Anda di halaman 1dari 14

TEMPERATUR

KRITIS

SITI NURHALIZA F. (P07120216004)


SRI RAHMAWATI (P07120216007)
SEKAR TUNJUNG MAHARANI (P07120216010)
ARINADYA HANIFA PUTRI P. (P07120216013)
ALFI NUR VAIZATUL K. (P07120216021)
KURNIA DEVI SARASWATI (P07120216036)
TEMPERATUR
Temperatur inti manusia normal dipertahankan
antara 36,5°C sampai 37,5°C pada suhu
lingkungan dan dipengaruhi respon fisiologis
tubuh. Pada keadaan homeotermik, sistem
termoregulasi diatur untuk mempertahankan
temperatur tubuh internal dalam batas fisiologis
dan metabolisme normal.
1. Hipotermia Perioperatif

• Definisi
Hipotermia perioperatif yaitu suhu tubuh dibawah 35O C
selama periode perioperatif. Hipotermi adalah keadaan
klinis suhu tubuh abnormal dimana produksi panas tidak
cukup untuk menyediakan energi untuk tubuh.
1. Hipotermia Perioperatif
• Etiologi
- Riwayat hipotermi sebelumnya
- Penurunan metabolisme panas karena agen anestesia
- Meningkatnya proses kehilangan panas ke lingkungan
(radiasi, konduksi, konveksi, evaporasi)
- Infus PRC atau cairan intra vena lain dalam keadaan
dingin.
1. Hipotermia Perioperatif

• Manifestasi Klinis
- Suhu tubuh lebih rendah dari normal
- Menggigil atau pasien terbangun
- Vasokonstriksi kutaneus, piloereksi
- Penurunan kesadaran
- Jika hipotermi berat (suhu < 300 C)
1. Hipotermia Perioperatif
• Kondisi Spesifik pada Perioperatif
- Suhu kamar operasi yang dingin
- Tubuh klien terpapar dingin yang signifikan
- Menggunakan cairan dingin
- Solution preparasi untuk kulit yang berlebih
- Irigasi cairan yang banyak selama operasi
- Resusitasi dengan cairan dan darah
- Ventilasi paru dengan gas kering dan dingin melalui ETT
- Rongga abdomen dan thorax yang dibuka
- Kehilangan sejumlah panas dengan evaporasi
- Selama operasi pediatrik (tingginya rasio permukaan luas tubuh
dengan berat badan)
- Kontrak langsung antara pasien dengan meja operasi pada operasi
dalam jangka lama
- Kasus trauma
- Terpapar lingkungan/ kasus tenggelam
1. Hipotermia Perioperatif
• Pencegahan
- Meningkatkan suhu OK minimal 210 C
- Alat penghangat udara
- Penghangat di meja operasi
- Air pemanas sirkulasi melalui pad hydrogel yang dipasang di
punggung
- Menutup area pasien yang terekspose bila memungkinkan termasuk
kepala yang memiliki luas 18% dari keseluruhan tubuh
- Menghangatkan cairan IV, produk darah, cairan irigasi
- Menggunakan aktif atau pasif breathing sirkuit dengan pelembab
udara
- Meminimalkan organ dalam terpapar udara
- Menggunakan selimut dan meminimalkan kehilangan panas secara
konveksi dan radiasi
- Menggunakan lampu penghangat untuk bayi dan neonatus selama
preparasi anestesi dan operasi
1. Hipotermia Perioperatif
• Manajemen Hipotermia Perioperatif
- Aktivasi emergency
- Primary management (Survei Primer dan Resusitasi)
- Secondary management
- Terapi sesuai penyebab
1. Hipotermia Perioperatif
• Komplikasi
- Komplikasi kardiak : Iskhemik miokard, aritmia, dan
henti jantung
- Peningkatan kehilangan darah / koagulopati
- Instabilitas hemodenamik saat rewarming
- Shivering dan peningkatan konsumsi O2
- Recovery anestesia yang lebih lama akibat pengaruh
metabolisme obat
- Peningkatan infeksi paska pembedahan
2. Hipertermi Maligna
• Definisi
Hipertermi maligna merupakan suatu keadaan
hipermetabolis yang dapat dipicu oleh anestesi pada
individu-individu yang rentan secara genetik. Hipertermia
maligna dikenal sebagai suatu kondisi yang terjadi
setelah pembiusan pada saat operasi yang ditandai
dengan peningkatan suhu secara ekstrim.
2. Hipertermi Maligna
• Etiologi
- Anastesi Inhalasi
- Obat Anestesi Intravena
- Obat Anestesi Lokal
2. Hipertermi Maligna
• Manifestasi

Kurang spesifik untuk


Spesifik untuk Hipertermi maligna
Hipertermi maligna
Kekakuan otot menyeluruh Takikardi
Peningkatan CO2 secara cepat Takipneu
Pengembangan demam secara cepat
Hipertensi atau hipotensi
(tanda akhir)
Urine berwarna seperti cola,
peningkatan kadar kreatinin kinase
Sianosis
(biasanya terlihat setelah
pembedahan)
2. Hipertermi Maligna
• Penatalaksanaan
- Hentikan zat anastesi inhalasi
- Minta pertolongan
- Naikkan ventilasi semenit untuk menurunkan ETCO2
- Berikan dantrolen sodium, dengan dosis inisial 2,5 mg / Kg BB
- Mulai dinginkan pasien sampai 38,5 0C lalu stop
- Atasi aritmia dengan algoritma, jangan gunakan Ca chanel bloker
- Periksa gula darah, elektrolit, CK, darah, dan urin
- Hiperkalemia diatasi dengan hiperventilasi, insulin, dan glukosa
- Periksa koagulasi lengkap setiap 6 – 12 jam. DIC dapat teradi jika suhu melampaui 41 0 C
- Terapi setelah krisis teratasi :
- Lanjutkan pemberian dantrolen 1 mg / KgBB setiap 4 – 8 jam. Pemberian diberikan selama
24 – 48 jam. Hal ini ditujukan untuk mencegah timbulnya serangan lagi.
- Usahakan produksi urin 2 ml / Kg / jam. Bila perlu dengan bantua manitol atau furosemide
dengan pemberian cairan yang apropiat
- Evaluasi diperlukannya pemantauan invasif dan ventilator mekanik
- Observasi di ICU hingga 36 jam
- Rekomendasikan pasien dan keluarga untuk menjalani tes kontraktur dan / atau dengan
pemeriksaan kromosom
2. Hipertermi Maligna
• Komplikasi
Jika seorang pasien selamat, komplikasi-komplikasi lain
yang dapat terjadi, termasuk hemolisis, mioglobinemia,
dan mioglobinuria, yang akhirnya menyebabkan gagal
ginjal.

Anda mungkin juga menyukai