Anda di halaman 1dari 10

Gemeinschaft: Vol. 1; No.

1 Oktober 2019
Jurnal Masyarakat Pesisir dan Perdesaan Hal. 46 – 55

BUDAYA POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA


DESA MALALANDA KECAMATAN KULISUSU
KABUPATEN BUTON UTARA

Oleh: Nurlinda1, Muhammad Arsyad2, Tanzil3


1,2,3 Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Halu Oleo, Kendari

Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya politik
masyarakat dalam pemilihan kepala desa di Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu
Kabupaten Buton Utara dan untuk mengetahui faktor-fakotar apa yang menyebabkan
masyarakat Memilih kepala Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton
Utara. Hasil penelitian ini menunjukan: (1) Budaya politik masyarakat dalam Pemilihan
Kepala di Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara dapat dibagi
menjadi tiga yakni (a) Budaya politik parokial, masayarakat dalam pemilihan kepala desa
berfifat apatis atau tidak tertarik dengan pemilihan. (b) Budaya politik kaula adalah
masayrakat dalam memilih kepala desa hanya ikut-ikuan saja, tanpa perduli siapa
pemenangnya. (c) Budaya politik partisipan adalah masyarakat berpartipasi dalam
pemilihan kepala desa berupa antusias dalam memlih. (2) Faktor-faktor apa yang
menyebabkan masayarakat memilih calaon kepala desa yang ada di Desa malalanda
Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara: (a) Faktor rasionalias, yakni Memilih
karena faktor menyalurkan hak pilih, Memilih karena faktor pendidikan calon, Memilih
karena visi misi calon, Memilih karea mengetahui seluk beluk calon, (b) Faktor pragmatis
yakni memlih karena mengharapkan imbalan dari calon, (c) Faktor emosional yakni
memlih karena rumah calon dekat dengan rumahnya, memlih karena ikatan alumni,
memlih karena kepribadian calon.
Kata Kunci: Budaya Politik, Pemilihan Kepala Desa, Masyarakat

PENDAHULUAN diberi ruang yang luas pada proses-proses


Indonesia merupakan Negara yang demokrasi politik seperti bebas berserikat,
disebut salah satu tempat demokrasi terbesar berdiskusi, mengikuti kampaye maupun
di dunia. Hal ini disebabkan karna pesta mengadakan tatap muka dengan perwakilan
demokrasi yang selalu diadakan melibatkan asprirasi rakyat.
seluruh warga Indonesia yang telah mem- Pada hakekatnya keikutsertaan
punyai hak untuk memilih. Tergambar jelas masyarakat dalam berbagai aspek pem-
bahwa Indonesia memberikan hak demok- bangunan nasional termaksud bidang politik
rasi yang luas kepada seluruh masyarakat- merupakan suatu keharusan dalam rangka
nya sehingga berhak dalam menentukan membangun kerangka pemerintahan yang
pemimpin, dengan adanya hak itu diberikan demokratis. Salah satu bentuk bentuk
oleh Negara kepada warganya untuk ikut budaya politik masyarakat dalam peme-
serta dalam pemiliham atau menentukan rintahan yang demokratis adalah keikut-
pemimpinny, maka banyak strategi atau sertaan anggota masyarakat dalam pemi-
cara serta budaya politik yang dilakukan lihan. Setiap komponen bangsa meng-
oleh masyarakat itu dalam menentukan inginkan penataan kembali kehidupan ke-
pemimpinnya kelak (Lakila, 2014). bangsaan pada tatanan yang sebenarnya.
Arbi Saint (1992:32) menjelaskan Momentum untuk mengadakan perubahan
bahwa alam demokrasi ditandai dengan ke- tersebut dapat ditempuh melalui penyeleng-
ikutsertaan warga Negara dalam pemilihan, garaan pemilihan. Namun sebelumnya di-
melainkan lebih dari itu, yakni masyarakat perlukan antara hukum sebagai payung
penyelenggaraan pesta demokrasi di- Kabupaten Buton Utara merupakan salah
maksud. Atas dasar nilai, maka untuk satu kelompok masyarakat yang ikut ber-
menghadapi pemilihan kepala Desa partisipasi dalam kehidupan politik melalui
(Nurwaida, 2013). pemilihan khususnya dalam pemilihan
Kenyataan menunjukkan bahwa Kepala Desa. Dari hasil penelitian pen-
dalam kehidupanpolitik ada diantara para dahuluan yang menulis lakukan menunjuk-
peserta pemilih lebih memilih untuk di- kan bahwa masyarakat Desa Malalanda
berikan uang atau dibayar (money politics) dalam berpartisipasi dalam pemilihan
oleh aktor politik yang akan memimpin Kepala Desa tidak ditunjukan dalam bentuk
mereka tanpa memikirkan masa depan kegiatan memilih atau mencoblos. Melain-
sendiri. Masyarakat Desa Malalanda mem- kan juga terlibat secara langsung sebagai
punyai cara serta strategi tersendiri dalam simpatisan maupun dalam bentuk ke-
menentukan pemimpinya yakni melalui beranian berkumpul serta bertanya atau
pemilihan kepala desa. Mereka memlih dari mengeluarkan pendapat.
luar Desa mereka serta yang memiliki Fenomena menarik masyarakat
kenyakinan berbeda dengan masyarakat Malalanda dalam budaya politik, masya-
setempat ini merupakan suatu strategi rakat telah turun temurun menentukan
politik warga dalam menghindari terjadinya pemimpin atau kepala Desa mereka yang
berupa konflik-konflik, dan kepala Desa kepala Desa yang kebiasaannya selalu
yang dipilih sebagai jabatan untuk memper- memilih kepalaDesa yang berasal dari
satukan masyarakat luar dengan masyarakat dalam desa, sehingga tidak lagi menge-
Malalanda itu sendiri. depankan akan rasa primodialisme atau
Pemilihan kepala Desa merupakan kecintaan terhadap calon kepala Desa, oleh
masalah yang benar-benar baru bagi bangsa karena itu Masyarakat Malalanda lebih me-
Indonesia. Pemilihan kali ini telah menjadi milih pemimpin atau kepala Desa yang
sebuah babakan sejara baru dimana tidak berasal dari dalam komunitas mereka ber-
hanya presiden/wakil presiden yang dipilih ada.
rakyat secara langsung melainkan wakil Dari berbagai uraian yang telah di-
rakyat atau kepala Desa pun dilakukan kemukakan di atas, maka penulis merasa
dengan sistem pemilihan langsung. Ber- tertarik untuk mengangkatnya dalam suatu
bagai pembaharuan dan perubahan yang penelitian tentang budaya politik masya-
terjadi pada pemilihan kepala Desa juga rakat dalam pemilihan kepala desa studi di
mengarah pada peningkatan budaya masya- Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu
rakat dalam pelaksaan pemilihan umum Kabupaten Buton Utara.
khususnya dalam pemilihan kepala Desa.
Dengan demikian melalui pemilihan kepala METODE PENELITIAN
Desa Tahun 2019, jumlah penduduk 619 Penelitian ini dilaksanakan di Desa
seluruh masyarakat Desa Malalanda Malalanda Kecamatan Kulisusu Kabupaten
Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Buton Utara. Pemilihan lokasi penelitian
Utara dapat dapat ikut serta berpartisipasi tersebut didasarkan atas pertimbangan
melalui bergai bentuk sebagai petugas bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu
pemilihan, tim sukses pemilih maupun wilayah pemerintah Desa dikecamatan
kegiatan diskusi, dan kampaye, sehingga Kulisusu yang mempunyai budaya politik
masyarakat menempati posisi strategis dalam pemilihankepada Desa.
sebagai penentu seseorang wakil rakyat. Adapun tipe penelitian ini adalah
Dengan kata lain bahwa masyarakat deskriptif kualitatif, dimana peneliti ber-
Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu tujuan untuk mendeskripsikan secara

47
sistematis, faktual dan akurat mengenai litian dengan mengadakan tatap muka
budaya politik dalam pemilihan kepala desa kepada informan penelitian kemudian
di Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu dilakukan wawancara dan tanya jawab
Kabupaten Buton Utara. yang berkaitan dengan permasalahan
Informan dalam penelitian ini penelitian.
adalah sebagian masyarakat yang tinggal di 3. Teknik dokumentasi, yaitu merupakan
Desa malalanda, pemilihan informan ini cara pengumpulan data, dimana
dilakukan secara purposive sampling, dokumen-dokumen yang dianggap
dengan alasan bahwa yang dijadikan infor- menunjang dan relevan dengan
man adalah orang yang mempunyai penge- permasalahan yang diteliti, seperti surat
tahuan dana pemahaman yang cukup ter- kabar, gambar, tablet, dan dokumen-
hadap subtansi penelitian dan dapat mem- dokumen lainnya.
berikan informasi yang relevan dengan Data yang telah terkumpul dari hasil
permasalahan penelitian. Penentuan infor- observasi, wawancara, dan dokumentasi,
man dalam penelitian ini terdiri dari 15 kemudian peneliti melakukan analisis atau
orang, yakni Kepala Desa, 2 orang pegawai pengolahan data dengan menggunakan
desa, 3 orang tenaga honorer dan 10 orang metode deskriptif kualitatif. Metode
dari masyarakat Malalanda. deskriptif kualitatif adalah metode yang
Jenis data yang akan digunakan dalam menggambarkan keadaan, realita dan fakta
penelitian ini yaitu data kualitatif adalah yang ada. Informasi yang telah terkumpul
data yang diperoleh dari berbagai informasi lalu diseleksi dan disajikan, ditafsirkan
baik dari masyarakat, instansi maupun dari secara sistematis agar dapat menghasilkan
lembaga yang ada relevannya dengan suatu pemikiran, pendapat, teori atau
penelitian ini. gagasan baru yang kemudian disebut
Dalam penelitian ini diperoleh dua sebagai hasil temuan (Findings).
jenis sumber data yaitu: Data Primer, adalah Miles dan Huberman mengemukakan
data yang diperoleh langsung dari sejumlah bahwa aktivitas dalam analisis data
informan kunci ataupun informan pen- kualitatif dilakukan secara interaktif dan
dukung penelitian melalui tahap wawancara berlangsung secara terus menerus sampai
yang berkaitan dengan permasalahan pene- selesai. Aktivitas dalam analisis data yang
litian. Dalam penelitian ini permasalahan dimaksud oleh Miles dan Huberman
yang diangkat adalah budaya politik dalam meliputi data collection, data reduction,
pemilihan Kepada Desa. Sedangkan data data display, dan conclusion: drawing and
Sekunder adalah data pendukung dalam verifying (Upe, 2016).
penelitian yang dapat diperoleh melalui Pada langkah awal, tentu saja dimulai
laporan-laporan, jurnal, dokumen-dokumen, dengan pengumpulan data (data collection).
buku teks yang ada, baik pada instansi yang Data atau informasi yang berhasil di-
terkait maupun pada perpustakaan yang kumpulkan dari proses penelitian. Agar
berhubungan dengan penelitian ini. informasi yang berupa bahan mentah tidak
Teknik pengumpulan data dalam membingungkan peneliti, maka perlu di-
penelitian ini akan dilakukan dengan meng- bentuk uraian atau laporan yang terinci yang
gunakan beberapa cara, yaitu: disebut dengan reduksi data (data
1. Teknik observasi yaitu teknik penelitian reduction). Reduksi data diartikan sebagai
dengan melakukan pengamatan lang- proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
sung terhadap kegiatan pemilihan penyederhanaan, pengabstrakan, dan trans-
kepala desa di desa malalanda formasi data yang muncul dari catatan
2. Teknik wawancara yaitu teknik pene- tertulis dilapangan dan memfokuskan pada

48
hal-hal penting dari sejumlah data lapangan budaya politik parokial merupakan tipe
yang telah diperoleh dan mencari polanya. budaya politik yang paling rendah. Dalam
Setelah hasil dari seperangkat reduksi, budaya politik ini masyarakat tidak me-
maka data tersebut diorganisasikan kedalam rasakan bahwa mereka adalah warga negara
bentuk tertentu sesuai kemauan data, data dari suatu negara, mereka lebih meng-
dibiarkan sebebas-bebasnya, sedalam- identifikasikan dirinya pada perasaan loka-
dalamnya dan sesungguhnya. Untuk melihat litas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap
gambaran seutuhnya atau bagian-bagian sistem politik tersebut. Mereka tidak me-
tertentu dari penelitian, maka data tersebut miliki perhatian terhadap apa yang terjadi
disajikan (data display). Dalam penelitian dalam sistem politik, pengetahuannya
kualitatif penyajian data dilakukan dalam sedikit tentang sistem politik, dan jarang
bentuk uraian singkat, hubungan antar membicarakan masalah-masalah politik.
kategori, bagan, dan yang palig sering Budaya politik ini juga mengindikasikan
digunakan adalah dengan teks yang bersifat bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat
naratif baik yang bersumber dari petikan maupun kemampuan untuk berpartisipasi
wawancara, hasil observasi, maupun dari dalam politik. Perasaan kompetensi politik
dokumen. dan keberdayaan politik otomatis tidak
Dari berbagai uraian yang telah di- muncul, ketika berhadapan dengan institusi-
tampilkan, maka selanjutnya peneliti me- institusi politik.
lakukan penarikan suatu kesimpulan Tidak munculnya perasaan kompe-
(Conclusion: drawing and verifying). Proses tensi politik dan keberdayaan politik
penarikan kesimpulan bukan merupakan tersebut menyebabkan sulitnya membangun
langkah terakhir, melainkan kesimpulan demokrasi dalam budaya politik parokial.
tersebut mesih bersifat tentatif, kabur, di- Demokrasi dalam budaya politik parokial
ragukan, dan akan berubah jika tidak hanya dapat dibangun jika terdapat institusi-
ditemukan bukti kuat. Karena itu ke- institusi dan perasaan kewarganegaraan
simpulan selalu dilakukan pendalaman data baru.
secara interaktif hingga ditemukan Rahman (2007) menjelaskan mengani
kesimpulan yang benar-benar kredibel, ciri budaya politik parokial mempunyai ciri-
tingkat keteralihan yang tinggi, konsisten, ciri sebagai berikut: Frekuensi orientasi
dan ketika dilakukan konfirmasi meng- terhadap sistem sebagai objek umum, objek-
hasilkan informasi yang sama. objek input, objek-objek output, dan pribadi
sebagai partisipan aktif mendekati nol.Tidak
PEMBAHASAN terdapat peran-peran politik yang khusus
Budaya Politik dalam Pemilihan Kepala dalam masyarakat. Orientasi parokial me-
Desa di Desa Malalanda Kecamatan nyatakan alpanya harapan-harapan terhadap
Kulisusu Kabupaten Buton Utara perubahan komparatif yang diinisiasikan
Sesuai dengan hasil penelitian yang oleh sistem politik.Kaum parokial tidak
dilakukan, maka dapat dijelaskan bahwa mengharapkan apa pun dari sistem politik,
Budaya politik masyarakat dalam Pemilihan Parokialisme murni berlangsung dalam
Kepala di Desa Malalanda Kecamatan Kuli- sistem tradisional yang lebih sederhana
susu Kabupaten Buton Utara, dapat di bagi ketika spesialisasi politik berada pada
menjadi tiga yakni budaya politikparokial, jenjang sangat minim, Parokialisme dalam
budaya politik kaula danbudaya politik sistem politik yang diferensiatif lebih
partisipan. bersifat afektif dan normatif daripada
1. Budaya politik parokial kognitif.
Dalam penjelasan yang luas bahwa 2. Budaya politik kaula

49
Budaya politik kaula lebih rendah tak acuh dalam menaggapi kondisi tersebut,
satu derajat dari budaya politik partisipan. Masyarakat menyadari adanya otoritas
Masyarakat dalam tipe budaya ini tetap pemerintah, demokrasi akan sulit ber-
memiliki pemahaman yang sama sebagai kembang di kalanga masyarakat yang meng-
warga negara dan memiliki perhatian ter- anut budaya politik kaula karena warganya
hadap sistem politik, tetapi keterlibatan tidak aktif dalam kegiatan politik di
mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka negaranya.
tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi 3. Budaya politik partisipan
tidak bangga terhadap sistem politik negara- Budaya politik partisipan merupakan
nya dan perasaan komitmen emosionalnya salah satu dari tiga tipe dasar budaya politik
kecil terhadap Negara. Mereka akan merasa yang dicirikan dengan adanya partisipasi
tidak nyaman jika membicarakan masalah- tinggi warga dalam kegiatan politik. Karak-
masalah politik. teristik utama budaya politik partisipan
Demokrasi sulit berkembang dalam adalah sikap warga yang aktif dalam
masyarakat dengan budaya politik subjek kehidupan bernegara.
karena tiap-tiap warga negaranya tidak Negara yang menganut sistem politik
aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses demokrasi berorientasi pada terbentuknya
politik muncul bila mereka telah melakukan budaya politik partisipan. Negara yang
kontak dengan pejabat lokal. Selain itu, demokratis memberi ruang pada warganya
mereka juga memiliki kompetensi politik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
dan keberdayaan politik yang rendah berpolitik dari memilih pemimpin, meng-
sehingga sangat sukar untuk mengharapkan awal kepemimpinan, sampai menurunkan
partisipasi politik yang tinggi, agar pemimpin jika terbukti melanggar kontrak
terciptanya mekanisme kontrol terhadap sosial.
berjalannya sistem politik. Budaya politik partisipan atau partisi-
Rahman (2007) menjelaskan mengani patif adalah suatu bentuk budaya yang
ciri budaya kaula sebagai berikut : berprinsip bahwa warga masyarakat diorien-
Masyarakat sadar akan kebijakan politik tasikan untuk menyadari bahwa dirinya
tetapi pasif, Masyarakat cenderung tidak merupakan bagian dari keseluruhan sistem,
peduli dengan keberadaan sistem politik, struktur, administrasi dan proses politik-
padalah mereka sadar akan pentingnya ber- pemerintahan.
peran aktif dalam kegiatan politik, Masya- Orientasi warga terhadap objek politik
rakat mempunyai pemahaman tentang apa tak hanya berupa input seperti ikut pemilu
yang terjadi mengenai sistem politik, dan sebagainya, tetapi juga output, seperti
Masyarakat yang menganut budaya politik menolak atau menerima kebijakan peme-
kaula biasanya masyarakat modern yang rintah, mengkritisi pemerintah dan sebagai-
telah mengenal peradaban luar, Kesadaran nya. Pada level partisipasi yang tinggi,
masyarakat akan adanya kewenangan peme- posisi warga masyarakat dalam budaya
rintah atau kekuasaan dalam masyarakatnya politik ini bukan lagi seperti diluar peme-
cukup tinggi, masyarakat tidak memiliki rintahan yang menyelenggarakan negara
semangat untuk menganut budaya politik melainkan bagian dari pemerintahan itu
partisipan, masyarakat secara umum patuh sendiri. Masyarakat bukan di luar dari
dan menerima secara loyal terhadap kebija- penguasa, melainkan bagian dari penguasa.
kan pemerintah serta kebijakan pimpinan- Dalam arti masyarakat memiliki kekuasaan
nya, Masyarakat mengikuti perkembangan untuk mengontrol penguasa, pemerintah
berita-berita terkini mengenai suasana atau penyelenggara negara.
politik yang ada, akan tetapi mereka tetap Rahman (2007) menjelaskan mengani

50
ciri budaya politik yakni: masyarakat demokrasi untuk melahirkan pemimpin
menyadari bahwa dirinya merupakan warga dengan harapan pemimpin tersebut dapat
negara yang aktif dan bersikap partisipatif, membuat dan merubah desa mereka menjadi
masyarakat menyadari bahwa dirinya lebih baik dari yang sebelumnya.
memiliki hak dan kewajiban sebagai warga salah satu alasan masyarakat meng-
negara, masyarakat secara sadar menerima gunakan hak pilihya karena mereka
atau menolak kebijakan politik pemerintah, menyadari akan hak dan kewajiban sebagai
Masyarakat mampu menggunakan hak dan warga desa. Karena dengan mengikuti
menuntut tanggung jawabnya sebagai warga pemilihan kepala desa, berarti mereka turut
negara, masyarakat sering menuntut ke- serta membantu mengubah Desa mereka
adilan sebagaimana aktivis, masyarakat menjadi lebih baik. Mereka juga meng-
tidak begitu saja menerima nasibnya dan gunakan hak pilihnya untuk menyalurkan
kondisi hidupnya. aspirasinya karena mereka menyadari
Faktor-Faktor Penyebab Masayarakat sebagai warga Malalanda yang mempunyai
Memilih Calon Kepala Desa hak untuk menyalurkan aspirasi mereka
Sesuai dengan hasil penelitian yang dalam mengikuti PemiluDesa secara
dilakukan, maka dapat dijelaskan bahwa langsung.
faktor-faktor apa yang menyebabkan 3. Faktor pendidikan calon
masyarakat memilih calaon kepala desa Pendidikan pada hakekatnya adalah
yang ada di Desa malalanda Kecamatan usaha sadar manusia untuk mengembangkan
Kulisusu Kabupaten Buton Utara, dapat di kepribadian di dalam maupun di luar
bagi menjadi tiga yakni budaya politik: sekolah dan berlangsung seumur hidup.
faktor rasionalias, faktor pragmatis. dan Oleh karenanya agar pendidikan dapat
faktor emosional. dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan
1. Fakor rasionalitas kemampuan masyarakat, maka pendidikan
Faktorrasionalitas, masyarakat me- adalah tanggung jawab keluarga, masya-
nentukan pilihan pilitiknya berdasarkan rakat dan pemerintah. Tanggung jawab
perhitungan rasional dan logika. Biasanya tersebut didasari kesadaran bahwa tinggi
pemilih ini berasal dari golongan masya- rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
rakat yang terdidik atau relatif tercerahkan berpengaruh pada kebudayaan suatu daerah,
dengan informasi yang cukup sebelum karena bagaimanapun juga, kebudayaan
menjatuhkan pilihannya. Dalam faktor tidak hanya berpangkal dari naluri semata-
rasionalitas, ditemukan fakta bahwa fakor mata tapi terutama dilahirkan dari proses
masyarakat Malalanda memlih calon kepala belajar dalam arti yang sangat luas.
desa disebabkan oleh empa factor yakni: Nasution (1984) mengartikan pen-
Memilih karena faktormenyalurkan hak didikan sebagai usaha yang sengaja di-
pilih, Memilih karena faktor pendidikan adakan baik langsung maupun dengan cara
calon, Memilih karena visi misi calon, tidak langsung untuk membantu anak dalam
Memilih karea mengetahui seluk beluk perkembangannya untuk mencapai kede-
calon. wasaannya Ahmadi dan Uhbiyati (dalam
2. Faktor menyalurkan hak pilih Nasution 1984). Sedangkan Syamsul (2013)
Masyarakat desa Malalanda sangat mendefinisikan pendidikan sebagai proses
antusuiasuntuk menyalurkan hak pilihnya, pembentukan kecakapan-kecakapan fonda-
mereka beramai-beramai untuk mendatangi mental secara intelektual dan emosional
tempat pemilihan kepala desa. Hal tersebut kearah alam dan sesama manusia. Menurut
mereka lakukan karena mereka menyadari Brown (dalam Syamsul 2013) bahwa
bahwa pemilihan kepala desa adalah cara pendidikan adalah proses pengendalian

51
secara sadar dimana perubahan-perubahan pertanyaan yang terdapat dalam pedoman
didalam tingkah laku dihasilkan didalam wawancara, yang ditujukan untuk menguji
diri orang itu melalui didalam kelompok. sifat partisipan dari budaya politik
Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu masyarakat Desa Malalanda dimana budaya
proses yang mulai pada waktu lahir dan politik partisipan memiliki karakteristik
berlangsung sepanjang hidup. persipan aktif yang tinggi baik terhadap
Dari beberapa pendapat para ahli di objek-objek input maupun objek-objek
atas maka penulis dapat menyimpulkan output dari sistem politik. Juga kondisi
bahwa pendidikan merupakan sarana untuk dalam budaya politik partisipan bahwa
membantu seorang anak untuk dapat mereka memiliki orientasi kognitif yaitu
mengembangkan potensi-potensi yang ada kemampuan yang menyangkut tingkat
dalam dirinya, baik itu secara langsung pengetahuan dan pemahaman serta keper-
maupun tidak langsung agar mampu ber- cayaan dan keyakinan individu terhadap
manfaat bagi kehidupannya di masyarakat. jalannya sistem politik dan atributnya,
Kaitanya dengan penelitian bahwa seperti visi dan misi calon kepala Desa yang
masyarakat Malalanda memilih calon sudah dipilih mereka.
kepala Desa Malalanda adalah fakor Pemilihan kepala Desa yang terjadi di
pendidikan, mereka menjawab pendidikan Desa Malalanda bulan empat 2019, hanya
yang tinggi dari calon kepala Desa sebagai sebagian kecil diantara mereka yang me-
faktor utama dalam menentukan pilihan milih karena visi misi calon kepala desa,
pada Pemilu Desa Malalanda kemarin paling banyak diantara masyarakat Desa
karena mereka beranggapan bahwa calon Malalanda memlih calon kepala Desa
kepala Desa yang memiliki pendidikan karena ada sentuhan dari calon.
tinggi berarti memiliki pengetahuan yang Selain itu, terdapat alasan lain yang
luas dan dengan pengetahuannya itu, mempengaruhi mereka untuk memilih salah
diharapakan dapat memimpin desa ke depan satu calon kepala Desa yaitu adanya hibah
supaya lebih baik lagi. atau hadiah berupa uang yang dibagi-
4. Memilih karena visi misi calon bagikan oleh tim sukses yang ada di Desa
Visi misi yang dikemukakan oleh Malalanda. Sehingga, dapat ditarik
seseorang merupakan gagasan atau ide kesimpulan bahwa masyarakat Desa
terbaik yang akan dilakukan ketika ia Malalanda mempunyai budaya politik
terpilih, ia merencanakan program-program parokial partisipan dimana mereka mem-
terbaik agar orang lain dapat tertarik dengan punyai pengetahuan yang sedikit tentang isi
pemikrianya sehingga dapat mempengaruhi dari visi dan misi yang dibawa oleh calon
seseorang untuk bersama dia, kaitanya kepala Desa yang sudah mereka pilih.
dengan pemilihan kepala desa, visi misi Tetapi disisi lain mereka menjadi partisipan
sangat penting untuk dipaparkan terhadap pada output sistem politik sebab mereka
msayarakat desa agar mereka memahami sudah menggunakan hak pilihnya pada
apa yang menjadi tujuan ia calaon dan apa Pemilu Desa secara langsung di Desa
yang harus ia lakukan ketika ia terpilih Malalanda kemarin.
menjadi kepala desa. Jika programnya baik 5. Memilih karena mengetahui seluk
tidak menutup kemungkinan masyarakat beluk calon
akan terpengaruh dan memilihnya. Berdasarkan hasil penelitian di
Dalam budaya politik terdapat lapangan, ditemukan fakta bahwa sebagian
orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif. besar masyarakat Desa Malalanda menyata-
Sehingga, dalam penelitian ini masyarakat kan mereka memilih dikarenakan mereka
Desa Malalanda telah diberi pertanyaan- merasa mempunyai kedekatan emosional

52
dengan salah satu calon kepala desa, dalam pilihnya untuk memilih calon tertentu atau
hal ini mereka merasa sudah mengenal dengan sengaja menerima atau memberi
sosok pasangan calon yang sudah mereka dana kampanye dari atau kepada pihak-
pilih tersebut. Walaupun mereka tidak pihak tertentu.
terlalu dekat, mengenai calon itu sangat Dengan demikian money politic
penting karena akan berbahaya memilih adalah suatu bentuk pemberian atau janji
tanpa mengetahui seluk beluk calon bisa menyuap seseorang baik supaya orang itu
membawa malapetaka untuk Desa mereka. tidak menjalankan haknya untuk memilih
6. Faktor pragmatis maupun supaya ia menjalankan haknya
Pemilih tipe ini biasanya lebih banyak denga cara tertentu pada saat pemilihan
dipengaruhi oleh pertimbangan untung dan umum. Pemberian bisa dilakukan meng-
rugi. Suara mereka akan diberikan kepada gunakan uang atau barang. Politik uang
kandidat yang bisa mendatangkan keuntu- umumnya dilakukan untuk menarik simpati
ngan sesaat secara pribadi kepada mereka. para pemilih dalam menentukan hak
Pemilih pragmatis identik dengan suaranya tiap pemilihan umum.
pemberian hadia misalnya brubah uang, aau Setelah dilakukan wawancara lebih
sering disebut dengan politik uang. Politik mendalam, ternyata sebagian besar masya-
uangdalam Bahasa Indonesia adalah suap, rakat Desa Malalanda yang memilih salah
arti suap dalam buku kamus besar Bahasa satu calon kepala Desa juga dikarenakan
Indonesia adalah uang sogok.Politik uang mereka mendapatkan imbalan berupa uang.
adalah pertukaran uang dengan posisi/ Sehingga, partisipasi masyarakat Desa
kebijakan/keputusan politik yang mengatas- Malalanda sepenuhnya belum didasari atas
namakan kepentingan rakyat tetapi sesung- kesadaran secara murni untuk berpartisipasi
guhnya demi kepentingan pribadi/ secara aktif justru mereka cenderung pasif
kelompok/partai. Politik uang adalah suatu dan pragmatis sebab mereka menggunakan
upaya memengaruhi orang lain hak pilihnya karena dimobilisasi oleh tim
(masyarakat) dengan menggunakan imbalan sukses dari calon kepala Desa yang ada di
materi atau dapat juga diartikan jual-beli Malalanda.
suara pada proses politik dan kekuasaan 7. Faktor emosional
serta tindakan membagi-bagikan uang, baik Kelompok pemilih ini cenderung
milik pribadi atau partai untuk mem- memutuskan pilihan politiknya karena
pengaruhi suara pemilih. alasan perasaan. Pilihan politik yang di-
Politik uang (money politic) dapat dasari rasa iba, karena perasa iba sehingga
diartikan sebagai upaya mempengaruhi ia menjatuhakn pilihanya. Sesuai dengan
perilaku orang lain dengan menggunakan yang ditetumakn dilapangan, kataya dengan
imbalan tertentu. Ada yang mengartikan pemilih emosional yakni: memlih karena
politik uang sebagai tindakan jual beli suara rumah calon dekat dengan rumahnya, me-
pada proses politik dan kekuasaan. milih karena ikatan alumni, memlih karena
Tindakan itu bisa terjadi dalam jangkauan kepribadian calon.
(range) yang lebar, dari pemilihan kepala a. Faktor tempat tinggal yang dekat
desa sampai pemilihan umum suatu negara rumahnya
Maka politik uang adalah semua tindakan Berdasarkan hasil penelitian
yang disengaja oleh seseorang atau kelom- dilapangan, ditemukan fakta bahwa
pok dengan memberi atau menjanjikan uang masyarakat Desa Malalanda menyatakan
atau materi lainnya kepada seseorang bahwa mereka memilih salah satu calon
supaya menggunakan hak pilihnya dengan kepala Desa dikarenakan alasan tempat
cara tertentu atau tidak menggunakan hak tinggalnya dekat dengan rumahnya calon

53
kepala desa, sehingga meskipun sedikit ber- d. Memilih karena kepribadian/figur calon
tentangan dengan nurani mereka memilih- Berdasarkan hasil penelitian di
nya. lapangan, ditemukan fakta bahwa banyak
b. Memilih karena faktor ikatan alumni masyarakat Desa Malalanda menyatakan
Berdasarkan hasil penelitian di bahwa mereka memilih salah satu pasangan
lapangan, ditemukan fakta bahwa ada calon kepala Desa Malalanda dikarenakan
beberapa orang masyarakat Desa Malalanda kepribadian/figur. Menurut mereka memilih
menyatakan bahwa mereka memilih salah salah satu calon kepala Desa karena ke-
satu calon kepala Desa dikarenakan mereka pribadian atau figurnya yang baik, hal ter-
merasa mempunyai ikatan almamater sebut sangat penting. Sebab, kalau memang
sewaktu kuliah. Almamater yang sama kepribadian mereka baik maka masyarakat
antara mereka dengan calon kepala Desa akan mencontohnya karena masyarakat
yang sudah mereka pilih mempunyai membutuhkan seorang figur pemimpin yang
pengaruh untuk menjadi pertimbangan baik. Selain itu, jika kepribadiannya baik,
mereka dalam memilih. Sebab kesamaan diharapkan kepala Desa yang terpilih bisa
almamater antara pemilih dengan yang melaksanakan kinerjanya secara ber-
dipilih dalam hal ini adalah calon calon tanggung jawab dan amanah terhadap
kepala desa, merupakan kesamaan visi warganya serta memperjuangkan ke-
yakni menerapkan pengetahuan yang di- pentingan dan aspirasi warganya.
dapat di kampus dan diwujudkan bersama
untuk kemajuan Desa Malalanda. Walapun PENUTUP
harus diakui bahwa hal ini bukan faktor Kesimpulan
utama yang menyebabkan mereka untuk Berdarakan pemaparan pada hasil
memilih karena masih ada faktor-faktor lain penelitian diatas, maka dapat disimpulkan
yang mempengaruhi mereka dalam memilih bahwa:
salah satu calon kepala Desa kemarin. 1. Budaya politik masyarakat dalam
c. Memiliki ikatan kedekatan emosional Pemilihan Kepala di Desa Malalanda
dengan calon Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton
Membangun silaturahmi terhadap se- Utara dapat dibagi menjadi tiga yakni
sama merupakan kewajiban setiap manusia (1) Budaya politik parokial, masyarakat
karena manusia juga tidak bisa hidup tanpa dalam pemilihan kepala desa berfifat
bantuan orang lain, kedudukan manusia apatis atau tidak tertarik dengan pe-
sebagai mahluk sosial menyebabkan milihan, (2) Budaya politik kaula adalah
manusia saling ketergantungan karena masayrakat dalam memilih kepala desa
setiap hari ia harus berkomunikasi dan ber- hanya ikut-ikutan saja, tanpa perduli
interaksi terhadap sesama, interaksi yang siapa pemenangnya (3) Budaya politik
terjadi secara terus menerus menyebabkan partisipan adalah masyarakat ber-
terbentuknya hubungan emosional antara partipasi dalam pemilihan kepala desa
sesama manusia dan hubungan kekerabaan berupa ansusias dalam memlih.
semakin terbentuk, hubungan emosional 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan
dapt berbentuk apabila saling membantu, masyarakat memilih calaon kepala desa
saling berkomunikasi, saling bertukar yang ada di Desa Malalanda Kecamatan
pikiran dan lain-lain dan setelah hubungan Kulisusu Kabupaten Buton Utara: (1)
emosional terbentuk maka untuk dipisahkan Faktor rasionalias, yakni memilih
antara keduanya itu sudah sulit terjadi. karena faktor menyalurkan hak pilih,
memilih karena faktor pendidikan calon,
memilih karena visi misi calon, memilih

54
karena mengetahui seluk beluk calon, Upe, Ambo. 2016. Metode Penelitian
(2) Faktor pragmatis yakni memlih Sosial: Filosofi dan Desain
karena mengharapkan imbalan dari Praktis. Kendari: Literacy
calon, (3) Faktor emosional yakni Institute.
memilih karena rumah calon dekat
dengan rumahnya, memlih karena ikatan
alumni, memlih karena kepribadian
calon.
Saran
Saran yang harapkan dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk kepala Desa Malalanda terpilih
agar benar-benar mewujudkan janji-janji
danvisi misinya,dan bekerja atas nama
Desa Malalanda bukan atas nama
pribadi dan kelaurga.
2. Untuk masyarakat, agar bekerja sama
dengan kepala Desa dan tidak segan-
segan untuk memberikan masukan kritik
untuk kebaikan Desa mandalala.

DAFTAR PUSTAKA
Lakila, Demianus. 2014. Budaya Politik
Masyarakat Dalam Pemilihan
Kepala Desa Di Desa Lalonaha
Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka. Skripsi. Universitas
Haluoleo Kendari.
Nasution S. 1984. Sosiologi Pendidikan,
Jemars. Bandung.
Nurwaida, Waode. 2013. Partispasi Politik
Masyarakat Pada pemilihan
Kepala Desa (Studi Di Desa
Koholifano Kematan Pasir
Putih Kabupaten Muna).
Skripsi. Universitas Halu Oleo
Kendari.
Rahman. 2017. Sistem Politik Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saint Arbi. 1995. Perwakilan politik di
Indonesia. Jakarta: Rajawali
pers.
Syamsul Kurniawan. 2013. Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Arruz
Media.

55

Anda mungkin juga menyukai