Anda di halaman 1dari 146

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR


BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN 2013

Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:
YANTI MULYANTI
109104000031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERT{TIBUNGAN I}ENGAN


KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USTA 1-5 TAHUN I}I
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN
2013

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedolcteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Ne.qeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

YANTI MUI,YANTI
Nnvr . tnotnil nnnn?t
I \ lLYI t Lltf, IUtUUUUG!I

Darnhirnhinrt
lvllrvllll(r1116
TT
rr

Jamaludin. S.Kp.. M.Kep

NrP. 19790520200901 i01 NIP. 19680522200801 1007

PROGRAM STUDI IMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAhI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

i435}J12014h,f
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG BERIITJBUNGAN DENGAN


KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BALITA USIA 1-5 TAHUN DI
WILAYAH KERJA PUSKASMAS SITU GINTUNG CIPUTAT TAHUN
20i3

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :

YANTI MULYANTI
NIM: 109104000031

Pembimbing II

Warfs Budi Ut
w-
Jamaludin. S.KD.. M.Kep
NIP. 19790520200901 101 NIP. 19680522200801 100?

Penguji I Penguji II

M;
Puspita Palupi. S.kep.. M.Kep.. Ns.SD.KeD.Mat Jamaludin. S.Kp..M.KeD
NIP. 19801 r 192S1 10l20t)6 NIP. 19680522200901 1S07

Ns. WarasBudi

NrP. i9790520 2

ilr
LEMBAR PENGESAHAN

PANITIA SIDANG UJIAI\ SKRIPSI

PROGRAM STTIDI ILMU KEPERAWATAII

FAKULTAS KEDOKTERAII DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Ciputat, Januari 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keprawatan

Hidayatullah Jakarta

Waras Budi U
NIP. 1979A520 200901

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

L
Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadiudin. Sp. And

111
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karyaasli saya yangdiajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yangberlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Oktober 2013

IV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yanti Mulyanti

Tempat, Tanggal Lahir : Cipanas, 27 Juli 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp. Gajrug RT 003 RW 001

Kel. Bintangresmi, Kec. Cipanas

Banten

Telepon/Hp : 087774560298

Email : yantilaquisha@gmail.com

Riwayat Pendidikan:

1. SDN Bintangresmi II (1997-2003)

2. MTS Tremas (2003-2006)

3. SMAT Daarussa’adah (2006-2009)

4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)

v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Oktober 2013


Yanti Mulyanti, NIM: 109104000031

Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat
tahun 2013

xix + 99 halaman + 14 tabel + 2 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit untuk menurunkan angka


kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Hepatitis B, Polio, dan Campak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ
Gintung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebanyak 100
orang dan data yang diperoleh menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan dari 100 responden terdapat 14 (14%)
responden tidak memberikan imunisasi dasar lengkap, 26% responden memiliki
pengetahuan kurang baik, 23% memiliki tingkat pendidikan rendah, 15% responden
bekerja, 17% memiliki penghasilan kurang dari UMR, 25% memiliki jarah jauh, dan
52% memiliki sikap negatif terhadap pemberian imunisasi. Hasil analisis bivariat
dengan uji statistik Chi-Square, menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak,
dan sikap (P value=0.000, 0.000, 0.000, 0.037, 0.000, 0.003) dengan imunisasi dasar
lengkap. Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan penyuluhan dengan cara
yang lebih efektif dan mengevaluasi efektifitas kinerja setiap kader posyandu.

Kata Kunci: Imunisasi, Pengetahuan, Pendidikan, Status Pekerjaan, Pendapatan


Keluarga, Jarak, Sikap.

vi
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCES
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH OF JAKARTA

Undergraduated thesis, October 2013


Yanti Mulyanti, NIM: 109104000031

Internal Factors Associated With Primary Immunization Completeness in 1-5


Years Children in Puskesmas Situ Gintung Cipuatat in 2013

xix + 99 pages + 14 tables + 2 schemes + 5 attachments

ABSTRACT

Immunization is disease prevention efforts to reduce morbidity, disability, and


death from diseases that can be prevented by immunization, ie Tuberculosis,
Diphtheria, Pertussis, Hepatitis B, Polio, and Measles. This study aims to determine
the factors related to the completeness of the basic immunization of children aged 1-5
years in the Puskesmas Situ Gintung.
This research is quantitative cross-sectional design. The sample was mothers
who have children aged 1-5 years as many as 100 people, and the data were obtained
using a questionnaire. Analysis of the data used were univariate and bivariate.
Univariate analysis showed results of 100 respondents there were 17 (14%) of
respondents are not fully immunized, 26% of respondents had poor knowledge, 23%
had a low educational level, 15% of respondents work, 17% have an income of less
than the minimum wage, 25% have long distance, and 52% have a negative attitude
towards immunization. Results of the bivariate analysis statistical test Chi-Square,
showing that there is a significant relationship between knowledge, education level,
employment status, family income, distance, and attitudes (P value = 0.000, 0.000,
0.000, 0.037, 0.000, 0.003) with complete basis immunization. Health workers are
expected to do counseling with a more effective way to evaluate the effectiveness and
performance of each posyandu.

Keywords: Immunization, Knowledge, Education, Employment status, family


income, distance, attitude.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan kelengkapan Imunisasi

Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013”

yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana keperawatan.

Selama proses pendidikan dan penyusunan proposal skripsi ini, penulis

banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih

dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan.

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen

pembimbing 1 yang telah membimbing dan banyak memberi banyak saran demi

terselesaikannya penulisan penelitian ini.

3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MSc Selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Jamaludin selaku pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan masukan dalam penulisan penelitian ini.

viii
5. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmunya dan segala pengalamannya

yang tak ternilai sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kami selaku

mahasiswa.

6. Seluruh staf bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu kelancaran

hal-hal administratif.

7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan beserta seluruh stafnya kerana

telah membantu dalam perizinan penelitian.

8. Kepala Puskesmas Situ Gintung Hj. Sri Naikowi Ningsih, S.ST yang telah

memberikan izin kepada kepada peneliti untuk melakukan penelitian di

tempatnya.

9. Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk uji validitas.

10. Bidan Elvira dan Bidan Devi selaku pembimbing lapangan yang telah membantu

dalam pemberian data, memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran.

11. Kader-kader Posyandu yang telah membantu dalam perizinan dan pengambilan

data penelitian.

12. Kedua Orang Tua saya, ayahanda tercinta Almarhum H. Marjuk yang telah

tenang berada di tempat peristirahatan terakhir semoga amal ibadahnya di terima

di sisi Mu Ya Rabb dan mendapatkan tempat yang nyaman yakni syurga Mu Ya

Rabb, Amiin Ya Rabbal’alamiin. Kemudian Ibu Hj. Erum tercinta yang selalu

memberikan kasih sayang, dukungan, do’a, pengorbanan baik moril maupun

materil dan semangat selama hidup ini demi terselesaikannya penelitian ini.

ix
13. Kakakku tersayang Zainuddin, Siti Munawaroh, Dedi Hamdi, Neneng Nurlaila,

dan Adikku tersayang Riska Nurizkillah Al-Maulidah terimakasih Do’a dan

semangatnya.

14. Sahabat-sahabatku (She2, Inggar, Anggi, Ling2, Winda, Sumi) dan teman-

teman satu pembimbing (Eva dan Arum), dan seluruh angkatan 2009 yang telah

berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu

Keperawatan.

Demikian penyusunan skripsi ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran

untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Terimakasih untuk semua

bimbingan, arahan, kritikn dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga

Allah melimpahkan rahmat, kemudahan kepada kita semua.

Jakarta, Oktober 2013

Yanti Mulyanti

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12

F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 13

xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi ........................................................................................ 14

1. Definisi Imunisasi .................................................................... 14

2. Manfaat Imunisasi ................................................................... 15

3. Macam-macam Imunisasi ....................................................... 16

4. Imunisasi Dasar Pada Bayi ....................................................... 18

5. Pengembangan Program Imunisasi Di Indonesia .................... 23

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi ......... 24

1. Pengetahuan ............................................................................. 25

2. Tingkat Pendidikan ................................................................. 30

3. Status Pekerjaan ....................................................................... 33

4. Pendapatan Keluarga ................................................................ 34

5. Jarak Dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan ........................ 35

6. Sikap ........................................................................................ 36

C. Penelitian Terkait ............................................................................ 42

D. Kerangka Teori ............................................................................... 46

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 47

B. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 48

C. Definisi Operasional ....................................................................... 49

xii
BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................ 52

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 53

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 53

1. Populasi Penelitian .................................................................. 53

2. Sampel Penelitian .................................................................... 53

D. Teknik Pengambilan Sampling ...................................................... 56

E. Alat Pengumpul Data dan Prosedur Penelitian .............................. 56

1. Jenis Data ................................................................................ 56

2. Instrumen Penelitian ................................................................ 56

3. Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................... 59

4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 61

F. Pengolahan Data ............................................................................. 62

G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 64

H. Etika Penelitian .............................................................................. 65

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Situ Gintung .................................... 67

B. Analisa Univariat ........................................................................... 68

1. Gambaran Kelengkapan Imunisasi .......................................... 69

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu ....................................... 69

3. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu ......................................... 70

4. Gambaran Status Pekerjaan Ibu .............................................. 70

5. Gambaran Pendapatan Keluarga ............................................. 71

xiii
6. Gambaran Jarak Rumah .......................................................... 72

7. Gambaran Sikap Ibu ................................................................ 72

C. Analisa Bivariat .............................................................................. 73

1. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki

Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .......... 73

2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Yang Memiliki

Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi .......... 74

3. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Balita

Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..................... 75

4. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Yang Memiliki Balita

Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..................... 76

5. Hubungan Antara Jarak Rumah Yang Memiliki Balita Usia 1-5

Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi.................................... 77

6. Hubungan Antara Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Usia 1-5

Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi.................................... 78

BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat ........................................................................... 80

1. Gambaran Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ...................... 80

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu ....................................... 82

3. Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu .......................................... 83

4. Gambaran Status Pekerjaan Ibu .............................................. 83

5. Gambaran Pendapatan Keluarga ............................................. 84

6. Gambaran Jarak Rumah .......................................................... 85

xiv
7. Gambaran Sikap Ibu ................................................................ 86

B. Analisis Bivariat ............................................................................. 88

1. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Memiliki

Balita Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ........ 88

2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Yang Memiliki Balita

Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ................... 90

3. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Yang Memiliki Balita

Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..................... 91

4. Hubungan Antara Pendapatan keluarga Yang Memiliki Balita

Usia 1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ..................... 93

5. Hubungan Antara Jarak Rumah Yang Memiliki Balita Usia

1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ............................. 94

6. Hubungan Antara Sikap Ibu Yang Memiliki Balita Usia

1-5 Tahun Dengan Kelengkapan Imunisasi ............................. 95

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 97

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 98

B. Saran ............................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................. 50

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi......................... 69

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu ...................... 69

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu ........................ 70

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan Ibu ............................. 70

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pendapatan keluarga ............................ 71

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jarak ..................................................... 72

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu .............................................. 72

Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 73

Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 74

Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Status Pekerjaan Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 75

Tabel 5.11 Distribusi Responden Menurut Pendapatan Keluarga Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 76

xvi
Tabel 5.12 Distribusi Responden Menurut Jarak Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 77

Tabel 5.13 Distribusi Responden Menurut Sikap Ibu Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita ..................................... 78

xvii
DAFTAR BAGAN

No. Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori ....................................................... 46

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .................................................... 47

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Concent

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Output Uji Validitas, Analisis Univariat dan Bivariat

Lampiran 4 Surat Izin Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

xix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis, dan polio

merupakan penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas pada anak, sehingga

sangat penting untuk menggunakan cara preventif yang tersedia seperti

imunisasi. Semua tenaga kesehatan yang menangani seorang anak harus

menekankan perlunya imunisasi pada orang tua dan menjalankan kebijakan

ini. Karena anak memiliki hak untuk terlindung dari penyakit infeksi.

Imunisasi pada masyarakat meningkatkan imunitas kelompok, yang

menurunkan kemungkinan transmisi infeksi diantara anak-anak serta

memungkinkan terjadinya eradikasi penyakit. Hampir 2 juta anak meninggal

tiap tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi dan lebih dari

90.000 anak menjadi korban polio paralitik (Meadow & Simon, 2005).

Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah dengan dilakukannya

imunisasi. Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh

seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga kelak jika terpapar penyakit tidak

akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi merupakan program upaya

pencegahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menurunkan

angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I), yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Hepatitis B,

Polio, dan Campak. Imunisasi juga merupakan upaya nyata pemerintah untuk
1
2

mencapai Millenium Development Goals (MDGs), khususnya untuk

menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan

imunisasi diukur dengan pencapain Universal Child Immunization (UCI) yaitu

minimal 80% bayi di desa atau kelurahan telah mendapatkan imunisasi

lengkap, yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan Campak.

Kementerian Kesehatan memiliki target bahwa pada tahun 2014, UCI

mencapai 100% (Depkes, 2010).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti

untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008). Sesuai dengan

program organisasi dunia World Health Organization (WHO), pemerintah

mewajibkan imunisasi yang termasuk dalam Program Pengembangan

Imunisasi (PPI). Imunisasi tersebut adalah BCG, DPT-HB, Polio, Campak,

dan Hepatitis. Kelima imunisasi tersebut dikenal dengan Lima Imunisasi dasar

Lengkap (LIL) yang merupakan imunisasi wajib bagi anak di bawah 1 tahun.

Jumlah dan interval pemberian setiap imunisasi berbeda-beda, diantaranya

satu kali imunisasi BCG diberikan ketika bayi berumur kurang dari 3 bulan,

imunisasi DPT-HB diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan dengan interval

minimal 4 minggu, imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir dan tiga

kali berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat 4 minggu. Imunisasi

campak diberikan pada bayi berumur 9 bulan (Depkes, 2010).


3

Upaya imunisasi di Indonesia mulai diselenggarakan pada tahun 1956,

ini merupakan upaya kesehatan yang paling cost effective, karena dengan

imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia

dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Pada tahun 1977

upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam

rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) yaitu : tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus,

dan hepatitis B (Depkes, 2006). Menurut Depkes (2008) kurang dari separuh

(46%) anak usia satu tahun mendapat imunisasi dasar lengkap, (45%)

mendapat imunisasi dasar tidak lengkap, dan (9%) sama sekali tidak mendapat

imunisasi dasar.

Menurut data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (2010),

didapatkan hasil dengan persentase imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi

sampai terendah adalah untuk BCG (77,9%), campak (74,4%), polio4

(66,7%), dan terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila dilihat masing-masing

imunisasi menurut provinsi, Banten menempati urutan ke 15 dengan hasil

BCG (76,3 %), Polio (64,5 %), DPT-HB ( 57,7 %), Campak ( 69,3%).

Adapun cakupan imunisasi dasar lengkap yang sudah di dapatkan anak umur

12-23 bulan sebesar 53,8 %, yang tidak lengkap sebesar 33,5 % dan yang

tidak imunisasi sebesar 12,7 %. Sedangkan jika dilihat dari segi pendidikan

orang tua tamat SD (48,8%), tamat SMP (57,0 %), SMA (61,1%), Perguruan

Tinggi (67,7%). Apabila dilihat dari segi pekerjaan, yang tidak bekerja
4

(57,7%), pegawai (67,7%), wiraswasta (57,4%), petani/ nelayan/ buruh

(47,2%). Ini menunjukkan adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat

pendidikan dan status ekonomi maka semakin tinggi pula status imunisasi

dasar balita.

Menurut Yendra (2009), anak usia satu tahun yang tidak mendapat

imunisasi dasar paling banyak di Jawa Barat (41,2 ribu anak), diikuti dengan

Sumatera Utara (40,8 ribu anak), Jawa Timur (36,9ribu anak), Banten (26,0

ribu anak) dan Sulawesi Selatan (20,1 ribu anak).

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Tangerang (2008), terdapat 57.733 bayi di Kabupaten Tangerang yang

menjadi sasaran imunisasi. Sebanyak itu, baru 43,1 % (24.860) saja yang telah

mendapatkan vaksin BCG. Masih 56,9% lagi bayi yang belum mendapatkan

vaksin yang berfungsi mencegah penyakit TBC tersebut .

Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan, 54 kelurahan dengan

jumlah penduduk 1.365.385 jiwa dan 149.614 jiwa balita yang masih

memiliki masalah kesehatan, salah satunya adalah angka kematian bayi

(AKB) sebanyak 47 jiwa dan angka kematian balita (AKBal) sebanyak 20

jiwa. Dari kasus tersebut penyebabnya karena kelainan kongenital 15, asfiksia

13, BBLR 8, ikterus 1 ( Dinkes Tangerang Selatan, 2011 ).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ladifre (2006) Dari 234

responden ibu yang mempunyai anak berumur 12-59 bulan diperoleh hasil

sebesar (28,2%) yang melakukan imunisasi dasar lengkap. Adapun jika dilihat
5

dari segi jarak ke pelayanan kesehatan, dari 64 ibu dengan jarak terdekat > 2,5

km diperoleh 15 (23,4%) menunjukkan status imunisasi dasar anaknya

lengkap, dan 51 (30,0%) dari 170 dengan jarak ≤ 2,5 km menunjukkan status

imunisasi dasar anaknya lengkap. Dan menunjukkan masih cukup rendahnya

balita yang melakukan imunisasi dasar lengkap di kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil penelitian Jannah (2009) di Puskesmas Padarincang

Kabupaten Pandeglang, di dapatkan hasil bahwa dari 282 ibu yang memiliki

balita usia 12-23 diperoleh hasil 28 (9,9 %) yang status imunisasi dasarnya

lengkap. Sedangkan dilihat dari segi analisis data, terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga dengan

status imunisasi dasar lengkap.

Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, karena

pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada orang

tua khususnya ibu. Oleh karena itu, pendidikan seorang ibu sangatlah penting

dalam mendidik seorang anak. Karena tingkat pendidikan ibu sangat

menentukan kemudahan dalam menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi

tingkat pendiidkan ibu, maka akan semakin cepat tanggap dengan perubahan

kondisi lingkungan, dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan

selanjutnya akan mengikuti perubahan itu (Notoatmodjo, 2003).

Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam

mengimunisasai anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan mempunyai

kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding dengan ibu yang


6

bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering kali tidak mempunyai

kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi karena mungkin saat

dilakukan pelayanan imunisasi ibu masih bekerja ditempat kerjanya. Sering

juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan jadwal

imunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (2011), bahwa

dari 25 puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang Selatan,

cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tergolong rendah

karena presentase cakupan imunisasinya adalah BCG (84%), Polio (78,16%),

DPT+HB 1 (78,2%), DPT+HB3 (74,7%), Campak (71,9%). Dengan hasil

seperti itu, menunjukkan bahwa status imunisasi dasar lengkapnya belum

mencapai standar Universal Child Immunization (UCI), padahal standar UCI

sebesar 80%. Sedangkan data yang diperoleh dari Puskesmas Situ Gintung

(2013), dari 643 bayi hanya 629 bayi yang sudah mendapatkan imunisasi

lengkap. Adapun cakupan imunisasi yang diperoleh sampai dengan bulan

februari 2013 adalah BCG (17,3%), Polio (17,0%), DPT+HB 1 (17,0%),

DPT+HB 2 (16,6%), DPT+HB 3 (16,6%), Campak (16,5%).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Situ

Gintung pada hari kamis, 21 Maret 2013 dari 10 ibu yang memiliki balita

usia 1-5 tahun, dengan 9 ibu berpendidikan menengah dan 1 berpendidikan

tinggi. Serta 5 ibu pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, 4 ibu pekerjaannya

sebagai karyawan swasta, dan 1 ibu sebagai PNS. Adapun jarak rumah ke
7

tempat imunisasinya 6 ibu dengan jarak rumah dekat <500 meter dan 4 ibu

dengan jarak rumah ≥ 500 meter diperoleh hasil bahwa 3 balita yang tidak

mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 7 lainnya mendapatkan imunisasi

dasar lengkap. Adapun alasan dari 3 balita yang tidak mendapatkan imunisasi

dasar lengkap itu karena jarak rumah ke pelayanan kesehatannya jauh (> 500

meter) dan anak sering sakit-sakitan sehingga malas untuk dilakukan

imunisasi karena sudah melewati jadwal imunisasi.

Berdasarkan latar belakang di atas Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja

Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Cakupan imunisasi di Puskesmas Situ Gintung masih rendah karena

belum mencapai target UCI, dengan presentase sebagai berikut BCG (84%),

Polio (78,16%), DPT+HB 1 (78,2%), DPT+HB3 (74,7%), Campak (71,9%).

Begitu pula dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Situ Gintung masih

terdapat balita yang tidak mendapatkan imunisai dasar lengkap karena masih

ada yang beranggapan bahwa bayi yang diberi imunisasi DPT akan demam

sehingga ibu tidak memberikan imunisasi pada bayinya. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan


8

Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah

Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat Tahun 2013.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran status imunisasi dasar lengkap balita usia 1-5 tahun

di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada

ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ

Gintung?

3. Bagaimana gambaran pendidikan tentang imunisasi dasar lengkap pada

ibu yang memilki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ

Gintung?

4. Bagaimana gambaran status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita usia

1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung?

5. Bagaimana gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5

tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung?

6. Bagaimana gambaran jarak rumah ke tempat imunisasi yang memiliki

balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung?

7. Bagaimana gambaran sikap tentang imunisasi dasar lengkap pada ibu

yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ

Gintung?
9

8. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah

kerja Puskesmas Situ Gintung?

9. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan pada ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah

kerja Puskesmas Situ Gintung?

10. Bagaimana hubungan antara status pekerjaan pada ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah

kerja Puskesmas Situ Gintung?

11. Bagaimana hubungan antara pendapatan keluarga yang memiliki balita

usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja

Puskesmas Situ Gintung?

12. Bagaimana hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di

wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.


10

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Diketahuinya gambaran status imunisasi dasar lengkap dan tidak

lengkap pada balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ

Gintung.

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap

pada ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Situ Gintung.

c. Diketahuinya gambaran pendidikan tentang imunisasi dasar lengkap

pada ibu yang memilki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja

Puskesmas Situ Gintung

d. Diketahuinya gambaran status pekerjaan pada ibu yang memiliki balita

usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

e. Diketahuinya gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia

1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

f. Diketahuinya gambaran jarak rumah ke tempat imunisasi yang

memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ

Gintung.

g. Diketahuinya gambaran sikap tentang imunisasi dasar lengkap pada

ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Situ Gintung.
11

h. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan pada ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap

di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

i. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan pada ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap

di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

j. Diketahuinya hubungan antara status pekerjaan pada ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap

di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

k. Diketahuinya hubungan antara pendapatan keluarga yang memiliki

balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di

wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

l. Diketahuinya hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap

di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

m. Diketahuinya hubungan antara sikap pada ibu yang memiliki balita

usia 1-5 tahun terhadap status imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja

Puskesmas Situ Gintung.


12

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi bagi

peserta didik dan referensi untuk acuan dalam penelitian selanjutnya di

masa yang akan datang mengenai status imunisasi dasar lengkap serta

faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi

dasar balita usia 1-5 tahun.

2. Bagi Puskesmas Situ Gintung

Diharapkan penelitian ini dijadikan masukan bagi Puskesmas Situ Gintung

dalam membuat kebijakan selanjutnya untuk meningkatkan persentase

kelengkapan imunisasi dasar dengan mengetahui faktor-faktor internal

yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5

tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung. Sehingga bisa menjadi

acuan buat Puskesmas melalui intervensi lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan serta dapat

digunakan sebagai landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai

aspek lain yang dapat dikembangkan dalam penelitian imunisasi dasar

lengkap.
13

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki

balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung, dengan judul penelitian

mengenai “Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ

Gintung Ciputat Tahun 2013”.


14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Definisi imunisasi

Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody, yang dalam

bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut

antigen). Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman

atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke dalam

tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti

terhadap racun kuman yang disebut dengan antibodi (Riyadi & Sukarmin,

2009).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat

anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009).

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan

tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang

dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah

dimodifikasi (Williams, 2003).

Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang

menjadi penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah di lemahkan

14
15

atau dimatikan, atau diambil sebagian, atau mungkin tiruan dari kuman

penyebab penyakit, yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh

seseorang atau kelompok orang, yang bertujuan merangsang timbulnya zat

anti penyakit tertentu pada orang-orang tersebut. Sebagai akibatnya, maka

orang yang diberi vaksin akan memiliki kekebalan terhadap penyakit yang

bersangkutan. (Achmadi, 2006)

Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat

anti yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk merangsang pembentukan zat

anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin

BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio

(Hidayat,2008).

2. Manfaat imunisasi

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi terhadap penyakit-

penyakit menular, yang bahkan bisa membahayakan jiwa (Williams,

2003). Imunisasi juga merupakan upaya untuk pemusanahan penyakit

secara sistematis (Achmadi dkk, 2006). Sedangkan menurut Yusrianto

(2010), imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk

sehingga resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil.

Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal

terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan


16

mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu

(Hidayat, 2008).

3. Macam-macam imunisasi

Macam – macam imunisasi itu ada dua macam, diantanya adalah :

a. Imunusisasi aktif :

Merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara

menyuntikan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri

yang akan membuat zat antibodi yang akan bertahan bertahun-tahun

lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada

imunisasi pasif (Riyadi & Sukarmin, 2009).

Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif adalah pemberian

kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan

dengan tujuan untuk meragsang tubuh memproduksi antiibodi sendiri.

Contohnya adalah imunisasi polio atau campak.

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang

diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh

mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon

seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila

benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon

(Hidayat, 2008). Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam

kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain:


17

1. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat

atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa

poli sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri

dimatikan.

2. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur

jaringan

3. Preservative, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk

menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi

antigen.

4. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk

meningkatkan imunisasi antigen.

b. Imunisasi pasif :

Pada imunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan

tetapi tubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikan bahan

atau serum yang telah mengandung zat anti. Atau anak tersebut

mendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan (Riyadi &

Sukarmin, 2009).

Sedangkan menurut Yusrianto (2010), imunisasi pasif adalah

penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh

meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)

pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang
18

terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima

berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa

kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak.

Menurut Hidayat (2008), imunisasi pasif merupakan

pemberian zat (imunoglobin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui

suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau

binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah

masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

4. Imunisasi dasar pada bayi

Imunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya, yang

dapat menimbulkan kematian pada bayi. Imunisasi bisa melindungi anak-

anak dari penyakit melalui vaksinasi yang bisa berupa suntikan atu

melalui mulut. Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengaruhi

oleh beberapa faktor, aiantaranya terdapat tingginya kadar antibodi pada

saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikkan, waktu antara

pemberian imunisasi, dan status nutrisi terutama kecukupan protein

karena protein diperlukan untuk menyintesis antibodi (Hidayat, 2009).

Berikut beberapa imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah :

a. Imunisasi BCG

Vaksin BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) dapat diberikan

sejak lahir. Imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan


19

tubuh terhadap tuberculosis (TBC). Apabila BCG akan diberikan di

atas usia 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu.

BCG diberikan apabila hasil uji tuberculin negatif (Williams, 2003).

Menurut Hidayat (2008), imunisasi BCG merupakan imunisasi

yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat

sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat

terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan

imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak,

TBC Milier (pada seluruh lapang paru) atau TBC tulang.

Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada

daerah suntikan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas (Hidayat,

2009). Efek samping lainnya adalah setelah 3-6 minggu akan terdapat

eritema, indurasi, dan kadang ulserasi. Kelenjar getah bening aksilaris

mungkin membesar dan terasa nyeri. Tanda-tanda lokal menghilang

dalam 2-6 bulan (Meadow & Siwon, 2005).

b. Imunisasi Hepatitis B

Vaksin hepatitis B diberikan untuk melindungi bayi dengan

memberi kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. yaitu penyakit

infesi lever yang dapat menyebabkan sirosis hati, kanker, dan

kematian (Suririnah, 2009).

Sedangkan Hidayat (2008), imunisasi hepatitis B merupakan

imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit


20

hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.

Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali dan

penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun.

c. Imunisasi polio

Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit

poliomyelitis. Polio adalah penyakit yang dapat menyebabkan

kelumpuhan. Vaksin polio tidak menimbulkan efek samping

(Williams, 2003).

Sedangkan menurut Hidayat (2008), imunisasi polio

merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak.

Hipersensitivitas berat terhadap antibiotika merupakan

kontraindikasi terhadap polio berupa penisilin, streptomisin, neomisin,

atau polimiksin (Meadow & Simon, 2005).

d. Imunisasi DPT ( difteri, pertusis, tetanus)

Difteri adalah penyakit infeksi tenggorokan berat yang dapat

menyebar ke jantung dan system syaraf sehingga menimbulkan

kematian. Pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari ) adalah penyakit

saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis

yang menyebabkan batuk berat dan lama, dengan komplikasi yang

berbahaya bila tidak di tangani dengan baik. Sedangkan tetanus adalah


21

penyakit bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan kejang otot dan

sakit yang luar biasa (Williams, 2003).

Pemberian imunisasi DPT untuk melindungi tubuh terhadap

penyakit difteri, pertusis, dan tetanus yang berakibat fatal pada bayi

dan anak. Adapun efek samping vaksin DPT ini adalah demam tubuh

dalam 24-48 jam setelah vaksinasi, yang biasanya dapat diatasi dengan

obat penurun panas. Bila setelah imunisasi DPT terjadi demam 40°C,

demam lebih dari tiga hari, atau reaksi kejang, segera beritahukan

dokter anda (Williams, 2003).

Menurut Hidayat (2009), imunisasi DPT merupakan imunisasi

untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertussis, dan tetanus.

Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek

ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat

penyuntikan, dan demam. Efek samping berat misalnya terjadi

menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran

menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok. Upaya pencegahan

penyakit difteri, pertussis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini

melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat

meningkatkan kematian bayi dan balita.

Reaksi minor akibat komponen pertusis dari imunisasi

Hib/DPT umum terjadi seperti gelisah, demam, dan menangis selama


22

beberapa jam setelah penyuntikan dengan lokasi penyuntikan terasa

sakit (Meadow & Simon, 2005).

e. Imunisasi campak

Imunisasi campak diberikan agar dapat melindungi anak

terhadap penyakit campak secara efektif. Campak adalah penyakit

yang disebabkan oleh virus campak, yang dapat menyebabkan

komplikasi yang berbahaya seperti infeksi paru, kejang, dan kerusakan

otak. Ulangan imunisasi campak saat ini otomatis dilakukan saat

imunisasi MMR (measles= campak, mumps = gondongan, rubella =

campak jerman) (Williams (2003).

Dan menurut Hidayat (2008), imunisasi campak merupakan

imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi

campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek

samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas.

Hipersensitivitas berat terhadap antibiotika merupakan

kontraindikasi terhadap campak (neomisin atau kanamisin).

Anafilaksis sebelumnya terhadap telur merupakan kontraindikasi

terhadap MMR (Meadow & Simon, 2005).


23

Berikut tabel dosis dan cara pemberian imunisasi

Vaksin Dosis Cara pemberian


BCG 0,05 cc Intra cutan di daerah
muskulusdeltoideus
DPT 0,5 cc Intra muscular
Hepatitis B 0,5 cc Intra muscular
Polio 2 tetes Mulut
Campak 0,5 cc Subkutan daerah lengan kiri atas
(Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008)

Berikut tabel jumlah, interval waktu pemberian imunisasi

Vaksin Jumlah Interval Waktu


pemberian pemberian
BCG 1 kali 0-11 bulan
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
Hepatitis B 3 kali 4 minggu 0-11 bulan
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
Campak 1 kali 9-11 bulan
(Sumber :Depkes 2000 dalam Hidayat 2008)

5. Pengembangan program imunisasi di Indonesia

Di Indonesia terdapat program imunisasi yang disusun oleh

pemerintah melalui Departemen Kesehatan Program Pengembangan

Imunisai (PPI-Depkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang

menyusun satgas Imunisasi PP IDAI. Adapun Kelompok vaksin yang

diwajibkan ini disubsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, baik dari segi

harga maupun ketersediaanya, vaksin-vaksin tersebut mudah dijangkau

oleh masyarakat luas melalui puskesmas dan posyandu. Sedangkan,

kelompok yang kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh Ikatan

Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam kelompok ini,


24

meskipun penting, belum diwajibkan karena biayanya masih cukup mahal

(Suririnah, 2009).

Jadwal imunisasi departemen kesehatan (PPI-DEPKES)

Jenis Jumlah Usia Interval Imunisasi


imunisasi pemberian pemberian pemberian ulangan
BCG 1x 0-11 bulan - -
DPT 3x 2-11 bulan Min. 4 18 bln, 5
minggu thn, 12 thn
Polio 4x 0-11 bulan Min. 4 18 bln, 5 thn
minggu
Campak 1x 9-11 bulan - 5-6 thn
Hepatitis B 3x 1-11 bulan Min. 4 -
minggu

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi

Seorang bayi dikatakan telah memperoleh imunisasi lengkap apabila

sebelum berumur 1 tahun bayi sudah mendapatkan lima imunisasi dasar

lengkap seperti satu kali imunisasi BCG diberikan ketika bayi berumur kurang

dari 3 bulan, imunisasi DPT-HB diberikan ketika bayi berumur 2,3,4 bulan

dengan interval minimal 4 minggu, imunisasi polio diberikan pada bayi baru

lahir dan tiga kali berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat 4 minggu.

Dan untuk imunisasi campak diberikan pada bayi berumur 9 bulan. Idealnya

seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya sehingga

kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi dapat optimal (Depkes 2010).

Faktor penentu yang mempengaruhi pemberian imunisasi pada

masyarakat adalah perilaku masyarakat tersebut. Dengan demikian, faktor


25

perilaku hanyalah sebagian dari masalah yang harus di upayakan untuk

menjadi individu dan masyarakat menjadi sehat. Faktor yang mempengaruhi

perilaku adalah pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan

keluarga, keterjangkauan jarak pelayanan, kedisiplinan petugas kesehatan,

motivasi petugas, serta kelengkapan alat dan kecukupan vaksin (mahfoedz,

2006). Akan tetapi, dalam penelitian ini yang akan di ambil hanya faktor

internalnya saja, yaitu tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan

keluarga, keterjangkauan jarak pelayanan, dan sikap ibu.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang adalah bagian dari perilaku

seseorang, awal dari seseorang melakukan suatu tindakan biasanya

disebabkan karena pengetahuan seseorang tentang yang akan dilakukan

tersebut. Semakin luas pengetahuan seseorang semakin mudah orang

melakukan perubahan dalam tindakannya (Notoatmodjo, 2003). Menurut

Rogers dalam Notoatmojo (2003), perilaku yang di dasarkan oleh

pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak di dasarkan

pengetahuan, dan urutan proses dalam diri seseorang sebelum mengadopsi

perilaku baru adalah sebagai berikut:

a) Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Contohnya apabila


26

seseorang yang tadinya tidak mengetahui pentingnya imunisasi dasar

balita, menjadi tahu pentingnya imunisasi setelah di beritahu oleh

orang lain.

b) Interest, yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus. Contohnya setelah

orang itu tahu akan pentingnya imunisasi dasar balita, orang tersebut

mulai tertarik dan ingin memberikan imunisasi kepada anaknya.

c) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Contohnya setelah orang itu tertarik dan ingin

memberikan imunisasi kepada anaknya, orang tersebut menimbang

keuntungan dan kerugian jika anaknya tidak di beri imunisasi.

d) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku tersebut. Contohnya setelah

orang itu menimbang dari keuntungan dan kerugian tidak memberikan

imunisasi, orang tersebut mulai memberikan imunisasi dasar kepada

anaknya.

e) Adoption, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Contohnya dari seseorang

itu mulai mengetahui tentang imunisasi dasar balita hingga dia benar-

benar menerapkan cara pemberian imunisasi kepada anaknya hingga

lengkap usia 9 bulan.

Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:


27

a) Tahu

Diartikan sebagai mengingat suatu sebelumnya (recall/mengingat

kembali), sesuatu yang spesifik materi yang telah dipelajari dari

seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.

Contohnya seseorang yang tahu berapa lama imunisasi dasar lengkap

itu diberikan.

b) Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintrerprestasikan materi

tersebut secara benar. Contohnya setelah orang itu tahu berapa lama

pemberian imunisasi dasar lengkap, orang tersebut menyimpulkan dan

memikirkan dampak selanjutnya jika tidak di berikan imunisasi dasar.

c) Aplikasi (aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Contohnya

setelah orang itu mengetahui, dan memikirkan ke dalam jangka

panjang, orang tersebut mulai melakukan untuk pemberian imunisasi

dasar dengan menggunakan buku-buku panduan atau materi mengenai

imunisasi dasar lengkap.

d) Analis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur


28

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contohnya

setelah orang tersebut melakukan aplikasi dari apa yang dia ketahui,

dia bisa mengelompokkan manfaat-manfaat yang bisa di peroleh oleh

bayi, dan dirinya sendiri.

e) Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Contohnya apabila seseorang yang sudah mengetahui

manfaat dari imunisasi dasar yang di peroleh bayinya, dia akan mulai

merencakanan untuk pemberian imunisasi hingga 9 bulan sesuai

dengan teori dan pengetahuan yang dia dapat.

f) Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya jika

seseorang sudah bisa menerapkan pemberian imunisasi dasar

berdasarkan materi yang dia pelajari, dia akan bisa membedakan

antara pertumbuhan bayi yang di beri imunisasi dasar lengkap dan

bayi yang tidak diberi imunisasi dasar lengkap.


29

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan di atas.

Berdasarkan penelitian Mursyida (2013) dari 53 responden

pengetahuan ibu baik yang memberikan imunisasi dasar lengkap

sebanyak 84,38% dan pengetahuan ibu kurang dengan status imunisasi

lengkap sebanyak 47,62%. Sedangkan menurut penelitian Wati (2013)

dari 28 responden yang berpengetahuan baik semuanya memberikan

imunisasi dasar lengkap (100%) dan dari 17 responden yang

berpengetahuan cukup ternyata sebagian besar memilki imunisasi

lengkap yaitu sebanyak 10 responden (58,8%) dan dari 5 responden

yang berpengetahuan kurang sebagian besar ibu tidak memberikan

imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 3 orang (60%).

Berdasarkan penelitian Asep (2009) menunjukkan bahwa

responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar (85,7%)

status imunisasinya lengkap, responden yang memiliki pengetahuan

cukup dengan status imunisasinya lengkap sebesar (60,9%), dan

responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan status

imunisasinya tidak lengkap sebesar (61,5%). Sedangkan berdasarkan

penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden ibu yang memiliki


30

pengetahuan kurang yang memberikan imunisasi dasar lengkap

sebanyak 3 responden (7,0%), dan ibu yang memiliki pengetahuan

cukup yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 17

responden (39,5%), sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan baik

yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 23 responden

(53,5%).

2. Tingkat Pendidikan

Menurut Langevelt dalam Maulana (2007), pendidikan adalah setiap

usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang dilakukan pada anak

untuk menjadi dewasa. Ciri orang dewasa ditunjukkan oleh kemampuan

secara fisik, mental, sosial, dan emosional. Sementara menurut

Notoatmodjo (2003) dalam Maulana (2007), pendidikan secara umum

adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pendidikan yang meliputi

Input (sasaran dan pelaku pendidikan), Proses (upaya yang direncanakan),

dan Output ( perilaku yang diharapakan).

Menurut Undang-undang RI No.20 tahun 2003 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,


31

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Mahfoedz, 2006).

Tingkat pendidikan ibu sangat menentukan kemudahan dalam

menerima setiap pembaharuan. Makin tinggi tingkat pendiidkan ibu, maka

akan semakin cepat tanggap dengan perubahan kondisi lingkungan,

dengan demikian lebih cepat menyesuaikan diri dan selanjutnya akan

mengikuti perubahan itu (Notoatmodjo, 2003).

Disamping itu, semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin luas

pengetahuan sehingga akan semakin termotivasi menerima perubahan

baru. Adanya perbedaan tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan

dan ini menyebabkan perbedaan dalam tanggapan terhadap suatu masalah.

Selain itu akan berbeda pula tingkat pemahaman terhadap penerimaan

pesan yang disampaikan dalam hal imunisasi. Demikian pula halnya

makin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin mudah pula

menerima inovasi-inovasi baru yang dihadapannya termasuk imunisasi

(Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat

terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar

mempunyai ciri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan

perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang

belajar baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa

perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku


32

untuk waktu yang relatif lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan

itu terjadi karena usaha, dan didasari bukan karena kebetulan

(Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh

orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan (jasmani dan rohani)

agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat (Notoatmojo, 2003).

Pendidikan merupakan pengalaman seseorang mengikuti pendidikan

formal yang dinilai berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki, sehingga

pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan rendah (tingkat SD dan

SLTP) dan pendidikan tinggi (tingkat SMU keatas). Pendidikan dalam arti

formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan

oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna mencapai

perubahan tingkah laku. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang terutama dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam

pembangunan kesehatan.

Berdasarkan penelitian Wati (2013) diperoleh hasil dari 6 responden

yang memiliki pendidikan tinggi semuanya memberikan imunisasi dasar

lengkap (100%), dari 30 responden yang berpendidikan menengah

sebagian besar atau 24 responden (80%) memberikan imunisasi lengkap

dan dari 4 responden yang memiliki tingkat pendidikan dasar itu tidak ada

yang memberikan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan menurut penelitian

Prayoga (2009) dari 87 responden ibu yang memiliki tingkat pendidikan


33

rendah yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 11 responden

(25,6%), ibu yang memiliki tingkat pendidikan menengah yang

memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 24 responden (55,8%), dan

ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi yang memberikan imunisasi

dasar lengkap sebanyak 8 responden (18,6%).

3. Status Pekerjaan

Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan)

(Depdikbud, 2006). Ibu yang bekerja mempunyai waktu luang yang

sedikit bila dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja sehingga pada ibu

yang bekerja biasanya pemberian imunisasi dasar lengkap akan lebih

sedikit didapat daripada ibu yang tidak bekerja kecuali jika mempunyai

pembantu yang dapat membawa anaknya ke tempat pelayanan imunisasi.

Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam

mengimunisasai anaknya. Seorang ibu yang tidak bekerja akan

mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya dibanding

dengan ibu yang bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering

kali tidak mempunyai kesempatan untuk datang ke pelayanan imunisasi

karena mungkin saat dilakukan pelayanan imunisasi ibu masih bekerja

ditempat kerjanya. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan

pekerjaannya lupa akan jadwal imunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan penelitian Mursyida (2013) dari 53 responden diperoleh

bahwa ibu bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak


34

81,08% dan ibu tidak bekerja yang memberikan imunisasi dasar lengkap

sebanyak 43,75%. Sedangkan berdasarkan penelitian Prayoga (2009) dari

87 responden diperoleh bahwa ibu bekerja yang memberikan imunisasi

dasar lengkap sebanyak 8 responden (18,6%), dan ibu tidak bekerja yang

memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak 35 responden (81,4%).

4. Pendapatan Keluarga

Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang

membiayai pelayanan kesehatan. Sering kali terjadi seseorang semestinya

tahu masalah kesehatan ketika ia ataupun keluarganya sakit tidak dibawa

ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu membiayai. Begitu pula

dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu ingin sekali

mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena tidak punya

biaya (Mahfoedz, 2006).

Pada sebagian ibu, bekerja di luar rumah dilakukkan karena tekanan

ekonomi dimana penghasilan suami belum dapat mencukupi kebutuhan

keluarga. Dampaknya ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya,

hal ini mengakibatkan ibu cenderung tidak membawa anaknya untuk

imunisasi karena ibu lebih memilih bekerja.

Berdasarkan penelitian Prayoga (2009) keluarga yang memiliki

penghasilan rendah yang memberikan imunisasi dasar lengkap sebanyak

36 responden (83,7%), keluarga yang memiliki penghasilan menengah

rendah sebanyak 7 responden (16,3%) memberikan imunisasi dasar


35

lengkap, sedangkan untuk keluarga yang memiliki penghasilan menengah

tinggi dan penghasilan tinggi tidak ada yang memberikan imunisasi dasar

lengkap.

5. Jarak dan Keterjangkauan Tempat Pelayanan

Tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa jadi membuat orang akan

enggan untuk mendatanginya. Jauhnya tempat pelayanan bisa

menyebabkan membengkaknya akomodasi pelayanan, karena selain biaya

pelayanan kesehatan ada biaya tambahan yaitu biaya transportasi. Bagi

orang-orang yang akan berfikir sederhana mungkin akan memutuskan

untuk tidak datang ke sarana pelayanan kesehatan. Hal ini mungkin terjadi

adalah ketidakterjangkauan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat

(Mahfoedz, 2006).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2013), jarak adalah ruang sela

(panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Jarak dekat adalah

ruang sela yang pendek antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak

jauh adalah ruang sela yang panjang antara dua tempat dsb.

Berdasarkan penelitian Prayoga (2009) dari 87 responden, ibu yang

memiliki jarak rumah dekat terhadap pelayanan imunisasi sebanyak 37

responden (86,0%) memberikan imunisasi dasar lengkap, dan ibu yang

memiliki jarak rumah jauh yang memberikan imunisasi dasar lengkap

sebanyak 6 orang (14,0%)


36

6. Sikap ibu

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Berkowitz (1972) dalam Azwar (2005), setiap orang yang

mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan

mempunyai sikap favorable terhadap objek itu, sedangkan individu yang

mempunyai perasaan negatif terhadap suatu objek psikologis dikatakan

mempunyai sikap yang unfavorable terhadap objek sikap tersebut. Jadi,

sikap ibu yang membawa anaknya untuk melakukan imunisasi merupakan

respon positif ibu terhadap imunisasi untuk menjadikan ananknya yang

sehat dan terhindar dari penyakit.

1) Sikap

a) Pengertian sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak

setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Menurut Campbell

dalam Notoatmodjo (2003), sikap adalah suatu sindroma atau

kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,

sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan

gejala kejiwaan yang lain. Menurut Newcomb, sikap


37

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu.

b) Struktur sikap

Menurut Allport dalam Notoatmojo (2003), sikap terdiri dari 3

komponen yaitu:

1) Komponen kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep

terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan

pendapat atau pemikiran seseorang mengenai objek.

Contoh, seseorang mempunyai kepercayaan untuk tidak

memberikan imunisasi kepada anaknya

2) Setelah di imunisasi anaknya demam dan rewel

3) Komponen kehidupan emosional atau evaluasi seseorang

terhadap objek. Artinya bagaimana penilaian (terkandung

didalam faktor emosi) emosi orang tersebut terhadap objek.

Contohnya, seseorang mempunyai sikap negatif terhadap

pemberian imunisasi, ia tidak memberikan imunisasi

kepada bayinya karena menganggap bahwa imunisasi tidak

akan menjamin terhadap tumbuh kembang anak secara

optimal.

4) Komponen kecenderungan untuk bertindak (tend to

behave). Artinya sikap merupakan komponen yang

mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Contohnya


38

sikap seorang yang selalu mengupayaka pemberian

imunisasi terhadap anaknya.

c) Tingkatan sikap

Tingkatan sikap menurut intensitasnya adalah sebagai berikut:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek) misalnya sikap seseorang

terhadap imunisasi dapat dilihat dari kesediaan dan

perhatian orang tersebut terhadap informasi mengenai

imunisasi.

2) Menanggapi (responding)

Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau objek

yang dihadapi. Contohnya bila seorang ibu setelah

mengikuti penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi, di

tanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian

dia menjawab dan menanggapi.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat tiga misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu lain

(tetangganya, saudaranya dan lainnya) untuk memberikan


39

imunisasi lengkap adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut

telah memiliki sikap positif terhadap imunisasi.

4) Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu terhadap apa yang

telah diyakininya dengan segala resiko merupakan sikap

yang paling baik. Misalnya seorang ibu mau memberikan

imunisasi meskipun mendapat tantangan dari orang tuanya

sendiri.

d) Pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai

pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian

kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang

hendak diungkapkan. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal positif, atau mendukung obyek sikap,

pernyataan ini disebut dengan pernyataan favourable.

Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisikan hal-hal

negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak mendukung

maupun kontra terhadap obyek sikap. Pernyataan ini yang tidak

favourable.

Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar

terdri atas pernyataan favourable dan tidak favorable dalam

jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang


40

disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif terhadap

objek sikap (azwar, 2008). Pengukuran sikap dapat dilakukan

secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat

ditanyakan bagaimana pendapat responden terhadap suatu

obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan

pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmojo, 2003).

Berdasarkan penelitian Asep (2009) menunjukkan

bahwa responden yang memiliki sikap positif sebagian besar

(84,8%) status imunisasinya lengkap dan responden yang

memiliki sikap negatif sebagian besar (77,8%) status

imunisasinya tidak lengkap.

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010) ada tiga

faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu :

1. Predisposing Factor (faktor pemudah/predisposisi)

Faktor penyebab seseorang yang mau mengimunisasikan anaknya,

karena dipengaruhi oleh :

a. Pengetahuan ibu

b. Tingkat pendidikan

c. Tingkat sosial ekonomi

d. Sikap
41

e. Nilai

2. Enambling Factor (faktor pemungkin)

Faktor yang menyebabkan seseorang selalu ikut program imunisasi

anaknya dipengaruhi oleh :

a. Status pekerjaan

b. Pendapatan Keluarga

c. Jarak dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

d. Ketersediaan Waktu

3. Reinforcing Factor (Faktor penguat)

Faktor yang menyebabkan masyarakat memperhatika kesehatannya

dipengaruhi oleh :

a. Motivasi Petugas

b. Kedisiplinan Petugas

c. Orang tua

Adapun teori Blum (1974) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa

ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu :

1. Faktor lingkungan

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Sosial Budaya

d. Fisik

e. Pendapatan
42

2. Faktor Perilaku

3. Faktor Pelayanan kesehatan

a. Pengobatan

b. Rehabilitasi

c. Pencegahan

4. Faktor Keturunan (Hereditas)

a. Jumlah

b. Distribusi

c. Pertumbuhan

d. Faktor genetic

C. Penelitian terkait

a. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Jannah Tahun 2009 dengan judul

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar Pada

Balita Usia 12-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padarincang

Kabupaten Serang Tahun 2009. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel

pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 12-23 bulan

sebanyak 282 orang dengan menggunakan tehnik cluster sampling. Untuk

mengetahui adanya hubungan antara variabel digunakan uji statistik chi


43

square, dan correlation regresi logistic. Dari hasil uji statistik didapatkan

nilai (p value= 0.004, 0.001, 0.038, 0.039) sehingga dapat disimpulkan

ada hubungan antara pengetahuan ibu, pendidikan ibu, sikap ibu dan

dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar. Sedangkan tidak

terdapat hubungan antara pekerjaan ibu, jarak ke pelayanan imunisasi,

sikap kader posyandu dan sikap petugas kesehatan (p value=0.0778,

0.705, 1, 0.645) dengan status imunisasi dasar.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Huda tahun 2009 dengan judul Gambaran

Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar lengkap

Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009. Skripsi Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel pada

penelitian ini adalah 108 ibu pengunjung puskesmas ciputat dengan cara

consecutive sampling. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar ibu

memiliki pengetahuan yang buruk (45.4%), sikap yang baik (50%), dan

memiliki perilaku yang baik (93.5%).

c. Penelitian yang dilakukan oleh Aliva tahun 2011 dengan judul Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi

Dan Balita Di RW 09 Kelurahan Cireundeu Kecamatan Ciputat Timur

Tahun 2011. Skripsi Program studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif


44

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah penelitian

analitik kategorik tidak berpasangan dengan desain penelitian cross-

sectional serta teknik pengambilan sampel non random dengan cara

purposive sampling. Sampel berjumlah 72 orang. Berdasarkan hasil

penelitian, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan diantara tingkat

pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan balita

dengan nilai p= 0,125 (p>0,05).

d. Penelitian yang dilakukan oleh Astrianzah tahun 2011 dengan Judul

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi

Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. Skripsi Program

Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro tahun 2011. Penelitian yang digunakan adalah observasional

dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel berjumlah 50 orang

dengan kriteria semua ibu yang memiliki anak balita usia 1-2 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Manyaran. Hasil yang diperoleh dengan analisis

bivariate yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

dengan stastus imunisasi dasar lengkap pada balita (p= 1.000) dan tidak

ada hubungan antara tingkat social ekonomi dengan status imunisasi dasar

lengkap pada balita (p=1,368).

e. Penelitian yang dilakukan oleh Irfani tahun 2010 dengan judul Pengaruh

Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi

Dasar Lengkap Di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang


45

Bedagai Tahun 2010. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Medan 2010. Jenis penelitian ini adalah survey dengan

tipe explantory research. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

yang mempunyai bayi berusia 9-12 bulan, yaitu sebanyak 286 ibu.

Adapun sampel berjumlah 74 orang diambil dengan tehnik simple random

sampling. Hasil dari penelitian ini adalah variabel yang berpengaruh

terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap adalah

pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan (p=0,000). Variabel yang tidak

berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar

lengkap adalah variabel umur, pekerjaan, pendapatan dan sikap.


46

D. Kerangka teori

Faktor-faktor predisposisi :
1. Pengetahuan ibu
2. Tingkat pendidikan ibu
3. Sikap ibu

Faktor- faktor pemungkin :


1. Status pekerjaan ibu
2. Pendapatan keluarga Kelengkapan
3. Jarak dan keterjangkauan ke imunisasi dasar balita
tempat imunisasi

Faktor- faktor penguat :


1. Orangtua

Skema 2.1 Kerangka Teori


47

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-

hal khusus (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep penelitian adalah suatu

hubungan atau kaitan antara konsep yang satu terhadap yang lainnya dari

masalah yang ingin di teliti (setiadi, 2007).

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya hubungan

antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan

keluarga, dan jarak tempat imunisasi dengan kelengkapan imunisaasi balita.

Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri dari Variabel Independen

(pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga dan

jarak ke tempat imunisasi) dan variabel Dependen (kelengkapan imunisasi

balita). Secara sistematis uraian dalam pemikiran tersebut terdapat dalam

gambaran sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Pengetahuan
2. Tingkat pendidikan
Kelengkapan imunisasi
3. Status pekerjaan
4. Pendapatan keluarga
5. Jarak ke tempat imunisasi
6. Sikap

Skema 3.1 Kerangka Konsep

47
48

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Sedangkan menurut Notoatmodjo

(2010) hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian, patokan

duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian. Maka

hipotesis dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi balita

2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kelengkapan

imunisasi balita

3. Ada hubungan antara status pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi

balita

4. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kelengkapan imunisasi

balita

5. Ada hubungan antara jarak pelayanan kesehatan dengan kelengkapan

imunisasi balita

6. Ada hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi balita


49

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan

parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2007).


50

Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala


Penelitian Operasional Ukur Ukur
Kelengkapan Suatu kegiatan Kuesioner 1. Tidak, bila Ordinal
Imunisasi yang dilakukan ibu dan KMS/ status
untuk memenuhi buku KIA imunisasinya
semua jenis tidak lengkap
imunisasi dasar 2. Ya, bila status
yang didapatkan imunisasinya
oleh balitanya lengkap
sampai usia 1
tahun.

Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Dinyatakan dalam Ordinal


yang diketahui tingkatan :
responden 1. Pengetahuan
mengenai kurang
pemberian Apabila skor
imunisasi lengkap tingkat
balita pengetahuan
responden ≤ 55%
2. Pengetahuan
cukup
Apabila skor
tingkat
pengetahuan
responden antara
56-75%
3. Pengetahuan baik
Apabila skor
tingkat
pengetahuan
responden lebih
dari 76-100%

(Arikunto, 2010)
Tingkat Pendidikan terakhir Kuesioner 1. Pendidikan Ordinal
pendidikan yang di tempuh rendah
oleh responden Apabila tidak
yang memiliki sekolah, tidak
balita usia 1-5 tamat SD, tamat
tahun sampai SD, tidak tamat
penelitian ini SLTP, dan tamat
dilakukan. SLTP.
2. Pendidikan
Tinggi
Apabila tamat
SLTA, dan
Perguruan tinggi.
Status Segala sesuatu Kuesioner 1. Bekerja Ordinal
pekerjaan yang dikerjakan 2. Tidak bekerja
oleh responden
yang memiliki
51

balita usia 1-5


tahun yang
menghasilkan nilai
ekonomis.

Pendapatan Pendapatan yang Kuesioner 1. Kurang : apabila Ordinal


keluarga diperoleh keluarga < UMR (<
dalam 1 bulan 2.200.000,-)

2. Cukup : apabila
=UMR
(2.200.000,-)

3. Lebih : apabila >


UMR (>
2.200.000,-)

Jarak Perjalanan yang Kuesioner Numerik Rasio


ditempuh oleh (Meter)
responden yang
memiliki balita
usia 1-5 tahun
untuk mencapai
tempat imunisasi.

Sikap Penilaian, persepsi Kuesioner 1. Negatif : skor Ordinal


pada responden responden <
terhadap pemberian nilai median
imunisasi lengkap 2. Positif : skor
balita responden ≥
nilai median
(Azwar,2013)

Tabel 3.1 Definisi Operasional


52

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah Cross Sectional. dengan

rancangan penelitian analitik kuantitatif. Penelitian Cross Sectional adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008).

Tentunya tidak semua subjek penelitian harus di observasi pada hari atau

waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel

dependen dinilai hanya satu kali saja. Penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi adanya hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan,

status pekerjaan, pendapatan keluarga, dan jarak tempat imunisasi dengan

kelengkapan imunisaasi balita. Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri

dari Variabel Independen ( pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan,

pendapatan keluarga jarak ke tempat imunisasi, dan sikap ) dan variabel

Dependen ( kelengkapan imunisasi balita ).

52
53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.

Alasan pemilihan lokasi di wilayah Puskesmas Situ Gintung adalah karena

berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (2011)

data imunisasi yang belum memasuki standar UCI (Universal Child

Immunization) berada di daerah Serua. Dan informasi dari petugas

kesehatan di Puskesmas Situ Gintung juga memiliki program imunisasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 21-28 Agustus 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Situ Gintung.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006). Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat, 2008). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel


54

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria

yang dikehendaki peneliti yaitu ibu yang memiliki Kartu Menuju

Sehat (KMS) dan ada pada saat penelitian berlangsung (Nursalam,

2003). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita

usia 1-5 tahun pada tahun 2013.

a. Kriteria Sampel

Dalam penelitian keperawatan, membuat kriteria sampel

berdasarkan pada kriteria inklusi dan eklusi (Hidayat, 2008). Kriteria

inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat di masukkan atau layak

untuk diteliti dalam penelitian ini.

Kriteria inklusinya adalah :

1. Bersedia untuk menjadi responden

2. Responden adalah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di

daerah Serua, Ciputat, Tangerang Selatan

3. Responden yang waktu penelitian berada di tempat penelitian

4. Responden memiliki kartu menuju sehat (KMS).

Kriteria ekslusi

Kriteria eklusi adalah kriteria yang tidak layak untuk diteliti, dalam

penelitian ini adalah :

1. Responden yang memiliki balita lebih dari 1, di perbolehkan

mengisi kuesioner 1 kali saja.

2. Responden tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.


55

b. Jumlah Sampel

Besarnya sampel yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus

menurut Notoatmodjo (2005) :

Keterangan : N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan atau ketetapan

diinginkan ( 0,1 )2

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 87

sampel di tambah 10 % menjadi 96 sampel, dan untuk

memaksimalkan menjadi 100 sampel, peneliti menggunakan

pengumpulan sampel dengan proporsi sampling.


56

D. Teknik Pengambilan Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil

sampel dari populasi (Arikunto, 2002). Teknik sampling adalah suatu proses

seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,

sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada

(Hidayat, 2007). Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik accident sampling, yaitu pengambilan sampel

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada pada

saat penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian

1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer.

Data diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup melalui

kuesioner yang akan dijawab oleh ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau

angket. Kuesioner diberikan langsung kepada responden untuk diisi tanpa

melalui proses wawancara. Kuesioner yang telah dibuat mencakup

variabel independen yaitu pengetahuan, tingkat pendidikan, status

pekerjaan, pendapatan keluarga dan jarak ke tempat imunisasi dan

variabel dependennya kelengkapan imunisasi balita. Pertanyaan terdiri


57

dari tiga bagian yaitu, bagian A berisi tentang karakteristik responden

yang meliputi inisial ibu, kelengkapan imunisasi balita, status pendidikan

ibu, status pekerjaan ibu, jarak rumah ke tempat imunisasi, dan

penghasilan keluarga.

Bagian B berkaitan dengan tingkat pengetahuan responden terhadap

imunisasi dasar lengkap balita dalam bentuk pertanyaan tertutup tentang

imunisasi sebanyak 20 item. Bagian C berisi 14 pernyataan tentang sikap

mengenai pemberian imunisasi dasar lengkap balita dalam bentuk

pernyataan tertutup. Pernyataan positif berjumlah 7 point, yang terdiri dari

point C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, dan pernyataan negatif berjumlah 7

point, yang terdiri dari point C8, C9, C10, C11, C12, C13 dan C14.

Skala pengukuran pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap balita

menggunakan skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten

dengan memberikan jawaban yang tegas. Skala Guttman dapat dibuat

dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Pada pertanyaan

kuesioner disini dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Skor penilaiannya jika

jawaban pertanyaan benar maka nilainya 1, sedangkan jika jawaban

pertanyaan salah maka nilainya 0.

Skala pengukuran sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap

balita menggunakan Skala Likert. Dalam penilaian atau skor berdasarkan

Skala Likert berbeda antara pernyataan positif dengan pernyataan negatif.


58

Penilaian untuk pernyataan positif sikap tentang pemberian imunisasi

dasar lengkap balita yaitu :

Sangat setuju :4

Setuju :3

Tidak setuju :2

Sangat tidak setuju :1

Sedangkan penilaian pernyataan negatif sikap tentang pemberian

imunisasi dasar lengkap balita juga menggunakan skala Likert, yaitu :

Sangat tidak setuju :4

Tidak setuju :3

Setuju :2

Sangat setuju :1

Penilaian bagi sikap tentang pemberian imunisasi dasar lengkap balita

dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai jawaban dengan median,

apabila nilai responden < median dari nilai sikap tentang pemberian imunisasi

dasar lengkap balita maka termasuk responden yang tidak mendukung

terhadap upaya pemberian imunisasi dasar lengkap balita. Sedangkan apabila

nilai responden ≥ median dari nilai sikap tentang pemberian imunisasi dasar

lengkap balita maka termasuk responden yang mendukung terhadap upaya

pemberian imunisasi dasar lengkap balita.

Penilaian bagi pengetahuan dilakukan dengan cara membandingkan

jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian


59

dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase

jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan sebagai

berikut :

Skor Penilaian Interpretasi Tingkat Pengetahuan

76-100% dari jawaban yang benar Baik

56-75% dari jawaban yang benar Cukup

0-55% dari jawaban yang benar Kurang

3. Uji Validitas dan Realiabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui kesahihan suatu alat ukur (Dahlan, 2010). Alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mendapatkan

data yang valid dan realiabel maka kuesioner tersebut harus diuji

validitas dan realibilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam

penelitian, kuesioner dilakukan uji validitas terlebih dahulu dengan

rumus Pearson Product Moment. Bila nilai r hitung lebih besar dari r

tabel berarti valid sedangkan jika nilai r hitungnya lebih kecil dari r

tabel berarti tidak valid (Hidayat, 2007).

Validitas instrument diukur dengan rumus korelasi Pearson

Product Moment :
60

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

X = skor pertanyaan belahan pertama (dari nomor item ganjil)

Y = skor total belahan kedua ( dari nomor item genap )

Setelah dilakukan uji validitas dari 38 pertanyaan, maka

diperoleh jumlah pertanyaan yang valid. Pertanyaan yang dinyatakan

valid inilah yang digunakan dalam pertanyaan penelitian.

b. Realibilitas

Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang

sama (Hastono, 2008). Pengukuran realibilitas menggunakan bantuan

Software komputer dengan rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel

dikatakan realibel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >0,60

(Budiman, 2013).

c. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 10-12 Juli 2013

terhadap 30 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas

Ciputat Timur. Tujuan dari uji coba kuesioner ini untuk mengetahui

apakah pertanyaan-pertanyaan tersebut valid serta dapat dimengerti

atau tidak dimengerti oleh responden. Adapun hasil dari uji coba
61

kuesioner, terdapat pertanyaan yang tidak valid pada varibel

pengetahuan. Sehingga peneliti memperbaiki redaksi pertanyaan dan 4

pertanyaan B4, B8, B14, dan B19 dibuang atau dihilangkan karena

sudah mewakili pertanyaan yang lainnya Sedangkan untuk variabel

sikap terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid yaitu C1 dan C5,

sehingga peneliti memperbaiki redaksi pernyataan.

4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

penelitian (Nursalam, 2008). Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti.

Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung

dengan prosedur sebagai berikut :

a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditunjukkan kepada Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Selatan

b. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Selatan, peneliti menyerahkan surat permohonan tersebut kepada

Puskesmas Situ Gintung. Setelah itu peneliti melakukan penseleksian

calon responden dengan tehnik purposive sampling.


62

c. Peneliti mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi

penelitian.

d. Meminta calon yang terpilih agar bersedia menjadi responden setelah

melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada calon responden

tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian serta hak dan

kewajiban selama menjadi responden. Responden yang bersedia

selanjutnya diminta menandatangani lembar informed concent.

e. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk

ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek

penelitian.

f. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

kuesioner.

g. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

h. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner

i. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada

peneliti untuk diperiksa dan peneliti mengucapkan terima kasih kepada

responden.

F. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat

perangkat lunak. Teknik pengolahan data terdiri dari (Hidayat, 2008):


63

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan data menggunakan komputer. Biasanya pemberian kode

dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

3. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat tabel

kontigensi.

4. Cleaning Data

Cleaning Data adalah kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di

entry, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada

saat meng entry data ke komputer.


64

G. Analisis Data

Analisa data untuk memudahkan interpretasi dan menguji hipotesis

penelitian. Analisa dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis tiap variabel yang dinyatakan dengan

menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk

tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis univariat ini digunakan untuk

memperjelas bagaimana distribusi dan presentase serta untuk mengetahui

proporsi masing-masing variabel independen dan dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu, pendidikan ibu,

status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat

imunisasi, dan sikap ibu. Sedangkan variabel dependen yaitu kelengkapan

imunisasi balita.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2005). Dengan

tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

dependen, yaitu hubungan pengetahuan ibu, pendidikan ibu, status

pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat imunisasi, dan

sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar balita usia 1-5 tahun di

wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung.


65

Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut

digunakan uji Chi Square. Hasil perhitungan diatas kemudian disignifikan

dengan nilai alpha 0,05. Jika nilai p ≤ α (0,05) maka disimpulkan ada

hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan,

pendapatan keluarga, jarak, dan sikap yang berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi dasar baita. Jika p > α (0,05) maka tidak ada

hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, status pekerjaan,

pendapatan keluarga, jarak, dan sikap yang berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi dasar baita (Hastono, 2008).

H. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan anatara lain adalah

sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antar peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari

Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian,


66

dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

mendatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka

peneliti harus menghormatinya.

2. Anonimity ( tanpa nama )

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaakn subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informsi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.

Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan

menagajukan surat pernyataan persetujuan (Informed consent). Sebelum

menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian. Peneliti akan menjamin kerahasiaan

identitas responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka

data tersebut akan dimusnahkan.


67

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan hasil pengumpulan data dari kuesioner beserta
hasil analisis data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Situ Gintung pada tanggal 21 sampai 28 Agustus 2013 yang dilakukan terhadap 100
ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun sebagai responden.

A. Gambaran umum Puskesmas Situ Gintung

Puskesmas Situ Gintung beralamat di jalan Serua Raya, Kp. Buaran RT. 08/02
Kel. Serua, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan. dengan luas wilayah 379.153 Ha.
Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung terdiri satu kelurahan saja, yaitu Kelurahan
Serua.
Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Sarua Indah
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Benda Baru
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Jombang, Kelurahan
Ciater & Kecamatan Serpong
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Sarua Indah

Wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung terdiri dari 24 RW dan 159 RT dan
6447 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 27.953 orang, terdiri dari
14.166 laki-laki dan 13.787 perempuan. Adapun fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja puskesmas sebagai berikut :
1. Pemerintah
Puskesmas : 1 Buah
Puskesmas Pembantu : 1 Buah
Posyandu : 24 Buah

67
68

Posbindu : 4 Buah
Rumah Bersalin : 0 Buah
2. Swasta
Rumah Sakit Swasta : 0 Buah
Klinik swasta : 4 Buah
Bidan : 9 Orang
Praktek Dokter Umum : 8 Orang
Praktek Dokter Gigi : 1 Orang
Praktek Dokter Spesialis : 1 Orang
Apotik : 5 Buah
Toko Obat : 2 Buah
Pengobatan Tradisional : 8 Buah
Salon : 20 Buah
3. Masyarakat
Kader Kesehatan : 148 Orang
Dukun Bayi Terlatih : 1 Orang

Sedangkan, sarana dan prasarana Puskesmas


1. Gedung Puskesmas : 2 Buah
2. Kendaraan Roda Dua : 1 Buah ( Desember 2011 )
3. Ambulance : 1 Buah ( Oktober 2011 )
4. Pesawat Telepon : 1 Buah

B. Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan


karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dengan menggunakan angka atau
nilai jumlah dan persentase dari masing-masing kategorik ditiap variabel dengan
mengeluarkan distribusi frekuensi, sehingga dapat menjadi informasi yang berguna.
69

Dari hasil univariat pada penelitian ini dapat dilihat data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar Balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Situ Gintung tahun 2013, yaitu:

1. Gambaran kelengkapan imunisasi pada balita usia 1-5 tahun


Tabel 5.1
Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi dasar pada Balita usia 1-5 tahun di
Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100)

Kelengkapan Frekuensi Persentasi (%)


imunisasi
Tidak Lengkap 14 14%
Lengkap 86 86%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (14%) atau 14 ibu yang
memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung tidak memberikan
imunisasi dasar dengan lengkap, (86%) atau 86 ibu memberikan imunisasi dasar
dengan lengkap.

2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus
tahun 2013 (n=100)

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Kurang baik 26 26%
Cukup baik 16 16%
Baik 58 58%
Total 100 100%
70

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat di jelaskan bahwa (26%) atau 26 ibu yang memiliki
balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung memiliki pengetahuan kurang baik
mengenai imunisasi dasar lengkap, (16%) atau 16 ibu memiliki pengetahuan cukup
baik, (58%) atau 58 ibu memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi dasar
lengkap.

3. Gambaran tingkat pendidikan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun
terhadap pemberian Imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013
(n=100)

Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Pendidikan rendah 23 23%
Pendidikan tinggi 77 77%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (23%) atau 23 ibu yang
memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung memiliki tingkat
pendidikan rendah, (77%) atau 77 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki
tingkat pendidikan tinggi.

4. Gambaran status pekerjaan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi status pekerjaan ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap
Kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013
(n=100)

Status pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


Bekerja 15 15%
Tidak bekerja 85 85%
Total 100 100,0
71

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (15%) atau 15 ibu yang
memiliki Balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung adalah ibu bekerja, (85%)
atau 85 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun itu tidak bekerja.

5. Gambaran penghasilan keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun


Tabel 5.5
Distribusi frekuensi penghasilan keluarga yang memiliki Balita usia 1-5 tahun
terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus
2013 (n=100)

Penghasilan keluarga Frekuensi Persentase (%)


Kurang 17 17%
Cukup 63 63%
Tinggi 20 20%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (17%) atau 17 keluarga
yang memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki penghasilan kurang dari Upah
Minimum Regional (UMR), (63%) atau 63 keluarga memiliki penghasilan cukup,
(20%) atau 20 keluarga memiliki penghasilan tinggi dari Upah Minimum Regional
(UMR).
72

6. Gambaran jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap
kelengkapan imunisasi
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun terhadap
kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100)

Jarak Frekuensi Persentase (%)


Jauh 25 25%
Dekat 75 75%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa sebagian kecil (25%) atau 25 keluarga
yang memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki jarak rumah jauh ke pelayanan
imunisasi, (75%) atau 75 keluarga yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki jarak
rumah dekat ke pelayanan imunisasi.

7. Gambaran sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun


Tabel 5.7
Distribusi frekuensi sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun terhadap
kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus 2013 (n=100)

Sikap Frekuensi Persentase (%)


Negatif 52 52%
Positif 48 48%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar (52%) atau 52 ibu yang
memiliki Balita usia 1-5 tahun memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan
imunisasi dasar, (48%) atau 48 ibu yang memiliki balita 1-5 tahun memiliki sikap
positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar.
73

C. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

signifikan antara dua variabel atau bisa juga digunakan untuk mengetahui

apakah adakah perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih kelompok

(sampel). Hasil analisis bivariat pada penelitian ini dapat dilihat sebagai

berikut:

1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang memiliki Balita usia


1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ
Gintung tahun 2013
Tabel 5.8
Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar di
Puskesmas Situ Gintung bulan Agustus
Tahun 2013

Tingkat Kelengkapan imunisasi Total P OR


pengetahuan Value (95%
Tidak Lengkap
CI)
lengkap
N % N % N %
Kurang baik 12 46,2 14 53,8 26 100 0,000 27.704

Cukup 0 0 16 100 16 100


Baik 2 3,4 56 96,6 100 100
Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi


dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 26 ibu yang memiliki
pengetahuan kurang baik yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap
sebanyak 12 orang ibu (46,2%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu
(53,8%), sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yang tidak
memberikan imunisasi dasar lengkap tidak ada dengan yang memberikan sebanyak
74

16 orang ibu (100%), dan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik yang tidak
memberikan imunisasi sebanyak 2 orang ibu (3,4%) dengan yang memberikannya
sebanyak 56 orang ibu (96,6%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan
kelengkapan imunisasi, nilai OR=27.704 yang berarti bahwa ibu yang memiliki
Balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik beresiko 27 kali
lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya
dibandingkan ibu yang berpengetahuan cukup dan baik.

2. Hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi


dasar di Puskesmas Situ Gintung Tahun 2013
Tabel 5.9
Hubungan antara tingkat pendidikan terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap di
Puskesmas Situ Gintung Bulan Agustus
Tahun 2013

Tingkat Kelengkapan imunisasi Total P OR


pendidikan value
Tidak Lengkap (95%
lengkap CI)
N % N % N %
Rendah 12 52,2 11 47,8 23 100 0,000 36,15
3

Tinggi 2 2,6 75 97,4 77 100


Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi


dapat dijelaskan bahwa dari 23 orang ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah
yang tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap sebanyak 12 orang ibu (52,2%)
dengan yang memberikan Imunisasihanya 11 orang ibu (47,8%), sedangkan ibu yang
75

memiliki tingkat pendidikan tinggi yang tidak memberikan imunisasi 2 orang ibu
(2,6%) dengan yang memberikan sebanyak 75 orang ibu ( 97,4%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95%
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi, nilai OR=36,153, yang berarti bahwa
ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat pendidikan rendah
memiliki resiko 36 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi terhadap
balitanya dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.

3. Hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi di


Puskesmas Situ Gintung Bulan agustus tahun 2013.
Tabel 5.10
Hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi di Puskesmas Situ
Gintung Bulan Agustus tahun 2013.

Pekerjaan Kelengkapan imunisasi Total P OR


Value (95%
Tidak Lengkap
CI)
lengkap
N % N % n %
Bekerja 8 53,3 7 46,7 15 100 0,000 15.04
8

Tidak 6 7,1 79 92,9 85 100


bekerja
Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dapat


dijelaskan bahwa dari 15 ibu bekerja yang tidak memberikan imunisasi diantaranya 8
orang ibu (53,3%) dengan yang memberikan imunisasi hanya 7 orang (46,7%),
sedangkan ibu yang tidak bekerja 6 orang ibu (7,1%) tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan yang memberikan imunisasi secara lengkap sebanyak 79
orang ibu (92,9%).
76

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan
kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.048 yang berarti bahwa ibu yang memiliki
Balita usia 1-5 tahun yang bekerja beresiko 15 kali lebih besar untuk tidak
memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang tidak
bekerja.

4. Hubungan antara tingkat penghasilan hasil keluarga yang memiliki


Balita usia 1-5 tahun terhadap kelengkapan imunisasi dasar di
Puskesmas Situ Gintung tahun 2013
Tabel 5.11
Hubungan antara tingkat penghasilan keluarga terhadap kelengkapan imunisasi dasar
di Puskesmas Situ Gintung bulan Agustus
Tahun 2013

Penghasilan Kelengkapan imunisasi Total P OR


Value (95%
Tidak Lengkap
CI)
lengkap
N % N % N %
Kurang 5 29,4 12 70,6 17 100 0,037 4.498

Cukup 8 12,7 55 87,3 63 100


Tinggi 1 5,0 19 95,0 20 100
Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara penghasilan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 17 ibu yang memiliki penghasilan
kurang yang tidak memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 5 orang ibu
(29,4%) dengan yang memberikan sebanyak 12 orang ibu (70,6%), sedangkan
keluarga yang memilki penghasilan cukup 8 orang ibu (12,7%) tidak memberikan
imunisasisecara lengkap dengan yang memberikan sebanyak 55 orang ibu (87,3%),
77

dan keluarga yang memiliki penghasilan tinggi 1 orang ibu (5,0%) tidak memberikan
imunisasi dasar lengkap dengan yang memberikan sebanyak
19 orang ibu (95,0%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,037 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan
kelengkapan imunisasi, nilai OR=4.498yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita
usia 1-5 tahun yang memiliki penghasilan kurang beresiko 4 kali lebih besar untuk
tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang
berpenghasilan cukup dan tinggi.

5. Hubungan antara jarak rumah yang memiliki Balita usia 1-5 tahun ke
pelayanan imunisasiterhadap kelengkapan imunisasi dasar di
Puskesmas Situ Gintung tahun 2013
Tabel 5.12
Hubungan antara jarak terhadap kelengkapan imunisasi dasar di Puskesmas Situ
Gintung bulan Agustus
Tahun 2013

Jarak Kelengkapan imunisasi Total P OR


Value (95%
Tidak Lengkap
CI)
lengkap
N % N % N %
Jauh 11 44,0 14 56,0 25 100 0,000 18.857

Dekat 3 4,0 72 96,0 75 100


Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara jarak rumah ke pelayanan imunisasidengan


kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari
25 ibu yang memiliki jarak rumah jauh yang tidak memberikan Imunisasi dasar
secara lengkap sebanyak 11 orang ibu (44,0%) dengan yang memberikan sebanyak
78

14 orang ibu (56,0%), sedangkan ibu yang memiliki jarak rumah dekat 3 orang ibu
(4,0%) tidak memberikan imunisasisecara lengkap dengan yang memberikan
sebanyak 72 orang ibu (96,0%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jarak dengan kelengkapan
imunisasi, nilai OR=18.857 yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5
tahun yang memiliki jarak rumah jauh beresiko 19 kali lebih besar untuk tidak
memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang
memiliki jarak rumah dekat ke pelayanan imunisasi.

6. Hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidi Puskesmas


Situ Gintung Bulan agustus tahun 2013.
Tabel 5.13
Hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidi Puskesmas Situ Gintung
Bulan agustus tahun 2013

Sikap Kelengkapan imunisasi Total P OR


Value
Tidak Lengkap (95%
lengkap CI)
N % N % n %
Negatif 13 25,0 39 75,0 52 100 0,003 15.667

Positif 1 2,1 47 97,9 48 100


Total 14 14,0 86 86,0 100 100

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasidapat dijelaskan


bahwa dari 52 ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun dengan sikap negatif (tidak
mendukung pemberian imunisasi dasar lengkap) tidak memberikan
Imunisasisebanyak 13 orang ibu (25,0%) dengan yang memberikan
Imunisasisebanyak 39 orang ibu (75,0%), sedangkan ibu yang memiliki sikap positif
79

(mendukung pemberian imunisasi dasar lengkap) 1 orang ibu (2,1%) tidak


memberikan imunisasi dasar lengkap dengan yang memberikan sebanyak 47 orang
ibu (97,9%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,003 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.667, yang berarti bahwa ibu yang memiliki
Balita usia 1-5 tahun yang memiliki sikap negatif beresiko 16 kali lebih besar untuk
tidak memberikan Imunisasiterhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki sikap
positif.
80

BAB VI

PEMBAHASAN

Pembahasan ini akan menguraikan makna hasil penelitian yang dilakukan

tentang tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu,

pendapatan keluarga, jarak, dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar

balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tahun 2013.

Pembahasan ini mencakup perbandingan antara hasil penelitian dengan konsep

teoritis dan penelitian sebelumnya. Bab ini juga akan menjelaskan tentang

keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan.

A. Analisis Univariat

1. Gambaran kelengkapan imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat

anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009).

Imunisasi bertujuan agar zat kekebalan tubuh balita terbentuk sehingga

resiko untuk mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan

diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap

penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta

dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Hidayat, 2008).

Macam – macam imunisasi itu ada dua macam, diantanya adalah

imunisasi aktif dan pasif. Menurut Yusrianto (2010), imunisasi aktif adalah

80
81

pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau

dimatikan dengan tujuan untuk meragsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan

imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar

antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS

(Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi

tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah

plasenta selama masa kehamilan, misalnya antibodi terhadap campak.

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun terdapat 14 orang (14%) tidak memberikan

imunisasi dasar lengkap dengan kata lain ibu yang memiliki balita usia 1-5

tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung sebagian kecil tidak

memberikan imunisasi. Peneliti menganalisis masih adanya balita yang

tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Situ Gintung

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor kurangnya

pengetahuan ibu karena menganggap bahwa bayi yang di imunisasi akan

selalu demam atau sakit sehingga mereka tidak memberikan imunisasi

kepada bayinya. Selain itu kurangnya sumber informasi mengenai

imunisasi di masyarakat yang disebabkan oleh kurangnya edukasi dari

petugas kesehatan, dan di dukung oleh jarak yang sangat jauh terhadap
82

tempat pelayanan imunisasi sehingga kesulitan untuk mencapai tempat

pelayanan.

2. Gambaran tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 1-5

tahun

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

diperoleh diantaranya melelui pendidikan formal, non formal dan media

masa. Pengetahuan atau domain kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri

maupun dari orang lain (Notoatmodjo, 2003).

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan kurang yaitu 26 responden (26%).

Dengan kata lain ibu yang tinggal diwilayah Puskesmas Situ Gintung

masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik mengenai

imunisasi karena peneliti menganalisis bahwa tingkat pengetahuan ibu

yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung di

pengaruhi oleh karakteristik tempat atau tingkat pendidikan, selain itu

kurangnya media informasi di tengah masyarakat menyebabkan informasi

tidak dapat diterima oleh masyarakat.


83

3. Gambaran tingkat pendidikan ibu balita usia 1-5 tahun

Menurut Notoatmodjo (2003), mengartikan pendidikan sebagai

bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa kepada anak-

anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri

sendiri dan bagi masyarakat, maka tingginya tingkat pendidikan seseorang

maka makin mudah menerima informasi sehingga akan semakin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki.

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu

balita usia 1-5 tahun, terdapat 23 orang (23%) memiliki tingkat pendidikan

rendah. dengan kata lain ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah

kerja Puskesmas Situ Gintung memiliki tingkat pendidikan rendah, karena

masih ada ibu balita usia 1-5 tahun yang hanya tamat SD dan tamat SLTP.

Peneliti menganalisis bahwa masih adanya tingkat pendidikan rendah pada

ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung karena

di pengaruhi oleh faktor budaya masyarakat yang beranggapan bahwa

setinggi-tingginya wanita sekolah atau memiliki pendidikan tinggi,

akhirnya akan tetap ke dapur juga sehingga mereka beranggapan seorang

wanita tidak perlu memiliki tingkat pendidikan tinggi.

4. Gambaran pekerjaan ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun

Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan)

(Depdikbud, 2006). Dalam kelengkapan imunisasi tidak ada alasan untuk


84

ibu bekerja tidak memberikan imunisasi, karena untuk ibu yang bekerjapun

dapat memberikan imunisasi dengan cara mendatangi langsung ke

Puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lain.

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun, yang bekerja yaitu 15 orang (15%). Hal ini

dipengaruhi oleh kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat sehingga

sebagian ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas Situ Gintung bekerja

untuk menambah penghasilan keluarga tidak hanya mengandalkan dari

penghasilan suami sehingga daya beli keluarga tinggi yang akhirnya dapat

memenuhi kebutuhan keluarganya. Sedangkan sebagian besar ibu yang

memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung yang tidak

bekerja, dapat mengisi waktu luang hanya untuk mengurus keluarganya

sehingga mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk memberikan

imunisasi dasar lengkap kepada balitanya.

5. Gambaran pendapatan keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun

Status ekonomi seseorang akan mempengaruhi kemampuan seseorang

membiayai pelayanan kesehatan. Sering kali terjadi seseorang semestinya

tahu masalah kesehatan ketika ia ataupun keluarganya sakit tidak dibawa

ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu membiayai. Begitu pula

dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu ingin sekali


85

mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena tidak punya

biaya (Mahfoedz, 2006).

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa responden yang

memiliki penghasilan kurang yaitu 17 responden (17%). Dengan kata lain

ibu yang tinggal diwilayah Puskesmas Situ Gintung masih ada yang

memiliki penghasilan kurang dari UMR. Peneliti menganalisis bahwa

masih ada yang memiliki penghasilan kurang di Puskesmas Situ Gintung

di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaan keluarga.

6. Gambaran jarak rumah ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun

Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau

tempat. Jarak dekat adalah ruang sela yang pendek antara dua benda atau

tempat. Sedangkan jarak jauh adalah ruang sela yang panjang antara dua

tempat dsb (Depdikbud, 2013).

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian kecil ibu

Balita usia 1-5 tahun yaitu 25 responden (25%) yang memiliki jarak

rumah jauh ke tempat pelayanan imunisasi. Peneliti menganalisis bahwa

ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ Gintung

sebagian kecil memiliki jarak rumah jauh ke tempat pelayanan imunisasi,

sehingga dapat mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan terhadap

pemberian imunisasi dasar lengkap. Dalam hal ini ibu yang memiliki jarak

rumah dekat terhadap tempat pelayanan pemberian imunisasi dasar akan


86

memberikan kepada balitanya karena tidak perlu repot berjalan jauh atau

mengeluarka uang untuk ongkos kendaraan ke tempat pelayanan sedangka

ibu yang memiliki jarak rumah jauh akan merasa terbebani untuk pergi ke

tempat pelayanan imunisasi karena harus mengeluarkan tenaga atau uang

untuk ongkos kendaraan.

7. Gambaran sikap ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun

Hasil analisis data penelitian ini terlihat bahwa sebagian ibu balita usia

1-5 tahun memiliki sikap negatif yaitu 52 orang atau (52%). dengan kata

lain ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah Puskesmas Situ

Gintung memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi. Peneliti

menganalisis bahwa ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas

Situ Gintung memiliki sikap negatif, karena sikap dapat mempengaruhi

perilaku seseorang yang berkaitan dengan objek tertentu. Dalam hal ini ibu

yang memiliki sikap positif tentang kelengkapan imunisasi karena ibu

mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi bagi bayinya serta penyakit

apa saja yang dapat terjadi apabila ibu tidak memberikan imunisasi.

Sedangkan ibu yang memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan

imunisasi karena ibu kurang mengetahui manfaat kelengkapan imunisasi

bagi balitanya, karena beranggapan bayi yang diberikan imunisasi akan

demam atau sakit sehingga hal tersebut mendorong untuk ibu tidak

memberikan imunisasi dasar lengkap.


87

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Green

dalam Notoatmodjo (2003). Ini memperlihatkan bahwa sikap akan

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap apa yang dilakukan, selain

sikap, pengetahuan juga akan mempengaruhi perilaku seseorang karena

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang, dan pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui

pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain. Sehingga apabila seorang

ibu yang sudah mempunyai pengalaman baik dari diri sendiri maupun dari

orang lain tentang kelengkapan imunisasi akan memiliki sikap positif dan

memberikan imunisasi terhadap bayinya. Sebaliknya apabila seorang ibu

tidak memiliki pengalaman sama sekali tentang kelengkapan imunisasi,

mereka akan bersikap negatif dan tidak mau memberikan bayinya

imunisasi dasar lengkap.

Menurut Campbell, sikap adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala

dalam merespon stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan

pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Menurut

Newcomb, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmojo, 2003).


88

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi

Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan

bahwa dari 26 ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik yang tidak

memberikan imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 12 orang ibu

(46,2%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu (53,8%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan

95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=27.704 yang berarti

bahwa ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang baik beresiko 27 kali lebih besar untuk tidak

memberikan imunisasi dasar lengkap terhadap bayinya dibandingkan ibu

yang berpengetahuan cukup dan baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Albertina (2008) bahwa ada

hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kelengkapan imunisasi

dasar balita. Begitu pula dengan penelitian Ningrum (2008), Jannah (2009),

Ladifre (2009), Istriyati (2011), Widayati (2012) bahwa pengetahuan ibu

berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap balita. Tetapi

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Prayoga (2009), Astrianzah

(2011) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan

imuisasi dasar lengkap balita.


89

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

diperoleh diantaranya melelui pendidikan formal, non formal dan media

masa. Pengetahuan atau domain kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri

maupun dari orang lain (Notoatmodjo,2003).

Menurut Rogers dalam Notoatmojo (2003) suatu perilaku yang di

dasarkan oleh pengetahuan akan lebih lama daripada perilaku yang tidak di

dasarkan pengetahuan, dan urutan proses dalam diri seseorang sebelum

mengadopsi perilaku baru.

Peneliti menganalis bahwa pengetahuan tidak selalu di dapat dari

tingginya suatu tingkat pendidikan, karena pengetahuan juga dapat

diperoleh dari media massa, pengalaman pribadi ataupun pengalaman

orang lain. Suatu pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan, semakin baik pengetahuan ibu maka semakin

tinggi pula peluang ibu untuk kelengkapan imunisasi pada bayinya.

Untuk itu peneliti menyarankan Puskesmas Situ Gintung lebih

meningkatkan lagi upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai

imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan-penyuluhan di dalam

kegiatan puskesmas dan posyandu di setiap desa dan pemberian Pendidikan

Kesehatan kepada para kader posyandu mengenai imunisasi.


90

2. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelengkapan

imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 23 orang ibu yang memiliki tingkat

pendidikan rendah yang tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap

sebanyak 12 orang ibu (52,2%) dengan yang memberikan Imunisasi hanya

11 orang ibu (47,8%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai P value=0,000 dengan tingkat

kepercayaan 95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi, nilai

OR=36,153, yang berarti bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun

yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko 36 kali lebih

besar untuk tidak memberikan imunisasi terhadap balitanya dibandingkan

ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jannah (2009), Ladifre (2009),

Istriyati (2011) bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

status imunisasi dasar balita. Berdasarkan penelitian Ningrum (2008)

disimpulkan bahwa pendidikan ibu yang tinggi akan membuat akses ke

pelayanan kesehatan anak semakin baik. Penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Albertina (2008), Prayoga (2009).

Menurut Notoatmojo (2003), Pendidikan adalah pimpinan yang

diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam

pertumbuhan (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan
91

masyarakat. Pendidikan merupakan pengalaman seseorang mengikuti

pendidikan formal yang dinilai berdasarkan ijazah tertinggi yang dimiliki,

sehingga pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan rendah (tingkat

SD dan SLTP) dan pendidikan tinggi (tingkat SMU keatas). Pendidikan

dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi

pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna

mencapai perubahan tingkah laku.

Peneliti menganalisis bahwa pendidikan dapat mempengaruhi ibu

dalam kelengkapan imunisasi. semakin tinggi pendidikan ibu maka

semakin mudah dalam menerima informasi sehingga peluang untuk ibu

memberikan imunisasi pada bayinya akan semakin tinggi.

3. Hubungan antara pekerjaan dengan pemberian imunisasi dasar

lengkap

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kelengkapan

imunisasi dapat dijelaskan bahwa dari 15 ibu bekerja yang tidak

memberikan imunisasi diantaranya 8 orang ibu (53,3%) dengan yang

memberikan imunisasi hanya 7 orang (46,7%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan

95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.048 yang berarti

bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang bekerja beresiko 15
92

kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar lengkap terhadap

balitanya dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Istriyati (2011) bahwa ada

hubungan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar. Akan tetapi

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Prayoga (2009), Jannah

(2009).

Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan)

(Depdikbud, 2006). Ibu yang bekerja mempunyai waktu luang yang sedikit

bila dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja sehingga pada ibu yang

bekerja biasanya kelengkapan imunisasi akan lebih sulit dilakukan daripada

ibu yang tidak bekerja.

Peneliti menganalisis bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi ibu dalam

kelengkapan imunisasi, karena pada ibu yang tidak bekerja memiliki waktu

luang yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja, sehingga

ibu yang tidak bekerja memiliki peluang yang lebih besar untuk

kelengkapan imunisasi pada bayinya.

Untuk itu peneliti dapat memberikan saran kepada para ibu yang

memiliki Balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ gintung.

Upaya bagi ibu yang bekerja tapi tetap memberikan Imunisasi kepada

balitanya yaitu dengan cara mendatangi langsung ke tempat pelayanan

kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit saat ibu sedang memiliki

waktu luang.
93

4. Hubungan antara pendapatan terhadap kelengkapan imunisasi

Hasil analisis hubungan antara penghasilan dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat dijelaskan bahwa dari 17

ibu yang memiliki penghasilan kurang yang tidak memberikan Imunisasi

dasar secara lengkap sebanyak 5 orang ibu (29,4%) dengan yang

memberikan sebanyak 12 orang ibu (70,6%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,037 dengan tingkat kepercayaan

95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara

penghasilan dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=4.498 yang berarti

bahwa ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki penghasilan

kurang beresiko 4 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar

lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang berpenghasilan cukup

dan tinggi.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Istriyati (2011),

Astrianzah (2011) bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan dengan

imunisasi dasar lengkap balita.

Peneliti menganalisis bahwa status ekonomi seseorang akan

mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membiayai pelayanan

kesehatan. Sering kali seseorang kalau sakit ataupun keluarganya yang

sakit tidak dibawa ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu

membiayai. Begitu pula dengan masalah imunisasi, bisa jadi seorang ibu
94

ingin sekali mengimunisasikan anak-anaknya akan tetapi tidak jadi karena

tidak punya biaya (Mahfoedz, 2006).

5. Hubungan antara jarak rumah ke tempat imunisasi terhadap

kelengkapan imunisasi

Hasil analisis hubungan antara jarak rumah ke pelayanan imunisasi

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita usia 1-5 tahun dapat

dijelaskan bahwa dari 25 ibu yang memiliki jarak rumah jauh yang tidak

memberikan Imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 11 orang ibu

(44,0%) dengan yang memberikan sebanyak 14 orang ibu (56,0%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,000 dengan tingkat kepercayaan

95% maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jarak

dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=18.857 yang berarti bahwa ibu

yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki jarak rumah jauh

beresiko 19 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi dasar

lengkap terhadap balitanya dibandingkan ibu yang memiliki jarak rumah

dekat ke pelayanan imunisasi.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ningrum (2008), Jannah

(2009), Prayoga (2009) bahwa tidak ada hubungan antara jarak rumah ke

pelyanan imunisasi dengan imunisasi dasar lengkap balita. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia (2013), jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh)

antara dua benda atau tempat. Jarak dekat adalah ruang sela yang pendek
95

antara dua benda atau tempat. Sedangkan jarak jauh adalah ruang sela yang

panjang antara dua tempat dsb.

Peneliti menganalisis bahwa tempat pelayanan yang jaraknya jauh bisa

jadi membuat orang akan enggan untuk mendatanginya. Jauhnya tempat

pelayanan bisa menyebabkan membengkaknya akomodasi pelayanan,

karena selain biaya pelayanan kesehatan ada biaya tambahan yaitu biaya

transportasi. Bagi orang-orang yang akan berfikir sederhana mungkin akan

memutuskan untuk tidak datang ke sarana pelayanan kesehatan. Hal ini

mungkin terjadi adalah ketidakterjangkauan sarana pelayanan kesehatan

oleh masyarakat.

6. Hubungan antara Sikap dengan kelengkapan imunisasi

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan kelengkapan imunisasi

dapat dijelaskan bahwa dari 52 ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun

dengan sikap negatif yang tidak memberikan imunisasi sebanyak 13 orang

ibu (25,0%) dengan yang memberikan imunisasi sebanyak 39 orang ibu

(75,0%).

Hasil uji statistik diperoleh P value=0,003 dengan tingkat kepercayaan

95% maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan kelengkapan imunisasi, nilai OR=15.667, yang berarti bahwa

ibu yang memiliki Balita usia 1-5 tahun yang memiliki sikap negatif
96

beresiko 16 kali lebih besar untuk tidak memberikan Imunisasi terhadap

bayinya dibandingkan ibu yang memiliki sikap positif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jannah (2009) bahwa ada

hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi dasar lengkap balita.

Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Albertina, dkk

(2008).

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu. Robert Kwick dalam notoatmojo (2003), menyatakan bahwa

sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap

suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk

menyenangi atau tidak menyenangi objek tertentu.

Peneliti menganalisi bahwa sikap dapat mempengaruhi kelengkapan

imunisasi, karena ibu yang memiliki sikap positif biasanya memiliki

tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi mengenai Imunisasi yang

diperoleh melalui media massa/elektronik dan penyuluhan-penyuluhan dari

petugas kesehatan sudah sangat baik. dan ibu dengan sikap positif akan

memberikan bayinya Imunisasi agar bayinya mencapai tumbuh kembang

yang optimal.
97

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti merasa bahwa penelitiannya ini belum mencapai hasil yang

diharapkan karena ada beberapa kendala. Selain itu penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional,

sehingga tidak bisa memberikan penjelasn hubungan sebab akibat, tetapi

hubungan yang didapatkan dari penelitian ini hanya menunjukkan adanya

keterkaitan saja, dan hanya mengkaji variabel independen dan variabel

dependen secara bersama pada saat berlangsungnya penelitian.

Adapun instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan bentuk

tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan alternatif jawabannya

sehingga responden dapat memilih jawaban dengan bebas. Sedangkan kualitas

jawaban kuesioner tergantung dari kejujuran responden dalam menjawab

setiap pertanyaan dan pernyataan sehingga bisa saja terdapat bias karena

responden menjawab sesuai dengan keinginan responden tersebut. Analisa

data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.


98

BAB VII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar balita usia

1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Situ Gintung tahun 2013, maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian kecil ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Situ

Gintung tidak memberikan imunisasi, memiliki tingkat pendidikan tinggi,

memiliki tingkat pengetahuan baik tentang imunisasi, tidak bekerja, memiliki

pendapatan/ penghasilan cukup, jarak rumah dekat ke tempat imunisasi dan

memiliki sikap negatif terhadap kelengkapan imunisasi.

2. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara faktor pengetahuan,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak rumah ke tempat

imunisasi dan sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi di Puskesmas Situ

Gintung tahun 2013.

98
99

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Situ Gintung

Diharapkan agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu mengenai

kelengkapan imunisasi dengan cara meningkatkan penyuluhan-penyuluhan di

setiap desa dan memberikan Pendidikan Kesehatan kepada para Kader

posyandu agar dapat membantu petugas kesehatan dalam peningkatan

pengetahuan masyarakat mengenai imunisasi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar menjadi salah satu institusi kesehatan mampu membantu

dalam upaya penyediaan informasi tentang Imunisasi dan memberdayakan

atau melibatkan mahasiswa/i dalam upaya tersebut sebagai bagian proses

belajar mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang motivasi petugas

pelayanan kesehatan dan motivasi keluarga terhadap sikap ibu dalam

kelengkapan imunisasi dasar.


Daftar Pustaka

Achmadi, U. F. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta Penerbit Buku Kompas. 2006


Aliya, L.S. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Peberian Imunisasi Dasar
Pada Bayi Dan Balita Di RW 09 Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat
Timur Tahun 2011. Fakultas Kedokteran. Jurusan Program Studi Pendidikan
Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011
Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. 2010
Astrianzah, D. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi
Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. Jurusan Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Diponegoro.2011
Azwar, S. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
2005
Budiarto, E. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC. 2003
Budiman, A.R. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2013
Dahlan, M. S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Sagung Seto. 2010
. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan kesehatan. Jakarta : Sagung Seto. 2008
Departemen Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010: Jakarta. 2010
. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007: Jakarta. 2008
Depkes 2010. Kemenkes Targetkan Tahun 2014 Seluruh Desa/ Kelurahan 100%
UCI. http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-
newsslider/1106-kemkes-tergetkan-tahun-2014-seluruh-desakelurahan-100-
uci.html. Diakses pada hari selasa, 2 April 2013 jam 09.15 WIB
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Dinas Kesehatan Kab. Kebumen 2012. Sekilas Tentang Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Yang Menjadi Program Pemerintah.
http://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/sekilas-tentang-penyakit-yang-
dapat-dicegah-dengan-imunisasi-pd3i-yang-menjadi-program-pemerintah/.
Diakses pada hari minggu , 17 Maret 2013, 19.26 WIB
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Profil Kesehatan Tangerang Selatan. Tangerang
: Banten. 2011
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang.
Tangerang : Banten. 2008
Hastono, S.P. Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM UI
Hidayat, A. A. A. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Salemba Medika.
2008
. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2009
. Riset Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika. 2007
. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika. 2008
Huda, N. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Lengkap Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2009. Fakultas Kedokteran.
Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2009
Irfani. Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2010. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan. 2010
Istriyati, E. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar Pada Bayi Di Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
http://lib.unnes.ac.id/. Diakses Pada Tanggal 6 September 2013. Pukul 10:15
WIB
Jannah, N.M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Dasar
Pada Balita Usia 12-23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padarincang
Kabupaten Serang Tahun 2009. Fakultas Kedokteran. Jurusan Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009
Ladifre, R. Hubungan Karakteristik Ibu, Jarak Ke Pelayanan Kesehatan Dan
Pengeluaran Keluarga Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita
Di Kabupaten Tangerang Tahun 2006 Melalui Analisis Data Sekunder
Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2006
Machfoed, Ircham dan Eko Sunaryani. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit F. Tramaya. 2006
Maulana, H. D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC. 2007
Meadow, Sir Roy dan Simon J. Newell. Lecture Notes Pediatrika. Edisi ke tujuh.
Jakarta : Penerbi Erlangga. 2005
Methilda. M. Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita Dan Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit Di Jakarta Dan
Sekitarnya Pada Bulan Maret 2008.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125308S5678Hubungan%20karakte
ristik- Analisis.pdf . Diakses pada tanggal 2 Juni 2013. Pukul 10.11 WIB
Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2003
. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005
. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.2007
. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta. 2010
. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
2010

Ningrum , E.P. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar


Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali.
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/460/1b.pdf?sequ
ence=1. Diakses pada tanggal 6 September 201. Pukul 13.49 WIB

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika. 2008

Prayoga, A. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5 tahun.


http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-1-3.pdf . Diakses pada tanggal 4 juni
2013. Pukul 14.30 WIB
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu. 2009
Santoso, S. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo. 2010
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2007
Sidney, S. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. 1997
Suriadi dan Yuliani Rita. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta : CV.
Sagung Seto.2010
Suriririnah. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. 2009
Widayati. S. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio
Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanon I Sragen. http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/ . Diakses pada tanggal 6
September 2013. Pukul 11.43 WIB
Williams, Frances. Baby Care Pedoman Lengkap Perawatan Bayi. Terjemahan
Wahyuni R. Kamah. Jakarta : Erlangga. 2003
Yendra, Melvi. Indonesia Economic 1, Outlook 2010 :Ekonomi Makro, Demografi,
Ekonomi Syariah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). 2009
Yusrianto. 100 Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Balita. Jogjakarta : Power
Books. 2010
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Ibu

Di Tempat

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan,

saya akan melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

Situ Gintung Tahun 2013”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelengkapan

imunisasi dasar pada balita serta faktor apa saja yang mempengaruhinya. Untuk

keperluan tersebut saya mohon bersedia/ tidak bersedia*) ibu untuk menjadi

responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon bersedia/ tidak bersedia*)

ibu untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.

Jawaban saudara di jamin kerahasiaannya.

Demikian, lembar persetujuan ini saya buat. Atas bantuan dan partisipasinya saya

sampaikan terimakasih.

Ciputat, …. Agustus 2013

Responden Peneliti

…………. ……….
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SITU GINTUNG TAHUN 2013
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan
2. Pertanyaan di bawah ini mohon di isi semuanya
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling sesuai dengan kondisi
yang dialami dengan memberikan tanda cek list (√)
4. Isilah titik yang tersedia dengan jawaban yang benar

A. Karakteristik responden

1. Inisial Ibu :………………………………

2. Apakah anak ibu diberikan imunisasi dengan lengkap :

a. Ya b. Tidak

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Ibu :

1. Tidak Sekolah

2. Tamat SD

3. Tamat SLTP

4. Tamat SLTA

5. Perguruan Tinggi

4. Status Pekerjaan Ibu :

1. Ibu Rumah Tangga

2. Karyawan Swasta

3. PNS

5. Berapa jarak rumah ibu ke tempat imunisasi :

……………………………………….
6. Berapa penghasilan keluarga dalam satu bulan :
………………………………………...

B. Pengetahuan

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar.
1. Apakah pengertian imunisasi itu …..
a. Suatu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit
b. Suatu upaya untuk menyembuhkan penyakit menular
c. Upaya untuk bebas dari kuman
d. Pemberian makanan tambahan
2. Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi…..
a. Polio, campak, hepatitis B, TBC, difteri, pertusis, tetanus
b. DBD, malaria, dan tifus
c. Hanya polio dan TBC
d. Hanya campak dan Tetanus
3. Apa manfaat imunisasi….
a. Sebagai pencegahan terhadap penyakit
b. Sebagai pengobatan penyakit menular
c. Supaya menambah nafsu makan pada anak
d. Tidak tahu
4. Sejak umur berapakah bayi boleh diimunisasi….
a. Sejak umur 0 bulan
b. Sejak umur > 1 tahun
c. 2 tahun
d. 5 tahun
5. Apakah ibu mengetahui jenis imunisasi apa yang harus diberikan kepada bayi
baru lahir….
a. DPT
b. HB 0
c. Campak
d. Polio
6. Jenis imunisasi apa saja yang harus diberikan kepada bayi kurang dari 9
bulan….
a. DPT, BCG, Polio
b. Hepatitis B, Campak
c. TT
d. MMR
7. Imunisasi apa yang digunakan untuk mencegah penyakit Hepatitis B….
a. Hepatitis B
b. BCG
c. Campak
d. Polio
8. Bagaimana cara pemberian imunisasi Hepatitis B….
a. Suntik
b. Tetes
c. Diminum
d. Dioles
9. Dimanakah imunisasi Hepatitis B diberikan ….
a. Rumah
b. Posyandu/ puskesmas/ RS
c. Kantor kelurahan
d. Tidak tahu
10. Apakah ibu mengetahui, umur berapa bayi harus diberi imunisasi campak….
a. 0-7 hari
b. 2 bulan
c. 5 bulan
d. 9-11 bulan
11. Berapa kali bayi harus diberi imunisasi campak….
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
12. Apakah ibu mengetahui bagaimana cara pemberian imunisasi campak….
a. Ditetes
b. Disuntik
c. Diminum
d. Tidak tahu
13. Berapa kali bayi diberi imunisasi BCG….
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
14. Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit apa….
a. TBC
b. Tifus
c. Campak
d. Polio
15. Apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi DPT….
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
16. Apakah ibu mengetahui berapa kali bayi diberi imunisasi polio…
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
17. Menurut ibu imunisasi polio untuk mencegah penyakit apa….
a. TBC
b. Tifus
c. Campak
d. Polio
18. Menurut ibu bagaimana cara pemberian imunisasi polio….
a. Disuntik
b. Ditetes
c. Diminum
d. Tidak tahu
19. Dimanakah imunisasi polio diberikan….
a. Di RS/ puskesmas/ posyandu
b. Di rumah kader
c. Di kelurahan
d. DI kecamatan
20. Imunisasi apa yang diberikan terakhir kali….
a. DPT
b. BCG
c. Campak
d. Polio

C. Sikap
Keterangan :
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
S : setuju
SS : sangat setuju
Berilah tanda check list (√)

No Pernyataan STS TS S SS

1 Menurut saya bayi yang baru lahir (0-7


hari) boleh langsung diberikan
imunisasi.

2 Saya akan memberikan imunisasi DPT


walaupun nantinya akan demam

3 Saya akan tetap memberikan imunisasi


pada anak saya walaupun biayanya
mahal

4 Saya akan tetap memberikan imunisasi


pada anak walaupun petugasnya kurang
ramah.

5 Saya akan tetap memberikan imunisasi


pada anak saya walaupun sedang sakit.

6 Saya akan tetap memberikan imunisasi


pada anak saya walaupun dilarang oleh
keluarga
7 Walapun saya sibuk bekerja, saya akan
tetap memberikan imunisasi..

8 Saya tidak akan memberikan imunisasi


pada anak saya karena anak akan
demam

9 Saya tidak akan memberikan imunisasi


pada anak saya karena jaraknya sangat
jauh.

10 Menurut saya imunisasi tidak perlu


diberikan kepada anak saya karena tidak
ada manfaatnya

11 Saya tidak akan memberikan imunisasi


kepada anak saya sebelum usianya
diatas satu bulan

12 Anak yang di imunisasi lebih sering


sakit dibandingkan dengan anak yang
tidak di imunisasi

13 Saya tidak akan memberikan imunisasi


kepada anak saya karena kasihan bila di
suntik

14 Saya datang ke posyandu hanya untuk


menimbang bukan untuk imunisasi
Output Analisa Univariat dan Bivariat

Analisa Univariat

Kele ngkapan Im unis as i

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Lengkap 14 14.0 14.0 14.0
Lengkap 86 86.0 86.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tingkat pengetahuan

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang 26 26.0 26.0 26.0
Cukup 16 16.0 16.0 42.0
Baik 58 58.0 58.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tingkat pendidikan

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 23 23.0 23.0 23.0
Tinggi 77 77.0 77.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pek er jaan

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Bekerja 15 15.0 15.0 15.0
Tidak Bekerja 85 85.0 85.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penghas ilan

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid KURANG (apabila <
17 17.0 17.0 17.0
UMR)
CUKUP (Apabila= UMR) 63 63.0 63.0 80.0
TINGGI (Apabila > UMR) 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Jarak

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid JAUH ( Apabila
25 25.0 25.0 25.0
>500 meter)
DEKAT (Apabila
75 75.0 75.0 100.0
<500 meter)
Total 100 100.0 100.0

SIKAP

Cumulativ e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 52 52.0 52.0 52.0
Positif 48 48.0 48.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Analisa Bivariat

Tingkat pengetahuan * Kele ngk apan Im unisasi Cr os s tabulation

Kelengkapan
Imunisas i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Tingkat Kurang Count 12 14 26
pengetahuan % w ithin Tingkat
46.2% 53.8% 100.0%
pengetahuan
Cukup Count 0 16 16
% w ithin Tingkat
.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan
Baik Count 2 56 58
% w ithin Tingkat
3.4% 96.6% 100.0%
pengetahuan
Total Count 14 86 100
% w ithin Tingkat
14.0% 86.0% 100.0%
pengetahuan

Chi-Square Te s ts

Asy mp. Sig.


Value df (2-s ided)
Pearson Chi-Square 30.294 a 2 .000
Likelihood Ratio 27.704 2 .000
Linear-by -Linear
23.374 1 .000
Ass ociation
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (33.3%) hav e ex pec ted count less than 5. The
minimum ex pec ted count is 2.24.

Ris k Estim ate

V alue
Odds Ratio f or a
Tingkat pengetahuan
(Kurang / Cukup)
a. Risk Estimate s tatistic s cannot be computed. They
are only computed f or a 2*2 table w ithout empty cells.
Tingkat pendidik an * Ke le ngk apan Im unis as i Cros stabulation

Kelengkapan
Imunisas i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Tingkat pendidikan Rendah Count 12 11 23
% w ithin Tingkat
52.2% 47.8% 100.0%
pendidikan
Tinggi Count 2 75 77
% w ithin Tingkat
2.6% 97.4% 100.0%
pendidikan
Total Count 14 86 100
% w ithin Tingkat
14.0% 86.0% 100.0%
pendidikan

Chi-Square Te s ts

A sy mp. Sig. Ex ac t Sig. Ex ac t Sig.


V alue df (2-s ided) (2-s ided) (1-s ided)
Pearson Chi-Square 36.153 b 1 .000
Continuity Correctiona 32.153 1 .000
Likelihood Ratio 30.601 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
35.791 1 .000
A ss ociation
N of V alid Cas es 100
a. Computed only f or a 2x 2 table
b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 3.
22.
Ris k Estim ate

95% Conf idence


Interval
V alue Low er Upper
Odds Ratio f or Tingkat
pendidikan (Rendah / 40.909 8.054 207.796
Tinggi)
For c ohort Kelengkapan
Imunis as i = Tidak 20.087 4.842 83.323
Lengkap
For c ohort Kelengkapan
.491 .320 .754
Imunis as i = Lengkap
N of V alid Cas es 100

Pek er jaan * Kele ngkapan Im unis as i Cros stabulation

Kelengkapan
Imunisas i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Pekerjaan Bekerja Count 8 7 15
% w ithin Pekerjaan 53.3% 46.7% 100.0%
Tidak Bekerja Count 6 79 85
% w ithin Pekerjaan 7.1% 92.9% 100.0%
Total Count 14 86 100
% w ithin Pekerjaan 14.0% 86.0% 100.0%

Chi-Square Te s ts

Asy mp. Sig. Ex ac t Sig. Ex ac t Sig.


Value df (2-s ided) (2-s ided) (1-s ided)
Pearson Chi-Square 22.676 b 1 .000
Continuity Correctiona 18.996 1 .000
Likelihood Ratio 16.888 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
22.449 1 .000
Ass ociation
N of Valid Cas es 100
a. Computed only f or a 2x 2 table
b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 2.
10.
Ris k Estim ate

95% Conf idence


Interval
Value Low er Upper
Odds Ratio f or Pekerjaan
15.048 4.057 55.806
(Bekerja / Tidak Bekerja)
For c ohort Kelengkapan
Imunisas i = Tidak 7.556 3.056 18.678
Lengkap
For c ohort Kelengkapan
.502 .291 .865
Imunisas i = Lengkap
N of Valid Cases 100

Penghas ilan * Ke lengkapan Im unis as i Cross tabulation

Kelengkapan
Imunisas i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Penghas ilan KURANG (apabila < Count 5 12 17
UMR) % w ithin Penghasilan 29.4% 70.6% 100.0%
CUKUP (Apabila= UMR) Count 8 55 63
% w ithin Penghasilan 12.7% 87.3% 100.0%
TINGGI (Apabila > UMR) Count 1 19 20
% w ithin Penghasilan 5.0% 95.0% 100.0%
Total Count 14 86 100
% w ithin Penghasilan 14.0% 86.0% 100.0%

Chi-Square Te s ts

Asy mp. Sig.


Value df (2-s ided)
Pearson Chi-Square 4.788a 2 .091
Likelihood Ratio 4.498 2 .106
Linear-by -Linear
4.352 1 .037
Ass ociation
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (33.3%) hav e ex pec ted count less than 5. The
minimum ex pec ted count is 2.38.
Ris k Estim ate

V alue
Odds Ratio f or
Penghas ilan (KURA NG a
(apabila < UMR) / CUKUP
(A pabila= UMR))
a. Risk Estimate s tatistic s cannot be computed. They
are only computed f or a 2*2 table w ithout empty cells.

Jarak * Kele ngkapan Im unis as i Cross tabulation

Kelengkapan
Imunis as i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
Jarak JA UH ( A pabila Count 11 14 25
>500 meter) % w ithin Jarak 44.0% 56.0% 100.0%
DEKAT (A pabila Count 3 72 75
<500 meter) % w ithin Jarak
4.0% 96.0% 100.0%

Total Count 14 86 100


% w ithin Jarak 14.0% 86.0% 100.0%

Chi-Square Te s ts

A sy mp. Sig. Ex ac t Sig. Ex ac t Sig.


V alue df (2-s ided) (2-s ided) (1-s ided)
Pearson Chi-Square 24.917 b 1 .000
Continuity Correctiona 21.705 1 .000
Likelihood Ratio 21.505 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by -Linear
24.668 1 .000
A ss ociation
N of V alid Cas es 100
a. Computed only f or a 2x 2 table
b. 1 cells (25.0%) hav e expec ted count les s than 5. The minimum ex pec ted count is 3.
50.
Ris k Estim ate

95% Conf idence


Interval
V alue Low er Upper
Odds Ratio f or Jarak
(JA UH ( A pabila >500
18.857 4.654 76.400
meter) / DEKA T (Apabila
<500 meter))
For c ohort Kelengkapan
Imunis as i = Tidak 11.000 3.334 36.291
Lengkap
For c ohort Kelengkapan
.583 .411 .828
Imunis as i = Lengkap
N of V alid Cas es 100

SIKAP * Ke lengk apan Im unisasi Cros s tabulation

Kelengkapan
Imunisas i
Tidak
Lengkap Lengkap Total
SIKA P Negatif Count 13 39 52
% w ithin SIKA P 25.0% 75.0% 100.0%
Positif Count 1 47 48
% w ithin SIKA P 2.1% 97.9% 100.0%
Total Count 14 86 100
% w ithin SIKA P 14.0% 86.0% 100.0%

Chi-Square Te s ts

A sy mp. Sig. Ex ac t Sig. Ex ac t Sig.


V alue df (2-s ided) (2-s ided) (1-s ided)
Pearson Chi-Square 10.887 b 1 .001
Continuity Correctiona 9.067 1 .003
Likelihood Ratio 12.788 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by -Linear
10.778 1 .001
A ss ociation
N of V alid Cas es 100
a. Computed only f or a 2x 2 table
b. 0 cells (.0%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum expected c ount is 6.
72.
Ris k Estim ate

95% Conf idence


Interval
V alue Low er Upper
Odds Ratio f or SIKA P
15.667 1.962 125.126
(Negatif / Pos itif )
For c ohort Kelengkapan
Imunis as i = Tidak 12.000 1.631 88.293
Lengkap
For c ohort Kelengkapan
.766 .651 .901
Imunis as i = Lengkap
N of V alid Cas es 100
KEMENTERIAN AGAMA
I-INTvE,RSITAS ISLAM NEGEfu t UIN )
I ltL. SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
\ilI I FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. . (62-21)74716118 Fax: (62-21)14M98s
JI. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fkik@uinjkt.ac.id

cipura! r8 nli zan


Nomor : Un.0l /F I O/KM -Al .21 ,L\7 n013
Lampiran :-
Hal : Permohonan Izin Uji Validitas dan Reliabilitas

Kepada Yang Terhorma!


Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
Jl. Witanaharja Komp. Sasmita Jaya Pamulang
di
Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa
diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Faltor-faktor yang
Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung".
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan uji
validitas dan reliabilitas atas nama :
Nama Yanti Mulyanti
NIM r 09 I 0400003 I
Semester VIII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terima


kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A,n. Dekan
Wakil Dekan
Bi Akademik,

iauhari Widjajakusumah, AIF., PFK


Tembusan:
l. Dekan FKIK
2. Ka. UPT Puskesmas Ciputat Timur
3. Ka. UPT Puskesmas Situ Gintung
KEMENTERIAN AGAMA
TJMVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
SYARIF HIDAYATILLAH JAKARTA
FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputar 15419 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fl<ik@uinjkt.ac.id

Ciputat, l) Jtni}Al3
Nomor : Un.0l/Fl0/KM.01.2/ AJoT /20t3
Lampiran : -
Hal : Perrnohonan rzin uji valitlitas dan Relibititas

Kepada Yang Terhormat,


Kepala Puskesmas Ciputat Timur
di
Ciputat

Assalamutalaikum'Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa
diperlukan penyusunan Slaipsi yang berjuduf "Faktor-faktor yang
Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di
Wilayah Keda Puskesmas Situ Gintung".
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan uji
validitas dan relibilitas atas nama :
Nama Yanti Mulyanti
NIM I 09 I 0400003 I
Semester VM
hogram Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan IIIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan banfuan saudara kami ucapkan terima


kasih.

Wassalamunalaikum Wr-'Wb.

.Djauhari Widjajakusumah, AIF., PFK


Ternbusan:
Dekan FKIK
KEMEI{TBRIAN AGAMA
LINTVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
I IID. SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA
Lrn I FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. : (62-21)74716718 Fax : (62-21) 7404985
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419 Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : fkik@uinjkt.ac.id

ciputal/E Juli 2013


Nomor : Un.OllF i 0/I(M .Al .213d fb n}l3
Lampiran :-
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yang Terhormat,


Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
Jl. Witanaharja Komp. Sasmita Jaya Parnulang
di
Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum lVr. Wb.


Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswa
diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang
Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia l-5 tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung".
Sehubungan dengan itu kami mohc'n diberikan izin melaksanakan
penelitian atas nama :
Nama : Yanti Mul,vanti
NIM : 109104000031
Semester : Vlll
Program Studi : ilrnu Keperarvatan
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidavatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara karni ucapkan terima


kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A.'n, l)ekan

Widiajakusumah, AIF., PFK


Tembusan:
I. Dekan FKIK
7. Ka. UPT Puskesmas Ciputat'Iimur
3. Ka. UPT Puskesmas Situ Cintung
'',

KEMENTERIAN AGAMA
T.INIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
r. Kertamukti No. 5 pisans'n ciputat r54re l;l** $#llJ:Xlilif ;fif:';Uffi:i.,.
;

Ciputat 17 lwlzDn
Nomor : Un.0l/F10/I(M.0 1.2f?-70 Ztzan
Lampiran : -
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yang Terhormat


Kepala Puskesmas Situ Gintung
Jl. Kampung Bulak Rt 03 Rw 0l Serua Ciputat
di
Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum'Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perk*liahan mahasiswa
diperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Fakf,or-faktor yang
Berhubungan Dengan Kelengkapan lmunisasi Dasar Balita Usia 1-5 tahun di
Wilay'ah Kerja Puskesmas Situ Gintung".
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin nnelaksanakan
penelitian atas nama :
Nama Yanti Mulyanti
NIM I 09 I 0400003 I
Semester VIII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu I(esehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatiart dan bantuan saudara kami ucapkan terima


kasih.

"^I,ffi.
lYassalam u'alaikn m Wr.#h,

Uf.{r#
'=r.{ffi Fdr.n.M i Widjajakusumafu AIF., PFK
Tembusan:
Dekan FKIK
PIMIRII{TAH KOTA TANGERAI\G SELATAI{
DII{ASKESEMN
Jl. Witana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27
Telp. 021 - 7441557, Fa>r. 021 - 744lLi6 - pamulang

Pamulang,24 Juli2013
Nomor 800 /or:q6 / Dinkes/ Vll / 2013 I(epada Yth,
Lampiran Dekan
Perihal Pemberian lzin Uji Validasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pan Reliabilitasi Fakultas l(edokteran dan Ilmu Kesehatan

di -
TEMPAT

Sehubungan dengan adanya surat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakafta Fakultas
Kedokteran dan llmu Kesehatan, Nomor : Un.O1/ F10/KM.0l.2l 3657 12013, tanggal 1g

Jrrli 2013 perihal :Permohonan lzin UjiValidasi dan Reliabilitasi atas nama:

Nama Yanti Mu lyanti


NIM I 09 I 0400003 I

Program Studi Ilmu Keperawatan


Tema "Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
lmunisasi Dasar Balita Usia l-5 tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas S itu Gintung"

Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan Izin Uji Validasi dan
Reliabilitasi yang di{akukan oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, aclapun
dalam hal petaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Kepala UPT Puskesmas
yang akan dikunj r"rngi.

Demil<ian atas perhatian dan kerja saman erima kasih.

KEPALA DIN KESEHATAN


KOT.A TANGE NG SELATAN

7
DADANG, S.Ip.N'I. Epid
embina Tk I
1990031 006
Tembusan :Yth
l. Wali l(ota Tangerang Selatan, (sebagai Iaporan) ;
Z. I(epala UPT Puskesmas Situ Gintung di I(ota Tangerang Selatan;
3. Yang Bersangkutan.
PBI}IHRIFF,fAH KOTA TAFTGNTT*AryC $ELATAFT
I}$TA$ KESfrHATAN I(T}:FA TAilTGE*ANG SSLATAN
PTT$KESMAS $ITTT GINTT}NG
Ja'lan Serna Raya Kampnng Bueran RTIRW'S8i(}2, Keeanatffi Ciputat - Tangvrang Selatan

SURAT KETERANGAN
Nomor: 8001 005/PKM.SG/I}U20 13

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

Jabatan : Kepala UPT Puskesmas Situ Gintung

Dengan ini menerangkan batrwa :

Nama Yanti Mulyanti

NIM 1 09 1 0400003 1

Fakultas Kedokteran dan IImu Kesehatan

.Iurusm Ilmu Keperawatan

Menyatakan telah melakukan penelitian di Puskesrnas Situ Gintung dari tan ggal 2l
Agustus sampai dengan 28 Agustus 2013.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestirrya.

Seru& 9 Agusers 2013

Kep*l* UPT Puskesm*s SifE Ginfung

Kota Tangerang Selatan

ffi. Sri Naikowati Ninesih,S.ST.


IwP. t97'04A2 tggtOl 2 001

Anda mungkin juga menyukai