Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LISTRIK DINAMIS

Disusun Oleh :

Ari Dwi Erlangga (10)

Aris Romadhoni (12)

Kelas : X-DPIB 1

SMK NEGERI 1 BAURENO


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita Rahmat Serta
Hidayah –Nya sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Listrik Dinamis”
makalah ini di buat guna memenuhi tugas sekolah kami Pembelajaran Fisika

Makalah dengan segala keterbatasan kami menyadari, penyusun makalah ini jauh dari
kata sempurna sehingga banyak kekurangan baik dari segi penulisan, bahasa maupun isi. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini, sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya kami dapat membuat lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca.

Baureno, 19 April 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.....................................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................................
C. Tujuan masalah...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Arus Listrik.........................................................................................................
B. Kuat Arus Listrik................................................................................................
C. Hukum Ohm........................................................................................................
D. Rangkaian Seri dan Paralel.................................................................................
a. Rangkaian Seri.............................................................................................
b. Rangkaian Paralel........................................................................................
E. Hukum Kirchoff..................................................................................................
a. Hukum I Kirchoff.........................................................................................
b. Hukum II Kirchoff........................................................................................
F. Energy Listrik.....................................................................................................
G. Daya Listrik........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini listrik merupakan keperluan yang sangat vital dan kebutuhan manusia yang sangat
penting dalam kehidupannya. Banyak peralatan yang ada di sekeliling kita selalu
menggunakan bantuan listrik. Berkat bantuan dari listrik-listrik inilah manusia dapat dengan
mudah menyelesaikan pekerjaan mereka.
Listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu listrik dinamis dan listrik statis. Listrik dinamis
mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan munculnya arus
listrik, sedangkan listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam. Makalah ini
akan menjelaskan tentang listrik dinamis, hukum kirchoff serta langkah untuk mengetahui
besarnya hambatan pada suatu kawat penghantar.
Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak, cara mengukur kuat arus pada listrik
dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb
dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang atau paralel sama
dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar, sedangkan pada rangkaian
seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan arus listrik dan kuat listrik?
2. Apa yang dimaksud dengan hukum ohm?
3. Apa yang dimaksud dari rangkaian seri dan parallel?
4. Apa yang dimaksud dengan Hukum Kirchoff ?
5. Apa yang dimaksud dengan energy listrik dan daya listrik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan arus listrik dan kuat arus listrik.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum ohm.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan parallel.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Kirchoff.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan energy listrik dan daya listrik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arus Listrik

Dalam setiap sumber listrik terdapat kutub positif dan kutub negatif. Jika kedua kutub
dihubungkan dengan kabel, maka akan menghasilkan arus listrik. Arus listrik adalah aliran
muatan listrik pada rangkaian tertutup yang mengalir dari tempat yang berpotensial tinggi ke
tempat yang berpotensial rendah. Tempat yang berpotensial tinggi disebut kutub positif dan
tempat berpotensial rendah disebut kutub negatif.

Perbedaan potensial antara kutub negatif dan kutub positif disebut tegangan
listrik atau potensial listrik. Satuan tegangan listrik adalah volt yang diukur
menggunakan alat voltmeter. Alat pengukur yang merupakan penggabungan dari
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter disebut avometer atau multimeter.

Ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik, muatan mengalami gaya, dan dengan demikian
bergerak. Salah satu definisi arus yang terkait dengan aliran muatan sebagaimana jumlah
muatan Q yang mengalir melewati suatu titik dalam interval waktu ∆𝒕:

∆𝑸
𝑰= ∆𝒕

Satuan arus seperti ini C/s, yang diberi nama Ampere (A). Dengan konvensi, aliran arus
dalam arah gerakan muatan positif.
Salah satu diantara bahan yang dapat menghubungkan arus I adalah bahan dengan sifat
muatan atom. Misalkan dalam bahan ada muatan n per satuan volume, masing-masing
membawa muatan q. ketika ditindaklanjuti oleh medan listrik muatan ini mulai bergerak,
marilah kita menghubungkan kecepatan aliran rata-rata 𝑣d dengan masing-masing muatan
individu.

Listrik dinamis adalah materi pelajaran kelistrikan yang gejalanya banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, namun pada kenyatannya siswa cenderung masih kesulitan karena
materi ini termasuk materi yang abstrak dan memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga
siswa sering mengalami kesulitan terutama dalam mengaplikasikan pemecahan masalah
listrik dinamis (Andriani, Indrawati & Harijanto 2015).
Pada penelitian milik (Herman 2016) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains dengan menggunakan Lembar Kerja, menunjukkan kinerja
praktikum siswa berada pada kategori cukup, semua siswa merespon positif dan
semua aktivitas yang diharapkan muncul dalam pembelajaran terlaksana seluruhnya.
Namun, dalam penerapan Lembar Kerja berbasis keterampilan proses harus dengan
mempertimbangkan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa seperti kemampuan
menggunakan alat ukur basic meter.
B. Kuat Arus Listrik

Suatu besaran yang menggambarkan jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu disebut dengan kuat arus listrik. Kuat arus listrik merupakan salah satu dari tujuh
besaran pokok. Besaran ini mempunyai satuan ampere yang disingkat A.

Secara umum, arus listrik yang timbul jika selama t sekon terjadi perpindahan muatan
listrik sebesar q coulomb adalah sebesar dengan

I = kuat arus listrik (ampere)

q = muatan listrik (coulomb)

t = waktu (sekon)

Jika selama 1 s terjadi aliran muatan listrik sebesar 4 C, kita katakana ada arus listrik
sebesar 4 a. jika selama 10 s terjadi aliran 100 c muatan listrik, kita katakan ada arus listrik
sebesar 10 A.

Contoh:

Dalam suatu kabel tembaga terjadi perpindahan 20 mC muatan selama 4 s. berapakah kuat
arus listrik yang mengalir dalam kabel tersebut?
Jawab:

Muatan listrik, q = 20 mC = 0,02

C Waktu aliran, t = 4 s

Arus yang megalir,


𝑞
𝐼=
𝑡
= 0,005 𝐴 = 5𝑚𝐴
Jadi, arus listrik yang mengalir adalah 5 mA.

Arah aliran muatan listrik didefinisikan searah dengan arah aliran muatan positif.
Dengan demikian, jika muatan yang mengalir bertanda positif, arah arus listriknya searah
dengan arah aliran muatan. Sebaliknya, jika muatan yang mengalir bertanda negative, arah
arus listriknya berlawanan dengan arah aliran muatan.

Untuk mengukur kuat arus listrik dipergunakan amperemeter (disingkat ammeter). Alat
ini memiliki dua buah kaki penyentuh (probe) yang dipasang di antara kedua titik yang akan
diukur arus listriknya. Besar arus listrik yang terukur dapat dilihat pada penunjukan jarum
(pada ammeter analog) atau angka (pada ammeter digital).
C. Hukum Ohm

George Simon Ohm, yang pada tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamphlet yang
memaparkan hasil-hasil dari usahanya mengukur arus dan tegangan serta hubungan
matematika diantara keduanya. Salah satu yang diperolehnya adalah pernyataan relasi
fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm, meskipun sesungguhnya hal ini
telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry Cavendish. Pamphlet yang
dipublikasikan George Simon Ohm banyak menerima kritik yang pantas dan menjadi bahan
tertawaan selama beberapa tahun setelah publikasi pertamanya sebelum akhirnya karya nya
itu diterima beberapa tahun setelahnya.
George Simon Ohm (1789-1854) merumuskan hubungan antara kuat arus listrik (I),
hambatan (R) dan beda potensial (V) yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Jika
suatu kawat diberi beda tegangan pada ujung-ujungnya dan diukur arus yang melewati
penghantar tersebut, maka menurut hukum Ohm akan dipenuhi:

V=I.R

dengan V merupakan beda tegangan kedua ujung kawat, I adalah arus listrik yang lewat pada
penghantar, dan R hambatan penghantar. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa Hukum
Ohm berlaku jika hubungan tegangan dan arus adalah linier.

Contoh Soal

Pada ujung-ujung sebuah resistor diberi beda potensial 1,5 volt. Saat diukur kuat arusnya
ternyata sebesar 0,2 A. Jika beda potensial ujung-ujung resistor diubah menjadi 4,5 volt
maka berapakah kuat arus yang terukur?

Penyelesaian:

𝑉1= 1,5 𝑣𝑜𝑙𝑡

𝐼1 = 0,2 𝐴

𝑉2 = 4,5 𝑣𝑜𝑙𝑡

Dari keadaan pertama dapat diperoleh nilai hambatan R sebesar:

𝑉1 = 𝐼1. 𝑅 V1

1,5 = 0,2 . 𝑅

𝑅 = 7,5 Ω

Dari nilai R ini dapat ditentukan 𝐼2 sebagai berikut.

𝑉2 = 𝐼2. 𝑅

4,5 = 𝐼2.

7,5

𝐼2 = 0,6 𝐴
D. Rangkaian Seri dan Paralel

Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyakjenis komponen
yang terangkain secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya
biasanya jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian
parallel. Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus
(memperkecil arus) ataupun membagi tegangan atau untuk memperoleh nilai hambatan
tertentu yang tidak dapat diperoleh langsung “dipasaran”.

Hambatan (resistor) R merupakan komponen yang selalu dijumpai di setiap untai


elektronik, baik terjadi oleh hambatan murni maupun komponen untai lain. Misalnya, pada
kapasitor, inductor, diode, ataupun juga oleh kawat atau konduktor. Hambatan itu jika
bersuhu tetap nilainya tetap, sehingga memenuhi hukum Ohm. Secara eksperimen untuk
dapat memperoleh R tetap dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik pada untai pada
selang waktu singkat sehingga kenaikan suhunya kecil sehingga kenaikan R bias diabaikan
karena terlalu kecil.dikenal 4 jenis susunan hambatan, yaitu susunan seri, parallel, campuran
dan delta.
a. Rangkaian Seri

Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan. Susunan seri
digunakan untuk menghasilkan hambatan ekuivalen lebih besar dari pada setiap tahanan.
Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, seperti pada gambar
berikut:

Rangkaian listrik yang tetdiri dari komponen resistor yang disusun berjajar tanpa
percabangan. Pada rangkaian seri, besar arus di tiap titik adalah sama. Hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
I = I 1 = I2

Rangkaian seri memiliki hambatan total yang lebih besar daripada


hambatan penyusunannya. Nilai hambatan pengganti rangkaian seri dapat
dirumuskan sebagai berikut.

𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 = 𝑅3

Tegangan atau beda potensial total dari rangkaian seri merupakan hasil penjumlahan
Antara beda tegangan pada tiap resistor.

𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3


b. Rangkaian Paralel

Rangkaian parallel adalah rangkaian listrik yang komponen


resistornya dipasang bercabang, dan menyebabkan hambatan total
rangkaian inilebih kecil daripada hambatan resistor penyusunnya.
Pada rangkaian parallel, tegangan di setiap titik adalah sama,
sedangkan arusnya di tiap titik berbeda, berdasarkan besar
hambatannya. Hambatan yang kecil memiliki arus yang besar, dan
sebaliknya. Persamaan yang berlaku pada rangkaian parallel ialah:

𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3

𝑉 = 𝑉1 = 𝑉2
1 1 1 1
1 = + +
RTotal R 1 R 2 R3
Hambatan yang disusun parallel berfungsi untuk membagi arus atau memperkecil hambatan total.
Pada susunan parallel, setiap hambatan saling tersambung pada kedua terminalnya.

E. Hukum Kirchoff

Arus listrik searah (direct current = DC) adalah arus listrik yang mengalir pada kawat di
untai karena beda potensial oleh 2 kutub yang polaritasnya tetap. Sumber aruds searah
dilambangkan oleh ┤├ yang sebaliknya adalah arus bolak balik (alternating current = AC),
yang disebabkan oleh sumber arus dengan polaritas kedua kutubnya fungsi waktu (Gambar
15.9) sumber arus bolak balik dilambangkan oleh ~o~

Sumber arus listrik searah dan bolak balik disebut dengan gaya gerak listrik (ggl) atau
tenaga gerak listrik (tgl), dan disebut pula emf (electro motive force). Terdapat keanehan
pada penyebutan ggl sebab bermakna gaya gerak listrik, tetapi bersatuan joule. Tgl DC yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari adalah baterai dan accu. Tgl AC lebih banyak
digunakan untuk kehidupan sehari hari sebab lebih praktis karena sudah tersambung dengan
PLN, dan jika ingin mengubah ke DC tinggal memberi penyearah atau adaptor, serta
ekonomis sebab dapat diproduksi secara besar besaran. Misalnya, PLTA umumnya berdaya
dalam orde megawatt .

(b) (a)

Gambar bagan arus listrik dan tegangan searah (a) dan bolak balik (b)
Untuk menjelaskan hubungan antara arus listrik, tgl dan tahanan pada untai tertutup
berarus searah dapat digunkan hukum I Kirchoff dan Hukum II Kirchoff yang di uraikan
berikut ini .

a. Hukum I Kirchoff
Hukum ini disebut pula hukum kirchoff tentang arus listrik (Kirchoff Current law = KCL). hukum
ini menyatakan bahwa superposisi semua arus listrik yang menuju ke titik cabang
adalah nol. Hukum ini dilandasi oleh hukum kekekalan muatan listrik.

b. Hukum II Kirchoff
Hukum ini disebut juga hukum kirchoff tentang tegangan (kirchoff voltage law : KVL). Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah aljabar beda potensial di untai tertutup adalah nol.

Pemanfaatan KVL menggunakan perjanjian bahwa arah yang dilalui arus listrik yang
diandaikan disebut kenaikan tegangan (voltage rise), yaitu dari kutub negative (-) sampai
ke kutub yang lebih positif (+) . untuk sebaliknya disebut penurunan tegangan (voltage
drop), bila arah arus perandaian dari kutub + ke - , . selain itu juga terdapat istilah titik
dari untai yang di ketanahkan (grounded), diartikan bahwa di titik itu berpotensial nol,
sedangakn di titik lain pada untaian tertutup itu potensialnya bernilai relative terhadap
titik yang di ketanahkan .
Kelakuan arus searah itu bila di untai terdapat kompenen lain, yaitu kapasitor (C),
sehingga untai disebut untai RC (Gambar 15.12) .

Gambar 15.12 untai RC yang dialiri arus searah .

Saat awal (t = 0 ) C belum termuati , sehingga muatan awal di C adalah


Q(t = 0 ) = 0 digunakan KVL dan diperoleh hubungan E – Ir - 𝑞 = 0
akhirnya dapat diramalkan jumlah muatan tersimpan di C pada saat t
sebagai : q (t) = CE [ 1− 𝑒−𝑡/𝑅𝐶 ]

persamaan (15.25) dapat diambil 2 keadaan khusu, yaitu t = 0 dan t = ∞ . Ketika t = 0,


maka q(0) = CE (1 - 𝑒0) = 0, dan pada kondisi t = ∞, diperoleh q(t) = CE sehingga garis q
= CE merupakan garis asimtotis. Grafik hubungan antara muatan di C, yaitu q terhadap
waktu (t) diperlihatkan oleh gambar 15.13 . penampilan gambar ini merupakan
karakteristik dari pengisian muatan di kapasitor pada untai RC .
Gambar 15.13 pengisian muatan di kapasitor pada untai RC .

Sebaliknya, jika system itu tanpa sumber arus (E = 0 ) dan semula di C berisi muatan
penuh (= Q ) , makan setelah terhubung dengan R mengalirlah arus listrik (i) dan
selanjutnya muatan di C semakin berkurang. Sifat ini disebut lucutan muatan di kapasitor
(gambar 15.14) yang dikuasai juga oleh KVL sehingga di penuhi :
𝑞 𝑑𝑞 𝑞
𝑖𝑅 − = 0 ; −𝑅 = , sehingga :
𝐶 𝑑𝑡 𝐶
karakteristik sumber arus dinyatakan oleh daya listrik dari sumber itu, untuk sumber arus
berdaya P sehingga mengalirkan arus listrik di untai I dan oleh beda potensial V maka
terdapat hubungan :

P = Iv

Daya listrik itu berubah menjadi panas bila melewati tahanan murni (= tahanan ohm) R,
dan daya listrik yang menjadi panas ini disebut daya listrik terdisipasi (𝑃𝑑), yaitu :

𝑃𝑑= 𝑖2 R

Jika semua daya listrik terdisipasi itu digunakan untuk menaikkan suhu benda yang
bermassa m, berkalor jenis c, sehingga suhunya naik ∆T, maka selama waktu t, tenaga
yang terdisipasi memenuhi hubungan :

𝑄 = 𝑃𝑑 t = 𝑖2 Rt = mc∆T

Q tidak lain adalah nilai kalor hasil disipasi tenaga listrik di tahanan, yang bersatuan
joule atau kalori, dimana 1 joule = 0, 24 kalori. Adapun P dan 𝑃𝑑 bersatuan watt (=
joule/sekon)
. sebagai contoh, sebuah batu baterai yang baru dan lama (usang) sama sama
memberikan tegangan keluaran 1,5 V , tetapi baterai baru memiliki tahanan dalam lebih
kecil sehingga mampu memberikan arus listrik keluaran lebih besar .
F. Energi Listrik

Adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian
tertutup. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain. Sumber-
sumber listrik seperti baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia dihasilkan energi
listrik dan ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan energi panas (kalor) menjadi
energi listrik. Sumber-sumber listrik mempunyai kemampuan untuk mempertahankan beda
potensial antara kedua kutubnya.

Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi
listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya :

• Energi listrik menjadi energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
• Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu.
• Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor listrik.
• Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa
penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain).

Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi
(L) dan kapasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan
beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan sedangkan beban listrik yang
digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positi0
membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL,
sedang beban kapasitif (negati0 mengeluarkan daya reahif

Untuk menghitung besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh sumber tegangan, dapat
digunakan konsep beda potensial yaitu dengan persamaan berikut :

Persamaan 1 : V = 𝑊
𝑄

Keterangan :

V = Beda potensial dalam satuan volt (V)

W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan dalam satuan joule

(J) Q = Besarnya muatan listrik yang mengalir dalam satuan colomb

(C)

Persamaan 1 tersebut dapat juga ditulis sebagai

berikut : Persamaan 2 :

W = 𝑉 dimana I = 𝑄 maka Q = 1.t sehingga menjadi


𝑄 𝑡

Persamaan 3 : w = V.1.t
Keterangan :

W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan

(J) V = Beda potensial (V)

l = kuat arus

(A) t = waktu

(s)

Contoh Soal Cara Menghitung Besar Energi Listrik

1. Lampu yang dipasang di ruang tamu rumah Bapak Budi tegangannya 220 V mengalir
alur listrik 2 A selama 5 menit. Tentukan besar energi listrik yang diperlukan lampu
untuk menyala dengan baik!

Penyelesaian

: Diketahui :

V (beda potensial) = 220

V l (kuat arus) = 2 A

t (waktu) 5 menit = 300

s Ditanyakan : W?

Jawab :

W = V.l.t

= 220.2.300

= 132.000 J

= 132 Kj

2. Sebuah setrika listrik dipasang pada tegangan 220 volt dan kuat arus 2 ampere. Berapa
energi yang diperlukan selama 5 menit?

Sumber soal: Modifikasi Ebtanas

1997 Pembahasan

Menentukan energi listrik jika diketahui tegangan = 220 volt, kuat arus = 2 ampere, dan
waktunya, 5 menit = 300 detik
W=VxIxt

W = 220 x 2 x 300

W = 132000 joule = 132 kJ

G. Daya Listrik

Pada alat listrik biasanya terdapat tulisan. Misalkan 220 V 60 W. Apa maksud dari
tulisan tersebut?

Jika pada alat-alat listrik kita dapati tulisan , misalnya 220 V 50 W, artinya bahwa alat
tersebut akan dapat bekerja dengan baik jika dipasang pada tegangan 220 V dan daya listrik
yang digunakan adalah 50 watt.

Apakah daya listrik itu? Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa setiap
mengalirkan arus listrik, sumber tegangan mengeluarkan energi listrik sebesar W = V.l.t

Besarnya energi listrik yang dikeluarkan tiap satu sekon disebut Daya Listrik yang dapat
ditulis sebagai berikut :
𝑊
𝑃 =
𝑡

Keterangan :

P = Daya listrik (W)


W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan

(J) t = Waktu (s)

Contoh Soal Cara Menghitung Besar Daya Listrik

1. Sebuah lampu pijar tertulis 100 watt/100 volt. Jika lampu itu dipasang pada tegangan
80 volt. Diminta menghitung besarnya daya sekarang yang digunakan lampu tersebut?

Penyelesaian

: Diketahui :

P1 = 100 watt

E1 = 100 Volt

E2 = 80 Volt

Ditanyakan =
P2? Jawab :

P1 : P2 = E12 : E22

100 : P2 = (100) 2
: 802
80 2 x 100
P2 = = 64 Watt
(100)2

2. Pada sebuah alat listrik tertulis 220 V, 500 watt. Jika alat itu dipasang pada tegangan 110
V. Diminta menghitung daya listrik sekarang setelah dihubungkan pada tegangan 110V?

Penyelesaian

: Diketahui :

E1 = 220 V

P1 = 500 watt

E2 = 110 V

Ditanyakan : P2?

P1 : P2 = E12 : E22

500 : P2 = (220) 2 : 110 2


110 2 𝑥 500
P2 = = 64 Watt
(220)2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak atau mengalir dalam rangkaian listrik.
Arus listriknya merupakan aliran muatan listrik yang umumnya melewati kawat penghantar tiap
satuan waktu. Arah dari arus listrik searah dengan arah gerak muatan positif dan banyaknya
muatan listrik yang mengalir melalui penghantar setiap satuan waktu.

Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang berfungsi
untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian
yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan Hukum Kirchhoft 2. Hukum Kirchoff I berbunyi : “Jumlah arus
yang masuk menuju node (titik) percabangan dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan
jumlah arus yang keluari dari node (titik) percabangan tersebut”. Sedangkan Hukum Kirchoff II
berbunyi: “Jumlah tegangan pada suatu rangkaian listrik tertutup adalah sama dengan nol”.
Besarnya hambatan dipengaruhi oleh hambatan jenis, panjang, dan luas penampang .

B. Saran

Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan
benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur. Setidaknya dengan makalah ini,
ada semacam pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi untuk segera mempelajari
tentang listrik dinamis, Hukum Kirchoff serta hambatan pada kawat penghantar sehingga kita
dapat mengembangkan pengetahuan yang kita miliki.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan.
Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik sebagai upaya
pembangunan mental guna penyempurnaan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai