Tindakan Keperawatan Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh:
Hipertermi
Oleh: Ns. Dwi Mulianda, S.Kep., M.Kep
Hyperthermi • termoregulasi istirahat turun karena panas berlebih • ketidakmampuan untuk mengusir panas • panas lingkungan yang luar biasa • kombinasi dari faktor-faktor tersebut. • suhu set point tetap normal Heat Stroke • Heat Stroke adalah kedaruratan medis akut disebabkan kegagalan mekanisme pengaturan panas tubuh. • Biasanya terjadi selama keadaan panas, terutama ketika diikuti kelembaban yang tinggi. • Heat stroke terjadi apabila peningkatan suhu antara 40,5-43° C berlangsung lama, pusat pengatur suhu di otak tengah gagal dan pengeluaran keringat terhenti. Heat Stroke • Heat stroke menyebabkan cedera termal pada tingkat sel dan menyebabkan kerusakan luas pada jantung, hati, ginjal dan koagulasi darah. • Riwayat pasien menunjukkan terpajan pada peningkatan suhu atau latihan berlebih pada saat panas yang ekstrim. Heat Stroke • Gejala heat stroke: disfungsi sistem saraf pusat yang dalam (konfusi, delirium, tingkah laku aneh, koma); peningkatan suhu tubuh (40,6°C atau lebih); kulit panas, kering, biasanya anhidrosis (tidak ada keringat), takipnea, dan takikardi. Heat Stroke • Tujuan hiperthermi treatment pada pasien heat stroke adalah menurunkan suhu tinggi secepat mungkin karena keamatian terjadi langsung berhubungan dengan durasi hipertermi. Heat Stroke • Prosedur – Lepaskan pakaian pasien – Turunkan suhu inti (internal) sampai 39°C secepat mungkin. Gunakan satu atau lebih tindakan sebagai berikut: • Gunakan pakaian dingin dan handuk atau usap busa dengan air dingin secara kontinu • Taruh es pada kulit sambil menyemprot dengan air biasa. • Gunakan selimut pendingin • Bilas lambung atau kolon dengan salin es yang mungkin diresepkan jika suhu tidak turun Heat Stroke – Masase pasien – Posisikan kipas angin listrik sehingga menghembus pada pasien – Pantau secara konstan suhu pasien dengan menggunakan probe termistor pada rektum atau esofagus (pantau suhu inti); hindari hipotermia, hipertermia mungkin terjadi kembali secara spontan dalam 3-4 jam. – Pantau pasien dengan cermat terhadap tanda-tanda vital, EKG, tekanan vena sentral dan perubahan tingkat kesadaran dengan perubahan cepat dalam suhu tubuh, kejang mungkin diikuti dengan hipertermia berulang. Heat Stroke – Berikan oksigen – Mulai infus IV langsung, berikan dengan pelan. Pendinginan dengan memberikan cairan dari perifer ke pusat. – Ukur haluaran urine. – Teruskan memantau EKG. – Lakukan serial uji untuk gangguan perdarahan (koagulopati intravaskular diseminata) dan enzim serum untuk mengukur cedera hipoksia suhu pada hati dan jaringan otot. – Masukkan pasien ke unit perawatan intensif jika ada kerusakan hati, jantung, dan susunan saraf pusat. Heat Stroke • Melaksanakan program terapi sesuai program – Dialisis – Antikonvulsan – Kalium dan natrrium bikarbonat – Antipiretik tidak ada gunanya pada hipertermia dan dapat menyebabkan komplikasi. Heat Stroke • Memberikan pendidikan kesehatan – Anjurkan pasien untuk menghindari terpajan pada suhu tinggi, hipersensitivitas pada suhu tinggi mungkin terjadi dalam waktu lama yang dapat dipertimbangkan. – Tekankan pentingnya memelihara masukan cairan yang adekuat, menggunakan pakaian kendur, dan mengurangi aktivitas dalam cuaca panas. – Anjurkan atlet untuk memantau kehilangan cairan, mengganti cairan, dan menggunakan pendekatan berangsur untuk pengkondisian fisik, yang memungkinkan cukup waktu untuk menyesuaikan dengan iklim.