Anda di halaman 1dari 27

II.1.

1 Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli digunakan untuk menghitung power pompa yang
dibutuhkan.
Pa g α a v 2a Pb g α b v 2b
+ Z+ + η W p= + Z b + +h f ..............................(1)
ρ gc a 2 gc ρ gc 2 gc
Dimana :
P = Tekanan (lbf/ft2)
ρ = Densitas (lb/ft3)
g = Kecepatan gravitasi (ft/s2)
Z = Tinggi (ft)
α = Faktor koreksi energi kinetik
v = Kecepatan (ft/s)
η = Efisiensi pompa keseluruhan
Wp = Power pompa (ft lbf/lb)
gc = Faktor proporsionalitas hukum
Newton, 32,174 (ft lb/lbf s2)
hf = Kehilangan gesekan (ft lbf/lb)
(Tim Dosen OTK, 2021)
Suatu aliran fluida termampatkan (incompersible) yang memiliki tekanan
P, kecepatan v, dan beda ketinggian z. Persamaan Bernoulli umumnya ditulis
dalam bentuk
P1 v 21 P v2
z 1+ + = z 2+ 2 + 2 ...............................................(2)
γ 2g γ 2g
Dimana :
z = head elevasi
P1
= head tekanan
γ
v 2❑
= head kecepatan
2g
(Munson, 1990)
Persamaan Bernoulli untuk fluid friction yaitu :
ΔP g Δv
+ ΔZ + + hf = -wp...................................(3)
ρ gc 2 a gc
Dimana :
ΔP
= perbedaan tekanan (J/kg)
ρ
g
ΔZ = beda energy potensial (J/kg)
gc
Δv
= beda energy kinetic (J/kg)
2 a gc
hf = jumlah kehilangan energy akibat fraksi yang terjadi (J/kg)
Penurunan tekanan (Δp) sepanjang pipa (L) dapat dinyatakan sebagai:
∆p V 2L
= hf = f ............................................................(4)
ρ.g d 2g
Dengan:
Δp = tekanan zat cair (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hf =penurunan tekanan (m)
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
f = koefisien gesekan pipa
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
(Nurcholis, 2008)
II.1.2 friction loss
Gesekan dan hL dalam pipa, tikungan dan katup menghadirkan tantangan,
seperti yang dinyatakan sebelumnya, dalam pengangkutan fluida di jalur pipa
industri proses. Pemilihan pipa untuk fluida tertentu didasarkan pada korelasi
antara laju aliran dan luas penampang pipa seperti yang diberikan pada rumus:
π d2 Q
A= = …………….……………………….(5)
4 v
D pipa kemudian dapat ditentukan dari rumus berikut untuk debit
maksimum tertentu.
0.5
Q
D=C
v
1
{ } ………………..…………………..(6)
hL dalam pipa dapat diperkirakan menggunakan Darcy-Weisbach atau
Rumus Hazen-Williams
11 Q2
h L =C L …………………………………….(7)
D5
1.852
10.77 L Q
h L=
{ }
D4.865 C hw
………………...………….(8)

Persamaan ini menunjukkan bahwa hL berbanding lurus dengan


kuadrat Q dan berbanding terbalik dengan pangkat lima diameter. Jika D pipa
diubah, hL dapat dievaluasi asalkan kekasaran permukaan pipa dan viskositas
fluida sama. Asumsinya adalah hL untuk pipa pertama harus diketahui.
D1 5
h L2=hL 1 { }
D2
………………….………………(9)

Keterangan:
A = Luas permukaan pipa (m2)
4 1/ 2
C1 = Konstanta, C 1=( )
π
C11 = Konstanta, C 11=8 f /π 2 g
Chw = Koefisien Hazen-Williams
D = Diameter pippa (m)
hL = Head loss
Q = Kecepatan aliran fluida (m3/h)
(Ntengwe, 2015)

II.1.3 Head loss


Rugi Aliran (Head Losses) Zat cair/fluida yang ada di alam mempunyai
kekentalan, meskipun demikian dalam berbagai perhitungan mekanika fluida
ada yang dikenal atau dianggap sebagai fluida ideal. Rugi aliran (Head
Losses) merupakan pengurangan energi per satuan berat fluida pada aliran
cairan pada sistem perpipaan. Head loss terdiri dari major head loss (hf),
minor head loss (hm), dan total head loss (htot) (Putra,2017) .
1. Head Mayor
Kerugian yang dialami oleh fluida yang mengalir karena adanya gesekan
antara fluida dengan permukaan bagian dalam pipa. Kerugian gesekan didalam
pipa dapat dihitung dengan menggunakan rumus 
L v2
h f (mayor )=f ………………………..........(10)
D2g

Keterangan : 
h𝑓 = Kerugian head di dalam pipa (m). 
f = Koefisien kerugian gesekan. 
D = Diameter pipa (m). 
v = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s). 
g = Percepatan gravitasi (m/s 2 ). 
L = Panjang pipa (m). 
hf s D g
f= ………………………...…………(11)
L v2
Rumus Hazen-williams, rumus ini pada umumnya dipakai untuk
menghitung kerugian head dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur
pipa menyalurkan air minum 
10,666 Q 1,85
h f = 1,85 4,85 × L……………………………..(12)
C D
Keterangan : 
V = Kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s). 
C = Koefisien gesekan 
R = Jari-jari Hidrolik (m). 
S = Gradian Hidrolik (S = hf/L) 
Q = Laju aliran (m3 /s). 
L = Panjang pipa (m). 
Persamaan untuk menentukan nilai bilangan Reynold dinyatakan dengan
persamaan 
vD
ℜ= …………………………………(13)
v
Keterangan : 
Re = Bilangan Reynold. 
V = Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s). 
D = Diameter dalam pipa (m). 
𝜐 = Viskositas kinematik zat cair (m²/s). 
2. Head Minor
Kerugian head minor adalah kerugian yang dialami oleh fluida selama
fluida tersebut mengalir melalui pipa yang penampangnya berubah, terjadi
belokan, percabangan dan lain sebagainya. Kerugian head minor dapat dihitung
dengan menggunakan rumus : 
v2
h f (minor )=f ……………………………(14)
2g
Keterangan : 
ℎ𝑓 = Kerugian head (m). 
f = Koefisien rugi gesekan. 
v = Kecepatan rata-rata didalam pipa (m/s). 
g = Percepatan gravitasi (m/s²). 
II.1.4 Sifat Sifat Fluida
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang
mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida
terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah
mengikuti bentuk ruang.(arijanto,2018)
Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar
fluida. Sifat–sifat dasar fluida tersebut yaitu
1. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah
baik dengan tekanan maupun tegangan. semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut
2. Kerapatan
Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan volume zat
itu, sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa
dan volumenya. Namun, nilai kerapatan tidak bergantung pada massa
zat maupun volumenya. Kerapatan zat, kecil perubahannya terhadap
perubahan suhu.
3. Berat jenis
Berat jenis didefinisikan sebagai berat fluida per satuan volume. Berat
jenis ini berbeda dengan massa jenis. Perbedaannya adalah berat jenis
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi, sehingga nilainya bisa berubah-
ubah sesuai percepatan gravitasi di tempat tersebut.
4. Tekanan
Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, di mana arah gaya
tegak lurus dengan luas permukaan. Ketika fluida berada dalam
keadaan tenang, fluida memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh
permukaan kontaknya.
5. Temperature
Pada zat cair, temperatur yang naik akan menyebabkan tingkat
viskositas pada fluida turun. Sedangkan pada gas, temperature yang
naik justru akan meningkatkan viskositas fluida
II.1.5 Rugi Karena Gesekan
Pada umumnya sistem pemipaan tunggal yang sederhana maupun sistem
pipa bercabang yang sangat kompleks, akan terangkai dengan berbagai macam.
sambungan seperti saringan (strainer), katup (valve), keran, sambungan, belokan
(elbow), pembesar atau pengecil (reducer), dan lain sebagainya. Salah satu
gangguan atau hambatan yang sering terjadi dan tidak dapat diabaikan pada aliran
yang menggunakan pipa adalah hilangnya suatu energi yang disebabkan oleh
gangguan lokal seperti pada perubahan penampang, adanya katup, belokan dan
sebagainya disebut rugi minor (minor losses). Dan dapat juga terjadi akibat
gesekan aliran fluida dengan dinding pipa yang disebut rugi mayor (mayor
losses).( Krisdwiyanto,2017)
rugi mayor (major losses) merupakan rugi aliran yang diakibatkan
gesekan antara fluida dengan dinding pipa lurus yang mempunyai luas penampang
yang tetap, rugi minor (minor losses) adalah rugi aliran fluida di dalam pipa yang
disebabkan oleh luas penampang aliran, entrance, fitting, dan lain sebagainya.
Rugi aliran akibat perubahan arah (minor losses) pada pipa dibedakan menjadi
dua yaitu belokan karena adanya sambungan yang terkesan tiba-tiba/tajam,
belokan ini disebut Elbow dan pembengkokan secara berangsurangsur disebut
Bends. Elbow adalah belokan yang terjadi diakibatkan adanya sambungan pipa,
sambungan yang dipakai adalah fitting/keni.(putra,2017)

II.1.6 pressure drop


Pressure drop digunakan untuk mengetahui berapa besar aliran dalam pipa.
Hal tersebut menjadi sangat penting ketika fluida yang dialirkan adalah fluida
yang sensitif dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pengendalian tekanan
dalam industri sangat penting sekali agar tidak terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan. Karena apabila tekanan melebihi dari yang dibutuhkan, maka dapat
menyebabkan kerusakan pada alat bahkan dapat juga menyebabkan ledakan.
Semakin besar pressure drop yang ditimbulkan dalam sistem perpipaan akan
berpengaruh pada banyaknya energi yang dibutuhkan. Pressure drop dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor friksi atau gesekan, panjang
pipa, diameter pipa dan kecepatan fluida.(Setiawan,2018)
II.1.7 aplikasi
Pengapilikasian fluid flow dalam industry sangat beragam salah satunya
didunia indutri pangan dan pertanian. Di industri pengolahan pangan dan hasil
pertanian, fluida lain yang dialirkan selain air adalah fluida yang merupakan
produk utama industri pengolahan tersebut, seperti sari buah, saus dari hasil
olahan, minyak sayur dan produk olahan lainnya yang berupa fluida cair. Dalam
kegiatan pengolahannya, produk tersebut yang umumnya berjumlah besar,
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain melalui jaringan pipa yang rumit.
Namun demikian perhitungan untuk sistem ini yang juga meliputi diameter pipa
yang harus dipergunakan, tipe/jenis keran yang sesuai, panjang pipa yang
diperlukan, kehilangan energi yang terjadi di sepanjang pipa serta besarnya daya
pompa yang harus dikeluarkan, sama dengan perhitungan untuk sistem
hidrodinamika, hanya saja fluida yang dialirkan memiliki kekentalan serta
kerapatan yang berbeda-beda (Syahrul, 2017).
II.5 Hipotesa
Hubungan antara panjang pipa dengan nilai fraction loss sepanjang pipa
adalah berbanding lurus. Apabila pertambahan panjang suatu pipa semakin besar,
maka nilai fraction loss sepanjang pipa juga akan semakin besar,hal ini terjadi
karena laju aliran dalam pipa semakin besar, maka kebutuhan daya pompa yang
diperlukan juga semakin besar.
DAFTARPUSTAKA
Arijanto, Yohana, E & Sinaga F 2015, ‘Analisis Pengaruh Kekentalan Fluida Air
dan Minyak Kelapa pada Performansi Pompa Sentrifugal’, Jurnal Teknik
Mesin, vol. 3, no.2, hh. 212-219
Munson, BR, dkk 1990, Fluid Mechanics, 6th edn, John Wiley and Sons Inc
Ntengwe, FW, Chikwa, M & Witika, LK 2015, ‘Evaluation Of Friction Losses In
Pipes And Fittings Of Process Engineering Plants’, International Journal
of Scientific & Technology Research, vol. 4, no. 10, pp 330-336
Nurcholis, L 2008, ‘Perhitungan Laju Aliran Fluida Pada Jaringan Pipa', Jurnal
Traksi, vol. 7. no. 1, hh. 21-22
Tim Dosen OTK 2021, Fluid Flow, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Putra, CR, 2018, 'Perancangan Pompa Sentrifugal Dan Diameter Luar Impeller
Untuk Kebutuhan Air Kapasitas 60 Lpm Di Gedung F Dan D Universitas
Muhammadiyah Tangerang', Jurnal Teknik, vol. 7, no. 1, hh. 15-25.
Setiawan, irwan, 2018, ‘Analisa Pressure Drop Dengan Penambahan Zat Aditif
Cairan Coolant Pada Pipa Silinder Menggunakan Metode Empiris Dan
Metode Eksperimen’, Jurnal Teknik mesin, vol. 9, no. 1, hh. 43-44
Syahrul, Mechram, S, Satrio, P & Munawar, A 2016, ‘Simulasi Model Aliran
Fluida Dan Kebutuhan Daya Pompa Pada Sistem Hidrodinamika’, Jurnal
Teknik Pertanian, vol. 1, no. 1, hh. 1
.

Anda mungkin juga menyukai