Neraca
Transaksi Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus (Junal Penjualan dan Pembelian, Jurnal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas)
Jurnal Umum Perusahaan Dagang
Buku Besar Pembantu (Buku Pembantu Piutang, Utang, dan Persedian)
Buku Besar Umum
Laporan Harga Pokok Penjualan
Jurnal Penyesuaian
Kertas Kerja (Neraca Lajur)
Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Laporan Arus Kas,
Laporan Neraca)
Jurnal Penutup
Jurnal Pembalik Perusahaan Dagang
Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, jangan lupa share. 🙂 Sebelumnya juga sudah
saya berikan penjelasan tentang 10 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.
Isi Artikel [hide]
Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
o Jurnal Penjualan Perusahan Dagang
o Jurnal Pembelian Perusahan Dagang
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal Umum
Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu Piutang
Buku Besar Pembantu Persediaan
o Buku Besar Pembantu Utang
o Pemindahbukuan (Posting ) ke Buku Besar Umum
o Menghitung Harga Pokok Penjualan
o Kertas Kerja/ Neraca Lajur
o Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Penutupan
o Jurnal Penutup
o Jurnal Pembalik (Penyesuaian Kembali/ Reversing Entries)
o Share this:
o Related posts:
Namun jika transaksi sudah cukup banyak dan sering terjadi transaksi yang sama, maka
penggunaan jurnal umum sudah tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya
pencatatan rekening yang sama di dalam jurnal umum yang dilakukan secara berulang-
ulang. (Baca: Persamaan dasara akuntansi)
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum penjualan atau dalam rekening selain penjualan dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Catatan:
* Kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * Setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan
mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan
mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Umum
Utang terdiri atas rekening utang usaha, utang gaji karyawan, utang bank, dan lain-lain.
Modal terdiri atas modal pemilik.
Pendapatan terdiri atas rekening pendapatan jasa atau pendapatan lain di luar usaha.
Beban terdiri atas rekening beban gaji karyawan, beban sewa, beban depresiasi, dan
lainlain serta beban di luar usaha.
1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau
kredit dari rekening yang bersangkutan.
2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar
sebagai tanda sumber pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor
sebagai tanda jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal
ditulis per akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan menurut tanggal transaksi.
Penghitungan harga pokok penjualan dibuat pada akhir periode akuntansi, yaitu pada
waktu disusun laporan keuangan. Penyajian harga pokok penjualan ini dapat dibuat secara
terpisah dari laporan laba rugi. Adapun formulasi penghitungan harga pokok penjualan
adalah:
Contoh:
Data berikut ini adalah yang dimiliki oleh Toko “Rahayu” Persediaan barang dagangan awal
(1 Oktober 2006) sebesar Rp30.000.000,00. Pembelian selama satu bulan sebesar
Rp120.000.000,00. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar
Rp3.000.000,00 dan melakukan pengembalian barang yang rusak sebesar
Rp6.000.000,00.
Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan ongkos angkut sebesar
Rp1.200.000,00. Pada akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih
tersisa di gudang sebesar Rp35.000.000,00. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya
harga pokok penjualan sebagai berikut.
Setelah semua akun yang ada dalam jurnal dibukukan (posting) ke masing-masing
rekening, maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar saldo.
Penyusunan daftar saldo dilakukan setiap akhir bulan, yaitu menentukan besarnya saldo
tiap-tiap akun, selanjutnya diringkas dalam daftar saldo sebagai berikut;
Kertas Kerja/ Neraca Lajur
Kertas kerja merupakan sarana untuk memudahkan bagi suatu perusahaan dalam
membuat laporan keuangan selanjutnya. Kertas kerja pada perusahaan dagang sama
dengan pada perusahaan jasa. Kertas kerja tersebut terdiri atas sebagai berikut.
Data yang ada di Toko Rejeki telah diinformasikan bahwa perusahaan menggunakan
metode pencatatan persediaan metode fisik dengan rekening penyesuaian harga pokok
penjualan dengan data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
1. Penyusutan aktiva tetap sebesar 5% setiap tahun (beban untuk bulan Desember
belum diperhitungkan). Beban penyusutannya dibebankan untuk bagian toko
sebesar 60% dan bagian kantor 40%.
2. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp. 760.000,00 pemakaian perlengkapan
digunakan untuk bagian toko 75% dan bagian kantor 25%.
3. Bunga pinjaman di bank yang masih harus dibayar sebesar Rp. 75.000,00.
4. Persediaan barang dagangan akhir periode senilai Rp. 2.886.000,00
Berdasarkan data penyesuaian tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tetapi jika Toko Rejeki telah menggunakan metode pencatatan persediaan metode fisik
dengan rekening penyesuaian Ikhtisar Laba Rugi dengan data penyesuaiannya atas
persediaan barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp2.886.000, maka jurnal
penyesuaian atas persediaan tersebut adalah:
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur
(kertas kerja/work sheet). Apabila data yang ada pada Toko “Rejeki” dibuatkan kertas kerja
akan tampak seperti berikut. 🙂
Jurnal Penutup
Seperti pada perusahaan jasa, jurnal penutup pada perusahaan dagang digunakan untuk
menutup rekening-rekening nominal, yaitu rekening yang berkaitan dengan pendapatan dan
beban. Hanya saja untuk laporan yang menggunakan metode harga pokok penjualan untuk
rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan
harga serta potongan pembelian tidak lagi dibuat ayat penutupnya karena rekening-
rekening tersebut saldonya sudah nol. Ayat-ayat penutup yang digunakan untuk menutup
rekening nominal sebagai berikut.
1. Menutup pendapatan, yaitu semua rekening pendapatan di debit sebesar saldo masing-
masing rekening, sedangkan rekening ikhtisar laba rugi di kredit sebesar jumlah semua
rekening pendapatan. Adapun jurnalnya adalah:
2. Menutup beban, yaitu semua beban di kredit sebesar saldo tiap rekening dan rekening
ikhtisar laba rugi di debit sebesar jumlah total rekening beban. Adapun jurnalnya adalah:
3. Menutup perkiraan ikhtisar laba rugi, yaitu jika total sisi debit lebih kecil daripada kredit
maka menunjukkan laba dengan jurnal.
4. Menutup prive, pada umumnya rekening prive,…. Ini bersaldo debit sehingga akan
mengurangi modal perusahaan. Adapun jurnalnya adalah:
Setelah jurnal penutup dibuat, selanjutnya dilakukan posting ke buku besar masing-masing
dan dibuat neraca saldo setelah penutupan untuk mengetahui keseimbangan (balance) dan
kebenaran dari tiap-tiap rekening sebelum memulai pencatatan pada periode berikutnya.
Adapun dari contoh dari Toko Rejeki dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.
Jurnal pembalik bukan merupakan jurnal yang harus dibuat oleh suatu perusahaan. Akan
tetapi, jurnal ini perlu dibuat agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat tetap
konsisten penggunaan rekeningnya.
Transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan yang memerlukan jurnal pembalik
antara lain sebagai berikut.
Contoh: Pada jurnal penyesuaian tentang bunga atas utang Bank yang masih harus
dibayar oleh Toko Rejeki sebesar Rp 75.000,00
Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Dagang
Posted on Juli 22, 2019 by Bivisyani Questibriliain Akuntansi
Pernahkah kamu mendengar istilah siklus akuntansi? Istilah ini tidaklah asing karena sering
diguankan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jelasnya, siklus akuntansi pada sebuah perusahaan
merupakan suatu proses membuat laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Biasanya siklus akuntansi berawal dari transaksi hingga pembuatan laporan keuangan
perusahaan yang kemudian dilanjutkan dengan adanya saldo yang dtutup dengan closing
entry (jurnal penutup) atau sampai jurnal pembalik. Lalu, adakah hubungannya dengan
perusahaan dagang? Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang?
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang proses kerja (bisnisnya) adalah membeli barang
dari pemasok lalu menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang dagangnya.
Mudahnya, bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti toko kelontong,
supermarket, minimarket dan yang lainnya. Jenis usaha tersebut membeli stok barang kebutuhan
sehari hari dari supplier atau pemasok kemudian menjualkannya lagi ke konsumen.
Ratusan perusahaan menggunakan Jojonomic untuk mengelola kegiatan bisnis sehari-hari dan
meningkatkan kinerja karyawan.
NAMA LENGKAP*
EMAIL*
NOMOR HANDPHONE*
NAMA PERUSAHAAN*
JojoCRM
Dalam menjalankan usahanya, sebuah perusahaan jasa, tentu memerlukan laporan keuangan
yang bertujuan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, siklus akuntansi
sangat berguna di dalam proses kerja perusahaan jasa ini. Sebenarnya, siklus akuntansi pada
perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan jasa. Namun,
artikel ini tidak akan membahas keduanya, yang akan dibahas hanyalah siklus akuntansi dari
perusahaan dagang. Untuk lebih jelasnya, yuk disimak penjelasannya di bawah ini!
Perusahaan Dagang dan Siklus Akuntansi
Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa, seluruh transaksi yang dilakukan harus dicatat
kedalam jurnal lalu dibukukan atau dikelompokkan kedalam rekening akun di buku besar secara
periodik. Lalu pada akhir periode akuntansi, seluruh saldo dari semua rekening akun dihitung
dan dimasukkan ke dalam neraca lajur yang digunakan sebagai alat bantu menyusun laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam perusahaan dagang,
begitupun dengan pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dilaksanakan sebagai tahap
terakhir dalam siklus akuntansi.
Dalam metode Periodik atau Fisik, akun pembelian bisa dicatat didebit untuk transaksi
pembelian barang dagangan, sedangkan akun penjualan bisa dicatat dikredit untuk transaksi
penjualan barang dagangan. Pencatatan traksaksi dengan metode ini mengakibatkan persediaan
barang tidak bisa diketahui setiap saat karena pencatatan dilakukan secara periodik (berkala)
pada akhir periode. Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum bentu periodik untuk
memudahkanmu mengerti:
Jurnal Umum Perpetual
Metode perpetual atau terus-menerus biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang
dagangan dengan harga yang relatif mahal, tetapi jarang terjadi.
Pada metode perpetual atau terus-menerus, transaksi pembelian barang dagangan dapat dicatat
dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan),
sebaliknya jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang
dagangan sebesar harga pokoknya.
Pencatatan traksaksi dengan metode ini hasilnya lebih akurat dibandingkan metode periodik
karena pencatatan dilakukan secara terus-menerus dan terperinci untuk setiap transaksi yang
terjadi dalam perusahaan dagang, selain itu persediaan barang dagang dapat diketahui setiap saat
karena tercatat secara terus-menerus. Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum bentuk
perpetual untuk memudahkanmu mengerti:
2. Jurnal Khusus
Bagi perusahaan yang mempunyai transaksi yang sedikit mungkin bisa saja hanya menggunakan
jurnal umum untuk mencatat transaksinya. Namun pada kasus perusahaan dengan transaksi yang
banyak, tentu sulit untuk mengkelompokkannya, jadi butuh jurnal khusus sebagai buku jurnal
yang mewadahi transaksi-transaksi tertentu. Penggunaan jurnal khusus dapat membuat efisiensi
waktu tenaga dan biaya. Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya :
Di dalam jurnal penerimaan kas, juga terdapat beberapa transaksis khusus, yaitu:
Penjualan tunai
Penerimaan pelunasan piutang
Pengembalian atau retur pembelian secara tunai, dan
Penerimaan pendapatan.
Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal jurnal penerimaan kas untuk memudahkanmu
mengerti:
Berikut ini beberapa transaksi yang tercatat pada jurnal khusus pengeluaran kas:
Jurnal Pembelian
Jurnal khusus pembelian itu sendiri merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua
jenis transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit, baik pembelian barang maupun bukan
barang dagang.
Pencatatanya meliputi:
Buku besar pembantu adalah bagian dari buku besar umum yang digunakan untuk merinci lebih
lanjut data dalam satu akun. Pencatatan beberapa akun tertentu (akun piutang dan akun hutang)
untuk kemudian dijadikan dasar informasi untuk menyusun neraca saldo suatu perusahaan
dagang.
Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
NAMA LENGKAP*
ALAMAT EMAIL*
NOMOR HANDPHONE*
NAMA PERUSAHAAN*
Jenis buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang digunakan perusahaan umumnya terdiri dari
Buku besar pembantu utang (account payable subsidiary
ledger).
Buku besar pembantu utang ini berfungsi untuk mencatat rincian utang menurut nama kreditor.
Berikut akan dilampirkan contohnya, agar kamu lebih paham terkait buku besar pembantu utang
ini
Buku besar pembantu piutang (account receivable subsidiary
ledger).
Buku ini, berkebalikan dengan buku utang. Buku piutang ini berfungsi mencatat rincian piutang
perusahaan menurut nama langganan (debitor). Lebih mudahnya, kamu bisa melihat contoh di
bawah ini:
Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku jurnal.
Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan prosedur berikut
ini
1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau kredit dari
rekening yang bersangkutan.
2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar sebagai tanda
sumber pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor sebagai tanda
jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal ditulis per
akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal penerimaan dan pengeluaran kas,
posting dilakukan menurut tanggal transaksi.
Untuk lebih mudahnya, perhatikan contoh hasil posting ke buku besar umum berikut ini!
5. Laporan Harga Pokok Penjualan
Bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan secara fisik, secara otomatis besarnya
harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan saat terjadi penjualan sehingga saat membuat
jurnal penjualan sekaligus mencatat harga pokok penjualan.
Namun perhitungan HPP tetap dianggap sebagai komponen dari laporan laba ruhi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
Perhitungan harga pokok penjualan disusun pada akhir periode akuntansi atau pada saat
pembuatan laporan keuangan, dan laporan HPP disajikan secara terpisah dari laporan laba rugi.
Agar kamu lebih paham, berikut ini merupakan contoh pencatatan laporan HPP:
7. Jurnal Penyesuaian
Pembuatan jurnal penyesuaian adalah akibat dari terjadi transaksi yang berpengaruh kepada
sejumlah akun perusahaan dan terkadang memunculkan kehadiran akun baru. Contoh transaksi
yang terjadi pada perusahaan dagang biasanya adalah sewa toko yang sudah jatuh tempo. Atau
bentuknya dapat dilihat pada contoh berikut ini
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Tahap selanjutnya adalah penyesuaian neraca saldo dengan jurnal penyesuaian yang
menghasilkan neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance). Contohnya bisa kamu
lihat di bawah ini!
9. Menyiapkan Laporan Keuangan
Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan. laporan keuangan ini dibuat dengan
tujuan untuk memudahkan pencarian informasi mengenai posisi keuangan perusahaan seperti
keadaan harta, utang dan modal perusahaan.
Informasi yang digunakan pada laporan keuangan berasal dari neraca saldo yang telah
disesuaikan. Informasi tersebut bisa didapatkan pada laporan keuangan yaitu laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan neraca. Contoh dari masing-masing laporan, bisa kamu lihat dari
gambar-gambar yang akan disajikan di bawah ini ya!
10. Membuat Jurnal Penutup
Tahap berikutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-akun yang terdapat di laporan laba
rugi adalah akun pendapatan dan biaya. Berikut ini adalah contoh yang akan diberikan untuk
jurnal penutup. Disimak baik-baik ya!
11. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca saldo dengan jurnal penutup. Lho, kenapa harus
disesuaikan ya? Akun-akun perlu disesuaikan, karena bisa saja ada akun yang berubah dari awal
pencatatan. Fungsinya untuk mencatat kembali akun-akun yang telah berubah baik saldo atau
pun akunnya.