Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun Oleh :

Michel 2015061018
Arib Wiranata 2015061019
Handrio 2015061020
Sherly Martina Mulyadi 2015061021
Dwindy Monica 2015061022
Maylan Anggi Puspita 2015061023
C PSTI

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
Abstrak

Pancasila merupakan ideologi dan dasar atau pondasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia ini, memuat akan cita-cita dan gagasan-gagasan yang dirancang oleh para pendahulu.
Pancasila menjadi ideologi yang paling bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman. Mengandung
nilai-nilai luhur, pancasila merupakan ideologi yang sangat tepat untuk kemajemukan Indonesia.
Nilai Keagamaan memuat akan pentingnya beragama, dengan beragama akan kita memiliki
tujuan, prinsip, pandangan, dan sikap hidup. Nilai Harga Diri dan Percaya Diri memuat hal yang
sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari, jika seseorang sudah menanamkan nilai harga diri
dan percaya diri maka, konsep dari nilai tersebut akan sangat meresap kedalam kehidupan sehari-
hari. Nilai Kesabaran dan Rendah Hati memuat pentingnya bersikap sabar dan rendah hati
sehingga akan muncul sikap saling mentoleransi akan keberbedaan yang ada dimasyarakat serta
menyelesaikan masalah tanpa adanya konflik yang tidak diinginkan. Nilai Kegigihan dan
Keberanian memuat pentingnya kita untuk bersikap gigih dan berani, jika kita tidak memiliki
sikap tersebut bagaimana kita ingin menjaga persatuan dan kesatuan NKRI dari ancaman-
ancaman yang datang dari luar negeri.

Pendahuluan

Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti sudah tak asing dengan kata "Pancasila".
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman rakyatnya dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara karena Pancasila memuat nilai dan norma kehidupan. Nilai dalam
Pancasila dapat diartikan sebagai cita-cita bangsa.

Pilar ideologi ini memuat lima sila yang mencakup seluruh aspek mulai dari, ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan hingga keadilan. Butir-butir sila dalam Pancasila juga dapat
menjadi sarana untuk menyatukan masyarakat di Indonesia. Lima sila dalam Pancasila wajib
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi sila-sila dalam Pancasila juga dapat
ditinjau dari berbagai aspek, salah satunya adalah dalam aspek individu. Mengapa Pancasila
dalam aspek individu? Pancasila dalam aspek individu dapat dijadikan pembentuk karakter diri
dalam masing-masing individu untuk mencapai kesuksesan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara. Berikut ini adalah karakter-karakter yang dapat dibentuk dengan adanya Pancasila.

1. Keimanan

Secara etimologis Iman berarti percaya. Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yakni “aamana-
yukminu-imanaan” yang berarti percaya atau mebenarkan. Sedangkan menurut hadist iman
merupakan tambatan hati yang ditunjukkan dengan ucapan dan dilakukan. Iman merupakan
prinsip mendasar isi hati, ucapan dan Tindakan harus sama dalam satu keyakinan. Maka orang
beriman adalah mereka yang mempercayai sesuatu dengan sepenuh hatinya, disetiap tindakan
dan prilakunya harus sama atau satu keyakinan . Jadi orang beriman juga dapat disebut dengan
orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga pandangan atau sikap hidup.

Saat ini seiring berkembangnya zaman banyak timbul permasalahan yang berkaitan dengan
nilai-nilai Pancasila salah satunya adalah Sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila
pertama disini mewajibkan warga negara Indonesia untuk memiliki kepercayaan atau keimanan.
Disetiap kegiatan yang dilakukan pula harus selalu didasari dengan keimanan agar setiap
kegiatan yang dilakuakan sesuai dengan peraturan. untuk menumbuhkan rasa keimanan, kita
harus memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Seperti yang kita ketahui Ketika kita berbicara mengenai Pancasila, maka sila yang paling
mendasar bagi negara Indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena di Indonesia ini
ada beberapa keyakinan yang dianut oleh warga negara nya. Untuk itu keimanan perlu
ditanamkan didalam hati agar terciptanya persatuan antar umat beragama dan apabila sudah
terciptanya persatuan antar umat beragama pasti kita sebagai orang yang memiliki keyakinan,
senantiasa menjaga kerukunan di Negara Kesatua Republik Indonesia.

Dengan demikian jika kita memiliki keimanan berarti kita sudah melaksakan atau sudah
menerapkan Sila kesatu Ketuhanan Yang Maha Esa. Jika keimanan sudah ada dihati manusia
maka kita sebagai manusia pasti akan menjadi manusia yang taat. Maksud dari taat disini ialah
menjalankan setiap peraturan yang memang sudah ditetapkan karena apabila seseorang ingin
melakukan pelanggaran pasti akan mengingat keyakinannya yang akan mengontrol tindakan
yang memang tidak selayaknya dilakukan.

2. Harga Diri dan Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan
manusia. Dari pendapat para ahli konsep diri dan harga diri mempunyai hubungan dengan tinggi
rendahnya kepercayaan diri. Namun demikian, bagaimana arah hubungan tersebut belum
diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empirik hubungan antara konsep
diri, harga diri, dan kepercayaan diri. ehidupan manusia. Dari pendapat para ahli konsep diri dan
harga diri mempunyai hubungan dengan tinggi rendahnya kepercayaan diri.

Butir-butir Pancasila dijadikan atribut dan sifat yang harus dimiliki oleh setiap individu di
dalam kampus hingga menjadi harga dirinya. Brigham (1991:104) berpendapat bahwa harga diri
adalah the evaluative part of the self concept. Orang yang menjadikan Pancasila sebagai konsep
diri, akan melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri setelah memahami konsep dirinya. Untuk
melakukan evaluasi, orang tersebut harus memiliki standar penilaian yang digunakan sebagai
patokan, apakah ia sudah baik atau belum berdasarkan self idealnya.

Ketika konsep diri berdasarkan Pancasila sudah tertanam dalam diri seseorang atau
kelompok, ia akan mempunyai identitas sosial. Masing-masing orang akan berusaha untuk
meningkatkan rasa percaya diri, yang didasarkan dua komponen, identitas personal dan identitas
sosial atau kolektif sesuai dengan keberadaan diri kita. Seseorang atau kelompok akan meningkat
percaya dirinya apabila pencapaiannya berhasil melalui keberhasilan diri atau kelompok.

Apabila konsep yang berbasis Pancasila diri dimiliki setiap orang atau kelompok hingga
memiliki harga diri, ia menjadikan Pancasila bukan sekadar kata sifat. Pancasila dijadikan
sebagai kata kerja. Artinya, Pancasila menjadi inspiratif untuk kehidupan sehari-hari. Menjadi
insan yang beragama, dan mengamalkan perdamaian, menyukai persatuan daripada keributan
antar kelompok. Serta banyak hal lain yang terkandung dalam Pancasila untuk dijadikan sebagai
identitas personal hingga menjadi identitas kelompok, hingga menjadikan kelompok tersebut
sebagai kelompok yang favorit.
3. Kesabaran dan kerendahan hati

Kesabaran dan kerendahan hati berkaitan dengan sila pertama dan sila keempat Pancasila.
Dalam bermusyawarah untuk menyelesaikan suatu perkara sesuai dengan pengamalan sila
keempat dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima pendapat orang lain yang berbeda dengan
pendapat kita, menerima dan menjalankan semua keputusan yang telah disepakati bersama
dengan ikhlas. Apabila kita menjadi seseorang yang tinggi hati, kita akan sulit untuk menerima
perbedaan pendapat dan memaksakan kehendak kepada orang lain sehingga menimbulkan
perselisihan serta membuat kita tidak disukai oleh orang lain dimana hal tersebut akan
merugikan diri kita sendiri.

Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan
dengan kelompok - kelompok yang berbeda, salah satunya adalah perbedaan kepercayaan atau
agama. Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan kesadaran diri dari masing - masing individu
untuk saling menghormati dan menghargai antar umat beragama atau bertoleransi, contohnya
tidak memaksa suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
karena setiap individu bebas untuk memeluk agama yang diyakini dan negara menjamin hak
tersebut yaitu dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 bahwa "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya". Dengan memiliki kesadaran diri untuk bertoleransi kita dapat menciptkan
kehidupan yang rukun antar umat beragama.

4. Kegigihan dan Keberanian

Kegigihan dan keberanian berkaitan dengan sila ketiga dan kelima. Kita harus gigih dan
berani untuk menegakkan keadilan bagi diri sendiri dan orang lain tanpa memandang derajat,
suku maupun kekayaan karena setiap rakyat indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama. Apabila sikap tersebut kita lakukan dalam kehidupan sehari - hari, maka dapat mengurangi
kasus rakyat kecil yang diperlakukan tidak adil dan ditindas oleh orang yang memiliki kekuasaan
serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat direalisasikan.
Tanpa keberanian dan kegigihan tidak mungkin kita bisa mewujudkan persatuan Indonesia.
Setiap rakyat Indonesia harus berani berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta
mampu memenuhi tujuan Negara Indonesia, salah satunya untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.Tujuan tersebut dapat terpenuhi apabila bangsa
Indonesia bersatu. Berani mengakui kesalahan yang telah diperbuat dan gigih untuk selalu
berkata dan berperilaku jujur dapat menciptakan rasa saling percaya antar masyarakat sehingga
membentuk bangsa Indonesia yang bersatu dan tidak mudah terhasut oleh isu – isu yang tidak
benar yang hanya ingin mengadu domba serta membuat bangsa Indonesia terpecah belah..

Penutup

Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pedoman rakyatnya dalamm menjadikan


kehidupan berbangsa dan bernegara karena Pancasila memuat nilai dan norma kehidupan.
Pacasila dinilai dari aspek individu dapat dijadikan pembentukan karakter suatu individu untuk
mencapai kesuksesan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Karakter yang dibentuk yang pertama Keimanan, orang yang beriman disebut dengan
orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip atau juga pandangan sikap hidup. Yang kedua
harga diri dan percaya diri, butir-butir Pancasila haruslah dimiliki oleh setiap individu hingga
menjadi terbentuknya harga diri. Yang ketiga kesabaran dan kerendahan hati, dalam
bermusyawarah menyelesaikan masalah haruslah didasari dengan kesabaran dan kerendahan
hati. Apabila disetiap individu tidak memiliki kesabaran dan kerendahan hati negara akan
terombang-ambing dan banyak terjadi pertengkaran dan perpecahan dimana-mana. Yang
keempat kegigihan dan keberanian, setiap individu harus gigih dan berani menegakkan keadilan
bagi diri sendiri dan orang lain. Setiap warga negara harus berani berpendapat dan menanggapi
kasus-kasus yang terjadi di negaranya.

Individu yang meyakini Pancasila akan mengamalkan sila-sila Pancasila. Individu yang
mengamalkan Pancasila akan meyakini agama yang dianut dan tumbuhlah kepercayaan diri
dalam berpendapat dan mengedepankan kesabaran dan kerendahan hati dalam menyikapi suatu
permasalahan dan menghadapinya dengan berani dan gigih berusaha menyelesaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rusliansyah dan M. Dana Anggara Putra. 2020. Membangun Sikap Toleransi dalam
Kehidupan Beragama. https://binus.ac.id/cracacter-building/pancasila (diakses pada 15 Oktober
2020)

Prasetiyo, Erwin. 2020. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara dan Fungsinya Bagi
Bangsa. https://beritadiy.pikiran.rakyat.com (diakses pada 16 Oktober 2020)

Putri, Arum Sutrisni. 2020. Mewujudkan Persatuan Indonesia.


https://www.kompas.com/skola/read (diakses pada 15 Oktober 2020)

Sholikhin, Nur. 2018. Konsep Diri Pancasilais sebagai Favoritisme Kampus.


https://jalandamai.org/konsep-diri-pancasilais-sebagai-favoritisme-kampus.html (diakses pada 15
Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai