Agustus 2013
Bahrudin Yamin
Nelly Mayulu
Julia Rottie
studi telah menunjukkan bahwa obesitas Hal tersebut menunjukkan pentingnya pola
merupakan faktor risiko untuk kanker, makanan dalam terjadinya obesitas.
hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes Penelitian menunjukkan obesitas
mellitus, gangguan metabolik dan cacat di merupakan satu masalah global dimana
masa dewasa.(WHO, 2003). peningkatan prevalensi obesitas turut terjadi
Obesitas yang tidak ditangani di negara maju maupun negara
secara tepat akan meningkatkan penyakit membangun. Obesitas pada anak usia 6-17
penyerta, memperpendek usia harapan tahun di Amerika Serikat meningkat dari
hidup serta mengurangi produktifitas pada 7,6- 10,8% menjadi 13-14%. Manakala
saat usia produktif. Bagi wanita khususnya, prevalensi obesitas pada anak usia 6-18
obesitas berhubungan dengan peningkatan tahun di Russia adalah 10% dan di Cina
risiko asma, dan kanker, endometrium, usus adalah 3,4%, bergantung pada usia dan
besar, payudara, dan batu empedu. jenis kelamin. Prevalensi obesitas di
Obesitas merupakan suatu keadaan Singapura meningkat dari 9% menjadi 19%
akibat terjadinya ketidakseimbangan kalori .
di dalam tubuh, yakni kalori yang masuk Prevalensi Nasional anak usia
melebihi kalori yang dikeluarkan dalam sekolah (6-14 tahun) gemuk laki-laki adalah
bentuk energi (tenaga) dan kelebihan ini 9,5% sedangkan prevalensi nasional anak
ditimbun dalam lemak tubuh dalam jangka usia sekolah (6-14 tahun) gemuk
waktu tertentu. Obesitas yang muncul pada perempuan adalah 6,4%. Sebanyak 16
usia remaja cenderung berlanjut hingga provinsi mempunyai prevalensi anak usia
dewasa, dan lansia (Arisman, 2004). sekolah gemuk laki-laki di atas prevalensi
Secara keseluruhan orang dewasa normal yaitu Aceh, Sumatera Utara,
yang berusia lebih dari 20 tahun pada Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Sumatera
tahun 1999 – 2002 sebanyak 65,1% Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka
mengalami kelebihan berat, 30,4% Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur,
mengalami kegemukan dan 4,9% Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
mengalami kegemukan yang ekstrim. Kalimantan Timur, Riau, dan Maluku
Anak-anak berusia 6 sampai 19 tahun pada Utara. Sedangkan prevalensi anak usia
tahun 1999 – 2002 sebanyak 30,1% sekolah perempuan di atas prevalensi
mengalami resiko kelebihan berat badan, normal sebanyak 17 provinsi yaitu Aceh,
dan 16,0% mengalami kelebihan berat Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera
badan. Selatan, Bengngkulu, Lampung, Bangka
Kenaikan berat badan juga Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jaa
dipengaruhi kebiasaan mengkomsumsi Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan
makanan yang mengandungi energi tinggi, Timur, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua
maupun kebiasaan mengkomsumsi (Riskesdas, 2007).
makanan ringan. Keluaran energi rendah
dapat dapat disebabkan oleh rendahnya Peningkatan pendapatan kelompok
metabolisme tubuh, aktivitas fisik dan efek masyarakat tertentu terutama di perkotaan
termogenesis makanan yang ditentukan menyebabkan perubahan gaya hidup
oleh komposisi makanan. Lemak memberi terutama dalam pola makan. Pola makan
efek termogenesis lebih rendah (3% dari tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat,
total energi dihasilkan lemak) dibandingkan tinggi serat, dan rendah lemak berubah ke
dengan karbohidrat (6-7% dari total energi pola makan baru yaitu rendah karbohidrat,
dihasilkan dari karbohidrat) dan protein rendah serat kasar, dan tinggi lemak
(25% dari total energi dihasilkan protein). sehingga terjadi pergeseran mutu makanan
kearah tidak seimbang. Perubahan pola
2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
makan dipercepat oleh makin kuatnya arus pada kontrol 37 siswa (56,06 persen).
budaya asing yang disebabkan oleh artinya remaja yang mengkonsumsi energi
kemajuan teknologi informasi dan lebih besar sama dengan 2351,6 kal/hari
globalisasi ekonomi. Di samping itu mempunyai risiko sebesar 5,74 kali lebih
perbaikan ekonomi menyebabkan tinggi menjadi obesitas dibandingkan
berkurangnya aktivitas fisik masyarakat remaja yang mengkonsumsi energi lebih
tertentu. Perubahan pola makan dan kecil 2351,6 kal/hari.( A. Basuki, 2005)
aktivitas fisik ini berakibat semakin Kota Manado adalah sebagai ibu
banyaknya penduduk golongan tertentu kota dari Provinsi Sulawesi Utara yang
mengalami masalah gizi lebih berupa terletak Indonesia bagian Timur.
obesitas. Masyarakat kota Manado memiliki tingkat
obesitas yang cukup tinggi akibat dari
Berbagai penelitian menunjukkan budaya makan yang sangat meningkat pula.
bahwa obesitas 70% dipengaruhi oleh Hal ini juga sangat berisiko pada para siswa
lingkungan dan 30% dipengaruhi oleh sekolah dasar (SD) yang ada dikota
genetik. Faktor perilaku dan lingkungan Manado, sehingga orang dengan tingkat
meliputi pola makan dan aktifitas fisik asupan yang tinggi juga berisiko terjadi
merupakan hal yang paling berpengaruh obesitas.
untuk terjadinya obesitas. Adapun faktor- Berdasarkan latar belakang diatas
faktor yang berpengaruh dari pola makan maka peneliti merasa tertarik untuk
antara lain : kuantitas, porsi makan, melakukan penelitian mengenai “
kepadatan energi dari makanan yang Hubungan asupan energi dengan kejadian
dimakan, frekuensi makan dan jenis obesitas pada siswa sekolah dasar di kota
makanan (Nugraha, 2009). manado “
Obesitas disebabkan oleh masukan
energi yang melebihi kebutuhan sehari-hari METODE PENELITIAN
untuk memelihara dan memulihkan Penelitian ini adalah penelitian survei
kesehatan, proses tumbuh kembang dan analitik dengan menggunakan rancangan
melakukan kegiatan aktivitas atau aktivitas case control, untuk menganalisis asupan
jasmani, yang berlangsung secara terus energi sebagai faktor risiko terjadinya
menerus dalam jangka waktu yang cukup obesitas. Dimana peneliti menggunakan
lama (positif energy balance). Faktor pendekatan retrospective,dimana efek
makanan ini merupakan faktor yang diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor
terpenting untuk terjadinya kegemukan baik risiko diidentifikasi ada atau terjadinya
sebagai penyebab tunggal maupun pada waktu yang lalu.
bergabung dengan penyakit-penyakit lain.
Hasil penelitian menunjukkan Penelitian ini dilaksanakan di kota
bahwa rata-rata asupan energi kasus 3.096 Manado, yang terdiri dari SD Inpres 68,SD
lebih kurang 936 kal/hari dan kontrol yaitu Negeri Malalayang, SD Negeri Winangun,
2.352 lebih kurang 634 kal/hari. Hasil SD Cokroaminoto, SD Negeri 11, SD
analisis statistik dengan uji chi-square Katholik 12 dan SD Negeri 02.
diperoleh bahwa sebanyak 54 siswa (81,82 Penelitian ini dilaksanakan pada
persen) pada kelompok kasus yang bulan Juni 2013 di kota Manado.
mengkonsumsi energi lebih besar sama Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan 2351,6 kal/hari dan pada kontrol seluruh murid sekolah dasar dari kelas 1
sebanyak 29 siswa (43,94 persen). sampai kelas 5 yang berada di 8 SD yang
Konsumsi energi lebih kecil 2351,6 kal/hari dijadikan tempat penelitian.
pada kasus 12 siswa (18,18 persen) dan
3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
makan tradisional ke pola makan barat antara asupan energi dengan obesitas
(terutama dalam bentuk asupan energi ) sentral.
yang sering mutu gizinya tidak seimbang. Energi diperlukan untuk
Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis kelangsungan proses di dalam tubuh seperti
makanan yang bermanfaat, akan tetapi proses peredaran dan sirkulasi darah,
secara potensial mudah menyebabkan denyut jantung, pernafasan, pencernaan,
kelebihan masukan kalor. Dari penelitian proses fisiologis lainnya, untuk bergerak
yang dilakukan diperoleh hasil sebagai atau melakukan pekerjaan fisik. Energi
berikut : dalam tubuh dapat timbul karena adanya
Hasil penelitian yang dilakukan pada pembakaran karbohidrat, protein dan
136 subjek penelitian, dengan jumlah lemak, karena itu agar energi tercukupi
subjek yang memiliki asupan energi lebih perlu pemasukan makanan yang cukup
dari rata-rata (2559,112 kal) dan mengalami dengan mengkonsumsi makanan yang
obesitas sebanyak 26 (38,2%) dan juga cukup dan seimbang.
jumlah subjek yang memiliki asupan energi
kurang dari jumlah rata-rata (2293,751) dan SIMPULAN
mengalami obesitas sebanyak 42 (61,8%),
sedangkan jumlah subjek yang memliki Berdasarkan hasil penelitian yang
asupan energi lebih dari rata-rata tetapi dilakukan mengenai hubungan asupan
tidak obesitas sebanyak 9 (13,2%) dan energi dengan kejadian obesitas pada siswa
jumlah subjek yang memiliki asupan energi sekolah dasar di kota Manado dapat
kurang dari rata-rata tetapi tidak obesitas disimpulkan sebagai berikut :Terdapat
sebanyak 59 (86,8%). hubungan yang bermakna antara asupan
Berdasarkan hasil analisis statistik energi dengan kejadian obesitas dengan
asupan energi yang tinggi maka diperoleh nilai p sebesar =0,002. Jumlah asupan
nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4,058 (95% energi yang tinggi maka diperoleh nilai
CI = 1,320-2,417), yang berarti bahwa Odds Ratio (OR) sebesar 4,058 (95% CI =
siswa dengan asupan energi yang tinggi 1,320-2,417).
beresiko 4 kali lebih besar mengalami
obesitas dibandingkan dengan siswa yang
memiliki asupan energi rendah. Hal ini
dapat dilihat dari taraf signifikasi DAFTAR PUSTAKA
menggunakan uji chi-squre ( x2 ) dimana
diperoleh nilai p sebesar =0,002 yakni lebih Aninditya I Kristina, (2011). Peran Zat Gizi
kecil dibandingkan nilai α = 0,05. Hal ini Makro Dalam Makanan Jajanan di
dapat membuktikan bahwa terdapat Lingkungan Sekolah Terhadap
hubungan yang bermakna antara asupan Kejadian Obesitas Pada Anak.
energi yang tinggi dengan kejadian obesitas Diakses juli 2013.
pada siswa sekolah dasar (SD) di Kota http://eprints.undip.ac.id/29239/
Manado. Hasil di ini sejalan dengan
penelitian oleh Ika Kristina (2011) Adam D,SE Specter. (2004). Poverty and
menyatakan bahwa makan berlebih dapat obesity: the role of energy density
menyebabkan akumulasi energi yang and energy costs1,2
disimpan sebagai cadangan energi. Hal ini http://jurnal.ajcn.nutrition.org/cont
juga sama dengan penelitian yang ent/79/1/6.full di akses pada
dilakukan oleh Mustamin (2010) di tanggal 2 mei 2013
makasar menyatakan bahwa ada pengaruh
6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013
7
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013