Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : y y

: 43 88587

Kode/Nama Mata Kuliah : 43 4

Kode/Nama UPBJJ :7 by

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1) Jelaskan faktor internal dan eksternal penyebab krisis moneter tersebut ?

Faktor Internal

a. Kondisi Politik

Pergolakan dalam dunia politik dinilai berpotensi menyebabkan perpecahan dalam masyarakat yang dikarenakan adanya perbedaan
pendapat. Akibatnya, kondisi negara menjadi tidak stabil, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusuhan di sana-sini. Dalam
keadaan chaos seperti itu maka para investor, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, enggan untuk berinvestasi pada
negara dan memilih untuk berinvestasi ke negara lain hingga kondisi politik kembali kondusif. Hal ini berdampak pada berkurangnya
penerimaan pembiayaan negara untuk menjalankan pemerintahan dan dengan demikian memperburuk kondisi ekonomi secara
signifikan.

b. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah menunjukkan kredibilitas pemerintah dalam mengatasi berbagai situasi yang terjadi pada suatu negara. Bagi
para investor, kebijakan pemerintah yang terwujud dalam penerapan regulasi sangat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi
pada suatu negara. Pemerintah melalui regulasi-regulasi yang disusun seharusnya dapat menyeimbangkan peranan pihak swasta
dalam perdagangan, industri, dan alat-alat produksi. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah agar pihak swasta tidak terlalu banyak
mengambil keuntungan. Karena apabila pihak swasta terlalu banyak mengambil keuntungan, maka akan berpotensi menyebabkan
krisis moneter.

c. Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Ada beberapa faktor penyebab
inflasi di Indonesia, yaitu peningkatan kebutuhan, dorongan biaya, peningkatan harga rumah, dan jumlah uang yang beredar.
Dampak inflasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di suatu negara, dan secara khusus akan mempengaruhi keputusan
masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi, investasi, dan produksi.

d. Kelemahan Sistem Perbankan

Lemahnya sistem perbankan bertanggungjawab atas terjadinya krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1997-1998.
Pada masa itu, sebagai dampak dari paket deregulasi perbankan Oktober 1988, setiap orang dapat mendirikan bank hanya dengan
berbekal modal 1 miliar sehingga banyak bank baru bermunculan. Sayangnya, kemunculan bank-bank tersebut tidak dibarengi
sistem manajerial dan pengawasan yang baik. Banyak bank yang mengandalkan pinjaman luar negeri dalam jangka pendek dan
tidak disertai mekanisme hedging. Lemahnya pengawas otoriter moneter menyebabkan banyak penyaluran dana terkonsentrasi
pada debitur dalam satu grup. Tidak cukup disitu, persaingan antar bank yang ketat membuat masing-masing bank berusaha
menarik pelanggan dengan menawarkan produk seperti pinjaman beresiko. Hal-hal tersebut memicu tingginya resiko kredit macet
yang mengakibatkan terjadinya krisis moneter.

e. Masalah pada Sektor Produksi

Pada umumnya, ada dua macam masalah pada sektor produksi yang dinilai berpotensi sebabkan krisis moneter, yakni:

* Lemahnya alokasi asset atau faktor-faktor produksi yang menyebabkan kesenjangan produktivitas
* Ketidakseimbangan pada struktur produksi

Faktor Eksternal

a. Hutang Luar Negeri

Negara-negara maju pada umumnya memasang tingkat bunga pinjaman yang rendah dengan tujuan menarik perhatian debitur.
Rendahnya bunga pinjaman ini biasanya dibarengi dengan jangka waktu yang pendek. Hal tersebut memicu ketergantungan hutang
suatu negara, khususnya negara berkembang yang membutuhkan pinjaman dana untuk membiayai proyek-proyek seperti
pembangunan infrastruktur. Tanpa menyadari kenyataan bahwa pinjaman dana dalam jumlah besar dan jangka waktu pendek dapat
memicu terjadinya krisis finansial.

b. Krisis Ekonomi Global

Suatu negara juga dapat mengalami krisis moneter sebagai dampak dari krisis ekonomi global, atau krisis yang juga dialami oleh
negara-negara lain. Misalnya, krisis ekonomi tahun 1997-1998 yang dialami oleh negara-negara di Asia, dan krisis ekonomi tahun
2008 atau dikenal sebagai krisis subprime mortgage yang dialami oleh Amerika. Krisis moneter yang terjadi pada suatu negara
memang biasanya akan berdampak pada negara lain, karena negara-negara di dunia saling terkait dalam perekonomian, misalnya
dalam perdagangan, industri, dan pinjam-meminjam dana. Akan tetapi, krisis ekonomi global dapat dihindari dengan kebijakan
Pemerintah. Contohnya pada krisis ekonomi tahun 2008, Indonesia terkena imbas dari krisis subprime mortgage yang dialami
Amerika namun masih dapat terselamatkan berkat penguatan di sektor perbankan.

2) Jelaskan mengapa kebijakan liberalisasi pertanian yang diterapkan pemerintah cenderung merugikan petani dalam negeri ?

Hal yang cukup berdampak sebagai akibat dari liberalisasi sektor pertanian adalah menurunnya pendapatan petani. Hal ini
diperparah dengan dikuranginya subsidi terhadap pestisida serta sempat dihilangkan subsidi pupuk. Ketika subsidi pupuk dan
pestisida dikurangi bahkan sampai dengan dihilangkan tentu hal tersebut berimbas pada petani. Petani akan kesulitan untuk
mendapatkan akses terhadap produk-produk yang diperlukan dalam pertanian. Dengan demikian, penghasilan petani kian menurun
sebagai akibat dari peraturan yang diterapkan tersebut.
Jelaskan latar belakang dan dampak
kebijakan Tax Amnesty bagi pemerintah yang dilakukan pada saat periode pemerintahan Joko
Widodo3) Jelaskan cara-cara yang ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan Indonesia ?

a. Kebijakan Oeang Republik Indonesia (ORI) : pemberlakuan mata uang Indonesia sebagai alat tukar resmi dan diberlakukannya
pelarangan penggunaan mata uang NICA dan diganti dengan ORI.

b. Konferensi Ekonomi : mengatasi permasalahan ekonomi yang mendesak.

c. Pinjaman Nasional : Program ini diwujudkan dengan pendirian Bank Tabungan Pos. Tugas Bank Tabungan Pos adalah
menyalurkan pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Juga memberikan pinjaman
berjangka melalui rumah gadai. Bertujuan mengumpulkan dana bagi kepentingan perjuangan dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah Indonesia.

d. Badan Perancang Ekonomi (planning board) : Badan ini diusulkan oleh menteri kemakmuran yang bernama A.K Gani. Badan ini
bertugas untuk menyusun rencana pembangunan ekonomi yang berjangka waktu 2-3 tahun yang kemudian disepakati sebagai
Rencana Pembangunan Perkebunan, dan industri milik negara serta penyitaan perusahaan milik Jepang sebagai ganti rugi terhadap
Indonesia.

e. Rencana Kasimo : menteri urusan bahan makanan yang bernama I.J Kasimo menyusun sebuah program yang dinamai rencana
Kasimo. Program ini adalah rencana produksi berjangka waktu 3 tahun mengenai usaha swasembada pangan. Tujuannya adalah
meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan produksi pangan.

4) Jelaskan bagaimana hubungan Lembaga Keuangan Mikro dengan tingkat kemiskinan ?

Usaha pengentasan kemiskinan dilakukan melalui beberapa kegiatan, di antaranya pelayanan keuangan mikro yang dilakukan
koperasi. Pelayanan keuangan mikro ini dianggap sangat membantu masyarakat miskin karena keterbatasan akses orang miskin
terhadap lembaga keuangan konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
pelayanan keuangan mikro dan tingkat kemiskinan

5) Jelaskan latar belakang dan dampak kebijakan Tax Amnesty bagi pemerintah yang dilakukan pada saat periode pemerintahan
Joko Widodo

Apa latar belakang pemerintah mengajukan kebijakan tax amnesty tahun ini?

Yang pertama kebijakan tax amnesty harus dilihat sebagai kebijakan ekonomi yang bersifat mendasar, jadi tidak semata-mata
kebijakan terkait fiskal apalagi khususnya pajak. Jadi ini kebijakan yang dimensinya lebih luas, kebijakan ekonomi secara umum.
Kenapa? Karena pertama dari sisi pajaknya sendiri, dengan adanya tax amnesty maka ada potensi penerimaan yang akan
bertambah dalam APBN kita baik di tahun ini atau tahun-tahun sesudahnya yang akan membuat APBN kita lebih sustainable.
APBN lebih sustainable dan kemampuan pemerintah untuk spending atau untuk belanja juga semakin besar sehingga otomatis ini
akan banyak membantu program-program pembangunan tidak hanya infrastruktur tapi juga perbaikan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Kebijakan tax amnesty dinilai berhasil, dikarenakan:

a. Mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% ditahun 2016 dan 5,1% ditahun 2017.

b. Mendorong dana masuk ke negara Indonesia yang berakibat meningkatkan cadangan devisa serta memperkuat nilai tukar rupiah.
Data BI mencatat september 2016 sebesar US$ 115,7 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi agustus sebesar US$ 113,5
milyar.

c. Berdampak positif terhadap BEI. BEI menyatakan bahwa terdapat belasan perusahaan yang melakukan go public. Banyaknya
dana yang masuk dari tax amnesty, mendorong BEI untuk mengajak para pelaku pasar memanfaatkan peluang dan mendorong
BUMN dan BUMD untuk go public.

d. Berdampak positif terhadap bisnis manufaktur, properti dan investasi.

e. BPS mencatat september 2016 terjadi inflasi 0,22% sehingga inflasi januari hingga september mencapai 1,97% dan tingkat inflasi
dari tahun ke tahun 3,07%

Anda mungkin juga menyukai