04 Manajemen Krisis 3
04 Manajemen Krisis 3
290-311 290
ABSTRAK
Pada tahun 2017 fenomena imunisasi Measles rubella menarik perhatian publik. Adanya tindakan penolakan
dari para orang tua menghasilkan pemberitaan negatif dan mengantarkan Kementerian Kesehatan pada
situasi krisis. Public relations merupakan divisi yang berperan untuk melindungi dan mempertahankan
reputasi yang dimiliki oleh organisasi melalui tindakan manajemen krisis. Tujuan penelitian ini yaitu ingin
mengetahui manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations Kementerian Kesehatan yang diperdalam
dengan menggunakan Situational Crisis Communication Theory. Metode penelitian yang digunakan yaitu
pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam serta mengumpulkan dokumen
terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations
Kementerian Kesehatan pada tahap pre-krisis adalah kegiatan monitoring media. Saat krisis terjadi respon
yang dilakukan tergolong strategi diminish untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa krisis. Beberapa
tindakan yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan Komite Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, penyebaran release melalui website, berkomunikasi dengan Pemerintahan
daerah, Dinas Kesehatan daerah, serta memanfaatkan media tradisional dan digital. Pada tahap post-krisis
dilakukan dialog dengan Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai kehalalan
vaksin. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan krisis terjadi karena perbaikan
komunikasi dan kerja sama dengan para stakeholder. Adapun sarannya adalah sebaiknya ketika terjadi
perbedaan pemahaman dengan Majelis Ulama Indonesia, public relations Kementerian Kesehatan dapat
melakukan komunikasi yang lebih cepat agar masalah segera teratasi.
ABSTRACT
In 2017 the Measles rubella immunization phenomenon caught the public’s attention. The act of rejection
from parents resulted in negative coverage and led the Ministry of Health to a crisis. Public relations is a
division whose role is to protect and maintain the reputation of an organization through crisis management
actions. The purpose of this research is to explore crisis management conducted by public relations of the
Ministry of Health using Situational Crisis Communication Theory. The research method used is a qualitative
approach using in-depth interview techniques and by collecting related documents. The results show that the
crisis management carried out by the Ministry of Health public relations at the pre-crisis stage was media
monitoring. When a crisis occurs, the response classified as a diminished strategy, reducing the negative
impact of a crisis. Some of the actions taken are working with the National Committee of Prevention and
Eradication of Post-Immunization Events, disseminating releases through the website, communicating with
local governments, regional health offices, and utilizing traditional and digital media. In the post-crisis stage,
a dialogue was held with the Indonesian Ulema Council to conduct further studies on the halal vaccine. The
conclusion in this study shows that the handling of crises occurs because of improved communication and
cooperation with stakeholders. The suggestion is that when there is a difference in understanding with the
Indonesian Ulema Council, the Ministry of Health’s public relations able to organize faster and effective
communication so that the problem can be immediately resolved.
Korespondensi: Wulan Yulianti S.I.Kom. The London School of Public Relations Jakarta. Jl. Jend. Sudirman
No. Kav. 32, RT.12/RW.11, Karet Tengsin, Kota Jakarta Pusat, Jakarta 10250. Email: 15110191232@lspr.edu
media sosial juga memberikan peran dalam Sumber: Media online, 2017
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 292
sama lain mengenai vaksin Measles Rubella lapangan tersebar isu-isu dari manapun yang
(MR). Wujud penolakan para orang tua di media mengungkapkan vaksin MR sudah halal, hal
sosial, terlihat melalui group facebook yang itu merupakan suatu kebohongan. Ia berharap
bernama Gerakan Anti Vaksin dan Imunisasi. berita ini dapat diketahui oleh masyarakat
Para orang tua yang memutuskan untuk karena vaksin Measles Rubella (MR) belum ada
mengambil tindakan penolakan, ikut bergabung kehalalannya saat itu, apalagi dengan sertifikat.
Masalah kehalalan vaksin menjadi fase pertama juga terancam untuk dihentikan.
alasan selanjutnya para orang tua melakukan Pendapat tersebut bersumber dari Anggota
Indonesia didominasi oleh warga muslim, Indonesia (ICMI) Pusat. Brigjen Pol (Purn)
sehingga kehalalan menjadi syarat penting bagi Anton Tabah Digdoyo meminta vaksinasi
mereka untuk bisa menerimanya. Keraguan Measles Rubella (MR) untuk dihentikan
para orang tua akan kehalalan vaksin bersumber sementara, karena kehalalannya yang
dari polemik perbedaan pendapat yang terjadi belum jelas (“ICMI Minta Vaksinasi Rubela
jika vaksin rubella aman dan halal, seperti tua melakukan penolakan. Beberapa masalah
pemberitaan dari CNN Indonesia berikut ini. Ibu diantaranya yaitu dampak negatif setelah
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menjelaskan imunisasi dan penyebaran hoaks yang terjadi
Vaksin MR yang diimpor langsung dari India di media sosial. Selain itu perbedaan pendapat
itu halal. Vaksin measles ditumbuhkan pada antara Kementerian Kesehatan dengan MUI
embrio ayam sedangkan vaksin rubella ditanam membuat keraguan akan kehalalan vaksin
pada stem sel yang berasal dari manusia, jadi Measles Rubella (MR), membuat program
tidak ada kata haram disini (Olyvia, 2017). tersebut terancam untuk diberhentikan.
untuk vaksin Measles Rubella (MR). Seperti Kementerian Kesehatan pada situasi krisis.
respon yang dikemukakan oleh Ketua Komisi Definisi krisis adalah kejadian besar yang
Fatwa MUI Hasanuddin. Menurutnya jika di memberikan hasil negatif dan berpotensi
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
293 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
atau nama baik. Berdasarkan definisi tersebut, krisis yang dilakukan oleh public relations
sebagai krisis. Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR). Sejalan dengan latar
Measles Rubella (MR) merupakan program belakang dalam pendahuluan di atas, diharapkan
besar. Layanan imunisasi Measles Rubella penelitian ini memberikan tujuan dan manfaat.
mendapatkan pemberitaan negatif akibat Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini
penolakan karena beragam permasalahan diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan
yang muncul. Sehingga peristiwa tersebut bagi penelitian sejenis terkait manajemen
memberikan sentimen negatif bagi nama baik krisis. Penggunaan teori Situational Crisis
Divisi public relations memiliki tugas bisa dilakukan oleh public relations dalam
besar untuk mengelola komunikasi di sebuah menjaga reputasi yang dimiliki oleh organisasi.
komunikasi. Tindakan yang dilakukan oleh penelitian manajemen krisis yang dilakukan oleh
public relations memfokuskan pada persiapan public relations Kementerian Kesehatan dapat
krisis sebagai strategi untuk meminimalkan dijadikan bahan evaluasi dan pembelajaran bagi
yang dianggap penting saat melakukan Krisis sering kali dilihat sebagai peristiwa
komunikasi krisis yaitu persiapan manajemen yang menakutkan, sehingga sebagian besar
sosok public relations Kementerian Kesehatan Menurut (Jessica & Ilfandi, 2018) aktivitas
juga memberikan peran penanganan krisis dan public relations memberikan peran penting
melakukan kegiatan manajemen krisis, pada dalam penanganan krisis, karena jika tidak
peristiwa penolakan imunisasi Measles Rubella ditangani secara cepat dapat membentuk
(MR) di fase pertama (Coombs & Holladay, opini publik yang tidak sesuai dengan fakta di
Adanya indikasi masalah dan latar belakang dilakukan oleh pihak public relations yaitu
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 294
Penelitian lainnya membenarkan peran Di sisi lain krisis juga memberikan manfaat
penting public relations dalam penanganan seperti penjelasan menurut (Mejri & De Wolf,
krisis. Komunikasi krisis merupakan salah satu 2013), menurutnya krisis memiliki potensi
peran yang dilakukan oleh public relations. sebagai kekuatan baru bagi organisasi dan
Krisis sendiri datang secara mengejutkan dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran.
dan menghadirkan ancaman bagi organisasi, Hal tersebut dilakukan untuk mencegah krisis
perusahaan, atau industri, begitu juga terhadap berikutnya dan bersiap untuk menghadapinya.
publik mereka, produk, layanan, ataupun nama Tindakan pengelolaan krisis yang bisa dilakukan
baik yang sudah dimiliki (Prastya, 2011). oleh public relations yaitu manajemen krisis.
Terdapat tiga ancaman yang ditimbulkan ketika Coombs & Holladay menjelaskan manajemen
krisis yaitu: keselamatan publik, kerugian krisis sebagai upaya untuk mencegah atau
finansial, atau kehilangan reputasi (Mak & AO, mengurangi hasil negatif dari krisis untuk
Adanya krisis dapat mengganggu dan membagi manajemen krisis menjadi tiga bagian
memberikan ancaman proses kerja organisasi. yaitu pre-crisis, crisis dan post-crisis, berikut
(Suryani & Sagiyanto, 2018) dalam kesimpulan ini penjelasan dari masing-masing tahapan
mengelola krisis bukanlah hal yang mudah. Pre-crisis merupakan tahap sebelum
Ketika krisis terjadi seorang public relations terjadi krisis, tindakan yang dilakukan yaitu
bukan hanya bertugas untuk sekadar tampil di mengumpulkan seluruh informasi tentang resiko
media. Dalam menangani krisis public relations krisis, menentukan respon yang dilakukan saat
harus memiliki strategi yang komprehensif, krisis dan mempersiapkan sosok terpercaya,
tepat, dan cermat. Sama halnya seperti hasil yang akan memberikan informasi pada publik.
penelitian (Meyerding, 2019) ketika krisis Selanjutnya yaitu crisis, pada tahap organisasi
Ketika peristiwa krisis terjadi, seharusnya Sumber: Coombs & Holladay, 2010
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
295 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
sedang berada dalam situasi krisis dan harus & Holladay, 2010) menjelaskan penarikan
memberikan respons yang tepat, sehingga bisa kesimpulan teori ini didasari oleh peristiwa
tertangani dengan baik. Untuk memperdalam krisis yang memberikan dampak negatif
penanganan yang diberikan pada tahapan krisis, bagi organisasi maupun stakeholder yang
Situational Crisis Communication Theory Theory terdiri dari beberapa elemen. (Coombs
(SCCT) dikemukakan pertama kali oleh W. & Holladay, 2010) membagi model SCCT
Timothy Coombs sejak tahun 1995. (Coombs menjadi tujuh elemen, yang terdiri dari crisis
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 296
crisis response, affect, organization reputation Hubungan dengan para stakeholder harus
Elemen yang pertama yaitu, crisis peristiwa krisis terjadi. Terdapat sebuah
responsibility yang dijadikan sebagai inti teori pernyataan yang menyebutkan bahwa, dalam
untuk mengetahui jenis krisis yang terjadi. melakukan penyelesaian krisis, dibutuhkan
Untuk mewakili tingkatan tanggung jawab analisis stakeholder yang terlibat dalam
dan ancaman yang ditimbulkan karena krisis. krisis tersebut (Akhyar & Pratiwi, 2019).
(Coombs & Holladay, 2010) membagi jenis Dalam elements situational communication
crisis responsibility menjadi tiga. Jenis krisis crisis theory disebut dengan prior reputation
victim memberikan tanggung jawab dan yang menjelaskan elemen prior reputation,
ancaman yang rendah bagi organisasi yang digunakan untuk melihat seberapa baik atau
terkena krisis. Kemudian jenis krisis accident buruk suatu organisasi memperlakukan para
memberikan tanggung jawab dan ancaman yang stakeholder-nya (Coombs & Holladay, 2010).
minimal untuk organisasi yang terkena krisis. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan
Terakhir jenis krisis intentional memberikan keadaan umum hubungan antara organisasi
tanggung jawab dan ancaman yang kuat atau dengan para stakeholder.
strong bagi organisasi yang mengalami krisis. Organisasi harus merancang strategi, agar
Pengalaman krisis yang pernah dialami bisa merespon krisis dengan tepat. Dari hasil
organisasi di masa lalu menjadi elemen penelitian organisasi maupun perusahaan yang
selanjutnya dari situational crisis communication menghadapi krisis yang sama, tetap memiliki
theory. Menurut Coombs & Holladay, crisis respon yang berbeda dalam menangani sebuah
history adalah tindakan untuk melihat ketika krisis (Ham, Hong, & Cameron, 2012). Dalam
serupa di masa lalu (Coombs & Holladay, SCCT membagi Crisis Response Strategy
2010). Adanya crisis history memberikan sisi menjadi empat strategi yaitu deny, diminish,
negatif dan juga positif bagi organisasi. Sebuah rebuild dan reinforce (Coombs & Holladay,
“perilaku buruk” untuk organisasi. Tetapi crisis Setiap strategi memiliki penjelasannya
history juga dapat memberikan hal positif bagi masing-masing. Strategi yang diberikan
organisasi, untuk menyusun pesan yang lebih cenderung kecil untuk meminimalkan tanggung
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
297 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
jawab krisis organisasi dan mengurangi jika sekarang ini dalam menangani krisis
berusaha untuk mengurangi krisis, tetapi new media (Coombs & Holladay, 2010).
menjelaskan alasan dan pembenaran atas apa dari pemberitaan media online. Kemudian
yang terjadi. Memperkuat strategi mencoba social network dan media sosial seperti web
untuk menambahkan informasi positif tentang blogs, twitter, podcast, youtube dan email. Hasil
organisasi. Rebuild merupakan tindakan penelitian dari (Apuke & Tunca, 2018) praktisi
akomodatif yang dilakukan oleh organisasi public relations disarankan untuk mengikuti
sebagai upaya untuk meningkatkan persepsi kegiatan media sosial dan menindaklanjutinya.
yang dimiliki. Tindakan yang bisa dilakukan Jika sosial media digunakan dengan sesuai saat
oleh organisasi yaitu melakukan permintaan krisis, maka dapat digunakan sebagai platform
maaf dan memberikan kompensasi kepada negosiasi yang mengajak interaktivitas dengan
atas permasalahan yang terjadi. Reinforce Menurut Coombs & Holladay, setelah
adalah strategi penguatan dengan mencoba organisasi melakukan crisis response kemudian
menambahkan informasi positif tentang akan dilihat bagaimana affect atau pengaruh
organisasi terutama dari pihak lain. Salah kepada reputation organizational dan juga
satunya adalah dengan mengingatkan orang- behavioral intentions dari publik (Coombs
orang akan pekerjaan baik yang sudah lakukan & Holladay, 2010). Tahap terakhir dalam
Media menjadi hal penting bisa & Holladay menjelaskan post-crisis sebagai
krisis. Menurut juru bicara atau spokesperson, terjadi krisis. Pada tahap ini tetap dibutuhkan
yang dipercaya oleh organisasi harus bertemu komunikasi, untuk mengubah dan menyediakan
dengan media pada tahap awal krisis untuk pesan yang dibutuhkan setelah krisis
harus dijawab dengan cepat, akurat, terbuka dan latar belakang dan pemaparan literatur review
konsisten (Coombs & Holladay, 2010). sebelumnya. Penelitian ini berfokus untuk
oleh public relations Kementerian Kesehatan informan ahli. Divisi yang memiliki peran
dalam menangani penolakan imunisasi Measles dan tugas public relations di Kementerian
Rubella (MR) di tahun 2017 yang diperdalam Kesehatan disebut dengan Biro Komunikasi
kualitatif, karena ingin menggambarkan salah manajemen krisis akibat penolakan imunisasi
satu peristiwa yang ada dalam kehidupan sosial. Measles Rubella (MR) di tahun 2017. Pertama
Menurut West & Turner, pendekatan kualitatif yaitu Anjari, S. Kom, SH, MARS (Kepala
untuk menggambarkan detail tentang orang, Bagian Opini Publik Produksi Komunikasi dan
tindakan, dan peristiwa dalam kehidupan sosial Peliputan di Biro Komunikasi dan Pelayanan
(West & Turner, 2010). Kemudian, untuk jenis Masyarakat Kementerian Kesehatan).
metode yang dipakai yaitu deskriptif. Kemudian Giri Inayah, SKM, MKM sebagai
Teknik pengumpulan data yang digunakan (Kepala Sub bagian Hubungan Media Massa dan
yaitu wawancara mendalam dan collecting Media Sosial di Biro Komunikasi dan Pelayanan
data dokumen yang bisa diakses secara offline Masyarakat Kementerian Kesehatan). Sebagai
maupun online. (Yin, 2014) membagi beberapa upaya memperdalam informasi mengenai
teknik pengumpulan data untuk pendekatan program imunisasi Measles Rubella (MR),
kualitatif. Dua diantaranya yaitu interview dan pihak ketiga yang dijadikan informan yaitu
collecting data atau dokumen. Menurut (West dr. Gertrudis Tandy menjabat sebagai (Kepala
& Turner, 2010) wawancara merupakan situasi Seksi Imunisasi Khusus dan Lanjutan Subdit
sosial untuk informan untuk menafsirkan makna Imunisasi Kementerian Kesehatan). Divisi
mendalam mengenai maksud peneliti dalam masuk ke dalam bagian Direktorat Jenderal
Subjek dalam penelitian ini yaitu pihak Penelitian ini juga mewawancarai salah
perwakilan Majelis Ulama Indonesia dan masalah imunisasi Measles Rubella (MR) yaitu,
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
299 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
KH. Arwani Faishol merupakan Wakil Sekretaris Holladay, 2010). Hasil penelitian yang
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). didapatkan dari wawancara bersama ketua sub
Kemudian dilakukan juga wawancara bersama divisi public relations Kementerian Kesehatan.
informan ahli sebagai sosok yang memiliki Anjari Kepala Bagian Opini Publik Produksi
pengetahuan mengenai manajemen krisis. Komunikasi dan Peliputan menjelaskan jika
Benny Siga Butarbutar, M. Si. sebagai Advisor Kementerian Kesehatan telah menentukan
Media and Communications BOD Perum spokesperson yang akan menghadapi media
BULOG dan pernah menjabat sebagai Vice atau publik, serta tindakan monitoring berita.
President Corporate Communications Garuda Pada peristiwa imunisasi Measles Rubella
Indonesia. Lokasi penelitian untuk memperoleh (MR) spokesperson atau juru bicara teknis
data dilakasnakan di wilayah Jakarta. dibagi menjadi tiga, yang utama yaitu Ibu
Teknik analisis data yang digunakan Menteri Kesehatan, kepala biro komunikasi, dan
yaitu model Miles dan Huberman yang terdiri direktur pembuat program imunisasi. Sebelum
dari pengumpulan data, reduksi data, dan terjadi krisis sudah dilakukan monitoring media
conclusion drawing and verification (Sugianto, setiap hari mengenai pemberitaan apa saja
Don, & Doho, 2019) Kemudian untuk menguji yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan
kredibilitas data dilakukan pengecekan dengan sehingga dapat mendeteksi atau melakukan
triangulasi. Triangulasi merupakan gagasan tindakan pencegahan. Begitu pun jawaban dari
untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut Inayah sebagai Kepala Sub bagian Hubungan
pandang, untuk meningkatkan akurasi data Media Massa dan Media Sosial yang masuk ke
(West & Turner, 2010). dalam sub divisi public relations Kementerian
Kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN “Kita sudah ada aturan hukumnya
di Permenkes tentang pejabat yang
memberikan keterangan pada pers dan
Manajemen krisis terbagi menjadi tiga pada publik. Jadi pejabat-pejabat itu
yang akan memberikan keterangan. Nah
tahapan dimulai dari pre krisis, krisis dan post posisi biro komunikasi merupakan posisi
yang strategis, jadi memang kepala biro
krisis. Tahap pre krisis merupakan fase sebelum
komunikasi tentu menjadi spokeperson”.
krisis terjadi dilakukan seluruh informasi Inayah, 28 Desember 2019, komunikasi
pribadi).
tentang resiko krisis, tindakan apa yang
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 300
Kesehatan Nila Moeloek. Ia menjelaskan theory, pada tahap krisis ini akan menganalisis
jika vaksin Measles Rubella halal, sedangkan secara mendalam bagaimana proses tanggung
menurut MUI pihaknya belum memberikan jawab yang dilakukan oleh public relations
sertifikasi halal untuk vaksin tersebut. Melalui Kementerian Kesehatan sebagai upaya
(MR) yang diselesaikan pada tahun 2018. Butarbutar sebagai informan ahli yang
Faishol sebagai wakil Sekretaris Komisi Fatwa menjabat Advisor Media and Communications
MUI menjelaskan jika vaksin Measles Rubella BOD Perum BULOG menjelaskan pentingnya
(MR) hukumnya haram, tetapi karena keadaan penggunaan SCCT Situational Crisis
genting dan belum ada penggantinya vaksin Communication Theory. Menurutnya terdapat
tersebut menjadi mubah. Saat isu menyebar dua hal yang ingin dicapai dalam teori SCCT
spokesperson memiliki peran penting untuk yaitu kemampuan kita memprediksi reaksi
menghadapi media dan memberikan informasi kemarahan publik dan bagaimana kemampuan
kepada publik. Pihak public relations sebaiknya manajemen public relations dalam menyiapkan
didasari dengan fakta yang sudah terverifikasi. (Coombs & Holladay, 2010) terdiri dari
pendahuluan, public relations Kementerian crisis history, prior reputations, crisis response
Kesehatan mengalami krisis akibat adanya strategies, affect, organization reputation dan
penolakan dari para orang tua mengenai behavioral intentions. Elemen pertama yaitu
imunisasi Measles Rubella (MR). Pada tahap crisis responsibility, yang menjelaskan jenis
krisis ini, akan diperdalam menggunakan krisis untuk melihat tanggung jawab serta
Situational Crisis Communication Theory. ancaman yang diterima oleh organisasi ketika
Menurut (Coombs & Holladay, 2010) penarikan terjadi krisis. (Coombs & Holladay, 2010)
kesimpulan teori ini, didasari karena krisis membagi jenis krisis menjadi tiga jenis. Dari
merupakan peristiwa negatif bagi organisasi wawancara bersama Inayah, ditemukan jika
sehingga diperlukan tanggung jawab untuk peristiwa penolakan imunisasi Measles Rubella
mengatasinya. Penjelasan tersebut, menjadi (MR) masuk kedalam jenis krisis intentional
alasan menggunakan teori ini. Dengan yang membuat organisasi memberikan tanggung
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
301 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
jawab strong atau kuat. Kementerian Kesehatan dari kecil, hingga melompat menjadi besar
menganggap serius ancaman ini, alasannya dengan cepat. Maka dari itu, saat krisis terjadi
jika penolakan dibiarkan dan anak-anak tidak dibutuhkan kemampuan perhitungan eskalasi
terimunisasi maka dampak yang ditimbulkan dan juga tindakan respon secara cepat dan tepat.
akan luar biasa. Selain itu, karena permasalahan Coombs & Holladay, menjelaskan crisis
ini terjadi secara nasional maka yang melihat history merupakan proses untuk menganalisis
pihak internasional sehingga dunia global akan jika organisasi pernah mengalami krisis serupa
melihat dan menilai program yang dilakukan atau tidak di masa lalu. Menurut Inayah,
Pendapat tersebut, sama halnya dengan krisis serupa dan biasanya terjadi terkait
Hasil analisis menunjukan bahwa penolakan Tandy sebagai Kepala Seksi Imunisasi Khusus
imunisasi Measles Rubella (MR) di tahun 2017 dan Lanjutan Subdit Imunisasi Kementerian
masuk ke dalam jenis strong atau kuat, karena Kesehatan. Menurutnya penolakan terjadi
Indonesia. Jika kampanye negatif berhasil, vaksin dan memiliki keyakinan untuk menolak.
maka penolakan akan semakin meluas dan Salah satu alasan mengapa kelompok tersebut
bisa berdampak pada kesehatan pada anak- melakukan penolakan didasari karena mereka
Kementerian Selain itu adanya penggunaan Hasil analisis pada elements crisis history
pernah terjadi sebelumnya dan biasanya point atau pemangku utama yang dibantu oleh
permasalahan seperti ini terjadi pada program- para stakeholder baik dari dalam maupun luar
program baru. Salah satu alasan penolakan negeri. Kementerian Kesehatan menyebarkan
terjadi, karena masyarakat mempermasalahkan rilis dan menjelaskan siapa saja stakeholder
kandungan dan dampak negatif setelah dalam program imunisasi Measles Rubella
juga ditemukan jika untuk kasus-kasus yang Pendidikan, kepala daerah seperti Gubernur,
diduga akibat imunisasi ditangani oleh tim ahli Bupati, Walikota yang diajak untuk mendukung
independen Komnas KIPI (Kejadian Ikutan program dan dapat ikut menggerakkan
Pasca Imunisasi). Dimana tindakan tersebut warganya untuk mengikuti program. Setiap
juga terapkan, untuk kasus penolakan imunisasi stakeholder memiliki peran yang berbeda,
Elemen prior relations menurut (Coombs & dapat membentuk kelompok kerja eliminasi
Holladay, 2010) merupakan proses bagaimana campak dan pengendalian rubella yang sesuai
hubungan dan perlakuan organisasi stakeholder. dengan kondisi daerah masing-masing. Selain
Dalam program kampanye imunisasi Measles itu Pemerintah Daerah, Kabupaten / Kota
Rubella (MR) bekerjasama dengan banyak diwajibkan untuk mendukung melalui dana dan
stakeholder. Berikut ini penjelasan Anjari tenaga serta persiapan fasilitas yang ada.
dalam program imunisasi Measles Rubella dan Kementerian Agama memiliki peran untuk
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
303 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
Lembaga-lembaga LSM lokal dan internasional (Coombs & Holladay, 2010). Hasil analisis
diharapkan membantu melalui sumber daya menunjukkan jika public relations Kementerian
SDM yang ada dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan memilih tindakan diminish, yaitu
Peran opinion leader di masing-masing halnya dengan hasil penelitian (Putri, 2019)
daerah diharapkan seperti Tim Penggerak PKK yang mengartikan strategi diminish sebagai
di tiap tingkatan, tokoh masyarakat dan alim tindakan justifikasi, melalui argumen dan
imunisasi. Organisasi profesi (IDAI, IDI, IBI, Hasil analisis menunjukkan sebagai upaya
PPNI, PERSI) mendukung imunisasi dengan penanganan penolakan yang dilakukan oleh
membuat agar surat edaran untuk masing-masing para orang tua, public relations Kementerian
media massa (cetak dan elektronik (radio, TV) tindakan yang dilakukan yaitu bekerja sama
dalam menerbitkan berbagai berita, wawancara, dengan Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
dialog, pesan layanan masyarakat, pengumuman Imunisasi), penyebaran rilis melalui website,
banyaknya stakeholder yang diajak oleh media tradisional dan digital. Penelitian dari
Measles Rubella (MR). Akan tetapi, terdapat communication crisis theory, ketika krisis terjadi
salah satu lembaga yang tidak ada yaitu perusahaan harus berurusan dengan dampak
Majelis Ulama Indonesia. Dari hasil analisis krisis pada para korban. Menurut Inayah untuk
menunjukkan, terdapat perbedaan acuan fatwa mengatasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
dari pihak Kementerian Kesehatan, sehingga yang disingkat menjadi KIPI. Ketika ada orang
perbedaan respon dengan Majelis Ulama yang mengadu bahwa dia kena kasus imunisasi
Indonesia terjadi. ini kita harus cek dulu benar tidaknya kasus itu
Crisis Response Strategy memiliki tujuan karena imunisasi atau tidak. Dari hasil analisis
untuk menentukan tanggapan yang diberikan ditemukan jika Public relations Kementerian
oleh organisasi saat terjadi sebuah krisis Kesehatan memanfaatkan crisis history yang
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 304
pernah terjadi sebelumnya. Dalam masalah Menurut Tandy program Measles Rubella
kejadian negatif pasca imunisasi Measles (MR) mengacu pada fatwa MUI No. 4 tahun
Rubella (MR) tahun 2017 yang berdampak 2016 yang berisi tentang imunisasi. Saat
pada korban anak-anak, penanganannya tetap itu Kementerian berpendapat jika imunisasi
dilakukan oleh Komisi Komite Nasional Measles Rubella (MR) sudah memiliki fatwa
Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian halal sedangkan dari pihak MUI menyangkal
Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI). pendapat tersebut. Untuk menangani perbedaan
perbedaan pendapat di media mengenai untuk melakukan rapat dan membuka saluran
kehalalan vaksin antara Majelis Ulama komunikasi dengan MUI. Berikut ini penjelasan
Indonesia dan Kementerian Kesehatan terjadi, yang dikemukakan oleh Faishol mengenai
karena adanya perbedaan pemahaman. Seperti peristiwa tersebut. Akhirnya pihak Kementerian
yang telah dikemukakan oleh Faishol selaku Kesehatan mendatangi MUI dan dijelaskan
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI. pemahaman mengenai fatwa Measles Rubella
“…Vaksin rubella itu dulu kan sudah
dilaksanakan sosialisasinya oleh Kemenkes (MR). Untuk pelaksanaan imunisasi Measles
di berbagai wilayah. Tapi tiba-tiba rame,
Rubella (MR) harus dibuat fatwa khusus tidak
rame itu bisa dicek lagi menyatakan bahwa
sudah ada fatwa dari MUI. Kemudian MUI bisa menggunakan fatwa No. 4 tahun 2016.
pun menyangga belum ada fatwa tentang
vaksin rubella itu tahun 2017 masuk tahun Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai
2018 awal kan gitu. Sehingga rame di media
ketika di Kemenkes memberikan penjelasan kandungan dan unsur-unsur yang ada dalam
ada fatwa dari MUI tapi MUI bilang belum imunisasi Measles Rubella (MR), sehingga bisa
ada fatwa tentang vaksin rubella. Dimana
Kok bisa terjadi misinformasi, kan terkait ditentukan kehalalannya.
dengan informasi ke publik…” (Faishol, 21
April 2019, komunikasi pribadi). Program imunisasi Measles Rubella (MR)
Selain itu Faishol sebagai wakil Sekretaris mengacu pada fatwa MUI yang sudah ada dan
Komisi Fatwa MUI menambahkan, Kementerian menganggap jika fatwa tersebut bisa diterapkan
Kesehatan mempunyai pemahaman jika fatwa untuk imunisasi Measles Rubella (MR). Dari
halal tentang vaksinasi dapat digunakan untuk hasil analisis dapat dikatakan jika hal tersebut
vaksin apa saja termasuk vaksin rubella. sumber merupakan sumber permasalahan.
meyakini jika vaksin imunisasi Measles Rubella (MR) yang baru dibutuhkan penelitian lebih
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
305 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
pertemuan dan penelitian mengenai vaksin Pemberian informasi yang jelas kepada
Measles Rubella (MR), dihasilkan fatwa MUI media juga dilakukan, sehingga dilakukan
nomor 33 tahun 2018 (MUI, 2018). Dalam tindakan cross check. Dimana media
fatwa MUI nomor 33 tahun 2018 menjelaskan menanyakan informasi yang benar dan dari
jika pemanfaatan unsur babi hukumnya haram. sumber terpercaya yang diwakili oleh pihak
Namun, pada saat ini diperbolehkan karena public relations Kementerian Kesehatan. Hasil
kondisi darurat adanya bahaya yang ditimbulkan analisis menunjukkan pada saat krisis terjadi,
akibat tidak diimunisasi dan belum ditemukan ketika media ditangani dan direspons dengan
vaksin yang halal dan suci. Dalam hal ini, baik maka mereka melakukan perubahan.
Rubella (MR), terbilang lambat karena baru lebih menghimbau media untuk menulis
selesai pada tahun 2018. ajakan kepada publik karena situasi anak-
Sebagai upaya melakukan pendekatan anak Indonesia saat ini yang sedang kritis dan
Kementerian Kesehatan melakukan kerja sama (MR). Seperti yang dijelaskan bahwa media
dengan Dinas Kesehatan atau pemerintah bergerak dari sikap agresif awalnya yang
daerahnya berbicara dan menjelaskan kepada merusak organisasi menjadi saluran komunikasi
para orang tua yang melakukan penolakan. yang membantu perusahaan berbicara kepada
media diatasi dengan cara berbeda. Inayah televisi untuk mengajak dapat berubah dan bisa
menjelaskan saat penolakan terjadi, public menerima imunisasi Measles Rubella (MR).
melakukan kegiatan media visit di daerah- penolakan imunisasi Measles Rubella (MR)
daerah atau media-media yang kontroversial. di fase pertama, menurutnya media yang
Adanya tindakan tersebut dijadikan sebagai digunakan “all media jadi misalkan media
penanganan untuk mereka yang memberikan website kita, majalah media kom, pay media yah
informasi keliru dan negatif mengenai imunisasi kita pasang PSA di tv, kita pasang advertorial
Measles Rubella (MR). di media itu pay media yah kan. Tetapi kadang-
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 306
kadang ada di kanal-kanal resmi kita seperti bagian Hubungan Media Massa dan Media
twitter Instagram semua media” (Anjari, 2019 Sosial, hal ini dilakukan sebagai strategi untuk
Kementerian Kesehatan juga menggunakan akan lebih percaya kepada orang yang sudah
new media seperti penggunaan sosial media mengalaminya sendiri. Selain dalam bentuk
Instagram, Youtube, Instagram, Facebook. video dibuat juga gambar ajakan singkat dan
Sebagai upaya ajakan untuk publik, Kementerian mudah dibagikan yang isinya yaitu informasi
Kesehatan membuat konten video. Di mana mengenai program serta informasi mengenai
sosok yang dimuat dalam video yaitu para orang program imunisasi Measles Rubella (MR).
tua wali yang menggambarkan kesedihannya Gambar 3 merupakan salah satu konten
ketika anaknya yang sudah terkena penyakit media sosial yang diunggah dalam Facebook
rubella. Menurut Inayah sebagai Kepala Sub Kementerian Kesehatan. Sosok yang dipilih
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
307 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
yaitu perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia tersebut, maka proporsi seseorang semakin
yang memberikan tanggapan mengenai tidak paham akan semakin banyak. Hasil
imunisasi. Dengan adanya tanggapan dari pihak analisis menunjukkan setelah penanganan
MUI diharapkan bisa meredakan kehawatiran yang dilakukan, public relations Kementerian
publik akan hukum Islam vaksin Measles Kesehatan tidak melakukan riset mengenai
Rubella (MR). Dari hasil analisis saat konten pengaruhnya pada reputasi organisasi, tetapi
sosial media disebarkan memang terlihat kurang setelah kegiatan manajemen krisis dilakukan
komunikasi dua arah dengan publik. Contohnya yang terjadi dan akhirnya dapat menerima
seperti masih ada komentar yang diabaikan dan imunisasi demi menjaga kesehatan keluarga.
tidak diberikan respons. Lalu untuk penanganan Meskipun tidak seluruh publik yang dituju
kehalalan vaksin memang berlangsung lama melakukan tindakan perubahan, karena masih
dan memakan waktu, karena fatwanya baru tetap ada kelompok anti vaksin yang kukuh
Communication Crisis Theory (Coombs akhir program imunisasi Measles Rubella (MR)
& Holladay, 2010) akan dilihat bagaimana di tahun 2017 tercapai yaitu sebanyak 97,69%
pengaruh krisis pada reputasi organisasi dan atau 34.964.384 anak terimunisasi.
behavior intentions dari publik. Dampak yang Tahap terakhir manajemen krisis yaitu
ditimbulkan memang tidak ada hasil riset post-crisis, (Coombs & Holladay, 2010)
pastinya, tetapi menurut Inayah setelah kegiatan menjelaskan tahapan ini sebagai pembelajaran
manajemen krisis dilakukan masyarakat jadi yang diterima organisasi setelah terjadi krisis.
lebih ter info lagi. Contohnya seperti anak-anak Serta tindakan komunikasi apa yang dilakukan
sebagai pelaku yang akan menerima program oleh organisasi setelah krisis terjadi. Menurut
imunisasi Measles Rubella (MR), mereka Inayah Kementerian Kesehatan harus lebih
Selain itu menurut Anjari, public relations untuk menggandeng LSM, tokoh agama, tokoh
Kementerian Kesehatan tidak memiliki data masyarakat kemudian juga media juga harus
untuk membandingkan reputasi sebelum memiliki hubungan yang baik. Selain itu Anjari
Gambar 4 Proses Manajemen Krisis dan Model Situational Communications Theory yang dilakukan oleh
Public Relations Kementerian Kesehatan
lain. Selain itu adanya pemberitaan miring sehingga mereka belum mau...” (Anjari, 26
miring hoaks atau palsu keliru diperlukan
strategi khusus untuk menyelesaikannya. Desember 2019, komunikasi pribadi).
Lalu kecerdasan dan literasi masyarakat
untuk tidak mudah percaya akan hal-hal
seperti itu. Mereka belum mau karena Hasil analisis menunjukkan banyaknya
mendapatkan informasi yang memang
belum lengkap dapet informasi yang belum orang tua yang melakukan penolakan, terjadi
utuh dan informasi yang salah keliru
atau dapat informasi yang palsu gitu karena belum mendapatkan informasi dari
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
309 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
sumber yang terpercaya. Sehingga membuat Sebagai upaya penanganan penolakan dari
mereka mudah untuk percaya akan berita-berita para orang tua, Public Relations Kementerian
yang tidak jelas kebenarannya. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan dan MUI tetap melakukan dialog Kesehatan dan Pemerintah Daerah. Mereka
untuk membahas dan melakukan penelitian ikut serta untuk melakukan pendekatan kepada
lebih lanjut dalam menetapkan fatwa kehalalan para orang tua yang melakukan penolakan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kegiatan cross check informasi. Affect ataupun
manajemen krisis yang dilakukan oleh public pengaruh yang ditimbulkan tidak terlihat dari sisi
pre-krisis, yaitu persiapan krisis seperti behavioral intentions karena program mencapai
monitoring media, penentuan spokesperson, target sebanyak 97,69% atau 34.964.384 anak
dan pertemuan dengan para stakeholder. terimunisasi. Tahap terakhir dalam manajemen
Tahapan krisis dianalisis secara mendalam krisis, pihak Kementerian Kesehatan melakukan
menggunakan seluruh elemen situational crisis dialog dengan MUI untuk menyelesaikan fatwa
communication theory. Crisis responsibility kehalalan dari imunisasi Measles Rubella (MR).
yang dialami, masuk ke dalam kategori Adanya media sosial, sosok public
intentional dan memberikan ancaman strong. relations dituntut untuk bisa mengatasinya
pernah terjadi sebelumnya, dan public relations dan juga tindakan respons yang sama cepat.
yang sama dalam menangani masalah dampak melalaikan kredibilitas dari informasi yang
negatif peristiwa imunisasi. Pada elements disampaikan kepada publik. Dalam penelitian
prior reputation ditemukan kesalahpahaman ini menunjukkan jika organisasi, masih belum
acuan fatwa yang dilakukan oleh Kementerian cepat melakukan tindakan dan respons dalam
Hasil analisis penelitian menunjukkan relations saat ini, harus mempersiapkan strategi
crisis response strategies yang dilakukan yaitu kusus penanganan permasalahan di media sosial
diminish atau pengurangan kejadian krisis. agar tidak mudah untuk menjadi krisis.
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 310
Saat krisis melanda (prior reputation) Social media and crisis management: a
review and analysis of existing studies.
yaitu hubungan yang dimiliki organisasi dengan
Sosyal Medya VeKri̇ Yöneti̇ mi̇ : Mevcut
para stakeholder dapat dimanfaatkan. Peristiwa Çalişmalariİncelemesi̇ VAnali̇ zi̇ ., 9(2),
krisis tidak bisa terselesaikan jika hanya 199–215.
Coombs, W. T., & Holladay, S. J. (2010). The
mengandalkan satu organisasi. Dibutuhkan
handbook of crisis communication. In Wiley
kerja sama dan komunikasi kepada stakeholder Blackwell. Malden: Blackwell Publishing.
untuk membantu dan melakukan penanganan Facebook Kemenkes RI. (2017). Kemenkes
tegaskan imunisasi mr aman digunakan.
secara bersama-sama. Tindakan komunikasi
Retrieved from https://www.facebook.
dan penyelesaian masalah sangat dibutuhkan com/KementerianKesehatanRI/
ketika terjadi perbedaan pemahaman dengan Ham, C. D., Hong, H., & Cameron, G. T.
(2012). Same crisis, different responses:
stakeholder.
case studies of how multiple competing
Pada penelitian ini public relations corporations responded to the same
Kementerian Kesehatan tidak menghitung explosion-related crises. International
Journal of Business and Social Science,
pengaruh penanganan krisis terhadap reputasi
3(20), 19–31.
yang dimiliki. Adapun saran bagi kalangan ICMI Minta Vaksinasi Rubela Dihentikan.
praktisi dan akademis untuk penelitian (2017). Retrieved September 8, 2018, from
file:///Users/wulanyulianti/Documents/
selanjutnya yang ingin mengangkat topik krisis
LSPR S2/Journal/FULL/Daftar Pustaka/
bisa menggunakan pendekatan yang berbeda ICMI Minta Vaksinasi Rubela Dihentikan
seperti kuantitatif. Dengan menggunakan - edunews.id %7C Merawat Kebhinekaan.
webarchive
pendekatan yang berbeda, keberagaman
Jessica, S., & Ilfandi, A. (2018). Aktivitas public
penelitian semakin berkembang dan pengaruh relations angkasa pura ii dalam menangani
dari penanganan krisis yang telah dilakukan pemberitaan negatif terminal 3 bandara
Soekarno-Hatta the activity of public
bisa terukur dengan jelas.
relations of angkasa pura ii in handling
negative news terminal 3 Soekarno–Hatta
DAFTAR PUSTAKA
airport. Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan
Masyarakat (Profesi Humas), 2(2), 119–
135. https://doi.org/ISSN: 2541-3678
Akhyar, D. M., & Pratiwi, A. S. (2019). Media
Kriyantono, R. (2012). Measuring a company
sosial dan komunikasi krisis: pelajaran
reputation in a crisis situation: An
dari industri telekomunikasi di Indonesia.
ethnography approach on the situational
11(1), 35–52. https://doi.org/ISSN 2656-
crisis communication theory. International
0208
Journal of Business and Social Science,
Apuke, O. D., & Tunca, E. A. (2018).
3(9), 214–223.
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
311 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)