem Review 4

Air bermassa 1 g yang mendidih pada suhu 100°C dapat berubah menjadi uap pada tekanan tetap
100kPa. Dalam keadaan cair volumenya menjadi 1cm3, sedangkan dalam keadaan uap volumenya
menjadi 21 cm3. Bila diketahui kalor laten penguapan air 2.26 × 10° J/kg, maka perubahan energi
internal air adalah ....
A. 6754 J D. 3432 J
B. 5479 J E. 2258 J
C. 4517 J

Kilas Materi

Perubahan energi internal dapat terjadi jika terjadi perubahan suhu (energi dalam akan
meningkat jika sushu gas (sistem) meningkat atau pada gas diberikan kalor). Hubungan antara kalor
yang diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha yang dilakukan pada sistem, serta perubahan
energi dalam sistem yang ditimbulkan oleh kalor dan usaha tersebut dijelaskan dalam hukum
pertama termodinamika. Hukum pertama termodinamika adalah perluasan bentuk dari hukum
kekekalan energi dalam mekanika. Hukum ini menyatakan bahwa: “jumlah kalor pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi dalam sistem tersebut ditambah usaha yang dilakukan oleh sistem.”
Dengan demikian meskipun energi kalor sistem telah berubah menjadi energi mekanik (usaha)
dan energi dalam, jumlah seluruh energi tersebut selalu tetap. Secara matematis, hukum pertama
termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q  U  W

Dengan:
Q =kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
∆U = U2 – U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem

64 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Perjanjian tanda yang berlaku untuk persamaan di atas adalah
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
Proses-proses termodinamika (Kanginan,2006):
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ∆U = 0
Isokhorik → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
adibiatik → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0.

Kilas Soal

Pada soal di atas, kemampuan minimal yang harus dikuasai adalah hukum termodinamika
I kemudian proses-proses termodinamika serta persamaan yang digunakan pada proses-proses
termodinamika. Karena dalam proses termodinamika terdapat 4 proses yang tiap proses tersebut
memiliki konsep yang berbeda, serta juga persamaan yang berbeda.
Penjelasan
Seperti pada persamaan di hukum termodinamika satu yang menyatakan bahwa tidak ada
energi yang hilang atau diciptakan maka berlaku persamaan Q = W + ∆U
Karena di keterangan soal tidak diketahui besarnya kalor (Q) maka langkah pertama adalah
mencari besarnya Q, lalu dimasukkan ke dalam persamaan hukum pertama termodinamika.
Selengkapnya dapat dilihat pada proses dan tahapan pengerjaan seperti di bawah ini.
Q  m  Luap
Q  W  U

Maka jika yang ditanyakan energi internal:


U  Q  W
U  103  2, 26 106  105 (21  1)
 2260  2  2258 J

JAWABAN: E
2258 J

Problem Review 5

Sejumlah kalor diserap oleh es dengan massa 2 kg dan suhu –10°C. Jika kalor jenis es 2000 J/kg°C
dan massa air yang terbentuk 0,6 kg serta kalor lebur es 340 kJ/kg setelah terjadi kesetimbangan
termal, maka kalor yang diserap adalah ....
A. 516 kJ D. 204 kJ
B. 476 kJ E. 40 kJ
C. 244 kJ

Fisika 65
Kilas Materi

Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Besarnya
kalor yang diberikan sebanding dengan perubahan sushu suatu zat dan juga sebanding dengan massa
zat. Secara matematis dapat dituliskan ke dalam persamaan seperti di bawah ini:
Q  m  T

Untuk setiap zat, perbandingan antara besarnya kalor yang diperlukan dengan massa zat dan
kenaikan suhu zat adalah konstan. Atau secara matematis:
Q
 C (konstan )
m  T
Besaran ini berbeda antara zat yang satu dengan zat yang lain dan dilambangkan dengan C dan
disebut sebagai kalor jenis zat. Jadi kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1°C. Dengan demikian satuan kalor jenis adalah J/kg°C. Dan
persamaan akhirnya menjadi
Q  m  C  T

Besaran m.C pada persamaan kalor di atas disebut dengan kapasitas kalor (C). Secara matematis
dituliskan:
Q
C
T
Jadi kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
sebesar 1°C dengan satuan J/°C. Besar kecilnya energi panas atau kalor inilah yang mempengaruhi
perubahan wujud zat yang pada dasarnyaperubahan wujud zat yang memerlukan kalor dan
melepaskan kalor. Seperti halnya perubahan dari es menjadi uap, yang jika digambarkan dengan
grafik perubahan wujud dan suhu air pada 1 atm adalah
Suhu (°C) F

D E
100

C
0 B

A waktu (s)
Sumber: utakatikotak.com/detail/12816/
Gambar
Gambar grafik perubahan wujud dan suhu air
Dengan keterangan:
• Proses A-B
Terjadi perubahan suhu dan kalor yang diperlukan sebesar Q = mes ∙ Ces ∙ (TB – TA)
• Proses B-C
Tidak terjadi perubahan suhu dan kalor yang diperlukan sebesar Q = mes ∙ L

66 Modul SBMPTN – 2020 /2021


• Proses C-D
Ada perubahan suhu dan kalor yang diperlukan sebesar Q = mair ∙ Cair ∙ (TD – TC)
• Proses D-E
Tidak terjadi perubahan suhu dah kalor yang diperlukan sebesar Q = mair ∙ U
• Proses E-F
Terjadi perubahan suhu dan kalor yang diperlukan sebesar Q = muap ∙ Cuap ∙ (TF – TE)
Dengan
C = kalor jenis
L = kalor lebur
U = kalor uap.

Kilas Soal

Soal di atas dapat dikelompokkan soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit. Karena jika
pengerjaannya tidak teliti, dengan menjumlahkan nilai dari massa es menuju cair, akan menemukan
jawaban yang berbeda, sehingga perlu untuk dicatat, bahwa ketika es yang mencair untuk menuju
kesetimbangan termal, haruslah memasukkan semua komponen, dari awal proses penyerapan kalor.
Penjelasan
Dari keterangan yang ada di soal, dapat disimpulkan beberapa keterangan besaran diantaranya;
massa es 2 kg, suhu es sebelum mencapai kesetimbangan -10°C, kalor jenis es 2000 J/kg°C. Massa
air yang terbentuk 0,6 kg, kalor lebur es 340 kJ/kg dan yang ditanyakan adalah besarnya kalor yang
diserap,
Q  m  C  T  m  L
 2  2000 10  0, 6  340000
 40.000  204.000
 244.000  244 kJ

JAWABAN: C
244 kJ

Fisika 67
Latihan Soal

1. Pemanas A dapat menaikkan suhu 200 A. 25


gram air sebesar 20°C dalam waktu 105 B. 27
detik. Pemanas B yang berdaya 200 watt C. 29
digunakan untuk memansakan 200 gram D. 30
air sebesar 20°C dalam waktu 140 detik. E. 35
Jika pemanas B memiliki efisiensi 75% dari 5. Karena suhunya ditingkatnya dari
efisiensi pemanas A dan kalor jenis air 4,2 0°C menjadi 100°C suatu batang baja
J.g-1.K-1, daya pemanas A adalah .... yang panjangnya 1 meter bertambah
A. 300 watt panjangnya dengan 1 milimeter. Berapakah
B. 280 watt pertambahan panjang suatu batang baja
C. 250 watt yang panjangnya 60 cm, bila dipanaskan
D. 220 watt dari 0°C sampai 120°C?
E. 200 watt A. 0,50
2. Pada sebuah skala x, titik beku air adalah B. 0,60
10° x dan titik didih air adalah 70°x. Bila C. 0,72
suhu suatu benda diukur dengan skala x D. 1,20
adalah 34°x, maka bila diukur dengan skala E. 2,40
Celcius adalah .... 6. Batang logam A dan B memiliki bahan
A. 10° yang sama. Jika batang A dinaikan
B. 15° suhunya 50k maka panjangnya bertambah
C. 25° 1mm. Jika batang B suhunya dinaikkan
D. 30° 100 K panjangnya bertambah 2,5mm.
E. 40° Perbandingan panjang awal batang A dan
3. Pada sebuah termometer x, titik beku B adalah ....
air adalah 40°x dan titik didih air adalah A. 1 : 5
240°x. Bila sebuah benda diukur dengan B. 2 : 5
termometer Celcius, suhunya 50°C, maka C. 4 : 5
bila diukur dengan termometer x, suhunya D. 5 : 4
ialah .... E. 5 : 2
A. 80 7. Suatu barang tembaga dengan panjang
B. 100 L jika dinaikan suhunya sejumlah t,
C. 120 panjangnya akan bertambah sepanjang x.
D. 140 Jika terdapat persegi dengan sisi L yang
E. 160 terbuat dari tembaga dinaikkan suhunya
4. Termometer Celcius dan termometer sejumlah t maka luasnya akan bertambah
P dipakai untuk mengukur suhu suatu jumlah ....
cairan. Jika termometer Celcius menunjuk A. x2
angka 5°, termometer P menunjuk angka B. L2
–5°. Jika termometer Celcius menunjuk C. 2Lx
55°, termometer P menunjuk 20°, Jika D. t2
termometer P menunjuk 10° maka E. 2Lt
termometer Celcius akan menunjuk angka
.... °C

68 Modul SBMPTN – 2020 /2021


8. Sebuah bola berongga terbuat dari 12. Dalam sebuah bejana yang massanya
perunggu (koefisien muai linier α = 18 × diabaikan terdapat a gram air 42°C
10-6/°C) pada suhu 0°C jari-jarinya = 1 m. dicampur dengan b gram es -4°C. Setelah
Jika bola tersebut dipanaskan sampai 80°C, diaduk ternyata 50% es melebur. Jika
maka pertambahan luas permukaan bola titik lebur es = 0°C, kalor jenis es = 0,5
adalah sebesar .... m2. kal/g°C, kalor lebur es = 80 kal/ g maka
A. 0,83 × 10-2π perbandingan a dan b adalah ....
B. 1,02 × 10-2π A. 1 : 4
C. 1,11 × 10-2π B. 1 : 2
D. 1,15 × 10-2π C. 1 : 1
E. 1,21 × 10-2π D. 2 : 1
9. Sebuah gelas berbentuk silinder yang E. 4 : 1
volumenya pada 0°C adalah 2 liter, diisi 13. Untuk menaikkan suhu 200 gram es dari
penuh dengan alkohol. Jika gelas tersebut –5°C menjadi 20°C diperlukan kalor ....
beserta isinya dipanaskan sampai 40°C dan kilo kalor (kalor lebur es = 80 kal/gr, kalor
koefisien muai volume gelas 27 × 10-5 °C-1 jenis air = 1 kal/gr°C, kalor jenis es = 0.5
serta koefisien muai volum alkohol kal/gr°C)
0,001°C-1, maka volume alkohol yang A. 0,5
tumpah adalah .... × 10-2 liter. B. 4,0
A. 2,16 C. 16,0
B. 3,28 D. 20,5
C. 4,17 E. 24,6
D. 5,84 14. Sepuluh milliliter uap air (100°C) jika
E. 6,22 mengembun menjadi air yang suhunya
10. Sebuah tangki baja yang memiliki 70°C akan melepas kalor sebesar .... kalori.
koefisien muai pannjang 12 × 10-6/°C, dan (kalor penguapan air = 540 kal/gr).
bervolume 0,05 m3 diisi penuh dengan A. 5400
bensin yang memiliki koefisien muai ruang B. 5700
950 × 10-6/°C pada temperatur 20°C. Jika C. 6400
kemudian tangki ini dipanaskan sampai D. 6700
50°C, maka jumlah bensin yang tumpah E. 8400
adalah sebanyak ....
15. Bila suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi,
A. 457 × 10-6 m3 maka zat itu ....
B. 914 × 10-6 m3
A. Lambat mendidih
C. 1,371 × 10-6 m3
B. Cepat mendidih
D. 1.828 × 10-6 m3
C. Lambat melebur
E. 2.285 × 10-6 m3
D. Cepat naik suhunya bila dipanaskam
11. Setengah kilogram es bersuhu –40°C E. Lambat naik suhunya bila dipanaskan
dicampur dengan 1 kg air bersuhu 40°C.
Kalor jenis es 0,5 kal/g.°C, kalor jenis air 1
kal/g.°C, dan kalor lebur es 80 kal/g. Pada
keadaan akhir, banyaknya es yang telah
melebur adalah ....
A. 245 g D. 325 g
B. 250 g E. 375 g
C. 275 g

Fisika 69
Bab 7
Termodinamika & TKG

Problem Review

Problem Review 1

Suatu mesin Carnot mempuyai efisiensi 30% dengan temperature reservoir suhu tinggi sebesar 750 k.
Agar efisien mesin naik manjadi 50%, maka temperature reservoir suhu tinggi harus dinaikkan menjadi ....
A. 1050 k D. 900 k
B. 1000 k E. 850 k
C. 950 k

Kilas Materi

Siklus carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tinggi yang
selanjutnya disebut mesin carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama
dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram P_V (diagram hubungan tekanan P dan Volume V).
Siklus carnot terdiri atas empat proses yaitu dua proses adiabatis dan dua proses isotermis. Ketika
proses mengembalikan kondisi gas ke kondisi semula, maka siklus ini tidak mengalami perubahan
energi dalam. Sehingga persamaan termodinamika menjadi:
Q  W  U
Q  W  0
Q1  Q2  W

Menurut nicolas carnot, mesin yang ideal adalah mesin yang sanggup mengubah seluruh panas
menjadi usaha. Sayangnya, mesin ideal itu tidak pernah ada. Semua mesin tidak dapat mengubah
seluruh panas menjadi usaha. Sebagian besar panas terbuang sia-sia. Sebagian lagi menjadi bunyi,
getaran, atau asap dan hanya sebagian kecil yang menjadi usaha. Oleh karena itu, ada konsep yang
dikenal dengan efisiensi mesin carnot. Efisiensi adalah perbandingan dari panas yang berubah menjadi
usaha dengan panas yang diserap. Cara mudah memahaminya hasil bagi antara usaha yang dilakukan
dengan kalor yang diserap. Atau sesuai persamaan seperti di bawah ini.
W

Q1
Q1  Q2
Sementara di atas sudah disebutkan bahwa Q1 – Q2 = W, maka persamaannya menjadi:  
Q1
T1  T2
Karena nilai Q1 = T1 dan Q2 = T2, maka rumus di atas dapat juga berubah menjadi;  
T1

70 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Soal

Soal di problen review ke satu ini dapat digolongkan ke dalam soal dengan tingkat kesulitan
menengah-sulit. Karena proses penyelesaiannya menggunakan dua kondisi dan keadaan yang berbeda
dan nilai yang diperoleh dapat mempengaruhi hasil akhir. Sehingga dibutuhkan ketelitian dalam
mengerjakan soal tersebut.
Penjelasan
Diketahui dari soal, dengan tingkat efisiensi yang berbeda η1 = 30 % = 0,3 dan η1 = 50 % = 0,5
suhu reservoir pertama T1 = 750 K dan yang ditanyakan adalah T1' =
Maka
(1   )
T1  T1
(1   )
(1  0, 3)
 750 
(1  0, 5)
7
 750   1050 K
5
Dapat juga menggunakan cara perhitungan kedua yaitu
Keadaan pertama Keadaan kedua
T2 T
  1   1 2
T1 T1
T 525
0, 3  1  2 0, 5  1 
750 T1
T2
 0, 7 525
750  0, 5
T 
T2  525 K 1

T1  525  2  1050 K


JAWABAN: A
1050 K

Problem Review 2

Sebuah wadah tertutup diisi n mol gas ideal monoatomik. Suhu dan tekanan gas adalah To dan Po,
3
sedangkan volume wadah dijaga tetap vo. Ketika suhunya diturunkan menjadi T . Maka
4 o
3
(1) Tekanan menjadi P
4 o
3
(2) Energi yang dilepaskan adalah nRTo
4
(3) Usaha yang dilakukan gas adalah nol
3
(4) Perubahan energi dalamnya adalah nRT0
4

Fisika 71
Kilas Materi

Gas ideal adalah sekumpulan partikel gas yang tidak saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Artinya, jarak antarpartikel gas ideal sangat berjauhan dan bergerak secara acak. Molekul gas bergerak
dengan kecepatan tinggi dan saling bertubrukan dengan molekul lainnya serta dengan dinding secara
terus-menerus. Dalam teori kinetik gas terdapat beberapa hukum fisika diantaranya:
Hukum avogrado
Menyatakan bahwa volume suatu gas sebanding dengan jumlah molekul atom gas tersebut.
V
Persamaan avogrado dinyatakan dengan = k dimana V merupakan volume gas, n merupakan
n
banyaknya mol atom-atom gas, dan k merupakan bilangan kostanta.
Hukum boyle
Menyatakan bahwa tekanan dan volume suatu gas, jika salah satu besaran dinaikkan maka
besaran yang lain akan menurun selama temperatur dan banyaknya mole dijaga agar tetap konstan.
Hukum boyle dinyatakan dengan PV = k dimana P adalah tekanan gas, V merupakan volume dan k
merupakan bilangan konstanta.
Hukum charles
Menyatakan bahwa temperatur dan volume gas sangat berhubungan dan dinyatakan dengan
V
= k dimana V merupakan volume gas, T merupakan temperatur dalam kelvin, dan k merupakan
T
besaran konstanta. Sesuai dengan hukum ini, gas akan mengembang jika dipanaskan.
Hukum tekanan gas
Hukum gay-lussac menyatakan bahwa besarnya temperatur dan tekanan suatu gas sangat
PV PV
berhubungan dan dinyatakan dengan 1 1 = 2 2
T1 T2
Hukum gas ideal
Kesemua rumus tersebut dapat dijadikan satu dan dinyatakan sebagai persamaan hukum gas
PV
ideal: = k karena k merupakan besaran yang memiliki nilai yang selalu konstan, maka persamaan
T
PV PV
di atas dapat dinyatakan dengan: 1 1 = 2 2
T1 T2
Apabila memakai hukum Avogrado, kita dapat menyatakan hukum gas ideal berdasarkan
molekul atom-atom pembentuknya dan persamaannya menjadi PV = nRT dimana R merupakan
konstanta sebesar 0,082057 L.atm/mol.k (Kanginan, 2006).

Kilas Soal

Seperti yang sudah dijelaskan pada kilas soal di sebelumnya bahwa pada UTBK, dapat dipastikan
terdapat jenis soal pilihan ganda mejemuk berupa nomor seperti soal di atas, opsi A-E yang dipilih
berdasarkan nomor mana saja yang benar. Jadi soal bertipe seperti di atas, disamping kita harus fokus
terhadap pengerjaan soal, juga fokus dalam menghafalkan dan memahami masing-masing pilihan.

72 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Tipe soal mengenai teori kinetik gas (TKG) umumnya digolongkan ke dalam soal yang sulit.
Jadi jika kita baca ulang di kilas materi di atas, terlihat bahwa pilihan harus dicek mana yang betul
dan mana yang salah. Namun tips untuk mengerjakan tipe soal seperti ini, yaitu dengan memeriksa
secara berurutan tiap nomor pilihan jawabannya: sebagai contoh jika nomor 1 benar, langsung
periksa nomor 3 dan 2. Namun jika nomor 2 salah, pasti nomor 4 juga salah (karena hanya ada opsi
yang memuat kombinasi nomor 1 dan 3 saja, tidak ada 1, 3 dan 4). Sehingga jika nomor 1 benar,
otomatis nomor 3 kemungkinan pasati benar sedangkan nomor 2 dan nomor 4 belum tentu benar.
Namun apabila nomor 1 sudah salah, langsung periksa pilihan jawaban nomor 2 dan 4.
Penjelasan
Persamaan umum gas ideal dapat dirumuskan sebagai: PV = nRT jika volume wadah dijaga
tetap (volume kontan) maka besaran P hanya bergantung pada T. Artinya besaran P akan sebanding
dengan T. Atau dapat dirumuskan ke dalam persamaan di bawah ini.
P T
P T
=
Po To
3
T
P 4 o
=
Po To
3
P = Po [Sehingga pernyataan 1 benar]
4
Pada proses isokhorik (volume konstan) tidak terjadi perubahan volume (∆V = 0) sehingga usaha
yang dilakukan juga pasati bernilai nol. Atau dapat dijelaskan dalam perhitungan seperti berikut.
W  P  V
 P  0  0 [pernyataan 3 benar]
Perubahan energi dalam untuk gas monoatomik dirumuskan sebagai:
3
U   n  R  T
2
3 3 
 nR  To  To 
2 4 
3  1  3
 nR   To    nRTo [sehingga pernyataan 4 salah]
2  4  8
Sedangkan energi yang dilepas memenuhi hukum I Termodinamika.
Q  W  U
 3  3
 0    nRTo    nRTo [pernyataan 2 salah]
 8  8
Jadi, pernyataan yang benar adalah pernyataan 1 dan 3 sehingga
JAWABAN: B.
Pernyataan 1 dan 3 benar

Fisika 73
Problem Review 3

Sebuah balon yang awalnya berisi gas 1 liter ditambahkan gas yang sama sehingga volume balon
menjadi 1,2 liter dan massa gas di dalam balon menjadi satu setengah kalinya. Jika suhu gas tetap,
maka rasio pertambahan tekanan terhadap tekanan awalnya adalah ....
A. 0,25 D. 0,67
B. 0,33 E. 0,75
C. 0,50

Kilas Materi

Gas merupakan salah satu wujud zat yang lazim kita temui sehari-hari. Bahkan, hampir setiap
hari kita memerlukan wujud gas, bisa dikatakan gas menjadi kebutuhan vital bagi umat manusia.
Dalam hukum teori kinetik gas, menjelaskan hubungan besaran volume, tekanan dan suhu dalam
suatu gas. Ada beberapa hukum gas yang sudah kita ketahui bersama, diantaranya:
1. Hukum boyle
Hukum ini mengacu pada hasil eksperimen yang dilakukan oleh penemunya yaitu Robert Boyle
dimana ketika suhu dari suatu gas tetap konstan maka tekanan gas akan berbanding terbalik dengan
volume gas. Atau dapat diformulasikan ke dalam persamaan;
1
P∞
V
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk tekanan rendah maka volume gas akan
tinggi sedangkan untuk tekanan tinggi maka volumenya akan rendah. Dengan demikian hukum
boyle dapat dituliskan sebagai berikut;
1 1 = P2V2
PV

2. Hukum Charles
Jika pada hukum boyle membahas pengaruh tekanan dan volume pada suhu tetap, tidak
demikian dengan hukum charles. Dimana hukum ini menyatakan bahwa ketika tekanan suatu gas
tetap konstan maka volume gas akan sebanding dengan suhunya. Dengan demikian hukum Charles
dapat dituliskan sebagai berikut:
V1 V2
= = konstan
T1 T2

3. Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac ditemukan oleh seorang ilmuwan kimia asal Prancis yaitu Joseph Louis
Gay-Lussac pada tahun 1802. Adapun pernyataan hukum Gay-Lussac adalah pada volume yang
konstan tekanan gas akan sebanding dengan suhunya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

74 Modul SBMPTN – 2020 /2021


P1 P2
= = konstan
T1 T2
Keterangan:
V1 = Volume awal gas (m3)
V2 = Volume akhri gas (m3)
P1 = Tekanan awal gas (N/m)
P2 = Tekanan akhir gas (N/m)
T1 = Suhu awal gas (K)
T2 = Suhu akhir gas (K)
Ketigas hukum yang telah dibahas sebelumnya dapat digabungkan sehingga diperoleh hukum
gas umum yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Supiyanto, 2006);
PV PV
1 1
= 2 2
T1 T2

Kilas Soal

Adapun soal di atas berkaitan dengan fenomena aplikasi fisika dalam kehidupan sehari-hari dan
umumnya jarang dipikirkan konsep dalam sudut pandang ilmu fisika. Penyelasiannya menggunakan
gabungan dari beberapa konsep terutama pada konsep hukum teori gas dan termodinamika. Sehingga
dapat dikelompokkan ke dalam soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit.
Penjelasan
Data besaran yang diketahui pada soal diantaranya;
V1 = 1 liter
V2 = 1,2 liter
m2 = 1,5 m1
Adapun Persamaan umum gas ideal adalah;
PV = nRT
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pengertian mol merupakan perbandingan massa zat
terhadap massa relatif zat sehingga secara matematis dapat dirumuskan;
 m 
PV    RT
 Mr 
Karena terjadi pada suhu tetap dan jenis gas yang digunakan sama (Mr) maka berlaku hubungan
kesetaraan sebagai berikut;
PV  m
P2V2 m2

PV1 1 m1
P2  1, 2 1, 5m1

P1  1 m1
P2 1, 5 5
 
P1 1, 2 4

Fisika 75
Rasio pertambahan tekanan terhadap tekanan awalnya adalah;
P P2  P1

P1 P1
P2
 1
P1
5
 1
4
1
  0, 25
4
Jadi, perbandingan pertambahan tekanan terhadap tekanan awalnya adalah 0,25.
JAWABAN: A
0,25

Problem Review 4

Untuk menaikkan suhu n mol gas ideal secara isokhorik sebesar ∆T diperlukan kalor sebebesar 20nR
joule dengan R = 8,31 adalah nominal konstanta umum gas ideal. Jika gas tersebut dipanaskan pada
tekanan tetap dengan pertambahan suhu sebesar ∆T, maka kalor yang diperlukan sebesar 30nR joule.
Jika suhu gas tersebut mula-mula 300 K, maka suhu setelah dipanaskan adalah .... K.
A. 310 D. 340
B. 320 E. 350
C. 330

Kilas Materi

Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, berupa tekanan, volume dan
suhunya. Perubahan ini akan diiringidengan perubahan kalor, usaha dan energi dalamnya. Dalam
termodinamika terdapat proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus diantaranya;
1. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan yang dialami gas pada tekanan sistem selalu
dipertahankan tetap atau nilai ∆P = 0. Usaha atau energi yang dilakukan oleh gas selama proses
isobarik dapat diformulasikan dengan rumus persamaan seperti berikut;
W  P (V2  V1 )  P ( V )

2. Proses isotermis/isotermal
Proses isotermis adalah proses perubahan yang dialami gas pada suhu sistem selalu dipertahankan
konstan atau ∆T = 0. Pada proses isotermis/isotermal ini berlaku hukum boyle (adapun pengertian
dan persamaannya dapat dilihat pada kilas materi di soal ke-3). Seperti yang kita ketahui karena
suhunya tetap maka pada proses isotermis/isotermal ini tidak terjadi perubahan energi dalam atau
∆U = 0. Sedangkan besarnya usaha secara matematis dapat diformulasikan ke dalam persamaan;
V 
W  n  R T  ln  2 
 V1 

76 Modul SBMPTN – 2020 /2021


3. Proses isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan yang dialami oleh gas dimana gas tidak mengalami
perubahan volume atau volume tetap atau ∆V = 0. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan gas pada
proses isokhorik adalah nol. Atau dapat dituliskan ke dalam persamaan;
W  P (V2  V1 )  P (0)  0

4. Proses adibiatik
Proses adibiatik merupakan proses yang tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (gas)
ke lingkungan atau Q = 0. Hal ini dapat terjadi jika terdapat sekat yang tidak menghantarkan kalor
atau prosesnya berlangsung sangat cepat. Adapun persamaannya adalah;
Q =0
Maka jika menggunakan konsep Hukum Termodinamika I besarnya usaha dan energi dalam
dapat diformulasikan ke persamaan;
0  U  P V  W  U

Kilas Soal

Sepintas jika dibaca dari keterangan soal, utamanya pada besaran yang ditanyakan dapat
dimungkinkan orientasi penyelesaian akan mengarah pada konsep suhu dan kalor serta teori kinetik gas.
Namun jika dilihat secara menyeluruh, dengan pemahaman konsep yang luas tentu akan berbeda, karena
materi di soal tersebut ada pada bab konsep termodinamika. Dengan demikian sebagai catatan untuk
menyelesaikan soal di atas, maka perlu sekali memahami betul materi dan konsep yang dimunculkan soal.
Penjelasan
Untuk menjawab soal ini kita dapat menyelesaikan dengan tiga langkah, pertama adalah dengan
hukum I Termodinamika Q = W + ∆U; yang kedua adalah mengerti arti dari proses isokhorik. Seperti
yang dijelaskan pada kilas materi untuk proses isokhorik besarnya usaha (W = 0) padahal, untuk
menaikkan suhu sebesar ∆T diperlukan kalor Q = 20nR Joule. Maka, yang ketiga adalah proses
isobarik atau sistem tidak mengalami perubahan besar tekanan (∆P = 0). Sedangkan untuk menaikkan
suhu sebesar ∆T diperlukan kalor Q = 30nR Joule dan perubahan energi dalam gas ∆U = 20nR.
Sehingga jika besaran tersebut dimasukkan ke dalam hukum I Termodinamika besarnya usaha (W);
Q  W  U
30nR  W  20nR
W  10nR
Jadi besarnya suhu dapat digunakan untuk mencari nilai suhu/temperature dengan langkah
pengerjaan menggunakan hukum teori kinetik gas seperti berikut;
P V  10nR (ingat P V  nR T ) T2  T1  10 (ingat T1  300)
nRT  10nR T2  300  10
T  10 T2  310 K

JAWABAN: A
310 K

Fisika 77
Problem Review 5

Sejumlah gas ideal monoatomik mula-mula memiliki tekanan 120 kPa. Kemudian, gas dipanasi pada
tekanan tetap sehingga mengembang. Misalkan konstanta gas universal dinyatakan sebagai R J.mol-
1
.K-1. Jika usaha per kmol yang dilakukan oleh gas untuk mengembang adalah 8,4 J dan volume gas
pada keadaan akhir 320 cc/kmol, maka temperatur gas mula-mula adalah ....
A. 42/ kelvin D. 30/ kelvin
B. 38/ kelvin E. 28/ kelvin
C. 34/ kelvin

Kilas Materi

Materi minimal yang digunakan untuk menyelesaikan soal di atas adalah tentang materi teori gas
adapun penjelasannya secara panjang lebar sudah disampaikan pada kilas materi di soal sebelumnya,
maka dari itu, pada kilas materi untuk soal ini akan dibahas mengenai sifat gas monoatomik dan sifat
gas diatomik dimana dalam Fisika dan Kimia, monoatomik adalah gabungan kata “mono” dan “atom”
yang berarti atom tunggal. Ini biasanya digunakan terhadap gas yang gas atomnya tidak berikatan
satu sama lain. Seluruh unsur kimia akan monoatomik dalam fasa gas pada suhu yang cukup tinggi.
Perilaku termodinamika gas monoatomik sangat sederhana jika dibandingkan dengan gas diatomik,
karena energi dalam gas ideal khususnya diatomik dipengaruhi oleh derajat kebebasannya, sedangkan
pada gas monoatomik tidak demikian. Untuk besarnya energi dalam pada masing-masing gas sebagai
berikut;
1. Energi dalam untuk gas monoatomik besarnya derajat kebebasan (f = 3), seperti He, Ne, Ar
3 3
= E=
Persamaannya: U k NkT = nRT
2 2
2. Energi dalam untuk gas diatomik, seperti O2,N2,H2
• Pada suhu rendah (±300 K) maka nilai derajat kebebasannya (f = 3) dan besarnya energi
dalam gas ideal dirumuskan sebagai berikut:
3 3
= E=
U k NkT = nRT
2 2
• Pada suhu sedang (±500 K) maka nilai derajat kebebasannya (f = 5) dan besarnya energi
dalam gas ideal dirumuskan sebagai berikut:
5 5
= E=
U k NkT = nRT
2 2
• Pada suhu tinggi (±1000K) maka nilai derajat kebebasannya (f = 7) dan besarnya energi
dalam gas ideal dirumuskan sebagai berikut:
7 7
= E=
U k NkT = nRT
2 2

78 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Soal

Materi soal yang disampaikan cukup rumit untuk dipahami dan diselesaikan, sepintas jika
diamati untuk menyelesaikan soal akan mengarah kepada materi suhu, karena yang ditanyakan
adalah suhu gas mula-mula, namun jika kita baca secara keseluruhan, maka akan paham untuk
menyelesaikan soal adalah dengan menggunakan konsep termodinamika dengan menggabungkan
hukum I Termodinamika dan hukum Teori Kinetik Gas. Dengan demikian, soal tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam soal dengan tingkat kesulitan mengengah-sulit.
Penjelasan
Dari keterangan soal, ternyata ditemukan beberapa dengan satuan yang masih belum standar
internasional (SI) khususnya pada nilai volume akhirnya yaitu dari 320 cc/mol dijadikan ke liter/mol
menjadi 320 × 10-6 liter/mol, besaran lainnya; P = 120 kPa, W = 8,4 J, P = 120.000 Pa maka langkah
pertama adalah mencari volume mula-mula terlebih dahulu, dengan menggunakan persamaan
hukum I Termodinamika. Dengan langkah pengerjaan seperti berikut;
W  P  V
W  P  (Vt  V0 )
8, 4  120.000(320  106  V0 )
 8, 4  6
V0     320  10
 120.000 
V0  25  105 liter

Kemudian dengan menggunakan persamaan gas ideal pada keadaan mula-mula, maka nilai
suhu awal gas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
P V  n  R T
P V0  n  R T0
120.000  25  105  1  R T0
(Ingat n=1 karena gas ideal monoatomik, akan memiliki nilai mol(n=1))
12  2, 5  R T0
30
Maka nilai T0 = kelvin
R
JAWABAN: D
30/R kelvin

Fisika 79
Latihan Soal

LatihanSoal 3. Suatu bejana kokoh yang berisi gas


ideal dikocok berulang-ulang. Manakah
1.
pernyataan yang benar tentang keadaan gas
tersebut setelah dikocok?
A. temperatur gas bertambah meskipun
energi dalamnya tetap
B. temperatur gas bertambah tanpa gas
melakukan usaha
Gas Argon dapat dianggap sebagai gas ideal. C. energi dalam gas berkurang karena
Gas itu mula-mula mempunyai energi sebagian berubah menjadi kalor
dalam Ei dan temperature Ti. Gas tersebut D. gas melakukan usaha sebesar
mengalami proses dengan melakukan penambahan energi dalamnya
usaha W, melepaskan energi senilai Q, E. temperatur gas bertambah sebanding
dan keadaan akhir energi dalam Ef serta dengan penambahan kelajuan
temperatur Tf. Besarnya perubahan energi molekul gas
tersebut degambarkan seperti gambar di 4. Panas 60 J ditambahkan ke suatu sistem,
atas. Apa simpulan proses tersebut? menghasilkan kerja 15 J yang dilakukan
A. Gas mengalami proses Isobarik dan Tf sistem dan membuang panas 45 J.
<Ti. Berapakah efisiensi dari proses tersebut ....
B. Gas mengalami proses Adiabatik dan A. 100%
Tf <Ti. B. 60%
C. Gas mengalami proses Isokhorik dan C. 45%
Tf <Ti. D. 25%
D. Gas mengalami proses Isotermal dan E. 15%
Tf =Ti.
5. Setiap satu siklus, suatu mesin menyerap
E. Gas mengalami proses Isokhorik dan
kalor 400 J dari sumber suhu tinggi
Tf =Ti
dan melepaskan kalo 300 J ke tempat
2. Sebuah mesin kalor riil menyerap kalor 1250 pembuangan bersuhu rendah. Berepakah
joule dari reservoir yang temperaturnya efisiensi dari mesin ini ....
T1 = 327°C dalam satu siklusnya. Dalam
A. 1/7
setiap siklusnya, kalor sebesar 700 joule
B. 1/4
dilepaskan ke reservoir dengan temperatur
C. 3/7
T2 = 27°C. Nilai efisiensi mesin tersebut
D. 4/7
dibandingkan dengan nilai efisien mesin
E. 3/4
Carnot yang bekerja pada reservoir yang
sama adalah .... 6. Dua kontainer kaca dengan volume sama
masing-masing mengandung 1 mol gas.
A 0,22
Kontainer 1 diisi dengan gas hidrogen (29/
B 0,44
mol) dan kontainer 2 diisi dengan helium
C 0,53
(4g/mol). Jika tekanan gas di kontainer 1
D 0,63
sama dengan tekanan gas di kontainer 2,
E 0,88
manakah pernyataan berikut yang benar ....

80 Modul SBMPTN – 2020 /2021


A. Suhu di kontainer 1 lebih rendah dari 1
suhu di kontainer 2 A. kali semula
2
B. Suhu di kontainer 1 lebih tinggi dari
suhu di kontainer 2 B. 2 kali semula
C. Nilai R untuk gas pada kontainer 1 C. 2 kali semula
merupakan 1/2 nilai R untuk gas pada D. 4 kali semula
kontainer 2 E. tetap
D. Kelajuan rms molekul gas di kontainer 10. Gas dalam ruang tertutup bersuhu 27°C
1 lebih kecil dari pada kelajuan rms dan tekanan 6 atm serta volumenya 8
molekul di kontainer 2 L. Apabila gas dipanasi sampai 77° C,
E. Kelajuan rms molekul gas di kontainer tekanannya naik sebesar 1 atm, maka
1 lebih besar dari pada kelajuan rms volume gas akan ....
molekul di kontainer 2 A. berkurang
7. Setelah beberapa proses termodinamika, B. tetap
energi dalam dari suatu sempel gas yang C. berkurang 20%
didapatkan meningkat menjadi 560 J. D. bertambah 20%
bila usaha yang dilakukan pada sempel E. bertambah 12%
oleh lingkungan adalah 320 J, beberapa 11. Sejumlah gas ideal mengalami proses
banyakkah kalor yang dipindahkan antara isobarik sehingga suhu kelvinnya menjadi
gas dan lingkungan .... dua kali semula; maka volumenya menjadi
A. 240 J diserap n kali semula, dengan n sama dengan ....
B. 240 J didisipasi A. 4
C. 880 J diserap B. 3
D. 880 J didisipasi C. 2
E. Titik ada yang benar D. 1/2
8. Banyak atom dalam 5,46 m3 udara pada E. 1/4
keadaan STP adalah .... (k=1,4 × 10-23 J/K, 12. Suatu volumenya 0,5 m3 perlahan-lahan
massa jenis udara = 1,3 × 10-3 g/cm3) dipanaskan pada tekanan tetap hingga
1 volumenya menjadi 2 m3. Jika usaha luar
A. × 1025
2 gas tersebut 3 × 105 J, maka tekanan gas
1 adalah ....
B. × 1025
3 A. 6,0 × 105 Nm-2
1 B. 4,5 × 105 Nm-2
C. × 1026 C. 3,0 × 105 Nm-2
3
D. 2,0 × 105 Nm-2
1 E. 1,5 × 105 Nm-2
D. × 1026
7 13. Dari kelima diagram mesin-mesin berikut
1 ini:
E. × 1026
9
9. Jika tekanan gas digandakan, sementara
volumenya dijaga tetap, maka energi
kinetik rata-ratanya menjadi ....

Fisika 81
14. Sebuah mesin kalor menyerap kalor 1200
J dari reservoir panas dan melakukan kerja
900 J. Efisien maksimun mesin tersebut ....
A. 1/3 J
B. 2/3 J
C. 4/3 J
Keterangan: D. 1/4 J
T1 = Suhu tinggi dari reservoir kolor Q1 E. 3/4 J
T2 = Suhu rendah dari reservoir kalo Q2 15. Suatu mesin pendingin berdaya kerja 300
Yang menunjukkan diagram mesin Carnot watt. Jika suhu ruang pendingin -5°C
adalah .... dan suhu udara luar 30°C serta efisien
A. (1) mesin ideal, berapa kalor maksimum yang
B. (2) dapat diserap mesin pendingin dari ruang
C. (3) pendinginnya selama 15 menit?
D. (4) A. 2,07 × 106 J
E. (5) B. 4,14 × 106 J
C. 1,04 × 106 J
D. 8,28 × 106 J
E. 16,56 × 106 J

82 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Bab 8
Optik & Cahaya

Problem Review

Problem Review 1

Sebuah objek diletakan 1,6 cm dari lensa objektif sebuah mikroskop. Jika jarak titik fokus lensa
objektif 1,4 cm. Jarak titik fokus lensa okular 2 cm, dan pengamatan dilakukan oleh siswa dengan
titik dekat mata 20 cm tanpa berakomodasi, maka perbesaran total bayangan adalah ….
A. 66 kali D. 80 kali
B. 70 kali E. 96 kali
C. 77 kali

Kilas Materi

Alat-alat optik merupakan jenis perangkat yang dilengkapi dengan benda optik, seperti cermin,
lensa dan prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya untuk
membantu manusia mengoservasi objek tertentu. Contoh-contoh alat optik yang dijelaskan di kelas
11 mengenai alat optik di antaranya adalah kamera, lup, mikroskop, teleskop dan binoculer. Dan
pada kesempatan kali ini, kita akan membahas materi yang berkaitan dengan soal, yaitu mengenai
mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat optik yang membantu kita melihat objek-objek
yang sangat kecil, seperti sel dan bakteri. Mikroskop terdiri dari dua jenis, yaitu mikroskop sederhana
dan mikroskop majemuk. Mikroskop sederhana memiliki perbesaran hingga ≤ 9 kali, sementara
mikroskop majemuk digunakan untuk perbesaran > 9 kali. Garis sinar datang, sinar diteruskan dan
pembentukan bayangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber: kelaspintar.id/blog/
Gambar
Gambar pembentukan bayangan dan garis cahaya pada mikroskop

Fisika 83
Sedangkan persamaan perbesaran linier pada lensa objektif adalah sebagai berikut;
h s
M ob  ob  ob
hob sob
Sementara itu, perbesaran linier pada lensa okuler untuk mata berakomodasi maksimum adalah
sebagai berikut.
s
M ok  n 1
f ok
Perbesaran linier untuk mata tidak berakomodasi dapat dihitung dengan rumus berikut.
s
M ok = n
f ok
Dan perbesaran total pada lensa dapat dirumuskan sebagai berikut.
M  M ob  M ok

Kilas Soal

Soal di atas, dapat dikelompokkan ke dalam soal dengan tingkat kesulitan menengah-mudah
karena soal tersebut umum ditemukan di soal ulangan, latihan untuk materi alat optik kelas 11,
kemudian jika dilihat dari problem yang dimunculkan, penyelesaiannya tidak banyak konsep yang
diperlukan untuk menyelesaikan soal di atas.
Penjelasan
Jarak bayangan pada lensa objektif:
1 1 1
 
f s s
1 1 1
 
1, 4 1, 6 s 
1 1 1
 
s  1, 4 1, 6
1, 4  1, 6
s   11, 2 cm
m
1, 6  1, 4
Perbesaran banyangan untuk mata tanpa akomodasi:
s s
M  ob  n
sob f ok
11, 2 20
 
1, 6 2
 70 kali

JAWABAN: B
70 kali

84 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 2

Sebuah lensa tebal memiliki permukaan bikonveks dengan jari-jari kelengkungan masing-masing 30
cm dan 50 cm. Jika indeks bias lensa 1,5 maka jarak fokus lensa ketika berada di udara adalah …. cm
A. 100 D. 150
B. 120 E. 160
C. 130

Kilas Materi

Lensa cembung memiliki kegunaan besar bagi kehidupan manusia, mulai dari pemnfaatannya
di kaca mata, kamera, teleskop dan masih banyak lagi.
Lensa cembung sendiri merupakan lensa yang
bagian tengahnya memiliki ketebalan lebih daripada
bagian tepi. Lensa cembung biasanya memiliki
bentuk lingkaran dan terbuat dari kaca atau plastik
sehingga lensa memiliki indeks bias lebih besar
daripada indeks bias udara. Terdapat 3 jenis lensa Cembung ganda Cembung datar Menikus cembung
cembung seperti terlihat pada gambar di bawah,
yaitu cembung ganda (bikjonveks), cembung datar Sumber: dosenpendidikan.co.id/lensa-cembung/

(plan-konveks), dan cembung-cekung (konkaf- Gambar


konveks) Gambar 3 jenis dari lensa cembung
Di lensa cembung sinar bisa datang dari dua arah sehingga terdapat 2 titik fokus. Menjadi
kesepakatan umum jika bagian lensa cembung depan sebagai tempat datang sinar dan bagian lensa
belakang tempat sinar dibiaskan. Bila sinar datang sejajar dikenakan di lensa cembung, berkas sinar-
sinar tersebut dibiaskan oleh lensa dan berpotongan atau menuju di sebuah titik. Titik fokus yang
berada di depan lensa cembung disebut titik fokus maya. Dan titik fokus yang terletak di belakang
lensa cembung disebut titik fokus sejati dan titik fokus tempat sinar dibiaskan sebagai fokus aktif (F1)
dan fokus pasif (F2).

Sinar Datang

Sumbu
Utama F2 F1

Bagian Belakang
Bagian
Depan
Sumber: rumusbilangan.com/lensa-cembung/
Gambar
Gambar pembiasan lensa cembung dan sifat-sifat lensa cembung

Fisika 85
Karena sinar datang melewati lensa cembung selalu dibiaskan menuju ke satu titik atau
mengumpulkan cahaya maka lensa cembung disebut lensa konvergen (bersifat mengumpulkan).
Lensa cembung juga selalu bersifat positif karena tempat berpotongan atau tujuan sinar bias selalu
terletak di bagian belakang lensa cembung sehingga fokus lensa cembung adalah fokus sejati, sehingga
jarak fokus lensa cemung selalu positif. Besar pembiasan cahaya disuatu lensa cembung tergantung
pada indeks bias bahan lensa dan lengkung permukaan lensa, untuk indeks bias sendiri tergantung
pada cepat rambatnya cahaya dalam lensa tersebut. Umumnya lensa cembung tebal akan membiaskan
cahaya lebih besar daripada lensa cembung tipis. Panjang fokus lensa cembung tebal lebih pendek
daripada pnjang lensa cembung tipis. Untuk rumus lensa cembung, berikut ini persamaan untuk
mencari fokus lensa cembung.
1  nk  1 1 
  1   
f  nu   R1 R2 
nk = indeks bias dari medium lensa cembung
nu = indeks bias dari udara atau air
R1 = jari-jari kelengkungan dari lensa cembung bagian lensa pertama atau bagian depan
R2 = jari-jari kelengkungan dari lensa cembung bagian lensa kedua atau bagian belakang

Kilas Soal

Dari ketangan soal yang diberikan, umumnya jika soal yang berkaitan dengan lensa cembung
lensa konvergen tidak hafal dengan persamaan, sehingga soal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit. Namun ada beberapa trik untuk mempermudah
menghafalkan persamaan, dengan menggabungkan persamaan indeks bias dan persamaan jarak fokus
dari lensa bedanya jika fokus pada lensa itu menggunakan jarak obyek terhadap lensa dan jarak
bayangan terhadap lensa, pada lensa konvergen menggunakan jari-jari kelengkungan dari dua bagian
lensa tersebut.
Penjelasan
Jarak fokus lensa bikonveks (cembung-cembung) yang terletak di udara memenuhi persamaan:
1 1 1 
 (n  1)   
f R
 1 R2 

Hanya terkadang ditulis dengan persamaan;


1 1 1 
 (n  1)   
f  R1 R2 
Dengan :
R1
n ; indeks bias lensa = 1,5
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan lensa depan = +30 cm
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan lensa belakang = –50cm
Mengapa R2 bernilai negatif padahal lensa cembung. Jika kita
R2
lihat arah datangnya sinar, permukaan lensa belakang merupakan
lensa cekung sehingga berharga negatif. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di samping! Gambar bentuk lensa bikonveks
yang bisa diganakan untuk
memilih lensa yang digunakan

86 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Dengan demikian, jarak fokus lensa bikonveks di udara adalah:
1
f
 (1, 5  1) 
1

1
30 50 
 0, 5  5

150 150
3
1 2
  
1
2 150 150
f  150

JAWABAN: D
150 cm

Problem Review 3

Gelombang cahaya diarahkan pada celah ganda secara tegak lurus garis hubung antarcelah. Jika jarak
antara celah ganda dan layar dijadikan dua kalinya, maka jarak antara pola terang yang berurutan
juga menjadi dua kalinya.
SEBAB
Jarak antara dua pola terang yang berurutan semakin besar untuk pola terang yang semakin jauh dari
terang pusat.

Kilas Materi

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik atau
spektrum gelombang sinar tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik
dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Gelombang cahaya sendiri mempunyai empat
karakteristik utama, yaitu: Dipersi cahaya, Interferensi Cahaya, Difraksi Cahaya, Polarisasi Cahaya. Yang
pada kesempatan soal di atas akan dibahas mengenai interferensi cahaya yang merupakan penjumlahan
superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain.
Interferensi cahaya pada celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya daricahaya yang melalui
kedua celah tersebut. Ketika sebuah sumber cahaya yang sama persis frekuensi dan panjang gelombangnya
melewati dua buah celah, maka akan terjadi superposisi yang menyebabkan munculnya garis-garis gelap
dan terang pada layar dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber: studiobelajar.com/gelombang-cahaya
Gambar
Gambar superposisi gelombang yang memiliki sudut interferensi

Fisika 87
Karena superposisi gelombangnya memiliki sudut interferensi, persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut ini.
d  sin   m 
Jika kita perhatikan gambar di atas, sudut yang sangat kecil (sin θ ≈ tan θ) sehingga nilai sin θ
sebesar y , maka persamaannya menjadi;
l
a. Untuk pita terang
y
d  m
l
b. Untuk pita gelap


d
y
l   1
 m  
2

Dimana :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut interferensi
m = orde (0,1,2,...)
λ = panjang gelombang (m)
y = jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
l = jarak celah ke layar (m)

Kilas Soal

Pada umumnya soal sebab akibat dan memilih pernyataan yang sesuai merupakan tipe soal yang
selalu dikeluarkan di soal UTBK, sehingga perlu kecermatan memahami soal, menerapkan teori dan
mencocokkan serta memahami pilihan yang tepat sesuai dengan ketentuan pengerjaan untuk tipe
soal seperti di atas. Adapun ketentuan pengerjaan pilihan soal, tidak dijelaskan pada soal ini karena
sudah dijelaskan di soal-soal materi sebelumnya.
Penjelasan
Sesuai dengan kilas materi bahwa pada interferensi celah ganda dan celalh tunggal dan sejenisnya,
jarak antara dua pola terang yang berurutan berbanding lurus dengan jarak celah ke layar. Seperti
pada persamaan berikut ini.
y m  l
d  m   atau y 
l d
Jika jarak celah ke layar menjadi dua kali semula, jarak antara pola terang atau gelap yang
berurutan akan menjadi dua kali semula. Jarak ini tidak bergantung pada jauh tidaknya ke terang
pusat karena sama untuk semua keadaan. Yang berbeda adalah tingkat intensitas yang semakin
mengecil menjauhi terang pusat.
JAWABAN: C
PERNYATAAN BENAR, ALASAN SALAH

88 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 4

Pada percobaan interferensi Young digunakan cahaya dengan panjang gelombang 400 nenomenter
dan jarak antara dua celah 25,0 mikrometer. Pernyataan-pernyataan yang benar di bawah ini adalah
….
(1) frekuensi cahaya yang digunakan, 7,7 × 1014 Hz
jarak antara dua pita terang berturutan
(2) = 0, 016
jarak antara celah dan layar
(3) jarak antara dua pita terang berturutan membesar jika layar digeser menjadi celah
(4) intensitas semua pita terang sama

Kilas Materi

Materi penjelasan dari soal di atas, pada dasarnya sudah dikupas di soal sebelumnya, hanya
menambahkan untuk materi tentang cepat rambat gelombang cahaya (c) adalah jarak yang ditempuh
gelombang dari waktu 1 sekon. Cepat rambat gelombang cahaya termasuk ke dalam gelombang
elegtromagnetik dimana gelombang ini bergantung kepada sifat kelistrikan dan kemagnetan
suatu medium yang ditempuhnya. Dalam sistem satuan internasional (SI) besarnya cepat rambat
gelombang cahaya di ruang hampa ditetapkan bernilai 299.792.458 m/s dimana nilai ini diperoleh
dari pengamatan terhadap perilaku klasik medan elegtromagnetik sesuai teori persamaan Maxwell
yang memprediksi bahwa kelajuan c sebagai gelombang elegtromagnetik menyebar melalui vakum
dengan nilai konstanta listrik ε0 = 8,854 × 10–12 F.m–1 dan nilai konstanta magnetik μ0 = 4π × 10–7 N/A2
ke dalam persamaan.
1
c
 0 0

Nilai dari pada cepat rambat gelombang cahaya ini dapat digunakan untuk menghitung besarnya
frekuensi maupun panjang gelombang. Dengan menggunakan persamaan c = λ ∙ f

Kilas Soal

Konsep dari soal pada problem review ke-4 ini mengacu pada materi gelombang cahaya dan
fisika modern untuk teori tentang gelombang cahaya dapat berupa partikel dan gelombang. Jika
dilihat dari opsi jawaban maka jelas, harus dibuktikan kebenaran dari pilihan jawaban adapun
cara menjawabnya dengan menggunakan model soal benar-salah dimana kita dihadapkan pada
empat buah pernyataan dan dari empat pernyataan yang ada, kita harus bisa mengetahui mana saja
yang benar dan salah. Setelah itu, pilih opsi A,B,C,D dan E sesuai dengan petunjuk di awal soal
UTBK. Hanya jika kita cermati, pada dasarnya soal seperti ini justru dapat memudahkan menjawab
pertanyaan dengan menggunakan trik yang di materi kilas soal yang sudah diberikan sebelumnya.

Fisika 89
Penjelasan
• Membuktikan pernyataan 1. Mencari besar frekuensi (f) yaitu dengan menggunakan persamaan
c
f  dengan perhitungannya sebagai berikut:

3  108
  7, 5  1014 Hz
400  109
[Dengan demikian pernyataan 1 benar]
• Mencari jarak diantara dua pita terang dibagi jarak antara celah dan layar dengan menggunakan
persamaan
y m 
 
l d d
7
4  10
  0, 016
25  106
[Sehingga pernyaan 2 benar]
• Untuk pernyataan 3, yaitu membuktikan kebenaran dari jarak antar pinta terang terhadap
jarak layar terhadap celah. Penyelesaiannya dengan menggunakan persamaan yang sama dengan
pernyataan 2
y m l
d  m menjadi y 
l d
Maka dapat disimpulkan
y ≈l

[Sehingga dapat disimpulkan pernyataan 3 benar]
• Intensitas semua pita terang sama jelas tidak mungkin sama, karena jika kita lihat pada gambar
di bawah ini, besarnya intensitas pada terang semakin menjauhi terang pusat akan mengecil,
seperti pada gambar di bawah ini.

T2
T1

T0

T1
T2

Sumber: studiobelajar.com/gelombang-cahaya
Gambar
Gambar superposisi gelombang yang memiliki sudut interferensi
[Terlihat dari gambar, menunjukkan pita terang berbeda sehingg pernyataan 4 salah].

90 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 5

Gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk memfokuskan kamera otomatik dengan cara
menembakan pulsa gelombang bunyi ke objek dan merekam respon baliknya menggunakan sensor.
Pada uji awal, pulsa ditembakkan dari kamera tersebut ke objek berjarak 20,0 m dan diperoleh
respon setelah 120 ms. Seseorang hendak menggunakan kamera tersebut pada objek serangga dan
mendapatkan respon setelah 12,9 ms. Laju bunyi di udara sekitar dan jarak tembak kamera ke objek
adalah ….
A. 333,3 m/s dan 0,2 m D. 366,7 m/s dan 2,0 m
B. 333,3 m/s dan 2,0 m E. 366,7 m/s dan 20,0 m
C. 366,7 m/s dan 0,2 m

Kilas Materi

Seperti yang kita ketahui, bahwa cahaya memiliki sifat-sifat yang terdiri dari 4 diantaranya:
• Cahaya dapat merambat lurus, contohnya ketika kita memegang senter dan kemudian berbalik
ke arah depan, yang terjadi adalah cahaya merambat lurus ke arah yang kita tuju.
• Cahaya dapat dipantulkan contohnya adalah sinar matahari yang dapat dipantulkan dengan
menggunakan cermin
• Cahaya dapat menembus benda bening. Contohnya cahaya matahari yang dapat masuk melalui
kaca bening
• Cahaya dapat dibelokkan atau dibiaskan, contohnya tongkat yang dimasukkan ke dalam gelas
berisikan air dan kita melihat dari sisi samping akan terlihat dibelokkan.
Dari sifat-sifat cahaya di atas dapat dimanfaatkan untuk menghitung jarak tembak kamera
terhadap objek dan kecepatannya yang persamaannya sama dengan persamaan kecepatan bunyi
seperti yang sudah kita ketahui yaitu
2s
v=
t
v = cepat rambat gelombang (m/s)
s = jarak yang ditempuh, karena menempuh dua kali perjalanan atau bolak-balik maka dikalikan
dua (m)
t = waktu tempuh (s)

Kilas Soal

Kita disuguhkan soal dengan tipe soal observasi dari suatu fenomena kemudian kita diminta
untuk menganilisisnya dengan cara fisika. Pola-pola soal seperti ini sering kali keluar terlihat sulit,
dan mungkin jika sekilas dibaca, para siswa akan berfikir soal ini terlalu sulit, dan kesulitan untuk
mencari persamaan yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan. Sehingga dapat dikategorikan
soal dengan tingkat kesulitan menengah-sulit.

Fisika 91
Penjelasan
Untuk mn]enjawab soal di atas, kita lakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan
yang sudah disampaikan, adapun keterangannya antara lain; s = s1= 20 m, t1= 120 ms=0,12 s dan
t2 = 12,0 ms = 0,012 s.
Pertanyaannya :
a) Cepat rambat gelombang v1,
b) jarak antara objek dengan kamera s2
a. Mencari nilai cepat rambat gelombang dengan menggunakan persamaan seperti yang sudah
disampaikan di kilas materi yaitu;
2s
v 1
t1
2  20

0,12
 333, 3 m/s

b. Mencari jarak antara kamera dengan ke objek;


v  t2
s2 
2
333, 3  0, 012

2
2 m

JAWABAN:B
333,3 m/s dan 2,0 m

Latihan Soal

1. Sebuah cermin cekung mempunyai jari-jari hendak menggunakan kamera tersebut


kelengkungan 2 m. Sebuah benda nyata pada objek serangga dan mendapatkan
diletakkan pada jarak 3 m dari cermin. Jika respon setelah 12,0 ms. Laju bunyi di udara
tinggi benda tersebut 10 cm, maka tinggi sekitar dan jarak tembak kamera ke objek
bayangannya adalah …. adalah ….
A. 15 cm terbalik A. 333,3 m/s dan 0,2 m
B. 15 cm tegak B. 333,3 m/s dan 2,0 m
C. 10 cm terbalik C. 366,7 m/s dan 0,2 m
D. 5 cm tegak D. 366,7 m/s dan 2,0 m
E. 5 cm terbalik E. 366,7 m/s dan 20,0 m
2. Gelombang ultrasonik dapat digunakan 3. Sifat bayangan yang jatuh ke retina mata
untuk memfokuskan kamera otomatik normal adalah nyata dan terbalik.
dengan cara menembakkan pulsa
SEBAB
gelombang bunyi ke objek dan merekam
respon baliknya menggunakan sensor. Pada Berkas cahaya yang masuk ke mata normal
uji awal, pulsa ditembakkan dari kamera difokuskan oleh lensa mata dan jatuh di
tersebut ke objek berjarak 20,0 m dan retina.
diperolah respon setelah 120 ms. Seorang

92 Modul SBMPTN – 2020 /2021


4. Seberkas sinar datang menumbuk bidang 8. Sekeping koin tertanam di dalam bola
pantul I kemudian dipantulkan menuju kristal yang indeks bias-nya 1,4 seperti
bidang pantul II. Sudut pantul pada bidang pada gambar.
pantul kedua adalah ….
A. 60° 60°
sinar
B. 30°
C. 45°
D. 37°

E. 53° II
5. Seorang yang tingginya 160 cm bercermin Koin itu akan terlihat oleh mata ada jarak
pada cermin datar vertikal dengan jarak sekitar …. cm dari permukaan bola.
1,2 meter dari cermin. Panjang cermin A. 14,5
minimum yang dibutuhkan agar orang B. 12,7
tersebut dapat melihat seluruh bayangannya C. 8,52
adalah …. D. 6,12
(dengan pemasangan yang tepat). E. 5,56
A. 160 9. Suatu lensa kacamata memiliki dua
B. 120 kelengkungan yaitu kelengkungan
C. 100 cembung yang jejarinya 3 m dan
D. 80 kelengkungan cekung. Jika kekuatan lensa
E. 60 kacamata tersebut -1/2 dioptri dan indeks
6. Seseorang melihat sepeda motor yang bias-nya terhadap udara adalah 1,5 maka
mendekatinya melalui kaca spion mobil jejari kelengkungan cekung kacamata
yang jarak fokusnya 50/49 m. Jika jarak tersebut adalah …. m
awal sepeda motor dari kaca mobil adalah A. 1/2
50 m dan sepeda motor bergerak dengan B. 3/4
laju tetap 10 m/s, maka laju rata-rata C. 4/5
bayangan sepeda motor sampai detik ke-4 D. 5/6
adalah …. m/s. E. 6/7
A. 1 10. Dua keping polarisator disusun sedemikian
B. 1/4 rupa sehingga cahaya alami dengan
C. 1/8 intensitas A yang masuk ke susunan ini
D. 1/9 intensitasnya menjadi nol ketika keluar
E. 1/54 dari susunan. Kalau disisipkan sekeping
7. Seorang penyelam yang sedang berada polarisator ke susunan polarisator tadi
0,2 m di bawah permukaan air sedang dengan sumbu transmisi yang membentuk
mengamati suatu benda yang berjarak 5 m sudut 30° dengan polarisator pertama maka
di atas permukaan air. Jika indeks bias air intensitas cahaya yang keluar dari susunan
tersebut 4/3 maka bayangan benda yang ini akan menjadi ….
dilihat penyelam berjarak …. A. 1/2 A
A. 6,67 meter di bawah permukaan air B. 1/ 3 B
B. 6,67 meter di atas permukaan air C. 1/8 A
C. 6,67 meter di atas penyelam D. 1/16 A
D. 6,67 meter di bawah penyelam 11. Seberkas cahaya datang dari udara dan air
E. 6,47 meter di atas penyelam (indeks bias air 4/3) dengan sudut datang
53° (sin 53° = 0,8 dan cos 53° = 0,6) maka
berkas cahaya itu ….

Fisika 93
(1) dibiaskan sebagian 14. Suatu berkas laser dengan panjang
(2) dipantulkan sebagian gelombang 690 nm digunakan untuk
(3) mengalami polarisasi linear pada sinar menyinari celah ganda sehingga layar yang
pantul diletakkan pada jarak 3,30 m dari celah
(4) seluruhnya dipantulkan tampak pola gelap terang. Jika jarak antar
12. Sinar monokromatik (panjang gelombang­ terang terdekat adalah 1,80 cm maka jarak
nya di udara adalah λ) yang tiba tegak celah adalah …. mm.
lurus pada selaput tipis (tebal selaput d dan A. 127
indeks bias untuk sinar itu n) dan selaput B. 12,7
berada di udara maka pemantulan sinar C. 1,27
itu akan mengalami interferensi minimum D. 0,127
(gelap) bila d adalah …. E. 0,0127
(1) λ/4n 15. Suatu cahaya menerangi celah ganda
(2) λ/n yang memiliki jarak antar celah 0,10 cm
(3) 3λ/4n sedemikian sehingga terbentuk pola gelap-
(4) λ/2n terang pada layar yang berjarak 80 cm.
13. Gelombang ultrasonik dapat digunakan Ketika pemisahan antar pola terang adalah
untuk memfokuskan kamera otomatik 0,048 cm maka panjang gelombang cahaya
dengan cara menembakan pulsa gelombang yang digunakan tersebut adalah ….
bunyi ke objek dan merekam respon A. 200 nm
baliknya menggunakan sensor. Pada uji B. 300 nm
awal, pulsa ditembakkan dari kamera C. 400 nm
tersebut ke objek berjarak 20,0 m dan D. 600 nm
diperoleh respon setelah 120 ms. Seseorang E. 800 nm
hendak menggunakan kamera tersebut
pada objek serangga dan mendapatkan
respon setelah 12,0 ms. Laju bunyi di udara
sekitar dan jarak tembak kamera ke objek
adalah ….
A. 333,3 m/s dan 0,2 m
B. 333,3 m/s dan 2,0 m
C. 366,7 m/s dan 0,2 m
D. 366,7 m/s dan 2,0 m
E. 366,7 m/s dan 20,0 m

94 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Bab 9
Listrik dan Magnet

Problem Review

Problem Review 1

Arah arus listrik dalam suatu kawat pengantar sama dengan arah gerak elektron dalam penghang
tersebut.
SEBAB
Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari potensial tinggi ke rendah.

Kilas Materi

Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan
waktu. Muatan listrik pada dasarnya dibawa oleh elektron dan proton di dalam sebuah atom. Proton
memiliki muatan positif, sedangkan elektron memiliki muatan negatif. Namun, proton sebagian
besar hanya bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu tempat ke
tempat lainnya ini ditangani oleh elektron. Hal ini karena elektron dalam bahan konduktor seperti
logam sebagian besar bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Pada teori aliran arus listrik, kita
mengenal ada dua teori tentang aliran arus listrik yaitu aliran arus listrik konvensional (conventional
current flow) dan aliran elektron (electron flow).

Aliran arus listrik konvensional Aliran elektron

Sumber: lecturer.ppns.ac.id
Gambar
Gambar aliran elektron pada rangkaian tertutup
Secara konvensional kita sering menyebutkan bahwa aliran listrik dalam suatu rangkaian
elektronika adalah mengalir dari arah positif (+) ke arah negatif (-). Arah aliran arus konvensional
ini adalah aliran arus yang menggunakan prinsip muatan, dimana arus listrik atau current sering
didefinisikan sebagai aliran muatan listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Sedangkan aliran elektron berlawanan dengan arah aliran arus listrik konvensional.
Karena pada dasarnya elektron adalah partikel yang bermuatan negatif dan bergerak bebas yang

Fisika 95
ditarik ke terminal positif. Dengan demikian, arah aliran listrik pada suatu rangkaian adalah aliran
elektron dari kutub negarif baterai (katoda) dan kembali lagi ke kutub positif baterai (anoda). Jadi arah
aliran elektron adalah dari arah negatif (-) ke arah positif (+).

Kilas Soal

Soal seperti di atas, jika kita ingat, materinya adalah materi yang sudah pernah disampaikan
di tingkat sekolah menengah pertama, tingkat kesulitannya tergolong mudah. Yang perlu menjadi
perhatian lebih adalah konsep pengerjaan, karena mencocokkan hubungan sebab-akibat dan menguji
kebenaran dari pernyataan, maka harus menggunakan pengerjaan sesuai instruksi petunjuk B seperti
yang sudah dijelaskan pada kilas soal di materi sebelumnya.
Penjelasan
Arah arus listrik dalam suatu kawat penghantar berlawanan dengan arah gerak elektron dalam
penghantar tersebut. Arus listrik dalam suatu kawat penghantar mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Oleh karena itu, pernyataan salah dan alasan benar. Sehingga
JAWABAN: D
PERNYATAAN SALAH DAN ALASAN BENAR

Problem Review 2

Jumlah muatan dari dua buah muatan q1 dan q2 adalah 6 µC. Jika kedua muatan tersebut dipisahkan
sejauh 3 m, maka masing-masing muatan akan merasakan gaya listrik sebesar 8mN. Besar q1 dan q2
berturut-turut adalah ….
A. 3 µC dan 3 µC D. 4 µC dan 2 µC
B. 5 µC dan 1 µC E. –4 µC dan 10 µC
C. 8 µC dan –2 µC

Kilas Materi

Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap atau statis,
ketidakseimbangan muatan listrik di dalam maupun permukaan benda. Muatan listrik akan tetap
ada sampai benda kehilangan dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik. Muatan
listrik muncul karena adanya perpindahan elektron dari suatu benda ke benda lain. Listrik statis
terjadi ketika benda-benda yang memiliki aliran listrik saling berpautan tanpa adanya sumber daya
listrik atau dengan kata lain benda tersebut dapat menghasilkan proton maupun elektron tanpa
menggunakan elemen pembangkit energi listrik. Namun efek listrik statis dapat terjadi karena adanya
interaksi antar muatan listrik pada kedua benda. Benda dengan muatan sejenis jika didekatkan akan
tolak menolak. Benda dengan muatan tidak sejenis akan tarik menarik. Yang besarnya gaya tarik-
menarik atau tolak-menolak itu dapat dipengaruhi oleh besarnya muatan yang terkandung dalam
benda, dan kuadrat jarak kedua muatan. Atau dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
hukum Coulomb:

96 Modul SBMPTN – 2020 /2021


kq1q2
F=
r2
Dimana,
F = gaya tarik menarik atau tolak menolak (Newton)
 109 Nm 2 
k = konstanta coulomb  9  
 C2 
q1 = besar muatan 1 (coulomb)
q2 = besar muatan 2 (coulomb)
r = jarak antar kedua muatan (m).

Kilas Soal

Jika kita lihat soal di atas, kita menyadari bahwa ternyata soal SBMPTN memanglah lebih rumit
dan dibutuhkan pemahaman konsep yang dalam dibandingkan soal yang biasanya dikeluarkan di
UN, ujian sekolah, ulangan harian dan lain sebagainya. Namun jika kita amati baik-baik soal di atas,
kita akan menemukan langkah pengerjaan yang mudah dan tidak sesulit yang dibayangkan. Sehingga
dapat disimpulkan jika tipe soal seperti di atas, hal mendasar yang dibutuhkan adalah pemahaman
konsep dan menangkap maksud soal yang ditanyakan, lalu mengaplikasikan ke dalam persamaan
yang sesuai.
Penjelasan
Dari keterangan soal, dapat kita dapatkan keterangan dan maksud soal tersebut di antaranya;
q1  q2  6 C
q2  (6  q1 )C
r =3m
F  8 mN
 8  103 N

k  9  109 Nm 2C 2

Penyelesaian dengan menggunakan persamaan hukum Coulomb yaitu;


qq
F  k 122
r
q (6  q1 )  1012
F  9  109 1
32
8  103  (6q1  q12 )  103
8  6q1  q1
q12  6q1  8  0
(q1  2 )(q1  4 )  0
q1  2 C atau q1  4 C

Fisika 97
Sehingga jika salah satu nilai q1 di atas dipakai maka dapat dipastikan nilai dari q2 jelas akan
mengikuti, artinya, jika q1 = 2 μC maka q2 = 4 μC begitu sebaliknya, jika q1 = 4 μC maka q2 = 2 μC
sehingga
JAWABAN: D
4 µC dan 2 µC

Problem Review 3

++++++++++++++++++++++++++++
V
2 mm

––––––––––––––––––
10 cm

Berkas electron berkecepatan v = 106 m/s memasuki celah antara dua pelat kapasitor, sehingga berkas
menyimang sejauh 2 mm ketika keluar dari pelat kapasitor. Besar kuat medan magnet dan arah yang
harus diberikan adalah ….
A. 9,12 × 10-4 T, ke kanan
B. 4,56 × 10-4 T, ke kebawah
C. 4,56 × 10-4 T, ke atas
D. 2,28 × 10-4 T, ke luar bidang
E. 2,28 × 10-4 T, menembus ke dalam bidang

Kilas Materi

Gaya lorentz merupakan gabungan antara gaya elektrik dan gaya magnetik pada suatu medan
elektromagnetik. Gaya lorentz ditimbulkan karena adanya muatan listrik yang bergerak atau karena
adanya arus listrik dalam suatu medan magnet. Ketika terdapat muatan listrik q yang bergerak dengan
kecepatan v pada suatu medan magnetik sebesar B, maka muatan listrik tersebut akan mengalami
gaya Lorentz yang besarnya dapat dihitung dengan rumus :
FLorentz  bqv  sin 

q = merupakan muatan listrik (Coloumb)


v = kecepatan gerak muatan listrik (m/s)
B = kuat medan magnet (Tesla)
α = merupakan sudut yang dibentuk oleh B dan v
Arah gaya Lorentz pada kasus ini adalah tegak lurus dengan arah kuat medan magnet dan
arah kecepatan benda. Arah gaya Lorentz akan berbeda tergantung muatan partikelnya. Perhatikan
gambar di bawah, sesuai denga nkaidah tangan kanan, bila muatan q positif maka arah v searah
dengan I, namun bila muatan q negatif maka arah v berlawanan dengan arah I.

98 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Jika arah medan magnet tegak lurus dengan
arah kecepatan partikel bermuatan listrik, maka
lintasannya akan berbentuk lingkaran sehingga
partikel akan mengalami gaya sentripental yang
besarnya sama dengan gaya Lorentz. Namun jika
dalam suatu gerak benda bermuatan memiliki
massa dan percepatan, maka Gaya Newton akan
bernilai sama dengan gaya Lorentz. Dan besaran
gaya lain terhadap gaya Lorenrz.
Sumber: Studiobelajar.com/gaya-lorentz/
Gambar
Kilas Soal Gambar arah gerak besaran dari hukum lorentz

Tipe soal seperti ini bisa dikatakan soal yang sering dimunculkan di dalam soal UTBK, karena
soal ini adalah soal yang menggunakan hubungan antar konsep, kesulitan yang sering dialami salah
satu diantaranya adalah cara memahami soal, dan menganalisis soal tersebut dengan menggunakan
Fisika. Sehingga dibutuhkan pemahaman beberapa konsep fisika diantaranya mengenai gerak vertikal,
hukum II Newton, dan medan magnet khususnya gaya Lorentz.
Penjelasan
Seperti yang kita ketahui, bahwa di hukum Lorentz ada dua persamaan yang dipakai, persamaan
satu adalah berkaitan arus listrik, medan magnet dan panjang kawat yang dilalui oleh arus listrik,
yang kedua adalah berkaitan muatan listrik, kecepatan gerak muatan dan medan magnet. Sehingga
persamaan yang digunakan adalah F = B . q . v kemudian kita analisis, soal tersebut memiliki terdapat
muatan elektron, sehingga memiliki massa muatan dan terdapat pergerakan pada jarak tertentu serta
memiliki percepatan, sehingga dengan demikian, dapat kita setarakan nilai gaya magnet dengan gaya
Newton, menjadi FNewton = FLorentz atau ma = Bqv ini adalah persamaan pokok yang digunakan untuk
mencari besarnya medan magnet. Lalu kita analisis, besaran percepatan belum ada di soal, maka
dari itu, langkah pertama adalah mencari besarnya percepatan dengan menggunakan konsep gerak
vertikal sebagai mana pada urutan langkah pengerjaan di bawah ini;
Diketahui;
v = 106 m/s
panjang plat s = 10 cm = 10 × 10–2 m = 0,1 m
jarak antar kedua pelat kapasitor atau simpangan h = 2 mm = 2 × 10–3 m
1 2
langkah pertama mencari percepatan dengan menggunakan konsep gerak vertikal y  v0t  at
2
2y
menjadi t y = dan untuk nilai ty belum diketahui jadi kita gunakan tx sehingga tx = ty maka;
a

s 2y

t a
10  102 2(2  103 )
6

10 a
14 3
a  10  4  10
m
a  4  1011
S2

Fisika 99
FN = ma
FL = Bqv
melectron = 9,1 × 10–31 kg
qelectron = 1,6 × 10–19 kg
Maka nilai tersebut digunakan untuk mencari medan magnet (B) dengan cara;
ma = Bqv
9,1 × 10 ∙ 4 × 10–31 = B ∙ 1,6 × 10–19 ∙ 106
–31

B = 2,28 × 10–6 T, arah menembus ke dalam bidang.


JAWABAN E
2,28 × 10–31 T, menembus ke dalam bidang

Problem Review 4

Dua buah lampu listrik A dan B disusun seri dan dipasang pada tegangan 220 V seperti gamabar di
bawah. Spesfikasi lampu A adalah 36W ; 220 V dan lampu B adalah 18W ; 220 V. Pada susunan
lampu tersebut berlaku A B
(1) Tegangan pada kedua lampu sama
(2) Arus pada kedua lampu sama
(3) Daya pada kedua lampu sama
(4) Jumlan daya pada kedua lampu 12W

220 V
Kilas Materi

Materi tentang listrik dinamis masuk di kelas 12 semester ganjil atau semester awal, listrik
dinamis terdiri dari beberapa bab, diantarnya berkaitan arus listrik, rangkaian hambatan, hukum
khirchoff I&II, alat ukur listrik, energi dan daya listrik. Mengacu pada soal yang diberikan di atas,
maka penjelasan untuk kilas materi lebih dipokokkan pada arus listrik (I), rangkaian hambatan
listrik, dan daya (P). Arus listrik sendiri memiliki pengertian banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui penampang suatu penghantar per satuan waktu. Kuat arus listrik dirumuskan dalam
persamaan berikut:
Q
I=
t
Bunyi dari hukum ohm adalah kuat arus yang mengalir dari suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial antaa ujung-ujung penghantar, apabila suhu penghantar tidak berubah. Persamaan
dari hukum Ohm adalah:
V
R=
i

100 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Sedangkan besar hambatan suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh:
1. Jenis kawatnya sebagai hambatan jenisnya (ρ)
2. Panjang kawat (l)
3. Luas penampang kawatnya (A)
Hubungan ketiga besaran tersebut akan diperoleh persamaan berikut:
l
R
A
Besaran hambatan dalam suatu rangkaian listrik dapat disusun secara seri, paralel, dan campuran
antara seri dan paralel. Dari masing-masing rangkaian tersebut, memiliki ciri khas yang saling
membedakan, diantaranya jika pada hambatan seri terdapat ketentuan diantaranya:
1. Hambatan pengganti rangkaian seri sama dengan jumlah setiap hambatan, Rs = R1 + R2 + R3 +
∙∙∙ + Rn
2. Kuat arus yang melalui setiap hambatan bernilai sama dengan nilai kuat arus yang melewati
hambatan pengganti Is = I1 = I2 = I3 = ∙∙∙ = In
3. Tegangan pada hambatan pengganti seri bernilai sama dengan jumlah tegangan pada setiap
hambatan. Sehingga nilai tegangan di tiap hambatan tidak sama, Vs = V1 + V2 + V3 + ∙∙∙ + Vn
Jika pada rangkaian hambatan paralel terdapat ketentuan yang berbeda dengan rangkaian
hambatan seri, diantarnya:
1. Persamaan yang berlaku pada hambatan pengganti rangkaian paralel adalah sebagai berikut;
1 1 1 1 1
    
R p R1 R2 R3 Rn

2. Pada setiap hambatan jumlah kuat arus sama besar dengan kuat arus yang mengalir melalui
hambatan pengganti yang disusun secara paralel. Is = I1 + I2 + I3 + ∙∙∙ + In
3. Tegangan pada hambatan pengganti paralel sama dengan tegangan pada setiap hambatannya.
Vs = V1 = V2 = V3 = ∙∙∙ = Vn
Ketika hambatan listrik dipasang sumber tegangan listrik, maka akan menghasilkan energi
listrik. Energi yang dikeluarkan digunakan untuk memindahkan muatan dari suatu ujung ke ujung
yang lainnya. Besarnya energi listrik dapat dirumuskan ke dalam persamaan seperti di bawah ini;
V2
= Vit
W = t = i 2 Rt
R
Kemudian untuk daya listrik diartikan sebagai energi persatuan waktu, dimana secara matematis
dapat diformulasikan ke dalam persamaan di bawah ini.
W V2
=
P = =
Vi = i 2 R
t R
Keterangan;
W = energi listrik (Joule)
I = arus listrik (A)
R = hambatan listrik (ohm)
t = waktu (s)
P = daya listrik (Watt)
V = potensial listrik (Volt).

Fisika 101
Kilas Soal

Soal seperti di atas, merupakan soal dengan pengerjaannya menggunakan ketentuan B, yang
penyelesaiannya diminta untuk membuktikan pernyataan dari nomor 1 hingga 4. Pemahaman
materi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal di atas adalah listrik dinamis, hanya pada tiap
pernyataan saling berkaitan satu dengan yang lain, karena hasil pembuktian nilai yang didapatkan
digunakan untuk membuktikan pernyataan yang lain..
Penjelasan
Kita ketahui bersama bahwa setiap lampu mempunyai hambatan sehingga susunan lampu
bisa diibaratkan sususnan hambatan. Adapun susunan lampu dan penjelasan besaran pokok di soal
tersebut, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
VA VB
A B

220 V
Sumber: nulis-ilmu.com
Gambar
Gambar susunan seri lampu pada suatu rangkaian tertutup
Pada rangkaian dua lampu seri, arus yang melalui kedua lampu sama besar.
I=
S I=
A IB
Maka [pernyataan 2 benar]
Sedangkan tegangan pada kedua hambatan tidak sama seperti pada gambar di atas dan pada
penjelasan di kilas materi dapat menunjukkan besarnya nilai tegangan, dan arus listrik yang mengalir
di tiap lampu [pernyataan 1 salah, pernyataan 2 benar].
V  V A  VB
Daya lampu dirumuskan sebagai P = VI. Karena nilai VA ≠ VB dan maka PA ≠ PB yang berarti
bahwa daya pada kedua lampu besarnya tidaklah sama. [pernyataan 3 salah]. Penjumlahan daya pada
susunan seri mirip dengan penjumlahan hambatan pada susunan paralel. Maka besarnya daya dapat
dihitung seperti pada langkah berikut ini.
1 1 1
 
p P1 P2
1 1
 
36 18
1 2

36
Maka besarnya P = 36/3 Watt = 12 Watt [pernyataan 4 benar]
JAWABAN: C
pernyataan 2 dan 4 benar

102 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 5

Sebuah bola konduktor dengan jari-jari R memiliki rongga berbentuk bola yang berjari-jari a dihitung
dan pusat bola konduktor, dengan a > R/2. Di pusat bola konduktor diletakkan sebuah muatan titik
1
+Q dan bola konduktor itu diberi muatan listrik +Q. Jika k  dengan ε0 adalah permitivitas
4 0
listrik dalam udara, maka besar kuat medan listrik di sebuah titik yang berjarak R/2 dari pusat bola
konduktor adalah ….
A. 0 D. 8kQ/R2
B. kQ/R 2
E. kQ/(R + a)2
C. 4kQ/R 2

Kilas Materi

Medan listrik dan potensial listrik pada sebuah bola konduktor dengan muatan Q dapat
ditentukan menggunakan hukum Gauss. Jika ingin menghitung besar medan listrik di luar bola
konduktor (r > R), maka kita dapat membuat sebuah permukaan Gauss (garis putus-putus) seperti
pada gambar di bawah ini

Sumber: zenius.com/prologmateri/
Gambar
Gambar besar medan listrik pada daerah tertentu di sekitar bola konduktor
Medan listrik terlihat memiliki besar yang sama pada setiap titik permukaan Gauss dan arahnya
keluar. Formula medan listrik dianggap sama seperti pada muatan titik Q dalam sebuah bola yaitu
Q Q
E k 2
4 0 r 2
r

Persamaan di atas berlaku jika nilai r > R dengan r merupakan jari-jari permukaan Gauss< R
merupakan jari-jari bola, Q merupakan total muatan listrik dalam permukaan, dan ε0 merupakan
konstanta listrik (permitivitas ruang hampa) (ε0 = 8,854 × 10–12). Sedangkan potensial listrik di luar
bola konduktor adalah:
kQ
V =
r

Fisika 103
Dengan k merupakan konstanta Coulomb (8,99 × 109 Nm2 C–2) jika ingin menghitung besar
medan listrik dan potensial listrik dalam bola konduktor (r < R) seperti pada gambar berikut maka
kita dapat membuat permukaan Gauss di dalam bola seperti berikut.

Sumber: zenius.com/prologmateri/
Gambar
Gambar besar medan listrik pada daerah tertentu di sekitar bola konduktor
Karena semua muatan berada pada permukaan konduktor, maka medan listrik dalam bola
adalah nol.
E  0 untuk r  R

Sedangkan potensial listrik di dalam bola konduktor adalah


Q
V =k
r

Kilas Soal

Masih dalam materi listrik statis hanya bedanya untuk soal di atas, berikaitan dengan hukum
Gauss yaitu mutan dalam bola berongga. Untuk menghitung besaran medan listrik dan potensial
listrik pada bola berongga perlu diperhatikan perbedaan letak muatan dari pusat bola berongga dengan
jari-jari bola berongga. Karena besar kecilnya jari-jari dan letak muatan akan berbeda persamaan.
Penjelasan
Untuk memudahkan penyelesaian soal di atas, maka perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini

Ilustrasinya belum ada, di naskah wordnya juga belum ada

Jika tidak ada muatan di pusat bola konduktor maka bear kuat medan listrik di dalam bola
konduktor tersebut adalah nol. Akan tetapi karena di pusat bola konduktor terdapat muatan +Q,
maka kuat medan listrik di suatu titik di dalam bola konduktor dipengaruhi muatan pusat tersebut.
Sedangkan muatan di luar bola tidak berpengaruh.

104 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Adapun besaer muatan titik di dalam bola konduktor tersebut adalah:
kQ 1
=V =2
dengan r R
r 2
Maka
kQ
 2
1 
 R 
2 
kQ

1 2
R
4
kQ
4 2
R
Jadi besar kuat medan listrik di titik yang berjarak R/2 dari pusat bola konduktor adalah
JAWABAN: C
4Kq/R2

Latihan Soal

1. Pada gambar rangkaian listrik berikut A, B, A. 36 W


C, D dan E adalah lampu pijar identik. B. 30 W
A C. 24 W
D. 18 W
B D E E. 12 W
3. Besar GGL maksimum pada generator arus
bolak-balik berbanding lurus dengan ….
+ – (1) Jumlah lilitan
(2) Besar medan magnet
Jika lampu B dilepas, lampu yang menyala (3) Kecepatan sudut putaran
lebih terang adalah …. (4) Diameter kawat kumparan
A. Lampu A dan C 4. Kawat berarus listrik yang sejajar dengan
B. Lampu A dan D medan magnet tidak mengalami gaya
C. Lampu C dan D magnet
D. Lampu C dan E SEBAB
E. Lampu D dan E
2. Di sebuah rumah terpasang dua buah bola Gaya magnet hanya dialami oleh kawat
lampu masing-masing tertulis 60 watt, berarus listrik yang tegak lurus medan
120 volt dan 40 watt, 120 volt. Jika kedua magnet
bola lampu tersebut dihubungkan seri pasa 5. Daya yang terdisipasi pada masing-masing
tegangan 120 volt. Berapa jumlah daya lampu pada gambar di bawah ini adalah
pada kedua bola lampu tersebut? sama besar. Perbandingan hambatan
R1 : R2 : R3 adalah ….

Fisika 105
A. 1 : 1 : 4 R1
R3 D. Energi magnetik pada solenoid tidak
B. 1 : 2 : 4 bergantung pada jenis logam.
C. 1 : 2 : 2 R2 E. Energi magnetik pada solenoid
D. 1 : 1 : 0,5 bertambah karena batang logam
E. 1 : 1 : 0,25 mempengaruhi arus listrik
6. Sebuah muatan listik -1 C bergerak dengan 9. Perhatikan rangkaian listrik berikut.
kecepatan 20 m/s ke kanan memasuki S1 = 6,0 V
medan magnet 0,1 T yang arahnya masuk – +
ke bidang gambar. Besar dan arah gaya a b
magnet yang dialami muatan tersebut
R2 = 10 Ω R1 = 8,0 Ω
adalah ….
A. 2 N ke luar bidang gambar d – + c
B. 2 N ke bawah S2 = 12 V
C. 2 N ke atas
D. 0,2 N ke bawah Arus yang mengalir pada tahanan 8 Ω
E. 0,2 N ke atas adalah 0.66 A dengan arah dari b ke a.
7. Sebuah batang magnet dan sebuah SEBAB
kumparan disusun dalam satu sumbu
Pada rangkaian listrik tersebut berlaku
(sumbu x) seperti gambar di bawah ini.
Hukum Kirchoff.
Y y2
1 10 Sebuah loop segiemat berada di dekat
sebuah kawat berarus. Manakah di antara
x
S U kejadian yang deperhatikan gambar-
gambar berikut ini yang menyebabkan
PQ munculnya arus induksi pada lop dengan
arah yang sesuai?
Jika kumparan tetap sedangkan batang Arus bertambah
(1)
magnet diputar dengan sumbu putar y,
akan terjadi adalah ….
(1) Tidak terjadi perubahan fluks magnet (2)
pada kumpuran Arus berkurang
(2) Timbul arus bolak-balik pada
kumparan
(3) Timbul arus searah pada kumparan (3) Arus berkurang
(4) Kuat medan magnet yang dihasilkan
batang tetap
8. Ketika ke dalam sebuah solenoid yang Tidak ada
dialiri listrik dimasukkan sebatang logam, arus induksi
maka energi magnetiknya bertambah,
(4) Arus tetap
Manakah pernyataan berikut yang benar?
A. Energi magnetic berada dalam batang
logam. 11. Kumparan rotan generator AC memiliki
B. Permeabilitas batang logam lebih kecil 100 lilitan dengan penampang lintang
dari pada vakum. luasnya 0,05 m2 dan hambatan 100Ω.
C. Kuat medan magnet silenoida tetap. Rator diputar dalam medan magnet 2 tesla
dengan frekuensi 50 Hz. Arus maksimum
yang diinduksikan adalah ….

106 Modul SBMPTN – 2020 /2021


A. 0,314 A 14. Seorang siswa menginginkan arus listrik AC
B. 3,140 A 0,5 A. Ia menghubungkan transformator
C. 6,280 A yang efisiensinya 80% dan jumlah lilitannya
D. 31,400 A 100 dan 200 dengan sumber arus 1,25 A
E. 62,800 A yang berasal dari baterai. Ternyata ia tidak
12. R 0,3 A mendapatkan arus listrik yang diharapkan,
A Ia mendapatkan arus listrik ….
V A. 2,5 A karena ia menghubungkan
1,5 V lilitan 200 dengan sumber arus.
– + B. 0,625 A karena ia menghubungkan
lilitan 100 dengan sumber arus.
Metode ampere-voltmeter dipasang seperti
C. 0,5 A karena ia menghubungkan
gambar ntuk mengetahui besar hambatan
lilitan 200 dengan sumber arus.
R. Maka besar nilia R adalah ….
D. 0,5 A karena ia menghubugkan lilitan
A. 0,4 ohm 100 dengan sumber arus.
B. 4,5 ohm E. 0 A karena ia menghubungkan lilitan
C. 5,0 ohm 100 dengan sumber arus.
D. 5,5 ohm
15.
E. 6,0 ohm S
13. Sebuah rangkaian listrik ditunjukan oleh
R1
gambar berikut. Kuat arus yang melalui
kawat K adalah …. A
– +
2Ω K2V 6Ω
Diketahui rangkaian listrik seperti pada
5Ω
gambar. Jika saklar dibuka, maka yang
2Ω 6Ω terjadi pada amperemeter (A) adalah ….

A. 0,2 A A. pembacaan amperemeter mengecil
B. 0,4 A B. tidak terjadi perubahan pada
C. 0,5 A amperemeter
D. 0,6 A C. terjadi hubungan singkat pada
E. 0,7 A amperemeter
D. pembacaan amperemeter membesar
E. tagangan pada amperemeter
bertambah besar

Fisika 107
Bab 10
Fisika Modern

Problem Review

Problem Review 1

Cahaya dengan frekuensi 8 × 1014 Hz dijatuhkan pada suatu logam. Jika fotoelektron dengan energi
kinetik maksimum sebesar 1,6 × 10-19 dilepaskan oleh permukaan logam tersebut, maka fungsi kerja
dari logam tersebut adalah …. (konstanta Planck adalah 6,63 × 10-34 J-s)
A. 3,70 x 10-19 J D. 6,70 x 10-19 J
B. 4,70 x 10 J
-19
E. 7,30 x 10-19 J
C. 5,30 x 10 J
-19

Kilas Materi

Pada model Einstein mengenai efek fotolistrik, sebuah foton dengan intensitas cahaya memberikan
semua energinya hf ke sebuah elektron yang terdapat di plat logam. Akan tetapi, penyerapan energi
oleh elektron tidak terjadi secara terus-menerus dimana energi dipindahkan ke elektron dengan
paket tertentu, berbeda seperti yang dijabarkan pada teori gelombang. Pemindahan energi tersebut
terjadi dengan konfigurasi satu foton untuk satu elektron (Kanginan, 2006). Elektron keluar dari
permukaan plat logam dan tidak bertabrakan dengan atom lainnya sebelum mengeluarkan energi
kinetik maksimum Ekmaks, menurut Einstein, besarnya energi kinetik maksimum untuk elektron yang
terbebas tersebut dirumuskan dengan:
Ek  E  W0
Ek  hf  hf 0
Ek  h( f  f 0 )
Dimana,
Ek = Energi kinetik elektron (J)
E = Energi foton (J)
W0 = fungsi kerja minimum atau energi ambang elektron (J)
h = konstanta planck (js)
f = frekuensi foton (Hz)
f0 = frekuensi ambang (Hz)
Fungsi kerja menggambarkan energi minimum yang diperlukan agar elektron dapat terus
menempel pada logam. Dengan menggunakan foton sebagai model cahaya, efek fotolistrik dapat
dijelaskan dengan benar daripada yang diprediksikan oleh konsep-konsep klasik,

108 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Syarat terjadinya efek fotolistrik antara lain 1) Energi radiasi foton harus lebih besar dari energi
ambang keping katoda. 2) Panjang gelombang radiasi foton lebih kecil dari panjang gelombang
ambang. 3) Frekuensi radiasi foton lebih besar dari frekuensi ambang.

Kilas Soal

Pada dasarnya soal di atas, termasuk soal yang sering dikeluarkan di ujian atau ulangan di
sekolah. Selain itu dalam pengerjaan soal, hanya menggunakan satu konsep pembahasan yaitu materi
efek fotolistrik saja. Sehingga soal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam soal dengan tingkat
kesulitan menengah-mudah.
Penjelasan
Yang diketahui:
Frekuensi (f ) = 8 × 1014 Hz
Energi Kinetik (Ek) = 1,6 × 10–19 J
konstanta Planc (h) = 6,6 × 10–34
yang ditanyakan:
fungsi kerja logam (W0)
penyelesaian:
persamaan energi:
E  EK  W0
Dimana E = hf
hf  Ek  W0
W0  hf  Ek
W0  (6, 6  1034 Js  8  1014 Hz )  1, 6  1019 J
W0  5, 28  1019 J  1, 6  1019 J
W0  3, 704  1019 J

JAWABAN: A
3,704 × 10–19 J

Problem Review 2

Sekelompok alien dari luar angkasa bergerak menuju bumi dengan kecepatan 0,8 c (c adalah
kecepatan cahaya). Mereka menyatakan telah menempuh jarak 60 tahun cahaya. Pengamatan di
bumi menyatakan bahwa jarak tersebut adalah …. tahun cahaya
A. 120 D. 80
B. 110 E. 60
C. 100

Fisika 109
Kilas Materi

Teori relativitas khusus yang pertama digagas oleh Einstein memiliki dua postulat atau konsep
diantaranya; pertama, hukum fisika berlaku untuk tiap objek dalam semua kerangka acuan yang
bergerak dengan kecepatan tetap (inersia) terhadap yang lain. Artinya, bentuk persamaan fisika akan
selalu sama walaupun diamati dalam keadaan bergerak. Konsep kedua menyebutkan bahwa kelajuan
cahaya dalam ruang hampa selalu sama untuk semua pengamat dan tidak bergantung pada gerak
sumber cahaya maupun pengamatnya. Dengan kecepatan cahaya c = 3 × 108 m/s. Berdasarkan kedua
postulat tersebut, Einstein mengatakan bahwa tidak ada benda bermassa yang dapat menempuh
atau menyamai kecepatan cahaya. Teori relativitas menyebabkan perubahan persepsi terhadap hal-hal
yang kita alami tiap harinya, seperti relativitas kecepatan, pemuaian waktu, kontraksi Lorentz, serta
Relativitas massa dan energi. Diantara yang berkaitan dengan soal di atas, materi yang akan dijelaskan
adalah konstraksi Lorentz, menurut teori relativitas, ruang dan waktu tidaklah konstan. Karena itu,
benda yang memiliki panjang L0 akan teramati sebesar L oleh pengamat yang bergerak sejajar dengan
benda tersebut dengan kecepatan v. Semakin besar kecepatan pengamat, semakin pendek pula benda
akan terlihat dari panjang aslinya. Kontraksi Lorentz dapat dirumuskan sebagai berikut:
v2
L  L0 1 
c2
Dengan
L = panjang benda yang diamati pengamat yang bergerak dengan kecepatan v.
L0 = panjang benda yang diamati pengamat yang diam
v = kecepatan pengamat
c = kecepatan rambat cahaya

Kilas Soal

Dalam pengelompokan soal untuk fisika modern, Tipe soal seperti pada problem review di atas
cukup jarang dikeluarkan, hanya saja jika dimunculkan dikaitkan konsep materi yang lain. Karena
tipe soal seperti ini cukup umum dikeluarkan di ujian atau ulangan sekolah.
Penjelasan
Seperti yang sudah dijelaskan pada kilas materi, bahwa untuk mencari panjang suatu benda
v2
maka persamaan yang digunakan adalah L  L0  1  untuk cara mudah menyelesaikan, nilai
c2
dari v yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya v selalu memiliki hubungan
pytagoras dengan faktor pengalinya. Artinya jika di soal kecepatan gerak alien 0,8c maka pasangan
v2
pytagorasnya 0,6c dan nilai 0,6c ini adalah nilai 1−
sehingga persamaannya menjadi L = L0
c2
× 0,6 sedangkan pertanyaannya adalah panjang menurut pengamat yang ada di bumi (L0) maka
L 60
L0 = menjadi =
L0 = 100 tahun cahaya. .
0, 6 0, 6
JAWABAN: C
100

110 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Problem Review 3

Menurut model atom Bohr, jika elektron pada atom hidrogen bertransisi dari keadaan n ke keadaan
(n – 1), maka perubahan radius atom hidrogen adalah sebanding dengan ….
A. 2n – 1 D. 2n + 1
B. 2(n – 1) E. 2(n + 1)
C. 2n

Kilas Materi

Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti berukuran sangat kecil dan
bermuatan positif oleh elektron bermuatan negatif yang mempunyai orbit. Seperti pada gambar
berikut ini

Sumber: ilmukimia.org
Gambar
Gambar teori model atom Bohr
Bohr menyimpulkan bahwa apabila elektron meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi
maka elektron menyerap suatu kuantum energi. Sebaliknya, jika elektron akan jatuh ke orbit yang
lebih dekat inti atom maka elektron itu memancarkan suatu kuantum energi.
Model atom bohr berbentuk seperti tata surya, dengan elektron yang berada di lintasan
peredaran (orbit) mengelilingi inti bermuatan positif yang ukurannya sangat kecil. Gaya gravitasi
pada tata surya secara matematis dapat diilustrasikan sebagai gaya coulomb antara nukleus (inti) yang
bermuatan positif dengan elektron bermuatan negatif. Orbit terendah diperoleh untuk n=1 disebut
h2 nh
sebagai radius Bohr (α0) dengan nilai a0 = 2 dan
v  2 maka diperoleh nilai r:
mke mr 

n2 h 2
r atau rn = n 2 r0
4 2me 2 k

Dengan
r = jari-jari lintasan stasioner (m)
h = konstanta planck = 6,63 × 10–34 Js
m = massa elektron = 9,1 × 10–31 Js
e = muatan elektron = 1,6 × 10–19 Js
n = bilangan kuantum utama = 1, 2, 3, ...
a0 = jari-jari Bohr = 0,529 Å

Fisika 111
Kilas Soal

Jika diamati pada soal di atas, kita akan menemukan tipe soal yang berbeda dengan soal yang
umum dikeluarkan untuk materi fisika modern terlebih soal ujian maupun ulangan di tingkat 12
SMA. Materi dasar yang dibutuhkan adalah tentang materi model atom khususnya pada model atom
Bohr.
Penjelasan
Jari-jari atom hidrogen pada keadaan n menurut model atom Bohr adalah:
rn = n 2 r0

Sedangkan jari-jari atom hidrogen pada keadaan n-1 adalah:


rn  1  (n  1)2 r0

Dengan demikian, perubahan jari-jari atom hidrogen yang bertransasi dari keadaan n ke keadaan
(n-1) adalah:
r  rn  rn  1
 [n 2  (n  1)2 ]r0
 [n 2  (n 2  2n  1)]r0
 (n 2  n 2  2n  1)r0
 (22n  1)r0
r  2n  1
Jadi perubahan radius atom hidrogen yang bertransasi dari keadaan n ke keadaan (n-1) sebanding
dengan 2n-1. Dengan demikian
JAWABAN: A
2n-1

Problem Review 4

Sebuah benda pasa suhu T memancarkan radiasi termal dengan panjang gelombang yang bervariasi.
Radiasi dengan panjang gelombang 580 mikrometer memiliki intensitas maksimum. Jika suhu benda
dinaikkan menjadi 2T, maka panjang gelombang radiasi dengan inte2nsitas maksimum berubah
menjai ….
A. 72,5 mikrometer D. 580 mikrometer
B. 145 mikrometer E. 1.160 mikrometer
C. 290 mikrometer

112 Modul SBMPTN – 2020 /2021


Kilas Materi

Wien menjelaskan bahwa panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser ke
panjang gelombang yang lebih pendek (ke frekuensi yang lebih tinggi) apabila suhunya semakin
meningkat. Misalnya pada batang besi yang terus dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi,
awalnya batang besi berwarna kemerahan, karena suhunya terus naik warna batang besi berubah
menjadi kuning kemerahan dan akhirnya memijar dan pada akhirnya akan berwarna biru. Panjang
gelombang cahaya merah lebih besar daripada panjang gelombang biru, artinya dengan frekuensi
gelombang cahaya merah lebih rendah daripada frekuensi gelombang cahaya kuning. Perubahan
warna pada benda mununjukkan perubahan intensitas radiasi benda. Ketika suhu benda berubah,
maka intensitas benda akan ikut berubah atau terjadi pergeseran, pergeseran ini dapat digunakan
untuk memperkirakan suhu benda atau biasa disebut Pergeseran Wien. Adapun gambaran hubungan
antara intensitas radiasi benda hitam terhadap panjang gelombang pada suhu yang berbeda dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber: ask.metafilter.com
Gambar
Gambar grafik spektrum radiasi benda hitam
Dapat dilihat bahwa ketika suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas
maksimum (λmaks) bergerser ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek. Berdasarkan percobaan
Wien dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
maksT  C

Dengan:
λmaks = panjang gelombang untuk intensitas maksimum (m)
C = tetapan pergeseran Wien = 2,9 × 10–3 m.K
T = Suhu (K).

Kilas Soal

Soal di atas dapat dikelompokkan pada soal dengan tingkat kesulitan menengah-atas, karena
siswa diminta untuk menganalisa teori dan persamaan untuk diaplikasikan ke dalam suatu kesimpulan
sesuai dengan pilihan jawaban yang diberikan. Materi dasar yang dibutuhkan adalalh pemahaman
mengenai materi teori Wien.

Fisika 113
Penjelasan
Diketahui:
T1 = T
λm1 = 580 μm
T2 = 2T
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa hukum pergeseran Wien menyatakan apabila
suhu benda dinaikkan maka panjang gelombang yang dipancarkan pada intensitas maksimum
bergeser ke panjang gelombang yang rendah. Artinya, suhu benda berbanding terbalik dengan
panjang gelombang yang dipancarkan.
1
T 
m
T2 m1

T1 m 2
2T 580 m

T m 2
580 m
m 2 
2
 290 m

Jadi panjang gelombang radiasi dengan intensitas maksimum setelah suhu dinaikkan menjadi
2T berubah menjadi 290 mikrometer. Sehingga
JAWABAN: C
290 mikrometer

Problem Review 5

Sebuah atom hydrogen dipapari gelombang elektromagnetik hingga tereksitasi. Atom-atom ini
kemudian memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga turun ke keadaan eksitasi pertama.
Panjang gelombang terbesar dua garis spektral yang dihasilkan adalah ….
A. 1.282 nm dan 1.094 nm D. 122 nm dan 103 nm
B. 656 nm dan 486 nm E. 97 nm dan 95 nm
C. 434 nm dan 410 nm

Kilas Materi

Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling sederhana yaitu terdiri ats 1
elektron dan satu proton. Kesederhanaan dari struktur ini menghasilkan spektrum yang sederhana
pula sehingga lebih mudah untuk diamati dan dipelajari. Untuk dapat mengamati spektrum atom
hidrogen dilakukan suatu percobaan dengan menggunakan gas hidrogen pada tabung bertekanan
rendah. Dan tabung tersebut dihubungkan dengan beda potensial tertentu sehingga dihasilkan atom-
atom hidrogen dan memancarkan cahaya. Cahaya tersebut diteruskan pada sebuah celah sempit agar

114 Modul SBMPTN – 2020 /2021


terpolarisasi dan dibiaskan melalui prisma kaca. Hasil pembiasan dari prisma akan ditangkap oleh
layar. Dan hasil yang tertampil pada layar adalah spektrum garis. Spektrum ini akan menghasilkan
panjang gelombang dimana panjang gelombang ini dipengaruhi oleh transisi elektron dari kulit ke
kulit dengan mengikuti persamaan seperti berikut:
1  1 1 
 R 2  2 
  n m 
Dengan;
λ = panjang gelombang yang dihasilkan spektrum atom hidrogen (m)
R = tetapan Ryberg (1,097 × 107 m–1)
n = kulit elektron yang dituju
m = kulit elektron mula-mula
atau untuk memudahkan perhitungan dapat menggunakan persamaan seperti di bawah ini;
n 2m2

(m 2  n 2 )R

Panjang gelombang yang dihasilkan dari spektrum atom hidrogen merupakan sebuah bilangan
istimewa yang menghasilkan sebuah deret yang disebut deret spektral (Foster, 2006). Deret spektral
yang pertama ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama J.J Balmer pada tahun 1885 ketika dia
sedang mempelajari bagian sinar tampak pada spektrum atom hidrogen, namun jika dilihat dari nilai
panjang gelombang yang dihasilkan pada transisi elektron dari kulit luar menuju kulit dalam dari
lintasan elektron dapat diurutkan nilai n dan m seperti berikut ini.
1. Deret Lyman untuk n = 1 dan m = 2, 3, 4, 5, ...
2. Deret Balmer untuk n = 2 dan m = 3, 4, 5, 6, ...
3. Deret Paschen untuk n = 3 dan m = 4, 5, 6, 7, ...
4. Deret Bracket untuk n = 4 dan m = 5, 6, 7, 8, ...
5. Deret Pfund untuk n = 5 dan m = 6, 7, 8, 9, ...

Kilas Soal

Dari materi yang disampaikan pada soal di atas, masuk dalam meteri fisika atom. Salah satu hal
yang menyulitkan adalah jarang disampaikan secara detail tentang teori atom hidrogen. Sehingga
banyak siswa yang tidak menduga soal seperti di atas akan dikeluarkan. Sehingga siswa sebaiknya
mencari literatur secara mandiri guna mengantisipasi soal-soal tidak disampaikan di kelas namun
dikeluarkan dalam soal UTBK.
Penjelasan
Persamaan spektrum atom hidrogen seperti yang disampaikan pada kilas materi di atas adalah
1  1 1 
 R 2  2 
 n m 

Fisika 115
Untuk eksitasi tingkat pertama berarti elektron menuju kulit L (n=2). Sehingga kita gunakan
persamaan Balmer (n=2 dan m=3,4,5,...). maka persamaan di atas menjadi
1  1 1 
 1, 097  107  2  2 
 2 3 
1  5 
 1, 097  107  
  36 
36
  656 nm
5, 485  107
Untuk n = 4 (terkecil ke-2) menghasilkan panjang gelombang terbesar ke-2:
1  1 1
 1, 097  107  2  
 2 4
1  3
 1, 097  107  
  16 
16
  486 nm
3, 291  107

JAWABAN: B
656 nm dan 486 nm

Latihan Soal

1. Pasangan fenomena di bawah ini yang 3. Mana pernyataan yang benar mengenai
menunjukkan perilaku sifat dualism yaitu efek fotolistrik?
gelombang sebagai partikel dan partikel A. Menaikan intensitas cahaya
sebagai gelombang berturut-turut adalah menambah laju perpindahan energi
…. ke logam,
A. Efek fotolistrik dan efek Compton B. Menaikan intensitas cahaya
B. Difraksi sinar-X dan efek fotolistrik menambah energi kinetik
C. Difraksi elektron dan difraksi sinar-X fotoelektron.
D. Efek Compton dan difraksi elektron C. Tidak ada jeda waktu antara
E. Difraksi sinar-X dan efek Compton pencahayaan dan teremisinya elektron
2. Permukaan sebuah lempeng logam natrium dari permukaan logam.
disinari dengan seberkas foton berenergi D. Elektron akan teremisi hanya bila
4,43 eV. Jika fungsi kerja natrium adalah frekuensi cahaya daang sama dengan
2,28 eV, maka energi kinetik maksimum frekuensi tertentu.
elektron yang dihasilkannya adalah …. E. Tidak ada hubungan antara frekuensi
cahaya dan energi kinetik fotoelektron.
A. 2,15 eV
B. 2,28 eV 4. Sebuah pesawat bergerak dengan laju
C. 4,56 eV relaktivisik v terhadap Bumi. Sebuah
D. 6,71 eV peluru bermassa diam m ditembakkan
E. 8,86 eV searah dengan pesawat dengan laju v relatif
terhadap pesawat. Menurut pengamat di
Bumi, energi kinetik peluru itu 8mc2/5.
Jika c adalah laju cahaya, besar v adalah ….

116 Modul SBMPTN – 2020 /2021


A. c/3 8. Perbandingan usia yang dinyatakan dalam
B. c/2 tahun antara dua kakak beradik saat sang
C. 3c/5 kakak memulai perjalanan ruang angkasa
D. 2c/3 adalah 11/10. Jika kecepatan pesawat ruang
E. 3c/4 angkasa yang ditumpangi adalah 0,9c dan
5. Reaksi inti berikut ini akan lengkap jika sang kakak melakukan perjalan ke planet
inti X adalah …. dari suatu bintang selama 6 tahun, maka
perbandingan usia antara kakak dan sang
14
N  42 He  1, 2 MeV  X  11 H adik menurut perhitungan sang adik adalah
7

16 (c adalah cepat rambat cahaya dalam ruang


A. O
8
hampa) ….
17
B. 8 O A. 11/53
C. 18
O B. 11/55
8
C. 11/57
16
D. 9 F D. 11/59
16 E. 11/61
E. 6 N
9. Pada sebuah dinding tegak terdapat gambar
6. Sebuah pesawat bergerak dengan laju sebuah segitiga sama sisi dengan panjang
relaktivisik v terhadap Bumi. Sebuah sisi 3 m dengan salah satu sisi membentuk
peluru bermassa diam m ditembakkan sudut 30° terhadap bidang horizontal.
searah dengan pesawat dengan laju v relatif Seandainya segitiga tersebut dilihat oleh
terhadap pesawat. Menurut pengamat di orang yang berada di dalam pesawat yang
Bumi, energi kinetik peluru itu 8mc2/5. bergerak horizontal ternyata luas segitiga
Jika c adalah laju cahaya, besar v adalah …. tersebut adalah 1, 8 3 m 2 maka kecepatan
A. c/3 pesawat tersebut adalah ….
B. c/2 A. 0,35 c
C. 3c/5 B. 0,50 c
D. 2c/3 C. 0,60 c
E. 3c/4 D. 0,80 c
7. Elektron-elektron dari suatu filament E. 0,95 c
dipercepat dengan benda potensial V 10 Warna biru langit terjadi akibat adanya
sehingga menumbuk batang tembaga. Spek- hamburan cahaya matahri oleh molekul-
trum kontinudari sinar-x yang dihasilkan molekul udara.
mempunyai frekuensi maksimum 1,2 ×
1019 HZ. SEBAB
Cahaya biru mempunyai panjang
Cu filamen gelombang yang lebih panjang dari pada
cahaya merah sehingga akan mengalami
Sinar X hamburan dengan intensitas yang kasar.

11. Seorang astronot pada suatu pesawat angkasa
Benda potensial antara batang Cu dan
luar yang bergerak dengan kecepatan
filamen adalah
konstan 0,6c relatif terhadap bumi sedang
A. 40 kV melakukan percobaan tumbukan dua
B. 45 kV bola logam lalu menyimpulkan bahwa
C. 50 kV momentum dan energi dalam sistem dua
D. 55 kV bola itu kekal. Kesimpulan pengamat
E. 60 kV

Fisika 117
yang berada di bumi terhadap percobaan 13. Sebuah reaktor atom menghasilkan daya
astronot itu adalah ….. 200 MW. Bila tiap hari massa bahan
A. momentum dan energi dua bola itu bakarnya berkurang 240 mg dan reaktor
kekal beroperasi penuh tanpa istirahat, maka
B. momentum sistem dua bola kekal tapi efisiensi reaktor adalah …. %
energinya tidak A. 20
C. energi sistem dua bola kekal tapi B. 25
momentumnya tidak C. 50
D. kedua-dua energi dan momentum D. 75
sistem dua bola tidak kekal E. 80
E. tumbukan tidak pernah terjadi 14. Waktu paruh dari suatu partikel adalah 4
12. Elektron A bergerak ke Barat dengan laju tahun. Berapa banyak bagian dari partikel
0,6c relatif terhadap laboratorium. Elektron yang tersisa setelah 12 tahun?
B juga bergerak ke Barat dengan laju 0,8c A. 1/2
relatif terhadap laboratorium. Berapa laju B. 1/3
relatif elektron A menurut kerangka acuan C. 1/4
dimana elektron B berada dalam keadaan D. 1/8
diam? E. 1/12
4 15. Isotop thorium 23490Th mengalami peluruhan
A. c mendekati B
5 sesuai persamaan berikut:
4
B. c menjauhi B 234
Th  ZA X  42 He
5 90

12 Elemen X tersebut adalah ....


C. c mendekati B
13 A. 238
U
92
5
D. c mendekati B B. 230
Ra
13 88

236
5 C. 94 Pu
E. c menjauhi B
13 D. 238
Ra
88

230
E. 92 U

118 Modul SBMPTN – 2020 /2021

Anda mungkin juga menyukai