Anda di halaman 1dari 5

DEMOKRASI PEMILIHAN KELAPA DESA DI DESA

KARANGSOKON SUMENEP TAHUN 2012

Jamaluddin, Kayan Swastika, Marjono 1


Putri Novitasari 2
Nur Cahyaningsih3
Universitas Jember, Jln. Kalimantan 37, Jember 681211
Desa Tunas Mudo, Kec. Sekerman Kabupaten Muaro Jambi 2
Desa polomarto, kacamatan Butuh, Kabupaten purworejo 3
kayanswastika@yahoo.com
-
Cahyaningsih017@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan demokrasi di Indonesia. dibagi menjadi empat periode yaitu: periode 1945-1959, periode 1959-1965, periode 1965-1998,
dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan parlementer, sistem ini berlaku sebulan setelah
kemerdekaan di proklamasikan. Namun, model demokrasi ini di anggap kurang cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi
untuk mempraktikan demokrasi ini telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik kehidupan sosial. Bahwa demokrasi
adalah pemerintahan untuk rakyat, jadi kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat, atau hak rakyat itu sendiri atau demokrasi adalah
bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan,
dan pembuatan hokum. Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi di pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat desa dalam
pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan kepala desa
masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.
Sistem pemilihan kepala desa dilakukan secara transparan dan melibatkan masyarakat. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kata Kunci: Demokrasi, Perkembangan, hak, Pilkades, Partisipasi

PENDAHULUAN kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga
Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan
Demokrasi di negara Indonesia berdasarkan Undang- lancar dan demokratis. Sistem pemilihan kepala desa dilakukan
Undang Dasar 1945 disebut dengan demokrasi pancasila. Dalam secara transparan dan melibatkan masyarakat, dan calon kepala
demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak desa tidak diusung oleh partai politik melainkan perseorangan,
tetapi harus diselenggarakan dengan tanggung jawab sosial. Sehingga calon kepala desa tidak akan membawa keuntungan
Pemilihan kepala desa dengan sistem demokrasi telah menjadi bagi partai.
bagian dari politik, mendorong partisipasi masyarakat dalam
pemilihan. Pemilihan kepala desa dilaksanakan agar masyarakat Kepala desa adalah pimpinan dari desa yang masa
dapat memilih kepala daerah secara mandiri tanpa paksaan atau jabatanya enam tahun dan dapat dipilih kembali untuk dua kali
campur tangan pihak manapun. Pemilihan kepala desa masa jabatan. Demokrasi dalam konteks pemilihan kepala desa
merupakan pesta demokrasi tingkat desa, dan masyarakat desa tidak hanya mengukur partisipasi masyarakat tetapi, pemerintah
dapat berpartisipasi melalui pemungutan suara untuk memilih juga sebagai penyelenggara Negara mampu mongotrol jalanya
calon kepala desa yang bertanggung jawab dan mampu pertisipasi sehingga terciptanya keputusan politik yang baik .2
membangun desa. Oleh karena itu, pemilihan kepala desa sangat penelitian ini mengambil kasus di Desa Karangsokon kecamatan
penting karena sangat mendukung terselenggaranya Guluk-Guluk kabupaten Sumenep Madura, alas an pengambilan
pemerintahan desa. lokasi ini Karena pada Desa ini dalam proses pilkades sejak
tahun 1998 sampai 2012 hanya diwarnai oleh dua keluarga, pada
Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi
proses kompetisi perebutan kursi kepala Desa hanya diwariskan
di pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat desa dalam
pada anak dan kerabat terdekat dua keluarga saja. Pada
pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan
pelaksanaan pilkades tahun 2012, kompetisi perubutan kursi
bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan
kepala Desa di Desa karangsokan ini menampilkan sesuatu yang
sangat berbeda dari sebelumnya, dimana pada kompetisi ini salah pada rakyat, atau hak rakyat itu sendiri atau demokrasi adalah
satu calon kepala Desa adalah perempuan. bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
BAHAN DAN METODE ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
A. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan pilkades yaitu jam 07.30 – 13.00 wib. perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
tempat penelitian dilakukan di Desa Karangsokon kecamatan
Guluk-Guluk kabupaten Sumenep Menurut Bingham Powel dalam Budiyanto (2005:53-
54), mengatakan bahwa sistem politik demokrasi di tandai
B. Bahan dan Alat dengan ciri-ciri Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim
Perlengkapan yang digunkan dalam pilkades sebagaimana bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya,
dalam pasal 3 yaitu kotak suara, surat suara, bilik artinya klaim pemerintah untuk patuh pada hukum didasarkan
pemungutan suara, tinta, formulir , daftar calon kepala desa, pada penekanan bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak
alat dan alas untuk mencoblos, salinan daftar pemilih tetap.
rakyat. Legitimasi kekuasaan diperoleh melalui pemilihan umum
Sedangkan alat perlengkapan lainya pada ayat (1) diantaranya
adalah : yang kompetitif, Sebagian dasar orang dewasa dapat ikut serta
1. Tali pengikat alat pemberi tanda coblos; dalam proses pemilihan, baik sebagai pemilih maupun sebagai
2. Tanda pengenal panitia pemilihan kepala desa; calon untuk menduduki jabatan penting, Penduduk memilih
3. Tanda pengenal petugas keamanan tps; secara rahasia dan tanpa paksaan,Masyarakat dan pemimpin
4. Kantong plastik besar; menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,
5. Ballpoint; berorganisasi dan kebebasan pers, Demokrasi atas dasar
6. Spidol kecil; dan
penyaluran kehendak rakyat ada dua macam yaitu Demokrasi
7. Spidol besar
langsung Demokrasi ini memiliki makna bahwa paham
C. Prosedur penelitian demokrasi yang mengikut sertakan setiap warga negaranya
metode penelitian kualitatif, yaitu suatu analisis dalam musyawarah untuk menentukan kebijaksaaan umum dan
berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara, undang undang. Demokrasi tidak langsung, demokrasi ini
observasi dan dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data memiliki makna bahwa demokrasi yang dilaksanakan memaluli
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit unit, melakukan sistem perwakilan. Demokrasi ini biasanya dilaksanakan melalui
sintesa, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, pemilihan umum.
sehingga dapat ditarik satu kesimpulan dan dalam pembacaannya
mudah dipahami. Prinsip-prinsip praktek politik demokratis dapat dimulai
dari kehidupan politik di Desa. Unsur-unsuresensial demokrasi
dapat diterjemahkan dalam pranata kehidupan politik di level
HASIL DAN PEMBAHASAN pemerintahan formal paling kecil tersebut. Menurut Robert Dahl
Perkembangan demokrasi di Indonesia. dibagi menjadi (dalam Sorensen, 2003:19). terdapat tiga prinsip utama
pelaksanaandemokrasi, yakni; 1) kompetisi, 2) partisipasi, dan
empat periode yaitu: periode 1945-1959, periode 1959-1965,
3)kebebasan politik dan sipil. Salah satu tantangan besar
periode 1965-1998, dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi demokratisasi dalam lingkup Desa adalah merebaknya politik
pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan parlementer, uang (money politics) dalam Pilkades.
sistem ini berlaku sebulan setelah kemerdekaan di
proklamasikan. Namun, model demokrasi ini di anggap kurang Persiapan pelaksanaan Pilkades
cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk A. Persiapan Umum
mempraktikan demokrasi ini telah memberi peluang sangat besar Sesuai peraturan Bupati Sumenep nomor 21 tahun 2011
tentang pedoman pelaksanaan pencalonan, pamilihan,
kepada partai-partai politik kehidupan sosial.
pengangkatan dan pemberhentian kepala desa dalam pasal 1
menjelaskan bahwa pembentukan panitia pelaksana pilkades
Demos berarti rakyat, dan cratein/cratos berarti
dibentuk oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang
pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Pada tanggal 12 April
dari rakyat, atau pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat dan untuk 2012 BPD mengadakan rapat untuk membentuk panitia
rakyat. Dari perspektif yang ada banyak definisi demokrasi yang pelaksana pilkades dan pada tanggal 20 April 2012 BPD
dikemukakan oleh para ahli politik. Masing-masing memberikan mengundang seluruh panitia yang sudah disepakati sebelumnya
definisi dari perspektif yang berbeda. Menurut Haris Soche untuk memilik ketua panitia, Pelaksanaan pilkades di desa
dalam Winarno(2008:91) Demokrasi adalah lembaga yang Karangsokon membutuhkan persiapan yang cukup matang dari
mulai membentuk panitia sampai dengan menentukan waktu
menyatakan bahwa kebijakan public diputuskan oleh mayoritas pelaksanaan dan menentukan kreteria calon pilkades. Berikut
perwakilan yang diawasi secara efektif oleh pemerintah. adalah jadwal kegiatan panitia pelaksana
berdasarkan prinsip kesetaraan politik, diselenggarakan dalam 1. Pendaftaran pemilih sementaran dan pemilih tetap
suasana yang menjamin kebebasan politik. Berdasarkan pendapat Desa karangsongkon ini terbagi menjadi empat dusun
para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah yaitu dusun parseh, dusun pe’rekih, dusun nyukalong
pemerintahan untuk rakyat, jadi kekuasaan pemerintahan melekat dan dusun karangsokon timur. Panitia pelaksana
mendata semua dusun hal tersebut memudahkan
mekanisme kerja panitia , dari hasil pendatan diperoleh 2. Persiapan calon kades Ahmad Agus
4011. Persiapan Ahmad Agus dengan mengikuti perhelatan
bursa calon kepala desa di desa karangsokon, hal tersebut
dilakukan untuk untuk memuluskan langkah menjadi kepala desa
sehingga persiapan dilakukan secara matang. Faktor yang
membuat Agus Ahmad mencalonkan diri sebagai kepala desa
N Nama Dusun Jumlah Hak Pilih karena mendapat dorongan dari masyarakat dan anak-anak muda
o di desa karangsokon. Ahmad Agus dipandang sebagai orang
1 Parseh 1.145 yang mampu membawa perubahan terhadap kondisi desa
2 Pe’rekih 983 3 karangsokon kedepanya, sehingga banyak yang berharap agar
3 Nyukalong 1038 4 Ahmad Agus bisa menang dalam pilkades 2012.
4 Karangsokon Timur 845
Pola pelaksanaan Pilkades
2. Sosialisasi Pencalon dan Pemilihan kepala desa Setelah semua persiapan selesai, maka sampailah pada
Pada tahap ini panitia melakukan sosialisasi kepada hari pelaksanaan pemungutan suara yaitu pada tanggal 5
masyarakat tentang proses pencalonan dan pemilihan September 2012. Pemungutan suaran ini dimulai pada jam 07.30-
kepala desa. Beberapa hal yang di sosislisasikan yaitu 13.30 wib. Pada hari pelaksanaan pemungutan suara, panitia
pembukaan bakal calon kepala desa, syarat-syarat calon pelaksana pilkades membagi tugas masing-masing personel di
kepala desa, dan waktu pelaksanaan pemungutan suara.
kepanitiaan. Terdapat empat pintu masuk untuk setiap dusun
3. Pembukaan pendaftaran dan Verifikasi Calon Kepala
Desa yang dijaga oleh dua orang panitia, satu orang bertugas untuk
Proses pendaftaran dilakukan pada 25 juni – 2 juli 2012, meminta undangan dan satu orang bertugas untuk mencari nama
pendaftaran dilakukan di kantor sekertariat yang di DPT. Setelah undungan dan nama di DPT telah sesuai maka
bertempat di balai desa karangsokon. Pada tahap ini pencoblosan akan menerima surat suara yang akan dicoblos pada
panitia menerima dua berkas pendaftran calon keapala tempat bilik suara.
desa yang selanjutnya di proses vertifikasi syarat-
syaratnya dan kelengkapanya. Dua orang yang Surat suara tersebut selanjutnya diberikan kepada
mendaftar tersebut yaitu Ahmad Agus dan Hj. ketua panitia untuk ditandatangani agar dianggap sah. Sekitar
Khotijah.
jam 13.00 wib seluruh warga sudah menggunakan hak pilihnya,
4. Penentuaan Tempat Pemungutan Suara (TPS)
Penentuan lokasi pemungutan suara dilakukandalam panitia kemudian mengumumkan bahwa waktu tersisa 30 menit
rapat kepanitiaan pada tanggal 4 juli 2012, rapatini juga dan meminta warga segera menggunkan hak pilihnya. Setelah
dihadiri oleh calon kepala Desa, perwakilankecamatan semua telah selesai panitia diminta untuk mengitung surat suara
dan pihak kepolisian kecamatan Guluk-Guluk.Tujuan dan dari hasil perhitungan tersebut diperoleh:
diundangnya beberapa pihak tersebut agar
bisamenyampaikan aspirasi dan memberikan masukan Kandidat 1 Hj. Khotijah = 2732 2 suara
kepadapanitia prihal penentuan Kandidat 2 Ahmad Agus = 1258 3 suara
lokasi pemungutan suara.Setelah terhadi proses tarik Suara tidak sah = 64 warga
ulur dari masing-masing pihak, maka panitia pelaksana Tidak hadir = 15 warga
akhrinya menetapkan bahwa pemungutan suara akan (Wawancara bapak Sugianto, tanggal 18 April 2014).
dilakukan di dusunParseh.
5. Masa Kampanye dan Masa Tenang
Masa kampanye digunakan untuk Memperoleh Dampak pelaksanaan pilkades terhadap kesadaran
dukungan suara dari warga desa. Selama masa berdemokrasi pada masyarakat
kampanye panitia mengawasi langkah-langkah yang Dalam peoses demokrasi sikap rasional adalah hal yang
dilakukan oleh setiap kandidat calon kepala desa. Ketika paling penting untuk menentukan atau mewujudkan
memasuki masa tenang panitia membersihkan seluruh berdemokrasi. Pilkades di desa karangsokon menjadi salah satu
atribut yang dipasang oleh kandidat dan melarang
gambaran bahwa tingkat rasionalitas warga dalam membentuk
seluruh aktivitas kampanye calon kades.
pilihan masih rendah hal tersebut dapat kita cermati dalam proses
B. Persiapan Khusus money pilotic yang terjadi. Penutupan jalan Alasan karena bapak
1. Persiapan calon kades Kh. Khotijah Toyib dianggap tidak kompak dengan warga dusun Karangsokon
Persiapan yang dilakukan Hj. Khotijah lebih banyak dilakukan Timur yang Mayoritas mendukung Ahmad Agus, sehingga bapak
oleh suaminya H. Muhammad Hasan karena suaminya Sudahri selaku pemilik tanah menutup jalan. Dampak yang
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap seluruh aparatur desa.
ditimbulkan di dusun Parseh adalah terjadinya pencabutan pipa
H. Muhammad Hasan melakukan lobi-lobi terhadap aparatur
desa yang hasilnya kemudian membulatkan seluruh dukakungan air yang menuju sebagian rumah warga di dusun Parseh.
terhadap Hj. Khotijah.. Pencabutan peralon air dilakukan oleh Bapak Khalili selaku
H. Muhammad Hasan juga melakukan silahturahmi kepada kyai pendukung Ahmad Agus, Bapak Kholili merasa sangat kecewa
dan tokoh masyarakat yang berpengaruh di desa krangsokon. Hal terhadap sebagian warga atas kekalahan yang dialami oleh
itu dilakukan supaya mendapat dukungan dari orang-orang Ahmad Agus.
tersebut. Meski tidak semua kyai di desa karangsokon menyatak
dukunganya kepada Hj. Khitijah.
mendukung Hj. Khotijah Indikasi tersebut dapat dilihat sejak
pelaksanaan rapat koordinasi yang dilakukan H. Muhammad
Hasan dengan seluruh aparatur Desa termasuk BPD yang
notabenya adalah orang-orang yang tunduk pada H.Muhammad
Hasan. Persiapan yang dilakukan oleh masing-masing kandidat
calon Kepala Desa yang dalam hal ini Hj. Khotijah dan Ahmad
KESIMPULAN Agus membutuhkan tenaga dan biaya yang cukup banyak, karena
dalam pelaksanaan persiapan melibatkan banyak pihak, termasuk
Perkembangan demokrasi di Indonesia. dibagi menjadi paran bejingan, tokoh masyarakat, tim pemenangan, para petaruh
empat periode yaitu: periode 1945-1959, periode 1959-1965, dan warga Desa setempat. pelaksanaan Pilkades warga masih
periode 1965-1998, dan periode pasca Orde Baru. Demokrasi belum mampu keluar dari tekanan.
pada periode 1945-1959 dikenal dengan sebutan parlementer,
sistem ini berlaku sebulan setelah kemerdekaan di Khotijah dalam persiapannya lebih relatif mudah,
proklamasikan. Namun, model demokrasi ini di anggap kurang karena mempunyai dukungan dana yang cukup besar, sehingga
cocok untuk Indonesia. Lemahnya budaya demokrasi untuk mampu melakukan proses money politic dengan uang yang lebih
mempraktikan demokrasi ini telah memberi peluang sangat besar besar dari pihak Ahmad Agus, pada proses persiapan tim Ahmad
kepada partai-partai politik kehidupan sosial. Bahwa demokrasi Agus lebih mengedepankan pendekatan secara individu untuk
adalah pemerintahan untuk rakyat, jadi kekuasaan pemerintahan mengenalkan program kerja pada masyarakat, Hal tersebut
melekat pada rakyat, atau hak rakyat itu sendiri atau demokrasi dilakukan agar masyarakat secara sadar memilih pemimpin yang
adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya tepat untuk Desa Karangsokon kedapan, meski langkah ini
memiliki hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang terbilang kurang efektif,karena pelaksaan pilkades masih
dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga mendapat tekanan intimidasi dari orang-orang suruhan H.
negara ikut serta baik secara langsung atau melalui perwakilan Muhammad Hasan. Cara yang digunakan beranekaragam, ada
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hokum. yang menjemput langsung kerumahnya, ada pula yang
mengornisir masa dengan cara berkelompok untuk
Pemilihan kepala desa merupakan wujud dari demokrasi diberangkatkan ke lokasi pencoblosan. Kemenangan Hj.
di pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat desa dalam Khotijah dalam pilkades di Desa Karangsokon tahun 2012
pemilihan kepala desa diharapkan mampu membawa perubahan disebabkan kuatnya pendaan yang di miliki oleh keluarga besar
bagi perkembangan dan pertumbuhan desa. Pada pemilihan H. Muhammad Hasan,pendanaan tersebut juga di topang oleh H.
kepala desa masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban warga Kamil selaku saudagar tembakau di Desa Karangsokon.
Negara agar pada pemilihan kepala desa dapat berjalan dengan menggunakan politik uang untuk mendapatkan suara warga yang
lancar dan demokratis. Sistem pemilihan kepala desa dilakukan mendukung Ahmad Agus. Dalam pasca pilkades terjadi banyak
secara transparan dan melibatkan masyarakat. konflik dari hal tersebut menunjukan bahwa tingkat kesadaran
berdemokrasi masyarakat desa karangsokon sangat rendah.
Panitia pelaksana yang dibentuk oleh BPD adalah
orang-orang yang memang sejak awal sudah dipersiapkanuntu
DAFTAR PUSTAKA

Bidiyanto, Bighom Powel dalam. 2005. 2005.

Demokrasi pemilihan kepala desa. Yuningsih, Neneng Yani. 2016. 2016, Jurnal politik, p. 2.

Demokrasi dalam pemilihan kepada desa. Sari, Putri Nopita. 2020. 2020, Skripsi, pp. 1-3.

Demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Umar, Amirllyah. Juli 2014. Juli 2014, Jurnal ilmu pemerintah, p.
112.

Pemilihan kepala desa di desa karangsokon. Jamaludin, Kayan Swastika Marjono. 2012. 2012, Demokrasi arus bawah.

Sorensen, G. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi. Yogyakarta : s.n., 2003.

Anda mungkin juga menyukai