Anda di halaman 1dari 22

PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm.

290-311 290

Manajemen krisis public relations dalam


menangani penolakan imunisasi measles rubella

Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer2


1,2
The London School of Public Relations, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

Pada tahun 2017 fenomena imunisasi Measles rubella menarik perhatian publik. Adanya tindakan penolakan
dari para orang tua menghasilkan pemberitaan negatif dan mengantarkan Kementerian Kesehatan pada
situasi krisis. Public relations merupakan divisi yang berperan untuk melindungi dan mempertahankan
reputasi yang dimiliki oleh organisasi melalui tindakan manajemen krisis. Tujuan penelitian ini yaitu ingin
mengetahui manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations Kementerian Kesehatan yang diperdalam
dengan menggunakan Situational Crisis Communication Theory. Metode penelitian yang digunakan yaitu
pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam serta mengumpulkan dokumen
terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen krisis yang dilakukan oleh public relations
Kementerian Kesehatan pada tahap pre-krisis adalah kegiatan monitoring media. Saat krisis terjadi respon
yang dilakukan tergolong strategi diminish untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa krisis. Beberapa
tindakan yang dilakukan yaitu bekerja sama dengan Komite Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, penyebaran release melalui website, berkomunikasi dengan Pemerintahan
daerah, Dinas Kesehatan daerah, serta memanfaatkan media tradisional dan digital. Pada tahap post-krisis
dilakukan dialog dengan Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai kehalalan
vaksin. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan krisis terjadi karena perbaikan
komunikasi dan kerja sama dengan para stakeholder. Adapun sarannya adalah sebaiknya ketika terjadi
perbedaan pemahaman dengan Majelis Ulama Indonesia, public relations Kementerian Kesehatan dapat
melakukan komunikasi yang lebih cepat agar masalah segera teratasi.

Kata-kata Kunci: Manajemen krisis; scct; imunisasi; measles; rubella

Public relations crisis management in handling


the rejection of measles rubella immunization

ABSTRACT

In 2017 the Measles rubella immunization phenomenon caught the public’s attention. The act of rejection
from parents resulted in negative coverage and led the Ministry of Health to a crisis. Public relations is a
division whose role is to protect and maintain the reputation of an organization through crisis management
actions. The purpose of this research is to explore crisis management conducted by public relations of the
Ministry of Health using Situational Crisis Communication Theory. The research method used is a qualitative
approach using in-depth interview techniques and by collecting related documents. The results show that the
crisis management carried out by the Ministry of Health public relations at the pre-crisis stage was media
monitoring. When a crisis occurs, the response classified as a diminished strategy, reducing the negative
impact of a crisis. Some of the actions taken are working with the National Committee of Prevention and
Eradication of Post-Immunization Events, disseminating releases through the website, communicating with
local governments, regional health offices, and utilizing traditional and digital media. In the post-crisis stage,
a dialogue was held with the Indonesian Ulema Council to conduct further studies on the halal vaccine. The
conclusion in this study shows that the handling of crises occurs because of improved communication and
cooperation with stakeholders. The suggestion is that when there is a difference in understanding with the
Indonesian Ulema Council, the Ministry of Health’s public relations able to organize faster and effective
communication so that the problem can be immediately resolved.

Keywords: Crisis management; scct; immunization; measles; rubella

Korespondensi: Wulan Yulianti S.I.Kom. The London School of Public Relations Jakarta. Jl. Jend. Sudirman
No. Kav. 32, RT.12/RW.11, Karet Tengsin, Kota Jakarta Pusat, Jakarta 10250. Email: 15110191232@lspr.edu

Submitted: September 2019, Accepted: November 2019, Published: February 2020


ISSN: 2528-6927 (printed), ISSN: 2541-3678 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/profesi-humas
291 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

PENDAHULUAN penyebaran isu mengenai vaksin Measles

Rubella (MR). Hal tersebut dibenarkan oleh


Pada tahun 2017 Kementerian Kesehatan
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
menyelenggarakan program kampanye
Kementerian Kesehatan dr. Jane. Menurutnya
imunisasi Measles Rubella (MR) fase pertama,
pemberitaan hoaks atau berita bohong di
di wilayah pulau Jawa. Program imunisasi yang
media sosial mendorong para orang tua untuk
dibuat untuk tujuan baik, ternyata mendapatkan
melakukan penolakan akan vaksin Measles
respons penolakan dari para orang tua. Peristiwa
Rubella (MR) (Lestari, 2017).
penolakan berlangsung di beberapa wilayah
Para orang tua memilih media sosial
yang berbeda dan menyebabkan pemberitaan
Facebook, untuk menyebarkan informasi satu
negatif bagi Kementerian Kesehatan.

Media memberitakan beberapa masalah,


yang menjadi alasan penolakan para orang tua. Tabel 1 Pemberitaan media mengenai penolakan
imunisasi Measles Rubella (MR)
Masalah pertama yaitu karena dampak negatif
Media Judul Artikel A l a s a n Nilai
setelah imunisasi. Banyaknya kasus-kasus yang - Tanggal penolakan
rappler.com D i K e r a g u a n (-)
menggambarkan dampak negatif dari imunisasi Yo g y a k a r t a dengan bahan
masih ada vaksin yang
Measles Rubella (MR), membuat para orang wali murid tidak halal
menolak dan dampak
tua khawatir untuk memberikan izin anaknya (01/08/17) buruk setelah
imunisasi
mendapatkan imunisasi. L i p u t a n 6 . Ini Alasan Vaksin MR (-)
com Ratusan mengandung
Saat program imunisasi berlangsung Orangtua di zat yang
Jawa Tengah diharamkan
Menolak agama
tersebar pemberitaan, jika anak-anak yang (16/08/17)
mendapatkan imunisasi Measles Rubella
faktualnews. Warga Tolak (-)
com Imunisasi Vaksin
(MR) akan menerima dampak negatif seperti Campak- dikabarkan
Rubella, haram serta
sakit bahkan meninggal dunia. Salah satunya Berdalih dampak setelah
V a k s i n imunisas
kasusnya datang dari daerah Lumajang Jawa Haram
(25/08/17)
Timur. Safira Faradika merupakan siswi
Kumparan. Tak Ada Vaksin yang (-)
kelas 5 SD, yang dikabarkan meninggal usai com Label Halal, tidak memiliki
I m u n i s a s i label halal
mendapatkan imunisasi Measles Rubella (MR) Campak dan
Rubella di
(Kurniawan, 2017). Sumenep
Ditolak
(20/09/17)
Di tengah perkembangannya yang pesat,

media sosial juga memberikan peran dalam Sumber: Media online, 2017

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 292

sama lain mengenai vaksin Measles Rubella lapangan tersebar isu-isu dari manapun yang

(MR). Wujud penolakan para orang tua di media mengungkapkan vaksin MR sudah halal, hal

sosial, terlihat melalui group facebook yang itu merupakan suatu kebohongan. Ia berharap

bernama Gerakan Anti Vaksin dan Imunisasi. berita ini dapat diketahui oleh masyarakat

Para orang tua yang memutuskan untuk karena vaksin Measles Rubella (MR) belum ada

mengambil tindakan penolakan, ikut bergabung kehalalannya saat itu, apalagi dengan sertifikat.

dalam group facebook tersebut. Imunisasi Measles Rubella (MR) pada

Masalah kehalalan vaksin menjadi fase pertama juga terancam untuk dihentikan.

alasan selanjutnya para orang tua melakukan Pendapat tersebut bersumber dari Anggota

penolakan. Sebagian besar masyarakat Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia didominasi oleh warga muslim, Indonesia (ICMI) Pusat. Brigjen Pol (Purn)
sehingga kehalalan menjadi syarat penting bagi Anton Tabah Digdoyo meminta vaksinasi

mereka untuk bisa menerimanya. Keraguan Measles Rubella (MR) untuk dihentikan

para orang tua akan kehalalan vaksin bersumber sementara, karena kehalalannya yang

dari polemik perbedaan pendapat yang terjadi belum jelas (“ICMI Minta Vaksinasi Rubela

antara Kementerian Kesehatan dengan Majelis Dihentikan,” 2017).

Ulama Indonesia. Melalui penjelasan sebelumnya ditemukan

Kementerian Kesehatan menjamin beberapa masalah yang menjadikan para orang

jika vaksin rubella aman dan halal, seperti tua melakukan penolakan. Beberapa masalah

pemberitaan dari CNN Indonesia berikut ini. Ibu diantaranya yaitu dampak negatif setelah

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menjelaskan imunisasi dan penyebaran hoaks yang terjadi

Vaksin MR yang diimpor langsung dari India di media sosial. Selain itu perbedaan pendapat

itu halal. Vaksin measles ditumbuhkan pada antara Kementerian Kesehatan dengan MUI

embrio ayam sedangkan vaksin rubella ditanam membuat keraguan akan kehalalan vaksin

pada stem sel yang berasal dari manusia, jadi Measles Rubella (MR), membuat program

tidak ada kata haram disini (Olyvia, 2017). tersebut terancam untuk diberhentikan.

Sedangkan, pemberitaan melalui Detiknews Munculnya tindakan penolakan dengan

pihak MUI membantah adanya sertifikasi beragam permasalahan tersebut, membawa

untuk vaksin Measles Rubella (MR). Seperti Kementerian Kesehatan pada situasi krisis.

respon yang dikemukakan oleh Ketua Komisi Definisi krisis adalah kejadian besar yang

Fatwa MUI Hasanuddin. Menurutnya jika di memberikan hasil negatif dan berpotensi

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
293 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

mempengaruhi organisasi, perusahaan, atau ini menghasilkan pertanyaan penelitian tentang

industri, serta publiknya, produk, layanan, bagaimana sebenarnya proses manajemen

atau nama baik. Berdasarkan definisi tersebut, krisis yang dilakukan oleh public relations

peristiwa penolakan yang dialami oleh Kementerian Kesehatan, dalam menangani

Kementerian Kesehatan dapat digolongkan krisis komunikasi akibat penolakan imunisasi

sebagai krisis. Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR). Sejalan dengan latar

Measles Rubella (MR) merupakan program belakang dalam pendahuluan di atas, diharapkan

besar. Layanan imunisasi Measles Rubella penelitian ini memberikan tujuan dan manfaat.

mendapatkan pemberitaan negatif akibat Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini

penolakan karena beragam permasalahan diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan

yang muncul. Sehingga peristiwa tersebut bagi penelitian sejenis terkait manajemen
memberikan sentimen negatif bagi nama baik krisis. Penggunaan teori Situational Crisis

Kementerian Kesehatan, selaku lembaga Communication Theory, diharapkan untuk

penyelenggara program. memperkaya strategi manajemen krisis yang

Divisi public relations memiliki tugas bisa dilakukan oleh public relations dalam

besar untuk mengelola komunikasi di sebuah menjaga reputasi yang dimiliki oleh organisasi.

organisasi, termasuk penanganan krisis Sedangkan manfaat praktisnya adalah hasil

komunikasi. Tindakan yang dilakukan oleh penelitian manajemen krisis yang dilakukan oleh

public relations memfokuskan pada persiapan public relations Kementerian Kesehatan dapat

krisis sebagai strategi untuk meminimalkan dijadikan bahan evaluasi dan pembelajaran bagi

kerusakan pada reputasi perusahaan. Kegiatan organisasi.

yang dianggap penting saat melakukan Krisis sering kali dilihat sebagai peristiwa

komunikasi krisis yaitu persiapan manajemen yang menakutkan, sehingga sebagian besar

krisis. Dari penjelasan tersebut, seharusnya organisasi memilih untuk menghindarinya.

sosok public relations Kementerian Kesehatan Menurut (Jessica & Ilfandi, 2018) aktivitas

juga memberikan peran penanganan krisis dan public relations memberikan peran penting

melakukan kegiatan manajemen krisis, pada dalam penanganan krisis, karena jika tidak

peristiwa penolakan imunisasi Measles Rubella ditangani secara cepat dapat membentuk

(MR) di fase pertama (Coombs & Holladay, opini publik yang tidak sesuai dengan fakta di

2010) lapangan. Kegiatan penanganan krisis yang

Adanya indikasi masalah dan latar belakang dilakukan oleh pihak public relations yaitu
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 294

manajemen krisis. fakta yang diverifikasi.

Penelitian lainnya membenarkan peran Di sisi lain krisis juga memberikan manfaat

penting public relations dalam penanganan seperti penjelasan menurut (Mejri & De Wolf,

krisis. Komunikasi krisis merupakan salah satu 2013), menurutnya krisis memiliki potensi

peran yang dilakukan oleh public relations. sebagai kekuatan baru bagi organisasi dan

Krisis sendiri datang secara mengejutkan dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran.

dan menghadirkan ancaman bagi organisasi, Hal tersebut dilakukan untuk mencegah krisis

perusahaan, atau industri, begitu juga terhadap berikutnya dan bersiap untuk menghadapinya.

publik mereka, produk, layanan, ataupun nama Tindakan pengelolaan krisis yang bisa dilakukan

baik yang sudah dimiliki (Prastya, 2011). oleh public relations yaitu manajemen krisis.

Terdapat tiga ancaman yang ditimbulkan ketika Coombs & Holladay menjelaskan manajemen
krisis yaitu: keselamatan publik, kerugian krisis sebagai upaya untuk mencegah atau

finansial, atau kehilangan reputasi (Mak & AO, mengurangi hasil negatif dari krisis untuk

2019). melindungi organisasi serta para stakeholder,

Adanya krisis dapat mengganggu dan membagi manajemen krisis menjadi tiga bagian

memberikan ancaman proses kerja organisasi. yaitu pre-crisis, crisis dan post-crisis, berikut

(Suryani & Sagiyanto, 2018) dalam kesimpulan ini penjelasan dari masing-masing tahapan

penelitiannya mengemukakan aktivitas (Coombs & Holladay, 2010).

mengelola krisis bukanlah hal yang mudah. Pre-crisis merupakan tahap sebelum

Ketika krisis terjadi seorang public relations terjadi krisis, tindakan yang dilakukan yaitu

bukan hanya bertugas untuk sekadar tampil di mengumpulkan seluruh informasi tentang resiko

media. Dalam menangani krisis public relations krisis, menentukan respon yang dilakukan saat

harus memiliki strategi yang komprehensif, krisis dan mempersiapkan sosok terpercaya,

tepat, dan cermat. Sama halnya seperti hasil yang akan memberikan informasi pada publik.

penelitian (Meyerding, 2019) ketika krisis Selanjutnya yaitu crisis, pada tahap organisasi

terjadi diperlukan respon secepat mungkin,

termasuk menginformasikan kepada publik

tentang semua tindakan yang diambil organisasi

untuk menangani krisis agar terlihat transparan.

Ketika peristiwa krisis terjadi, seharusnya Sumber: Coombs & Holladay, 2010

organisasi mengkomunikasikan informasi dan Gambar 1 Tahapan Manajemen Krisis

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
295 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

sedang berada dalam situasi krisis dan harus & Holladay, 2010) menjelaskan penarikan

memberikan respons yang tepat, sehingga bisa kesimpulan teori ini didasari oleh peristiwa

tertangani dengan baik. Untuk memperdalam krisis yang memberikan dampak negatif

penanganan yang diberikan pada tahapan krisis, bagi organisasi maupun stakeholder yang

akan dianalisis secara mendalam menggunakan bersangkutan, sehingga diperlukan tanggung

Situational Crisis Communication Theory jawab untuk mengatasinya.

(SCCT). Model Situational Crisis Communication

Situational Crisis Communication Theory Theory terdiri dari beberapa elemen. (Coombs

(SCCT) dikemukakan pertama kali oleh W. & Holladay, 2010) membagi model SCCT

Timothy Coombs sejak tahun 1995. (Coombs menjadi tujuh elemen, yang terdiri dari crisis

Sumber: Coombs & Holladay, 2010

Gambar 2 Model Situational Crisis Communication Theory

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 296

responsibility, crisis history, prior reputations, efektif saat krisis terjadi.

crisis response, affect, organization reputation Hubungan dengan para stakeholder harus

dan behavioral intention. selalu dijaga oleh organisasi, apalagi ketika

Elemen yang pertama yaitu, crisis peristiwa krisis terjadi. Terdapat sebuah

responsibility yang dijadikan sebagai inti teori pernyataan yang menyebutkan bahwa, dalam

untuk mengetahui jenis krisis yang terjadi. melakukan penyelesaian krisis, dibutuhkan

Untuk mewakili tingkatan tanggung jawab analisis stakeholder yang terlibat dalam

dan ancaman yang ditimbulkan karena krisis. krisis tersebut (Akhyar & Pratiwi, 2019).

(Coombs & Holladay, 2010) membagi jenis Dalam elements situational communication

crisis responsibility menjadi tiga. Jenis krisis crisis theory disebut dengan prior reputation

victim memberikan tanggung jawab dan yang menjelaskan elemen prior reputation,

ancaman yang rendah bagi organisasi yang digunakan untuk melihat seberapa baik atau

terkena krisis. Kemudian jenis krisis accident buruk suatu organisasi memperlakukan para

memberikan tanggung jawab dan ancaman yang stakeholder-nya (Coombs & Holladay, 2010).

minimal untuk organisasi yang terkena krisis. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan

Terakhir jenis krisis intentional memberikan keadaan umum hubungan antara organisasi

tanggung jawab dan ancaman yang kuat atau dengan para stakeholder.

strong bagi organisasi yang mengalami krisis. Organisasi harus merancang strategi, agar

Pengalaman krisis yang pernah dialami bisa merespon krisis dengan tepat. Dari hasil

organisasi di masa lalu menjadi elemen penelitian organisasi maupun perusahaan yang

selanjutnya dari situational crisis communication menghadapi krisis yang sama, tetap memiliki

theory. Menurut Coombs & Holladay, crisis respon yang berbeda dalam menangani sebuah

history adalah tindakan untuk melihat ketika krisis (Ham, Hong, & Cameron, 2012). Dalam

suatu organisasi pernah mengalami krisis Situational Crisis Communication Theory

serupa di masa lalu (Coombs & Holladay, SCCT membagi Crisis Response Strategy

2010). Adanya crisis history memberikan sisi menjadi empat strategi yaitu deny, diminish,

negatif dan juga positif bagi organisasi. Sebuah rebuild dan reinforce (Coombs & Holladay,

krisis di masa lalu, dapat membentuk pola 2010).

“perilaku buruk” untuk organisasi. Tetapi crisis Setiap strategi memiliki penjelasannya

history juga dapat memberikan hal positif bagi masing-masing. Strategi yang diberikan

organisasi, untuk menyusun pesan yang lebih cenderung kecil untuk meminimalkan tanggung

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
297 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

jawab krisis organisasi dan mengurangi jika sekarang ini dalam menangani krisis

keseriusan krisis yang dirasakan. Diminish komunikasi organisasi dapat menggunakan

berusaha untuk mengurangi krisis, tetapi new media (Coombs & Holladay, 2010).

meningkatkan persepsi organisasi dengan Contohnya seperti website perusahaan ataupun

menjelaskan alasan dan pembenaran atas apa dari pemberitaan media online. Kemudian

yang terjadi. Memperkuat strategi mencoba social network dan media sosial seperti web

untuk menambahkan informasi positif tentang blogs, twitter, podcast, youtube dan email. Hasil

organisasi. Rebuild merupakan tindakan penelitian dari (Apuke & Tunca, 2018) praktisi

akomodatif yang dilakukan oleh organisasi public relations disarankan untuk mengikuti

sebagai upaya untuk meningkatkan persepsi kegiatan media sosial dan menindaklanjutinya.

yang dimiliki. Tindakan yang bisa dilakukan Jika sosial media digunakan dengan sesuai saat
oleh organisasi yaitu melakukan permintaan krisis, maka dapat digunakan sebagai platform

maaf dan memberikan kompensasi kepada negosiasi yang mengajak interaktivitas dengan

korban serta mengambil tanggung jawab penuh publik.

atas permasalahan yang terjadi. Reinforce Menurut Coombs & Holladay, setelah

adalah strategi penguatan dengan mencoba organisasi melakukan crisis response kemudian

menambahkan informasi positif tentang akan dilihat bagaimana affect atau pengaruh

organisasi terutama dari pihak lain. Salah kepada reputation organizational dan juga

satunya adalah dengan mengingatkan orang- behavioral intentions dari publik (Coombs

orang akan pekerjaan baik yang sudah lakukan & Holladay, 2010). Tahap terakhir dalam

di masa lalu. manajemen krisis yaitu post-crisis. Coombs

Media menjadi hal penting bisa & Holladay menjelaskan post-crisis sebagai

dimanfaatkan ketika organisasi mengalami pembelajaran yang diterima organisasi setelah

krisis. Menurut juru bicara atau spokesperson, terjadi krisis. Pada tahap ini tetap dibutuhkan

yang dipercaya oleh organisasi harus bertemu komunikasi, untuk mengubah dan menyediakan

dengan media pada tahap awal krisis untuk pesan yang dibutuhkan setelah krisis

menyebarluaskan informasi dan berpartisipasi berlangsung (Coombs & Holladay, 2010).

dalam membingkai krisis. Pertanyaan media Bersumber dari penjelasan permasalahan,

harus dijawab dengan cepat, akurat, terbuka dan latar belakang dan pemaparan literatur review

konsisten (Coombs & Holladay, 2010). sebelumnya. Penelitian ini berfokus untuk

Coombs & Holladay, menjelaskan, menganalisis manajemen krisis yang dilakukan


Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 298

oleh public relations Kementerian Kesehatan informan ahli. Divisi yang memiliki peran

dalam menangani penolakan imunisasi Measles dan tugas public relations di Kementerian

Rubella (MR) di tahun 2017 yang diperdalam Kesehatan disebut dengan Biro Komunikasi

menggunakan Situational Communication dan Pelayanan Masyarakat. Dalam divisi Biro

Crisis Theory. Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat masih

dibagi menjadi beberapa sub divisi.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah melakukan spesifikasi

Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan memilih informan yang menangani

kualitatif, karena ingin menggambarkan salah manajemen krisis akibat penolakan imunisasi

satu peristiwa yang ada dalam kehidupan sosial. Measles Rubella (MR) di tahun 2017. Pertama

Menurut West & Turner, pendekatan kualitatif yaitu Anjari, S. Kom, SH, MARS (Kepala

untuk menggambarkan detail tentang orang, Bagian Opini Publik Produksi Komunikasi dan

tindakan, dan peristiwa dalam kehidupan sosial Peliputan di Biro Komunikasi dan Pelayanan

(West & Turner, 2010). Kemudian, untuk jenis Masyarakat Kementerian Kesehatan).

metode yang dipakai yaitu deskriptif. Kemudian Giri Inayah, SKM, MKM sebagai

Teknik pengumpulan data yang digunakan (Kepala Sub bagian Hubungan Media Massa dan

yaitu wawancara mendalam dan collecting Media Sosial di Biro Komunikasi dan Pelayanan

data dokumen yang bisa diakses secara offline Masyarakat Kementerian Kesehatan). Sebagai

maupun online. (Yin, 2014) membagi beberapa upaya memperdalam informasi mengenai

teknik pengumpulan data untuk pendekatan program imunisasi Measles Rubella (MR),

kualitatif. Dua diantaranya yaitu interview dan pihak ketiga yang dijadikan informan yaitu

collecting data atau dokumen. Menurut (West dr. Gertrudis Tandy menjabat sebagai (Kepala

& Turner, 2010) wawancara merupakan situasi Seksi Imunisasi Khusus dan Lanjutan Subdit

sosial untuk informan untuk menafsirkan makna Imunisasi Kementerian Kesehatan). Divisi

pertanyaan. Diperlukan pemahaman yang tersebut merupakan pembuat program dan

mendalam mengenai maksud peneliti dalam masuk ke dalam bagian Direktorat Jenderal

setiap pertanyaan agar tercapainya pemahaman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di

bersama. Kementerian Kesehatan.

Subjek dalam penelitian ini yaitu pihak Penelitian ini juga mewawancarai salah

public relations Kementerian Kesehatan, satu stakeholder Kementerian Kesehatan dalam

perwakilan Majelis Ulama Indonesia dan masalah imunisasi Measles Rubella (MR) yaitu,

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
299 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

KH. Arwani Faishol merupakan Wakil Sekretaris Holladay, 2010). Hasil penelitian yang
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). didapatkan dari wawancara bersama ketua sub
Kemudian dilakukan juga wawancara bersama divisi public relations Kementerian Kesehatan.
informan ahli sebagai sosok yang memiliki Anjari Kepala Bagian Opini Publik Produksi
pengetahuan mengenai manajemen krisis. Komunikasi dan Peliputan menjelaskan jika
Benny Siga Butarbutar, M. Si. sebagai Advisor Kementerian Kesehatan telah menentukan
Media and Communications BOD Perum spokesperson yang akan menghadapi media
BULOG dan pernah menjabat sebagai Vice atau publik, serta tindakan monitoring berita.
President Corporate Communications Garuda Pada peristiwa imunisasi Measles Rubella
Indonesia. Lokasi penelitian untuk memperoleh (MR) spokesperson atau juru bicara teknis
data dilakasnakan di wilayah Jakarta. dibagi menjadi tiga, yang utama yaitu Ibu
Teknik analisis data yang digunakan Menteri Kesehatan, kepala biro komunikasi, dan
yaitu model Miles dan Huberman yang terdiri direktur pembuat program imunisasi. Sebelum
dari pengumpulan data, reduksi data, dan terjadi krisis sudah dilakukan monitoring media
conclusion drawing and verification (Sugianto, setiap hari mengenai pemberitaan apa saja
Don, & Doho, 2019) Kemudian untuk menguji yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan
kredibilitas data dilakukan pengecekan dengan sehingga dapat mendeteksi atau melakukan
triangulasi. Triangulasi merupakan gagasan tindakan pencegahan. Begitu pun jawaban dari
untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut Inayah sebagai Kepala Sub bagian Hubungan
pandang, untuk meningkatkan akurasi data Media Massa dan Media Sosial yang masuk ke
(West & Turner, 2010). dalam sub divisi public relations Kementerian

Kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN “Kita sudah ada aturan hukumnya
di Permenkes tentang pejabat yang
memberikan keterangan pada pers dan
Manajemen krisis terbagi menjadi tiga pada publik. Jadi pejabat-pejabat itu
yang akan memberikan keterangan. Nah
tahapan dimulai dari pre krisis, krisis dan post posisi biro komunikasi merupakan posisi
yang strategis, jadi memang kepala biro
krisis. Tahap pre krisis merupakan fase sebelum
komunikasi tentu menjadi spokeperson”.
krisis terjadi dilakukan seluruh informasi Inayah, 28 Desember 2019, komunikasi
pribadi).
tentang resiko krisis, tindakan apa yang

dilakukan ketika krisis dan mempersiapkan


Saat penolakan imunisasi Measles
orang ataupun spokesperson (Coombs &
Rubella (MR) salah satu spokesperson yang

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 300

memberikan pernyataan yaitu Ibu Menteri menggunakan situational communication

Kesehatan Nila Moeloek. Ia menjelaskan theory, pada tahap krisis ini akan menganalisis

jika vaksin Measles Rubella halal, sedangkan secara mendalam bagaimana proses tanggung

menurut MUI pihaknya belum memberikan jawab yang dilakukan oleh public relations

sertifikasi halal untuk vaksin tersebut. Melalui Kementerian Kesehatan sebagai upaya

hasil penelitian kandungan Measles Rubella penanganan krisis.

(MR) yang diselesaikan pada tahun 2018. Butarbutar sebagai informan ahli yang

Faishol sebagai wakil Sekretaris Komisi Fatwa menjabat Advisor Media and Communications

MUI menjelaskan jika vaksin Measles Rubella BOD Perum BULOG menjelaskan pentingnya

(MR) hukumnya haram, tetapi karena keadaan penggunaan SCCT Situational Crisis

genting dan belum ada penggantinya vaksin Communication Theory. Menurutnya terdapat
tersebut menjadi mubah. Saat isu menyebar dua hal yang ingin dicapai dalam teori SCCT

spokesperson memiliki peran penting untuk yaitu kemampuan kita memprediksi reaksi

menghadapi media dan memberikan informasi kemarahan publik dan bagaimana kemampuan

kepada publik. Pihak public relations sebaiknya manajemen public relations dalam menyiapkan

memastikan spokesperson yang akan berbicara strategi respon terhadap krisis.

kepada publik memahami permasalahan dan Situational Crisis Communication Theory

didasari dengan fakta yang sudah terverifikasi. (Coombs & Holladay, 2010) terdiri dari

Selaras dengan penjelasan pada beberapa elements yaitu crisis responsibility,

pendahuluan, public relations Kementerian crisis history, prior reputations, crisis response

Kesehatan mengalami krisis akibat adanya strategies, affect, organization reputation dan

penolakan dari para orang tua mengenai behavioral intentions. Elemen pertama yaitu

imunisasi Measles Rubella (MR). Pada tahap crisis responsibility, yang menjelaskan jenis

krisis ini, akan diperdalam menggunakan krisis untuk melihat tanggung jawab serta

Situational Crisis Communication Theory. ancaman yang diterima oleh organisasi ketika

Menurut (Coombs & Holladay, 2010) penarikan terjadi krisis. (Coombs & Holladay, 2010)

kesimpulan teori ini, didasari karena krisis membagi jenis krisis menjadi tiga jenis. Dari

merupakan peristiwa negatif bagi organisasi wawancara bersama Inayah, ditemukan jika

sehingga diperlukan tanggung jawab untuk peristiwa penolakan imunisasi Measles Rubella

mengatasinya. Penjelasan tersebut, menjadi (MR) masuk kedalam jenis krisis intentional

alasan menggunakan teori ini. Dengan yang membuat organisasi memberikan tanggung

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
301 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

jawab strong atau kuat. Kementerian Kesehatan dari kecil, hingga melompat menjadi besar

menganggap serius ancaman ini, alasannya dengan cepat. Maka dari itu, saat krisis terjadi

jika penolakan dibiarkan dan anak-anak tidak dibutuhkan kemampuan perhitungan eskalasi

terimunisasi maka dampak yang ditimbulkan dan juga tindakan respon secara cepat dan tepat.

akan luar biasa. Selain itu, karena permasalahan Coombs & Holladay, menjelaskan crisis

ini terjadi secara nasional maka yang melihat history merupakan proses untuk menganalisis

pihak internasional sehingga dunia global akan jika organisasi pernah mengalami krisis serupa

melihat dan menilai program yang dilakukan atau tidak di masa lalu. Menurut Inayah,

oleh Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan pernah mengalami

Pendapat tersebut, sama halnya dengan krisis serupa dan biasanya terjadi terkait

pihak narasumber ahli Butarbutar. program-program imunisasi (Coombs &


“…Krisis yang dialami oleh Kementerian
Kesehatan bisa jadi strong karena Holladay, 2010). Menurutnya kelompok kontra
sepertinya sebuah persoalan atau krisis
pasti ada, khususnya ketika akan menerapkan
terlihat kecil, tapi sebenarnya itu bisa
berubah secara besar atau lompat menjadi vaksin baru. Contoh kasusnya seperti vaksinasi
besar karena eskalasinya sudah semakin
tidak jelas karena sosial media itu. Dalam untuk kanker serviks, banyak masyarakat yang
krisis kita melihat persoalan itu kecil,
sedang atau rendah lagi tapi sudah melihat menganggap vaksin tersebut dapat membuat
kepada kemampuan menghitung eskalasi, anak-anak menjadi mandul. Padahal setelah
dan kemampuan merespon dengan cepat.
Tindakan sekecil apapun dengan mudah dilakukan riset, tidak ada indikasi yang
berubah menjadi besar dan pada saat
itu ditangani terlambat the damage has menjelaskan bahwa menyebabkan seseorang
already done…” (Butarbutar, 13 Mei 2019,
komunikasi pribadi). mandul atau tidak hamil.

Pendapat yang senada juga dijelaskan oleh

Hasil analisis menunjukan bahwa penolakan Tandy sebagai Kepala Seksi Imunisasi Khusus

imunisasi Measles Rubella (MR) di tahun 2017 dan Lanjutan Subdit Imunisasi Kementerian

masuk ke dalam jenis strong atau kuat, karena Kesehatan. Menurutnya penolakan terjadi

menyangkut program nasional untuk anak-anak pada kelompok-kelompok masyarakat anti

Indonesia. Jika kampanye negatif berhasil, vaksin dan memiliki keyakinan untuk menolak.

maka penolakan akan semakin meluas dan Salah satu alasan mengapa kelompok tersebut

bisa berdampak pada kesehatan pada anak- melakukan penolakan didasari karena mereka

anak Indonesia itu sendiri. Public relations lebih percaya herbal.

Kementerian Selain itu adanya penggunaan Hasil analisis pada elements crisis history

media sosial dapat mengubah permasalahan menjelaskan, jika Kementerian Kesehatan


Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 302

pernah mengalami hal serupa dimasa lalu.

Krisis penolakan mengenai program imunisasi Kementerian Kesehatan menjadi focal

pernah terjadi sebelumnya dan biasanya point atau pemangku utama yang dibantu oleh

permasalahan seperti ini terjadi pada program- para stakeholder baik dari dalam maupun luar

program baru. Salah satu alasan penolakan negeri. Kementerian Kesehatan menyebarkan

terjadi, karena masyarakat mempermasalahkan rilis dan menjelaskan siapa saja stakeholder

kandungan dan dampak negatif setelah dalam program imunisasi Measles Rubella

melaksanakan vaksinasi. Dari crisis history (MR). Diantaranya seperti Kementerian

juga ditemukan jika untuk kasus-kasus yang Pendidikan, kepala daerah seperti Gubernur,

diduga akibat imunisasi ditangani oleh tim ahli Bupati, Walikota yang diajak untuk mendukung

independen Komnas KIPI (Kejadian Ikutan program dan dapat ikut menggerakkan
Pasca Imunisasi). Dimana tindakan tersebut warganya untuk mengikuti program. Setiap

juga terapkan, untuk kasus penolakan imunisasi stakeholder memiliki peran yang berbeda,

Measles Rubella (MR) tahun 2017. seperti Pemerintah Daerah diharapkan

Elemen prior relations menurut (Coombs & dapat membentuk kelompok kerja eliminasi

Holladay, 2010) merupakan proses bagaimana campak dan pengendalian rubella yang sesuai

hubungan dan perlakuan organisasi stakeholder. dengan kondisi daerah masing-masing. Selain

Dalam program kampanye imunisasi Measles itu Pemerintah Daerah, Kabupaten / Kota

Rubella (MR) bekerjasama dengan banyak diwajibkan untuk mendukung melalui dana dan

stakeholder. Berikut ini penjelasan Anjari tenaga serta persiapan fasilitas yang ada.

mengenai pihak stakeholder yang bekerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dalam program imunisasi Measles Rubella dan Kementerian Agama memiliki peran untuk

(MR). menyediakan dan memvalidasi data-data


“Imunisasi Measles Rubella (MR) bukan
program biasa melainkan program panjang sasaran utama imunisasi massal, membantu
dan program lama. Ini bukan hanya
membuat surat edaran dan sosialisasi agar
cita-cita Indonesia melainkan keinginan
dunia. Memang Kementerian Kesehatan imunisasi berjalan sukses. Lembaga-lembaga
menjadi focal point atau pemangku utama
namun dibantu oleh stakeholder lain baik internasional seperti Badan Kesehatan Dunia
dari dalam negeri maupun luar. Seperti
Kementerian Pendidikan. Kemudian kepala (WHO), Badan Dunia untuk Anak-Anak
daerah seperti Gubernur, Bupati, Walikota (UNICEF) dan badan-badan Perserikatan
diajak untuk mendukung program dan
menggerakan rakyatnya untuk mengikuti Bangsa-Bangsa ikut berpartisipasi melalui
program”. (Anjari, 31 Desember 2019,
komunikasi pribadi). pengerahan sumber daya yang ada. Kemudian

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
303 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

Lembaga-lembaga LSM lokal dan internasional (Coombs & Holladay, 2010). Hasil analisis

diharapkan membantu melalui sumber daya menunjukkan jika public relations Kementerian

SDM yang ada dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan memilih tindakan diminish, yaitu

Kesehatan Provinsi/Kabupaten dan Puskesmas tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

setempat (WHO, 2017). dampak negatif dari peristiwa krisis. Sama

Peran opinion leader di masing-masing halnya dengan hasil penelitian (Putri, 2019)

daerah diharapkan seperti Tim Penggerak PKK yang mengartikan strategi diminish sebagai

di tiap tingkatan, tokoh masyarakat dan alim tindakan justifikasi, melalui argumen dan

ulama untuk menggerakkan kelompok sasaran membenarkan tindakannya.

imunisasi. Organisasi profesi (IDAI, IDI, IBI, Hasil analisis menunjukkan sebagai upaya

PPNI, PERSI) mendukung imunisasi dengan penanganan penolakan yang dilakukan oleh
membuat agar surat edaran untuk masing-masing para orang tua, public relations Kementerian

anggotanya. Kementerian Kesehatan dalam Kesehatan melakukan beberapa tindakan sesuai

upaya menyadarkan masyarakat menggunakan dengan permasalahan yang terjadi. Beberapa

media massa (cetak dan elektronik (radio, TV) tindakan yang dilakukan yaitu bekerja sama

dalam menerbitkan berbagai berita, wawancara, dengan Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca

dialog, pesan layanan masyarakat, pengumuman Imunisasi), penyebaran rilis melalui website,

publik, dan diskusi (WHO, 2017). berkomunikasi dengan Pemerintahan daerah,

Melalui penjelasan sebelumnya, terlihat Dinas Kesehatan daerah, serta memanfaatkan

banyaknya stakeholder yang diajak oleh media tradisional dan digital. Penelitian dari

Kementerian Kesehatan saat program imunisasi (Kriyantono, 2012) memperkuat situational

Measles Rubella (MR). Akan tetapi, terdapat communication crisis theory, ketika krisis terjadi

salah satu lembaga yang tidak ada yaitu perusahaan harus berurusan dengan dampak

Majelis Ulama Indonesia. Dari hasil analisis krisis pada para korban. Menurut Inayah untuk

menunjukkan, terdapat perbedaan acuan fatwa mengatasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

dari pihak Kementerian Kesehatan, sehingga yang disingkat menjadi KIPI. Ketika ada orang

perbedaan respon dengan Majelis Ulama yang mengadu bahwa dia kena kasus imunisasi

Indonesia terjadi. ini kita harus cek dulu benar tidaknya kasus itu

Crisis Response Strategy memiliki tujuan karena imunisasi atau tidak. Dari hasil analisis

untuk menentukan tanggapan yang diberikan ditemukan jika Public relations Kementerian

oleh organisasi saat terjadi sebuah krisis Kesehatan memanfaatkan crisis history yang
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 304

pernah terjadi sebelumnya. Dalam masalah Menurut Tandy program Measles Rubella

kejadian negatif pasca imunisasi Measles (MR) mengacu pada fatwa MUI No. 4 tahun

Rubella (MR) tahun 2017 yang berdampak 2016 yang berisi tentang imunisasi. Saat

pada korban anak-anak, penanganannya tetap itu Kementerian berpendapat jika imunisasi

dilakukan oleh Komisi Komite Nasional Measles Rubella (MR) sudah memiliki fatwa

Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian halal sedangkan dari pihak MUI menyangkal

Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI). pendapat tersebut. Untuk menangani perbedaan

Hasil analisis menunjukkan jika masalah pemahaman Kementerian Kesehatan berupaya

perbedaan pendapat di media mengenai untuk melakukan rapat dan membuka saluran

kehalalan vaksin antara Majelis Ulama komunikasi dengan MUI. Berikut ini penjelasan

Indonesia dan Kementerian Kesehatan terjadi, yang dikemukakan oleh Faishol mengenai
karena adanya perbedaan pemahaman. Seperti peristiwa tersebut. Akhirnya pihak Kementerian

yang telah dikemukakan oleh Faishol selaku Kesehatan mendatangi MUI dan dijelaskan

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI. pemahaman mengenai fatwa Measles Rubella
“…Vaksin rubella itu dulu kan sudah
dilaksanakan sosialisasinya oleh Kemenkes (MR). Untuk pelaksanaan imunisasi Measles
di berbagai wilayah. Tapi tiba-tiba rame,
Rubella (MR) harus dibuat fatwa khusus tidak
rame itu bisa dicek lagi menyatakan bahwa
sudah ada fatwa dari MUI. Kemudian MUI bisa menggunakan fatwa No. 4 tahun 2016.
pun menyangga belum ada fatwa tentang
vaksin rubella itu tahun 2017 masuk tahun Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai
2018 awal kan gitu. Sehingga rame di media
ketika di Kemenkes memberikan penjelasan kandungan dan unsur-unsur yang ada dalam
ada fatwa dari MUI tapi MUI bilang belum imunisasi Measles Rubella (MR), sehingga bisa
ada fatwa tentang vaksin rubella. Dimana
Kok bisa terjadi misinformasi, kan terkait ditentukan kehalalannya.
dengan informasi ke publik…” (Faishol, 21
April 2019, komunikasi pribadi). Program imunisasi Measles Rubella (MR)

yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan yang

Selain itu Faishol sebagai wakil Sekretaris mengacu pada fatwa MUI yang sudah ada dan

Komisi Fatwa MUI menambahkan, Kementerian menganggap jika fatwa tersebut bisa diterapkan

Kesehatan mempunyai pemahaman jika fatwa untuk imunisasi Measles Rubella (MR). Dari

halal tentang vaksinasi dapat digunakan untuk hasil analisis dapat dikatakan jika hal tersebut

vaksin apa saja termasuk vaksin rubella. sumber merupakan sumber permasalahan.

Sehingga pihak Kementerian Kesehatan Kandungan dari imunisasi Measles Rubella

meyakini jika vaksin imunisasi Measles Rubella (MR) yang baru dibutuhkan penelitian lebih

(MR) sudah mendapatkan sertifikasi. lanjut mengenai kehalalan vaksin. Dari

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
305 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

pertemuan dan penelitian mengenai vaksin Pemberian informasi yang jelas kepada

Measles Rubella (MR), dihasilkan fatwa MUI media juga dilakukan, sehingga dilakukan

nomor 33 tahun 2018 (MUI, 2018). Dalam tindakan cross check. Dimana media

fatwa MUI nomor 33 tahun 2018 menjelaskan menanyakan informasi yang benar dan dari

jika pemanfaatan unsur babi hukumnya haram. sumber terpercaya yang diwakili oleh pihak

Namun, pada saat ini diperbolehkan karena public relations Kementerian Kesehatan. Hasil

kondisi darurat adanya bahaya yang ditimbulkan analisis menunjukkan pada saat krisis terjadi,

akibat tidak diimunisasi dan belum ditemukan ketika media ditangani dan direspons dengan

vaksin yang halal dan suci. Dalam hal ini, baik maka mereka melakukan perubahan.

proses pemberian fatwa imunisasi Measles Public relations Kementerian Kesehatan

Rubella (MR), terbilang lambat karena baru lebih menghimbau media untuk menulis
selesai pada tahun 2018. ajakan kepada publik karena situasi anak-

Sebagai upaya melakukan pendekatan anak Indonesia saat ini yang sedang kritis dan

kepada pihak yang melakukan penolakan. membutuhkan imunisasi Measles Rubella

Kementerian Kesehatan melakukan kerja sama (MR). Seperti yang dijelaskan bahwa media

dengan Dinas Kesehatan atau pemerintah bergerak dari sikap agresif awalnya yang

daerahnya berbicara dan menjelaskan kepada merusak organisasi menjadi saluran komunikasi

para orang tua yang melakukan penolakan. yang membantu perusahaan berbicara kepada

Penjelasan dilakukan secara detail, agar mereka publik.

dapat menerima imunisasi Measles Rubella Seluruh media Kementerian Kesehatan

(MR). digunakan, baik tradisional media seperti

Pemberitaan negatif yang dimuat oleh menyebarkan advertorial salah satunya di

media diatasi dengan cara berbeda. Inayah televisi untuk mengajak dapat berubah dan bisa

menjelaskan saat penolakan terjadi, public menerima imunisasi Measles Rubella (MR).

relations Kementerian Kesehatan telah Anjari menambahkan jika dalam penanganan

melakukan kegiatan media visit di daerah- penolakan imunisasi Measles Rubella (MR)

daerah atau media-media yang kontroversial. di fase pertama, menurutnya media yang

Adanya tindakan tersebut dijadikan sebagai digunakan “all media jadi misalkan media

penanganan untuk mereka yang memberikan website kita, majalah media kom, pay media yah

informasi keliru dan negatif mengenai imunisasi kita pasang PSA di tv, kita pasang advertorial

Measles Rubella (MR). di media itu pay media yah kan. Tetapi kadang-
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 306

kadang ada di kanal-kanal resmi kita seperti bagian Hubungan Media Massa dan Media

twitter Instagram semua media” (Anjari, 2019 Sosial, hal ini dilakukan sebagai strategi untuk

31 Desember, komunikasi pribadi). menarik publik. Karena pada dasarnya publik

Kementerian Kesehatan juga menggunakan akan lebih percaya kepada orang yang sudah

new media seperti penggunaan sosial media mengalaminya sendiri. Selain dalam bentuk

Instagram, Youtube, Instagram, Facebook. video dibuat juga gambar ajakan singkat dan

Sebagai upaya ajakan untuk publik, Kementerian mudah dibagikan yang isinya yaitu informasi

Kesehatan membuat konten video. Di mana mengenai program serta informasi mengenai

sosok yang dimuat dalam video yaitu para orang program imunisasi Measles Rubella (MR).

tua wali yang menggambarkan kesedihannya Gambar 3 merupakan salah satu konten

ketika anaknya yang sudah terkena penyakit media sosial yang diunggah dalam Facebook

rubella. Menurut Inayah sebagai Kepala Sub Kementerian Kesehatan. Sosok yang dipilih

Sumber: Facebook Kemenkes RI, 2017

Gambar 3 Tanggapan Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
307 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

yaitu perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia tersebut, maka proporsi seseorang semakin

yang memberikan tanggapan mengenai tidak paham akan semakin banyak. Hasil

imunisasi. Dengan adanya tanggapan dari pihak analisis menunjukkan setelah penanganan

MUI diharapkan bisa meredakan kehawatiran yang dilakukan, public relations Kementerian

publik akan hukum Islam vaksin Measles Kesehatan tidak melakukan riset mengenai

Rubella (MR). Dari hasil analisis saat konten pengaruhnya pada reputasi organisasi, tetapi

sosial media disebarkan memang terlihat kurang setelah kegiatan manajemen krisis dilakukan

responsif, karena tidak dilangsungkannya masyarakat menjadi lebih memahami situasi

komunikasi dua arah dengan publik. Contohnya yang terjadi dan akhirnya dapat menerima

seperti masih ada komentar yang diabaikan dan imunisasi demi menjaga kesehatan keluarga.

tidak diberikan respons. Lalu untuk penanganan Meskipun tidak seluruh publik yang dituju
kehalalan vaksin memang berlangsung lama melakukan tindakan perubahan, karena masih

dan memakan waktu, karena fatwanya baru tetap ada kelompok anti vaksin yang kukuh

terselesaikan satu tahun kemudian. dengan pendiriannya sendiri. Dalam rilis

Pada tahapan affect di dalam Situational Kementerian Kesehatan menunjukkan hasil

Communication Crisis Theory (Coombs akhir program imunisasi Measles Rubella (MR)

& Holladay, 2010) akan dilihat bagaimana di tahun 2017 tercapai yaitu sebanyak 97,69%

pengaruh krisis pada reputasi organisasi dan atau 34.964.384 anak terimunisasi.

behavior intentions dari publik. Dampak yang Tahap terakhir manajemen krisis yaitu

ditimbulkan memang tidak ada hasil riset post-crisis, (Coombs & Holladay, 2010)

pastinya, tetapi menurut Inayah setelah kegiatan menjelaskan tahapan ini sebagai pembelajaran

manajemen krisis dilakukan masyarakat jadi yang diterima organisasi setelah terjadi krisis.

lebih ter info lagi. Contohnya seperti anak-anak Serta tindakan komunikasi apa yang dilakukan

sebagai pelaku yang akan menerima program oleh organisasi setelah krisis terjadi. Menurut

imunisasi Measles Rubella (MR), mereka Inayah Kementerian Kesehatan harus lebih

menjadi tahu. masif memberikan informasi dan lebih kuat

Selain itu menurut Anjari, public relations untuk menggandeng LSM, tokoh agama, tokoh

Kementerian Kesehatan tidak memiliki data masyarakat kemudian juga media juga harus

untuk membandingkan reputasi sebelum memiliki hubungan yang baik. Selain itu Anjari

dan sesudah penanganan krisis terjadi, tetapi menambahkan.


“...Pelaksanaan program ini tidak mungkin
menurutnya andaikan tidak ada penanganan dilakukan sendiri tetapi memerlukan orang
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 308

Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Gambar 4 Proses Manajemen Krisis dan Model Situational Communications Theory yang dilakukan oleh
Public Relations Kementerian Kesehatan

lain. Selain itu adanya pemberitaan miring sehingga mereka belum mau...” (Anjari, 26
miring hoaks atau palsu keliru diperlukan
strategi khusus untuk menyelesaikannya. Desember 2019, komunikasi pribadi).
Lalu kecerdasan dan literasi masyarakat
untuk tidak mudah percaya akan hal-hal
seperti itu. Mereka belum mau karena Hasil analisis menunjukkan banyaknya
mendapatkan informasi yang memang
belum lengkap dapet informasi yang belum orang tua yang melakukan penolakan, terjadi
utuh dan informasi yang salah keliru
atau dapat informasi yang palsu gitu karena belum mendapatkan informasi dari

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
309 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

sumber yang terpercaya. Sehingga membuat Sebagai upaya penanganan penolakan dari

mereka mudah untuk percaya akan berita-berita para orang tua, Public Relations Kementerian

yang tidak jelas kebenarannya. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas

Kesehatan dan MUI tetap melakukan dialog Kesehatan dan Pemerintah Daerah. Mereka

untuk membahas dan melakukan penelitian ikut serta untuk melakukan pendekatan kepada

lebih lanjut dalam menetapkan fatwa kehalalan para orang tua yang melakukan penolakan.

vaksin Measles Rubella (MR). Bekerjasama dengan Komnas Kejadian Ikutan

Pasca Imunisasi dan menjaga hubungan dengan


SIMPULAN
media melalui media visit dan dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kegiatan cross check informasi. Affect ataupun

manajemen krisis yang dilakukan oleh public pengaruh yang ditimbulkan tidak terlihat dari sisi

relations Kementerian Kesehatan pada tahapan organizational reputations, terjadi perubahan

pre-krisis, yaitu persiapan krisis seperti behavioral intentions karena program mencapai

monitoring media, penentuan spokesperson, target sebanyak 97,69% atau 34.964.384 anak

dan pertemuan dengan para stakeholder. terimunisasi. Tahap terakhir dalam manajemen

Tahapan krisis dianalisis secara mendalam krisis, pihak Kementerian Kesehatan melakukan

menggunakan seluruh elemen situational crisis dialog dengan MUI untuk menyelesaikan fatwa

communication theory. Crisis responsibility kehalalan dari imunisasi Measles Rubella (MR).

yang dialami, masuk ke dalam kategori Adanya media sosial, sosok public

intentional dan memberikan ancaman strong. relations dituntut untuk bisa mengatasinya

Secara crisis history penolakan program dengan kemampuan perhitungan eskalasi

pernah terjadi sebelumnya, dan public relations dan juga tindakan respons yang sama cepat.

Kementerian Kesehatan menggunakan strategi Kecepatan dalam merespons bukan berarti

yang sama dalam menangani masalah dampak melalaikan kredibilitas dari informasi yang

negatif peristiwa imunisasi. Pada elements disampaikan kepada publik. Dalam penelitian

prior reputation ditemukan kesalahpahaman ini menunjukkan jika organisasi, masih belum

acuan fatwa yang dilakukan oleh Kementerian cepat melakukan tindakan dan respons dalam

Kesehatan. menangani krisis. Sebaiknya sosok public

Hasil analisis penelitian menunjukkan relations saat ini, harus mempersiapkan strategi

crisis response strategies yang dilakukan yaitu kusus penanganan permasalahan di media sosial

diminish atau pengurangan kejadian krisis. agar tidak mudah untuk menjadi krisis.
Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311 310

Saat krisis melanda (prior reputation) Social media and crisis management: a
review and analysis of existing studies.
yaitu hubungan yang dimiliki organisasi dengan
Sosyal Medya VeKri̇ Yöneti̇ mi̇ : Mevcut
para stakeholder dapat dimanfaatkan. Peristiwa Çalişmalariİncelemesi̇ VAnali̇ zi̇ ., 9(2),
krisis tidak bisa terselesaikan jika hanya 199–215.
Coombs, W. T., & Holladay, S. J. (2010). The
mengandalkan satu organisasi. Dibutuhkan
handbook of crisis communication. In Wiley
kerja sama dan komunikasi kepada stakeholder Blackwell. Malden: Blackwell Publishing.
untuk membantu dan melakukan penanganan Facebook Kemenkes RI. (2017). Kemenkes
tegaskan imunisasi mr aman digunakan.
secara bersama-sama. Tindakan komunikasi
Retrieved from https://www.facebook.
dan penyelesaian masalah sangat dibutuhkan com/KementerianKesehatanRI/
ketika terjadi perbedaan pemahaman dengan Ham, C. D., Hong, H., & Cameron, G. T.
(2012). Same crisis, different responses:
stakeholder.
case studies of how multiple competing
Pada penelitian ini public relations corporations responded to the same
Kementerian Kesehatan tidak menghitung explosion-related crises. International
Journal of Business and Social Science,
pengaruh penanganan krisis terhadap reputasi
3(20), 19–31.
yang dimiliki. Adapun saran bagi kalangan ICMI Minta Vaksinasi Rubela Dihentikan.
praktisi dan akademis untuk penelitian (2017). Retrieved September 8, 2018, from
file:///Users/wulanyulianti/Documents/
selanjutnya yang ingin mengangkat topik krisis
LSPR S2/Journal/FULL/Daftar Pustaka/
bisa menggunakan pendekatan yang berbeda ICMI Minta Vaksinasi Rubela Dihentikan
seperti kuantitatif. Dengan menggunakan - edunews.id %7C Merawat Kebhinekaan.
webarchive
pendekatan yang berbeda, keberagaman
Jessica, S., & Ilfandi, A. (2018). Aktivitas public
penelitian semakin berkembang dan pengaruh relations angkasa pura ii dalam menangani
dari penanganan krisis yang telah dilakukan pemberitaan negatif terminal 3 bandara
Soekarno-Hatta the activity of public
bisa terukur dengan jelas.
relations of angkasa pura ii in handling
negative news terminal 3 Soekarno–Hatta
DAFTAR PUSTAKA
airport. Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan
Masyarakat (Profesi Humas), 2(2), 119–
135. https://doi.org/ISSN: 2541-3678
Akhyar, D. M., & Pratiwi, A. S. (2019). Media
Kriyantono, R. (2012). Measuring a company
sosial dan komunikasi krisis: pelajaran
reputation in a crisis situation: An
dari industri telekomunikasi di Indonesia.
ethnography approach on the situational
11(1), 35–52. https://doi.org/ISSN 2656-
crisis communication theory. International
0208
Journal of Business and Social Science,
Apuke, O. D., & Tunca, E. A. (2018).
3(9), 214–223.

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)
311 PRofesi Humas, Volume 4, No. 2, 2020, hlm. 290-311

Kurniawan, D. (2017). Kekecewaan orangtua pdf


bocah sd yang meninggal usai divaksin Olyvia, F. (2017). Menkes jamin vaksin
MR - Regional Liputan6. Retrieved rubella aman dan halal. Retrieved
from https://www.liputan6.com/regional/ from https://www.cnnindonesia.com/
read/3089922/kekecewaan-orangtua- gayahidup/201708014229-255-232065/
bocah-sd-yang-meninggal-usai-divaksin- menkes-jamin-vaksin-rubella-aman-dan-
mr%0A-sd-yangmeninggal-usai-divaksin- halal
mr%0A Prastya, N. M. (2011). Komunikasi krisis di
Lestari, S. (2017). Akibat penolakan dan hoaks, era new media dan social media. Jurnal
imunisasi massal campak dan rubella Komunikasi, 6(1), 1–20. https://doi.
MR diperpanjang. Retrieved from BBC org/10.20885/komunikasi.vol6.iss1.art1
Indonesia website: https://www.bbc.com/ Putri, A. W., Sutopo, & Rahmanto, A. N. (2019).
indonesia/indonesia-41480450 Komunikasi krisis kementerian pertanian
Mak, A. K. Y., & AO, S. (2019). Revisiting pada kasus penggerebekan gudang beras
social-mediated crisis communication pt ibu (analisis isi kualitatif menggunakan
model: The Lancôme regenerative crisis situational crisis communication theory).
after the Hong Kong Umbrella Movement. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media,
Mejri, M., & De Wolf, D. (2013). Crisis 23(1), 53. https://doi.org/10.31445/
management: lessons learnt from the jskm.2019.1765
bp deepwater horizon spill oil. Business Sugianto, S., Don, Y., & Doho, B. (n.d.). (2019).
Management and Strategy, 4(2), 67. https:// Analisis komunikasi public relations
doi.org/10.5296/bms.v4i2.4950 pada sekolah sma don bosco ii untuk
Meyerding, S. G. H., Spiwoks, E., Rombach, mempertahankan citra sekolah katolik
M., & Lehberger, M. (2019). Not only yang berkarakter. 4(April 2019), 63–76.
speed matters – Crisis response in the Suryani, I., & Sagiyanto, A. (2018). Strategi
hypothetical case of a transport accident manajemen krisis public relations pt blue
involving genetically modified crops. Food bird group. Communication, 9(1), 103.
Policy, 85(February 2018), 55–63. https:// https://doi.org/10.36080/comm.v9i1.624
doi.org/10.1016/j.foodpol.2019.04.006 West, R., & Turner, L. H. (2010). Introducing
MUI. (2018). Fatwa majelis ulama indonesia no. communication theory, forth editions. New
33 tahun 2018 tentang penggunaan vaksin York: McGraw-Hill.
mr (measles rubella) p. Retrieved March 18, WHO. (2017). Ajakan aksi. kementrian
2019, from https://mui.or.id/wp-content/ kesehatan Indonesia. Retrieved from
uploads/2018/08/Fatwa-MUI-No.-33- http://www.searo.who.int/indonesia/topics/
Tahun-2018-tentang-penggunaan-vaksin- immunization/mr_call_for_action.pdf
MR-measles-rubella-produksi-dari-SII- Yin, R. K. (2014). Case Study research design
serum-institue-of-India-untuk-imunisasi. and methods. London: SAGE Inc.

Manajemen krisis public relations dalam menangani penolakan imunisasi measles rubella
(Wulan Yulianti1, Rino Febrianno Boer)

Anda mungkin juga menyukai