JM jangan sampai terbujuk oleh tawaran bisnis yang dapat
menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat dan cepat dengan bergabung dalam bisnis yg belum jelas kehalalannya. Saat ini dimasyarakat telah berkembang sistim pemasaran barang dan jasa yg menggunakan sistim MLM (Multi Level Marketing). Berbagai inovasi telah dilakukan terhadap sistim pemasaran tersebut, namun intinya adalah sama, yaitu dijumpai adanya UPLINE (promotor) dan DOWNLINE (bawahan). Upline adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan downline adalah anggota baru yg mendaftar atau direkrut olih promotor.
Bentuk sistim pemasaran ini belum dapat dipastikan
kesesuaiannya dengan prinsip syariah (kehalalannya), namun sudah banyak masyarakat yg bergabung didalamnya tanpa mencermati terlebih dahulu kehalalannya. Banyak yg tertarik karena penawaran bonus yg menggiurkan seperti uang tunai dalam jumlah besar, rumah mewah, mobil mewah, berlibur dengan naik kapal pesiar, mewah sampai ibadah umrah dll. Pengertian MLM adalah sistim penjualan yg memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Sistim penjualan ini menggunakan beberapa level (tingkatan) didalam pemasaran barang dagangannya. Akan tetapi pada beberapa sistim tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu. Komisi yg diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yg otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan. Harga barang yg ditawarkan ditingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yg menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.