Anda di halaman 1dari 86

UNIT 1.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN PRATIKUM

PENDAHULUAN
Mata kuliah Keperawatan Dasar I membahas tentang berbagai konsep, prinsip dan
keterampilan klinis keperawatan untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan manusia
yang mencakup kebutuhan dasar manusia, pengukuran tanda – tanda vital dan pemeriksaan
fisik. Kebutuhan dasar yang dimaksud adalah kebutuhan eliminasi; kebutuhan rasa aman dan
nyaman, kebutuhan kebersihan dan perawatan diri serta istirahat tidur. Pengalaman belajar
meliputi pembelajaran di kelas dan di laboratorium keperawatan secara daring.

PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KDM I


1.1. Capaian Pembelajaran
Adapun capaian pembelajaran mata kuliah antara lain:
1). Mendemonstrasikan berbagai prosedur pengkajian keperawatan yang mencakup
pengukuran tanda vital, pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik
2). Menguasai teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan praktik keperawatan yang untuk
memenuhi kebutuhan eliminasi
3). Menguasai teknik, dan prosedur pelaksanaan tindakan praktik keperawatan yang dilakukan
secara mandiri atau berkelompok, untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman
4). Menguasai teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan kebersihan dan perawatan diri
5). Menguasai teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan praktik keperawatan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan istirahat tidur

1.2. Cara Menggunakan Modul Praktikum


Cara menggunakan modul pembelajaran praktikum KD I dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1). Pre Konferens
- Sebelum pelaksanaan praktikum mahasiswa diwajibkan membaca kembali teori terkait
prosedur yang akan dilaksanakan.
- Mendiskusikan tentang teori dan keterampilan/prosedur yang akan dicapai dengan

1
pembimbing
2). Pelaksanaan
- Melakukan analisa kasus fiktif yang terdapat dalam Modul
- Latihan membuat asuhan keperawatan dari kasus fiktif pemicu.
- Mempersiapkan alat-alat sesuai prosedur yang akan dilaksanakan
- Mengimplementasikan prosedur yang terkait dengan mengacu pada Lembar Kerja
Prosedur yang terdapat dalam Modul Pembelajaran Praktikum KD I.
- Pembimbing mengobservasi pelaksanaan prosedur yang dilakukan mahasiswa dan
memberikan masukan/komentar terhadap perkembangan latihan mahasiswa yang dicatat
dalam Lembar Catatan Perkembangan Praktikum Mahasiswa.
- Sebagai latihan mandiri, pembimbing dapat menugaskan mahasiswa untuk memperdalam
latuhan setiap prosedur dengan cara melakukan latihan di luar jam kegiatan praktikum
(dengan berkordinasi sebelumya dengan petigas laboratorium) maupun mempelajari dari
media lainnya.
3). Post Konferens
Mendiskusikan hambatan dan kesulitan yang dialami selama melakukan latihan ketrampilan
profesional
4). Evaluasi
Sesuai dengan jadwal pada RPS mahasiswa akan dievaluasi untuk melakukan setiap
prosedur oleh pembimbing masing-masing. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
panduan pada Lembar Kerja Prosedur yang juga berfungsi sebagai Lembar Evaluasi
Penilaian mahasiswa dengan cara menjumlahkan skor yang dicapai mahasiswa untuk tiap
langkah pencapaian prosedur. Mahasiswa masuk dalam kelompok yang terdiri dari 6-7
orang, dibimbing dan diuji oleh satu orang dosen.

1.3. Evaluasi Pembelajaran Praktika


Penilaian praktika dilakukan melalui uji kompetensi terhadap keterampilan motorik (dan
sikap) serta kemampuan mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan melalui kasus
fiktif dengan rincian sebagai berikut:
1). Penilaian keterampilan praktika dilakukan pada setiap prosedur dan diukur dengan
menggunakan Lembar Kerja Prosedur yang juga merupakan Lembar Evaluasi Prosedur
untuk mengukur perkembangan latihan mahasiswa dan kemampuan mahasiswa dalam

2
melakukan keterampilan prosedur yang terdapat dalam Modul Pembelajaran Praktikum
KD I (ujian praktika laboratorium secara daring)
2) Penilaian dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan lingkup kebutuhan terhadap 1
lingkup kebutuhan dasar (pemilihan lingkup kebutuhan dasar yang dipilih dapat
dikonsulkan dengan pembimbing) dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
3). Mahasiswa dinyatakan lulus apabila mencapai minimal nilai 3 untuk aspek keterampilan

3
UNIT 2.
KONSEP DASAR DAN PROSEDUR LINGKUP KEPERAWATAN DASAR

2.1. Pokok Bahasan Prosedur: Pengkajian Fisik


2.1.1 Keterampilan yang harus dicapai:
1). Pengukuran Tanda-tanda vital
2). Pemeriksaan Fisik
2.1.2. Konsep dasar prosedur :
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan
Tekanan Darah.
Tujuan:

1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.


2. Mengetahui denyut nadi (Frekuensi, Irama, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah.

Pengukuran suhu
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat panas suatu
benda/makhluk hidup.Suhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormone.
Alat yang digunakan pada pemeriksaan suhu tubuh adalah termometer. Jenis2 termometer yang
biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh adalah termometer air raksa dan digital. Metode
mengukur suhu tubuh:
1) Oral. Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit. Tidak dianjurkan pada
bayi
2) Axilla. Metode yang paling sering di lakukan. Dilakukan 5-10 menit dengan menggunakan
termometer raksa. Suhu aksila lebih rendah 0.6°C (1°F) dari pada oral
3) Rectal.Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
4
- Demam : Jika bersuhu 37,5 ˚C - 38˚C
- Febris : Jika bersuhu 38˚C - 39˚C
- Hipertermia : Jika bersuhu > 40˚C

Pemeriksaan Nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3). Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku.
Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid
berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus

Penghitungan pernafasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit. Faktor yang
mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubuh
5) Aktivitas
Interpretasi
a.Takhipnea: Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
b.Bradipnea: Bila kurang dari 10 x/menit disebut
c.Apnea: Bila tidak bernapas

Pengukuran Tekanan Darah

5
Tekanan yang di alami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung
ke seluruh anggota tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat di ukur melalui nilai sistolik dan
diastolik. Tekanan darah dapat diukur dengan alat sphygmomanometer dan stestoskop untuk
mendengar denyut nadi.
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darahpada usia ≥ 18 tahun: berdasarkan Joint
National Committee VII adalah sebagai berikut :KlasifikasiTekanan Darah TDS*mmHgTD

Klasifikasi Tekanan Darah TDSsatolik mmHg TDDiastolik mmHg


Normal < 120 <80
Pre Hipertensi 120 - 139 80 - 89
Hipertensi Stage 1 140 - 159 90 - 99
Hipertensi Stage 2 >160 >100

Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:


- Lengan atas
- Pergelangan kaki

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan pada pasien dengan teknik
Cephalocaudal melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Tujuan pemeriksaan fisik adalah:
1). Menilai status kesehatan kesehatan pasien,
2). Mengidentifikasi faktor resiko kesehatan dan tindakan
3). Sebagai upaya pencegahan dan mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan,
4). Mengevaluasi terhadap perawatan dan pengobatan pada pasien

6
2.1.3. Lembar kerja
Nama : ……………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………
1). Pengukuran Suhu
No. LANGKAH - LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Menyiapkan alat-alat yang disusun pada
troly atau baki:
- Termometer yang sesuai dengan kondisi
pasien
- Tissue
- Lubrikan / pelumas
- Pensil dan kertas pencatat
- Sarung tangan
- Bengkok / plastik
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan pada pasien tentang
pentingnya pengukuran suhu dan
bagaimana prosedur itu dilakukan
4. DI ORAL
a. Membersihkan termometer dari bawah ke
atas dan pegang termometer di ujung atas
termometer
b. Menurunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan 35◦C dengan cara
menggoyang-goyangkan termometer. Posisi
termometer saat membaca angka adalah
sejajar dengan mata
c. Meminta pasien untuk membuka mulutnya
dan letakkan termometer di bawah lidah di
kantong posterior sublingual secara tepat
d. Memerintahkan pasien untuk menahan
termometer dengan bibir, tidak dengan gigi
e. Memerintahkan untuk menahan hingga 3
sampai 8 menit
f. Mengangkat termometer dan baca
termometer sejajar dengan mata
g. Membersihkan termometer dari atas ke
bawah
h. Mencuci termometer dengan air sabun,
bilas dengan air dan keringkan serta
letakkan di tempat yang aman
i. Mencuci tangan
5. DI REKTAL
a. Memasang skerm penutup dan buka daerah

7
No. LANGKAH - LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
yang perlu saja
b. Membersihkan termometer dari bawah ke
atas dan pegang termometer di ujung atas
termometer
c. Menurunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan 35◦C dengan cara
menggoyang-goyangkan termometer. Posisi
termometer saat membaca angka adalah
sejajar dengan mata
d. Memberi lubrikan pada ujung termometer
e. Memerintahkan pasien untuk menarik nafas
dalam dan relaksasi. Pada saat itu masukkan
termometer ke anus sedalam 1-2 cm untuk
anak-anak dan 3-5 cm untuk dewasa
f. Jika termometer terasa sulit masuk, jangan
paksakan
g. Menahan termometer 2 hingga 4 menit
h. Mengangkat termometer dengan hati-hati
i. Membersihkan termometer dari atas ke
bawah
j. Membaca skala termometer sejajar dengan
mata
k. Membersihkan anus pasien dari pelumas
atau feses
l. Membantu pasien untuk kembali pada
posisi semula
m. Mencuci termometer dengan air sabun,
bilas dengan air dan letakkan termometer di
tempatnya
n. Mencuci tangan
6. DI AKSILA:
a. Menutup daerah sekeliling pasien
b. Membuat posisi pasien tidur telentang atau
duduk
c. Membersihkan termometer dari bawah ke
atas dan pegang termometer di ujung atas
termometer
d. Menurunkan batas angka pada termometer
hingga menunjukkan 35◦C dengan cara
menggoyang-goyangkan termometer. Posisi
termometer saat membaca angka adalah
sejajar dengan mata
e. Membuka baju pasien
f. Mengeringkan ketiak pasien dengan tissue.
Hal ini dapat dilakukan pasien sendiri
g. Meletakkan termometer dibawah ketiak
dan tangan disilangkan
h. Menahan termometer 5 sampai dengan 10
menit
i. Mengangkat termometer dan bersihkan
termometer dari atas ke bawah
j. Membaca termometer sejajar dengan mata

8
No. LANGKAH - LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
k. Mencuci termometer dengan air sabun dan
bilas dengan air bersih
l. Bila perlu bantu pasien untuk mengenakan
baju kembali
m. Mencuci tangan

2). Pengukuran Nadi


NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Menyiapkan alat-alat yang disusun pada
troly atau baki:
- Jam tangan yang berdetik
- Stetoskop
- Kapas Alkohol dalam tempatnya
- Pena dan kertas pencatat
2. Pengukuran Nadi Radial (Perifer)
Setelah mengukur suhu, lanjutkan
menghitung nadi radial:
- Jika pasien tidur telentang, letakkan
lengan depan menyilang dada bawahnya
dengan pergelangan tangan ekstensi dan
telapak tangan telungkup
- Jika pasien duduk, lekukkan sikunya
90◦ dan support/sokong lengan
bawahnya oleh kursi atau tangan
dengan pergelangan tangan ekstensi dan
telapak tangan telungkup
a. Meletakkan 2 jari telunjuk di atas nadi
radial
b. Menekan nadi radial tersebut dengan
tekanan yang cukup
c. Setelah didapatkan nadinya teratur, mulai
menghitung dalam 15 detik, namun jika
didapatkan nadi tidak teratur, dihitung
dalam 1 menit penuh
d. Memperhatikan keteraturan antara denyut
nadi satu dengan yang lainnya dan
menentukan pula kekuatan/amplitudo nadi
3. Pengukuran Nadi Apikal
a. Memasang sampiran
b. Membersihkan permukaan diapragma
stetoskop dengan kapas alkohol
c. Membuka baju pasien (daerah sternum dan
daerah sisi kiri dada)
d. Meletakkan 2 ujung jari telunjuk di
pertengahan midklavikula interkostal ke-5
dan raba titik dimana terdapat impuls
maksimum
e. Meletakkan diafragma pada pertengahan
midklavikula interkostal untuk menentukan

9
NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
S1 dan S2
f. Ketika S1 dan S2 terdengar teratur,
mulailah menghitung frekuensi nadi
tersebut dalam 30 detik (jika teratur) dan
dalam 1 menit (jika tidak teratur)
g. Merapihkan kembali baju pasien
h. Mencuci tangan

3). Pengukuran Pernafasan

NO LANGKAH-LANGKAH SKOR
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Menyiapkan alat-alat yang disusun pada
troly atau baki:
- Jam tangan yang berdetik
- Pena dan kertas pencatat
2. Setelah menghitung nadi, lanjutkan
menghitung pernafasan dengan posisi
tangan perawat tidak dilepas (seperti
menghitung nadi)
a. Menghitung siklus pernafasan pasien (1
inspirasi dan 1 ekspirasi) selama 1 menit
(untuk anak-anak berumur <2 tahun atau
pada orang dewasa yang rate pernafasannya
tidak teratur) atau 30 detik bila rate teratur
b. Menghitung irama dan kedalaman
pernafasan pasien
c. Mencatat hasil pada lembaran dokumentasi
pasien
d. Mencuci tangan
4). Pengukuran Tekanan Darah

NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Menyiapkan alat-alat yang disusun pada
troly atau baki:
- Stetoskop
- Sphigmomanometer
- Pena dan kertas pencatat
- Kapas alkohol dalam tempatnya
2. Mengkaji tekanan darah sebelumnya dan
adanya perubahan status kesehatan dari
lokasi tempat pengukuran
3. Mencuci tangan
4. Menjelaskan pada pasien tentang
pentingnya manfaat pengukuran tekanan
darah dan bagaimana prosedur itu
dilakukan
5. Mengatur posisi pasien yang nyaman.

10
NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
Support lengan depan atas setinggi jantung
dan posisi telapak tangan mengarah keatas
6. Menggulung/buka lengan baju bagian atas
sehingga fossa cubiti terlihat
7. Melilitkan manset dengan bagian sentral
manset diatas arteri brachial dan lebih
kurang 2-3 cm di atas ante cubital
8. Meletakkan manometer sejajar dengan
mata dan jarak ± 1 meter
9. Melakukan palpasi arteri/nadi radial
dengan ujung jari
10. Menutup katup sphigmomanometer.
Naikkan air raksa hingga 30 mmHg diatas
dari nilai dimana nadi radial berhenti
berdenyut
11. Menurunkan air raksa dan tunggu ± 30
detik
12. Memasang stetoskop di telinga dengan
benar
13. Meletakkan diaphragma stetoskop diatas
arteri brachialis dengan tepat dan tidak
menyentuh cuff atau baju
14. Memompa dan naikkan air raksa hingga 30
mmHg lebih tinggi dari Korotkof I
(sistolik) yang terdengar
15. Menurunkan air raksa secara perlahan dan
identifikasi bunyi Korotkof I,II,III,IV
sampai bunyi menghilang yaitu Korotkkof
IV pada anak dan Korotkof V pada orang
dewasa (diastolik)
16. Menurunkan air raksa sampai angka 0
17. Melepaskan manset dan bantu pasien
dengan posisi yang nyaman
18. Merapihkan alat-alat dan perawat mencuci
tangan
19. Mencatat hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital pada lembaran dokumentasi
Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

11
5). Pemeriksaan Fisik
NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Mengkaji kebutuhan pasien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Menyiapkan alat-alat sesuai dengan
kebutuhan pasien:
- Baju pemeriksaan, selimut ekstra
- Alat timbangan, alat ukur meteran
- Flash light
- Stetoskop
- Hammer
- Sarung tangan disposible
- Spekulum hidung
- Spatel lidah
- Bengkok
- Kassa steril di tempatnya
4. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
5. Menjaga privacy pasien
6. Mencuci tangan
7. Memasang selimut ekstra/baju pemeriksaan
8. Menentukan posisi pasien yang tepat untuk
pemeriksaan
9. Menilai penampilan umum dan perilaku
pasien:
- Tingkat kesadaran
- Kebersihan secara umum
- Ekspresi wajah
- Sikap (kooperatif)
- Gaya berjalan
- Bau badan dan mulut
- Postur tubuh
- Keseimbangan
10. Mengukur tinggi badan
11. Mengukur berat badan
12. Menilai status gizi
13. Pemeriksaan kepala:
- Inspeksi: bentuk, simetris, benjolan,
lesi, rambut (warna, distribusi, ketombe,
kutu)
- Palpasi: benjolan nodul, deformitas
(fraktur)
14. Pemeriksaan mata:
- Inspeksi: simetris, lingkaran hitam di
mata, oedema, warna konjungtiva dan
sklera, sekret, refleks pupi, alis dan arah
pertumbuhan bulu mata

12
NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
- Pemeriksaan visus: Snellen chart
15. Pemeriksaan mulut
- Inspeksi: warna mukosa, gigi
(kelengkapan, karies, karang gigi dan
infeksi), gusi (warna dn peradangan),
palatum, lidah (warna, lesi, perdarahan,
tonus), tonsil (warna, pembengkakan
dan sekret)
- Palpasi: bibir dan lidah (nodul dan
massa)
16. Pemeriksaan hidung dan sinus
- Inspeksi: bentuk, mukosa, sekret,
deviasi tulang, polip, pembengkakan
dan temperatur
- Palpasi: sinus (maksilaris, frontalis,
etmoidalis, sphenoidalis)
17. Pemeriksaan telinga
- Inspeksi: daun telinga (simetris, warna,
ukuran), lubang telinga (sekret,
kebersihan, nodul)
- Auskultasi: dengan berbisik
18. Pemeriksaan leher
- Inspeksi: pembengkakan, pembesaran
vena, lesi lubang abnormal
- Palpasi: posisi trachea, pembesaran
Kelenjar Getah Bening (KGB)
19. Pemeriksaan payudara
- Inspeksi: simetris, lesi, puting, areola
mammae, sekret
- Palpasi: massa, pembesaran KGB
20. Pemeriksaan thorax
- Inspeksi: bentuk dada, pernafasan (jenis,
irama, kedalaman), simetris, ekspansi
dada
- Palpasi: temperatur, pengembangan
paru, vokal /tactil fremitus
- Perkusi: seluruh lapangan paru dan
jantung
- Auskultasi: suara nafas normal dan
abnormal
21. Pemeriksaan jantung
- Palpasi : nadi
- Auskultasi : irama jantung, suara
jantung
- Perkusi : posisi jantung
22. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : simetris, pembesaran,
pelebaran pembuluh darah, warna
umbilikus
- Auskultasi : bising usus
- Palpasi : semua kuadran, turgor, massa

13
NO LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
- Perkusi : ukuran hepar, asites, nyeri
lepas dan tekan
23. Pemeriksaan genitalia
- Inspeksi : wanita (kebersihan, clitoris,
labia minor dan mayor, cairan/sekret
yang keluar, nodul dan lesi. Pria
( kebersihan, testis, nodul, lesi,
cairan/sekret yang keluar dan
peradangan)
- Palpasi : massa
24. Pemeriksaan anus
- Inspeksi : kulit, pembesaran pembuluh
darah, polip, keluaran
- Palpasi : massa, spinkter ani
25. Pemeriksaan ekstremitas
- Inspeksi : pergerakan sendi, lesi, massa,
tonus otot dan warna kulit
- Palpasi : temperatur, oedema
26. Merapihkan alat-alat dan perawat cuci
tangan
27. Mencatat hasil pada lembaran dokumentasi

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

14
Catatan Perkembangan Latihan Praktikum Mahasiswa
Catat perkembangan yang sudah dicapai oleh mahasiswa dalam latihan prosedur lingkup kebutuhan ini.
Tuliskanlah langkah kegiatan apa yang masih perlu diperdalam oleh mahasiswa pada prosedur ini.
Tuliskan tugas apa yang perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk memperdalam prosedur tersebut.

Nama Mahasiswa/Kelas:
NIM :
Nama Pembimbing :
No Prosedur Tgl Catatan Latihan 1 Tgl Catatan Latihan 2 Tgl Catatan Latihan 3
Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan
pembimbing pembimbing pembimbing

2.2. Pokok Bahasan Prosedur: Kebersihan diri dan Lingkungan

15
2.2.1 Keterampilan yang harus dicapai:
1). Kebersihan mulut pada pasien yang sadar
2). Kebersihan mulut pada pasien yang tidak sadar atau penurunan kesadaran
3). Memandikan pasien di atas tempat tidur
4). Mencuci rambut pasien di tempat tidur
5). Memasang kap kutu pada pasien di atas temapt tidur
6). Kebersihan kuku tangan dan kaki
7). Melakukan backrub (massage punggung)
8). Perawatan perineal
9). Menyiapkan tempat tidur terbuka
10). Menyiapkan temapat tidur tertutup
11). Mengganti linen dengan pasien di atasnya

2.2.2. Konsep dasar prosedur :


2.2.2.1. Kebersihan Diri
Kebersihan mulut
Kebersihan mulut (oral hygiene) adalah membersihkan gigi dan mulut secara menyeluruh
pada pasien yang terbaring di atas tempat tidur. Kebersihan mulut adalah suatu perawatan mulut
dengan atau tanpa menggunakan antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal
hygiene pasien. Secara sederhana kebersihan mulut dapat menggunakan air bersih, hangat dan
matang. Kebersihan mulut dapat dilakukan bersama pada waktu perawatan kebersihan tubuh
seperti mandi.
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya
mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat
meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut
merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini
berbagai kuman dapat masuk. Kebersihan mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan,
plak, bakteri, gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman.
Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk
adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Kebersihan mulut yang baik memberikan
rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Perawatan kebersihan mulut ditujukan
16
agar pasien memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah
penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan kebersihan mulut dengan
benar.

Memandikan pasien
Mandi adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan personal
hygiene dengan memandikan pasien. Mandi merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus
terpenuhi. Pasien dengan masalah imobilitas fisik atau keadaan sakit mandi tidak selalu
diperhatikan untuk menjaga integritas kulit, karena kulit merupakan pintu masuk utama kuman
pathogen ke dalam tubuh. Kompetensi ini mencakup upaya membersihkan seluruh permukaan
kulit dari bagian wajah, badan, ekstremitas, genetalia, menghilangkan kotoran, mengontrol bau
badan, menstimulasi sirkulasi, dan memberikan rasa nyaman.

Mencuci rambut
Mencuci rambut adalah prosedur menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala
dengan menggunakan sabun atau sampo kemudian di bilas dengan air bersih. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari hari.
Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi
pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress
emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat
mempengaruhi karakteristik rambut. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi
mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk
memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam
melakukan higyene rambut. Perawatan rambut ditujukan agar pasien memiliki rambut dan kulit
kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien
dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.

17
Memasang kap kutu
Memasang kap kutu adalah membungkus kepala dan rambut pasien setelah diberi obat
pembasmi kutu. Tindakan memasang kap kutu dilakukan pada pasien yang berkutu dan jika
keadaan umum pasien memungkinkan untuk dilakukan tindakan ini.

Perawatan kuku tangan dan kaki


Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,
dan cedera pada jaringan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,
kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama
mandi atau pada waktu yang terpisah. Perawatan kaki dan kuku ditujukan agar pasien memiliki
kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, meningkatkan relaksasi dan perasaan nyaman
pada pasien. Indikasi dilaksanakan pada: pasien dengan masalah pada kuku kaki dan tangan
dan pasien lansia

Back Rub (Massage punggung)


Backrub merupakan pijat atau massage punggung yang mempunyai beberapa manfaat,
diantaranya mampu meredakan nyeri, mengurangi kecemasan, meningkatkan kenyamanan,
merelaksasikan otot, dan lainnya. Backrub bertujuan untuk:
1. Melancarkan sirkulasi darah
2. Meningkatkan fungus jaringan syaraf
3. Menurunkan ketegangan otot
4. Menstimulasi sirkulasi kulit
5. Menimbulkan relaksasi
6. Mengurangi nyeri
Tindakan backrub umumnya dilakukan pada pasien dengan gangguan sirkulasi darah pada
daerah punggung akibat posisi tidur seperti pada pasien imobilitas ataupun kesadaran menurun
dan pasien dengan keluhan kekakuan dan ketegangan pada daerah tengkuk dan bahu. Tindakan
ini tidak dapat dilakukan pada pasien dengan lesi atau perlukaan pada daerah punggung, dan
fraktur atau patah tulang pada daerah punggung
Massage akan membantu memperlancar metabolisme dalam tubuh. Massage
mempengaruhi kontraksi dinding kapiler sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya
pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening. Aliran oksigen dalam darah meningkat,

18
pembuangan sisa-sisa metabolic semakin lancar sehingga memacu hormone endorphin yang
berfungsi memberikan rasa nyaman. Macam-macam gerakan massage dan manfaatnya:
1. Mengusap (Efflurage/strocking). Gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan
atau bantalan jari tangan. Gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju
jantung maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot
dan ujung-ujung syaraf.

Gerakan Strocking/Mengusap
2. Meremas (Petrisage). Gerakan memijit/menekan dan meremas dengan menggunakan
telapak tangan atau jari-jari tangan. Teknik ini digunakan pada area tubuh yang berlemak
dan jaringan otot yang tebal.

Gerakan Petrisage

3. Friction.
Gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam menggunakan jari atau
ibu jari. Gerakan ini hanya digunakan pada area tubuh tertentu yang bertujuan untuk
penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat yang berlebih.

19
Gerakan Friction

4. Menggetar (vibration). Gerakan menggetar yang ditimbulkan oleh pangkal lengan dengan
menggunakan telapak tangan ataupun jari-jari tangan.
5. Memukul (tapotement/tapotage). Gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang
jaringan otot, dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Untuk memperoleh hentakan
tangan yang ringan, tidak sakit pada pasien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka
diperlukan fleksibilitas pergelangan tangan. Tapotement tidak boleh dikenakan pada area
yang bertulang menonjol ataupun pada otot yang tegang serta area yang terasa sakit atau
nyeri. Variasi gerakan tapotement, yaitu memukul (beating), mencincang (hacking) dan
menepuk (clapping)

Perawatan Perineal
Perawatan perineal adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
personal hygiene sekitar area perineal. Upaya membersihkan area perineum pada pasien wanita
dengan masalah imobilitas fisik atau keadaan sakit untuk menghilangkan kotoran lendir,
darah lokia, bau, dan merangsang peredaran darah pada vulva. Sementara pada pria untuk
menghilangkan kotoran, lendir, darah, bau, dan merangsang peredaran darah pada penis.
Kebersihan genetalia wanita bagian luar (vulva) atau genetalia pria bagian luar (penis dan
skrotum) dilakukan dengan menggunakan cairan anti septic. Tujuan perawatan perineal adalah:

20
1. Memberikan rasa nyaman,
2. Mencegah terjadinya infeksi dan mengontrol penyebaran infeksi daerah genetalia pasien
3. Mencegah kerusakan kulit dan
4. Mempertahankan kebersihan.
Perawatan perineal diindikasikan pada:
1. Perawatan rutin setiap pagi & sore hari pada ibu post partum
2. Pasien yang mengalami luka pada vulva & perineum
3. Sebelum pemasangan kateter
4. Sebelum pengambilan spesimen urine
5. Pasien yang memakai kateter tetap
6. Sewaktu waktu bila diperlukan

2.4.2.2. Kebersihan Lingkungan


Kebersihan lingkungan di sekitar kamar pasien salah satunya adalah tempat tidur
pasien. Tempat tidur pasien harus terhindar dari infeksi nosocomial dan memberikan kenyaman
dan keamanan pada pasien serta menunjang kesehatan & kesejahteraan hidup pasien. Prinsip
perawatan tempat tidur pasien adalah:
1.    Tempat tidur harus tetap bersih dan rapi
2.    Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotor
3.    Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tempat tidur
1. Hindari kontaminasi pada linen bersih
2. Ketika akan mengganti linen pada tempat tidur pasien, bawa linen sesuai kebutuhan.
Jangan membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
kuman/mikroorganisme dan infeksi nosokomial dari satu pasien ke pasien lainnya.
3. Pada saat memasang linen bersih, bentangkan linen diatas tempat tidur, jangan dikibaskan.
4. Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur pasien, meja, atau peralatan pasien
lainnya.
5. Saat memasang linen/alat tenun pada tempat tidur pasien, gunakan cara yang efektif dan
gunakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.
6. Tempatkan linen/alat tenun yang kotor pada tempat yang tertutup (ember yang ada
tutupnya). Bawa dengan hati-hati, jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan
setelahnya.

21
Pada modul ini, mahasiswa mempelajari prosedur menyiapkan tempat tidur terbuka,
tertutup dan mengganti linen dengan pasien di atasnya.
Tempat tidur terbuka merupakan tempat tidur dalam keadaan terbuka atau tidak ditutup
seprai besar setelah dipasang seprai, perlak, selimut, dan sarung bantal. Dapat juga dijelaskan
bahwa tempat tidur terbuka merupakan tempat tidur setelah dipasang sprai, perlak, selimut, dan
sarung bantal yang tidak ditutup secara keseluruhan oleh sprai besar. Tempat tidur terbuka
disiapkan agar dapat digunakan jika ada pasien baru masuk.
Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang setelah dipasang seperangkat alat,
seperti seprai, perlak, dan selimut kemudian ditutup keseluruhan dengan sprai besar sehingga
semuanya dalam kondisi tertutup. Tempat tidur tertutup disipakan untuk memenuhi kebutuhan
tempat tidur yang siap digunakan serta bersih dan aman untuk pasien
Mengganti linen dengan pasien di atasnya adalah mengganti alat tenun kotor pada
tempat tidur pasien tanpa memindahkan pasien, terutama dilakukan pada pasien dengan kondisi
lemah yang tidak dapat atau tidak diperbolehkan turun dari tempat tidur. Tujuan penggantian
linen adalah memberikan perasaan nyaman pada pasien, mencegah terjadinya gesekan pada
linen yang kotor yang dapat mengiritasi kulit, dan memelihara kebersihan lingkungan sebagai
upaya mengontrol penyebaran mikrootganisme dari linen yang kotor.

22
2.4.3. Lembar kerja

Nama : ……………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………

1). Kebersihan mulut pada pasien sadar


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. 1 buah handuk mandi,
b. 1 buah gelas berisi air bersih atau air
matang (boleh lebih),
c. 1 buah sedotan (bila diperlukan),
d. 1 buah sikat gigi,
e. Pasta gigi,
f. 1 buah kom kumur atau bengkok,
g. 1 buah perlak, dan
h. Sarung tangan (bila diperlukan).
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Keinginan dan kebutuhan pasien akan
perawatan mulut,
b.Kebiasaan pasien (metode dan
frekuensi) untuk oral hygiene,
c. Pengetahuan tentang tujuan dan
prosedur,
d.Penggunaan gigi palsu,
e. Keadaan dan kemampuan pasien
untuk memahami dan mengikuti
instruksi,
f.Keadaan palatum, bagian dasar mulut,
tenggorokan, pipi, lidah, gusi, dan gigi
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait adanya
hal-hal khusus yang berkenaan dengan
kondisi gigi dan mulut pasien
b. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan perawatan
kebersihan mulut
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Tempatkan peralatan di samping tempat
tidur dekat dengan pasien dan perawat,
sehingga memudahkan pekerjaan
perawat

23
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
2. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
3. Turunkan penghalang tempat tidur
pasien pada tempat perawat berdiri.
Atur tinggi tempat tidur dan bantu
pasien pada posisi berbaring yang
nyaman.
4. Bantu pasien bergeser ke posisi dekat
perawat. Apabila pasien mampu untuk
duduk, anjurkan untuk duduk.
5. Apabila pasien tidak mampu duduk,
letakkan perlak di atas bantal dengan
ujung perlak ditata lebih panjang pada
posisi yang dekat dengan perawat dan
alat.
6. Letakkan handuk di atas dada pasien dan
meletakkan kom kumur atau bengkok
disamping pasien (diatas perlak).
7. Anjurkan pasien untuk berkumur, bila
tidak mampu berkumur langsung dari
gelas gunakan sedotan
7. Anjurkan pasien untuk membuang air
kumur ke bengkok atau kom kumur,
bila tidak mampu menjangkaunya
dekatkan bengkok tersebut ke dekat
mulut pasien
8. Bila pasien mampu untuk menggosok
gigi sendiri, berikan sikat gigi yang
sudah diberi pasta gigi secukupnya.
a. Anjurkan pasien untuk menggosok
gigi diawali dari bagian depan, ke
samping kiri atas dan bawah
kemudian kanan atas dan bawah
(atau sebaliknya), lanjutkan ke
bagian dalam atas kanan dan kiri
kemudian bagian bawah kanan dan
kiri.
Selama prosedur ini berlangsung,
perhatikan kondisi pasien!
b. Kumur dengan air bersih atau
matang. Buang ke dalam bengkok.
c. Bila pasien menginginkan atau
dirasa perlu ulangi prosedur (a)
sekali lagi dan lanjutkan dengan
prosedur (b)
d. Setelah bersih, keringkan daerah
mulut dan sekitarnya dengan handuk
9. Bila pasien tidak mampu untuk
menggosok gigi sendiri, bantu pasien
(seperti pada langkah 13.b-e) dengan
hati-hati!
10. Bersihkan dan kembalikan alat-alat pada
tempat semula.

24
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
11. Cuci tangan.

D. Fase Terminasi (Evaluasi)


1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Membrane mukosa dan bibir utuh atau
tidak
3. Kondisi rongga mulut dan gigi bersih
atau tidak.
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
5. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Pembimbing

( ………………………………………………..)

25
2). Kebersihan mulut pada pasien tidak sadar atau penurunan kesadaran
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Larutan air garam.
b. Deppers.
c. Pinset.
d. Sudip lidah.
e. Borak gliserin.
f. Bengkok.
g. Pengalas dagu
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kondisi pasien,
b. Keadaan palatum, bagian dasar
mulut, tenggorokan, pipi, lidah, gusi,
dan gigi pasien
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait adanya
hal-hal khusus yang berkenaan dengan
kondisi gigi dan mulut pasien
b.Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan perawatan
kebersihan mulut
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Pasien diberitahu.
2. Alat-alat didekatkan pada pasien.
3. Perawat cuci tangan.
4. Pasang pengalas di bawah dagu pasien.
5. Ambil depper dengan pinset dan
dibasahi dengan air garam
6. Tekan lidah dengan sudip sehingga
mulut terbuka.
7. Mula-mula bersihkan gusi dan lidah
kemudian dinding dalam yang terakhir
gigi dan bibir.

Bersihkan diawali dengan bagian depan,


ke samping kiri atas dan bawah
kemudian kanan atas dan bawah (atau
sebaliknya), lanjutkan ke bagian dalam
atas kanan dan kiri kemudian bagian

26
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
bawah kanan dan kiri.
9. Keringkan mulut dengan tissu dan olesi
bibir dengan pelembab bibir/ borak
gliserin (mencengah kekeringan dan
pecah pada bibir).
10. Bengkok dan pengalas diangkat.
11. Bereskan peralatan.
12. Cuci tangan
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Membrane mukosa dan bibir utuh atau
tidak
3. Kondisi rongga mulut dan gigi bersih
atau tidak.
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

27
3). Memandikan pasien di atas tempat tidur
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. 2 kom berisi air hangat.
b. 3 waslap.
c. 2 handuk. (sesuai kebutuhan)
d. Alas meja.
e. Sabun dalam tempatnya,
f. Kamfer spiritus dan bedak/talk.
g. Peralatan untuk menggosok gigi.
h. Pakaian bersih.
i. Sisir.
j. Botol berisi air untuk membilas
sesudah BAB/BAK.
k. Kertas kloset.
l. Selimut mandi.
c. Tempat pakaian kotor.
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
b. Fungsi sistem integumen
c. Kebersihan kulit pasien secara
keseluruhan
d. Keluhan pasien terhadap kebersihan
kulit
3. Perencanaan
c. Review catatan yang terkait keluhan
pasien tentang kebersihan kulit
d. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan langkah-langkah
prosedur memandikan pasien
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Angkat selimut pasien dan ganti dengan
selimut mandi. Bila selimut pasien
masih digunakan, letakkan di tempat
bersih yang dianggap tidak menggangu.
Bila tidak digunakan, letakkan dalam
keranjang kotor.
3 Bantu pasien menyikat gigi.

28
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
4. Tawarkan paien untuk BAB dan BAK.
5. Lepaskan pakaian bagian atas pasien
dan tutup dengan selimut mandi
6. Bersihkan muka pasien.
 Letakan handuk di bagian atas dada
pasien.
 Bersihkan mata pasien tanpa
menggunakan sabun.
 Tanyak pasien apakah ingin
menggunakan sabun untuk
membersihkan bagian wajah.
 Bersihkan muka dan bagian telinga
serta leher dengan waslap
 Bilas dan keringkan dengan baik
menggunakan handuk yang ada di
atas dada pasien
7. Bersihkan jari jari dan lengan pasien
 Letakkan handuk mandi memanjang
di bawah lengan pasien
 Masukkan kedua tangan pasien ke
dalam waskom berisi air hangat dan
rendam jari jari pasien ± 3 menit,
lalu bersihkan kuku dan jari jari,
angkat waskom dan keringkan.
 Anjurkan pasien atau angkat lengan
pasien dengan menaikkan lengan ke
arah atas kepala
 Bersihkan lengan dengan sabun dan
air, gunakan usapan panjang dan
tegas dari arah distal ke proksimal.
Lakukan pada lengan yang terjauh
terlebih dahulu
 Bilas lengan dan ketiak dengan
bersih.
 Keringkan dengan handuk yang
berada di bawah lengan pasien
 Berikan deodorant bila perlu dan
tersedia
Ulangi langkah langkah di atas pada
lengan lainnya atau lengan yang
terdekat dengan perawat
8. Bersihkan dada dan perut pasien
 Ubah letak handuk menutupi dada
pasien dan lipat selimut mandi
sampai umbilikus pasien
 Dengan satu tangan, angkat ujung
handuk, tangan yang tersarung
waslap membersihkan dada dan
perut dengan usapan yang
memanjang. Berikan perhatian
khusus pada lipatan di bawah

29
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
payudara (khusus wanita). Angkat
payudara bila perlu
 Bilas dengan air bersih dan
keringkan dengan baik
menggunakan handuk yang
menutupi dada pasien

Gambar untuk no 7 dan 8

9. Bersihkan paha dan kaki pasien


 Tutupi bagian dada dan abdomen
dengan selimut mandi
 Lepaskan pakaian bawah pasien
 Buka kaki pasien yang terjauh dari
perawat
 Lipat sebagian selimut ke arah tengan
mandi hingga menutupi bagian
perineum
 Anjurkan atau tekuk lutut pasien dan
letakkan handuk memanjang di bawah
kaki
 Tutupi bagian paha sampai lutut pada
tungkai yang akan dibersihkan dengan
handuk lainnya
 Letakkan waskom di atas handuk di
tempat tidur, angkat dan letakkan kaki
ke dalam waskom untuk merendam
jari-jari kaki selama 3-5 menit
 Sementara jari-jari kaki direndam,
bersihkan tungkai dengan
menggunakan usapan memanjang dari
tumit ke lutut. Dengan satu tangan
mengangkat ujung handuk, tangan
yang tersarung waslap membersihkan
bagian lutut ke paha
 Bilas dengan waslap yang dibasahi air
bersih dan keringkan dengan baik.
 Angkat waskom, bersihkan kaki
bagian bawah, cuci sela-sela jari kaki

30
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
dan keringkan dengan baik. Berikan
lotion bila diperlukan dan tersedia
Ulangi pada tungkai lainnya
10. Tutupi pasien dengan selimut mandi dan
ganti air mandi
11. Bersihkan punggung pasien
 Anjurkan atau bantu pasien utnuk
miring untuk membersihkan punggung
 Tutup bagian depan pasien dengan
selimut mandi
 Bentangkan handuk memanjang di
bawah punggung.
 Bersihkan punggung dari leher ke
bokong. Berikan perhatian khusus
pada lipatan di daerah bokong dan
anus
 Bilas dengan waslap yang dibasahi air
bersih dan keringkan dengan baik
menggunakan handuk yang berada di
bawah punggung pasien
 Lakukan back rub atau massage
punggung pasien menggunakan lotion
 Bantu pasien ke posisi telentang dan
bantu pasien menggunakan pakaian
bagian atas.
10. Bersihkan bagian genitalia pasien.
 Tawarkan pada pasien apakah akan
membersihkan daerah perineum
sendiri atau dibantu
 Jika dibantu, tutupi bagian bawah
pasien dengan selimut mandi dan
letakkan handuk dibawah bokong.
 Dengan satu tangan, angkat ujung
handuk, tangan yang tersarung waslap
membersihkan genetalia pasien.
 Bilas sampai pasien merasa benar-
benar bersih
 Keringkan dengan handuk bawah.
 Kenakan pakaian bawah pasien
11. Sisir rambut.
12. Bereskan peralatan.
13. Cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik

31
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
selama tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
5. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

32
4). Mencuci rambut pasien di tempat tidur
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan
1. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Handuk 2 buah 
b. Talang 
c. Peniti 
d. Kain pel 
e. Baskom berisi air hangat 
f. Gayung 
g. Shampoo dalam tempatnya 
h. Sisir 2 buah
i. Kain kassa dan kapas 
j. Ember kosong 
k. Sarung tangan bersih 
l. Bengkok berisi larutan
desinfektan 2 – 3 % 
m. Celemek untuk petugas 
n. Alat pengering rambut (bila ada)
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Fungsi sistem integument
b. Kebersihan rambut
c. Keluhan pasien terhadap kebersihan
rambut
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait keluhan
pasien tentang kebersihan kulit
b. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan langkah-
langkah prosedur mencuci rambut
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan 
2. Posisikan alat di dekat pasien dengan
benar
3. Pasang sarung tangan dan celemek 

33
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
4. Ganti selimut pasien dengan selimut
mandi 
5. Atur posisi tidur pasien dengan kepala
dipinggir tempat tidur 
6. Pasang handuk dibawah kepala 
7. Pasang ember dialasi kain pel 
8. Pasang talang dengan ujung berada
didalam ember 
9. Tutup dada dengan handuk sampai ke
leher 
10. Sisir rambut 
11. Tutup lubang telinga dengan kapas dan
mata dengan kain kassa/sapu tangan
pasien 
12. Siram dengan air hangat, menggosok
(memijit-mijit) kulit kepala dan rambut
dengan shampoo 
13. Bilas rambut dengan air hangat sampai
bersih 
14. Lepas kapas penutup lubang telinga dan
kain kassa penutup mata 
15. Angkat talang, mengeringkan rambut
dengan handuk, kemudian dengan
pengering (bila pengering rambut
tersedia)
16. Sisir kembali rambut 
17. Letakkan kepala pada bantal yang telah
dialasi handuk kering 
18. Rapikan pasien, ganti selimut mandi
dengan selimut tidur 
19. Bereskan peralatan.
20. Cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
3. Mendokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
5. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………

34
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….
Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

5). Memasang kap kutu pada pasien di tempat tidur


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan
1. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Obat kutu
b. Kap kutu khusus atau kain segitiga
(mitela)
c. Pengalas dari karet atau kain
d. Peniti
e. Kain kasa
f. Vaselin
g. Sisir kutu dan sisir biasa
h. Kertas pembungkus kotoran rambut
i. Ember
j. Bengkok berisi larutan desinfektan
k. Celemek untuk petugas
l. Tutup untuk kepala
m.Sarung tangan untuk petugas
B. Fase Orientasi
1. a. Memberitahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Menutup pintu dan jendela.
c. Memasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Fungsi sistem integument kulit
kepala
b. Kebersihan rambut
d. Keluhan pasien terhadap kebersihan
rambut
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait keluhan
pasien tentang kebersihan rambut
dan adanya keluhan gatal pada
rambut
b. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan langkah-
langkah prosedur mencuci rambut
C. Fase Kerja (Implementasi)

35
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Cuci tangan 
2. Posisikan alat di dekat pasien dengan
benar untuk meudahkan perawat bekerja
3. Sebelum memasang kap kutu pada
pasien, petugas memakai celemek,
sarung tangan dan tutup kepala
Anjurkan pasien dalam posisi duduk
(bila memungkinkan) atau dekatkan
kepala di pinggir temapt tidur bila
pasien tidak dapat duduk
4. Pengalas dipasang pada bahu pasien dan
diberi peniti agar tidak lepas
5. Isi ember berisi larutan lisol atau
desinfektan lainnya dan letakkan di
belakang pungung pasien (bila pasien
duduk) atau dibawah (bila pasien tidur)
6. Kertas dilebarkan sampai ember yang
diletakkan di bawah punggung pasien
(pasien duduk) atau sampai ke ember
yang berada di bawah (bila pasien tidur).
Selanjutnya, rambut di sisir dengan sisir
biasa, kemudian dengan sisir kutu dan
masukan kedua sisir ke dalam bengkok
yang berisi larutan lisol atau desinfektan
lainnya.
7. Kulit kepala pada batas tumbuhnya
rambut diberi vaselin
8. Kulit kepala digosok dengan kain kasa
yang telah dilumuri obat kutu.
Dilakukan sedikit demi sedikit dari kulit
kepala sampai ujung rambut secara
merata
9. Khusus rambut panjang harus dijalin
secara longgar dan digulung
10. Kepala dibungkus dengan kap kutu atau
kain segitiga yang ujungnya
disimpulkan di atas dahi dan diberi
peniti dengan telinga tidak sampai
tertutup.
11. Posisi pasien diatur kembali, kap kutu
dibiarkan selama 12-18 jam.
12. Cuci kembali rambut sesuai prosedur
mencuci rambut
13. Peralatan didesinfeksi, dibereskan dan
dikembalikan ditempat semula
14. Cuci tangan
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
3. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan

36
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Perhatikan keadaan umum dan reaksi
pasien terhadap obat yang digunakan
4. Hindarkan berpindahan kutu kepada
petugas maupun pasien lain.
5. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
6. Cegah obat agar tidak mengenai mata
7. Setelah digunakan alat tenun direndam
dalam larutan desinfektan.
8. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

6). Perawatan kuku tangan dan kaki


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan
1. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. 1 buah handuk,
b. 1 buah waslap,
c. 1 buah waskom,
d. Bengkok,
e. Pemotong kuku,
f. Papan penghalus/kikir kuku,
g. Air hangat,
h. Perlak kecil,
i. Sarung tangan bersih, dan
j. Lotion.
B. Fase Orientasi
1. a. Memberitahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Menutup pintu/tirai untuk menjaga
privacy pasien bila perlu
2. Pengkajian
a. Keinginan dan kebutuhan pasien
akan perawatan kuku
b. Kebiasaan pasien (metode dan
frekuensi) untuk melakukan
perawatan kuku
c. Pengetahuan pasien tentang tujuan
dan prosedur
d. Penggunaan warna tambahan pada
kuku
e. Keadaan jari kaki dan tangan pasien.
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait hal-hal
khusus yang berkenaan dengan
kondisi kuku (kaki dan tangan)

37
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
b. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan langkah-
langkah prosedur perawatan kuku
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan dan Gunakan sarung tangan
(bila perlu).
2. Turunkan penghalang tempat tidur
pasien pada tempat perawat berdiri.
Atur posisi baring pasien senyaman
mungkin (bila bisa duduk berikan posisi
duduk yang nyaman).
3. Pasang handuk di atas paha pasien
dan di atas handuk dipasang perlak.
Letakkan waskom berisi air hangat
di atas perlak.
4. Anjurkan pasien untuk memasukkan
jemari tangannya (tangan kanan dan kiri
sekaligus) dan rendam selama ± 3-5
menit.
Bersihkan kuku jari tangan dengan
lembut
5. Angkat jari tangan dari rendaman dan
letakkan di atas handuk.
Angkat waskom dan perlak dari atas
handuk. Keringkan jari tangan dengan
handuk.
6. Setelah kering, angkat handuk dan
pasang kembali perlak di atas paha
pasien dan letakkan bengkok di atas
perlak
7. Dengan pemotong kuku, potong kuku
lurus memanjang, tampung potongan
kuku tersebut ke dalam bengkok.

Bentuk kuku dengan papan


penghalus/kikir. Lakukan tindakan
pemotongan kuku ini pada kuku kedua
tangan secara bergantian. Bila telah
selesai angkat bengkok dan perlak
8. Beri lotion bila kulit pasien tampak
kering dan apabila pasien bersedia.
9. Ganti air hangat dan bila pasien mampu
untuk duduk, dekatkan kursi ke samping
tempat tidur dan letakkan waskom yang
berisi air hangat di atas kursi tersebut,
kemudian anjurkan pasien untuk
memasukkan kedua kakinya.

Rendam jari kaki selama ± 5-10 menit.


Selama perendaman berlangsung,
bentangkan handuk di atas tempat tidur
(di sisi yang paling dekat dengan tempat

38
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
perendaman
10. Bila pasien tidak mampu untuk duduk,
prosedur no. 9 dapat dilakukan dalam
keadaan pasien berbaring dalam posisi
terlentang dengan kedua tungkai
ditekuk.

Terlebih dahulu membentangkan


handuk di atas kasur, perlak diletakkan
di atas handuk. Letakkan waskom di
atas perlak, kemudian rendam jari kaki
selama ± 5-10 menit. Tetap perhatikan
kenyamanan pasien.
11. Angkat jari kaki dari rendaman dan
keringkan dengan handuk.
Angkat/singkirkan waskom dan perlak.
Setelah kering, angkat handuk dan
pasang kembali perlak bawah kaki
pasien dan letakkan bengkok di atas
perlak
12. Lakukan pemotongan kuku kaki seperti
prosedur no. 7 sd 8.
13. Rapihkan pasien dan tempat tidur pasien
Buka tirai/sampiran.
14. Bereskan peralatan
15. Cuci tangan
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

39
( ………………………………………………..) (………………………………………..)

7). Perawatan Backrub (massage punggung)


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan
Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. 1 buah handuk,
b. Lotion
c. Selimut
B. Fase Orientasi
1. a. Memberitahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
b. Menutup pintu/tirai untuk menjaga privacy
pasien
2. Pengkajian
a. Identifikasi factor dan kondisi yang dapat
menyebabkan kontra indikasi
b. Identifikasi keluhan pasien
3. Perencanaan
c. Review catatan yang terkait hal-hal khusus
yang berkenaan dengan kondisi pasien
d. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan massage punggung
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan
2. Letakkan peralatan di samping tempat tidur
pasien sedekat mungkin
3. Tinggikan kepala tempat tidur dan turunkan
side rail yang berada di dekat perawat
4. Dekatkan posisi pasien dengan perawat
5. Buka pakaian atas pasien

40
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
6. Atur posisi miring dengan punggung
menghadap perawat
7. Tutup tubuh bagian depan pasien dengan
selimut
8. Letakkan handuk di bawah punggung pasien
9. Tuangkan lotion secukupnya ditangan dan
lakukan masage selama 5-10 menit.
Lakukan masage dengan menggunakan telapak
tangan dan jari dengan tekanan halus.
10. Mulai massage dengan gerakan
stroking/effleurage, bergerak dari bokong
menuju bahu dengan gerakan yang kuat,
kemudian dari bahu menuju bokong dengan
gerakan yang lebih ringan
11. Ubah gerakan dengan menggunakan gerakan
yang sirkuler, khususnya pada daerah sakrum
dan pinggang
12. Ubah gerakan dengan gerakan petrissage,
dimulai dari bokong menuju bahu dan kembali
menuju bokong dengan gerakan stroking
13. Ubah gerakan dengan tehnik friction, dimulai
dari bokong menuju bahu. Ubah gerakan
menjadi stroking/effleurage saat bergerak dari
arah bahu menuju bokong dan kemudian
ulangi
gerakan friction saat menuju bahu
14. Ubahlah gerakan menjadi gerakan tapotement
dimulai dari bokong menuju bahu. Ubah
gerakan menjadi gerakan stroking saat
bergerak menuju bokong
15. Diakhiri dengan melakukan gerakan stroking
beberapa kali
16. Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung dengan
handuk
17. Bantu pasien memankai bajunya kembali dan
mencapai posisi yang nyaman
18. Rapihkan pasien dan tempat tidur pasien
Buka tirai/sampiran
19. Bereskan peralatan
20. Cuci tangan
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Catat jika terdapat adanya tegangan atau nyeri
saat backrub dilakukan.
3. Catat reaksi dan kondisi kulit pasien
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama

41
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
5. Memperhatikan body mechanism pasien dan
perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

8). Perawatan Perineal


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan
Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Kom yang berisi kapas steril yang
direndam cairan DTT (5-7 kapas)
b. Bengkok
c. Pispot
d. Selimut mandi atau handuk mandi
e. Alas bokong atau perlak
f. Sarung tangan steril
g. Tissu
h. Celana dalam
i. Botol berisi air hangat
j. Urinal pada pria bila diperlukan
k. Pembalut pada wanita bila diperlukan
B. Fase Orientasi
1. a. Memberitahu pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Menutup pintu/tirai untuk menjaga
privacy pasien
2. Pengkajian
a. Identifikasi factor dan kondisi yang
dapat menyebabkan kontra indikasi
b. Ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor,
dolor, tumor, functio lesia), nyeri,

42
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
warna,bentuk, kelainan, luka, lendir
3. Perencanaan
a. Review catatan yang terkait hal-hal
khusus yang berkenaan dengan kondisi
pasien
b. Catat adanya kontra indikasi yang
berhubungan dengan perawatan perineal
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan
2. Letakkan peralatan di samping tempat tidur
pasien sedekat mungkin
3. Pakaian pasien bagian bawah dinaikan ke
atas atau dibuka.
Pada wanita
4. Atur posisi pasien dorsal recumbent.
5. Pasang pispot.
6. Letakkan bengkok di atara kedua kaki
7. Pakai sarung tangan.
8. Bersihkan genitalia dengan membuka labia
mayora dengan tangan kiri dan tangan
kanan memegang kapas cairan DTT.
9.  Bersihkan mulai labia mayora kanan,
labia mayora kiri, labia minora kanan,
labia minora kiri kemudian vestibulum
 Satu kapas untuk satu kali usapan dengan
arah dari atas ke bawah.
 Kapas yang kotor letakkan dalam
bengkok
Pada Pria
4. Atur posisi pasien (supine).
5. Pakai sarung tangan steril
6. Bersihkan genetalia dengan memegang
penis dengan tangan kiri, sementara tangan
kanan memegang kapas yang direndam
DTT.
7. Bersihkan gland penis dari ujung ke arah
bawah ke arah bawah dengan cara memutar
(bagi pasien yang belum disunat, tarik
prepetium ke arah gland).
Selanjutnya bersihkan batang penis dari
atas ke bawah
8. Bersihkan skrotum, dari atas ke bawah
mengarah ke rektum.
9. Pasang pot di bawah bokong.
Pada wanita dan pria
10. Basuh daerah genetalia dengan air hangat.
11. Keringkan dengan tissu sekitar genetalia
dan buang tisue pada bengkok

43
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
12. Oleskan obat bila ada luka daerah genetalia.
13. Pasang celana dalam (bila wanita
menggunakan pembalut, pasang pembalut).
14. Pispot diangkat, pengalas diangkat
15. Pasang pakaian bawah pasien
16. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien
17. Lepas sarung tangan.
18. Rapikan dan atur posisi pasien kembali.
19. Bereskan peralatan.
20. Cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Catat jika terdapat adanya temuan selama
melakukan tindakan perawatan perineal
3. Catat kondisi kulit di sekitar daerah
genitalia pasien
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
4. Ketelitian selama tindakan
5. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

44
Catatan Perkembangan Latihan Praktikum Mahasiswa
Catat perkembangan yang sudah dicapai oleh mahasiswa dalam latihan prosedur lingkup kebutuhan ini.
Tuliskanlah langkah kegiatan apa yang masih perlu diperdalam oleh mahasiswa pada prosedur ini.
Tuliskan tugas apa yang perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk memperdalam prosedur tersebut.

Nama Mahasiswa/Kelas:
NIM :
Nama Pembimbing :
No Prosedur Tgl Catatan Latihan 1 Tgl Catatan Latihan 2 Tgl Catatan Latihan 3
Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan
pembimbing pembimbing pembimbing

45
KASUS FIKTIF PEMICU KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI

Kasus 1:
Seorang Pasien Ny. R (45 tahun) dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung dengan penyakit
Typhus Abdominalis sudah 3 hari rawat inap dan bedrest, sehingga rambut sudah terasa
lengket dan bau. Maka perawat A akan melakukan prosedur mencuci dan menyisir rambut.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Kasus 2:
Seorang Pasien Tn. H (55 tahun) dirawat di RS Islam Pondok Kopi Jakarta dengan penyakit
Pneumonia sudah 5 hari rawat inap, Perawat saat mengkaji pasien melihat kebersihan gigi dan
mulut pasien kurang terjaga. Sehingga saat berkomunikasi bau mulut pasien. Maka perawat B
akan melakukan prosedur perawatan mulut dan gigi.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Kasus 3:
Seorang pasien anak N (5 tahun) dirawat di RS Islam Pondok Kopi Jakarta dengan penyakit
Observasi Febris baru 2 hari rawat inap, Perawat saat mengobservasi keadaan umum anak N
dan tampak kuku tangan panjang, kotor dan tidak terawat dengan baik. Maka perawat C akan
melakukan prosedur perawatan kuku.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Kasus 4:

46
Seorang pasien Ny S (25 tahun) G1P1Ao dirawat di RSIA Hermina Bekasi Barat dengan post
partum Sectio Caesaria. Pada hari pertama rawat inap Ny S membtuhkan pelaksanaan personal
higene dibantu oleh perawat D, maka perawat D melaksanakan memandikan pasien.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Kasus 5:
Seorang pasien Ny S (25 tahun) G1P1Ao dirawat di RSIA Hermina Bekasi Barat dengan post
partum persalinan normal. Pasien membutuhkan perawatan perineum dan vulva, maka perawat
E mau melaksanakan perawatan perinium.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Data Fokus :
Data Subyektif (DS) :
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
Data Obyektif (DO) :
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
Diagnosa Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Rencana Keperawatan
Tujuan:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Kriteria Hasil :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Intervensi : (Mandiri dan Kolaborasi)

47
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..

Catatan Keperawatan
No Tangga Jam Tindakan Keperawatan Respon Paraf
l

48
2.3. Pokok Bahasan Prosedur: Kebutuhan Eliminasi
2.3.1 Keterampilan yang harus dicapai:
1). Menggunakan bed pan (pispot) untuk defekasi
2). Melakukan huknah rendah
3). Melakukan huknah tinggi
4). Pemberian gliserin per rektal
5). Evakuasi feces secara manula
6). Menggunakan urinal untuk berkemih
7). Pemasangan kondom kateter
8). Pengumpulan specimen urin

2.3.2. Konsep dasar prosedur :


Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin (berkemih) atau
feses (fekal).
Eliminasi urin normal adalah pengeluaran cairan yang prosesnya tergantung pada fungsi
organ ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Komposisi urine terdiri dari air (96%), larutan
(4%) yang terdiri dari larutan organic (urea, amoniak, kreatin, dan urine acid) dan larutan
anorganik (terdiri dari natrium (sodium), klorida, kalium (postasium), sulfat, magnesium, dan
fosfor). Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak. Urin normal
memiliki karakteristik warna yang kuning terang, bau yang khas amoniak, dan jumlah yang
tergantung masukkan cairan, dan status kesehatan seseorang. Pada orang dewasa 1200 – 1500
ml per hari.

49
Eliminasi Fekal atau defekasi atau buang air besar adalah suatu tindakan atau proses
makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang
berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri, 2009). Pada proses defekasi terjadi dua macam
refleks yaitu:
a. Refleks Defekasi Intrinsik. Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang
kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan
peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi
defekasi.
b. Refleks Defekasi Parasimpatis. Feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum
yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon
desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter
interna dan terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot
Proses pengeluaran urine yaitu filtrasi, absorbs dan reabsorbsi, yang terkadang terdapat
permasalahan yang menyangkut proses pengeluaran urin. Proses eliminasi fekal kadang juga
mengalami berbagai hambatan atau masalah, sehingga sebagai perawat perlu pemahaman
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Agat perawat dapat memenuhi berbagai
kebutuhan eliminasi fekal dan urin maka akan dibahas berbagai tindakan keperawatannya.

2.3.2.1 Eliminasi Fekal


Menggunakan bed pan (pispot) untuk defekasi
          Tindakan keperawatan ini dilakukan pada psien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
eliminasi alvi secara mandiri di kamar kecil, dilakukan dengan menggunakan pispot
(penampung). Tujuan dari tindakan ini adalah memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.

Jenis pispot. Dari kiri, pispot reguler dan pispot fraktur (Sumber: Potter dan perry, 1997).

50
Huknah rendah
          Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke
dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah
dilaksanakan sebelum operasi (persiapan pembedahan) dan pasien yang mengalami obstipasi.
Tujuan dilakukan huknah rendah adalah:
1.   Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
selama operasi berlangsung, seperti BAB
2.   Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan feses
karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).

Huknah tinggi
     Huknah tinggi adalah tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens dengan
menggunakan kanula usus. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang akan dilakukan
tindakan pembedahan umum. Tujuan dilakukan huknah rendah adalah   mengosongkan usus
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti buang air besar selama prosedur operasi
dilakukan atau pengosongan sebagai tindak diagnostik/pembedahan.

Pemberian gliserin per rektal


       Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan gliserin ke dalam poros usus dengan
menggunakan spuit gliserin. Tindakan ini dapat dilakukan untuk merangsang peristaltik usus
sehingga pasien dapat defekasi (khususnya pada pasien yang mengalami sembelit) dan juga
dapat dilakukan untuk persiapan operasi. Tujuan pemberian gliserin adalah:
1.        Merangsang buang air besar dengan merangsang peristaltik usus.
2.        Mengosongkan usus yang digunakan sebelum tindakan pembedahan.

Evakuasi feses secara manual


Prosedur ini merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rektum pasien. Tindakan ini
digunakan untuk mengambil atau menghancurkan massa feses sekaligus mengeluarkannya.
Indikasi tindakan ini adalah bila massa feses terlalu besar dan pemberian enema tidak berhasil,

51
konstipasi pada lansia. Tujuannya adalah mengatasi impaksi fekal (pengerasan feses) yang
tidak dapat dilakukan dengan enema.

2.3.2.2 Eliminasi Urin


Menggunakan urinal untuk berkemih
Tindakan ini adalah membantu pasien yang tidak mampu berkemih secara mandiri di
kamar kecil sehingga harus memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggunakan urinal.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan eliminasi perkemihan.

Memasang kondom kateter


          Tindakan ini dilakukan dengan memasang kateter kondom pada pasien yang
inkontinensia
atau pasien koma yang masih mempunyai fungsi pengosongan kandung kemih utuh. Tujuan
pemasangan kondom kateter adalah:
1.        Mempertahankan higiene perineal pasien inkontinensia.
2.        Mempertahankan eliminasi perkemihan.
2.3.3. Lembar kerja

Nama : ……………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………

1). Menggunakan bed pan (pispot) untuk defekasi


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Alas/perlak
b. Pispot
c. Air bersih
d. Tisu
e. Sarung tangan
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kebiasaan defikasi
b.Identifikasi adanya nyeri saat buang air
besar dikarenakan feces yang keras atau

52
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
adanya lesi
3. Perencanaan
e. Review catatan yang terkait adanya hal-
hal khusus yang berkenaan dengan
riwayat buang air besar pasien
f. Catat konsistensi feces
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Gunakan sarung tangan.
3. Pasang pengalas di bawah glutea.
4. Tempatkan pispot di atas pengalas tepat
dibawah bokong dengan posisi bagian
lubang pispot tepat di bawah anus.
Pada saat meletakkan pispot anjurkan
pasien untuk mengangkat daerah bokong
(bila pasien mampu) untuk memudahkan
meletakkan pispot.
5. Setelah posisi pispot tepat di bawah
bokong, tanyakan pada pasien tentang
kenyamanan posisi tersebut.
Jaga privasi pasien selama prosedur.
6. Anjurkan pasien untuk defekasi pada
tempatnya/pispot yang telah terpasang.
7. Setelah selesai siram daerah anus dan
sekitarnya dengan air sampai bersih
dengan bantuan tangan yang bersarung
tangan, kemudian keringkan dengan tissu.
8. Angkat pispot
10. Rapihkan kembali pasien
11. Kembalikan alat-alat pada tempat semula
dan bersihkan
12. Lepas sarung tangan cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Catat tanggal defekasi; karakteristik feses
seperti jumlah, konsistensi, warna, dan
bau
3. Catat respon pasien selama dan setelah
prosedur
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
4. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

53
Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Pembimbing

( ………………………………………………..)

2). Melakukan huknah rendah


No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Pengalas
b. Irigator lengkap dengan kanula rektal
dan klem
c. Cairan hangat (700-1000 ml dengan
suhu 40,5-43˚C)
d. Bengkok
e. Jeli
f. Pispot
g. Sampiran
h. Sarung tangan
i. Skort
j. Tisu
k. Plastik sampah
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian

54
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
a. Kaji ststus kesehatan pasien.
b. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit
sekitarnya (luka, lecet, hemorrhoid
atau adanya fistula).
c. Kaji adanya indikator konstipasi
(nyeri, rasa keras pada abdomen
bagian bawah, lubang anus yang
menyempit).
d. Kaji pola defekasi dan terakhir kali
pasien defekasi.
e. Kaji tanda-tanda vital pasien sebelum
dilakukan prosedur.
3. Perencanaan
a. Lihat program/instruksi medis dan
tujuan dilakukannya huknah rendah.
b. Review catatan yang terkait adanya
adanya kontraindikasi atau
kemungkinan adanya komplikasi
pemberian enema, seperti: pada
pasien dengan gangguan jantung.
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Pakai skort
3. Pasang sarung tangan
4. Persiapkan cairan enema:
a. Suhu (37 C untuk anak-anak dan 40,5
– 43 C untuk dewasa).
b. Jumlah cairan:
150 – 250 ml untuk usia infant,
250 – 350 ml untuk anak usia toddler,
300 – 500 ml untuk anak usia sekolah,
500 – 750 ml untuk anak usia remaja,
dan 750 – 1000 untuk usia dewasa.
4. Pasang perlak/alas dibawah bokong
pasien.
5. Atur posisi tidur pasien yang tepat.
Bantu pada posisi miring (sims) dengan
lutut kanan fleksi.
Pada anak-anak dapat juga ditempatkan
pada posisi dorsal rekumben.
6. Sambungkan kanul rektal dengan selang
irigator (selang masih terklem).
7. Olesi ujung kanul dengan vaseline/jelly
sepanjang 3 – 4 inchi atau 7,5 – 15 cm.
8. Siapkan bengkok di dekat pasien.
9. Keluarkan udara yang terdapat dalam
selang irigator dengan cara mengeluarkan
cairan ke dalam bengkok sampai selang
irigator bebas udara kemudian selang
irigator diklem kembali
10. Gunakan sarung tangan.

55
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
11. Buka bokong pasien sampai lubang anus
terlihat jelas, masukkan kanula kira-kira
15 cm ke dalam rektum ke arah kolon
desendens sambil pasien diminta menarik
napas panjang
Pegang/pasang irigator setinggi 50 cm
dari tempat tidur
12. Buka klem dan alirkan cairan huknah /
enema dengan kecepatan 75 – 100 ml/
menit, sambil menganjurkan pasien
untuk menahan buang air besar hingga
keseluruhan cairan masuk.
13. Klem selang irigator setelah semua cairan
masuk kedalam kolon.
14. Letakkan kertas tissue pada kanul
kemudian cabut secara perlahan-lahan
dan masukkan kedalam plastik sampah.
15. Anjurkan pasien untuk menahan cairan
tetap didalam kolon selama 5 – 10 menit
dengan posisi tetap berbaring di tempat
tidur
Jelaskan kepada pasien bahwa perasaan
tidak nyaman dalam perut adalah hal yang
normal
16. Bila pasien merasa ada keinginan untuk
defekasi.
Pasang pispot atau anjurkan ke toilet (bila
pasien bisa ke toilet).
Bila pasien tidak mampu mobilisasi,
setelah bunag air besar menggunakan
pispot, bersihkan daerah anus, bokong dan
kulit disekitarnya dengan menggunakan
tissue dan washlap dan sabun, kemudian
keringkan dengan handuk.
17. Rapihkan kembali pakaian dan posisi
pasien
18. Bereskan alat-alat
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Evaluasi respon pasien sebelum, selama,
dan sesudah pelaksanaan prosedur
huknah/enema.
2. Catat tanggal defekasi; karakteristik feses
seperti jumlah, konsistensi, warna, dan
bau
3. Pastikan sampai cairan yang keluar
menjadi bening, jika tujuan pemberian
huknah adalah untuk pemeriksaan
diagnostik atau persiapan pembedahan.
4. Dokumentasikan hasil
a. Catat tanggal dan waktu pemberian
huknah.

56
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
b. Catat jenis dan jumlah cairan yang
diberikan.
c. Catat karakteristik, jumlah, warna
cairan dan feses yang keluar.
d. Catat bila ada komplikasi yang terjadi
selama dan sesudah tindakan huknah.
e. Catat tingkat toleransi pasien terhadap
prosedur yang dilakukan
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
4. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (…………………………………
3). Melakukan huknah tinggi
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Pengalas
b. Irigator lengkap dengan kanula
rektal dan klem
c. Cairan hangat (700-1000 ml
dengan suhu 40,5-43˚C)
d. Bengkok
e. Jeli
f. Pispot
g. Sampiran
h. Sarung tangan
i. Skort
j. Tisu
k. Plastik sampah
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan yang

57
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kaji ststus kesehatan pasien.
b. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit
sekitarnya (luka, lecet, hemorrhoid
atau adanya fistula).
c. Kaji adanya indikator konstipasi (nyeri,
rasa keras pada abdomen bagian
bawah, lubang anus yang menyempit).
d. Kaji pola defekasi dan terakhir kali
pasien defekasi.
e. Kaji tanda-tanda vital pasien sebelum
dilakukan prosedur.
3. Perencanaan
a. Lihat program/instruksi medis dan
tujuan dilakukannya enema.
b. Review catatan yang terkait adanya
adanya kontraindikasi atau
kemungkinan adanya komplikasi
pemberian enema, seperti: pada pasien
dengan gangguan jantung.
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Pakai skort
3. Pasang sarung tangan
4. Persiapkan cairan enema:
a. Suhu (37 C untuk anak-anak dan 40,5 –
43 C untuk dewasa).
b. Jumlah cairan:
150 – 250 ml untuk usia infant,
250 – 350 ml untuk anak usia toddler,
300 – 500 ml untuk anak usia sekolah,
500 – 750 ml untuk anak usia remaja,
dan 750 – 1000 untuk usia dewasa.
4. Pasang perlak/alas dibawah bokong
pasien.
5. Atur posisi tidur pasien yang tepat.
Bantu pada posisi miring (sims) dengan
lutut kanan fleksi.
Pada anak-anak dapat juga ditempatkan
pada posisi dorsal rekumben.
6. Sambungkan kanul rektal dengan selang
irigator (selang masih terklem).
7. Olesi ujung kanul dengan vaseline/jelly
sepanjang 3 – 4 inchi atau 7,5 – 15 cm.
8. Siapkan bengkok di dekat pasien.
9. Keluarkan udara yang terdapat dalam
selang irigator dengan cara mengeluarkan
cairan ke dalam bengkok sampai selang
irigator bebas udara kemudian selang

58
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
irigator diklem kembali
10. Gunakan sarung tangan.
11. Buka bokong pasien sampai lubang anus
terlihat jelas, masukkan kanula kira-kira
15 cm ke dalam rektum ke arah kolon
asendens sambil pasien diminta menarik
napas panjang
Pegang/pasang irigator setinggi 30 cm
dari tempat tidur
12. Buka klem dan alirkan cairan huknah /
enema dengan kecepatan 75 – 100 ml/
menit, sambil menganjurkan pasien
untuk menahan buang air besar hingga
keseluruhan cairan masuk.
13. Klem selang irigator setelah semua cairan
masuk kedalam kolon.
14. Letakkan kertas tissue pada kanul
kemudian cabut secara perlahan-lahan
dan masukkan kedalam plastik sampah.
15. Anjurkan pasien untuk menahan cairan
tetap didalam kolon selama 5 – 10 menit
dengan posisi tetap berbaring di tempat
tidur
Jelaskan kepada pasien bahwa perasaan
tidak nyaman dalam perut adalah hal yang
normal
16. Bila pasien merasa ada keinginan untuk
defekasi.
Pasang pispot atau anjurkan ke toilet (bila
pasien bisa ke toilet).
Bila pasien tidak mampu mobilisasi,
setelah bunag air besar menggunakan
pispot, bersihkan daerah anus, bokong dan
kulit disekitarnya dengan menggunakan
tissue dan washlap dan sabun, kemudian
keringkan dengan handuk.
17. Rapihkan kembali pakaian dan posisi
pasien
18. Bereskan alat-alat
19. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Evaluasi respon pasien sebelum, selama,
dan sesudah pelaksanaan prosedur
huknah/enema.
2. Catat tanggal defekasi; karakteristik feses
seperti jumlah, konsistensi, warna, dan
bau
3. Pastikan sampai cairan yang keluar
menjadi bening, jika tujuan pemberian
huknah adalah untuk pemeriksaan
diagnostik atau persiapan pembedahan.
4. Dokumentasikan hasil

59
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
c. Catat tanggal dan waktu pemberian
huknah.
d. Catat jenis dan jumlah cairan yang
diberikan.
e. Catat karakteristik, jumlah, warna
cairan dan feses yang keluar.
f. Catat bila ada komplikasi yang terjadi
selama dan sesudah tindakan huknah.
g. Catat tingkat toleransi pasien terhadap
prosedur yang dilakukan
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
4. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa
(………………………………………..
( ………………………………………………..) )
4). Melakukan pemberian gliserin melalui rektal
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Spuit gliserin
b. Gliserin dalam tempatnya
c. Bengkok
d. Pengalas
e. Sampiran
f. Sarung tangan
g. Tisu
h. Pispot
i. Skort
j. Tisu
k. Plastik sampah
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan.

60
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kaji ststus kesehatan pasien.
b. Kaji daerah anus, bokong, dan kulit
sekitarnya (luka, lecet, hemorrhoid
atau adanya fistula).
c. Kaji adanya riwayat sembelit
d. Kaji pola defekasi dan terakhir kali
pasien defekasi.
e. Kaji tanda-tanda vital pasien sebelum
dilakukan prosedur.
3. Perencanaan
a. Lihat program/instruksi medis dan
tujuan dilakukannya semprit gliserin.
b. Review catatan yang terkait adanya
adanya kontraindikasi atau
kemungkinan adanya komplikasi
pemberian semprit gliserin, seperti:
pada pasien dengan gangguan jantung.
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Pakai skort
3. Pasang sarung tangan
4. Atur posisi pasien (miring ke kiri).
5. Pasang pengalas di area bokong.
5. Siapkan bengkok di dekat pasien.
6.  Isi spuit gliserin sebanyak 10-20 cc.
8. Masukkan gliserin perlahan ke dalam
anus dengan cara tangan kiri
meregangkan daerah anus, tangan kanan
memasukkan spuit ke dalam anus sampai
pangkal kanula dengan ujung spuit
diarahkan ke depan Anjurkan pasien
bernapas dalam.

61
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54

Gambar Pemberian gliserin melalui rektal


9.  Setelah selesai, cabut dan masukkan spuit
ke dalam bengkok.
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar
keinginan untuk defikasi dengan posisi
tetap berbaring di tempat tidur
Jelaskan kepada pasien bahwa perasaan
tidak nyaman dalam perut adalah hal yang
normal
11. Bila pasien merasa ada keinginan untuk
defekasi.
Pasang pispot atau anjurkan ke toilet (bila
pasien bisa ke toilet).
Bila pasien tidak mampu mobilisasi,
setelah bunag air besar menggunakan
pispot, bersihkan daerah anus, bokong dan
kulit disekitarnya dengan menggunakan
tissue dan washlap dan sabun, kemudian
keringkan dengan handuk.
12. Rapihkan kembali pakaian dan posisi
pasien
13. Bereskan alat-alat
14. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Evaluasi respon pasien sebelum, selama,
dan sesudah pelaksanaan prosedur
pemberian semprit gliserin.
2. Catat tanggal defekasi; karakteristik feses
seperti jumlah, konsistensi, warna, dan
bau
3. Pastikan sampai cairan yang keluar
menjadi bening, jika tujuan pemberian

62
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
huknah adalah untuk pemeriksaan
diagnostik atau persiapan pembedahan.
4. Dokumentasikan hasil
a. Catat tanggal dan waktu pemberian
semprit gliserin.
b. Catat jenis dan jumlah cairan yang
diberikan.
c. Catat karakteristik, jumlah, warna
cairan dan feses yang keluar.
d. Catat bila ada komplikasi yang terjadi
selama dan sesudah tindakan
pemberian semprit gliserin.
e. Catat tingkat toleransi pasien terhadap
prosedur yang dilakukan
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik selama
tindakan
4. Memperhatikan body mechanism pasien
dan perawat selama melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

63
5). Evakuasi feses secara manual

No. LANGKAH-LANGKAH Skor


85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Sarung tangan
b. Minyak pelumas/jeli
c. Alat penampung atau pispot
a. Pengalas
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang
tindakan yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kaji ststus kesehatan pasien.
b. Kaji daerah anus, bokong, dan
kulit sekitarnya (luka, lecet,
hemorrhoid atau adanya
fistula).
c. Kaji adanya riwayat sembelit
d. Kaji pola defekasi dan terakhir
kali pasien defekasi.
e. Kaji tanda-tanda vital pasien
sebelum dilakukan prosedur..
3. Perencanaan
a. Lihat program/instruksi medis
dan tujuan dilakukannya
evakuasi feces
b. Review catatan yang terkait
adanya adanya kontraindikasi
atau kemungkinan adanya
komplikasi dari mengejan.
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Atur posisi miring dengan lutut
fleksi
3. Pasang sarung tangan
4. Beri minyak pelumas atau jeli
pada jari telunjuk.
5. Masukan jari ke dalam rektum
dan dorong dengan perlahan
sepanjang dinding rektum ke arah
massa feses yang impaksi.
6. Secara perlahan lunakan massa
dengan masase daerah feses yang
impaksi (arahkan jari pada inti
yang keras).
7. Berikan pispot bila terasa ingin
defekasi atau bantu ke toilet.

64
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
8. Setelah selesai, bersihkan dengan
tisu kamar mandi.
9. Rapikan alat.
10. Rapihkan kembali pakaian dan
posisi pasien
11. Bereskan alat-alat
12. Lepas sarung tangan dan cuci
tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Evaluasi respon pasien sebelum,
selama, dan sesudah pelaksanaan
prosedur tindakan evakuasi feces
secara manual
2. Catat tanggal tindakan;
karakteristik feses seperti jumlah,
konsistensi, warna, dan bau
3. Dokumentasikan hasil
a. Catat tanggal dan waktu
tindakan evakuasi feces.
b. Catat karakteristik, jumlah,
warna cairan dan feses yang
keluar.
c. Catat bila ada komplikasi yang
terjadi selama dan sesudah
tindakan
d. Catat tingkat toleransi pasien
terhadap prosedur yang
dilakukan
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan
ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Memperhatikan body mechanism
pasien dan perawat selama
melakukan tindakan
TOTAL
Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

Catatan Pembimbing:
………………………………………………………………………………………………

65
6). Menggunakan urinal untuk berkemih

No. LANGKAH-LANGKAH Skor


85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
b. Urinal
c. Pengalas
d. Tisu
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang
tindakan yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kebiasaan berkemih serta
hambatannya.
b. Volume urine untuk
menentukan berapa jumlah
urine yang dikeluarkan dalam
waktu 24 jam.
3. Perencanaan
Review catatan yang terkait
adanya hal-hal khusus yang
berkenaan dengan riwayat buang
air kecil pasien
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
3. Pasang sarung tangan
4. Atur posisi pasien (miring ke
kiri).
5. Pasang alas urinal di bawah
glutea/bokong.
6. Lepas pakaian bawah pasien.
7. Pada wanita: Letakkan urinal di
bawah bokong
Pada pria: letakkan urinal di
antara kedua paha dengan dengan
ujung penis masuk ke lubang
urinal
9. Anjurkan pasien untuk berkemih.
10. Setelah selesai, bersihkan dengan
tisu kamar mandi.
11. Rapikan alat.
12. Rapihkan kembali pakaian dan
posisi pasien
13. Bereskan alat-alat
14. Lepas sarung tangan dan cuci
tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan

66
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
dengan menanyakan keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan.
2. Catat jumlah, warna, dan bau urin
3. Catat respon pasien selama dan
setelah prosedur
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan
ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Memperhatikan body mechanism
pasien dan perawat selama
melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

(………………………………………..
( ………………………………………………..) )

67
7). Memasang kondom kateter

No. LANGKAH-LANGKAH Skor


85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
Troley/Baki berisi:
a. Sarung tangan
b. Waskom dengan air hangat dan
sabun
c. Handuk dan waslap
d. Selimut mandi
e. Pengalas
f. Kateter kondom
g. Kantong penampung urine
h. Sampiran
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang tindakan
yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kebiasaan berkemih serta
hambatannya.
b. Kaji apakah ada dibutuhkan
pengumpulan spesimen urin
c. Status kandung kemih (distensi
sebelum pemasangan kateter)
d. Abnormalitas genetalia atau
kelenjar prostat
e. Riwayat penyakit terdahulu yang
berhubungan dengan perkemihan
3. Perencanaan
Review catatan yang terkait adanya
hal-hal khusus yang berkenaan
dengan riwayat buang air kecil
pasien
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
3. Pasang sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Lepas pakaian bawah pasien.
6. Tutup ekstremitas bawah pasien
dengan selimut mandi sehingga
hanya genitalia yang terlihat
6. Letakan pengalas dibawah bokong
pasien
5. Bersihkan daerah genitalia dengan air
sabun, bilas dengan air hingga bersih,
kemudian keringkan.

68
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
6. Siapkan kantung penampung urine
dengan menggantungkannya ke
rangka tempat tidur.
7. Dengan tangan non dominan atau
tangan kiri, genggam penis pasien
dengan kuat sepanjang batangnya.
Dengan tangan dominan atau kanan,
pegang kantung kondom pada ujung
penis dan dengan perlahan pasangkan
pada ujung penis
7. Sisakan 2, 5-5 cm ruang antara glans
penis dengan ujung kondom.

Gambar posisi kondom kateter


9. Lilitkan batang penis dengan perekat
elastis dan jangan terlalu ketat.
10. Hubungkan ujung kondom kateter
dengan kantung penampung urine.
11. Rapihkan kembali pakaian dan posisi
pasien. Ganti selimut mandi dengan
selimut pasien
12. Bereskan alat-alat
13 Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan dengan
menanyakan keadaan dan
kenyamanan pasien setelah tindakan.
2. Catat jumlah, warna, dan bau urin
3. Catat respon pasien selama dan
setelah prosedur
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan
ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Memperhatikan body mechanism
pasien dan perawat selama

69
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing Mahasiswa

(………………………………………..
( ………………………………………………..) )

70
8). Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan

No. LANGKAH-LANGKAH Skor


85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
A. Persiapan Alat
. Alat-alat
a. Botol penampung beserta
penutup
b. Etiket khusus
B. Fase Orientasi
1. a. Beritahu pasien tentang
tindakan yang
akan dilakukan.
b. Tutup pintu dan jendela.
c. Pasang tabir/skrin dan tirai.
2. Pengkajian
a. Kebiasaan berkemih serta
hambatannya.
b. Jumlah kebutuhan urin yang
diperlukan untuk pemeriksaan
c. Riwayat penyakit terdahulu
yang berhubungan dengan
perkemihan
3. Perencanaan
Review catatan yang terkait
adanya hal-hal khusus yang
berkenaan dengan riwayat buang
air kecil pasien
C. Fase Kerja (Implementasi)
1. Cuci tangan.
2. Pasang sarung tangan
3. Atur posisi pasien
4. Bagi pasien tidak mampu buang
air kecil sendiri, keluarkan urine
dari kantung penampung urin,
setelah itu tampung dengan
menggunakan botol
5. Bagi pasien yang mampu buang
air kecil sendiri, anjurkan pasien
untuk buang air kecil dan
anjurkan untuk menampung urine
ke dalam botol
6. Catat nama pasien dan tanggal
pengambilan bahan pemeriksaan
7. Bereskan alat-alat
8. Lepas sarung tangan dan cuci

71
No. LANGKAH-LANGKAH Skor
85-100 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 <54
tangan.
D. Fase Terminasi (Evaluasi)
1. Lakukan evaluasi tindakan
dengan menanyakan keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan.
2. Catat jumlah, warna, dan bau urin
3. Catat respon pasien selama dan
setelah prosedur
4. Dokumentasikan hasil
E. Penampilan selama tindakan
1. Menunjukkan sikap sopan dan
ramah.
2. Menjamin privacy pasien.
3. Melakukan komunikasi terapeutik
selama tindakan
4. Memperhatikan body mechanism
pasien dan perawat selama
melakukan tindakan
TOTAL

Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Bekasi, ………………………….

Pembimbing

(………………………………………………. (……………………………………….
.)

72
Catatan Perkembangan Latihan Praktikum Mahasiswa
Catat perkembangan yang sudah dicapai oleh mahasiswa dalam latihan prosedur lingkup kebutuhan ini.
Tuliskanlah langkah kegiatan apa yang masih perlu diperdalam oleh mahasiswa pada prosedur ini.
Tuliskan tugas apa yang perlu dilakukan oleh mahasiswa untuk memperdalam prosedur tersebut.

Nama Mahasiswa/Kelas:
NIM :
Nama Pembimbing :
No Prosedur Tgl Catatan Latihan 1 Tgl Catatan Latihan 2 Tgl Catatan Latihan 3
Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan Disertai tanda tangan
pembimbing pembimbing pembimbing

73
KASUS FIKTIF PEMICU KEBUTUHAN ELIMINASI

Kasus 1:
Tn.K, usia 37 tahun mengalami kecelakaan dan patah pada tulang pinggulnya, sudah 1 minggu
tiduran dirumah dan dipijit ke tukang urut. Karena tidak sembuh dibawa ke RS untuk dirawat.
Pasien tidak bisa bebas bergerak dan mengeluh nyeri jika bergerak. Pasien mengatakan sudah 1
minggu belum buang air besar, tidak ada keinginan buang air besar dan tidak merasakan mules
pada perut. Sebelum kecelakaan biasanya pasien bisa BAB lancar setiap hari. Pasien juga
senang makan sayuran, buah dan minum banyak tapi sejak sakit napsu makan menurun. Pasien
juga mengatakan takut makan banyak karena jika BAB pasti akan sulit mengedan karena rasa
nyeri. Saat palpasi teraba massa keras didaerah perut kiri bawah, bising usus positif 6x/mnt.

Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Kasus 2
Tn AL (28 tahun) datang ke Rumah Sakit jam 13.15 wib, karena mengeluh sulit buang air kecil
(bak), pasien mengatakan “saya sejak pagi belum buang air kecil dan sejak 3 hari yang lalu
saya selalu nyeri apabila buang air kecil” Pasien mengatakan takut untuk buang air kecil,
karena nyeri yang dirasakan saat bak. Tubuh pasien terasa hangat dan nafas pasien terlihat
tersengal-sengal karena menahan nyeri. Pasien mengatakan pernah dilakukan operasi pada
bagian prostatnya 6 bulan yang lalu.
Tambahkan data pengkajian yang mendukung keluhan pasien.

Data Fokus :
Data Subyektif (DS) :
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
Data Obyektif (DO) :
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..

74
Diagnosa Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Rencana Keperawatan
Tujuan:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Kriteria Hasil :
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Intervensi : (Mandiri dan Kolaborasi)
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..

75
Catatan Keperawatan
No Tangga Jam Tindakan Keperawatan Respon Paraf
l

76
2.4. Pokok Bahasan Prosedur: Istirahat Tidur
2.4.1 Keterampilan yang harus dicapai:
1).
2).
3).
4).

2.4.2. Konsep dasar prosedur


.....................................

KASUS FIKTIF PEMICU

Seorang wanita berusia 60 tahun dirawat diruang perawatan biasa setelah menjalani
kemoterapi karena kanker kolon. Kondisi saat ini pasien mengatakan nyeri pada area abdomen
dan susah tidur karena sering terbangun saat baru tidur. Pemeriksaan fisik didapatkan bahwa
kesadaran composmentis, tanda-tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 85 x/menit,
jumlah pernapasan 20x/menit, akral dingin, mata cekung, kelopak mata bengkak, ada lingkaran
hitam disekitar mata, konjungtiva pucat, sclera kemerahan. Pasien mengatakan belakangan
sangat sulit untuk bisa tidur nyenyak baik siang ataupun malam. Apakah tindakan keperawatan
utama pada kondisi tersebut?

Data Fokus :

Data Subyektif (DS) :

- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
Data Obyektif (DO) :

- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..

77
Diagnosa Keperawatan :

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..

Rencana Keperawatan

Tujuan:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Kriteria Hasil :

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………………………..

Intervensi :

- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..
- ………………………………………………………………………………………..

Catatan Keperawatan

No Tangga Jam Tindakan Keperawatan Respon Paraf


l

78
LEMBAR KERJA PROSEDUR MELAKSANAKAN RITUAL TIDUR

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III JURUSAN KEPERAWATAN

Nama : ……………………………………………………
Kelas : ……………………………………………………
NIM : ……………………………………………………

79
No Aspek Yang Dinilai Nilai Skor
. Total
100-80 79-68 67-56 55-1

A. Persiapan Alat
 Seperangkat alat ibadah untuk yang beragama Islam
(Al-Qur'an, Sajadah, mukena untuk wanita sarung
untuk pria, peci untuk pria dan tasbih) 
 Air bersih untuk berwudhu
 Seperangkat alat ibadah untuk beragama Kristen
Protestan/Katolik (Alkitab, buku nyanyian, clan
Rosario bagi Kristen Katolik

B. Fase Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien/keluarga dengan ramah 
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan( rencana tindakan
dijelaskan kepada keluarga yang mendampingi)
4. Menjelaskan langkah prosedur (rencana program
divalidasi kembali)
5. Menanyakan kesiapan pasien

C. Fase Kerja
1. Perawat menanya kesiapan pasien/keluarga
2. Peralatan dibawa ke dekat pasien
3. Untuk yang beragama Islam :
a. Membantu pasien untuk melaksanakan pengambilan
air wudhu 
b. Membantu pasien menggunakan pakaian
sembahyang
c. Posisi pasien disesuaikan dengan
keadaan/kemampuan pasien
d. Membantu atau membimbing pasien dalam
membaca Al-Qur'an 
Untuk yang beragama Kristen Protestan/Katholik
 Membantu pasien menentukan lagu dan nats alkitab
yang akan dibawakan
 Memimpin puji-pujian 
 Membacakan menyuruh pasien untuk membacakan
nats alkitab 
 Membimbing pasien untuk berdoa

80
No Aspek Yang Dinilai Nilai Skor
. Total
100-80 79-68 67-56 55-1

4 Intervensi umum
 Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan
tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering
berkemih, lingkungan yang asing, temperature,
aktivitas yang tidak adekuat).
 Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungandan
gangguan tidur.
 Bising
 Tutup pintu kamar.
 Cabut kabel telepon.
 Nyalakan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis; kipas
angin, music yang tenang, suara hujan, angin).
 Pasang lampu tidur.
 Turunkan volume alarm dan TV.
 Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode
tidur.
 Batasi pengunjung selama periode istirahat yang
optimal (mis; setelah makan).
 Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu
tidur, minta pasien untuk membatasi asupan cairan
pada malam hari dan berkemih sebelum tidur.
 Tingkatkan aktivitas di siang hari, sesuai indikasi.
 Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari
bersama pasien (jalan kaki, terapi fisik).
 Jangan tidur siang lebih dari 90 menit
 Anjurkan pasien untuk olah raga pagi hari
 Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan
pasien rangsang ia untuk tetap terjaga.
 Bantu upaya tidur
 Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan pasien,
keluarga atau orang tua-jam, praktik hygiene, ritual
(membaca, bermain)-dan patuhi semaksimal
mungkin
 Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari
(mis; hygiene personal, linen dan baju tidur yang
bersih).
 Gunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk
mandi, bahan bacaan, pijatan di punggung,susu,
music yang lembut, dll).
 Pastikan pasien tidur tnpa gangguan selama
sedikitnya 4 atau 5 periode, masing-masing 90
menit, setiap 24 jam.
 Catat lamanya tidur tanpa gangguan untuk setiap sif.
 Ajarkan rutinitas tidur di rumah (Miller, 1999):

81
No Aspek Yang Dinilai Nilai Skor
. Total
100-80 79-68 67-56 55-1

 Pertahankan jadwal harian yang konsisten untuk


bangun, tidur, dan istirahat (hari biasa, akhir pekan).
 Bangunlah di waktu yang biasa, bahkan jika tidur
anda tidak nyenyak, hindari berada di tempat tidur
setelah terjaga.
 Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang
terkait dengan tidur.
 Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali,
beranjaklah dari tempat tidur dan membacalah di
ruangan lain selama 30 menit.
 Hindari makanan dan minuman yang mengandung
kafein (coklat, the, kopi) saat siang dan petang hari.
 Hindari minuman yang beralkohol.
 Upayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-
triptofan (mis; susu, kacang) menjelang tidur.
 Jelaskan pentingnya olah raga secara teratur (jalan
kaki,lari, senam aerobic dan latihan) fisik selama
sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika
tidak dikoordinasikan) untuk menurunkan stress dan
memudahkan tidur.
 Jelaskan bahwa obat-obat hipnotik tidak boleh
digunakan untuk waktu yang lama karena berisiko
menyebabkan toleransi dan mengganggu fungsi pada
siang hari.
 Jelaskan pada pasien dan orang terdekat pasien
mengenai penyebab gangguan tidur/istirahat berikut
cara-cara yang mungkin dilakukan untuk
menghindari atau meminimalkan penyebab tersebut.

D. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan (menanyakan kondisi
pasien)
2. Merapikan alat
3. Mendokumentasikan hasil
4. Berpamitan
E. Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan selama melakukan tindakan
2. Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
3. Ketelitian selama tindakan
TOTAL

82
Catatan Pembimbing:
……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Bekasi, ………………………….
Pembimbing Mahasiswa

( ………………………………………………..) (………………………………………..)

UNIT 3. CATATAN REFLEKSI PEMBELAJARAN

Tuliskan perasaan, pendapat atau ide saudara terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari
terkait dengan praktikum Kebutuhan Dasar Manusia I. Disarankan untuk mengisinya setiap
kali saudara selesai melakukan latihan ketarampilan prosedur, sebelum pulang atau bila waktu
luang. Jangan ragu untuk menuliskan perasaan, pendapat, atau ide dan mendiskusikan dengan
dosen, pembimbing atau teman sekelompok.

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

83
____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

84
____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

85
____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Tanggal_________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________

Daftar Pustaka

Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New York. Delmar
Cengage Learning.
Derrickson B. 2013. Essentials of Anatomy Phsysiology. Singapore. John Willey & Sons, Inc.
Douglas G, Nicol F, Robertson C, Rudijanto A. 2014. PemeriksaanKlinisMacleod (dengan 28
online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Curchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.
Ltd.
Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice 8th ed. New
Jersey. Pearson Education.
Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., & Burke, K. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
Lynn, P. 2011. Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Walter Kluwer, Lippimcott
Williams & Wilkins. Philadelphia Mosby. 2014.
Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced. 4 th Edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Perry A.G., Potter P.A, Ostendorf W. 2014. Clinical Nursing Skills And Techniques. 8th Edition.
Mosby: Elsevier Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2010. Fundamental Keperawatan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia
7. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert P., Hall A. 2014. Essentials for Nursing Practice. 8th Ed. St.
Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
Rebeiro G., Jack L., Scully B., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. 2015. Keperawatan Dasar:
Manual KeterampilanKlinis. Edisi Indonesia. Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
Waugh A., Grant A., Nuarachman E., Angriani R. 2011. Dasar-dasarAnatomi dan Fisiologi Ross
dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
Waugh A., Grant. 2014. BukuKerjaAnatomi dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Bahasa
Indonesia 3. Cruchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.

86

Anda mungkin juga menyukai