Anda di halaman 1dari 6

Nama : Shinta Pramudya Kusuma Wardani

Kelas : 2019-A
NIM : 19010644028

Puisi 1 :

Keranjingan

Oleh : Shinta Pramudya

Seperti olahraga sepak bola..

Pun juga menunggang sepatu roda..

Semua ku gemari tanpa cela

Seperti berenang..

Pun juga merangkai benang..

Lagi, aku menyukai keduanya..

Seperti membaca..

Pun juga menggores tinta..

Tidaklah lekang kulewati seraya belajar..

Begitulah perihal keranjingan..

Selama itu baik, maka lakukanlah..

Tidak melulu soal bakat..

Karena aku percaya semua hanya perihal latihan


Jadilah orang yang kokoh berdiri di sana..

Apapun yang kau suka

Pada apapun yang hatimu niat

Maka jadilah istiqomah bersamanya

Puisi 2 :

Sayur

Oleh : Shinta Pramudya

Sayur..

Warnamu hijau gemilau..

Mengantarkan hati kepada sejuk..

Sayur..

Tiap hari engkau dimasak Ibu

Dengan seribu petuah untukku memakanmu

Sayur..

Kau memiliki seribu manfaat menyehatkanku

Kau bantu merawat dan menjaga tubuhku

Sayur..
Semua anak mengenalmu adalah harapku

Demi menyongsong sebuah harapan baru

Puisi 3 :

Ibunda

Oleh : Shinta Pramudya

Teringat sebuah masa..

Kala kepolosan masih merenggut separuh jiwa

Kala masih tak mengerti apa-apa

Menggantungkan hidup agar tak sebatang kara

Kala itu, aku hanya tau meminta

Menengadah tangan tiap jumpa pramuniaga

Menunjuk ini itu disana

Tanpa repot menengok harga

Masih terkenang jelas..

Barang yang ku minta, tak sedikit jumlahnya

Pun tak sedikit harga jualnya..

Tapi Ibunda, engkau bahkan hanya berkata 'iya'.


Sungguh, Ibunda, jasamu tak terhingga

Rasanya bahkan tak mampu tergantikan

Di tengah lelah peluh setelah bekerja

Engkau masih sempat patri sebuah senyum hangat

Ibunda, maafkanlah ananda.

Sampai hayat datang, belum mampu buatmu bahagia

Kini hanya doa yang mampu diserta

Bisikan rindu yang tak bisa terungkap kata.

Puisi 4 :

Ayah

Oleh : Shinta Pramudya

Ayah , engkau pelita hidupku

Terangi hari-hariku

Temani derai lakuku,

Tuk merengkuh mimpi-mimpiku

Ayah, aku begitu rindu

Setelah kian tahun tidak bertemu

Bagaimanakah kabarmu?

Ku harap Tuhan mendengar doaku,

Untuk selalu jaga dirimu


Ayah, kepergianmu kala itu

Nestapa bagai teriris sembilu

Bagai hilang gravitasiku

Bagai luruh isi duniaku

Tapi Ayah, aku tahu Tuhan lebih menyayangimu

Lebih mengerti yang terbaik untukmu

Karena itu,

aku tak kan berlarut-larut

Justru upayakan binar senyumku selalu

Ayah, ketahuilah selalu

Selamanya, aku sayang padamu.

Puisi 5 :

Kebunku

Oleh : Shinta Pramudya

Rindangmu yang kian melambai

Di tengah tanah lapang nan landai

Antarkan segar bagai fatamorgana

Lukiskan ruang penuh estetika


Setiap hari kusiram dirimu

Ku semaikan biji padamu

Harap nantinya kau tumbuhkan kebaikan

Yang bermanfaat bagi berbagai kalangan

Oh kebunku,

Teruslah tumbuh subur

Lahirkan keseimbangan

Yang tak lekang oleh zaman

Anda mungkin juga menyukai