Operation Manual: Water Treatment Plant Reverse Osmosis
Operation Manual: Water Treatment Plant Reverse Osmosis
REVERSE OSMOSIS
Disusun oleh:
PT. TIRTAKREASI AMRITA
Jl. Pahlawan Seribu, Ruko Golden Boulevard Blok P No.10,
BSD City, Serpong, 15322
OPERATION MANUAL
WATER TREATMENT PLANT – REVERSE OSMOSIS
LEMBAR VALIDASI
NAMA PROYEK:
TANGGAL PENGAJUAN:
AGUSTUS 2018
PT.TIRTAKREASI AMRITA
Dokumen ini ditujukan kepada pihak yang berwenang yakni PT. Tirta Sukses
Perkasa dan dipergunakan selayaknya dalam lingkup proyek yang disebutkan di
atas. Dokumen ini tidak disarankan dalam penggunaan di luar lingkup proyek
tersebut.
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR VALIDASI ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
Kapasitas .................................................................................................... 4
Kualitas Influent & Effluent .......................................................................... 4
II. LINGKUP PEKERJAAN............................................................................... 5
III. DESKRIPSI PROSES................................................................................... 7
Reverse Osmosis ....................................................................................... 6
Ultraviolet Disinfection ................................................................................ 7
IV. SPESIFIKASI MATERIAL & PERALATAN ................................................. 10
V. METODE KERJA ......................................................................................... 13
Alur proses ................................................................................................. 13
Pengoperasian peralatan ............................................................................ 14
Pemeliharaan peralatan .............................................................................. 22
VI. KESELAMATAN KERJA ............................................................................. 32
VII. GLOSARIUM ................................................................................................ 33
I. PENDAHULUAN
Dokumen ini berisikan instruksi dan prosedur operasi untuk sistem pengolahan air
dengan reverse osmosis dan pengolahan air limbah dengan ultrafiltrasi. Pada akhir
dokumen ini, juga terdapat lampiran seperti manual operasi spesifik (peralatan
tertentu), product datasheet, P&ID diagram, dll
Sistem pengolahan air dengan RO dan pengolaha air limbah dengan ultrafiltrasi
merupakan dua sistem yang berbeda sehingga memiliki prosedur operasi dan
spesifikasi yang berbeda. Adapun prosedur operasi dan spesifikasi tersebut akan
dibahas lebih lanjut dalam dokumen ini.
KAPASITAS
Warna PtCo 3 2
Kekeruhan NTU 3 2
TIRTAKREASI
JENIS PEKERJAAN OWNER
AMRITA
Soil test ●
Pekerjaan sipil ●
Commissioning ●
Pada proyek ini, air baku yang akan diolah lebih lanjut dalam pengolahan air
merupaan air yang telah diolah/effluent dari pengolahan air konvensional (existing).
Adapun pengolahan air yang diterapkan berbasis membrane, yakni menggunakan
teknologi Reverse Osmosis (R.O). Pada tahapan akhir, permeate yang keluar dari
unit Reverse Osmosis akan di-disinfeksi menggunakan paparan sinar Ultraviolet
(UV) untuk memastikan tidak ada sisa-sisa bakteri pada air yang telah diolah.
REVERSE OSMOSIS
Air hasil olahan dengan Carbon filter akan menuju proses pengolahan selanjutnya,
yakni Reverse Osmosis.
Pengolahan air dengan sistem R.O merupakan proses pemisahan yang
menggunakan tekanan yang sangat tinggi (8 – 10) bar terhadap sebuah membran
semipermeable, sehingga akan terbentuk dua aliran air yaitu aliran permeate
dengan konsentrasi “total dissolve solids’ (TDS) yang sangat rendah dan aliran lain
yaitu concentrate dengan konsentrasi TDS yang jauh lebih tinggi. Membran
semipermeable yang digunakan memiliki pori-pori yang berukuran sangat kecil (10-3
mikron) sehingga hanya molekul-molekul tertentu saja yang dapat melalui membran
ini. Air murni yang bermolekul kecil dapat melalui membran, sedangkan molekul TDS
seperti garam dan senyawa ionik lainnya tertinggal di membran. Dalam proses
pemisahan ini dibutuhkan tenaga/tekanan untuk mendorong proses penyaringan
antar membran dan meningkatkan kemampuan penyaringan daripada membran itu
sendiri. Tekanan yang diperlukan dinamakan “tekanan osmosis’, dimana nilai
tekanan tergantung dari tinggi konsentrasi awal dari solid yang terlarut dan macam
solid ini, yang berada dalam aliran air baku (raw / feed water). Sebelum air baku
yang ditransfer oleh feed water pump disampaikan kepada suction side dari high
pressure pump, air ini masih dilewatkan melalui sebuah micro cartridge filter (5
mikron) sebagai filtrasi terakhir. Dari sini high pressure pump akan menyalurkan air
dengan tekanan tinggi, melalui sistem membran R.O.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada bagian outlet sistem pressure vessel ini
akan menghasilkan 2 macam aliran, yaitu permeate (air murni) dan concentrate (air
dengan kandungan solid yang tinggi). Dengan cara ini, kita dapat memisahkan
senyawa-senyawa ionik serta garam yang terlarut dalam air sehingga didapatkan air
dengan kemurnian yang sangat tinggi.
Radiasi sinar Ultraviolet (UV) merupakan salah satu metode sanitasi yang banyak
digunakan dalam proses pemurnian air untuk mengontrol dan mengeliminasi
mikroorganisme yang terdapat dalam aliran air tersebut. Unit disinfeksi
menggunakan UV ini berbentuk seperti tabung yang memiliki dua chanel (in&out)
dan didalamnya ditanam sebuah lampu UV bermaterial khusus (biasanya dilapis
dengan kuarsa). Aliran air akan memasuki tabung melalui chanel in dan terpapar
radiasi sinar UV dengan interval serta intensitas tertentu kemudian akan keluar
melalui chanel out. Berikut terdapat ilustrasi sederhana unit disinfeksi dengan sinar
UV:
Disinfeksi dengan sinar UV bekerja dengan cara memaparkan sinar ultraviolet pada
aliran air dengan interval waktu tertentu. Sinar UV memiliki panjang gelombang
antara 200 – 280 nm yang berada diantara spectrum cahaya X-ray dan cahanaya
tampak. Sinar UV efektif dalam permeasi ke dalama sel mikroorganisme (bakteri)
lalu melakukan distorsi hingga abrasi materi genetik mikroorganisme sehingga sel
mikroorganisme tidak dapat berreproduksi dan mati. Pemaparan sinar UV tidak
mengubah kualitas fisikokimia dari air; yang berarti tidak ada yang hilang maupun
bertambah kecuali energi. Senyawa organik/inorganik terlarut juga tidak dapat
dieliminasi menggunakan metode ini. Perlu diketahui pula, disinfeksi menggunakan
sinar Uv tidak terlalu efektif untuk mikroorganisme jenis kapang, protozoa dan cyst
karena memerlukan dosis yang lebih tinggi.
1. Kualitas air
Beberapa jenis kontaminan dalam air dapat menurunkan transmisi sinar UV
ke dalam air, sehingga menurunkan dosis paparan sinar UV terhadap sel
mikroorganisme. Beberapa kontaminan ini meliputi kekeruhan, zat terlarut, zat
tersuspensi, ion besi, dan masih banyak lagi. Berikut beberapa rekomendasi
batas konsentrasi kontaminan dalam aliran air yang diperbolehkan agar
proses disinfeksi berjalan 100% efektif:
Kekeruhan 5 NTU
Zat tersuspensi total 10 ppm
Warna -
Besi 0,3 ppm
Mangan 0,05 ppm
pH 6,5 – 9,5
Kesadahan < 6 grains
Permasalahan diatas dapat teratasi apabila air yang diolah merupakan hasil
olahan unit Reverse Osmosis yang memiliki kandungan-kandungan
kontaminan sangat rendah. Disinfeksi menggunakan UV merupakan metode
disinfeksi paling efektif untuk air olahan Reverse Osmosis atau terdistilasi.
2. Flowrate
Semua unit disinfeksi sinar UV memiliki kapasitas alir maksimal maupun
minimal nya. Apabila kapasitas alir terlalu cepat, maka air hanya akan
melewati unit tanpa sempat terkena paparan sinar UV. Apabila kapasitas alir
terlalu lambat, maka air akan terpapar sinar UV dalam waktu cukup lama
sehingga menyimpan panas yang dapat merusak lampu UV.
Permasalahan diatas dapat teratasi apabila air yang diolah merupakan hasil
olahan unit Reverse Osmosis yang memiliki kandungan-kandungan
kontaminan sangat rendah. Disinfeksi menggunakan UV merupakan metode
disinfeksi paling efektif untuk air olahan Reverse Osmosis atau terdistilasi.
PERALATAN
Membrane
Merek : Hydranautics
Tipe : CPA 5 LD
Dimensi : Ø 8” ; panjang 40”
Maximum salinity : 2.500 ppm
Jumlah : 15 (lima belas) buah
Housing
1 (satu) set
Merek : ROPV atau sederajat
Material : FRP
Dimensi : Ø 8” ; panjang 200”
Jumlah : 3 (tiga) buah
Tekanan maksimal : 300 psi
PH MONITOR
Merek : Create
1 (satu) unit
Tipe :
STATIC MIXER
Merek : Ex. Lokal
1 (satu) unit
Kapasitas : 15 m3/jam
Material : SS 304
MICRO FILTER
Merek : Ex. China
Dimensi housing : 250 mm; tinggi 1.360 m 1 (satu) set
Volume catridge :5
per housing
Ultraviolet
Merek : Viqua (Ex. Sterilight)
Tipe : K+
1 (satu) unit
Kapasitas : 16 m3/jam
Daya : 230 Watt
Outlet UV : < 100 koloni
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Kabel hanya di dalam “battery limit” interkoneksi antar
peralatan yang disupplai sampai ke panel kontrol saja.
Kabel untuk power supply harap disediakan oleh owner.
Lump sum
Merek kabel : Kabel metal atau sederajat
Tipe : SNI
Aksesoris : Kabel tray (Ex.Lion) & fittings
PANEL KONTROL
Material : MS 41 powder coated
Tipe : Indoor
Panel untuk :
1 (satu) set
1 RO unit
1 inverter pompa high pressure RO
1 pompa transfer permeate
1 ultraviolet
V. METODE KERJA
pH TDS
pH
Mixing Tank
P TDS
Catridge filter
Ultraviolet
TDS
Tangki Permeate
Legend:
: peralatan baru : backwash TDS : TDS monitor
P : Pressure gauge
: existing/by owner : pompa pH : pH monitor
PENGOPERASIAN PERALATAN
1. Persiapan kerja
1. Sebelum mulai menjalankan unit pengolahan air, periksalah dahulu tangki
bahan kimia yang tersedia.
2. Lakukan pemeriksaan panel elektrik.
3. Lakukan pemeriksaan peralatan dan atur valve.
4. Pemeriksaan arah putaran impeller pompa dan motor, apakah sudah sesuai
dengan manual masing-masing peralatan.
5. Pemeriksaan kerja sensor elektroda WLC / float switch setiap tangki atau bak.
2. Operasi kerja
Influent yang akan memasuki instalasi WTP – Reverse Osmosis merupakan air
hasil olahan WTP konvensional (existing).
1. DOSING NaOH
Cara pembuatan larutan dosing NaOH
Konsentrasi flake NaOH (umumnya) : ±98 %
Nilai pH yang ingin di buat : 11
Konsentrasi larutan NaOH yang ingin dibuat : 5%
Volume tanki kimia : 300 Liter
Langkah-langkah:
- Siapkan flake/powder Sodium hidroksida (NaOH).
PERHATIAN! Pencampuran/pembuatan larutan harus menggunakan
perlengkapan safety untuk menghindari paparan dari basa.
- Masukan ±12,5 kg flake NaOH ke dalam tanki kimia.
- Tambahkan air dengan pelan-pelan ke dalam tanki karena proses
eksotermis (menghasilkan panas)
- Tambahkan air hingga 250 liter dan aduk hingga homogen.
2. REVERSE OSMOSIS
Service:
Pasivasi:
Prosedur dan jalur pasivasi sama dengan proses C.I.P di atas. Prosedur
pasivasi hanya dilakukan sekali sesaat sebelum pengoperasian unit RO.
Langkah-langkah:
- Siapkan larutan asam sitrat dengan pH berkisar 2-3.
PERHATIAN! Pencampuran/pembuatan larutan harus menggunakan
perlengkapan safety untuk menghindari paparan dari asam.
- Valve dan jalur sesuai dengan prosedur C.I.P.
- Larutan asam sitrat sebelumnya dialirkan dan dibiarkan selama 24 jam
(perendaman) pada saluran pipa-pipa untuk menghilangkan sisa unsur
logam yang tertinggal.
- Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam, lakukan proses rinsing
hingga bersih.
Untuk membuat larutan klorin dengan konsentrasi akhir 3 ppm pada total
kapasitas WWTP dapat menggunakan persamaan:
C1 . V1 = C2 . V2
Langkah kerja:
Untuk membuat sebanyak 250 liter (V2) larutan klorin 3 ppm, dibutuhkan
sebanyak 15 liter (V1) larutan (A). Dimasukan sebanyak 15 liter larutan (A)
ke dalam tangki, selanjutnya dimasukan sebanyak ±235 liter air bersih ke
dalam tangki tersebut. Larutan dicampur serta diaduk hingga homogen.
Perhitungan:
C1 . V1 = C2 . V2
50 . V1 = 3 . 250
V1 = 15 liter
= x 100%
x 100%
Contoh: Jika permeate flow adalah 15 m3/jam & concentrate flow adalah 35
liter/menit, maka
x 100% = 30%
PERHATIAN
Untuk mencegah timbulnya kotoran yang akan menyebabkan endapan pada
membran RO, maka RO harus dioperasikan setiap hari minimal 30 menit,
supaya terjadi sirkulasi pada membran.
System harus dimonitor dan dan semua data direcord secara tepat setiap
hari. Data yang harus dicatat adalah :
Inlet pressure
Pressure setelah High Pressure Pump
System pressure
3. PANEL KONTROL
Langkah-langkah sebelum pengoperasian panel WTP:
1. Pastikan tegangan tiap phase (R, S, T) dengan Netral ± 220 Volt
2. Pastikan tegangan phase dengan phase ± 380 Volt
3. Pastikan koneksi tegangan pada setiap motor sudah benar
4. Periksa kondisi MCB incoming, power, dan control sudah close ( ON )
5. Pastikan Push Button Emergency tidak dalam keadaan open ( ON )
6.Pastikan RCP / PFR phase failure relay di posisi ON (Lampu merah
menyala)
Apabila semua prosedur awal sudah dilaksanakan dengan baik, maka panel
RO siap dioperasikan, baik manual operation atau automatic operation.
Apabila Tegangan incoming sudah ada maka lampu indicator incoming ( R,
S, T ) akan menyala.
A. MANUAL OPERATION
B. AUTOMATIC OPERATION
NaOH
5A. Menghidupkan POMPA DOSING KAPORIT secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- POMPA DOSING KAPORIT akan ON berdasarkan PH METER
PH ≤8 → POMPA DOSING KAPORIT → ON pH <7,0
PH ≥8 → POMPA DOSING KAPORIT → OFF pH >7,5
V-401 / V6
6A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-401 secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-401 akan ON berdasarkan POMPA HP RO
POMPA HP RO ON → PNEMUATIC VALVE / V-401 → CLOSE 5
MENIT
POMPA HP RO OFF → PNEMUATIC VALVE / V-401 → OPEN close
Pompa hp Ro on-timer 5 menit close-penumatic
after 5 menit open-penumatic on hingga pompa ro off
7A. Menghidupkan PNEMUATIC VALVE / V-402 secara Automatic. V402/V12
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-401 akan ON berdasarkan POMPA HP RO
POMPA HP RO ON → PNEMUATIC VALVE / V-402 → OPEN 5
MENIT
POMPA HP RO OFF → PNEMUATIC VALVE / V-402 → CLOSE
Pompa hp ro on-timer 5 menit open-penumatic
after 5 menit close-penumatic off hingga pompa ro off
8A. Menghidupkan CHANGE OVER VALVE / V-406 secara Automatic.
- Posisikan mode operasi selector switch pada posisi AUTO
- PNEMUATIC VALVE / V-406 akan ON berdasarkan CM-02
C. TRIP CONDITION
Jika terjadi trip maka lampu ( ON ) akan berkedip dan Buzzer menyala
( mengeluarkan suara sirine ).
D. EMERGENCY CONDITION
Jika terjadi masalah yang tidak di inginkan dan ingin mematikan semua
motor dengan cepat tekan push button emergency
PEMELIHARAAN PERALATAN
1. Petunjuk umum
1. Perhatikan secara seksama dan teliti petunjuk operasi dan perawatan dari
manual masing-masing peralatan.
2. Ikuti semua petunjuk operasi dan perawatan dalam manual.
3. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diatasi dengan petunjuk yang
diberikan dalam manual, hubungi supplier atau kontak person serta alamat
yang ada dalam manual.
4. Peralatan harus dikalibrasi tepat waktu. Dalam metoda mekanikal pompa,
kinerja serta kapasitas pompa akan menurun. Oleh karena itu, putaran as
pompa harus disesuaikan dan disetting kembali. Pelaksanaan kalibrasinya
adalah dengan merencanakan secara seksama beberapa data trial debit
versus stroke atau bukaan valve outlet pompa. Grafik/ kurva debit pompa
akan sangat membantu untuk mencapai kapasitas dan kinerja pompa yang
sebenarnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode.
5. Seluruh system panel kontrol, PLC dan timer harus dikontrol untuk
memastikan bahwa peralatan tersebut dapat bekerja dengan baik.
6. Jika peralatan kontrol tidak bekerja dengan benar, sensor harus diperiksa
secara detail. Masalah yang paling umum terletak pada penyumbatan
elektroda oleh kotoran.
7. Sangat disarankan untuk selalu memeriksa kondisi serta kinerja WLC floating
setiap bak .
8. Lifetime dari beberapa peralatan adalah bervariasi,bila kinerja dari peralatan
menunjukkan penurunan,maka cadangan/spare part dari peralatan tersebut
harus dipersiapkan sebelumnya.
2. Petunjuk khusus
1. CHEMICAL DOSING SYSTEM
- Pelaksanaan secara rutin lubrikasi setiap 10.000 jam atau 2 tahun sekali
dengan menggunakan grease/pelumas pada gear di bagian dalam pompa
dosing (tahapan/petunjuk pelumasan grease 10.000 jam).
- Lakukan pemeriksaan rutin setiap hari terhadap level bahan kimia di
dalam tangki kimia harus penuh atau minimal masih diatas hisapan
pompa dosing.
- Lakukan pemeriksaan rutin setiap hari terhadap kemungkinan adanya
kebocoran bahan kimia atau tetesan bakan kimia di titik outlet
pompa,valve keluaran,relief valve serta jalur pipa bahan kimia.
- Lakukan penggantian spare part setiap satu tahun sekali atau 10.000 jam
operasi untuk : diaphragm,air release nozzle,vale seats dan check balls.
- Bila terjadi masalah atau kerusakan pada system relief valve yang tidak
dapat bekerja atau mengatur dosing,maka lakukan penggantian spare
part baru untuk relief valve.
- Secara rutin pemeriksaan fisik,temperature,suara terhadap motor pompa
dosing.
3. RO UNIT
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan:
a. Menghindari kerak
Air dengan kadar garam yang tinggi pada sisi concentrate dapat
membentuk kerak pada permukaan membran. Hal ini akan
menyebabkan kebuntuan membran. Agar garam -garam tersebut
tidak menjadi kerak, maka air feeding terlebih dahulu harus di injeksi
dengan bahan kimia anti scalant atau anti kerak yaitu suatu zat kimia
organik yang di injeksikan ke dalam air feeding. Zat ini berfungsi
untuk mengikat garam -garam alkali dan garamgaram logam
menjadi tetap bebas melayang di dalam air dan tidak dapat
membentuk kerak (dispersing agent).
Filter Catrdrige
a. Waktu untuk mengganti filter cartridge
Filter cartridge seharusnya diganti secara regular untuk memelihara
kelayakan tekanan pompa dan alirannya. Tekanan sebelum dan
PROSEDUR:
1. Unit RO dimatikan.
2. Valve untuk supply masuk ditutup.
3. Buang sisa air yang terdapat dalam tangki micro filter.
4. Bongkar filter housing.
5. Lepaskan dan ganti catridge. catridge baru direndam air panas sebelum dimasukan
6. Sebelum cartridge baru dimasukkan ke dalam housing, pastikan
seal Oring diletakkan di groove pada housing.
7. Pasang housing kembali.
Membran
a. Waktu membersihkan membran
Dalam pengoperasian normal, pada elemen membran reverse
osmosis akan terjadi endapan mineral, unsur biologi, dan kotoran
lainnya. Deposit terbentuk selama beroperasi hingga menyebabkan
berkurangnya keluaran jumlah permeate atau naiknya nilai TDS
pada permeate, atau keduanya. Elemen harus dibersihkan setiap
waktu nilai output air menurun 10 persen dari nilai flow kapasitas
mesin. Nilai flow ditetapkan selama 24 jam pertama hingga 48 jam
pengoperasian atau ketika nilai TDS dalam air produksi naik.
Prosedur:
1. Matikan sistem unit.
2. Lepaskan seluruh pipa stainless mulai dari ujung feed dari
pressure vessel.
3. Lepaskan 12 buah victolic coupling yang berada di ujung housing.
4. Lepaskan flange header outlet.
5. Buka ring penahan pelat pada ujung feed menggunakan 6 mm
metal ass.
PERHATIAN
Gunakan kacamata pelindung atau proteksi untuk mata yang
sesuai ketika melepaskan atau mengganti ring penahan baja
(stainless retaining rings).
2. Prosedur pembersihan
Jangan membersihkan dengan larutan yang suhunya melebihi
50°C atau aliran lebih dari 10 m3/jam untuk elemen 8”. Alirkan
kembali larutan ke tanki cleaning.
- Atur pembukaan dan penutupan untuk valve sesuai prosedur
cleaning.
- Posisikan switch sistem pada posisi manual.
- Posisikan switch cleaning pump pada posisi manual.
- Lakukan pengaturan debit dan tekanan cleaning pump secara
bertahap dari debit dan pressure kecil ke besar selang waktu 5
menit.
PERHATIAN
“Simpan bahan kimia dengan baik. Gunakan baju pelindung dan
kacamata pelindung, jika terjadi kontak dengan tubuh, kulit atau
mata tersiram dengan bahan kimia ini, bilas dengan air bersih yang
banyak sampai mendapat perawatan medis.”
Desinfeksi dan sterilisasi reverse osmosis element
Cairan desinfektan yang baik untuk elemen spiral adalah 0,1 persen
cairan sodium bisulfite. Cairan ini mencegah pertumbuhan bakteri ketika
dalam pemeliharaan dan waktu beroperasi. Dibuat dengan melarutkan
0,5 liter sodium metabisulfite dalam 30 liter air. Elemen harus dibilas
dengan carian sebelum disimpan atau permulaan dari periode
pemakaian.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan formaldehyde. Campur 0,5 liter
formalin dengan 30 liter air bersih.
Disinfektan dan sterilant lain yang dapat digunakan:
a. Hidrogen peroksida pada konsentrasi 100 sampai 1.000 ppm (0,01
sampai 0,1 persen) efektif pada suhu ruangan. Hidrogen peroksida
akan merusak membran pada temperatur tinggi.
PLC Controller
Berikut merupakan list peraltan yang dapat dikontrol oleh PLC:
Low pressure switch, High pressure switch, Conductivity, Flowmeter
inlet/outlet with totalizer.
Troubleshooting unit RO
No Masalah Penyebab Pemecahannya
1 Tekanan rendah Tekanan atau aliran Buka tekanan feed, buka
(Kurang tekanan), signal feedwater kurang. valve feedwater.
kontrol low pressure. Pre filter tersumbat. Cartridge diganti.
Laju alir tinggi. Tutup valve concentrate,
periksa dan atur laju alir
permeate dan concentrate
jika diperlukan.
Motorized valve tidak
terbuka. Bersihkan dan ganti valve
rendah,
tekanan normal atau lebih concentrate dan / atau
tinggi dari tekanan normal. bongkar pemipaan.
Bersihkan valve.
Aliran outlet concentrate Periksa aliran concentrate
tersumbat. yang tersumbat, pasang
kembali atau ganti
tutupnya.
Flowmeter tidak akurat. Periksa laju alir secara
manual dengan stopwatch.
4 Tidak ada tekanan air Valve concentrate kotor. Bongkar dan bersihkan
concentrate ketika valve pemipaan ke valve.
concentrate dibuka.
memutuskan power ke
mesin. pada tanki air R.O.
Thermal overload pada
motor Periksa supply feedwater
trip. dan / atau amp draw pada
Tidak ada power pada
mesin. motor.
Periksa sekering dan
circuit
breaker, ukur voltase.
Lihat instruksi pompa.
Motor dan / atau pompa
tidak Hubungi TirtaKreasi untuk
beroperasi sendiri. kemungkinan-
Kondisi alarm telah matikan kemungkinan perbaikan.
mesin. Periksa untuk tekanan inlet
minimum atau tekan switch
reset alarm.
9 Elektrikal mesin mati Kondisi switch telah Restart mesin dengan
mematikan mesin. menekan reset pada
Motor starter overload, Contactor dan MPR.
pemanas trip. Periksa segala
kemungkinan-
kemungkinan kondisi
tekanan inlet, atau motor
starter overload.
Matikan switch,
istirahatkan bila terlalu
panas.
4. ULTRAVIOLET
- Lifetime lampu UV
Seiring berjalannya waktu, lampu UV akan membutuhkan penggantian
oleh karena mengalami proses solarisasi atau menurunnya intensitas
kekuatan lampu. Pengecekan perlu dilakukan apabila nilai koloni outlet
dari unit disinfeksi UV melebihi standar. Perlakuan mematikan dan
menyalakan lampu secara berlebihan juga dapat memperpendek umur
dari lampu.
- Lakukan pengecekan secara rutin terhadap saluran pipa yang berada
setelah unit disinfeksi UV. Dikhawatirkan terdapat bakteri yang lolos dan
dapat menumbuhkan koloni/flok pada saluran pipa yang dapat
memperburuk kualitas air dan menyumbat saluran.
- Lakukan cleaning secara rutin menggunakan larutan pembersih/sanitasi
kimia untuk mneghindari terbentuknya flok-flok bakteri pada saluran pipa.
Untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dalam
pengoperasian unit pengolahan air limbah, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
4. Simpanlah bahan kimia di tempat yang telah ditentukan yaitu di tempat yang
sejuk, kering dan mempunyai ventilasi udara yang baik.
5. Sisa karung / jerigen bahan kimia sebaiknya langsung dibuang dan tidak
dipergunakan lagi untuk keperluan lain.
6. Beri petunjuk (nama) pada jerigen, karung atau kemasan bahan kimia lainnya,
sehingga mudah untuk dikenali dan diketahui.
7. Bersihkan selalu lantai dari sisa-sisa bahan kimia, oli dan pelumas.
9. Penanganan bahan kimia hanya boleh dilakukan oleh orang / operator khusus
yang bertugas dan mempunyai wewenang / izin.
10. Pengaturan Panel Pengendali Unit Pengolahan Air Limbah -hanya boleh
dilakukan oleh orang / operator khusus yang bertugas dan mempunyai
wewenang / izin.
11. Untuk mencegah terjadinya hal-hal lain yang tidak diinginkan, maka hanya orang
/operator khusus yang bertugas dan mempunyai wewenang / izin, yang boleh
memasuki area pengolahan air limbah.
VII. GLOSARIUM
1. LEVEL AIR
Adalah tinggi rendahnya permukaan air dalam suatu bak/tanki.
3. pH
Dalam bahasa sehari hari sering disebut derajat asam-basa, merupakan nilai
yang dipakai untuk menentukan apakah air tsb: asam – netral – basa. pH 1- 6
disebut asam pH 7 = netral, pH 8-14 disebut basa. nilai pH ditentukan oleh
konsentrasi ion Hidrogen [H+] yang larut dalam air, makin tinggi ion hidrogen
yang terlarut maka makin asam/pH makin rendah; dan sebaliknya makin sedikit
ion hidrogen maka makin basa atau pH makin tinggi.
4. TDS
Total Dissolved Solid atau total zat padat terlarut adalah konsentrasi zat padat
yang terlarut dalam air, zat padat terlarut ini dapat berupa zat organik dan zat
anorganik/garam. TDS dinyatakan dalam satuan mg/ℓ.
5. TSS
Total Suspended Solid atau total zat padat tersuspensi, adalah kadar zat padat
yang tersuspensi / melayang dalam air. TSS dinyatakan dalam satuan mg/ℓ.