Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer disini peneliti
menggunakan kitab suci al-Quran yaitu dan kitab kitab balaghah yang membahas
tentang kalam khabar dan kalam insya’. Adapun sumber sekundernya adalah buku-
buku, atau karya lainnya yang menunjang serta berkaitan dengan objek penelitian.
Identifikasi
Kegiatan dalam pengelompokan data dengan mengumpulkan ayat-ayat yang
terkandung di dalamnya kalam khabar dan kalam insya’ dalam surat Al-Qari’ah
termasuk menandai ayat yang mengandung kalam khabar dan kalam insya’ dalam
surat Al-Qari’ah dan menguraikan bentuk bentuknya yang berguna untuk
memperjelas jenis kalam khabar dan kalam insya’ dalam surat Al-Qari’ah.
Klasifikasi
Mengklasifikasikan bentuk-bentuk, makna-makna serta huruf-huruf kalam khabar
dan kalam insya’ dalam surat Al-Qari’ah. Kemudian menjelaskan hasil penelitian
dan meyimpulkan.
Kalam khabar adalah kalimat yang pembicaraannya dapat dikatakan sebagai orang
yang benar atau dusta dilihat dari dzatnya. Bila kalimat itu sesuai dengan kenyataan,
maka pembicaranya adalah benar, dan bila kalimat itu tidak sesuai dengan
kenyataan, maka pembicaranya adalah dusta. Setiap ungkapan yang dituturkan oleh
seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu. Kalam khabar biasanya mempunyai
dua tujuan, (1) Faidatul khabar ) (فائدة الخبر, yaitu menyampaikan suatu hukum yang
terkandung dalam suatu kalimat kepada mukhathab. (2) lazimul faidah )(الزم الفائدة,
yaitu memberiatahukan mukhathab bahwa mutakallim megetahui suatu hukum.
Selain kedua tujuan di atas, ada beberapa tujuan kalam khabar sesuai dengan subjek
mutakallim dalam menyampaikan suatu pernyataan, diantaranya (1) Al-Fakhr
()الفخر, yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan kebanggaan. (2) Izhhar Al-
Dha‘f ()إظهار الضعف, yaitu menyampaikan berita untuk menampakkan kelemahan.
(3) Al-Tahassur ()التحسر, yaitu menyampaikan berita untuk menunjukkan
penyesalan. (4) Al-Istirham ()االسترحام, yaitu menyampaikan berita untuk memohon
kasih sayang dan belas kasihan. (5) Al-Amr ()األمر, yaitu dalam kalimat tersebut
terdapat beberapa kata yang tersirat yang berisi sebuah perintah. (6) An-Nahyu
()النهي, yaitu dalam kalimat tersebut terdapat beberapa kata yang tersirat yang berisi
sebuah larangan.
Kalam Insya’ adalah suatu kalimat yang tidak mengandung kebenaran dan
kedustaan. Maksudnya yaitu bahwa kalam khabar adalah suatu kalimat yang tidak
bisa disebut benar atau dusta. Jika seorang mutakallim mengucapkan suatu kalam
insya’, mukhathab tidak bisa menilai bahwa ucapan mutakallim itu benar atau
dusta.
Secara garis besar kalam insya’ ada dua jenis, yaitu insya’ thalabi dan insya’ ghairu
thalabi. Kalam insya’ thalabi adalah kalam yang menghendaki adanya suatu
tuntutan yang tidak terwujud ketika kalam itu diucapkan, yang termasuk kategori
insya’ thalabi adalah (1) Al-Amr, yaitu Tuntutan mengerjakan sesuatu kepada yang
lebih rendah. (2) An-nahyu, yaitu tuntutan meninggalkan suatu perbuatan dari pihak
yang lebih tinggi. (3) istifham, yaitu menuntut pengetahuan tentang sesuatu. (4)
Tamanni, yaitu menuntut sesuatu yang diinginkan, akan tetapi tidak mungkin
terwujud. (5) nida’ yaitu tuntutan pembicara yang menghendaki seseorang agar
menghadapnya. Sedangkan kalam ghairu thalabi adalah kalimat yang didalamnya
tidak menghendaki suatu permintaan, yang termasuk kategori ghairu thalabi adalah
(1) Ta'ajjub (kagum atau kaget) jenis ini biasanya berisi dua pertanyaan yang
berkelebihan,(2) Al-Madh wa al-Dzamm (pujian) jenis ini menggunakan kata
ni’ma, bi’sa dan habbadza, (3) Al-Qasam (sumpah) jenis ini menggunakan wawu,
ba’, ta’, dan lain sebagainya. (4) Raja’ (berharap) jenis ini biasanya menggunakan
‘asa, hurriyu (la’alla), dan ikhlaulaqa.
Dari aspek makna, hasil penelitian menunjukkan bahwa makna kalam insya thalabi
tidak selalu mengandung makna asal yaitu faidatul khabar dan lazimul faidah tetapi
juga mengandung makna lain yang sesuai konteks, yang mana makna tersebut
tersirat bukan tersurat. Makna kalam khabar dalam Surat Al-Qari’ah meliputi;
Ayat ini mengandung unsur kalam khabar yang memiliki tujuan berupa faidatul
khabar yaitu memberi tahu kepada seseorang yang belum tahu kabar tersebut. yaitu
Allah memberi tahu kabar tentang keadaan hari kiamat yang dimana pada hari itu
keadaan manusia seperti keadaan kupu-kupu atau keadaan laron yang berterbangan
bercampur satu dengan yang lainnya (Radio Rodja : 2019).
Ayat ini juga sama pada ayat sebelumnya yaitu dalam ayat ini mengandung unsur
kalam khabar yang memiliki tujuan berupa faidatul khabar yaitu memberi tahu
kepada seseorang yang belum tahu kabar tersebut. yaitu Allah memberi tahu kabar
tentang keadaan hari kiamat yang dimana pada hari itu gunung-gunung adalah
ِ فَأ َ َّما َمن ثَقُلَ ۡت َم َو ِزي ُنهُۥ فَهُ َو ِفی ِعيشَة َّر
ࣲاضيَة
Ayat diatas mengandung kalam khabar yang memiliki tujuan al-amr (perintah).
Amr itu perintah dari atas ke yang lebih rendah. yaitu Allah memerintah manusia
untuk selalu berbuat kebaikan, jika mereka selalu berbuat baik maka timbangan
amal kebaikannya lebih berat daripada timbangan amal keburukannya dan mereka
akan berada dalam kehidupan yang memuaskan, yaitu mereka akan masuk ke dalam
surga yang kekal, berada di kenikmatan yang tidak putus-putus selamanya. Mereka
bahagia dengan nikmat dan karunia dari Allah ‘Azza wa Jalla. Hati mereka pun
ridha (Radio Rodja : 2019).
Ayat diatas mengandung kalam khabar yang memiliki tujuan an-nahyu (larangan)
yaitu Allah melarang manusia untuk tidak berbuat kemaksiatan, jika mereka selalu
berbuat kemaksiatan maka timbangan amal keburukannya lebih berat daripada
timbangan amal kebaikan dan tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah. Yaitu
neraka yang menjadi tempat tinggalnya dan ada yang menyebutkan bahwasannya
arti dari ُ أُ ُّمهadalah kepalanya. Yaitu kepalanya terjungkir ke dalam neraka (Radio
Rodja : 2019).
Ayat tersebut mengandung unsur kalam khabar yang memiliki tujuan berupa
faidatul khabar yaitu memberi tahu kepada seseorang yang belum tahu kabar
tersebut. Yaitu Allah memberi tahu kepada manusia bahwa neraka hawiyah itu
neraka yang sangat panas, sangat kuat nyala dan gejolak apinya (Lestari : 2015).
Ayat ini merupakan jawaban dari ayat sebelumnya yaitu ayat berupa pertanyaan
“Tahukah kamu apa itu neraka hawiyyah?” Kalam Insya’ dalam Surat Al-Qari’ah
Dalam Surat Al-Qari’ah, hanya terdapat ayat-ayat yang mengandung bentuk kalam
insya’ thalabi istifham. Makna asli istifham (kata pertanyaan bermakna bukan
pertanyaan). makna lain istifham (kata pertanyaan bermakna bukan pertanyaan),
yang tidak selalu formal atau makna sebenarnya. makna istifham ada 11 macam
yaitu taqrir (penegasan), tahqir (menghina), taubikh (mencela), ta’ajub (heran),
nafyi (neniadakan), inkar , ta’dzim (mengaggungkan), istibtha ( melisensi),
tasywiyah ( menyamakan), tamanni (harapan), tasywiq ( menerima). Adawatul
istifham ada 11 yaitu 2 berupa huruf yaitu )همزة( أ, هلdan 9 berupa isim yaitu ما,
من, كيف, كم, أنَّى, متى, َأَين, أيان, ّأَي. Adawatul istifham yang terdapat dalam surat al-
qori’ah yaitu hanya huruf َما.
Dari aspek makna, hasil penelitian menemukan adanya makna asli dan makna
majazi. Makna kalam insya thalabi tidak selalu mengandung makna sebenarnya
tetapi juga mengandung makna lain yang sesuai konteks. Makna kalam insya
thalabi dalam Surat al-qori’ah meliputi;
Istifham
ُار َعة ۡ
ِ ََما ٱلق
(Apa hari kiamat itu?)
Ayat tersebut mengandung unsur kalam insya’ tholabi istifham asli (kata
pertanyaan bermakna pertanyaan). Yaitu bahwa umat nabi Muhammad benar-benar
bertanya tentang apa itu hari kiamat?. Huruf ماdigunakan untuk bertanya sesuatu
yang tidak berakal dan digunakan untuk meminta keterangan nama atau hakikat
sesuatu.
Ayat tersebut mengandung unsur kalam insya’ thalabi istifham tidak asli
(pertanyaan mempunyai makna bukan pertanyaan) yaitu berupa taqrir (penegasan).
Lafal ini diucapkan oleh umat rasulullah bukan hanya untuk bertanya tentang hari
kiamat tapi juga untuk menegaskan. Ketika umat nabi Muhammad betanya tentang
hari kiamat pertamakalinya, Nabi Muhhamad belum mengetahui apa hari kiamat
itu dan bagaimana, karena beliu belum mendapatkan wahyu ,sehingga beliau belum
mejawab pertaanyaan tersebut, kemudian umat nabi Muhammad kembali bertanya
tentang hari kiamat kedua kalinya untuk menegaskan pertanyaanya tentang hari
kiamat.
Ayat tersebut mengandung unsur kalam insya’ tholabi istifham asli (kata
pertanyaan bermakna pertanyaan). Ketika nabi Muhammad menjelaskan tentang
kejadian pada hari kiamat kepada umatnya, yaitu bahwa orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
Dan orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya
adalah Neraka Hawiyah. Pada penjelasan tersebut kaum nabi Muhammad tidak
mengetahui apa yang dimaksud dengan neraka hawiyah, maka mereka bertanya
kepada nabi Muhammad tentang neraka hawiyah.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Khoiriah, Lailatul, Fathul & Murtadho, Nurul & Hanafi, Yusuf. 2012. Kalam insya’
thalabi dalam surat al-Kahfi (online) http://mulok.library.um.ac.id/ diakses
pada tanggal 45 Oktober 2019.
Mutiarani. 2013. Penggunaan Kalam Khabar Dan Kalam Insya’ Dam Surat
Lukman Serta Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab.(Online)
http://repository.upi.edu/15197 diakses pada tanggal 22 Oktober 2019.
Najiah, Siti dan Yurisa, Respati, Penny. 2019. Kalam Insya’ Thalabi dalam Al-
Quran Surat Yusuf (Studi Analisis Balaghah). (Online)
http://prosiding.arabum.com/index.php/semnasbama/article/download/413/3
88/ diakses 15 Oktober 2019.
Rodja, Radio. 2019. Tafsir Surat Al-Qari’ah sampai Surat Al-Humazah. (Online)
https://www.radiorodja.com/46558-tafsir-surat-al-qariah-sampai-surat-al-
humazah/ diakses 44 Oktober.
Wikipedia. 2018. Surah Al-Qari’ah. (Online)
https://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Qari'ah diakses pada tanggal 17
Oktober 2019.