Anda di halaman 1dari 12

berasal dari bahasa Inggris,

berarti banyak sedangkan berarti jenjang atau tingkat. Adapun marketing berarti
pemasaran. Jadi dari kata tersebut dapat dipahami bahwa

Dalam pengertian “Marketing” sebenarnya tercakup arti menjual dan selain arti
menjual, dalam marketing banyak aspek yang berkaitan dengannya antara lain ialah
produk, harga, promosi, distribusi dan sebagainya. Jadi

adalah sebuah sistem


pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen
dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran.
Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa

Menurut Royan, MLM atau Multi Level Marketing dikenal juga


sebagai network marketing merupakan salah satu metode pemasaran wirausaha
dengan memanfaatkan sistem jaringan (network).
Jika pada periode tertentu seorang mitra
tidak melakukan pembelian produk, maka dia
walau
Setiap orang akan mendapat keuntungan
pun jalur dibawahnya menghasilkan omzet
dari aktifitas jual beli yang dilakukannya.
yang tidak terhingga.
.

Setiap orang yang bergabung


dengan bisnis MLM dan ingin
mendapatkan bonus yang lebih
besar, maka
Mereka yang ada di bawah, tetapi bisa dengan
membangun organisasi yang lebih
membeli sejumlah produk yang
besar daripada yang mengajaknya,
memenuhi syarat untuk
maka yang bersangkutan
mendapatkan bonus,dan

yang
daripada orang yang mengajaknya di
bisa menghasilkan omzet.
atas.
Sistem matrix ini pengembangan
jaringannya
saja dan
begitu pula selanjutnya ke bawah.
Sistem Binary Plan ini Jenis sistem ini muncul untuk
mengakali sistem binary yang
dianggap money game.

. Semakin seimbang
jaringan dan omset bisnis dalam
perusahaan MLM seperti ini,
semakin besar bonus yang terima.
Sistem ini
Namun jika tidak seimbang, maka
. Semakin
bonus-bonus tersebut mengalir
deras ke dalam perusahaan banyak frontline, semakin besar pula bonus
yang diterima. Namun kelemahannya adalah
seorang agen harus mengurus semuanya
sendiri. Sistem ini juga memungkinkan
downline untuk melebihi upline-nya
Syeikh Hasan bin Ali bin Abdilhamid Al Atsari Hafidzahullah Ta’ala berkata seputar
permasalahan ini:
“Sesungguhnya (termasuk) kewajiban ulama terpercaya dan para penuntut ilmu yang
konsisten, adalah mengangkat problematika aktual, atau permasalahan kontemporer, yang
masih sulit dipahami oleh sebagian kaum muslimin-atau banyak dari mereka, sehingga Allah
berfirman:

ً ‫وَ ِه ْم َوٱ ْشت َ ََ ْو ۟ا ِب ِهۦ ث َ َمنًا قَ ِل‬


َ ْ‫يًل ۖ ََ ِبئ‬
َ‫س َما َي ْشت َ َُون‬ ُ ‫اس َو ََل ت َ ْكت ُ ُمونَهُۥ ََنَ َبذُوُُ َو ََا َء‬
ِ ‫ظ ُه‬ ِ ‫ب لَت ُ َب ِينُنههُۥ ِللنه‬ ۟ ُ ‫ٱَّللُ ِمي َٰث َقَ ٱلهذِينَ أُوت‬
َ َ ‫وا ْٱل ِك َٰت‬ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخ َذ ه‬
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu):”Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya,” [Q.S. Ali Imran: 187].

Dan sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:


“Akan datang kepada manusia suatu zaman (ketika itu) seorang tidak lagi perduli dengan apa
yang dia dapatkan, apakah dari yang halal atau haram.” [H.R Bukhari (2059) dan (2083)].
Masalah di dalam bisnis MLM sering terjadi bila sistem komisi menjurus pada money game. Biaya
keanggotaan bawahan secara virtual telah dibagikan menjadi komisi promotor sementara harga
barang menjadi terlalu mahal untuk menutupi pembayaran komisi kepada promotor. Dalam
jangka panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi telah melebihi
harga barang dikurangi harga produksi.

Karena sulit membedakan antara MLM dengan money game, akibatnya MLM sering mendapat
citra buruk di mata masyarakat hingga masyarakat mulai memandang apriori terhadap bisnis
MLM. Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang menggunakan istilah-istilah baru, seperti affiliate
marketing atau homebased business franchising. Bahkan bisnis network marketing sendiri sering
menyatakan bahwa mereka tidak sama dengan MLM. Masalahnya banyak bisnis dengan skema
piramida (money game) berusaha mendapatkan legitimasi ibaratnya bisnis MLM.

Semua ini tidak terjamin keselamatannya, karena hal seperti ini dibangun di atas pembayaran
uang kontan yang jelas diketahui untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih banyak, namun
tidak ada kejelasannya.
adalah perusahaan yang menerapkan sistem
pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang berjenjang, dengan
menggunakan konsep syariah, baik dari sistemnya maupun produk yang dijual.

Ketentuan mengenai MLM Syariah telah diatur

yang termasuk di dalamnya adalah MLM sebagaimana yang


telah dipraktikkan oleh masyarakat.

Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa penjualan langsung berjenjang adalah


cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran (network
marketing) yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah
perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut (DSN MUI, 2009).
Dapat diketahui bahwa metode penjualan
sebagaimana yang telah dipraktikkan
oleh masyarakat. Sehingga dikeluarkannya fatwa oleh DSN-MUI tersebut
adalah untuk memberikan pedoman kepada masyarakat secara jelas mengenai
praktik Multi Level Marketing yang mana sesuai dengan koridor syari’ah
sebagaimana diatur dalam Fatwa Tentang Pedoman Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah (PLBS).
Transaksi tersebut tidak mengandung
Barang/jasa yang unsur gharar (penipuan), maysir (judi),
diperdagangkan bukan dharar (bahaya), dzulm (aniaya/merugikan
sesuatu yang diharamkan salah satu pihak, dan maksiat
atau yang dipergunakan untuk
sesuatu yang haram. Tidak ada kenaikan
harga/biaya yang berlebihan
(excessive mark up) sehingga
merugikan konsumen karena
Ada objek transaksi riil yang tidak sepadan dengan
diperjualbelikan berupa kualitas/manfaat yang
barang atau jasa; diperoleh

Bonus yang diberikan oleh Komisi yang diberikan harus


perusahaan kepada anggota (mitra berdasarkan prestasi kerja
usaha) harus jelas jumlahnya ketika nyata dan harus menjaid
dilakukan transaksi atau akad sesuai pendapatan utama mitra usaha
dengan target penjualan barang dan dalam PLBS (Penjualan
jasa yang ditetapkan oleh perusahaan Langsung Berjenang Syariah).
Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan
dan acara seremonial yang dilakukan tidak
Pemberian komisi/bonus oleh mengandung unsur yang bertentangan dengan dengan
perusahaan kepada anggota akidah. Syari’ah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus,
(mitra usaha) tidak maksiat, dan lain sebagainya;
menimbulkan ighra’

Tidak ada eksploitasi dan


Tidak boleh ada ketidakadilan dalam
komisi/bonus secara pasif pembagian bonus antara
yang diperoleh secara anggota pertama dengan
regular tanpa melakukan anggota berikutnya
pembinaan dan atau
penjualan barang dan jasa
Setiap mitra usaha berkewajiban
melakukan pembinaan dan
pengawassan kepada anggota
Tidak melakukan kegiatan money game yang direkrutnya.
Menjual produk yang diperjual-belikan dalam sistem MLM dengan harga yang
jauh lebih tinggi dari harga biasa, ini sangat tidak dianjurkan dalam Islam, malah 1
menurut sebagian ulama, aqad seperti ini adalah tidak sah.

MLM yang mensyaratkan pencapaian target penjualan sebagai syarat komisi, menyebabkan
adanya unsur kezaliman terhadap anggota dan adanya kewajiban penjualan bersyarat
dengan syarat yang ditentukan sepihak merupakan penindasan. Pada dasarnya, komisi 2
yang diambil atas usaha menjual sesuatu barang adalah adalah boleh menurut Syari’ah.

Jika usahanya hanyalah dengan mencari anggota bawahanya (downline). Setiap kali ia
mendapat anggota baru, maka diberikan beberapa persen dari pembayaran anggota baru
tersebut kepadanya. Semakin banyak anggota baru maka semakin banyak jualah 3
bonusnya. Ini adalah bentuk riba karena memperdagangkan sejumlah uang untuk
mendapat uang yang lebih banyak di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai