Anda di halaman 1dari 8

Nama : Anggun Wijayani

NIM : 142200218

Kelas : EA-H

SOAL C

ESSAY MENGURAIKAN DAN MENJELASKAN

WAJIB MENGERJAKAN 5 SOAL

1. A. Mata Kuliah Pendidikan Pancasila adalah Mata Kuliah Inti dalam


Pendidikan Nasional maka Wajib diberikan sejak tingkat pendidikan dasar
maupun tingkat Perguruan Tinggi, namun dalam perjalanannya mengalami
dinamika pasang surut. Mengapa? Jelaskan !

Pendidikan Pancasila mengalami pasang surut disebabkan oleh runtuhnya karakter


bangsa dan urgensi pendidikan pancasila, memudar nya sikap toleransi dan
menghormati nilai-nilai pluralisme sehingga kekerasan mudah terjadi dan berbagai
bentuk penyimpangan moral lainnya.

B. Hal tersebut menyebabkan timbulnya Tantangan bahwa Pancasila tidak


dijadikan sebagai Leitmotive dan Leitstar. Jelaskan !

Pancasila bagi bangsa ini diyakini sebagai Leitmotive (dorongan pokok) dan sebagai
Leitstar (bintang penunjuk jalan). Sebagai Leitmotive Nilai yang ada dalam setiap sila
Pancasila dapat memberikan gambaran bagi setiap hal yang akan dilakukan bagi bangsa
ini, sedangkan Pancasila sebagai Leitstar artinya nilai yang terkandung dalam sila-
silanya dapat menjadi petunjuk arah jika suatu saat bangsa ini berada pada ruang
kegelapan. Harapannya adalah agar mahasiswa disamping memiliki kemampuan dari
masing-masing disiplin ilmu yang dipilihnya juga memantapkan mereka dengan jiwa
Pancasila.

3. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA

A. Didalam Pancasila terdapat 3 nilai yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan nilai
praksis yang harus di-Implementasikan. Uraikan ke 3 nilai tersebut !

Nilai Dasar Pancasila


Nilai dasar pancasila merupakan hakikat, makna, atau esensi yang terkandung dalam
pancasila itu sendiri. Nilai dasar ini bersifat universal karena merupakan sesuatu yang
dianggap sebagai evident truth atau sebuah kebenaran hakiki yang disetujui oleh semua
orang.

Pancasila sendiri memiliki 5 nilai dasar yang sesuai dengan kelima sila yang ada di
pancasila itu sendiri. Kelima nilai dasar tersebut adalah

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sebagai nilai dasar, maka kelima sila ini diharapkan dapat menjadi sumber norma dan
sumber hukum bagi bangsa dan negara Indonesia. 

Nilai Instrumental Pancasila


Undang undang dan instrumen hukum lainnya merupakan contoh dari nilai instrumental
yang terkandung dan bersumber pada Pancasila. Nilai instrumental adalah parameter,
panduan, atau koridor yang memungkinkan kita untuk mewujudkan nilai dasar
Pancasila.

Pada intinya nilai instrumental adalah instrumen-instrumen yang menjabarkan


parameter dan cara untuk mencapai hal-hal yang diamanatkan oleh nilai dasar. Tanpa
adanya nilai instrumental, maka nilai dasar akan sangat sulit untuk diterapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karena sangat abstrak.

Nilai Praktis Pancasila


Nilai praktis atau kerap disebut pula sebagai nilai praksis adalah perwujudan dari nilai
dasar dan nilai instrumental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam sehari-
hari. Nilai praktis dari pancasila selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan
zaman dan juga perkembangan dari nilai-nilai instrumental yang merupakan dasarnya.
Namun, perubahan-perubahan yang terjadi tidak akan mempengaruhi fakta jikalau nilai
praktis adalah perwujudan sikap nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila.

Contoh dari nilai praktis antara lain adalah kita harus menghormati seluruh agama
meskipun berbeda dengan keyakinan kita, sesuai dengan sila pertama pancasila. Contoh
lainnya adalah kita harus memperlakukan orang secara adil tanpa pilih kasih ataupun
mencurangi orang lain, sesuai dengan sila kedua pancasila. Menghormati dan
menjunjung tinggi perbedaan suku dan budaya di Indonesia juga merupakan contoh dari
nilai praktis Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
B. Penjabaran Sila-Sila Pancasila ke dalam Nilai Instrumental. Uraikan dan
berikan contohnya (3 produk hokum)

1. Sila pertama pancasila :  Ketuhanan Yang Maha Esa


Nilai instrumental dari sila pertama : Pasal 29 ayat (2)
‘Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu’
Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk
memilih agama sesuai dengan keyakinannya dan menjalankan ibadah sesuai agama
yang dianutnya.

2. Sila kedua pancasila : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Nilai instrumental dari sila kedua : 

1) Pasal 26 ayat (3)


‘Hal-hal yang mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang –undang.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa hal-hal yang mengenai warga negara dan
penduduk telah diatur dalam uandang-undang yang berarti setiap perilaku warga negara
yang menyimpang dari aturan negara dan merugikan pihak lain akan dihukum sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.

2) Pasal 27 ayat (2)


‘Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa negara menjamin setiap warga negaranya
untuk memiliki pekerjaan yang layak dan juga hidup dengan layak di Indonesia.

3) Pasal 28
‘Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa setiap warga negara memiliki hak unutuk
berserikat, berkumpul, dan berpendapat.

4) Pasal 30 ayat (1)


‘Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk
ikut dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Maksud dari hak disini adalah
bagaimana cara setiap individu untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara diserahkan lagi kepada setiap warga negara, misalnya disesuaikan dengan
profesi masing-masing. Sedangkan wajib disini mengandung arti bahwa setiap warga
negara memiliki keharusan untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.

3. Sila ketiga pancasila : Persatuan Indonesia


Nilai instrumental dari sila ketiga :
1) Pasal 1 ayat (1)
‘Negara Indonesia ialah Negara kesatuan, yang berbentuk republik.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan
dengan bentuk republik.

2) Pasal 32 ayat (2)


‘Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.’

Dalam pasal tersebut mengandung arti bahwa Negara Indonesia menjadikan bahasa
daerah sebagai salah satu dari kebudayaan nasional. Itu berarti Indonesia
memperhatikan kesatuan bangsa dan negara, dengan menghargai setiap kekayaan yang
dimiliki oleh setiap daerah yang ada di Indonesia.

4. PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

A. Jelaskan Pengertian Pancasila secara Etimologis, Historis dan Terminologis?

Secara Etimologis

Pancasila (sansekerta)

Pancalima

Syiilaperaturan tingkah laku yang baik

Syiladasar/asa/sendi/fendamen] = kitab tripitaka

Panca Syila “berbatu sendi lima” atau “dasar yang memiliki lima unsur”.

Panca Syiila lima aturan tingkah laku yang penting.

Secara Historis :

Perumusan Pancasila sebagai dasar negara tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia untuk merebut kemerdekaan.
Dasar Negara Republik Indonesia disebut dengan istilah “Pancasila”.

1/Juni/1945 Ir. Soekarno sidang BPUPKI 1 Hari lahirnya Pancasila

22/Juni/1945 Panitia 9Jakarta CharterNaskah pembukaan Alinea IV


(Pembedaan)

18/Agustus/1945Sidang PPKImengesahkan UUD 1945 - Pembukaan Alinea 4


Pancasila - Resmi + sah.

Secara Terminologis

PPKI segera mengadakan sidang tanggal 18 Agustus 1945, setelah itu mengesahkan
UUD 1945 yg terdiri atas 2 bagian yaitu :

a. Pembukaan UUD 1945


Bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Pasal-pasal UUD 1945
Berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Rumusan Pancasila yg tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 secara konstisional sah
dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, disahkan oleh PPKI yang mewakili
seluruh rakyat Indonesia.

B. Manfaat mempelajari Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa untuk masa


depan

1. Menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila Pancasila merupakan ideologi landasan


negara kita. Segala perbuatan yang kita lakukan, bahkan hingga aturan perundang-
undangan pun mengacu pada nilai dari Pancasila itu sendiri. Dengan demikian, bisa
disimpulkan bahwa Pancasial merupakan salah satu ladnasan paling luhur yang ada di
Negara kita. Karena itu, pendidikan pancasila sangat penting diberikan, terutama pada
mereka yang masih usia anak-anak. Agar mereka mengerti dan juga memahami nilai
luhur dari Pancasila bagi kehidupan bermasyarakat dan juga kehidupan bernegara.

2. Membantu memahami arti sebenarnya dari Pancasila Pancasila merupakan ideologi,


yang berarti masih ada kemungkinan banyak orang yang belum memahami arti
sebenarnya secara mendalam dari Pancasila. Mungkin anda hafal kelima sila yang
terkandung dalam pancasila, namun apakah anda memahami arti sebenarnya dari sila
tersebut? Maka dari itu, diperlukan pendidikan pancasila di berbagai jenjang
pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga tingkat universitas. Hal ini tidak lain adalah
agar kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik memahami betul apa arti
sebenarnya dari Pancasial, sebaga landasan ideology bangsa.

3. Membantu individu untuk mencintai Negara Indonesia Ada pepatah yang berbunyi
tak kenal maka tak sayang. Dalam kehidupan bernegara, hal ini dapat dikaitkan dengan
hubungan antara manfaat pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Indonesia itu
sendiri. Bagi mereka yang tidak dapat mengenal pancasila dengan baik, maka mereka
tidak akan mencintai Indonesia. Karena untuk mencintai Indonesia, maka paling tidak
kita juga harus mencintai landasan ideologis yang membentuk Indonesia. Dengan
adanya pendidikan pancasila ini, maka kita akan dapat mencintai Negara Indonesia.
Dengan mempelajasi pancasila, maka secara tidak langsung kita akan mengenal
Indonesia, dari dasarnya.

4. Agar individu dapat berperilaku sesuai dengan isi dari butir-butir pancasila
Pancasila, sesuai namanya memilki 5 sila yang berbeda-beda. Masing-masing dari
kelima sila tersebut memilIki butir-butir sila tersendiri, yang merupakan ekstraksi atau
penjabaran dari setiap sila yang terdapat pada pancasila. Manfaat pendidikan pancasila
maka diharapkan, siapa saja yang menempuh pendidikan pancasila dapat berperilaku
sesuai dengan apa yang ditulis melalui butir-butir pancasila tersebut.

5. Individu dapat mengamalkan Pancasila di segala situasi Masih dari perilaku,


pendidikan pancasila dapa membantu warga Negara Indonesia dalam mengamalkan
segala macam nilai, butir dan juga perilaku yang sejalan dengan pancasila. Nilai dan
butir-butir yang terkandung dalam pancasila merupakan hal yang baik terutama dalam
kehidupan berbangsa dan juga bernegara Hal ini membuat individu sebagai warga
negara yang baik wajib, akan mengamalkan berbagai macam nilai-nilai luhur dari
pancasila. ngerti atau memahami arti dari isi Pancasila tiu dengan sebnar-benarnya

5. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Siapa yang dimaksud Grundnorm? Bagaimana terjadinya Grundnorm

A. Siapa yang dimaksud Grundnorm? Bagaimana terjadinya Grundnorm

Suatu norma dapat dikategorikan sebagai grundnorm apabila eksistensi dan nilai
kebenaran dari norma tersebut diandaikan dan tidak dapat ditelusuri lagi.

Fungsi grundnorm secara spesifik adalah sumber legitimasi atau kekuasaan untuk
membentuk hukum bagi tindakan pembuat undang-undang pertama. Grundnorm
merupakan alasan bagi legitimasi konstitusi pertama suatu negara. Sehingga adanya
grundnorn dapat dilihat pada keberadaan konstitusi pertama suatu negara.

B. Siapa yang dimaksud Staatsfundamentalnorm? Mengapa disebut demikian?


Adalah landasan umum dari suatu tatanan hukum undang-undang dasar. Berdasarkan
undang-undang dasar tersebut terbentuklah suatu undang-undang yang memberikan
wewenang untuk membentuk suatu peraturan. Pembukaan UUD 1945 dikatakan kaidah
pokok negara yang fundamental karena pembukaan UUD 1945 telah memenuhi
persyaratan, yaitu :

1.Berdasarkan sejarah terjadinya, bahwa pembukaan ditentukan oleh pembentuk negara.


PPKI yang menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah mewakili
bangsa indonesia.

2.Berdasarkan isinya, bahwa pembukaan memuat asa falsafah negara (pancasila), asa
politik negara (kedaulatan rakyat), dan tujuan negara.

3.Pembukaan menetapkan adanya suatu UUD Negara Indonesia

Pokok kaidah negara yang fundamental ini di dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak berubah bagi negara yang telah dibentuk. Secara
hukum pembukaan sebagai pokok kaidah yang fundamental hanya dapat diubah atau
diganti oleh pembentuk negara pada waktu negara dibentuk.

7. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN STRUKTUR KONSTITUSI

A. Bagaimana hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945 dibingkai dalam dua konteks sebagai
berikut:

HUBUNGAN SECARA FORMAL

Hubungan dari Pancasila dengan UUD 1945 dalam sudut pandang konstitusional atau
peraturan yang berlaku, antara lain sebagai berikut:

Pancasila adalah kaidah dasar bagi negara. Oleh karena pancasila dimuat pada
pembukaan UUD 1945 maka UUD pun menjadi kaidah dasar negara.

Pancasila merupakan inti pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan menjadikan


UUD sebagai sumber hukum tertinggi dan pancasila sebagai tertib hukum bangsa
Indonesia.

HUBUNGAN SECARA MATERIAL

Hubungan secara material maksudnya adalah bahwa semua bagian-bagian (material)


dari UUD 1945 harus selaras dan tidak bertentangan dengan Pancasila. Sebab Pancasila
sendiri merupakan sumber dari segala sumber hukum oleh sebab itu esensi dari UUD
1945 memuat atau dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
B. Berdasarkan Soal Nomer 6 Point A diatas, maka Illustrasikan Jenjang
Tingkatan Norma Hukum / Konstitusi UUD NRI 1945

Menurut Hans Nawiasky dalam teori jenjang hukum yang ia kembangkan (die theorie
vom stufenordung der rechtsnormen) norma hukum dari suatu negara berjenjang-
jenjang dan bertingkat-tingkat, dimana norma yang dibawah berlaku dan berdasar dari
norma yang lebih tinggi, dan norma yang lebih tinggi berdasar pada norma tertinggi
yang disebut norma dasar (Grundnorm pada teori Hans Kelsen). Selain berjenjang dan
bertingkat norma hukum menurut Hans Nawiasky juga berkelompok, dimana
pengelompokannya sebagai berikut :

Kelompok I : Norma Dasar/Fundamental Negara (Staatsfundamentalnor)

Kelompok II : Aturan Pokok Negara (Staatsgrundgesetz)

Kelompok III : Undang-Undang Formal (Formell Gesetz)

Kelompok IV : Aturan Pelaksana/Aturan Otonom (Verordnung & Autonome


Satzung)

Teori norma hukum berjenjang dan berkelompok (die theorie vom stufenordung der
rechtsnormen) Hans Nawiasky ini jika diproyeksikan ke Norma hukum yang berlaku di
Indonesia maka akan diperoleh pengelompokan hirarki sebagai berikut :

Norma Dasar (Grundnorm)/Fundamental Negara (Staatsfundamentalnor) Indonesia


adalah Pancasila dan Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUD NRI 1945). Sehingga seluruh perundangan dibawahnya harus merujuk ke norma
dasar ini (Hans Kelsen) :

 Aturan Pokok Negara (Statgrundgesetz) Indonesia adalah batang tubuh UUD


NRI 1945, TAP MPR RI dan Konvensi Ketatanegaraan, Undang-Undang
Formal (Formell Gesetz) Indonesia adalah Undang-Undang,
 Aturan Pelaksana/Aturan Otonom (Verordnung & Autonome Satzung)
Indonesia adalah secara hirarkis mulai Peraturan Pemerintah, hingga keputusan
Bupati/Walikota.

Anda mungkin juga menyukai