Anda di halaman 1dari 33

OPERATION MANUAL | 2018

WATER TREATMENT PLANT

REVERSE OSMOSIS

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara

Disusun oleh:
PT. TIRTAKREASI AMRITA
Jl. Pahlawan Seribu, Ruko Golden Boulevard Blok P No.10,
BSD City, Serpong, 15322
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

LEMBAR VALIDASI
NAMA PROYEK:

WATER TREATMENT PLANT


REVERSE OSMOSIS

TANGGAL PENGAJUAN:

AGUSTUS 2018

DESIGN & KONTRAKTOR:

PT.TIRTAKREASI AMRITA

Dokumen ini ditujukan kepada pihak yang berwenang yakni PT. Tirta Sukses
Perkasa dan dipergunakan selayaknya dalam lingkup proyek yang disebutkan di
atas. Dokumen ini tidak disarankan dalam penggunaan di luar lingkup proyek
tersebut.

Kami tidak bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang terjadi akibat


penggunaan dokumen ini di luar lingkup proyek ini atau apabila dipergunakan oleh
pihak lain.

Dokumen ini berisikan informasi rahasia terhadap sistem serta peralatan-peralatan


yang digunakan dalam proyek ini. Dokumen ini tidak diperkenankan untuk diberikan
kepada pihak yang lain sebelum memperoleh persetujuan dari PT. Tirtakreasi Amrita
dan pihak PT. Tirta Sukses Perkasa.

PT. TIRTAKREASI AMRITA


PT. TIRTA SUKSES PERKASA
Diketahui/diverifikasi oleh: Disetujui oleh: Diperiksa oleh:
Nama: Nama: Nama:
Max Mulyadi Massahid
Jabatan: Jabatan: Jabatan:
Marketing Director Project Manager
Tanggal: Tanggal: Tanggal:

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 2
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

DAFTAR ISI

Hal.
LEMBAR VALIDASI ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
Kapasitas .................................................................................................... 4
Kualitas Influent & Effluent .......................................................................... 4
II. LINGKUP PEKERJAAN............................................................................... 5
III. DESKRIPSI PROSES................................................................................... 7
Reverse Osmosis ....................................................................................... 6
Ultraviolet Disinfection ................................................................................ 7
IV. SPESIFIKASI MATERIAL & PERALATAN ................................................. 10
V. METODE KERJA ......................................................................................... 13
Alur proses ................................................................................................. 13
Pengoperasian peralatan ............................................................................ 14
Pemeliharaan peralatan .............................................................................. 22
VI. KESELAMATAN KERJA ............................................................................. 32
VII. GLOSARIUM ................................................................................................ 33

VIII. LAMPIRAN ...................................................................................................BAB


Layout ......................................................................................................... I
Flow Diagram.............................................................................................. II
Product Datasheet ...................................................................................... III

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 3
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

I. PENDAHULUAN

Dokumen ini berisikan instruksi dan prosedur operasi untuk sistem pengolahan air
dengan reverse osmosis dan pengolahan air limbah dengan ultrafiltrasi. Pada akhir
dokumen ini, juga terdapat lampiran seperti manual operasi spesifik (peralatan
tertentu), product datasheet, P&ID diagram, dll

Sistem pengolahan air dengan RO dan pengolaha air limbah dengan ultrafiltrasi
merupakan dua sistem yang berbeda sehingga memiliki prosedur operasi dan
spesifikasi yang berbeda. Adapun prosedur operasi dan spesifikasi tersebut akan
dibahas lebih lanjut dalam dokumen ini.

KAPASITAS

Kapasitas pre treatment : 16 m3/jam


Kapasitas permeate RO : 10 m3/jam

KUALITAS INFLUENT & EFFLUENT


Air baku yang digunakan adalah air yang telah diolah di WTP konvensional.

PARAMETER UNIT AIR BAKU PERMEATE R.O

pH 8,1 6,0 – 7,0

Suhu °C < 32 ambient

Warna PtCo 3 2

Kekeruhan NTU 3 2

TDS mg/liter 329 16,45

Br- mg/liter 0,230 – 0,3 0,012 – 0,015

(*) R.O dengan estimasi 95% removal

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 4
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

II. LINGKUP PEKERJAAN

TIRTAKREASI
JENIS PEKERJAAN OWNER
AMRITA

IMB & Ijin-ijin lain ●

Soil test ●

Tiang pancang bila diperlukan ●

Pekerjaan sipil ●

Desing & engineering ●

Suplai peralatan & instalasi ●

Commissioning ●

Perpipaan dari bak air baku ●

Kabel untuk power ●

Listrik, air kerja ●

Bahan kimia untuk commissioning ● ●

NB: Lingkup kerja diatas mengacu pada penawaran 001/R4/Q/18

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 5
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

III. DESKRIPSI PROSES

Pada proyek ini, air baku yang akan diolah lebih lanjut dalam pengolahan air
merupaan air yang telah diolah/effluent dari pengolahan air konvensional (existing).
Adapun pengolahan air yang diterapkan berbasis membrane, yakni menggunakan
teknologi Reverse Osmosis (R.O). Pada tahapan akhir, permeate yang keluar dari
unit Reverse Osmosis akan di-disinfeksi menggunakan paparan sinar Ultraviolet
(UV) untuk memastikan tidak ada sisa-sisa bakteri pada air yang telah diolah.

Berikut merupakan tahapan ringkas dari sistem pengolahan air tersebut:

AIR OLAHAN WTP KONVENSIONAL  Dosing NaOH  RO Unit  Static mixer


 Mixing tank (by owner)  Catridge filter (5 micron)  UV unit  TANKI
PERMEATE

Deskripsi masing-masing tahapan dijelaskan dibawah ini:

REVERSE OSMOSIS

Air hasil olahan dengan Carbon filter akan menuju proses pengolahan selanjutnya,
yakni Reverse Osmosis.
Pengolahan air dengan sistem R.O merupakan proses pemisahan yang
menggunakan tekanan yang sangat tinggi (8 – 10) bar terhadap sebuah membran
semipermeable, sehingga akan terbentuk dua aliran air yaitu aliran permeate
dengan konsentrasi “total dissolve solids’ (TDS) yang sangat rendah dan aliran lain
yaitu concentrate dengan konsentrasi TDS yang jauh lebih tinggi. Membran
semipermeable yang digunakan memiliki pori-pori yang berukuran sangat kecil (10-3
mikron) sehingga hanya molekul-molekul tertentu saja yang dapat melalui membran
ini. Air murni yang bermolekul kecil dapat melalui membran, sedangkan molekul TDS
seperti garam dan senyawa ionik lainnya tertinggal di membran. Dalam proses
pemisahan ini dibutuhkan tenaga/tekanan untuk mendorong proses penyaringan
antar membran dan meningkatkan kemampuan penyaringan daripada membran itu
sendiri. Tekanan yang diperlukan dinamakan “tekanan osmosis’, dimana nilai
tekanan tergantung dari tinggi konsentrasi awal dari solid yang terlarut dan macam
solid ini, yang berada dalam aliran air baku (raw / feed water). Sebelum air baku
yang ditransfer oleh feed water pump disampaikan kepada suction side dari high
pressure pump, air ini masih dilewatkan melalui sebuah micro cartridge filter (5
mikron) sebagai filtrasi terakhir. Dari sini high pressure pump akan menyalurkan air
dengan tekanan tinggi, melalui sistem membran R.O.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada bagian outlet sistem pressure vessel ini
akan menghasilkan 2 macam aliran, yaitu permeate (air murni) dan concentrate (air
dengan kandungan solid yang tinggi). Dengan cara ini, kita dapat memisahkan
senyawa-senyawa ionik serta garam yang terlarut dalam air sehingga didapatkan air
dengan kemurnian yang sangat tinggi.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 6
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Gambar 1. Skema Prinsip Pemishan dengan Reverse Osmosis

ULTRAVIOLET (UV) DISINFECTION

Radiasi sinar Ultraviolet (UV) merupakan salah satu metode sanitasi yang banyak
digunakan dalam proses pemurnian air untuk mengontrol dan mengeliminasi
mikroorganisme yang terdapat dalam aliran air tersebut. Unit disinfeksi
menggunakan UV ini berbentuk seperti tabung yang memiliki dua chanel (in&out)
dan didalamnya ditanam sebuah lampu UV bermaterial khusus (biasanya dilapis
dengan kuarsa). Aliran air akan memasuki tabung melalui chanel in dan terpapar
radiasi sinar UV dengan interval serta intensitas tertentu kemudian akan keluar
melalui chanel out. Berikut terdapat ilustrasi sederhana unit disinfeksi dengan sinar
UV:

Gambar 2. Skema Prinsip Disinfeksi dengan Sinar UV

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 7
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Disinfeksi dengan sinar UV bekerja dengan cara memaparkan sinar ultraviolet pada
aliran air dengan interval waktu tertentu. Sinar UV memiliki panjang gelombang
antara 200 – 280 nm yang berada diantara spectrum cahaya X-ray dan cahanaya
tampak. Sinar UV efektif dalam permeasi ke dalama sel mikroorganisme (bakteri)
lalu melakukan distorsi hingga abrasi materi genetik mikroorganisme sehingga sel
mikroorganisme tidak dapat berreproduksi dan mati. Pemaparan sinar UV tidak
mengubah kualitas fisikokimia dari air; yang berarti tidak ada yang hilang maupun
bertambah kecuali energi. Senyawa organik/inorganik terlarut juga tidak dapat
dieliminasi menggunakan metode ini. Perlu diketahui pula, disinfeksi menggunakan
sinar Uv tidak terlalu efektif untuk mikroorganisme jenis kapang, protozoa dan cyst
karena memerlukan dosis yang lebih tinggi.

Gambar 3. Skema Rentang Spektrum Sinar UV

Derajat efektivitas disinfeksi dengan radiasi UV bergantung terhadap dosis yang


dipaparkan terhadap aliran air. Dosis ini diartikan sebagai intensitas cahaya yang
diberikan dan waktu pemaparan yang terukur dalam satuan ws/cm2. Terdapat
beberapa variable yang mempengaruhi efektivitas disinfeksi menggunakan sinar UV,
sebagai berikut:

1. Kualitas air
Beberapa jenis kontaminan dalam air dapat menurunkan transmisi sinar UV
ke dalam air, sehingga menurunkan dosis paparan sinar UV terhadap sel
mikroorganisme. Beberapa kontaminan ini meliputi kekeruhan, zat terlarut, zat
tersuspensi, ion besi, dan masih banyak lagi. Berikut beberapa rekomendasi
batas konsentrasi kontaminan dalam aliran air yang diperbolehkan agar
proses disinfeksi berjalan 100% efektif:

Jenis senyawa Konsentrasi Maksimal

Kekeruhan 5 NTU
Zat tersuspensi total 10 ppm

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 8
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Warna -
Besi 0,3 ppm
Mangan 0,05 ppm
pH 6,5 – 9,5
Kesadahan < 6 grains

Permasalahan diatas dapat teratasi apabila air yang diolah merupakan hasil
olahan unit Reverse Osmosis yang memiliki kandungan-kandungan
kontaminan sangat rendah. Disinfeksi menggunakan UV merupakan metode
disinfeksi paling efektif untuk air olahan Reverse Osmosis atau terdistilasi.

2. Flowrate
Semua unit disinfeksi sinar UV memiliki kapasitas alir maksimal maupun
minimal nya. Apabila kapasitas alir terlalu cepat, maka air hanya akan
melewati unit tanpa sempat terkena paparan sinar UV. Apabila kapasitas alir
terlalu lambat, maka air akan terpapar sinar UV dalam waktu cukup lama
sehingga menyimpan panas yang dapat merusak lampu UV.

Permasalahan diatas dapat teratasi apabila air yang diolah merupakan hasil
olahan unit Reverse Osmosis yang memiliki kandungan-kandungan
kontaminan sangat rendah. Disinfeksi menggunakan UV merupakan metode
disinfeksi paling efektif untuk air olahan Reverse Osmosis atau terdistilasi.

Terdapat beberapa limitasi yang perlu diketahui dalam metode disinfeksi


menggunakan lampu UV. Disinfeksi hanya terjadi pada area paparan sinar UV saja.
Apabila dimisalkan, terdapat satu sel bakteri yang lolos maka terdapat kemungkinan
bahwa sel tersebut dapat menempel pada saluran pipa dan berkembangbiak.
Kemudian, sel bakteri yang telah dibunuh melalui paparan sinar UV tidak dapat
dihilangkan dari aliran air. Hal tersebut diartikan bahwa sel bakteri memang telah
mati, namun materi-materi sel (pirogen) masih terdapat dalam air. Adapun sisa-sisa
materi sel tersebut dapat menjadi nutrisi/makanan untuk sel bakteri yang berhasil
lolos dari unit. Oleh karena limitasi tersebut, perlu dilakukan pembersihan saluran
pipa menggunakan cairan kimia untuk mencegah terbentuknya flok-flok bakteri yang
menempel.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 9
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

IV. SPESIFIKASI MATERIAL & PERALATAN

PERALATAN

NAMA JUMLAH UNIT

ALKALI DOSING PUMP


Merek : Tacmina
Tipe : CS II
1 (satu) set
Kapasitas : 10 l/jam
Total head : 4 bar
Accecories : Tanki kimia 300 liter
REVERSE OSMOSIS UNIT
Merek : Aquafiltro
Kapasitas permeate : 10 m³/jam
Permeate recovery : ± 70 %
Material frame : SS 304
Pipa interkoneksi : SS 304, sch 20
tekanan tinggi
Pipa interkoneksi : SS 304 sanitary Minox atau sederajat
tekanan rendah

Membrane
Merek : Hydranautics
Tipe : CPA 5 LD
Dimensi : Ø 8” ; panjang 40”
Maximum salinity : 2.500 ppm
Jumlah : 15 (lima belas) buah

Housing
1 (satu) set
Merek : ROPV atau sederajat
Material : FRP
Dimensi : Ø 8” ; panjang 200”
Jumlah : 3 (tiga) buah
Tekanan maksimal : 300 psi

Pompa high pressure


Merek : Grundfos
Tipe : CR 15 – 8
Kapasitas : 16m³/jam
Total head : 9 bar
Daya : 7,5 kW
Pompa cleaning
Merek : Grundfos
Tipe : CRN 20 – 4
Kapasitas : 24 m³/jam
Total head : 30 m
Daya : 5,5 kW

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 10
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Pompa dosing anti : Tacmina CS II 300, tanki kimia 250 L


scalant
Daya : ± 11 kW ; 380 V ; 3 phase ; 50 Hz
Fitur standard : :
 CREATE/Equal TDS monitor for inlet and permeate
(1 monitor w/ 2 sensor)
 CREATE/Equal inline rotameter for permeate and reject
 1 micron cartridge filter with SS 304 housing, capacity
16 m³/jam (Service line)
 5 micron cartridge filter with SS 304 housing, capacity
24 m³/jam (Cleaning line)
 Low & high pressure switch system
 Pressure gauge
 On site membrane cleaning system
 Tanki cleaning 500 liter

FLOW METER (EXISTING WTP)


Merek : Create
Tipe : Inline rotameter
Material : Stainless steel 2 (dua) unit
connection
Material body : Acryclic
Material bandul : Stainless steel

PH MONITOR
Merek : Create
1 (satu) unit
Tipe :

STATIC MIXER
Merek : Ex. Lokal
1 (satu) unit
Kapasitas : 15 m3/jam
Material : SS 304

POMPA TRANSFER PERMEATE


Merek : Grundfos
Tipe : CR 15 – 3
Kapasitas : 15 m³/jam
1 (satu) unit
Total head : 30 m
Material : SS 304
Daya : 3 kW
Accecories : pressure gauge

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 11
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

MICRO FILTER
Merek : Ex. China
Dimensi housing :  250 mm; tinggi 1.360 m 1 (satu) set
Volume catridge :5
per housing

Ultraviolet
Merek : Viqua (Ex. Sterilight)
Tipe : K+
1 (satu) unit
Kapasitas : 16 m3/jam
Daya : 230 Watt
Outlet UV : < 100 koloni

PEKERJAAN PERPIPAAN & INSTALASI


Pekerjaan perpipaan & instalasi hanya di dalam
“battery limit”.
Lump sum
Material pipa : SS 304 sanitary ex. Minox/Kingley
Valve : SS 304 Minox/Sankyo
Aksesoris : Valve & fittings

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Kabel hanya di dalam “battery limit” interkoneksi antar
peralatan yang disupplai sampai ke panel kontrol saja.
Kabel untuk power supply harap disediakan oleh owner.
Lump sum
Merek kabel : Kabel metal atau sederajat
Tipe : SNI
Aksesoris : Kabel tray (Ex.Lion) & fittings

PANEL KONTROL
Material : MS 41 powder coated
Tipe : Indoor
Panel untuk :
1 (satu) set
 1 RO unit
 1 inverter pompa high pressure RO
 1 pompa transfer permeate
 1 ultraviolet

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 12
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

V. METODE KERJA

Bagian ini memaparkan alur proses, pengoperasian peralatan, dan pemeliharaan


peralatan dalam sistem pengolahan air Reverse Osmosis pada PT. Tirta Sukses
Perkasa.
.
ALUR PROSES
Berikut alur proses dari sistem WTP – Reverse Osmosis & WW Recycle
Ultrafiltration:

Air olahan WTP


konvensional
Al
TDS

Reverse Osmosis Unit

pH TDS

pH

Mixing Tank

P TDS

Catridge filter

Ultraviolet

TDS

Tangki Permeate

Legend:
: peralatan baru : backwash TDS : TDS monitor
P : Pressure gauge
: existing/by owner : pompa pH : pH monitor

Al : tangki kimia (kaporit) : Static mixer

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 13
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

PENGOPERASIAN PERALATAN

1. Persiapan kerja
1. Sebelum mulai menjalankan unit pengolahan air, periksalah dahulu tangki
bahan kimia yang tersedia.
2. Lakukan pemeriksaan panel elektrik.
3. Lakukan pemeriksaan peralatan dan atur valve.
4. Pemeriksaan arah putaran impeller pompa dan motor, apakah sudah sesuai
dengan manual masing-masing peralatan.
5. Pemeriksaan kerja sensor elektroda WLC / float switch setiap tangki atau bak.

2. Operasi kerja

Influent yang akan memasuki instalasi WTP – Reverse Osmosis merupakan air
hasil olahan WTP konvensional (existing).

1. DOSING NaOH
Cara pembuatan larutan dosing NaOH
Konsentrasi flake NaOH (umumnya) : ±98 %
Nilai pH yang ingin di buat : 11
Konsentrasi larutan NaOH yang ingin dibuat : 5%
Volume tanki kimia : 300 Liter

Langkah-langkah:
- Siapkan flake/powder Sodium hidroksida (NaOH).
PERHATIAN! Pencampuran/pembuatan larutan harus menggunakan
perlengkapan safety untuk menghindari paparan dari basa.
- Masukan ±12,5 kg flake NaOH ke dalam tanki kimia.
- Tambahkan air dengan pelan-pelan ke dalam tanki karena proses
eksotermis (menghasilkan panas)
- Tambahkan air hingga 250 liter dan aduk hingga homogen.

Pompa dosing NaOH:


a. Naikkan MCB pompa dosing NaOH.
b. Pastikan tanki larutan NaOH selalu terisi dan tidak habis.
c. Penambahan larutan dosing otomatis diatur oleh pH-monitor.
d. Bila semua sistem unit berjalan baik, jalankan secara AUTO.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 14
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

2. REVERSE OSMOSIS
Service:

- Naikkan MCCB utama.


- Naikkan MCB pompa RO feed / umpan RO.
- Naikkan MCB pompa RO high pressure.
- Naikkan MCB pompa dosing anti scalant.
- Naikkan MCB flowmeter dan conductivity meter.
- Buka semua valves yang diperlukan dalam mode “SERVICE”.
- Pastikan tangki kimia antiscalant telah tersedia dan terisi.
- Periksa kondisi WLC pada Tangki permeate RO (existing).
- Periksa catridge filter pada posisi SERVICE dan pastikan catridge telah
terisi serta terpasang dengan baik.
- Jalankan secara “manual” sistem terlebih dahulu.
- Bila semua alat berjalan dengan baik,maka jalankan secara “AUTO”.

C.I.P ( Clean In Place) / Cleaning R.O:

- Isi tangki C.I.P/Cleaning dengan air bersih/permeate R.O.


- Masukkan NaOH pada tangki C.I.P dan aduk dengan menggunakan
pompa cleaning atau pengaduk, atur hingga nilai pH = 12. (Langkah I)
- Masukkan HCl pada tangki C.I.P dan aduk dengan menggunakan pompa
cleaning atau pengaduk, atur hingga nilai pH = 4. (Langkah II)
- Periksa catridge filter untuk C.I.P, pastikan catridge telah terisi dan
terpasang dengan baik
- Buka valve venting yang terdapat pada tangki catridge filter untuk
membuang sisa angin dalam tangki.
- Buka semua valves yang diperlukan dalam mode “C.I.P”.
- Naikkan MCB pompa umpan (feed) / cleaning.
- Jalankan pompa umpan/cleaning untuk melakukan C.I.P / cleaning.
- Jalankan proses langkah I maupun langkah II selama 30-40 menit.
- Langkah I maupun langkah II dapat dijalankan secara bertahap, dengan
melakukan langkah I terlebih dahulu,namun sebelum melakukan langkah
II,tangki harus dibersihkan dan diisi dengan air bersih kembali.
- Dapat dilakukan salah satu, namun menyesuaikan dengan keadaan atau
masalah “fouling” yang timbul.
- Setelah melakukan langkah I maupun langkah II, maka tangki diisi
dengan air bersih kembali dan dilakukan proses “Rinsing” atau
pembilasan selama 40-60 menit.
- Baik setelah melakukan langkah I maupun langkah II, sebaiknya cek
kondisi catridge filternya, bila terlalu kotor,maka sebaiknya dilakukan
penggantian.

Pasivasi:

Prosedur dan jalur pasivasi sama dengan proses C.I.P di atas. Prosedur
pasivasi hanya dilakukan sekali sesaat sebelum pengoperasian unit RO.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 15
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Langkah-langkah:
- Siapkan larutan asam sitrat dengan pH berkisar 2-3.
PERHATIAN! Pencampuran/pembuatan larutan harus menggunakan
perlengkapan safety untuk menghindari paparan dari asam.
- Valve dan jalur sesuai dengan prosedur C.I.P.
- Larutan asam sitrat sebelumnya dialirkan dan dibiarkan selama 24 jam
(perendaman) pada saluran pipa-pipa untuk menghilangkan sisa unsur
logam yang tertinggal.
- Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam, lakukan proses rinsing
hingga bersih.

Petunjuk atau acuan beberapa valve yang perlu diatur selama


pengoperasian (Service dan CIP) unit Reverse Osmosis dapat dilihat pada
tabel dibawah berikut:

Operasi Valve yang dibuka Valve yang ditutup

Service 1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12

C.I.P 7, 8, 9, 10, 11, 12 1, 2, 3, 4, 5, 6


4,7,8,9,10,11 1,2,3,5,6,12
Flushing 1, 2, 3, 4, 5, 12 6, 7, 8, 9, 10, 11
1,2,4,5,9,10,12 3,6,7,8,10

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 16
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Cara pembuatan larutan antiscalant Kurita KV N-5005

Konsentrasi larutan baku (A) : 50 ppm


Konsentrasi akhir : 3 ppm

Untuk membuat larutan klorin dengan konsentrasi akhir 3 ppm pada total
kapasitas WWTP dapat menggunakan persamaan:

C1 . V1 = C2 . V2

C1 = konsentrasi awal (ppm / mg/L)


C2 = konsentrasi akhir (ppm / mg/L)
V1 = volume larutan baku (L)
V2 = volume larutan akhir/yang ingin dibuat (L)

Langkah kerja:
Untuk membuat sebanyak 250 liter (V2) larutan klorin 3 ppm, dibutuhkan
sebanyak 15 liter (V1) larutan (A). Dimasukan sebanyak 15 liter larutan (A)
ke dalam tangki, selanjutnya dimasukan sebanyak ±235 liter air bersih ke
dalam tangki tersebut. Larutan dicampur serta diaduk hingga homogen.
Perhitungan:
C1 . V1 = C2 . V2
50 . V1 = 3 . 250
V1 = 15 liter

Operasi pompa dosing anti-scalant


- Naikkan MCB pompa dosing.
- Pastikan Flowswitch pada jalur masuk ke pretreatment bekerja dengan
baik,sehingga pada saat transfer dari WTP “ON”’maka dosing pump
bekerja untuk melakukan injeksi.
- Pastikan tanki kimia larutan anti-scalant selalu terisi dan tidak habis.
- Bila semua sistem berjalan baik, jalankan secara AUTO.

System Adjustment Recovery

Dengan memonitor secara regular nilai recover, kita memastikan supaya


system membran beroperasi dengan baik. Persentase pada recovery adalah
persentase pada feedwater yang menjadi air produksi. Untuk menentukan
system recovery ambil rasio pada permeate flow untuk feed flow (Feed
Flow=Permeate Flow + Concentrate Flow). Seperti dibawah ini:

= x 100%

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 17
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

x 100%

Contoh: Jika permeate flow adalah 15 m3/jam & concentrate flow adalah 35
liter/menit, maka

x 100% = 30%

Nilai recovery yang tinggi menunjukkan kurangnya concentrate dan menyebabkan


kotoran yang tidak dapat dihilangkan pada RO membran.

PERHATIAN
Untuk mencegah timbulnya kotoran yang akan menyebabkan endapan pada
membran RO, maka RO harus dioperasikan setiap hari minimal 30 menit,
supaya terjadi sirkulasi pada membran.

System Monitoring & Record Keeping

System harus dimonitor dan dan semua data direcord secara tepat setiap
hari. Data yang harus dicatat adalah :

Inlet pressure
Pressure setelah High Pressure Pump
System pressure

Record dari pembesihan membrane, penggantian membran, penggunaan


antiscalant. Data akan diperlukan untuk menentukan efisiensi
pengoperasian dan kinerja pemeliharaan system. Termasuk pembersihan
membran peningkatan kondisi operasional, penggantian membran, dan
penggunaan antiscalant.

3. PANEL KONTROL
 Langkah-langkah sebelum pengoperasian panel WTP:
1. Pastikan tegangan tiap phase (R, S, T) dengan Netral ± 220 Volt
2. Pastikan tegangan phase dengan phase ± 380 Volt
3. Pastikan koneksi tegangan pada setiap motor sudah benar
4. Periksa kondisi MCB incoming, power, dan control sudah close ( ON )
5. Pastikan Push Button Emergency tidak dalam keadaan open ( ON )
6.Pastikan RCP / PFR phase failure relay di posisi ON (Lampu merah
menyala)

Apabila semua prosedur awal sudah dilaksanakan dengan baik, maka panel
RO siap dioperasikan, baik manual operation atau automatic operation.
Apabila Tegangan incoming sudah ada maka lampu indicator incoming ( R,
S, T ) akan menyala.

A. MANUAL OPERATION

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 18
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

1A. Menghidupkan POMPA HP RO secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button ON ( Hijau ) POMPA HP RO

1B. Mematikan POMPA HP RO secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button RED ( Merah ) POMPA HP RO

2A. Menghidupkan POMPA CLEANING secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button ON ( Hijau ) POMPA CLEANING

2B. Mematikan POMPA CLEANING secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button RED ( Merah ) POMPA CLEANING

3A. Menghidupkan POMPA PERMEATE secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button ON ( Hijau ) POMPA PERMEATE

3B. Mematikan POMPA PERMEATE secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button RED ( Merah ) POMPA PERMEATE

4A. Menghidupkan POMPA DOSING ANTISCALANT secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button ON ( Hijau ) POMPA DOSING
ANTISCALANT

4B. Mematikan POMPA DOSING ANTISCALANT secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button RED ( Merah ) POMPA DOSING
ANTISCALANT

5A. Menghidupkan POMPA DOSING KAPORIT secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button ON ( Hijau ) POMPA DOSING KAPORIT

5B. Mematikan POMPA DOSING KAPORIT secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi MAN
- Tekan Iluminated Push Button RED ( Merah ) POMPA DOSING
KAPORIT

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 19
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

6A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-401 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi ON

6B. Mematikan PNEMUATIC VALVE / V-401 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi OFF

7A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-402 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi ON

7B. Mematikan PNEMUATIC VALVE / V-402 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi OFF

8A. Menghidupkan CHANGE OVER VALVE / V-406 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi ON

8B. Mematikan CHANGE OVER VALVE / V-406 secara manual.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi OFF

B. AUTOMATIC OPERATION

1A. Menghidupkan POMPA HP RO secara Automatic.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- POMPA HP RO ON berdasarkan PS-01, PS-02 & WLC LS-01
 PS-01 LOW → POMPA HP RO → OFF
 LS-01 HIGH → POMPA HP RO → OFF
 PS-01 HIGH → POMPA HP RO → ON
 PS-02 HIGH → POMPA HP RO → ON
 LS-01 MED → POMPA HP RO → ON

2A. POMPA CLEANING hany berkerja secara manual.

3A. Menghidupkan POMPA PERMEATE secara Automatic.


- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- POMPA PERMEATE ON berdasarkan CM-02 & WLC LS-01
 LS-01 LOW → POMPA PERMEATE → OFF
 CM-02 TDS > X → POMPA PERMEATE → OFF
tangki final tank low pompa on
tangki final tank high pompa off
4A. Menghidupkan POMPA DOSING ANTISCALANT secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- POMPA DOSING ANTISCALANT akan ON berdasarkan POMPA HP
RO
 POMPA HP RO ON → POMPA DOSING ANTISCALANT → ON

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 20
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

NaOH
5A. Menghidupkan POMPA DOSING KAPORIT secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- POMPA DOSING KAPORIT akan ON berdasarkan PH METER
 PH ≤8 → POMPA DOSING KAPORIT → ON pH <7,0
 PH ≥8 → POMPA DOSING KAPORIT → OFF pH >7,5
V-401 / V6
6A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-401 secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-401 akan ON berdasarkan POMPA HP RO
 POMPA HP RO ON → PNEMUATIC VALVE / V-401 → CLOSE 5
MENIT
 POMPA HP RO OFF → PNEMUATIC VALVE / V-401 → OPEN close
Pompa hp Ro on-timer 5 menit close-penumatic
after 5 menit open-penumatic on hingga pompa ro off
7A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-402 secara Automatic. V402/V12
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-401 akan ON berdasarkan POMPA HP RO
 POMPA HP RO ON → PNEMUATIC VALVE / V-402 → OPEN 5
MENIT
 POMPA HP RO OFF → PNEMUATIC VALVE / V-402 → CLOSE
Pompa hp ro on-timer 5 menit open-penumatic
after 5 menit close-penumatic off hingga pompa ro off
8A. Menghidupkan CHANGE OVER VALVE / V-406 secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-406 akan ON berdasarkan CM-02

C. TRIP CONDITION

Trip Condition dapat terjadi di karenakan motor panas ( overheating )


Penyebab-penyebab motor overheating:
1. Tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
2. Perbedaan tegangan phase yang terlalu jauh ( untuk motor 3 phase )
3. Putus nya salah satu phase dll.

Jika terjadi trip maka lampu ( ON ) akan berkedip dan Buzzer menyala
( mengeluarkan suara sirine ).

Untuk mengembalikan kondisi motor seperti semula jika terjadi trip:


1. Tekan push button off buzzer
2. Posisikan mode operasi selector switch pada posisi OFF ( untuk motor /
pompa yang trip saja )
3. Tekan switch reset yang ada di thermal overload (PTC)

D. EMERGENCY CONDITION

Jika terjadi masalah yang tidak di inginkan dan ingin mematikan semua
motor dengan cepat tekan push button emergency

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 21
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

PEMELIHARAAN PERALATAN
1. Petunjuk umum
1. Perhatikan secara seksama dan teliti petunjuk operasi dan perawatan dari
manual masing-masing peralatan.
2. Ikuti semua petunjuk operasi dan perawatan dalam manual.
3. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diatasi dengan petunjuk yang
diberikan dalam manual, hubungi supplier atau kontak person serta alamat
yang ada dalam manual.
4. Peralatan harus dikalibrasi tepat waktu. Dalam metoda mekanikal pompa,
kinerja serta kapasitas pompa akan menurun. Oleh karena itu, putaran as
pompa harus disesuaikan dan disetting kembali. Pelaksanaan kalibrasinya
adalah dengan merencanakan secara seksama beberapa data trial debit
versus stroke atau bukaan valve outlet pompa. Grafik/ kurva debit pompa
akan sangat membantu untuk mencapai kapasitas dan kinerja pompa yang
sebenarnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode.
5. Seluruh system panel kontrol, PLC dan timer harus dikontrol untuk
memastikan bahwa peralatan tersebut dapat bekerja dengan baik.
6. Jika peralatan kontrol tidak bekerja dengan benar, sensor harus diperiksa
secara detail. Masalah yang paling umum terletak pada penyumbatan
elektroda oleh kotoran.
7. Sangat disarankan untuk selalu memeriksa kondisi serta kinerja WLC floating
setiap bak .
8. Lifetime dari beberapa peralatan adalah bervariasi,bila kinerja dari peralatan
menunjukkan penurunan,maka cadangan/spare part dari peralatan tersebut
harus dipersiapkan sebelumnya.

2. Petunjuk khusus
1. CHEMICAL DOSING SYSTEM
- Pelaksanaan secara rutin lubrikasi setiap 10.000 jam atau 2 tahun sekali
dengan menggunakan grease/pelumas pada gear di bagian dalam pompa
dosing (tahapan/petunjuk pelumasan grease 10.000 jam).
- Lakukan pemeriksaan rutin setiap hari terhadap level bahan kimia di
dalam tangki kimia harus penuh atau minimal masih diatas hisapan
pompa dosing.
- Lakukan pemeriksaan rutin setiap hari terhadap kemungkinan adanya
kebocoran bahan kimia atau tetesan bakan kimia di titik outlet
pompa,valve keluaran,relief valve serta jalur pipa bahan kimia.
- Lakukan penggantian spare part setiap satu tahun sekali atau 10.000 jam
operasi untuk : diaphragm,air release nozzle,vale seats dan check balls.
- Bila terjadi masalah atau kerusakan pada system relief valve yang tidak
dapat bekerja atau mengatur dosing,maka lakukan penggantian spare
part baru untuk relief valve.
- Secara rutin pemeriksaan fisik,temperature,suara terhadap motor pompa
dosing.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 22
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

- Lakukan kalibrasi pompa dosing (debit sebenarnya) setiap 3 bulan untuk


mendapatkan setingan dosis bahan kimia yang dikehendaki.

2. FLOWMETER/ TDS PROBE


- Lakukan pembersihan secara rutin pada bagian luar sensor alat ukurnya.
- Gunakan cairan atau larutan pembersih yang tidak keras atau yang tidak
menyebabkan kerusakan pada permukaan housing dan sealnya.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 23
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

3. RO UNIT
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan:
a. Menghindari kerak
Air dengan kadar garam yang tinggi pada sisi concentrate dapat
membentuk kerak pada permukaan membran. Hal ini akan
menyebabkan kebuntuan membran. Agar garam -garam tersebut
tidak menjadi kerak, maka air feeding terlebih dahulu harus di injeksi
dengan bahan kimia anti scalant atau anti kerak yaitu suatu zat kimia
organik yang di injeksikan ke dalam air feeding. Zat ini berfungsi
untuk mengikat garam -garam alkali dan garamgaram logam
menjadi tetap bebas melayang di dalam air dan tidak dapat
membentuk kerak (dispersing agent).

b. Menghindari oksidasi di permukaan membran


Untuk menghindari hal ini sistem RO sebaiknya dilengkapi dengan
karbon filter. Karbon aktif akan menyerap dan bereaksi dengan zat-
zat pengoksidasi kuat yang terlarut dalam air. Kinerja karbon aktif ini
harus selalu diperhatikan agar zat -zat pengoksidasi dan zat-zat
organik tidak terikut dalam sistem RO.

 Kondisi ekstrim bagi membran:


a. Partikel koloidal dan suspensi
Partikel-partikel koloidal dan suspensi ini sangat tidak diharapkan
masuk ke dalam sistem membran RO, karena dapat menyebabkan
kebuntuan pada membran.

b. Zat pengoksidasi kuat seperti


Chlorine ( Cl2 ), Ozon ( O3 ), Bromide ( Br2 ), Peroxide (H2O2). Zat-
zat oksidator ini dapat bereaksi dengan membran RO sehingga
membran akan menjadi tipis dan kemudian rusak.

c. Zat-zat organik lain


Cationic surfactant, Cationic strong flocculant, Detergent as non-
ionic surfactant, Formalin dengan konsentrasi tinggi. Zat ini akan
menyebabkan reaksi terhadap membran sehingg a membran mudah
rusak. Kerusakan dapat berupa kehilangan permeate atau
pembesaran pori membran (aus). Untuk mengoperasikan RO secara
baik selain harus mengikuti petunjuk manual operasi alat RO, juga
harus diperhatikan hal -hal yang menyebabkan sistem tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

 Filter Catrdrige
a. Waktu untuk mengganti filter cartridge
Filter cartridge seharusnya diganti secara regular untuk memelihara
kelayakan tekanan pompa dan alirannya. Tekanan sebelum dan

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 24
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

sesudah Filter cartridge diukur dengan dua pressure gauge. Dalam


keadaan bersih. ∆p = Pmasuk – P keluar = 1 s/d 2 psi. Bila ∆p sudah
naik sampai 10 psi keatas filter cartridge harus diganti.

b. Mengganti catridge filter


Catridge Filter mempunyai waktu umur yang terbatas. Untuk
performance terbaik, catridge harus diganti ketika selisih antara
tekanan air masuk dan air keluar menjadi lebih besar dari 10 psi.

PROSEDUR:
1. Unit RO dimatikan.
2. Valve untuk supply masuk ditutup.
3. Buang sisa air yang terdapat dalam tangki micro filter.
4. Bongkar filter housing.
5. Lepaskan dan ganti catridge. catridge baru direndam air panas sebelum dimasukan
6. Sebelum cartridge baru dimasukkan ke dalam housing, pastikan
seal Oring diletakkan di groove pada housing.
7. Pasang housing kembali.

 Membran
a. Waktu membersihkan membran
Dalam pengoperasian normal, pada elemen membran reverse
osmosis akan terjadi endapan mineral, unsur biologi, dan kotoran
lainnya. Deposit terbentuk selama beroperasi hingga menyebabkan
berkurangnya keluaran jumlah permeate atau naiknya nilai TDS
pada permeate, atau keduanya. Elemen harus dibersihkan setiap
waktu nilai output air menurun 10 persen dari nilai flow kapasitas
mesin. Nilai flow ditetapkan selama 24 jam pertama hingga 48 jam
pengoperasian atau ketika nilai TDS dalam air produksi naik.

Catatan: Nilai output air akan menurun jika temperature feedwater


diturunkan (sekitar ½ persen per derajat F). Ini normal dan tidak
dapat menimbulkan kotoran. Sebuah kesalahan fungsi dalam
pretreatment, control tekanan atau pompa dapat menyebabkan
pengurangan tekanan dalam feedwater, besarnya aliran feedwater,
output air produksi, atau sebuah peningkatan dalam aliran
konsentrate. Jika peningkatan serupa terjadi, elemen tidak perlu
dibersihkan.
b. Mengganti membran
Peralatan:
1. Open end wrench, 1 ½”
2. Food grade glycerine lubricant
3. Kacamata pelindung
pastikan mengeluarkan membran dan memasukkan membran sesuai flow in out nya

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 25
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Prosedur:
1. Matikan sistem unit.
2. Lepaskan seluruh pipa stainless mulai dari ujung feed dari
pressure vessel.
3. Lepaskan 12 buah victolic coupling yang berada di ujung housing.
4. Lepaskan flange header outlet.
5. Buka ring penahan pelat pada ujung feed menggunakan 6 mm
metal ass.

PERHATIAN
Gunakan kacamata pelindung atau proteksi untuk mata yang
sesuai ketika melepaskan atau mengganti ring penahan baja
(stainless retaining rings).

6. Lepaskan end plug dengan menarik secara hati-hati pada


sambungan stainless.
7. Tarik ujung adaptor dan keluarkan membran yang lama dengan
mendorongnya ke arah sisi concentrate./permeate
8. Pasang membran yang baru. Masukkan membran dari sisi inlet
raw water, pastikan seal dan seluruh “O”-rings dalam kondisi dan
posisi yang baik, gunakan glycerine sebagai pelumas pada
membran. pastikan arah flow pada membran benar
9. Pasang tutup housing membran, kemudian pasang ring stainless
steel sebagai penahan tutup pada membran housing.

c. Prosedur pembersihan membran

Air yang digunakan untuk membersihkan harus bebas dari


chlorine
Gunakan air permeate dalam proses pembersihan membran.
Apakah sistem membutuhkan larutan acid atau alkaline dalam
proses pembersihan, akan bergantung pada tipe kotoran. Kami
merekomendasikan pembersihan acid dilakukan pertama kali
walaupun ketika pembersihan alkaline dibutuhkan. Apabila
performance dari sistem mencakup pembersihan acid, maka
pembersihan alkaline tidak terlalu dibutuhkan.
Sistem pembersihan
Sambungkan tangki cleaning dan pompa ke sistem membran.
Apabila
dibutuhkan, buatlah satu sistem pipa seperti ditampilkan pada flow
diagram.
Tekanan pompa tidak boleh lebih dari 60 PSI.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 26
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

Pembersihan dengan acid


1. Mempersiapkan larutan asam
Perlahan tambahkan acid (HCl) kedalam tanki cleaning yang
sudah terisi dengan air. Atur hingga pH larutan berkisar antara 2
dan 3 dan aduk hingga homogen.

Mempersiapkan larutan alkaline


Tambahkan perlahan alkaline (NaOH/ Natrium Hydroxide) ke air
sehingga pH air menjadi 12 untuk TFC elemen. Aduk hingga
homogen.
PERHATIAN
“Campur dengan hati-hati dan gunakan baju pelindung lengkap”
Larutan asam dapat berpotensi korosif bagi bagian tubuh dan larutan
alkali dapat menyebabkan kerusakan mata

2. Prosedur pembersihan
Jangan membersihkan dengan larutan yang suhunya melebihi
50°C atau aliran lebih dari 10 m3/jam untuk elemen 8”. Alirkan
kembali larutan ke tanki cleaning.
- Atur pembukaan dan penutupan untuk valve sesuai prosedur
cleaning.
- Posisikan switch sistem pada posisi manual.
- Posisikan switch cleaning pump pada posisi manual.
- Lakukan pengaturan debit dan tekanan cleaning pump secara
bertahap dari debit dan pressure kecil ke besar selang waktu 5
menit.

 Storage & Freezing Protection


Mencegah pertumbuhan bakteri, jika mesin tidak doperasikan dalam
jangka waktu yang lama (lebih dari 3 hari maka isikan membran housing
dengan larutan (formalin).
Untuk mempersiapkan larutan campurkan 6 – 8 liter formalin dengan
500 liter air pada tangki cleaning.
a. Penyimpanan elemen
Campurkan cairan dengan baik. Rendam elemen di dalam cairan
selama 1 jam. Keringkan dan simpan untuk pengiriman.
b. Penyimpanan membran
Untuk penyimpanan elemen membran dalam housing pressure
vessel,ikuti prosedur dibawah ini:
1. Keringkan sistem
1. Tambahkan feedwater inlet ke tangki cleaning dengan 110 liter
larutan.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 27
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

2. Masukan larutan kedalam presure vessel dengan memakai cara


prosedur cleaning.
3. Untuk service, buang air produk selama 30 menit untuk
pengeringan.

PERHATIAN
“Simpan bahan kimia dengan baik. Gunakan baju pelindung dan
kacamata pelindung, jika terjadi kontak dengan tubuh, kulit atau
mata tersiram dengan bahan kimia ini, bilas dengan air bersih yang
banyak sampai mendapat perawatan medis.”
 Desinfeksi dan sterilisasi reverse osmosis element
Cairan desinfektan yang baik untuk elemen spiral adalah 0,1 persen
cairan sodium bisulfite. Cairan ini mencegah pertumbuhan bakteri ketika
dalam pemeliharaan dan waktu beroperasi. Dibuat dengan melarutkan
0,5 liter sodium metabisulfite dalam 30 liter air. Elemen harus dibilas
dengan carian sebelum disimpan atau permulaan dari periode
pemakaian.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan formaldehyde. Campur 0,5 liter
formalin dengan 30 liter air bersih.
Disinfektan dan sterilant lain yang dapat digunakan:
a. Hidrogen peroksida pada konsentrasi 100 sampai 1.000 ppm (0,01
sampai 0,1 persen) efektif pada suhu ruangan. Hidrogen peroksida
akan merusak membran pada temperatur tinggi.

b. Chloramine, chloramines-T dan N-chloroisocyamurates dapat


digunakan di elemen spiral. Bahan diatas tidak terlalu efektif sebagai
sterilant. Juga jika digunakan sebagai kombinasi dengan
penyumbatan yang parah oleh bakteri, penurunan flux sering terjadi
disebabkan oleh material bakteri mati di aliran awal membentuk
deposit pada permukaan membran. Chlorine dioxide, bebas dari
hypochlorite atau chlorine, dapat digunakan sebagai disinfektan.
Kedua chloramines dan dioxide siap dilarutkan di sepanjang
membran, terlihat pada permeate.

 Biocidal protection of reverse osmosis elements and module


Bagian dalam dari membran spiral, dengan kondisi gelap dan lembab
merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan microorganisme.
Ketika
elemen spiral digunakan, ditest atau dioperasikan beberapa saat
mungkin
akan terlindung dari bakteri. Menjelang periode penyimpanan dan mesin
dalam keadaan non aktif selama beberapa saat, elemen spiral harus

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 28
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

didesinfeksi atau disterilkan dengan sistem filling, yaitu dengan cara


mengisi pressure vessel membran ini dengan cairan biocidal. Jagalah
supaya cairan pengawet selalu terisi penuh. Penurunan sampai 40 %
dari isi semula dapat mengakibatkan terjadi pembusukan, Kemudian
simpan di rak atau pada unit yang tidak beroperasi selama periode yang
lama.
 Modus operasi dengan switch dalam posisi ”manual”
Dengan memposisikan switch utama pada posisi Manual dari pilihan
AUTO/OFF/MANUAL, maka sistem kontrol oleh sensor pengukuran
pressure (PS) dan sensor pengukuran permukaan level air (WLC), akan
diabaikan.

 PLC Controller
Berikut merupakan list peraltan yang dapat dikontrol oleh PLC:
Low pressure switch, High pressure switch, Conductivity, Flowmeter
inlet/outlet with totalizer.
 Troubleshooting unit RO
No Masalah Penyebab Pemecahannya
1 Tekanan rendah Tekanan atau aliran Buka tekanan feed, buka
(Kurang tekanan), signal feedwater kurang. valve feedwater.
kontrol low pressure. Pre filter tersumbat. Cartridge diganti.
Laju alir tinggi. Tutup valve concentrate,
periksa dan atur laju alir
permeate dan concentrate
jika diperlukan.
Motorized valve tidak
terbuka. Bersihkan dan ganti valve

Putaran pompa terbalik Tukar koneksi R/S/T dalam


(hanya 3 phase). panel hingga arah putaran
berganti
Tenaga elektrik kurang. Periksa sekering atau
circuit breakers, ukur
voltase.
Pengoperasian pompa tidak Lihat instruksi pompa.
benar.

2 Laju alir permeate rendah Tekanan rendah. Lihat kemungkinan-


kemungkinan yang
menyebabkan tekanan
rendah.
Flow meter tidak akurat. Periksa laju alir secara
manual dengan stopwatch.
3 Laju alir concentrate Valve concentrate tertutup. Pindahkan jalan valve

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 29
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

rendah,
tekanan normal atau lebih concentrate dan / atau
tinggi dari tekanan normal. bongkar pemipaan.
Bersihkan valve.
Aliran outlet concentrate Periksa aliran concentrate
tersumbat. yang tersumbat, pasang
kembali atau ganti
tutupnya.
Flowmeter tidak akurat. Periksa laju alir secara
manual dengan stopwatch.
4 Tidak ada tekanan air Valve concentrate kotor. Bongkar dan bersihkan
concentrate ketika valve pemipaan ke valve.
concentrate dibuka.

5 Tekanan tinggi Valve recycle atau valve Bongkar pemipaan untuk


(Kelebihan tekanan)
signal concentrate tertutup. valve recycle. Periksa
kontrol high pressure. valve concentrate.
Pressure gauge tidak akurat. Ganti atau kalibrasi gauge
seperti yang dibutuhkan.
Laju alir permeate terbatas. Lihat kemungkinan-
kemungkinan yang
menyebabkan laju
permeate rendah.
6 Air mengalir ketika mesin Inlet motorized valve tidak Bersihkan atau ganti valve.
dimatikan. tertutup.
Nilai conductivity
7 permeate Seal O-Ring patah. Ganti O-Ring, periksa
tinggi. permukaan sealing pada
celah alur O-Ring.
Buka valve concentrate
Ganti kualitas air yang dan
masuk. bilas. Tes air untuk pH,
hardness, TDS dan
kandungan besi.
Conductivity monitor TDS Kalibrasi monitor dengan
meter tidak akurat atau
probe larutan untuk conductivity
kotor. monitor yang diketahui
atau ganti dan bersihkan
probe. Bersihkan koneksi
antara probe dan monitor.
Pressure Switch storage
8 Switch dinyalakan, unit atau Periksa tekanan balik
tidak beroperasi. float switch telah permeate atau posisi float

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 30
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

memutuskan power ke
mesin. pada tanki air R.O.
Thermal overload pada
motor Periksa supply feedwater
trip. dan / atau amp draw pada
Tidak ada power pada
mesin. motor.
Periksa sekering dan
circuit
breaker, ukur voltase.
Lihat instruksi pompa.
Motor dan / atau pompa
tidak Hubungi TirtaKreasi untuk
beroperasi sendiri. kemungkinan-
Kondisi alarm telah matikan kemungkinan perbaikan.
mesin. Periksa untuk tekanan inlet
minimum atau tekan switch
reset alarm.
9 Elektrikal mesin mati Kondisi switch telah Restart mesin dengan
mematikan mesin. menekan reset pada
Motor starter overload, Contactor dan MPR.
pemanas trip. Periksa segala
kemungkinan-
kemungkinan kondisi
tekanan inlet, atau motor
starter overload.
Matikan switch,
istirahatkan bila terlalu
panas.

4. ULTRAVIOLET
- Lifetime lampu UV
Seiring berjalannya waktu, lampu UV akan membutuhkan penggantian
oleh karena mengalami proses solarisasi atau menurunnya intensitas
kekuatan lampu. Pengecekan perlu dilakukan apabila nilai koloni outlet
dari unit disinfeksi UV melebihi standar. Perlakuan mematikan dan
menyalakan lampu secara berlebihan juga dapat memperpendek umur
dari lampu.
- Lakukan pengecekan secara rutin terhadap saluran pipa yang berada
setelah unit disinfeksi UV. Dikhawatirkan terdapat bakteri yang lolos dan
dapat menumbuhkan koloni/flok pada saluran pipa yang dapat
memperburuk kualitas air dan menyumbat saluran.
- Lakukan cleaning secara rutin menggunakan larutan pembersih/sanitasi
kimia untuk mneghindari terbentuknya flok-flok bakteri pada saluran pipa.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 31
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

VI. KESELAMATAN KERJA

Untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dalam
pengoperasian unit pengolahan air limbah, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Gunakan masker, kacamata pelindung, sarung tangan pelindung dan apron


pelindung pada saat menggunakan bahan kimia yang berbahaya (bersifat
korosif, asam atau alkali kuat), baik pada saat memindahkan bahan kimia dan
saat pencucian tangki.

2. Bacalah petunjuk penanganan bahan kimia yang diberikan oleh supplier


mengingat beberapa bahan kimia mempunyai sifat korosif, mudah terbakar /
meledak dan beracun jika dihirup.

3. Jangan makan, minum atau merokok selama menangani bahan-bahan kimia.

4. Simpanlah bahan kimia di tempat yang telah ditentukan yaitu di tempat yang
sejuk, kering dan mempunyai ventilasi udara yang baik.

5. Sisa karung / jerigen bahan kimia sebaiknya langsung dibuang dan tidak
dipergunakan lagi untuk keperluan lain.

6. Beri petunjuk (nama) pada jerigen, karung atau kemasan bahan kimia lainnya,
sehingga mudah untuk dikenali dan diketahui.

7. Bersihkan selalu lantai dari sisa-sisa bahan kimia, oli dan pelumas.

8. Bacalah dengan baik petunjuk pemeliharaan, perawatan dan perbaikan


peralatan (pompa dll).

9. Penanganan bahan kimia hanya boleh dilakukan oleh orang / operator khusus
yang bertugas dan mempunyai wewenang / izin.

10. Pengaturan Panel Pengendali Unit Pengolahan Air Limbah -hanya boleh
dilakukan oleh orang / operator khusus yang bertugas dan mempunyai
wewenang / izin.

11. Untuk mencegah terjadinya hal-hal lain yang tidak diinginkan, maka hanya orang
/operator khusus yang bertugas dan mempunyai wewenang / izin, yang boleh
memasuki area pengolahan air limbah.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 32
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS

VII. GLOSARIUM
1. LEVEL AIR
Adalah tinggi rendahnya permukaan air dalam suatu bak/tanki.

2. Poly Electrolyte (PE)


Adalah bahan kimia yang dipakai sebagai flocculent atau bahan pembentuk flok,
berfungsi untuk mengikat partikel partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar
dan kuat atau stabil. Sering dipakai sebagai bahan pembantu untuk
mengentalkan lumpur pada proses belt press.

3. pH
Dalam bahasa sehari hari sering disebut derajat asam-basa, merupakan nilai
yang dipakai untuk menentukan apakah air tsb: asam – netral – basa. pH 1- 6
disebut asam pH 7 = netral, pH 8-14 disebut basa. nilai pH ditentukan oleh
konsentrasi ion Hidrogen [H+] yang larut dalam air, makin tinggi ion hidrogen
yang terlarut maka makin asam/pH makin rendah; dan sebaliknya makin sedikit
ion hidrogen maka makin basa atau pH makin tinggi.

4. TDS
Total Dissolved Solid atau total zat padat terlarut adalah konsentrasi zat padat
yang terlarut dalam air, zat padat terlarut ini dapat berupa zat organik dan zat
anorganik/garam. TDS dinyatakan dalam satuan mg/ℓ.

5. TSS
Total Suspended Solid atau total zat padat tersuspensi, adalah kadar zat padat
yang tersuspensi / melayang dalam air. TSS dinyatakan dalam satuan mg/ℓ.

PT. TIRTA SUKSES PERKASA


Medan – Sumatera Utara 33

Anda mungkin juga menyukai