Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH PEMULA

Reka Rahmawati1, Fizka Rahadatul2, Muhammad Agil Arrohimi3, Sunandie Eko4


Administrasi Publik, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bagasasi
1,2,3,4

1
rekarahmawati471@gmail.com
2
fizkarahadatula@gmai.com
ragilwenx17@gmail.com
3

ABSTRAK
Dalam segi pengertian, administrasi publik dengan politik memang terlihat sangat
berbeda. Namun dalam kegiatan bernegara, keduanya saling berkaitan. Dalam membuat
kebijakan publik dibutuhkan kekuasaan politik terlebih dahulu. Misalnya saja pada pemilihan
umum, calon pemimpin daerah atau legislatuf merupakan anggota salah satu partai politik
yang mana apabila calonnya lulus, ia dapat membawa kursi untuk anggota satu partainya.
Dalam masa pemilihan umum ini, terkadang masih menjadi abu-abu bagi pemilih
pemula yang baru pertama kali melaksanakan pemilu. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menguji faktor apa saja yang menjadi penentu bagi pemilih pemula dalam
memberikan hak suaranya saat pemilu. Penelitian menggunakan 40 sampel yang datanya
dianalisis dengan secara kuantitatif menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Penelitian ini menghasilkan model persamaan regresi berganda Y = 6,025 + 0,131X1
+ 0,282X2 yang menunjukan partisipasi politik dan orientasi calon berpengaruh secara
simultan terhadap perilaku memilih. Namun secara parsial, partisipasi politik tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku memilih. Sedangkan orientasi calon
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku memilih. Artinya, pemilih pemula lebih
memperhatikan orientasi calon, mulai dari tingkat pendidikan, pengalaman kerja, hingga
kepribadian calon pemimpin daripada partisipasi politik yang dimilikinya.
Kata Kunci: Administrasi Publik, Politik, Pemilih Pemula.

ABSTRACT
In terms of understanding, public administration and politics look very different.
However, in state activities, the two are interrelated. In making public policy, political power
is needed first. For example, in general elections, candidates for regional leaders or
legislators are members of one of the political parties where if the candidate passes, he can
bring seats for members of one of his parties.
In this general election period, sometimes it is still a gray area for first-time voters.
Therefore, this study aims to examine what factors are determinants for novice voters in
casting their votes during elections. The study used 40 samples whose data were analyzed
quantitatively using multiple regression analysis techniques.
This study produces a multiple regression equation model Y = 6.025 + 0.131X1 +
0.282X2 which shows political participation and candidate orientation simultaneously affect
voting behavior. However, partially, political participation has no significant effect on voting
behavior. Meanwhile, candidate orientation has a significant effect on voting behavior. This
means that novice voters pay more attention to candidate orientation, ranging from the level
of education, work experience, to the personality of prospective leaders rather than their
political participation.
Keywords: Public Administration, Politics, Novice Voters

PENDAHULUAN politik diperlukan administrasi dalam


Menurut Felix A. Nigro, proses pendataan dan pendekatan dengan
administrasi publik merupakan upaya publik.
kelompok kooperatif dalam suatu
Bukti konkretnya dapat kita lihat
pengaturan public yang mencakup pokok
secara nyata. Kepala negara dan para
pemerintahan eksekutif, legislative, dan
anggota legislatif berpijak dan ikut dalam
yudikatif. Sedangkan Harbani Pasolong
salah satu partai politik. Kemenangan
berpendapat bahwa administrasi public
partai politik dalam suatu pemilu, dapat
ialah suatu kerjasama yang dilakukan oleh
membawa kursi legislatif untuk anggota
sekelompok orang atau lembaga dalam
partai politiknya. Administrasi publik
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
berjalan saat calon terpilih menjalankan
untuk memenuhi kebutuhan publik secara
tugasnya dengan membuat kebijakan-
efektif dan efisien. Jadi, administrasi
kebijakan publik untuk mensejahterakan
publik ialah serangkaian kegiatan yang
masyarakat. Dengan demikian, politik dan
dilakukan oleh pemerintahan dengan
administrasi publik berjalan beriringan.
tujuan memberi pelayanan kepada publik.
Berbicara tentang politik di
Menurut Kartini Kartono, politik
Indonesia, kita akan mengenal istilah
dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku
demokrasi. Menurut Henry B. Mayo,
atau proses yang menggunakan kekuasaan
dalam menjalankan sistem politik
untuk menegakkan peraturan-peraturan
demokratis, pemerintahan yang mengambil
dan keputusan-keputusan yang sah berlaku
suatu kebijakan umum ditetapkan oleh
di tengah masyarakat. Walaupun secara
kebanyakan dari wakil rakyat dan diawasi
definisi administrasi publik dan politik
secara efektif oleh masyarakat atau rakyat.
terlihat berbeda, namun dalam
Sederhananya seperti slogan “dari rakyat,
kenyataanya kedua unsur tersebut saling
oleh rakyat, untuk rakyat”. Anggota partai
berhubungan. Untuk menegakkan
politik yang mencalonkan menjadi
kebijakan disuatu negara, diperlukan
pemimpin sudah jelas merupakan bagian
kekuasaan politik. Dan dalam menjalankan
dari rakyat Indonesia, mereka yang terpilih suara dalam pemilu menjadi sangat
akan bekerja untuk kepentingan penting untuk menentukan keputusan akhir.
masyarakat Indonesia. Untuk itu, dalam Untuk itu masyarakat menjadi penentu
menjalankan politik demokrasi di utama keberhasilan suatu pemilu, tanpa
Indonesia, memerlukan peranan aktif dari masyarakat dan hak pilihnya, maka
masyarakat, terutama dalam menentukan pemilihan umum tidak akan terlaksana.
pemimpin.
Batas usia minimum seseorang
Salah satu ciri dari pemerintahan mempunyai hak pilih yaitu pada usia 17
demokrasi yaitu dijalankannya pemilihan tahun saat masyarakat sudah mempunyai
umum atau pemilu untuk memilih kepala KTP atau Kartu Tanda Penduduk yang
daerah, mulai dari memilih presiden dan menjadi bukti utama mereka adalah warga
wakil presiden, anggota DPR dan DPRD, negara Indonesia. Dalam memilih
Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota pemimpin tentu saja ada beberapa faktor
dan Wakil Walikota, Bupati dan Wakil yang mempengaruhi pemilik hak suara
Bupati, Lurah dan Kepala Desa, bahkan dalam menentukan pilihannya, mulai dari
sampai pemilihan ketua RT dan RW juga kesamaan partai politik calon pemimpin,
dilakukan berdasarkan pilihan rakyat. sikap dan sifat para calon, isu-isu yang
beredar tentang para calon, tingkat
Berdasarkan Undang-Undang
pendidikan para calon, atau bahkan
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan
kebaikan para calon dalam memberikan
Umum Anggota Dewan Perwakilan
bantuan saat masa kampanye. Itu semua
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
dapat mempengaruhi pengambilan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pemilu
keputusan dari para pemilik hak suara.
merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan
Terutama bagi para pemilih pemula.
rakyat yang dilaksanakan secara langsung
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil Pemilih pemula merupakan
dalam Negara Kessatuan Idonesia masyarakat yang baru mempunyai hak
berdasarkan Pancasila dan Undang- pilih, yang biasanya berusia 17 tahun
Undang Dasar Negara Republik Indonesia sampai 21 tahun saat adanya pemilu.
1945. Dengan kata lain, pemilu atau Emosi yang cenderung masing labil
pemilihan umum menjadi sarana keikut membuat pemilih pemula gampang
sertaan masyarakat dalam menjalankan terpengaruh oleh pencitraan maupun hoax
pemerintahan serta mendukung sistem yang beredar. Mereka cenderung bersifat
demokrasi di Indonesia. Sehingga setiap pasif dalam pemilu, dan hanya ikut-ikutan
dengan teman atau keluarga saat perencanaan, perumusan tujuan dan
menentukan pilihannya. Untuk itu, sasaran, penggalangan kerjasama dengan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
seberapa besar faktor-faktor yang organisasi-organisasi kemasyarakatan.
mempengaruhi perilaku pemilih pemula Berbicara tentang administrasi publik,
dalam menentukan pilihannya. memang tidak bisa lepas dari lembaga-
lembaga pemerintahan selaku organisasi
KAJIAN TEORI
yang mengurusi kebutuhan publik. Mulai
Administrasi Publik dan Politik
dari membuat kebijakan publik,
Administrasi Publik (bahasa
melakukan pelayanan publik, hingga
Inggris: Public administration) atau
mengamankan publik. Sehingga
Administrasi Negara adalah suatu bahasan
administrasi public erat kaitannya dengan
ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen
pelayanan dan hubungan antara
penting kehidupan bernegara yang
pemerintah dengan publik.
meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan
Politik adalah proses pembentukan
eksekutif serta hal- hal yang berkaitan
dalam masyarakat yang antara lain
dengan publik yang meliputi kebijakan
berwujud proses pembuatan keputusan,
publik, manajemen. Sedangkan menurut
khususnya dalam negara. Pengertian ini
James W. Fesler, administrasi public
adalah upaya penggabungan antara
adalah suatu upaya penyusunan dan
berbagai definisi yang berbeda mengenai
pelaksanaan kebijakan yang dilakukan
hakikat jabatan politik yang dikenal dalam
oleh birokrasi dalam skala besar untuk
Undang-Undang Republik Indonesia.
kemudian berafiliasi pada kepentingan
Politik adalah sistem yang terkait dengan
public (masyarakat), yang pada intinya arti
pemerintahan dalam bentuk pembagian
ini didapatkan untuk kepentingan
kekuasaan. Politik melibatkan banyak
masyarakat. Ada pula pengertian
elemen salah satunya partai politik dengan
administrasi publik yang dikemukaan oleh
tujuan mendapatkan kekuasaan dan
Leonardo D. White seorang sejarawan
mempertahakannya untuk dapat mencapai
Amerika, yaitu semua proses operasi yang
tujuan dan kepentingan yang diinginkan.
bertujuan guna memnuhi atau menegakkan
Menurut Gabriel A. Almond,
kebijakan publik.
politik adalah kegiatan yang berhubungan
Lebih lanjut, Janet V. Denhardt
dengan kendali pembuatan keputusan
menjelaskan administrasi publik sebagai
publik dalam masyarakat tertenttu di
fungsi dari pembuatan keputusan,
wilayan tertentu, di mana kendali ini
disokong lewat instrument yang sifatnya mereka harus tergabung dengan salah satu
otoritatif dan koersif. Lebih lanjut, Andrey partai politik terlebih dahulu. Hal ini untuk
Herywood mendefinisikan politik sebagai membantu para calon dalam
kegiatan suatu bangsa yang bertujuan memenangkan suara ketika pemilihan
untuk membuat, mempertahankan, dan umum. Dengan demikian dapat terlihat
mengamandemen peraturan-peraturan dengan jelas apabila administrasi publik
umum yang mengatur kehidupannya, yang dengan politik saling berkaitan.
berarti tidak dapat terlepas dari gejala Pemilu
konflik dan kerjasama. Menurut Henry B. Mayo, dalam
Administrasi mempunyai menjalankan sistem politik demokratis,
keterkaitan erat dengan politik karna saling pemerintahan yang mengambil suatu
mempengaruhi dalam pengambilan kebijakan umum ditetapkan oleh
keputusan dan kebijakan publik. Lalu kebanyakan dari wakil rakyat dan diawasi
aspek yang menjadi keterkaitan antara secara efektif oleh masyarakat atau rakyat.
administrasi dan politik ialah penyusun Ada pula menurut Abraham Lincoln,
kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan demokrasi merupakan pemerintahan dari
interaksi dengan pemerintah. Sejalan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
dengan definisi politik menurut Gabriel A. Pengertian ini, sejalan dengan slogan
Almond, karena dalam membuat suatu demokrasi yang sudah sangat terkenal,
keputusan atau kebijaka publik diperlukan termasuk di Indonesia. Salah satu sarana
kendali atau kekuasaan terlebih dahulu. pelaksanaan demokrasi di Indonesia yaitu
Hal ini karena setiap kebijakan publik pemilihan umum atau pemilu. Di mana
dirumuskan dan dibuat oleh lembaga- masyarakat dapat memilih sendiri
lembaga yang berkuasa di suatu negara. Di pemimpin dan wakilnya untuk mengurusi
Indonesia sendiri, kebijakan publik dibuat semua kepentingan masyarakat.
oleh DPR, DPRD, Para Menteri, Presiden,
Pemilu atau pemilihan umum
dan Kepala Daerah berkuasa lainnya yang
merupakan proses pemilihan seseorang
menjabat dan mempunyai kekuasaan dari
untuk menduduki sebuah jabatan
hasil pemilihan umum.
kepemimpinan tertentu. Jabatan tersebut
Keterkaitan lainnya adalah
beraneka ragam, mulai dari jabatan
kebergabungan para pemangku jabatan
Presiden/eksekutif, wakil rakyat/legislatif
dengan partai politik. Sejatinya, saat
di berbagai tingkat pemerintahan, hingga
masyarakat ingin mencalonkan sebagai
organisasi pemerintahan lainnya. Dikutip
pemimpin daerah atau anggota dewan,
dari buku Hukum Tata Negara, Menuju otomatis ia akan memiliki hak pilih saat
Konsolidasi Sistem Demokrasi (2009) oleh pemilu.
B. Hestu Cipto Handoyo, menurut Ali
Berdasarkan Undang-Undang
Moertopo, pemilu adalah sarana yang
Pemilu Pasal 198 Ayat (1), pemilih pemula
tersedia bagi rakyat untuk menjalankan
adalah warga negara Indonesia yang pada
kedaulatannya sesuai dengan azas yang
hari pemungutan suara sudah genap
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah
Menurut Serbaini (2015:107) kawin, yang mempunyai hak memilih.
menyatakan bahwa pemilu merupakan Dengan demikian terdapat tiga kategori
arena pertarungan untuk mengisi jabatan dari pemilih pemula, yaitu (1) merupakan
politik di pemerintahan yang dilakukan warga negara Indonesia yang sudah genap
menggunakan cara pemilihan yang berusia 17 tahun atau lebih saat
dilakukan oleh rakyat untuk menentukan pemungutan suara; (2) baru pertama kali
pemimpin atau wakil mereka di mengikuti pemilu; (3) mempunyai hak
pemerintahan serta dapat dikatakan pilih. Rentan usia pemilih pemula yaitu
sebagai hak masyarakat sebagai warga dari usia 17 tahun sampai 21 tahun,
negara untuk memilih wakilnya di sehingga biasanya pemilih pemula ialah
pemerintahan. Selain dari definisi di atas, para pelajar, mahasiswa, pekerja pemula,
Morisson (2005:17) mengemukakan ataupun masyarakat yang tidak termasuk
bahwa pemilihan umum adalah cara atau ketiga kategori di atas namun baru
sarana untuk mengetahui keinginan rakyat melakukan pemilu.
mengenai arah dan kebijakan negara. Bisa
Dalam pemilu, ada beberapa asas
di katakan juga bahwa pelaksanaan pemilu
yang harus dilaksanakan, yaitu:
adalah implementasi dari sistem
pelaksanaan demokrasi secara a. Langsung

sesungguhnya. Masyarakat berhak memilih calon


pemimpinnya secara langsung tanpa
Walaupun setiap warga negara
perantara siapapun dan tanpa paksaan
Indonesia mempunyai hak untuk memilih,
dari pihak manapun. Masyarakat
namun Undang-Undang pemilu membuat
berhak menentukan pilihannya
pembatasan umur untuk ikut serta di dalam
berdasarkan hati nuraninya masing-
pemilu, yakni ketika seseorang telah genap
masing.
mencapai usia 17 tahun. Maka dengan
b. Umum
Pemilihan umum berlaku untuk 3. Menjamin konsistensi pengaturan
seluruh warga negara yang memenuhi sistem pemilu.
persyaratan tanpa membeda bedakan 4. Memberikan kepastian hukum dan
agama,suku ras,dan lain lain. mencegah duplikasi dalam pengaturan
c. Bebas pemilu.
Bebas berarti seluruh warga negara 5. Mewujudkan pemilu yang efektif dan
Indonesia yang memenuhi persyaratan efisien.
sebagai pemilih dan pemilihan
Perilaku Memilih
umum,bebas mencoblos siapapun
tanpa ada tekanan dari orang lain.
Kristiadi (1996:75) berpendapat
d. Rahasia
bahwa perilaku pemilih ialah keterikatan
Rahasia berarti dalam menentukan
seseorang untuk memberikan suara dalam
pilihannya,seseorang akan di jamin
proses pemilihan umum berdasarkan faktor
kerahasiaan nya dalam suatu
sosiologis dan faktor rasional pemilih atau
pencoblosan.
disebut teori voting behavioral. Lebih
e. Jujur
lanjut Surbakti dalam Efriza (2012:480)
Pemilu harus dilaksanakan sejujur-
mendefiniskan perilaku pemilih sebagai
jujurnya dengan berpegang teguh
aktivitas pemberian suara oleh individu
kepada peraturan perudang-undangan
yang berkaitan erat dengan pengambilan
yang berlaku.
keputusan, yakni apakah memilih atau
f. Adil
tidak memilih dalam pemilihan umum.
Adil berarti semua masyarakat Di
Dengan demikian, perilaku memilih adalah
perlakukan secara adil dan sama di
bagaimana seseorang memberikan hak
dalam suatu pemilu.
pilihnya kepada salah satu calon.

Adapun menurut pasal 4 undang Tentu akan ada satu atau dua hal
undang nomor 7 tahun 2017 tentang yang mendasari pemilik suara menentukan
pemilihan umum dalam pelaksanaan nya pilihannya. Baik itu dari segi kedekatan
memiliki tujuan sebagai berikut: dengan calon, kesatuan pemikiran dengan
calon, atau bahkan atas dasar keyakinan
1. Memperkuat sistem ketatanegaraan
yang sama tanpa memperdulikan aspek
yang demokratis.
lain. Untuk itu, ada beberapa metode
2. Mewujudkan pemilu yang adil dan
pendekatan untuk memahami apa saja
berintegritas.
pengaruh masyarakat dalam menentukan
pilihannya saat pemilu. Sebagaimana Universitas Michigan. Penelitian ini
menurut pendapat Kristiadi (1994:76), menghasilkan faktor lain yang dapat
dimana ia mengatakan jika penelitian mempengaruhi pilihan pemilih, yaitu
mengenai perilaku memilih (Voting seperti keterikatan dalam partai politik,
Behavior) dalam pemilu pada dasarnya orientasi terhadap calon anggota
mempergunakan beberapa pendekatan parlementer, serta orientasi terhadap
yang telah berkembang selama ini, yakni: isu-isu politik. Hasil penelitian ini
dikenal dengan istilah trias determinan,
1. Pendekatan Sosiologi
dimana perilaku memilih seseorang
Pada awalnya, pendekatan sosiologi
tidak serta merta muncul tetapi
muncul di Eropa, kemudian
mengalami proses yang cukup panjang
berkembang di Amerika Serikat yang
sampai dijatuhkannya keputusan
dikembangkan oleh Biro Penerapan
memilih. Pendekatan ini dapat dilihat
Ilmu Sosial Universitas Colombia
dari identifikasi partai dengan melihat
sehingga lebih dikenal dengan Mazhab
persepsi dan penilaian publik terhadap
Colombia. Pada tahun 1948 dan 1952,
para calon terpilih dan tema yang
kelompok ini melakukan penelitian
diusung. Dalam identifikasi ini,
mengenai voting. Dari penelitian
terbentuk ikatan antara publik dengan
tersebut, terungkap bahwa perilaku
partai dari kandidat calon yang
pemilih dipengaruhi oleh faktor-faktor
dihasilkan dari proses sosialisasi untuk
lingkungan seperti social ekonomi,
membentuk ikatan yang identik dengan
afiliasi etnik, tradisi kekeluargaan,
partai dan calon. Selanjutnya ada
keanggotaan terhadap organisassi, usia,
orientasi calon, yang artinya apabila
jenis kelamin, pekerjaan, serta tempat
pemilik suara semakin mengenal
tinggal. Namun ada beberapa variable
seorang calon hingga merasa cocok
yang menjadi dominan dalam
dengan mereka, maka besar
mempengaruhi perilaku memilih, yaitu
kemungkinan pemilik suara tersebut
agama, pendidikan, jenis kelamin, dan
akan memberikan suaranya untuk
budaya.
kandidat tersebut. Kemudian ada
2. Pendekatan Psikologis
orientasi isu merupakan tema-tema
Pendekatan psikologis lebih dikenal
yang dianggap penting sehingga
dengan kelompok Michigan, karena
menjadi tawaran solusi dari partai atau
pendekatan ini pertama kali dikenalkan
kandidat yang dirasa sama dengan cara
oleh Pusat Penelitian dan Survei
pandangnya, akan membuat pemilih
menjatuhkan hak pilihnya kepada diperiode berikutnya. Namun apabila
partai tersebut. mereka merasa kinerja pemerintahan
3. Pendekatan Rasional tidak menghasilkan hal yang baik
Pendekatan rasional melihat perilaku maka mereka akan meninggalkan
memilih berdasarkan atas pemikiran pemimpin tersebut dipemilihan
yang rasional berdasarkan manfaat berikutnya.
untuk dirinya. Pemilih rasional akan
Selain itu, ada pula model
menghitung bagaimana mereka
pendekatan perilaku memilih yang
memperoleh keuntungan yang lebih
dikemukakan oleh Newcomb dan Byrne
tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
dalam firmanzah (2012:99) yang
Sehingga dalam segi ekonomi-politik,
menegaskan model kesamaan (similarity)
pemilih rasional akan memilih tidak
dan daya tarik (attraction) dapat
ikut memilih atau tidak menggunakan
mempengaruhi perilaku memilih.
hak pilihnya apabila dirasa itu akan
Menurut model ini, setiap individu akan
lebih menguntungkan bagi mereka,
tertarik kepada hal-hal yang dirasa mirip
karena nantinya mereka akan tetap
dengan mereka, baik itu dari segi nilai
mendapatkan hasil yang sama dengan
maupun keyakinan. Dengan kata lain,
masyarakat yang menggunakan hak
semakin mereka memiliki karakteristik
pilihnya, untuk itu mereka tidak akan
yang sama, maka rasa tertarik akan
mengorbankan waktu dan tenaganya
semakin meningkat. Apabila seorang
untuk ikut memilih. Misalnya, mereka
masyarakat merasa mirip dengan
berpikir kalaupun mereka tidak
kandikat atau suatu partai, baik itu dari
memilih pemimpin daerah, jalanan di
segi agama, kepribadian, sifat yang
daerah tetap akan mendapat dana untuk
membuat mereka merasa cocok dengan
perbaikan. Maka, daripada meluangkan
partai atau kandidat tersebut, maka
waktu untuk memilih, mereka akan
mereka akan tertarik dan tidak akan ragu
memutuskan untuk tidak memilih.
lagi untuk memilih kandidat atau partai
Selain itu, meurut Key, pemilih
tersebut.
rasional akan menentukan pilihannya
seara prospektif. Apabila mereka METODE PENELITIAN

merasa kinerja pemerintahan diperiode Penelitian ini menggunakan


kemarin berjalan dengan baik dan metode kuantitatif dengan pendekatan
memberi hasil positif, maka mereka asosiatif. Kasiram (2008:149) dalam
akan memilih pemimpin yang sama
bukunya ‘Metodologi Penelitian seperangkat pertanyaan atau pernyataan
Kualitatif dan Kuantitatif’, menjelaskan tertulis kepada responden untuk dijawab.
metode kuantitatif ialah suatu proses Menurut Sujarweni (2015:157) “Studi
menemukan pengetahuan yang pustaka dilakukan dengan mempelajari
menggunakan data berupa angka sebagai dan mengambil data dari literatur terkait
alat menganalisis keterangan mengenai dan sumber-sumber lain yang dianggap
apa yang ingin diketahui. Sedangkan dapat memberikan informasi mengenai
penelitian asosiatif menurut Sugiyono penelitian ini”. Sehingga penelitian ini
(2014:55) adalah penelitian yang menggunakan data primer dari hasil
bertujuan untuk mengetahui hubungan kuesioner serta data sekunder dari buku-
antara dua variable atau lebih, mencari buku, jurnal, serta website terpercaya
peranan, pengaruh, dan hubungan yang lainnya.
bersifat sebab-akibat, yaitu antara
Metode analisis data yang
variabel bebas (independent) dan
digunakan yaitu:
variabel terikat (dependent).
a. Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan teknik
Menurut Ghozali (2011:160)
sampling dengan jumlah sampel
uji normalitas bertujuan untuk
sebanyak 40 responden yang tercatat
menguji apakah dalam model regresi,
sebagai pemilih pemula dengan rentan
variable pengganggu atau residual
usia 17-21 tahun. Menurut Sugiyono
memiliki distribusi normal. Uji
(2016:81), teknik sampling ialah teknik
normalitas sangatlah penting untuk
pengambilan sampel untuk menentukan
mengetahui apakah data dapat diolah
sampel yang akan digunakan.
dengan statistika parametrik atau
Metode pengumpulan data berupa
tidak. Apabila data bersifat normal,
penyebaran kuesioner kepada para
maka pengujian hipotesis dapat
responden secara online melalui google
menggunakan statistika parametik.
form serta studi pustaka untuk
Untuk uji normalitas, penelitian ini
mendapatkan pengetahuan yang lebih
memanfaatkan jenis uji
lanjut tentang teori yang menjadi
Kolmogorov-Smirnov.
pedoman dalam penelitian. Menurut
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Sugiyono (2017:142) kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data Menurut Ghozali (2018)
yang dilakukan dengan cara memberi analisis regresi linear berganda
dilakukan untuk mengetahui arah independent atau variabel bebas
dan seberapa besar pengaruh yang dimasukkan dalam model
variable independent terhadap mempunyai pengaruh secara
variabel dependen. Dalam penelitian bersama-sama terhadap variabel
ini terdapat satu variabel dependen dependen atau terikat (Ghozali,
(perilaku memilih) dan dua variabel 2012:98). Hipotesis yang dapat
independent (orientasi politik dan diambil:
orientasi calon) sehingga terdiri dari
H0 : Tidak terdapat pengaruh
Y, X1 dan X2. Dengan demikian,
signifikan X1 dan X2 bersama-sama
rumus persamaan:
terhadap Y.
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
H1 : Terdapat pengaruh signifikan
Di mana: X1 dan X2 bersama-sama terhadap
Y.
Y = Perilaku Memilih
Dengan rumus Ftabel pada
X1 = Orientasi Partai
table distribusi F pada taraf
X2 = Orientasi Calon
signifikasi (α = 0,05) dan derajat
b1 = Koefisien Orientasi Partai bebas (db) yang terdiri atas:

b2 = Koefisien Calon dkb = n-m-1

a = konstanta Adapun kriteria dalam

c. Uji Hipotesis pengambilan keputusan:

Hipotesis yang akan diuji a. Jika Fhitung > Ftabel dengan nilai

dalam penelitian ini yaitu ada atau pribabilitas (Sig. F) < α (0,05)

tidak adanya pengaruh yang maka H0 ditolak dan H1 diterima,

signifikan dari Orienasi Partai (X1) atau dapat dikatakan apabila

dan Orientasi Calon (X2) terhadap terdapat pengaruh yang

perilaku memilih pemilih pulan (Y). signifikan antara variabel X1

Dengan demikian, pengujian dan X2 terhadap Y.

hipotesis menggunakan: b. Jika Fhitung ≤ Ftabel dengan nilai

1. Uji F (Uji Simultan) pribabilitas (Sig. F) ≥ α (0,05)


maka H0 diterima, atau dapat
Pada dasarnya uji statistik F
dikatakan apabila tidak terdapat
menunjukan apakah semua variabel
pengaruh yang signifikan antara pengaruh signifikan X1 atau X2
variabel X1 dan X2 terhadap Y. terhadap Y.

2. Uji t atau Uji Parsial HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Ghozali (2018:88) Karakteristik Responden


uji t digunakan untuk menguji
Tabel 1. Karakteristik Responden
pengaruh masing-masing variabel
Kategori Frekuensi Persen
independent yang digunakan dalam Jenis Kelamin
Laki-Laki 11 27,5%
penelitian terhadap variabel
Perempuan 29 72,5%
dependen secara parsial. Hipotesis Usia
yang dapat diambil yaitu: 17-18 10 25%
19-20 21 52,5%
 Hipotesis terhadap X1 21 9 22,5%
Tabel di atas menunjukan bahwa
H0 : Tidak terdapat pengaruh mayoritas responden adalah perempuan
signifikan X1 terhadap Y. yang setara dengan 72,5 persen. Dengan
H1 : Terdapat pengaruh signifikan tingkat usia yang didominasi oleh pemilih
X1 terhadap Y. pemula berusia 19-20 tahun atau setara
dengan 52,5 persen.
 Hipotesis terhadap X2
Uji Normalitas
H0 : Tidak terdapat pengaruh Tabel 2. Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov
signifikan X2 terhadap Y.

H1 : Terdapat pengaruh signifikan


X2 terhadap Y.

Dengan kriteria pengambilan


keputusan:

a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak


dan H1 diterima atau dapat
disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan X1 atau X2
Dari Tabel 2. diperoleh nilai
terhadap Y.
signifikansi Asymp.sig (2-tailed) sebesar
b. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima 0,200, yang artinya lebih besar dari α 0,05.
dan H1 ditolak atau dapat Berdasarkan kriteria perhitungan
disimpulkan bahwa tidak terdapat normalitas dengan Kolmogorov-smirnov,
maka dapat disimpulkan apabila data Uji F (Uji Simultan)
tersebut berdistribusi normal.
Tabel 5. Tabel Anova
Uji Hipotesis

Tabel 3. Tabel Variable Entered


Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Entered Removed Method
Partisipasi . Enter Tabel anova menjelaskan apakah
Politik, ada pengaruh yang signifikan variable
Orientasi
(X1) terhadap variable (X2). Berdasarkan
Calonb
a. Dependent Variable: Perilaku Memilih output tersebut, terlihat bahwa nilai Fhitung
b. All requested variables entered. = 3,853 dan nilai probabilitas sebesar
Berdasarkan Tabel 3. dalam 0,030. Dengan nilai t tabel sebesar 3,25.
penelitian ini, terdapat tiga variabel. Di Maka dari itu, didapatkanlah persamaan :
mana variable Orientasi Calon dan
 Fhitung = 3,853 > Ftabel = 3,25
Partisipasi Politik sebagai variabel
 Probabilitas 0,000 < α 0,05;
Independent dan Perilaku Memilih
sebagai variabel dependent. Berdasarkan Uji F tersebut, dapat
disimpulkan apabila H0 ditolak dan H1
Tabel 4. Tabel Summary
diterima atau terdapata pengaruh yang
signifikan X1 dan X2 bersama-sama
terhadap Y.

Uji t (Uji Parsial)

Tabel 6. Tabel Coefficients


Berdasarkan Tabel 4. diperoleh
nilai korelasi/hubungan (R/ Multiple R)
yaitu sebesar 0,415. Dari output tersebut
diperoleh koefisien determinasi (R square)
sebesar 0,172, yang artinya bahwa
pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat adalah sebesar 0,172 X Dari Tabel 6. didapatkan hasil
100 = 17,2% sedangkan sisanya thitung untuk X1 (Partisipasi Politik) adalah
dipengaruhi oleh variable yang lainnya. 0,887; dan thitung untuk X2 (Orientasi
Calon) adalah 2,551 dengan ttabel sebesar
2,026. Karena probabilitas t hitung lebih kecil
daripada taraf uji penelitian (Sig t > α
Dengan demikian, Tabel 6.
atau 0,015 > 0,05), maka pengaruh
Menghasilkan persamaan:
Orientasi Calon (X2) terhadap Perilaku
 thitung = 0,887 < ttabel = 2,026
Memilih (Y) adalah signifikan.
Maka dari itu, H0 diterima dan H1 Pengaruh Partisipasi Politik terhadap
ditolak, yang artinya tidak terdapat Perilaku Memilih
pengaruh signifikan X1 terhadap Y. Partisipasi politik tidak memiliki

 thitung = 2,551 < ttabel = 2,026 pengaruh yang signifikan terhadap


perilaku memilih meskipun partisipasi
Maka dari itu, H0 ditolak dan H1
politik memiliki nilai koefisien regresi
diterima, yang artinya terdapat
sebesar b1 = 0,131 pada persamaan regresi
pengaruh yang signifikan X2
Y = 6,025 + 0,131X1 + 0,282X2. Partai
terhadap Y.
politik yang mengusung calon pemimpin
Analisis Regresi Linear Berganda tidak akan mempengaruhi pemilih pemula

Dari Tabel 6. dapat disusun dalam memberikan suaranya. Artinya,


model persamaan regresi linear berganda pemilih pemula tidak melihat calon

berdasarkan kolom B sebagai berikut: pemimpin berdasarkan partai politiknya.


Y = 6,025 + 0,131X1 + 0,282X2 Hasil penelitian ini tidak sejalan

Model persamaan regresi linear dengan penelitian yang dilakukan oleh


berganda hasil analisis tersebut dapat Yohana Apaut, dkk (2018) dimana

diartikan sebagai berikut: partisipasi politik berpengaruh secara


- Koefisien regresi Partisipasi Politik (X1) signifikan terhadap perilaku pemilih

sebesar B1 = 0,131 dengan nilai pemula. Tidak adanya pengaruh partisipasi


probabilitas thitung sebesar 0,887. politik terhadap perilaku pemilih karena

Karena probabilitas t hitung lebih besar pemilih pemula belum memahami secara
daripada taraf uji penelitian (Sig t > α mendalam terkait partai-partai politik yang

atau 0,381 > 0,05), maka pengaruh ada di Indonesia, bahkan pemilih pemula
partisipasi politik (X1) terhadap cenderung lebih sering mendengar nama

Perilaku Memilih (Y) tidak signifikan. calon kepala daerah daripada partai yang
- Koefisien regresi Orientasi Calon (X2) menaungi calon tersebut. Tidak adanya

sebesar B2 = 0,282 dengan nilai pengaruh yang signifikan dari partisipasi


probabilitas thitung sebesar 2,551. politik terhadap perilaku pemilih terjadi
karena penelitian ini memiliki keterbatasan
dalam segi karakteristik, jumlah, sebaran politik harus mengangkat calon pemimpin
responden serta pengukuran variabel. yang sudah merakyat dan dekat dengan
Selain itu, tidak adanya pengaruh dari masyarakat, calon pemimpin yang sudah
partisipasi politik terhadap perilaku banyak mengambil hati dan perhatian dari
pemilih terjadi karena faktor yang masyarakat termasuk pemilih pemula.
mempengaruhi perilaku pemilih bukanlah Kemudahan akses internet di era saat ini,
partai politik calon pemimpin, melainkan membuat pemilih pemula lebih mudah
kepribadian, sikap, jenjang pendidikan, mengakses dan mencari tahu bagaimana
pengalaman, rekam jejak, hingga seberapa kepribadian serta rekam jejak dari calon
baiknya calon pemimpin yang mereka pemimpinnya. Semakin baik rekam jejak
ketahui. Oleh karena itu, dalam yang pemilih pemula temukan, maka
mengusung calon kepala daerah, partai mereka akan semakin yakin untuk
politik juga harus mempertimbangan memberikan suaranya kepada calon
calon-calon yang sudah dekat dengan pemimpin tersebut.
masyarakat, calon-calon yang sekiranya KESIMPULAN
bisa langsung dipercaya oleh masyarakat. Berdasarkan hasil dan pembahasan
Pengaruh Orientasi Calon terhadap di atas mengenai partisipasi politik dan
Perilaku Memilih orientasi calon terhadap perilaku memilih,
Orientasi calon berpengaruh maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
sebesar B2 = 0,282 pada model regresi 1. Partisipasi politik tidak berpengaruh
linear berganda Y = 6,025 + 0,131X1 + secara signifikan terhadap perilaku
0,282X2 terhadap perilaku memilih. memilih, artinya partisipasi politik
Semakin baik orientasi calon pemimpin di tidak terlalu diperhatikan oleh
mata pemilih pemula, maka akan sebagai pemilih pemula dalam menentukan
besar pemilih pemula yakin untuk pilihannya.
memberikan hak suaranya kepada calon 2. Orientasi calon berpengaruh secara
tersebut. signifikan terhadap perilaku memilih,
Hasil penelitian ini sejalan dengan artinya pemilih pemula lebih
penelitian yang dilakukan oleh Yohana memperhatikan karakteristik dari
Apaut, dkk (2018) dimana orientasi calon calon yang akan dipilihnya. Semakin
berpengaruh secara signifikan terhadap baik calon tersebut di mata mereka,
perilaku pemilih pemula. Oleh karena itu, maka semakin besar keyakinan
dalam menarik minat pemilih pemula mereka untuk memberikan hak suara
untuk memberikan hak suaranya, partai kepadanya.
Dengan demikian, dapat dikatakan uji-simultan-dalam-regresi-
apabila pemilih pemula lebih tertarik linear/
kepada diri pribadi calon pemimpin Citrayanti, Sherly Alifah dan
daripada partai politik dari calon Indrawati Yuhertiana. (2021).
pemimpin. Pemilih pemula cenderung Faktoe yang Mempengaruhi
lebih antusias mencari tahu informasi
Keputusan Memilih pada
Pemilih Muda dalam Pilkada
kandidat calon pemimpin mereka, mulai
2020 (Studi Kasus Pemilih
dari tingkat pendidikan, pengalaman Muda Mahassiswa UPN
kerja, hasil kerja, bahkan hingga "Veteran" Jawa Timur
kepribadian calon pemimpin. Dari Angkatan 2017). Ilmu
sanalah mereka akan menentukan Pemerintahan Widya Praja
Vol. 47 No. 2, 144-150.
pilihannya.
detikedu. (2022). Apa Itu Demokrasi?
Ini Definisi dan Sejarah
DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaannya di Indonesia.
adminpublik. (2020). Pengertian Retrieved from https://www-
Administrasi Publik. detik-
Retrieved from com.cdn.ampproject.org/v/s/w
https://adminpublik.uma.ac.id/ ww.detik.com/edu/detikpedia/
2020/09/18/pengertian- d-6432406/apa-itu-demokrasi-
administrasi-publik/ ini-definisi-dan-sejarah-
Apaut, Yohana, Arry Bainus dan pelaksanaannya-di-
Dede Sri Kartini. (2018). indonesia/amp?amp_gsa=1&a
Faktor-Faktor yang mp_js_v=a9&usqp=mq331A
Mempengaruhi Perilaku QIUAKwASCAAgM%3D#a
Pemilih Pemula pada mp_tf=Dari%20%251%24s&
Pemilihan Kepala Daerah aoh=16870752464842&refe
Kabupaten Ngada Tahun 2015. Hidayat, Anwar. (2012). Kuantitatif
Jurnal TAPIs Vol. 14 No. 02, Adalah Penelitian: Tujuan,
67-74. Jenis-Jenis, Pengertian,
Binus University. (2021). Contoh Dan. Retrieved from
Memahami Uji F (Uji https://www.statistikian.com/2
Simultan) dalam Regresi 012/10/penelitian-
Linear. Retrieved from kuantitatif.html?amp
https://accounting.binus.ac.id/ IDN Times. (2023). 13 Pengertian
2021/08/12/memahami-uji-f- Administrasi Publik Menurut
Para Ahli serta Ciri-Cirinya .
Retrieved from https://www- Makka, Salsabila Azzahra. (2023).
idntimes- Apa Itu Politik? Berikut
com.cdn.ampproject.org/v/s/w Pengertian, Tujuan, dan
ww.idntimes.com/life/educati Contoh Perilakunya.
on/amp/seo-intern/pengertian- Retrieved from https://news-
administrasi-publik-menurut- detik-
para-ahli-serta-ciri- com.cdn.ampproject.org/v/s/n
cirinya?amp_gsa=1&amp_js_ ews.detik.com/berita/d-
v=a9&usqp=mq331AQIUAK 6773593/apa-itu-politik-
wASCAAgM%3D#amp_tf=D berikut-pengertian-tujuan-
ari%20%251%24s&aoh=1687 dan-contoh-
0646763177& perilakunya/amp?amp_gsa=1
&amp_js_v=a9&usqp=mq331
Kaesmetan, Ori Tri Hapsari. (2019).
AQIUAKwASCAAgM%3D#
Studi Perilaku Pemilih Pada
amp_tf=Dari%20%251%24s
Pemilihan Calon Anggota
&aoh=16870741395885&refe
Dewan Perwakilan Rakyat
rrer=https%3
Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2014 Meiryani. (2021). MEMAHAMI
Daerah Pemilihan Timor ANALISIS REGRESI LINEAR
Tengah Selatan. Jurnal KPU, BERGANDA . Retrieved from
1-20. https://accounting.binus.ac.id/
2021/08/12/memahami-
Kompas. (2022). Pengertian Pemilu,
analisis-regresi-linear-
Tujuan, Asas, dan Prinsip.
berganda/
Retrieved from
https://amp.kompas.com/skola Meiryani. (2021). MEMAHAMI UJI
/read/2022/08/31/163000369/ T DALAM REGRESI LINEAR .
pengertian-pemilu-tujuan- Retrieved from
asas-dan-prinsip https://accounting.binus.ac.id/
2021/08/12/memahami-uji-t-
kpu. (2022). Pengertian Pemilu.
dalam-regresi-linear/
Retrieved from https://kota-
tangerang.kpu.go.id/page/read Nanda, Salsabila. (2022). Metode
Penelitian Kuantitatif: Pengertian,
/37/pengertian-pemilu
Tujuan, Ciri, Jenis & Contohnya .
Mahfuz, Gusti. (2019). Perilaku Retrieved from
Pemilih. Retrieved from https://www.brainacademy.id/blog/
penelitian-kuantitatif
https://mmc.kalteng.go.id/beri
ta/read/5470/perilaku-pemilih Nugraha, Jevi. (2022). Apa Itu Politik?
Berikut Pengertian dan Contohnya.
Retrieved from
https://www.merdeka.com/jateng/a
pa-itu-politik-berikut-pengertian-
dan-contohnya-kln.html
Purnamasari, Popy, Wahid Suyitno dan
Herlawati. (2015). Metode Regresi
Linier Berganda Kualitas Super.
Bina Insani ICT Journal Vo. 2 No.
2, 104-110.
Wasistiono, Sadu. (2016). Perilaku
Pemilih Teori dan Pratek. Riau:
Alaf Riau.
Wijaya, Johan Kusuma. (2019). Apa Saja
Tipe-Tipe dalam Perilaku Pemilih?
Retrieved from
https://www.dictio.id/t/apa-saja-
tipe-tipe-dalam-perilaku-
pemilih/119120

inprotected.com

Anda mungkin juga menyukai