Anda di halaman 1dari 6

Artikel Penelitian

Artikel Penelitian
Pengaruh Tekanan Telapak Kaki Bagian Depan terhadap
Hubungan
PemakaianIndeks Massadan
Hak Tinggi Tubuh dengan
Indeks Diabetes
Massa Tubuh Melitus Tipe
Mahasiswi 2 di RSUD
FKUI 2011
Dr. Adjidarmo Rangkasbitung Tahun 2016
Handy Winata*, Deswaty Furqonita**, I. Nyoman Murdana***
Budiman Hartono1, Fitriani 2
1 *Dosen bagian Anatomi FK UKRIDA
Staf Pengajar Bagian Biologi Fakultas
**Dosen Kedokteran
bagian Anatomi Universitas
FK UI Kristen Krida Wacana
2
Mahasiswa***Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas
bagian Rehabilitasi Kristen
Medik RSCM Krida Wacana
Alamat Korespondensi: budimanhrtn@yahoo.com
Alamat Korespondensi : Jl. Terusan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
E-mail: hand_y19@yahoo.com
Abstrak
Indeks massa tubuh (IMT) dilakukan untuk memeriksa status nutrisi seseorang. Dari hasil
Abstrak
pemeriksaan IMT
Pendahuluan. Pada dapat diketahui
saat berdiri, bebanapakah
berat seseorang menderita
badan di titik obesitaskaki
tumpu telapak atau tidak.
akan Pasien
dibagi yang
rata pada
menderita kelebihan berat badan memiliki risiko menderita beberapa penyakit, salah
bagian depan oleh tulang sesamoid pada kapitulum ossi metatarsal I serta kapituli osseum metatarsal satunya adalah
diabetes
II-IV dan melitus. Diabetestelapak
bagian belakang melituskaki
adalah
olehpenyakit
prosessusgangguan
medialismetabolik yang di Hal
tuberis kalkanei. tandai
ini oleh
akan kenaikan
berbeda
gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
apabila memakai hak tinggi, pada keadaan seperti ini tekanan akan lebih besar pada kaki bagian gangguan fungsi insulin
(resistensi insulin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien
depan. Perbedaan atau adanya masalah IMT pada seseorang juga dapat mengakibatkan perubahan- dengan obesitas memiliki
hubungan dengan
perubahan anatomik diabetes melitus
yang akan tipe 2. Penelitian
mempengaruhi ini dilakukan
tekanan padaketika
telapak kaki, pasienberdiri
yang datang
normalberobat
ataupun ke
poliklinik penyakit dalam RSUD Dr Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2016, yang
ketika memakai hak tinggi, yang akan memberi beban lebih besar pada kaki bagian depan. Tujuan. memiliki IMT >2,3.
Data yang
Menilai diambil
tekanan adalah
telapak kaki data
bagian sekunder dengan
depan pada populasihak
pemakaian penelitian
tinggi dan sebanyak
menilai 80 orang.telapak
tekanan Hasil
penelitian dari 80 responden didapatkan data yaitu 16,25% pasien beresiko obesitas;
kaki bagian depan pada perbedaan IMT subjek penelitian. Metode. Survei deskriptif analitik dengan 58,75% pasien
dengan obesitas
pendekatan potongderajat
lintang.1, Hasil.
25% pasien dengan obesitas
Pada pengaruh derajat kaki
tekanan telapak 2,18 bagian
pasien depan
(22,5%) tidak/bukan
terhadap IMT
diabetes melitus. 22 pasien (27,5%) belum pasti diabetes melitus dan 40
normal dan tinggi didapat hasil uji analisis dengan P = 0,000. Dan pada pada pengaruh tekanan pasien (50.0%) dengan
diabeteskaki
telapak melitus.
bagianDari
depanhasil uji analisa
terhadap statistik
hak tinggi, diperoleh
tanpa nilai hak
hak dengan p-value
5 cm,sebesar 0,018
tanpa hak yanghak
dengan berarti
12
menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan diabetes
cm, dan hak 5 cm dengan hak 12 cm didapat hasil uji analisis kesemuanya dengan P = 0,000. melitus tipe 2. Dari hasil
penelitian, penderita
Kesimpulan. Terdapat obes disarankan
pengaruh tekanan untuk
telapakmenurunkan
kaki bagian IMTdepan dan kontrol
terhadap gula darah
pemakaian untuk
hak tinggi
mendeteksi
dan IMT. dini Diabetes melitus tipe 2. Dengan adanya deteksi dini dan pengobatan yang tepat
diharapkan dapat mencegah diabetes mellitus.
Kata kunci : tekanan telapak kaki, sepatu hak tinggi, indeks massa tubuh.
Kata kunci: Indeks Massa Tubuh, diabetes melitus tipe 2, Obesitas.

Abstract
Introduction. While standing, weight load on the pivot foot will be shared equally at the front by a
sesamoid bone on the Relationship
metatarsal Between
capitulum Body
ossiMass
osseumIndex with metatarsal
capituli Diabetes melitus
I and II-V and the back
type 2 in RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung
foot by a medial processus tuberis calcanei. It would be different if wearing 2016.high heel, at this position
plantar pressure will be greater on the forefoot. Difference or a problem on someone BMI can result
inAbstract
anatomic changes that will affect the pressure supported by the pivot foot, when standing normal or
Body wearing
when mass indexhigh(BMI)
heel, is done
such as to
thecheck
use ofa high
person's
heelsnutritional
which willstatus. From the
give greater results toof forefoot.
pressure the BMI
examination it can be seen whether a person is obese or not. Patient who is
The aim of this research is to determine, how the effect of wearing high heel and body mass index overweight has risk to
to
suffer several diseases such as diabetes mellitus. Diabetes mellitus is a metabolic
forefoot plantar pressure. Methods. Descriptive analytic survey with a cross-sectional design. disease signed by
high blood
Results. glucose
Effect because
of forefoot of decreasing
plantar pressure atinsulin secretion
different by beta from
BMI acquired pancreatic
analysis cell and or
results withinsulin
P=
function
0.000. anddisturbance (insulinplantar
effect of forefoot resistance). This when
pressure research aims to
wearing highknow whether
heel, patientwith
no wearing withhigh
obesity
heelhas
5
relation
cm, with diabetes
no wearing mellitus
with high heeltype12 2.
cm,This
andrelation is done
high heel 5 cm on with
patient
highwho come
heel 12 tocm,
Internal
acquiredMedicine
from
policlinic
analysis RSUDwith
results Adjidarmo Rangkasbitung
P = 0.000. Conclusion.inForefoot
2016, who has BMI
plantar >2.3.have
pressure Dataaiseffect
takenoffrom secondary
different BMI
data and resulting population
and when wearing high heel. in this research are 80 persons, sample is taken from all population.
The result from 80 respondent result in 16.25% patient has risk in obesity, 58.75% patient has risk in
obesity grade
Keywords: 1, 25%
plantar patient
pressure, has risk inshoes,
high-heeled obesity
bodygrade
mass2.index.
18 patients (22.5%) don`t have diabetes
mellitus. 22 patients (27.5%) are not sure have diabetes mellitus and 40 patient (50.5 %) with
diabetes mellitus. From analytic statistical test, p-value score 0.018 show significant relation between
BMI and diabetes mellitus.Body mass index (BMI) reflects a person's nutritional status and indicates
whether a person is obese or not. Individuals who are overweight have the risk to suffer several

14 J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018


Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2

diseases such as diabetes mellitus. Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by high
blood glucose because of decreasing insulin secretion by beta pancreatic cell and or insulin function
disturbance (insulin resistance). This study aimed to know the relationship between obesity with the
incidence of diabetes mellitus type 2 among patients in RSUD Adjidarmo Rangkasbitung. Data is
taken from medical records of patients who came to Internal Medicine policlinic in 2016. Individuals
with BMI measure > 2.3 were included in this study. Of the 80 patients, 16.25% had obesity risk, of
which 58.75% patients had obesity class 1 and 25% patient had obesity class 2. Of all the samples, 18
patients (22.5%) did not report of having diabetes mellitus. Twenty two patients (27.5%) were not
sure of having diabetes mellitus, whereas 40 patients (50.5 %) suffered from diabetes mellitus. A
significant relation between BMI and diabetes mellitus was observed (p-value score 0.018). From the
results of the study, For obese patients it is recommended to reduce BMI and control blood sugar to
early detect type 2 Diabetes mellitus. With the presence of early detection and appropriate treatment,
it is expected to prevent Diabetes mellitus.

Keywords : Body Mass Index, Diabetes mellitus type 2, Obesity.

Pendahuluan

Diabetes melitus merupakan salah stau dari orang tua dengan diabetes melitus,
jenis penyakit tidak menular yang sering riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi
ditemukan di masyarakat di seluruh dunia.1 > 4000 g, atau riwayat diabetes melitus
Menurut Internasional of Diabetic Federation gestasional, hipertensi, kolesterol HDL ≤ 35
(IDF) tingkat prevalensi global penderita DM mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dL,
pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari menderita keadaan klinis lain yang terkait
keseluruhan penduduk di dunia dan dengan resistensi insulin, adanya riwayat
mengalami peningkatan pada tahun 2014 toleransi glukosa yang terganggu atau glukosa
menjadi 387 juta kasus.2 Indonesia merupakan darah puasa terganggu sebelumnya, dan
negara yang menempati urutan ke 7, dengan memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.6
jumlah penderita DM sekitar 8,5 juta orang, Diabetes Melitus tipe 2 bukan
setelah Cina, India dan Amerika Serikat, disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
Brazil, Rusia, dan Mexico.3 Menurut data namun karena sel-sel sasaran insulin gagal
Riskesdas (2013) terjadi peningkatan dari 1,1 atau tidak mampu merespon insulin secara
% di tahun 2007 meningkat menjadi 2,1 % di normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai
tahun 2013 dari keseluruhan penduduk “resistensi insulin”. Resistensi insulin banyak
sebanyak 250 juta jiwa.4 terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya
Berdasarkan klasifikasi World Health aktivitas fisik serta penuaan.7
Organization (WHO), penderita DM Pada penderita diabetes melitus tipe 2
diklasifikasikan menjadi lima golongan klinis, dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik
yaitu DM tergantung insulin (DM tipe 1), DM yang berlebihan namun tidak terjadi
tidak tergantung insulin (DM tipe 2), DM pengrusakan sel-sel B Langerhans secara
berkaitan dengan malnutrisi (MRDM), DM autoimun seperti diabetes melitus tipe 1.
karena toleransi glukosa terganggu (IGT), dan Defisiensi fungsi insulin pada penderita
DM karena kehamilan (GDM).5 Diabetes diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif
melitus seringkali tidak terdeteksi sebelum dan tidak absolute.8
diagnosis dilakukan, sehingga morbiditas Obesitas merupakan faktor risiko utama
(terjadinya penyakit atau kondisi yang untuk terjadinya diabetes melitus. Hubungan
mengubah kesehatan dan kualitas hidup) dan antara diabetes melitus tipe 2 sangat
mortalitas (kematian) dini. Uji diagnostik kompleks.9 Obesitas dapat membuat sel tidak
diabetes melitus dilakukan pada mereka yang sensitif terhadap insulin (resisten insulin).10
menunjukkan gejala atau tanda dengan salah Insulin di dalam tubuh berperan meningkatkan
satu risiko diabetes melitus yaitu usia ≥ 45 ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara
tahun dan usia lebih muda yang disertai ini juga mengatur metabolisme karbohidrat,
dengan faktor risiko seperti kebiasaan tidak sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel,
aktif (tidak banyak bergerak), turunan pertama

J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018 15


Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2

maka kadar gula di dalam darah juga dapat


mengalami gangguan.11
Mengukur obesitas atau tidaknya
seseorang (lemak tubuh) secara lansung sangat Berat badan (kg)
sulit dan sebagai pengganti dipakai Body Mass IMT =
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) Tinggi badan (m)
yaitu perbandingan berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam Berdasarkan PERKENI (2011), maka
meter).12 pembagian IMT dapat dibagi sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT (kg/m2)
Berat badan kurang (underweight) <18,5
Berat normal 18,5-22,9
Berat berlebih
(overweight) ≥23,0
Dengan risiko 23,0-24,9
Obes derajat I 25,0-29,9
Obes derajat II >30
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia, PERKENI, 2011.13

Angka obesitas yang diukur dengan IMT 80 pasien dengan IMT lebih dari normal
berkaitan erat dengan intoleransi glukosa pada (>2,3) kemudian dari 80 pasien ini dilihat data
populasi perkotaan maupun pedesaan.14 kadar gula darahnya.
Pasien yang datang berobat ke poliklinik
penyakit dalam RSUD Dr Adjidarmo Kaji Etik
Rangkasbitung banyak yang mengalami obes
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Penelitian ini dinyatakan telah lolos kaji
seberapa banyak pasien obes yang menderita etik dengan nomor 179/ SLKE-IM/ UKKW/
DM tipe 2 dan penelitian ini belum pernah KE/ XI/ 2016 dari Komite Etik Penelitian
dilakukan di RSUD Dr Adjidarmo Medis dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Rangkasbitung. Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA).

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dilakukan pada bulan Januari
penelitian analitik dengan menggunakan 2017 – April 2017. Hasil yang diperoleh
desain cross sectional. Sampel diambil dari berdasarkan pemeriksaan IMT dan
data rekam medis pasien dengan IMT lebih pemeriksaan gula darah sewaktu pada 80
dari normal (> 3) yang datang berobat ke responden yang berobat ke poliklinik penyakit
poliklinik penyakit dalam RSUD Dr dalam RSUD Dr. Adjidarmo dapat dilihat pada
Adjidarmo Rangkasbitung pada tahun 2016. Tabel 1.
Dari hasil pengumpulan data didapat sebanyak

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Kumulatif
Frekuensi Persentase Persentase valid persentase
Valid Dengan Resiko 13 16,25 16,25 16,25
Obes Derajat 1 47 58,75 58,75 75
Obes Derajat 2 20 25,00 25,00 100,0
Total 80 100,0 100,0

16 J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018


Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2

Tabel 1 dapat dilihat berdasarkan data yaitu 13 pasien (16,25%) beresiko


IMT responden terdiri dari beresiko obesitas. Terdapat 47 pasien (58,75%)
obesitas, obesitas derajat 1 dan obesitas obesitas derajat 1. Terdapat 20 pasien
derajat 2. Dari 80 responden didapatkan (25%) obesitas derajat 2.

Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Hasil Pemeriksaan Gula


Darah Sewaktu
Kumulatif
Frekuensi Persentase Persentase valid persentase
Valid Bukan DM 18 22,5 22,5 22,5
Belum Pasti DM 22 27,5 27,5 50,0
DM 40 50,0 50,0 100,0
Total 80 100,0 100,0

Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil responden didapatkan 18 pasien (22,5%)


pemeriksaan Gula Darah Sewaktu terdiri dari tidak/bukan diabetes melitus. 22 pasien
bukan diabetes melitus, belum pasti diabetes (27,5%) belum pasti diabetes melitus dan 40
melitus dan dari diabetes melitus. 80 pasien (50,0%) mengalami diabetes melitus.

Tabel 3 Indeks Masa Tubuh (IMT) Penderita Diabetes Melitus (DM)


Tipe 2 Cross Tabulation

Diabetes melitus Tipe 2


Bukan DM Belum Pasti DM DM Total
IMT Dengan Resiko 6 5 2 13

Obes Derajat 1 12 12 23 47

Obaes Derajat 2 0 5 15 20
Total 18 22 40 80

Pembahasan
Pada Tabel 3 didapatkan hasil pada
pasien IMT dengan resiko (13 pasien) yang Berdasarkan hasil penelitian di RSUD
menderita DM sebanyak 2 pasien, pasien obes Dr. Adjidarmo Rangkasbitung diperoleh nilai
derajat 1(47 pasien) sebanyak 23 yang p-value sebesar 0,018, jika nilai p-value <
menderita DM dan pasien obes derjat 2 (20 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
pasien) sebanyak 15 yang menderita berarti adanya hubungan yang bermakna
DM Berdasarkan hasil perhitungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
analisa statistik diperoleh nilai p-value sebesar Diabetes melitus (DM) tipe 2.
0,018; jika nilai p-value < 0,05 maka H0 Hasil penelitian ini bertolak belakang
ditolak dan H1 diterima, maka dapat dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
disimpulkan adanya hubungan yang bermakna oleh Muhammad Arif et al. (2012) pada
antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Pegawai Seketariat Daerah Provinsi Riau.15
Diabetes melitus (DM) tipe 2. Namun hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ain Fathmi (2012) di Rumah Sakit
Umum Daerah Karang Anyar16 dan penelitian

J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018 17


Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2

yang dilakukan oleh Adnan et al. (2011) di Bagi penderita obes disarankan untuk
RS Tugurejo Semarang bahwa ada hubungan menurunkan IMT dan kontrol gula darah
yang bermakna antara IMT dengan diabetes untuk mendeteksi dini diabetes melitus tipe 2.
melitus tipe 2.17 Bagi tenaga kesehatan sebaiknya
Hal ini sesuai dengan yang dapat memberikan penyuluhan yang berkaitan
dikemukakan oleh Suyono (2011), bahwa dengan asupan nutisi dan melakukan deteksi
faktor kegemukan/obesitas merupakan faktor dini diabetes melitus tipe 2 pada pasien pasien
risiko dari diabetes melitus tipe 2. Asupan obes. Dengan adanya deteksi dini dan
nutrisi berlebihan secara terus menerus tanpa pengobatan yang tepat diharapkan dapat
disertai aktivitas yang seimbang menyebabkan mencegah diabetes melitus
simpanan lemak menjadi berlebihan.18 Selain
asupan nutrisi beberapa faktor yang Daftar Pustaka
berpengaruh terhadap kejadian diabetes
melitus tipe 2 antara lain adalah ; umur lebih 1. Permana, Hikmat. Pengelolaan hipertensi
dari 45 tahun, mempunyai riwayat keluarga, pada diabetes melitus tipe 2. Bandung:
ras riwayat toleransi gula darah terganggu, Pustaka Unpad; 2009.
riwayat gula darah puasa terganggu, 2. American Diabetes Asocition. Standards
hipertensi, dislipidemia dan riwayat diabetes of medical care in diabetes-2015:
gestasional atau melahirkan bayi dengan berat Summary of Revisions. Diabetes Care.
badan lahir lebih dari 4 kg.19 2015; 38.
Pada Diabetes melitus tipe 2 orang yang 3. Persi. ri rangking keempat jumlah
mengalami kelebihan berat badan, kadar leptin penderita diabetes terbanyak dunia. Di
dalam tubuh akan meningkat. Leptin adalah unduh pada www.pdpersi.co.id tanggal 8
hormon yang berhubungan dengan gen Mei 2017.
obesitas. Leptin berperan dalam hipotalamus 4. Departemen Kesehatan. Hasil Riset
untuk mengatur tingkat lemak tubuh, Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
kemampuan untuk membakar lemak menjadi Jakarta; Badan Penelitian dan
energi, dan rasa kenyang. Kadar leptin dalam Pengembangan Kesehatan Kementerian
plasma akan meningkat dengan meningkatnya Kesehatan RI ; 2013.
berat badan. Leptin bekerja pada sistem saraf 5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al.
perifer dan saraf pusat. Peran leptin terhadap Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
terjadinya resistensi yaitu leptin menghambat Departemen Ilmu Penyakit Dalam
fosforilasi insulin receptor substrate-1 (IRS) Fakultas Kedokteran Universitas
yang mengakibatkan terlambatnya ambilan Indonesia; 2009.
glukosa. Sehingga terjadi peningkatan kadar 6. Soegondo, S. Penatalaksanaan diabetes
gula dalam darah.20 terpadu: sebagai panduan penatalaksanaan
diabetes melitus bagi dokter maupun
Simpulan edukator diabetes. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.
Berdasarkan penelitian yang telah 7. Hastuti, Rini T. Faktor-faktor risiko ulkus
dilakukan untuk mengetahui Hubungan Indeks diabetika pada penderita diabetes melitus:
Masa Tubuh dengan Diabetes melitus tipe 2 di Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi.
RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun Universitas Diponegoro. 2008;4(5).
2016 dapat disimpulkan bahwa indeks massa 8. Purnawati L. Hubungan IMT dengan
tubuh memiliki hubungan yang bermakna kejadian diabetes melitus tidak tergantung
dengan diabetes melitus tipe 2. insulin pada pasien rawat jalan di RSUPN
Cipto Mangunkusumo Pada Tahun 1998.
Saran Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia;
1998.
Pada peneliti selanjutnya disarankan 9. Gibney MJ, Margetta BM, Kearney JM, et
meneliti faktor faktor yang berkaitan dengan al. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
pola hidup, seperti; pola tidur, stress, aktivitas, EGC; 2009.
dan lain-lain yang dapat menyebabkan 10. Kariadi SH. Diabetes? Siapa takut!
timbulnya diabetes melitus tipe 2. panduan lengkap untuk diabetisi,

5
J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018
18
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Diabetes Melitus Tipe 2

keluarganya, dan profesional medis. daerah karang anyar. Skripsi. Surakarta:


Bandung: Qanita; 2009. Fakultas Kedokteran Universitas
11. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi Muhammadiyah Surakarta; 2012.
kedokteran. Jakarta: EGC; 2008. 17. Adnan M, Mulyati T, Isworo JT.
12. Justia NL. Hubungan obesitas dengan Hubungan indeks massa tubuh (IMT)
peningkatan kadar gula darah pada guru- dengan kadar gula darah penderita
guru smp negeri 3. Skripsi. Medan. diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RS
Universitas Sumatera Utara, Medan ; Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi
2012. Universitas Muhammadiyah Semarang,
13. Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, et 2013;2(1):18-24.
al. Konsensus pengelolaan dan 18. Suyono, S. Patofisiologi diabetes melitus
pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes
Indonesia 2015. Indonesia: PB PERKENI; Terpadu Sebagai Panduan
2015. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Bagi
14. Wiardani NK, Hubungan antara aktivitas Dokter Maupun Edukator Diabetes.
fisik dan kejadian diabetes melitus tipe II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Jurnal Skala Husada, 2009;6(1):59-64. Indonesia; 2011.
15. Arif M, Ernalia Y, Rosdiana D. Hubungan 19. American Diabetes Association. Diagnosis
indeks massa tubuh dengan kadar gula and classification of diabetes melitus.
puasa pada pegawai sekretariat daerah Diabetes Cre, 2010;33(1): S62-9.
provinsi Riau. JOM. 2014;1(2). 20. D’adamo PJ. Diet sehat diabetes sesuai
16. Fathmi A. Hubungan indeks massa tubuh golongan darah. Yogyakarta: Delapratasa;
dengan kadar gula darah pada penderita 2008.
diabetes melitus tipe 2 di rumah sakit

J. Kedokt Meditek Volume 24, No. 68, Okt-Des 2018 6


19

Anda mungkin juga menyukai