Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

MORNING SICKNESS

Disusun oleh :

NAMA : Dahliani
KELAS : 2a/semester 3
NIM : PO.71.20.3.19.006

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Indah Dewi Ridawati , S.Kep, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definsi
Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan. Pada
umumnya, morning sickness terjadi selama trimester awal yakni sejak minggu ke-6 hingga minggu
ke-12 kehamilan.

Meskipun namanya adalah ‘morning sickness’ tetapi kondisi ini bisa terjadi kapan pun selain di
pagi hari. Umumnya, morning sickness akan berkurang dan hilang ketika usia kandungan Anda
menginjak trimester kedua. Morning sickness adalah hal yang biasa terjadi pada wanita hamil.
Sebagian besar wanita hamil mengalami morning sickness walaupun ada juga beberapa wanita yang
tidak mengalaminya selama masa kehamilan.

B. Etiologi

1. Perubahan hormon kehamln

2. Perubahan fisiologis selama kehamilan

3. Masalah kesehatan (pada morning sickness parah)

4. Respons tubuh untuk melindungi janin

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko morning sickness

 Menggunakan pil KB
 Riwayat mual dan muntah karena aroma atau rasa tertentu sebelum hamil
 Mengalami migrain sebelum hamil
 Ibu yang mengandung bayi kembar
 Riwayat morning sickness pada kehamilan sebelumnya

C. Manifestasi klinis
Berikut ini adalah beberapa gejala morning sickness:

 Mual dan muntah terutama di pagi hari


 Merasa mual setiap mencium aroma tertentu
 Perubahan warna urin
 Perubahan kebiasaan buang air kecil (sedikit, jarang, atau malah beser)
 Sering pusing
 Merasa lemas
 Jantung berdetak kencang
 Pingsan

D. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.

Morning sickness ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Kekurangan
volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan.

Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang
sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
E. Pathway

E. Komplikasi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi morning sickness yang parah jika tidak ditangani:

 Sedikit atau jarang makan


 Sering lapar
 Kurang asupan gizi
 Kekurangan cairan
 Hipokalemia
 Elektrolit tidak seimbang
 Gangguan buang air kecil
 Penurunan berat badan
 Janin berisiko BBLR (berat bayi lahir rendah, yakni <2500 gram)
 Bayi cenderung memiliki imunitas rendah
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengkajian Data Subjektif

a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal, dan komplikasi

d. Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah,
kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan
memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya: seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi,
kolelithiasis, gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial: seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran, tanggung jawab,
pekerjaan, dll
g. Riwayat diet: khususnya intake cairan

h. Riwayat pembedahan: khususnya pada abdomen

i. Integritas Ego: seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll

j. Pola aktivitas sehari- hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

2. Pengkajian Data Objektif

a. TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat, adanya
nafas bau aseton
b. Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun

c. Status Kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi, hipotensi

d. Status Hidrasi: Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria


e. Keadaan Abdomen: Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi,
adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria: nyeri kostovertebral dan suprapubik

g. Status Eliminasi: Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi


berkemih
h. Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usia kehamilan)

3. Kebutuhan Dasar Khusus


a. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per
menit)
b. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
d. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan
Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.

f. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma

g. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan


abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system
pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di muntahkan, apalagi
kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor
kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.
B. Analisa Data

No Data Interpretasi Masalah Keperawatan


DS : Defisit Nutrisi
Peningkatan hormone (HCG,
- Pasien mengeluh progesterone, estrogen) /
mual defisiensi vit B6/ infeksi bakteri
Helicobacter Pylori
- Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Penurunan motilitas lambung
DO :
- Pasien tampak
Reaksi inflamasi mukosa
muntah-muntah
lambung
lebih dari 10 kali
Rangsangan menuju kendali di
area postrema pd lantai ventrika
ke-4 susunan saraf
(Chemoreseptor triggerzone)

Respon mual

Defisit Nutrisi

DS : - Risiko
Hiperemesis Gravidarum
DO : ketidakseimbangan
- Pasien tampak elektrolit
Risiko mengalami perubahan
muntah
kadar elektrolit serum

Resiko Ketidakseimbangan

Elektrolit

C. Diagnosa

1. Defisit Nutrisi b.d Faktor Psikologis ditandai dengan keengganan untuk makan

2. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit b.d muntah


D. Perencanaan

1. Defisit Nutrisi b.d Faktor Psikologis ditandai dengan keengganan untuk makan

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi klien terpenuhi,
dengan

Kriteria hasil : 1. Keinginan makan meningkat

Intervensi

 Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makan

 Terapeutik
1. Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Berikan suplemen makanan, jika perlu

 Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu

Rasional

 Observasi
1. Untuk mengetahui baik atau buruknya gizi klien
2. Untuk memonitor jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi klien

 Terapeutik
1. Untuk memperbaiki fungsi mulut
2. Agar klien tidak bosan melihat penyajian makanan yang biasa
3. Untuk meningkatkan nafsu makan klien

 Kolaborasi
1. Mencegah terjadinya infeksi atau gangguan pada pencernaan
2. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit b.d muntah

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah diberikan tindakan keseibangan elektrolit terpenuhi.

Intervensi

 Obsevasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
2. Monitor kadar elektrolit

 Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

 Edukasi
- jelaskan jenis, penyebab ketidakseimbangan elektrolit

Rasional

 Obsevasi
1. Mengetahuan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
2. Mengetahui seberapa banyak kehilangan elektrolit akibat muntah

 Terapeutik
 Memantau perkembangan kondisi pasien
 Mengetahui perkembangan pasien setiap pemeriksaan

 Edukasi
- Menambah wawasan pasien tentang ketidakseimbangan elektroli
REFERENSI

https://doktersehat.com/morning-sickness/#:~:text=Apa%20itu%20morning%20sickness%3F
%20Morning%20sickness%20adalah%20kondisi,yakni%20sejak%20minggu%20ke-6%20hingga
%20minggu%20ke-12%20kehamilan.
https://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hiperemesis-gravidarum/

Anda mungkin juga menyukai