Anda di halaman 1dari 50

[Lengkap] Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan

Dagang Beserta Penjelasan


By Ma'rufPosted on

akuntansilengkap.com | Dengan disusunnya Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ini yang


meliputi seluruh proses akuntansi mulai dari:

 Neraca
 Transaksi Perusahaan Dagang
 Jurnal Khusus (Junal Penjualan dan Pembelian, Jurnal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas)
 Jurnal Umum Perusahaan Dagang
 Buku Besar Pembantu (Buku Pembantu Piutang, Utang, dan Persedian)
 Buku Besar Umum
 Laporan Harga Pokok Penjualan
 Jurnal Penyesuaian
 Kertas Kerja (Neraca Lajur)
 Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Laporan Arus Kas,
Laporan Neraca)
 Jurnal Penutup
 Jurnal Pembalik Perusahaan Dagang
Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, jangan lupa share. 🙂 Sebelumnya juga sudah
saya berikan penjelasan tentang 10 Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.

Isi Artikel [hide]
 Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
 Jurnal Khusus Perusahaan Dagang
o Jurnal Penjualan Perusahan Dagang
o Jurnal Pembelian Perusahan Dagang
 Jurnal Penerimaan Kas
 Jurnal Pengeluaran Kas
 Jurnal Umum
 Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu
 Buku Besar Pembantu Piutang
 Buku Besar Pembantu Persediaan
o Buku Besar Pembantu Utang
o Pemindahbukuan (Posting ) ke Buku Besar Umum
o Menghitung Harga Pokok Penjualan
o Kertas Kerja/ Neraca Lajur
o Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
 Penutupan
o Jurnal Penutup
o Jurnal Pembalik (Penyesuaian Kembali/ Reversing Entries)
o Share this:
o Related posts:

Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang


No Transaksi
1 Membeli dengan kredit 400 kg beras dengan harga @ Rp3.500,00 dari Tn. Odi.
Dijual tunai 200 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi. Diterima pelunasan dari Tn.
2 Andi atas penjualan bulan yang lalu sebesar Rp4.500.000,00 tanpa potongan.Dijual dengan
kredit 300 kg kedelai @ Rp5.000,00 kepada Tn. Candra.
Dibeli dengan kredit 300 kg jagung @ Rp1.500,00 dari Tn. Odi. Dibeli tunai perlengkapan
3 dari Toko Asia senilai Rp300.000,00. Dibayar utang kepada Tn. Harno Rp2.850.000,00 tanpa
potongan.
Dibeli dari Tn. Dodi tunai 200 kg kacang hijau @ Rp5.400,00 Tn. Andi mengembalikan
4
barang 15 kg jagung yang dibeli tgl 2 karena rusak, seharga Rp45.000,00.
5 Dibayar angsuran kepada Tn. Iman sebesar Rp1.200.000,00 tanpa potongan.
Dibeli dengan kredit 130 kg kacang tanah @ Rp6.000,00 dari Tn. Harno. Dijual tunai 100 kg
6
jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi.
Melunasi utang kepada Tn. Iman atas pembelian bulan lalu senilai Rp3.000.000,00. Diterima
7
pelunasan dari Tn. Bandi Rp3.200.000,00 dengan potongan 2%.
Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg beras @ Rp3.000,00 dan dibeli tunai dari Tn.
8
Nandi 100 kg kacang hijau @ Rp5.400,00.
Dijual tunai kepada Tn. Endro 100 kg kacang tanah @ Rp7.500,00. Tn. Candra melunasi
9
utangnya Rp8.000.000,00 dengan potongan 2%.
10 Dijual dengan kredit kepada Tn. Bandi 250 kg jagung @ Rp3.000,00. Dibayar pelunasan
utang kepada Tn. Joyo Rp3.900.000,00 tanpa potongan.
Diterima pelunasan dari Tn. Dodi sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan. Dibayar kepada
11
Tn. Kasiyo sebesar Rp2.400.000,00 tanpa potongan.
12 Melunasi utang kepada Tn. Landi sebesar Rp1.300.000,00.
Dibeli dengan kredit dari Tn. Harno 300 kg kacang hijau @ Rp5.000,00. Tn. Endro melunasi
15
utangnya sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan.
18 Dibeli dengan kredit dari Tn. Joyo 200 kg kedelai @ Rp3.700,00.
Dibeli tunai dari Tn. Suryaman 100 kg jagung @ Rp1.500,00.Dibayar biaya listrik dan
19
telepon untuk bulan Desember Rp150.000,00.
Dibayar sewa kendaraan untuk mengirim barang dagangan sebesar Rp100.000,00. Dijual
20 kredit kepada Tn. Andi 400 kg beras @ Rp5.800,00. Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100
kg kacang tanah @ Rp6.000,00.
23 Dijual dengan kredit 500 kg kacang tanah kepada Tn Dodi @ Rp7.500,00.
Dibayar macam-macam biaya untuk toko Rp100.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya
24 Rp2.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Candra 500 kg kacang
hijau @ Rp7.000,00.
Melunasi utang kepada Tn. Mansur Rp2.600.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit
25
kepada Tn. Andi 100 kg beras @ Rp5.000,00.
26 Menerima pelunasan dari Tn. Andi atas pembelian tanggal 20 dengan potongan 2%.
29 Melunasi utang kepada Tn. Nandi sebesar Rp.3.050.000,00 tanpa potongan.
30 Dijual dengan kredit pada Tn. Bandi 200 kg jagung @ Rp.3.100,00.
Dibayar gaji 2 orang karyawan bagian toko masing-masing @ Rp400.000,00 dan 1 orang
31 karyawan kantor Rp300.000,00. Diterima angsuran dari Tn. Candra sebesar Rp.4.000.000,00
tanpa potongan.
Perusahaan dapat menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut.
Pencatatan dalam jurnal umum ini masih bisa digunakan selama transaksi perusahaan
belum banyak.

Namun jika transaksi sudah cukup banyak dan sering terjadi transaksi yang sama, maka
penggunaan jurnal umum sudah tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya
pencatatan rekening yang sama di dalam jurnal umum yang dilakukan secara berulang-
ulang. (Baca: Persamaan dasara akuntansi)

Dengan demikian transaksi keuangan yang terjadi selama bulan Desember tersebut


akan dibukukan ke dalam jurnal khusus secara kronologis (sesuai dengan urutan waktu
terjadinya) dengan data tambahan bahwa Toko Rejeki menggunakan pencatatan
persediaan perpetual dengan metode FIFO.

Berdasarkan transaksi secara bersamaan dengan membuat jurnal juga dilakukan


pencatatan pada buku pembantu baik buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan,
maupun buku pembantu utang usaha. Dari transaksi yang terjadi pada Toko
“Rejeki” tersebut di atas dapat dicatat dalam jurnal khusus berikut ini:

Jurnal Khusus Perusahaan Dagang


Berikut ini contoh jurnal khusus perusahaan dagang.
Jurnal Penjualan Perusahan Dagang

Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum penjualan atau dalam rekening selain penjualan dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

Jurnal Pembelian Perusahan Dagang

Catatan:
* Kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * Setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan
mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

Jurnal Penerimaan Kas


Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan
mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

Jurnal Pengeluaran Kas

Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan
mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
Jurnal Umum

Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu


Buku Besar Pembantu Piutang
Buku Besar Pembantu Persediaan
Buku Besar Pembantu Utang
Setiap akhir periode dibuat daftar saldo dari masing-masing buku pembantu untuk
dicocokkan dengan buku besar umum/utama (rekening kontrol) yaitu piutang, utang, dan
persediaan.
Pemindahbukuan (Posting ) ke Buku Besar Umum
Buku besar adalah kumpulan dari rekening-rekening yang sejenis yang saling
berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Kumpulan rekening ini terbagi
dalam lima kelompok yang disebut juga dengan buku besar adalah Harta, Utang, Modal,
Pendapatan, dan Beban.

Harta terdiri atas rekening kas, piutang, perlengkapan, mesin dan lain-lain.

Utang terdiri atas rekening utang usaha, utang gaji karyawan, utang bank, dan lain-lain.
Modal terdiri atas modal pemilik.
Pendapatan terdiri atas rekening pendapatan jasa atau pendapatan lain di luar usaha.
Beban terdiri atas rekening beban gaji karyawan, beban sewa, beban depresiasi, dan
lainlain serta beban di luar usaha.

Pemindahbukuan (posting ) adalah mencatat atau memindahkan rekening dan jumlah


angka yang berasal dari jurnal ke buku besar dengan memberikan tanda posting tertentu.
Berbeda dengan penjurnalan yang harus dilakukan secara rutin setiap hari.

Pemindahbukuan ini dapat dilakukan setiap akhir pekan (seminggu sekali) atau bisa juga


tiap akhir bulan. Sebagai tanda bahwa posting telah dilakukan, maka tiap-tiap terjadi
pemindahbukuan harus ditandai, baik dalam jurnal maupun pada buku besarnya.

Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku


jurnal. Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan
prosedur berikut.

1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau
kredit dari rekening yang bersangkutan.
2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar
sebagai tanda sumber pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor
sebagai tanda jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal
ditulis per akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan menurut tanggal transaksi.

Pemindahbukuan (Posting) ke Buku Besar Umum

Setelah dilakukan penjurnalan secara kronologis, maka langkah berikutnya adalah mem-


posting (memindahbukukan dari jurnal ke buku besar) dengan cara memberikan kode
nomor akun ke dalam kolom Ref (Referensi) yang ada dalam jurnal dan tiap-tiap akun
yang sudah dilakukan posting juga diberikan nomor halaman jurnal. Hal ini dapat dicermati
pada rekening berikut ini.
Menghitung Harga Pokok Penjualan
Apabila perusahaan menerapkan metode pencatat persediaan secara perpetual fisik,
maka besarnya harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan setiap saat terjadi
penjualan yaitu setiap membuat jurnal penjualan sekaligus mencatat jurnal harga pokok
penjualan. Namun demikian perhitungan harga pokok penjualan tetap dilakukan sebagai
komponen dari laporan laba rugi yang tersaji dalam laporan keuangan.

Penghitungan harga pokok penjualan dibuat pada akhir periode akuntansi, yaitu pada
waktu disusun laporan keuangan. Penyajian harga pokok penjualan ini dapat dibuat secara
terpisah dari laporan laba rugi. Adapun formulasi penghitungan harga pokok penjualan
adalah:

Contoh:

Data berikut ini adalah yang dimiliki oleh Toko “Rahayu” Persediaan barang dagangan awal
(1 Oktober 2006) sebesar Rp30.000.000,00. Pembelian selama satu bulan sebesar
Rp120.000.000,00. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar
Rp3.000.000,00 dan melakukan pengembalian barang yang rusak sebesar
Rp6.000.000,00.

Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan ongkos angkut sebesar
Rp1.200.000,00. Pada akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih
tersisa di gudang sebesar Rp35.000.000,00. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya
harga pokok penjualan sebagai berikut.

Pengikhtisaran dari Saldo Buku Besar

Setelah semua akun yang ada dalam jurnal dibukukan (posting) ke masing-masing
rekening, maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar saldo.

Penyusunan daftar saldo dilakukan setiap akhir bulan, yaitu menentukan besarnya saldo
tiap-tiap akun, selanjutnya diringkas dalam daftar saldo sebagai berikut;
Kertas Kerja/ Neraca Lajur
Kertas kerja merupakan sarana untuk memudahkan bagi suatu perusahaan dalam
membuat laporan keuangan selanjutnya. Kertas kerja pada perusahaan dagang sama
dengan pada perusahaan jasa. Kertas kerja tersebut terdiri atas sebagai berikut.

1. Neraca saldo yang berisi rekening-rekening buku besar setelah adanya


pempostingan terhadap rekening tersebut.
2. Penyesuaian yang berisi ayat-ayat penyesuaian yang memengaruhi rekening buku
besar.
3. Neraca saldo disesuaikan berisi rekening-rekening buku besar yang telah
terpengaruh ayat penyesuaian.
4. Perhitungan laba rugi berisi rekening-rekening nominal, yaitu terdiri atas
pendapatan dan beban yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode
tertentu.
5. Perhitungan neraca berisi rekening-rekening riil, yaitu terdiri atas harta, utang, dan
modal yang menunjukkan posisi perusahaan pada waktu tertentu.
Selanjutnya dari daftar saldo tersebut dapat disusun laporan keuangan jika semua data
sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun, dapat diketahui bahwa untuk
aktiva tetap belum diperhitungkan beban penyusutannya, demikian pula dengan
perlengkapan ternyata masih ada persediaan (belum terpakai). Oleh karena itu, masih perlu
data penyesuaian agar transaksi menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

Data yang ada di Toko Rejeki telah diinformasikan bahwa perusahaan menggunakan
metode pencatatan persediaan metode fisik dengan rekening penyesuaian harga pokok
penjualan dengan data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.

1. Penyusutan aktiva tetap sebesar 5% setiap tahun (beban untuk bulan Desember
belum diperhitungkan). Beban penyusutannya dibebankan untuk bagian toko
sebesar 60% dan bagian kantor 40%.
2. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp. 760.000,00 pemakaian perlengkapan
digunakan untuk bagian toko 75% dan bagian kantor 25%.
3. Bunga pinjaman di bank yang masih harus dibayar sebesar Rp. 75.000,00.
4. Persediaan barang dagangan akhir periode senilai Rp. 2.886.000,00

Berdasarkan data penyesuaian tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tetapi jika Toko Rejeki telah menggunakan metode pencatatan persediaan metode fisik
dengan rekening penyesuaian Ikhtisar Laba Rugi dengan data penyesuaiannya atas
persediaan barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp2.886.000, maka jurnal
penyesuaian atas persediaan tersebut adalah:

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur
(kertas kerja/work sheet). Apabila data yang ada pada Toko “Rejeki” dibuatkan kertas kerja
akan tampak seperti berikut. 🙂

Laporan Keuangan Perusahaan Dagang


Penutupan
Selama proses akuntansi berjalan, seluruh rekening nominal yang terdiri atas pendapatan
dan beban digunakan sebagai rekening untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan
rekening modal. Pada akhir periode akuntansi, seluruh rekening nominal tersebut harus
ditutup dengan saldo nol (tidak memiliki saldo).

Jurnal Penutup
Seperti pada perusahaan jasa, jurnal penutup pada perusahaan dagang digunakan untuk
menutup rekening-rekening nominal, yaitu rekening yang berkaitan dengan pendapatan dan
beban. Hanya saja untuk laporan yang menggunakan metode harga pokok penjualan untuk
rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan

harga serta potongan pembelian tidak lagi dibuat ayat penutupnya karena rekening-
rekening tersebut saldonya sudah nol. Ayat-ayat penutup yang digunakan untuk menutup
rekening nominal sebagai berikut.

1. Menutup pendapatan, yaitu semua rekening pendapatan di debit sebesar saldo masing-
masing rekening, sedangkan rekening ikhtisar laba rugi di kredit sebesar jumlah semua
rekening pendapatan. Adapun jurnalnya adalah:
 2. Menutup beban, yaitu semua beban di kredit sebesar saldo tiap rekening dan rekening
ikhtisar laba rugi di debit sebesar jumlah total rekening beban. Adapun jurnalnya adalah:

3. Menutup perkiraan ikhtisar laba rugi, yaitu jika total sisi debit lebih kecil daripada kredit
maka menunjukkan laba dengan jurnal.

1. Jika perusahaan rugi, jurnalnya adalah:

4. Menutup prive, pada umumnya rekening prive,…. Ini bersaldo debit sehingga akan
mengurangi modal perusahaan. Adapun jurnalnya adalah:
Setelah jurnal penutup dibuat, selanjutnya dilakukan posting ke buku besar masing-masing
dan dibuat neraca saldo setelah penutupan untuk mengetahui keseimbangan (balance) dan
kebenaran dari tiap-tiap rekening sebelum memulai pencatatan pada periode berikutnya.

Adapun dari contoh dari Toko Rejeki dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.

Jurnal Pembalik (Penyesuaian Kembali/ Reversing Entries)


Jurnal pembalik (penyesuaian kembali) adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada periode
sebelumnya.

Jurnal pembalik bukan merupakan jurnal yang harus dibuat oleh suatu perusahaan. Akan
tetapi, jurnal ini perlu dibuat agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat tetap
konsisten penggunaan rekeningnya.
Transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan yang memerlukan jurnal pembalik
antara lain sebagai berikut.

1. Beban yang masih harus dibayar.


2. Beban yang dibayar di muka apabila beban tersebut pada saat transaksi dicatat
dalam rekening beban (bukan rekening aktiva/harta).
3. Pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan diterima di muka apabila
pendapatan tersebut pada saat transaksi dicatat dalam rekening pendapatan (bukan
rekening utang).

Contoh: Pada jurnal penyesuaian tentang bunga atas utang Bank yang masih harus
dibayar oleh Toko Rejeki sebesar Rp 75.000,00
Siklus Akuntansi untuk Perusahaan Dagang
Posted on Juli 22, 2019 by Bivisyani Questibriliain Akuntansi

Pernahkah kamu mendengar istilah siklus akuntansi? Istilah ini tidaklah asing karena sering
diguankan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jelasnya, siklus akuntansi pada sebuah perusahaan
merupakan suatu proses membuat laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Biasanya siklus akuntansi berawal dari transaksi hingga pembuatan laporan keuangan
perusahaan yang kemudian dilanjutkan dengan adanya saldo yang dtutup dengan closing
entry (jurnal penutup) atau sampai jurnal pembalik. Lalu, adakah hubungannya dengan
perusahaan dagang? Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan perusahaan dagang?
Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang proses kerja (bisnisnya) adalah membeli barang
dari pemasok lalu menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang dagangnya.
Mudahnya, bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti  toko kelontong,
supermarket, minimarket dan yang lainnya. Jenis usaha tersebut membeli stok barang kebutuhan
sehari hari dari supplier atau pemasok kemudian menjualkannya lagi ke konsumen.
 Ratusan perusahaan menggunakan Jojonomic untuk mengelola kegiatan bisnis sehari-hari dan
meningkatkan kinerja karyawan.
 NAMA LENGKAP*

 EMAIL*

 NOMOR HANDPHONE*

 NAMA PERUSAHAAN*

JojoCRM

Saya Ingin Mencoba Gratis

Dalam menjalankan usahanya, sebuah perusahaan jasa, tentu memerlukan laporan keuangan
yang bertujuan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, siklus akuntansi
sangat berguna di dalam proses kerja perusahaan jasa ini. Sebenarnya, siklus akuntansi pada
perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan jasa. Namun,
artikel ini tidak akan membahas keduanya, yang akan dibahas hanyalah siklus akuntansi dari
perusahaan dagang. Untuk lebih jelasnya, yuk disimak penjelasannya di bawah ini!
Perusahaan Dagang dan Siklus Akuntansi
Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa, seluruh transaksi yang dilakukan harus dicatat
kedalam jurnal lalu dibukukan atau dikelompokkan kedalam rekening akun di buku besar secara
periodik. Lalu pada akhir periode akuntansi, seluruh saldo dari semua rekening akun dihitung
dan dimasukkan ke dalam neraca lajur yang digunakan sebagai alat bantu menyusun laporan
keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam perusahaan dagang,
begitupun dengan pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dilaksanakan sebagai tahap
terakhir dalam siklus akuntansi.

Tahap Siklus Akuntansi pada Perusahaan


Dagang beserta Contohnya
Pada dasarnya, tidak ada yang jauh berbeda dari siklus akuntansi perusahaan jasa maupun
dagang. Kegiatannya sama mulai dari pencatatan semua transaksi kedalam jurnal lalu di bukukan
kedalam buku besar dengan kelompok akun yang sejenis. Pada akhir periode, setiap saldo dari
semua rekening dihitung dan dicantumkan kedalam neraca lajur yang kemudian memudahkan
proses pembuatan laporan keuangan.

1. Identifikasi Transaksi Jurnal Umum


Tahap siklus akuntansi yang pertama adalah mengidentifikasi transaksi yang terjadi pada
perusahaan yang melibatkan semua akun. Terdapat dua cara membuatnya, yakni metode periodik
(fisik) dan perpetual (terus-menerus). Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum dari
kedua metode yang digunakan agar kamu semakin paham tentang bagaimana menyusun jurnal
umum.

Jurnal Umum Periodik


Metode Periodik atau Fisik biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang dagangan
dengan harga yang relatif murah, tetapi sering terjadi. Dalam metode Periodik atau Fisik,
perpindahan barang dagangan baik yang masuk maupun keluar tidak akan dicatat. Selain itu,
akun persediaan barang dagangan tidak bisa dicatat didebit untuk transaksi pembelian barang
dagangan dan tidak bisa dicatat dikredit untuk transaksi penjualan barang dagangan.

Dalam metode Periodik atau Fisik, akun pembelian bisa dicatat didebit untuk transaksi
pembelian barang dagangan, sedangkan akun penjualan bisa dicatat dikredit untuk transaksi
penjualan barang dagangan. Pencatatan traksaksi dengan metode ini mengakibatkan persediaan
barang tidak bisa diketahui setiap saat karena pencatatan dilakukan secara periodik (berkala)
pada akhir periode.  Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum bentu periodik untuk
memudahkanmu mengerti:
Jurnal Umum Perpetual
Metode perpetual atau terus-menerus biasanya digunakan pada perusahaan yang menjual barang
dagangan dengan harga yang relatif mahal, tetapi jarang terjadi.

Pada metode perpetual atau terus-menerus, transaksi pembelian barang dagangan dapat dicatat
dengan mendebit akun persediaan barang dagangan sebesar harga beli (harga perolehan),
sebaliknya jika terjadi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun persediaan barang
dagangan sebesar harga pokoknya.
Pencatatan traksaksi dengan metode ini hasilnya lebih akurat dibandingkan metode periodik
karena pencatatan dilakukan secara terus-menerus dan terperinci untuk setiap transaksi yang
terjadi dalam perusahaan dagang, selain itu persediaan barang dagang dapat diketahui setiap saat
karena tercatat secara terus-menerus. Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal umum bentuk
perpetual untuk memudahkanmu mengerti:

2. Jurnal Khusus
Bagi perusahaan yang mempunyai transaksi yang sedikit mungkin bisa saja hanya menggunakan
jurnal umum untuk mencatat transaksinya. Namun pada kasus perusahaan dengan transaksi yang
banyak, tentu sulit untuk mengkelompokkannya, jadi butuh jurnal khusus sebagai buku jurnal
yang mewadahi transaksi-transaksi tertentu. Penggunaan jurnal khusus dapat membuat efisiensi
waktu tenaga dan biaya. Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya :

Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal penerimaan kas merupakan buku jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
yang berhubungan dengan penerimaan uang secara tunai maupun non tunai. Penerimaan uang
tunai berasal dari berbagai sumber.

Di dalam jurnal penerimaan kas, juga terdapat beberapa transaksis khusus, yaitu:

 Penjualan tunai
 Penerimaan pelunasan piutang
 Pengembalian atau retur pembelian secara tunai, dan
 Penerimaan pendapatan.
Berikut ini akan ditampilkan contoh jurnal jurnal penerimaan kas untuk memudahkanmu
mengerti:

Jurnal Pengeluaran Kas


Jurnal khusus pengeluaran kas dapat diartikan sebagai sebuah jurnal khusu yang dibuat untuk
mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran uang atau pembayaran uang
tunai kepada suplayer.

Berikut ini beberapa transaksi yang tercatat pada jurnal khusus pengeluaran kas:

 Pembayaran atau pelunasan utang dagang


 Pembelian secara tunai
 Retur penjualan
 Pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi atau prive
 Pembayaran beban-beban
Sekarang, untuk memudahkanmu mengerti, akan disertakan contoh dari jurnal pengeluaran kas,
berikut ini:

Jurnal Pembelian
Jurnal khusus pembelian itu sendiri merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua
jenis transaksi pembelian yang dilakukan secara kredit, baik pembelian barang maupun bukan
barang dagang.

Pencatatanya meliputi:

 Pembelian barang dagang dengan kredit


 Pembelian perlengkapan, peralatan serta aktiva lain secara kredit
Lalu, contohnya seperti apa sih? Untuk menjawab rasa penasaranmu, akan kami tampilkan
contoh dari jurnal khusus pembelian ini:
Jurnal Penjualan
Merupakan bentuk buku jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat semua transaksi  yang
berkaitan dengan penjualan barang dagan cara kerdit. Tidak ada akun khusus yang harus
dimasukkan dalam jurnal ini adalah hal yang membedakan antara jurnal penjualan dengan yang
lainnya. Maka, untuk membuatmu semakin paham, berikut akan ditampilkan contoh pencatatan
dari jurnal khusus penjualan:

3. Buku Besar Pembantu


Setelah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat transaksi tertentu, perusahaan dagang juga
membuat buku besar khusus yang disebut dengan buku besar pembantu.

Buku besar pembantu adalah bagian dari buku besar umum yang digunakan untuk merinci lebih
lanjut data dalam satu akun. Pencatatan beberapa akun tertentu (akun piutang dan akun hutang)
untuk kemudian dijadikan dasar informasi untuk menyusun neraca saldo suatu perusahaan
dagang.

 Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
 NAMA LENGKAP*

 ALAMAT EMAIL*

 NOMOR HANDPHONE*

 NAMA PERUSAHAAN*

Saya Ingin Mencoba Gratis

Jenis buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang digunakan perusahaan umumnya terdiri dari
Buku besar pembantu utang (account payable subsidiary
ledger). 
Buku besar pembantu utang ini berfungsi untuk mencatat rincian utang menurut nama kreditor.
Berikut akan dilampirkan contohnya, agar kamu lebih paham terkait buku besar pembantu utang
ini
Buku besar pembantu piutang (account receivable subsidiary
ledger). 
Buku ini, berkebalikan dengan buku utang. Buku piutang ini berfungsi mencatat rincian piutang
perusahaan menurut nama langganan (debitor). Lebih mudahnya, kamu bisa melihat contoh di
bawah ini:

4. Posting ke Buku Besar


Tahap selanjutnya adalah memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku besar. Selain
jurnal umum, pada perusahaan dagang informasi data buku besar berasal dari jurnal khusus.
Peristiwa ini disebut dengan posting buku besar.

Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku jurnal.
Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan prosedur berikut
ini
1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau kredit dari
rekening yang bersangkutan.
2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar sebagai tanda
sumber pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor sebagai tanda
jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal ditulis per
akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal penerimaan dan pengeluaran kas,
posting dilakukan menurut tanggal transaksi.
Untuk lebih mudahnya, perhatikan contoh hasil posting  ke buku besar umum berikut ini!
5. Laporan Harga Pokok Penjualan
Bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan secara fisik, secara otomatis besarnya
harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan saat terjadi penjualan sehingga saat membuat
jurnal penjualan sekaligus mencatat harga pokok penjualan.

Namun perhitungan HPP tetap dianggap sebagai komponen dari laporan laba ruhi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
Perhitungan harga pokok penjualan disusun pada akhir periode akuntansi atau pada saat
pembuatan laporan keuangan, dan laporan HPP disajikan secara terpisah dari laporan laba rugi.
Agar kamu lebih paham, berikut ini merupakan contoh pencatatan laporan HPP:

6. Membuat Neraca Saldo


Informasi yang digunakan untuk membuat neraca saldo adalah berasal dari buku besar yaitu
setiap saldo akhir pada setiap akun-akun. Posisi debet dan kredit harus balance, jika
tidak balance artinya ada kesalahan saat mencatat dari buku besar. Contoh pencatatan neraca
saldo untuk perusahaan dagang bisa dilihat dari contoh berikut ini:

7. Jurnal Penyesuaian
Pembuatan jurnal penyesuaian adalah akibat dari terjadi transaksi yang berpengaruh kepada
sejumlah akun perusahaan dan terkadang memunculkan kehadiran akun baru. Contoh transaksi
yang terjadi pada perusahaan dagang biasanya adalah sewa toko yang sudah jatuh tempo. Atau
bentuknya dapat dilihat pada contoh berikut ini
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Tahap selanjutnya adalah penyesuaian neraca saldo dengan jurnal penyesuaian yang
menghasilkan neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance). Contohnya bisa kamu
lihat di bawah ini!
9. Menyiapkan Laporan Keuangan
Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan. laporan keuangan ini dibuat dengan
tujuan untuk memudahkan pencarian informasi mengenai posisi keuangan perusahaan seperti
keadaan harta, utang dan modal perusahaan.

Informasi yang digunakan pada laporan keuangan berasal dari neraca saldo yang telah
disesuaikan. Informasi tersebut bisa didapatkan pada laporan keuangan yaitu laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan neraca. Contoh dari masing-masing laporan, bisa kamu lihat dari
gambar-gambar yang akan disajikan di bawah ini ya!
10. Membuat Jurnal Penutup
Tahap berikutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-akun yang terdapat di laporan laba
rugi adalah akun pendapatan dan biaya. Berikut ini adalah contoh yang akan diberikan untuk
jurnal penutup. Disimak baik-baik ya!
11. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca saldo dengan jurnal penutup. Lho, kenapa harus
disesuaikan ya? Akun-akun perlu disesuaikan, karena bisa saja ada akun yang berubah dari awal
pencatatan. Fungsinya untuk mencatat kembali akun-akun yang telah berubah baik saldo atau
pun akunnya.

12. Jurnal Pembalik


Pada kondisi tertentu tidak perlu di buat jurnal pembalik karena jurnal pembalik dibuat hanya
untuk akun-akun tertentu saja. Misalnya, untuk transaksi pendapatan yang diterima di muka yang
pada saat penjurnalan dicatat dengan sebagai pendapatan atau untuk transaksi biaya yang dibayar
dimuka (piutang). Kamu ingin contohnya? Tenang saja! Sudah kami sediakan contoh dari
pencatatan jurnal pembalik di bawah ini
Dengan membuat jurnal pembalik, selesailah siklus akuntansi yang harus dibuat oleh perusahaan
dagang. Terlihat cukup merepotkan, namun tanpa adanya pembuatan ini, perusahaanmu tidak
akan mengetahui kondisi keuangan mereka dan akan sulit untuk mengembangkan usahanya.

Anda mungkin juga menyukai