Tujuan:
Dasar Teori
Catch Per Unit Effort ( CPUE ) atau jumlah hasil tangkapan atau produksi perikanan pertahun
merupakan analisis yang dilakukan sebagai indikasi kelimpahan stok ikan per tahun dalam suatu
perairan ( Febriani et al., 2014 ). Nilai CPUE dapat mencerminkan tingkat produktifitas dari upaya
penangkapan/ effort yang dilakukan. Semakin tinggi nilai CPUE maka tingkat efisiensi penggunaan
effort semakin baik. Sehingga ketika upaya penangkapan atau effort terus dilakukan penambahan,
maka akan berpengaruh terhadap produktivitas sumberdaya perikanan yang akan mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Oleh karena itu dengan mengetahui nilai CPUE pada suatu
perairan maka data tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan pengelolaan sumberdaya
perikanan. Misalnya seperti pengaturan jumlah upaya penangkapan, besaran ukuran mata jaring
yang digunakan, dan pembatasan waktu atau daerah penangkapan. Sehingga sumberdaya perikanan
pada perairan tersebut akan tetap lestari dan tercapai pemanfaatan yang optimum ( Wurlianty et al.,
2015 ).
Menurut Noija et al. (2014 ) perhitungan nilai Catch Per Unit Effort ( CPUE ) dapat dilakukan
𝒄𝒂𝒕𝒄𝒉
melalui perhitungan dengan rumus : CPUEt = 𝑬𝒇𝒇𝒐𝒓𝒕𝒕 , dengan catch yang merupakan jumlah hasil
𝒕
tangkapan pada tahun ke –t dan effort yang merupakan upaya penangkapan pada tahun ke –t. Hasil
Cara Kerja:
Dalam praktikum acara Catch Per Unit Effort ( CPUE ) dilakukan dengan dikumpulkannya
data hasil tangkapan ( produksi ) dan upaya ( alat/trip/kapal ) dari TPI/Statistik Perikanan selama
kurang lebih lima tahun. Dengan menggunakan perangkat Ms. Excel data hasil tangkapan dan
upaya yang telah diperoleh digunakan untuk menghitung nilai Catch Per Unit Effort ( CPUE )
𝑪𝒂𝒕𝒄𝒉
dengan rumus 𝐂𝐏𝐔𝐄 = ( kg/unit ) per tahunnya. Dari data yang telah diperoleh jumlah hasil
𝑬𝒇𝒇𝒐𝒓𝒕
tangkapan kumulatif dihitung. Persamaan regresi linear tangkapan vs CPUE dan upaya vs CPUE di
cari Nilai X dan Y diplot sesuai untuk masing – masing persamaan regresi linear. Nilai E MSY dan
CMSY dihitung dan dibandingkan dengan data dari tahun ke tahun.
6000
y = 7E-06x + 1796.1
5000 R² = 0.0712
4000
3000
2000
1000
0
0 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000
𝑎 1796,1
Saat y = 0, maka dugaan populasi = 𝑏 = = 256585714,3
0,000007
6000
5000
y = 0.3337x - 3079.8
4000 R² = 0.0233
3000
2000
1000
0
15500 16000 16500 17000 17500 18000 18500
𝑎2 3079,82
CMSY = 4𝑏 = 4(0,3337) = 7106059,365
𝑎 3079,8
EMSY = 2𝑏 = 2(0,3337) = 4614,623914
Pembahasan
Prinsip kerja dari kegiatan acara Catch Per Unit Effort ( CPUE ) adalah membuat grafik
regresi linear dari data tangkapan dan upaya penangkapan suatu provinsi untuk mengetahui kondisi
perikanan di provinsi tersebut. Dalam praktikum acara Catch Per Unit Effort ( CPUE ) dilakukan
dengan dikumpulkannya data hasil tangkapan ( produksi ) dan upaya ( alat/trip/kapal ) dari
TPI/Statistik Perikanan selama kurang lebih lima tahun. Dengan menggunakan perangkat Ms.
Excel data hasil tangkapan dan upaya yang telah diperoleh digunakan untuk menghitung nilai
𝑪𝒂𝒕𝒄𝒉
Catch Per Unit Effort ( CPUE ) dengan rumus 𝐂𝐏𝐔𝐄 = ( kg/unit ) per tahunnya. Dari data
𝑬𝒇𝒇𝒐𝒓𝒕
yang telah diperoleh jumlah hasil tangkapan kumulatif dihitung. Persamaan regresi linear
tangkapan vs CPUE dan upaya vs CPUE di cari Nilai X dan Y diplot sesuai untuk masing – masing
Dari tabel diatas dapat diketahui Provinsi DKI Jakarta dan D. I. Yogyakarta memiliki kondisi
tangkapan ( catch ) dan upaya ( effort ) yang berada pada tingkat under exploited. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam melakukan penangkapan menggunakan alat tangkap yang masih
tradisional dan armada laut yang sederhana/kecil sehingga hasil tangkapan dan upayanya masih
rendah. Sedangkan pada Provinsi Aceh diperoleh nilai tangkapan ( catch ) sebesar 132,816 dan
upaya ( effort ) sebesar 397,648 sehingga catch dan effort berada pada kondisi over exploited (
karena nilainya > 100% ). Hal ini menunjukan bahwa dalam melakukan penangkapan
menggunakan armada besar, peralatan yang modern dan canggih sehingga tangkapan dan upaya
nya tinggi. Pada Provinsi Bali memiliki kondisi tangkapan ( catch ) yang berada pada tingkat
moderate exploited dan kondisi upaya pada tingkat under exploited. Hal ini menunjukan bahawa
dalam melakukan penangkapan menggunakan alat tangkap yang masih tradisional dan armada laut
yang sederhana/kecil sehingga hasil tangkapan masih kurang dan upayanya lebih rendah dari hasil
tangkapan/ masih perlu dikembangkan. Pada Provinsi Kalimantan Timur memiliki kondisi
tangkapan ( catch ) dan upaya ( effort ) yang berada pada tingkat over exploited. Hal ini
menunjukan bahwa dalam melakukan penangkapan menggunakan armada yang besar, peralatan
modern dan canggih sehingga upaya dan hasil penangkapan tinggi. Pada Provinsi Sulawesi Utara
memiliki kondisi tangkapan ( catch ) yang berada pada tingkat under exploited dan kondisi upaya
pada tingkat moderate to fully exploited. Hal ini menunjukan bahawa dalam melakukan
penangkapan menggunakan alat tangkap yang masih tradisional dan armada laut yang
sederhana/kecil sehingga hasil tangkapan masih sangat kurang dan nilainya dibawah upaya yang
tingkat eksploitasinya masih mulai berkembang.
Pengkajian Sumberdaya Ikan 8
Berdasarkan hasil perhitungan, grafik tangkapan kumulatif vs CPUE provinsi Aceh diperoleh
persamaan regresi linearnya y = 0,000007+1796,1 dengan R² adalah 0,0712. Nilai R² sendiri
digunakan untuk menunjukan sejauh mana tangkapan atau upaya dapat mempengaruhi CPUE.
Apabila nilai R² semakin mendekati 0 artinya nilai tersebut dengan CPUE tidak saling
mempengaruhi. Sedangkan apabila nilai R² semakin mendekati 1 maka nilai tersebut dengan CPUE
saling mempengaruhi. Berdasarkan hasil tersebut, nilai R² = 0,0712 dapat diartikan jika tangkapan
kumulatif tidak mempengaruhi CPUE. Namun apabila jumlah tangkapan = 0, maka CPUE sebesar
nilai a atau 1796,1. Setiap penambahan 1 jumlah tangkapan, akan mempengaruhi nilai CPUE
sebesar b, sehingga pada provinsi Aceh diketahui bahwa apabila terjadi penambahan 1 jumlah
tangkapan maka akan mengkatkan nilai CPUE sebesar 0,000007. Apabila nilai b minus maka akan
menurunkan CPUE sebesar 0,000007. Sementara itu pada grafik upaya penangkapan vs CPUE
diperoleh persamaan regresi linear y = 0,3337x - 3079,8 dengan nilai R2 adalah 0,0233. Dari hasil
tersebut diketahui nilainya mendekati 0 sehingga upaya penangkapan tidak mempengaruhi CPUE.
Namun apabila upaya penangkapan = 0 maka nilai CPUE sebesar 3079,8. Sedangkan apabila
terjadi penambahan 1 upaya penangkapan, maka akan menaikkan atau meningkatkan CPUE
sebesar 0,3337.
Kesimpulan
Analisis nilai populasi ikan di dalam suatu perairan salah satunya dapat diketahui melalaui
perhitungan nilai CPUE. Catch Per Unit Effort ( CPUE ) atau jumlah hasil tangkapan atau produksi
perikanan pertahun merupakan analisis yang dilakukan sebagai indikasi kelimpahan stok ikan per
tahun dalam suatu perairan.
Dari perhitungan CPUE, dapat diketahui jika pada Provinsi Aceh diperoleh nilai tangkapan (
catch ) sebesar 132,816 dan upaya ( effort ) sebesar 397,648 sehingga catch dan effort berada pada
kondisi over exploited ( karena nilainya > 100% ). Dimana pada kondisi over exploited nilai hasil
tangkapan berada di atas MSY. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas penangkapan di perairan
Provinsi Aceh menggunakan armada besar, peralatan yang modern dan canggih sehingga
tangkapan dan upaya nya tinggi.
Daftar Pustaka
FAO. 2011. Review of The State of The World Marine Fishery Resources. FAO Fisheries and
Aquaqulture Technical Paper. Rome
Febriani, P. R., Abdul K. M., dan Asriyanto. 2014. Analisis CPUE, MSY, dan Usaha Penangkapan
Lobster ( Panulirus sp. ) di Kabupaten Gunungkidul. Journal of Fisheries Resources
Utilization Management and Technology 3 ( 3 ) : 208 – 2017
Hertini, E., dan Nurul G. 2013. Maximum Sustainable Yeild ( MSY ) Pada Perikanan Dengan
Struktur Prey – Predator. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir “
Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir Serta Peranan MIPA di Bidang Kesehatan,
Lingkungan, dan Industri Untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Bandung. 4 Juli
Noija, D., Sulaeman M., Bambang M., dan Am A. T. 2014. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan
Sumberdaya Ikan Demersal di Perairan Pulau Ambon – Provinsi Maluku. Jurnal Teknologi
Perikanan dan Kealutan
Persada, N. P. R., Fachruddin M. M., dan Imran S. L. T. 2018. Sasi Sebagai Budaya Konservasi
Sumberdaya Alam di Kepulauan Maluku. Jurnal Ilmu dan Budaya 41 ( 59 ) : 6869 – 6900
Rahmawati, M., Aristi D. P. F., dan Dian W. 2013. Analisis Hasil Tangkapan Per Upaya
Penangkapan dan Pola Musim Penangkapan Ikan Teri ( Stolephorus spp. ) di Perairan
Pemalang. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology 2 ( 3 ) :
213 – 222
Salmarika, Am A. T., dan Sugeng H. W. 2018. Status Pengelolaan Sumber Daya Ikan Tongkol di
Perairan Samudera Hindia Berbasis Pendaratan Pukat Cincin di Pelabuhan Perikanan
Samudera Lampulo, Aceh : Suatu Pendekatan Ekosistem. Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia 24 ( 4 ) : 263 – 272
Susanto, B., Zuzy A., dan Iwang G. 2015. Analisis Bioekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Mas ( Cyprinum carpio ) di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan 6 ( 2 ) : 32
– 42
Tanjaya, E. 2015. Potensi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Tongkol ( Auxis thazard ) di Perairan
Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal AMANISAL Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan 4 ( 1 )
: 32 - 37
Wurlianty, H. A., Johny W., dan Mariana E. K. 2015. Catch Per Unit Effort ( CPUE ) Periode
Lima Tahunan Perikanan Pukat Cincin di Kota Manado dan Kota Bitung. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Perikanan Tangkap 2 ( 1 ) : 1 - 8