Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMA, TANTANGAN, PERAN DAN TUGAS PERENCANAAN

DALAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN


Tim Penulis: Endah Umayanah, Fadliyah, Fathul Mu’min, Fatkhul Mubin
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (STAI) ALHIKMAH
JAKARTA
fatkhulmubin90@gmail.com

Abstraksi: Tulisan ini disusun oleh pemakalah dengan tujuan untuk


menjelaskan tentang Problema, tantangan, Peran dan Tugas Perencanaan
Pendidikan. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa perencanaan pendidikan mempunyai peran yang sangt
penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dengan
perencanaan yang baik, tentu dapat mengarahkan pada tujuan pendidikan yang
dikehendaki bersama
Kata Kunci: Perencanaan, Pendidikan

Abstraksi: Tulisan ini disusun oleh pemakalah dengan tujuan untuk menjelaskan
tentang Problema, Tantangan, Peran dan Tugas Perencanaan Pendidikan.
Penulisan ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa perencanaan pendidikan memiliki peran yang penting untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Dengan perencanaan yang baik, tentu saja
dapat diarahkan pada tujuan pendidikan yang dikehendaki bersama
Kata Kunci: Perencanaan, Pendidikan

PENDAHULUAN

1
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi
kehidupan manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap,
maupun psikomotorik). Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi
manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. Pendidikan diakui sebagai
kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain
itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok
yang lebih cerah dan lebih manusiawi. 1
Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia
tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya
perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian
proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang
diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu
dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan. 2
Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu
kegiatan. Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi
kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam
melaksanakan suatu kegiatan baik kecil maupun besar dalam suatu lembaga
harus melalui perencanaan, khusunya dalam organisasi pendidikan yaitu
sekolah.3 Pendidikan merupakan ujung tombak dari keberhasilan, maka

1
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dadalam Lembaga Pendidikan Islam,
(Jurnal Daerah, VOL. III, NO. 1, JUNI 2019, Hal. 139)
2
Ibid
3
Saihu, S. (2019). RINTISAN PERADABAN PROFETIK UMAT MANUSIA MELALUI
PERISTIWA TURUNNYA ADAM AS KE-DUNIA. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan
Keislaman, 3(2), 268-279, Saihu, S. (2019). Pendidikan Pluralisme Agama: Kajian tentang
Integrasi Budaya dan Agama dalam Menyelesaikan Konflik Sosial Kontemporer. Jurnal Indo-
Islamika, 9(1), 67-90, Saihu, S. (2019). IMPLEMENTASI MANAJEMEN BALANCED
SCORECARD DI PONDOK PESANTREN JAM’IYYAH ISLAMIYYAH TANGERANG
SELATAN. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(1), 1-22, Saihu, S. (2019).
KOMUNIKASI PENDIDIK TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI
SEKOLAH KHUSUS ASY-SYIFA LARANGAN. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan
Manajemen Pendidikan Islam, 1(3), 418-440, Saihu, S., & Marsiti, M. (2019). PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM UPAYA MENANGKAL RADIKALISME DI SMA NEGERI 3 KOTA
DEPOK, JAWA BARAT. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan
Islam, 1(1), 23-54, Saihu, S. (2019). KONSEP MANUSIA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PERUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MURTADHA
MUTHAHHARI. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 1(2),
197-217, Saihu, S., & Rohman, B. (2019). PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI MODEL
PENDIDIKAN TRANSFROMATIFE LEARNING PADA SANTRI DI PONDOK
PESANTREN NURUL IKHLAS BALI. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(02), 435-
452. Saihu, S., & Taufik, T. (2019). PERLINDUNGAN HUKUM BAGI GURU. Al Amin:
Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 2(2), 105-116. Saihu, S. (2020). KONSEP
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT FAZLURRAHMAN. Andragogi:
Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 82-95, Saihu, S. (2020).
ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT KITAB TA’LIM MUTA’ALIM. Al Amin: Jurnal
Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 3(1), 99-112, Saihu, Aziz, A., Mubin, F., & Sarnoto, A. Z.
(2020). Design of islamic education based on local wisdom (An analysis of social learning
theories in forming character through ngejot tradition in bali). International Journal of Advanced

2
pendidikan pun harus direncanakan sebelum dilaksanakan agar memperoleh
hasil sesuai apa yang diharapkan. Untuk meraih keberhasilan dalam pendidikan
tidaklah lepas dari perencanaan, karena dalam perencanaan-perencanaan itulah
disusun target-target atau harapan-harapan dan juga metode-metode yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan itu agar menghasilkan produk
yang maksimal. 4 Oleh karena itu, Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam suatu organisasi khusunya dalam pendidikan. 5

PEMBAHASAN
A. Definisi Perencanaan Pendidikan
Ada banyak defini perencanaan pendidkan menurut para pakar. Definisi-
definisi tersebut sebagai berikut:6
1. Yusuf Enoch: perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang
yang mempersiapkan seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan
masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha
yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di
bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu negara.
2. Beeby, C.E: perencanaan pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke
masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya
pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi
sistem pendidikan nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik
yang dilayani oleh sistem tersebut.

Science and Technology, 29(6), 1278–1293, Ronaldo, R., Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke,
I. S. (2020). International relations of the asia pacific in the age of trump. Journal of
Environmental Treatment Techniques, 8(1), 244–246.
4
Saihu, M. M., & Aziz, A. (2020). Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea; Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 131-150, Saihu, M.
(2019). Urgensi ‘Urf dalam Tradisi Male dan Relevansinya dalam Dakwah Islam di Jembrana-
Bali. Jurnal Bimas Islam, 12(1), 173-201, Saihu, S. (2020). The Effect of Using Talking Stick
Learning Model on Student Learning Outcomes in Islamic Primary School of Jamiatul Khair,
Ciledug Tangerang. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(01), 61-68, Saihu, S.
(2020). Pendidikan sosial yang terkandung dalam Surat At-Taubah Ayat 71-72. Edukasi Islami:
Jurnal Pendidikan Islam, 9(01), 127-148, Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik
Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa
Arab, 3(2), 299-214, Saihu, S. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN
LOKAL (STUDI DI JEMBRANA BALI). Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(01), 69-
90, Şahin, C. RELIGIA, Saihu, S., & Mailana, A. (2019). Teori pendidikan behavioristik
pembentukan karakter masyarakat muslim dalam tradisi Ngejot di Bali. Ta'dibuna: Jurnal
Pendidikan Islam, 8(2), 163-176. Mubin, F. KEADILAN DALAM GENDER: KAJIAN
KEPEMIMPINAN WANITA DALAM ISLAM1, Saihu, M. (2019). Merawat Pluralisme
Merawat Indonesia (Potret Pendidikan Pluralisme Agama Di Jembrana-Bali). Deepublish.
5
Siti Aisyah, Perencanaan Dalam Pendidikan (Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7 No. 1
November 2018, Hal. 715-716)
6
Mubin, F. (2019). TAFSIR EMANSIPATORIS: PEMBUMIAN METODOLOGI TAFSIR
PEMBEBASAN. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(1), 131-151. Mubin, F.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MADRASAH DAN KEGIATAN LAIN
YANG DIPERLUKAN DI DALAMNYA (FAKTOR PENDUKUNGNYA).

3
3. Guruge: perencanaan pendidikan merupakan proses mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
4. Albert Waterson: perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan
yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang
didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan
sosial.
5. Coombs: perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional
dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
6. Y. Dror: perencanaan pendidikan merupakan suatu proses
mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa
depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara
optimal untuk pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari
suatu negara.7
Dengan demikian definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan
dari beberapa pendapat tersebut adalah suatu proses perumusan
kebijakan dan instrumen sekaligus teknik penentuan prioritas, juga
merupakan bagian integral pembangunan nasional suatu negara serta
penghubung antara harapan orang tua, masyarakat, peserta didik dan
negara dalam upaya mencapai tujuan maupun fungsi pendidikan. 8
Selain itu, Abin Syamsudin menjelaskan bahwa perencanaan
pendidikan adalah proses mempersiapkan masa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan sebagai tugas perencanaan pendidikan. Yang
menjadi masalah utama dalam perencanaan pendidikan adalah proses
penyiapan konsep keputusan yang akan dilaksanakan pada masa depan,
terutama berkaitan dengan permintaan masyarakat, kepemimpinan
politik, intelektual, sosial, tenaga kerja, dan prediksi hasil pendidikan
yang dibutuhkan pada masa yang akan datang. Secara metodologis,
perencanaan pendidikan harus rational atau systematic planning, yaitu
menggunakan prinsip-prinsip dan teknikteknik berfikir sistematis dan
ilmiah. Oleh karena itu perencanaan harus menggunakan serangkaian
proses dan langkah-langkah perencanaan yang sistematis, rasional,
efektif dan efisien. Perencanaan dan pengembangan pendidikan berkaitan
dengan substansi kesiswaan, ketenagaan (pendidik dan tenaga
kependidikan), kurikulum, sarana dan prasarana, biaya, metode,
isi/kurikulum, mutu kelembagaan pendidikan, kependudukan, dan hal
lain yang bermakna bagi pengembangan penyelenggaraan pendidikan. 9
B. Problema Perencanaan Dalam Pembangunan Pendidikan dan
Penyelesaiannya

7
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dadalam Lembaga Pendidikan Islam,
(Jurnal Daerah, VOL. III, NO. 1, JUNI 2019, Hal. 141)
8
Ibid
9
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/file/e-publikasi pelatihan dan perencanaan pendidikan,
diakses, Maret 2020

4
Masalah (bahasa Inggris: problem) didefinisikan sebagai suatu
pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. 10
Menurut KBBI Online, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan
(dipecahkan); sedangkan permasalahan hal yang menjadikan masalah; hal
yang dimasalahkan; persoalan. 11
Setiap perencanaan sering kali berhadapan dengan berbagai permasalahan.
Masalah pun terjadi dalam proses perencanaan pendidikan, dan menjadi
kendala tersendiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada beberapa
masalah dalam perencananaan pendidikan yang dilihat dari berbagai aspek,
yaitu :
1. Rendahnya sarana fisik
UU SISDIKNAS tahun 2003 Pasal 45 ayat 1, bahwa :
“Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”
Namaun kenyataan banyak sekolah yang tidak memenuhi standar
tersebut. Masih banyak sekolah yang memiliki bangunan yang tidak
layak pakai ataupun meminjam bangunan dari pihak lain. Sekolah
dengan akses jalan yang sulit terjangkau menyebabkan banyak
masyarakat yang enggan untuk bersekolah. 12
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat
146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki
865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440
atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan
ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat.13
Masalah sarana prasarana ini menyebabkan kendala tersendiri dalam
perencanaan pendidikan. Perencanaan pendidikan harus dengan matang
mempertimbangan aspek ini, jangan sampai membuat suatu sistem
pendidikan yang mempergunakan sarana dan prasarana yang hanya
dimiliki oleh sekolah-sekolah dengan fasilitas bagus. Contohnya saja,
pendidikan berbasis internet, bagaimana dengan anak-anak di daerah
yang belum ada fasilitas internet. Oleh karena itu perencaan pendidikan
akan terhambat jika ada faktor yang kurang mendukung.14
2. Rendahnya kualitas guru
UU SISDIKNAS tahun 2003 pasal 42 ayat 1 dan 2, bahwa :
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

10
https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah, diakses, Maret 2010
11
https://kbbi.web.id/masalah, diakses, Maret 2010
12
http://winirismayanti.blogspot.com/2012/12/masalah-perencanaan-pendidikan-di_15.html,
diakses Maret 2020
13
Ibid
14
Ibid

5
2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
Namun ternyata kualitas tenaga pendidik di Indonesia tidak sejalan
dengan UU di atas, hal ini terlihat dari data Balitbang Depdiknas tahun
2010 dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8 % yang berpendidikan
diploma DII kependidikan ke atas, sekitar 680.000 guru SMP/MTs baru
38,8 % yang berpendidikan DIII kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah
menengah dari 337.503 guru baru 57,8 % yang memiliki pendidikan S1
ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi dari 181.544 dosen, baru 18,86 %
yang berpendidikan S2 ke atas dan hanya 3,48 % berpendidikan S3.
Menurut data Indonesia Berkibar sekitar 54 % guru di Indonesia tidak
memiliki kualifikasi yang cukup.
Guru adalah salah satu faktor penunjang dalam keberhasilan
pendidikan. Kualitas guru yang memprihatinkan menjadi kendala
tersendiri bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan
survey Putera Sampoerna Foundation, dimana sebanyak 54 persen guru
di Indonesia masih berkualitas rendah (Tribunnews, 2012). Selanjutnya
lagi,dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan terungkap fakta bahwa
dari 285 ribu guru yang ikut uji kompetensi, ternyata 42,25% masih di
bawah rata-rata (Tribunnews, 2012).
Dengan permasalahan ini, perencanaan pendidikan akan ada
hambatan. Contohnya saja, sekolah bilingual atau SBI yang sedang
marak di Indonesia, seakan kurang menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing dengan lulusan luar. Hal ini dikarenakan SDM guru yang tidak
mumpuni, yang tidak berkemampuan bahasa inggris, harus mengajar
dalam bahasa inggris atau dua bahasa.15
3. Rendahnya kesejahteraan guru
Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indoneisa pada
pertengahan 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan sebesar
Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan
sebesar Rp. 1,5 juta, guru bantu Rp. 460rb, dan guru honorer di sekolah
swasta rata-rata Rp 10 .oo per jam. Dengan pendapatan seperti itu, maka
banyak guru yang melakukan kerja sampingan., sehingga tidak optimal
dalam mendidik anak di sekolah.16
4. Rendahnya prestasi siswa
Siswa adalah generasi penerus bangsa, artinya siswa yang dididik di
sekolah diharapkan kedepannya mampu menjadi generasi yang
memajukan negara. Dengan perkembangan zaman menuju proses glob
alisasi, siswa Indonesia harus mampu bersaing dengan lulusan luar
negeri. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari
materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal

15
Ibid
16
Ibid

6
berbentuk uraian yang memerlukan penalaran.Hal ini mungkin karena
mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda. 17
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Dalam UUD 1945 Pasal 31, ayat 1 bahwa “ Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran”.
Indonesia adalah negara yang berpulau-pulau dan luas. Demograpi
Indonesia yang demikian, menyebabkan rendahnya pemerataan
pendidikan di Indonesia. Banyak daerah yang sulit terjangkau dan tidak
ada akses jalan. Tidak meratanya pendidikan di Indonesia, menyebabkan
adanya kesenjangan antara pendidikan di kota dan di daerah. Padahal
berdasarkan Undang-Undang di atas, bahwa tiap warga negara Indonesia
berhal untuk mendapat pendidikan yang layak. 18
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
Adanya ketidaksesuaian antara kualitas lulusan kita dengan
kebutuhan tenaga kerja menyebabkan masih tingginya tingkat
pengangguran di Indonesia. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan
sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang
dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5%
dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan
kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan
yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas
1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak
memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah
ketenagakerjaan tersendiri (Kasim, 2009).19
7. Mahalnya biaya pendidikan
Adanya stratifikasi dalam pendidikan, menyebabkan masyarakat
dengan ekonomi kebawah akan kesulitan mendapat fasilitas pendidikan
yang layak. Sekarang ini banyak sekolah dengan pendidikan yang
berkualitas dengan biaya yang mahalnya selangit. Sedangkan pendidikan
gratis yang disediakan pemerintah cenderung seadanya. Maka stratifikasi
ini menyebabkan adanya pula kesenjangan kualitas pendidikan antara
anak yang berekonomi berkecukupan dengan ekonomi rendah.
Masalah di atas adalah permasalahan yang secara global dapat
menghambat proses perencanaan sistem pendidikan di Indonesia.
Padahal, ada Undang-undang yang telah mengatur bagaimana
standardisasi aspek pendidikan. Pada bab berikutnya akan dibahas
bagaimana masalah pendidikan menghambat proses perencanaan sistem
pendidikan. 20
Untuk mengatasi masalah perencanaan pendidikan tersebut, maka
dibutuhkan problem solving (penyelesaian masalah) yang tepat.
Berdasarkan Sumanto (2011), yaitu

17
Ibid
18
Ibid
19
Ibid
20
Ibid

7
1. Secara Sistemik. Adanya perombakan dalam sistem sosial yang berkaitan
dengan pendidikan. Sistem pendidikan dangat berkaitan dengan ekonomi,
dengan sistem ekonomi sekarang menyebabkan adanya stratifikasi dalam
pendidikan. Maka haruslah menciptakan sistem yang menghilangkan
adanya stratifikasi dalam pendidikan. Tidak ada lagi kesenjangan fasilitas
pendidikan untuk masyarakat ekonomi kuat dan lemah.
2. Secara Teknis. Solusi secara teknis adalah adanya perubahan dalam
aspek kualitas saran prasarana, kualitas guru dan kualitas siswa. Maka,
solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya
praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya
kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan
kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya,
diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi
pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan,
dan sebagainya.21
Dengan problem solving atau penyelesaian masalah pendidikan, maka
proses perencanaan pendidikan pun harus berfungsi dalam merancang
sebuah sistem pendidikan yang layak dan tepat untuk masyarakat
Indonesia.22
C. Tantangan dalam Perencanaan Pendidikan dan Solusinya
Jika ditelaah dari segi fungsi, maka istilah pendidikan menurut UU
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
TUHAN Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.
Program yang bagus memang, hanya sayang, ketika hal itu diturunkan
dalam praktek nyata, pada umumnya pendidikan di Indonesia masih terjadi
berbagai hal yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan dan
ketidaksuksesan pendidikan yakni antara lain 23
1. Terlalu cepatnya perubahan Kurikulum. Seiring dengan semakin
meningkatnya keinginan untuk memajukan pendidikan bangsa, terkadang
unsur-unsur dunia pendidikan berlomba-lomba untuk menciptakan suatu
kreasi dan penciptaan baru di dunia pendidikan yang akan membawa
perubahan dan kemajuan termasuk salah satunya adalah perubahan
kurikulum. Hanya sayang, perubahan kurikulum yang terlalu cepat
terkadang malah menjadikan Dunia Pendidikan sendiri menjadi tidak
mampu meraih hasil maksimal. Guru yang merupakan unsur terpenting

21
Ibid
22
Ibid
23
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-masa-depan-pendidikan-di.html, diakses,
Maret 2020

8
dalam dunia ini malah kerap merasa kebingungan untuk menentukan
sikap lantaran mereka jadi dituntut harus menyesuaikan diri dengan cepat
dengan perubahan kurikulum tersebut. Akibatnya, waktu pelaku utama
pendidikan yang seharusnya bertugas utama menyebarkan ilmu
pengetahuan kepada murid ini malah menjadi tersita akibat terlalu
lamanya mereka berkutat dengan administrasi yang disyaratkan dalam
tiap perubahan kurikulum.
2. Kesulitan mempraktekan Ilmu dalam kegiatan sehari-hari. Sudah bukan
rahasia lagi, negara kita ini lebih terkenal dengan sistem ilmu teori-nya
daripada praktek nyata. Padahal, kebutuhan sejati dari ilmu pengetahuan
yang dituntut dalam sekolah adalah bagaimana cara mendidik tunas
bangsa agar ketika mereka nanti ketika sudah lulus dari sekolah bisa
mengembangkan keterampilan sekaligus pengetahuan yang mereka
dapatkan di sekolah agar bisa tampil handal dalam masyarakat umum.
3. Penggunaan tekhnologi tinggi dalam pendidikan. Teknologi diperlukan
dalam pembangunan. Pembangunan adalah segala kegiatan manusia
untuk memenuhi keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Karena
untuk meningkatkan taraf hidup tersebut, melalui pendidikan manusia
mengembangkan tekhnologi. Kemudian memakai hasil tekhnologi yang
didapat dan dikembangkannya untuk membantu dan mengembangkan
pendidikan. Jadi, melalui pendidikan, manusia menghasilkan teknologi;
dan dengan tekhnologi manusia mengembangkan pendidikan. Artinya,
setiap institusi pendidikan akan berusaha dapat mempergunakan hasil
tekhnologi dalam pendidikan.
4. Pendidikan berdampak perubahan positif pada manusia.
5. Pendidikan harus selaras dan mampu mengembangkan iptek; dan iptek
menghasilkan aneka barang atau benda serta jasa untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan manusia dan masyarakat.
6. Memberi perhatian besar terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan
HAM. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik terpanggil utnuk
memperjuangkan HAM untuk pribadinya, bangsa dan negara, serta umat
manusia secara universal.
7. Institusi pendidikan [formal dan informal] harus mampu memberikan
informasi yang benar dan tepat serta menyeluruh sehingga
mampu melindungi peserta didik dari ekses-ekses informasi negative.
8. Adanya upaya mencari keuntungan melalui pendidikan. Pada masa kini
[dan mungkin akan terus berlangsung] setiap manusia menginginkan
apapun yang dilakukannya menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Hal itu pun terjadi pada pendidikan; sehingga menjadi industri
pendidikan. Ini berarti, penyelenggara pendidikan [yang berinvestasi
pada insitusi pendidikan] berusaha mendapat keuntungan dari institusi
yang dikelolanya. Dan upaya untuk mendapat keuntungan tersebut,
menjadikan peserta didik akan membayar mahal kepada penyelengara
pendidikan.
9. Minimnya fasilitas, prasarana, sarana pendukung pendidikan. Minimnya
anggaran negara untuk perbaikan pendidikan dan kesejahteraan para

9
pendidik, juga merupakaan sumbangan kepada ketidakmajuan
pendidikan pada berbagai daerah di Indonesia. Pada banyak tempat di
Indonesia, ditemukan sekolah-sekolah yang rusak serta minim fasilitas;
hanya mempunyai dua atau tiga guru yang mengajar untuk semua kelas;
anak-anak usia sekolah tidak mempunyai kesempatan belajar, karena
berbagai kendala sosial dan ekonomi; dan lain sebagainya.
10. Pendidikan harus menghasilkan ilmuwan yang bertanggungjawab
kepada kesejahteraan semua umat manusia; artinya ia harus
mengaplikasikan semua pengetahuannya dalam bentuk hal-hal positip
dan membangun demi kelangsungan hidup dan kehidupan.
Bisa disimpulkan bahwasnya terdapat beberapa tantangan masa depan
pendidikan di Indonesia, antara lain: 24
a. Kualitas pendidikan
b. Kualitas kurikulum
c. Guru
d. Relevansi pendidikan
e. Pemerataan pendidikan
Adapun solusi menghadapi tantangan masa depan pendidikan di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghadapi
tantangan pendidikan ialah dengan meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia yaitu usaha peningkatan mutu dengan
perubahan kurikulum dan peningkatan
lain: Perpustakaan, Pengadaan Buku Paket, Peningkatan Mutu
Guru, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Khusus
Murid/BSM dll. Selain itu juga memberikan penghargaan kepada
insan pendidikan, meningkatkan profesionlisme guru dan pendidik,
sebisa mungkin kurangi dan berantas korupsi karena sangat
merugikan negara.
2. Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan, pendidik
merupakan pemegang peran yang amat sentral. Guru adalah
jantungnya pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif guru,
kebijakan pembaruan pendidikan secanggih apa pun tetap akan sia-
sia. Sebagus apa pun dan semodern apa pun sebuah kurikulum dan
perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika tanpa guru yang
berkualitas, tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya,
pendidikan yang baik dan unggul tetap akan tergantung pada
kondisi mutu guru. 25
3. Beberapa upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas guru
adalah sebagai berikut:
a. Sertifikasi guru
b. Continuous Professional Development (CPD)

24
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/file/e-publikasi pelatihan dan perencanaan pendidikan,
diakses, Maret 2020
25
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-masa-depan-pendidikan-di.html, diakses,
Maret 2020

10
Seperti halnya dikemukakan oleh teori “human capital”
bahwa pendidikan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
bangsanya. Penelitian para ahli pada masa neoklasik terhadap
teori human capital memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi menjadi semakin kuat setelah
mempertimbangkan efek interaksi antara pendidikan dan
investasi fisik lainnya. Artinya, investasi modal fisik akan
berlipat ganda nilai tambahnya di kemudian hari jika pada saat
yang sama dilakukan juga investasi SDM, yang secara
langsung akan menjadi pelaku dan pengguna dalam investasi
fisik tersebut. 26
D. Peran dan Tugas Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan sendiri berfungsi sebagai pola dasar, petunjuk
dan pedoman dalam mengambil keputusan, dalam melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan pendidikan, dalam mengembangkan kualitas
pendidikan, memenuhi akuntabilitas lembaga pendidikan serta untuk
mempersiapkan alternative kebijaksanaan untuk kegiatan masa depan dalam
pembangunan pendidikan. 27
Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha
proses penyelenggaraan pendidikan. Dengan kejelasan arah ini manajemen
usaha pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan leboh efektif dan efisien.
Maka, seorang perencana pendidikan pada semua tataran (struktur,
institusional dan operasional) dituntut untuk memiliki kemampuan dan
wawasan yang luas menyusun sebuah rancangan yang dapat dijadikan
pegangan dalam pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya. untuk
mencapai tuntutan tersebut, maka salah satu bagian yang harus dipahamii
oleh para perencana pendidikan adalah tentang bidang telaahan masalah
perencanaan pendidikan. 28
Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu target atau sasaran secara
lebih ekonomis,tepat waktu dan memeberi peluang untuk lebih mudah
dikontrol dan dimonitoring dalam pelaksanaannya.Karena itu perencanaan
sebagai unsur dan langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada
umumnya menempati posisi yang amat penting dan amat menentukan.
Melalui perencanaan akan lebih terjamin adanya penghematan waktu,biaya
dan pemakaian sumber daya secara lebih bermanfaat.29
Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun menjelaskan fungsi dan
peranan perencanaan pendidikan yang dimodifikasi oleh penulis seperti
berikut ini :
1. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian suatu kegiatan.

27
https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-perencanaan-pendidikan/, diakses
Maret 2020
28
Ibid
29
Ibid

11
2. Perencanaan pendidikan berfungsi untuk menghindari terjadi
pemborosan dalam penggunaan sumber daya pendidikan.
3. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat bagi pengembangan
quality assurance bagi organisasi.
4. Perencanaan pendidikan berfungsi untuk memenuhi accountability
kelembagaan.
5. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai perintis atau pelopor
kegiatan pembangunan pendidikan.
6. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat pengubah (moderator)
dan alat pengendali (control) perubahan sisitem pendidikan.
7. Perencanaan pendidikan mempunyai peran untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
8. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai pengikat antara aktifitas
pendidikan dengan aktifitas masyarakat yang lebih luas.
9. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk memusatkan
perhatian pada kehidupan masyarakat yang lebih luas.
10. Perencanaan pendidikan berperan untuk menjadi koordinat perencana
dalam pencapaian keadaan yang diinginkan baik dari sisi sosial,
budaya, maupun aktifitas lainnya bagi keseluruhan masyarakat.
11. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat untuk bekerja lebih
dekat dengan progam-progam pelayanan manusia lainnya seperti
perpustakaan, sarana rekreasi, museum, media masa dan yang lainnya
12. Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai alat yang berorientasi
terhadap program siswa yang terstruktur dengan kondisi yang relevan
dengan lingkungan sekitarnya.
Sementara menurut H.M. Djumberansyah Indar (1990) dalam bukunya
uang berjudul Perencanaan Pendidikan Strategi dan
Implementasinya dikemukakan bahwa fungsi dan peranan perencanaan
pendidikan adalah:
1. Sebagai alat untuk mengarahkan kegiatan pendidikan.
2. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk memperkirakan atau forecasting hal-hal dalam masa
pelaksanaannya yang akan dilalui.
4. Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif cara terbaik.
5. Sebagai alat untuk menyusun skala prioritas (memilih urutan-urutan dari
segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
Dari beberapa pendapat tentang fungsi dan peranan perencanaan
pendidikan di atas dapat disimpulkan yang merupakan fungsi dan peranan
perencanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan pendidikan.
2. Sebagai alat pengendalian pelaksanaan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk menjamin mutu pembangunan pendidikan.
4. Sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
5. Sebagai sarana untuk menjamin kelancaran pencapaian tujuan
pembangunan pendidikan.

12
6. Sebagai sarana untuk memperjelas visi, misi, dan strategi pembangunan
pendidikan.
7. Sebagai alat yang logis dan sistematis untuk mengubah sistem
pendidikan ke arah yang lebih baik. 30
Adapun tugas perencanaan pendidikan berdasarkan definisi-definisi yang
telah disebutkan, adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
guna tercapainya tujuan pendidikan di masa yang akan dating.

PENUTUPAN
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
era globalisasi adalah melalui penerapan pengelolaan pendidikan yang baik.
Tanpa adanya pengelolaan pendidikan yang baik, maka kemungkinan segala
upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tidak akan mendapatkan
hasil yang optimal. Baik buruknya sebuah lembaga atau organisasi tergantung
dari pengelolaannya dan pengelolaan akan bernilai baik jika dikelola oleh orang-
orang yang profesional. Untuk menjadi pengelola yang profesional tidak cukup
hanya dengan niat, tapi harus diupayakan, yakni dengan menjadikan manajeman
sebagai landasan pendidikan. Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau
sistem pengelolaan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem
pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang

30
https://qomarnick.blogspot.com/2016/11/perencanaan-pendidikan.html, diakses Maret 2020

13
relevan, efektif, dan efesien dapat terjadi bila dilengkapi dengan sarana yang
terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang oleh: 1) kelompok pemimpinan
dan pelaksanaan; 2) fasilitas dan alat pendidikan; dan 3) program pendidikan
dengan sistem pengelolaan yang baik.31

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya


Kontekstualisasi Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa
Arab, 3(2), 299-214.
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-masa-depan-pendidikan-
di.html
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/tantangan-masa-depan-pendidikan-
di.html
http://winirismayanti.blogspot.com/2012/12/masalah-perencanaan-pendidikan-
di_15.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah
https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-perencanaan-
pendidikan/
https://kbbi.web.id/masalah
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/file/e-publikasi pelatihan dan perencanaan
pendidikan
https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/file/e-publikasi pelatihan dan perencanaan
pendidikan
https://qomarnick.blogspot.com/2016/11/perencanaan-pendidikan.html
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dadalam Lembaga
Pendidikan Islam, (Jurnal Daerah, VOL. III, NO. 1, JUNI 2019)
Mubin, F. (2019). TAFSIR EMANSIPATORIS: PEMBUMIAN
METODOLOGI TAFSIR PEMBEBASAN. Mumtaz: Jurnal Studi Al-
Quran dan Keislaman, 3(1), 131-151.
Mubin, F. KEADILAN DALAM GENDER: KAJIAN KEPEMIMPINAN
WANITA DALAM ISLAM1.
Mubin, F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MADRASAH
DAN KEGIATAN LAIN YANG DIPERLUKAN DI DALAMNYA
(FAKTOR PENDUKUNGNYA).
Ronaldo, R., Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I. S. (2020). International
relations of the asia pacific in the age of trump. Journal of Environmental
Treatment Techniques, 8(1), 244–246.
Şahin, C. RELIGIA.
Saihu, Aziz, A., Mubin, F., & Sarnoto, A. Z. (2020). Design of islamic
education based on local wisdom (An analysis of social learning theories

31
Kasmawati, Implementasi Perencanaan Pendidikan Dadalam Lembaga Pendidikan Islam,
(Jurnal Daerah, VOL. III, NO. 1, JUNI 2019, Hal. 146-147)

14
in forming character through ngejot tradition in bali). International
Journal of Advanced Science and Technology, 29(6), 1278–1293.
Saihu, M. (2019). Urgensi ‘Urf dalam Tradisi Male dan Relevansinya dalam
Dakwah Islam di Jembrana-Bali. Jurnal Bimas Islam, 12(1), 173-201.
Saihu, M. (2019). Merawat Pluralisme Merawat Indonesia (Potret Pendidikan
Pluralisme Agama Di Jembrana-Bali). Deepublish.
Saihu, M. M., & Aziz, A. (2020). Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea; Jurnal
Pendidikan Islam, 5(1), 131-150.
Saihu, S. (2019). IMPLEMENTASI MANAJEMEN BALANCED
SCORECARD DI PONDOK PESANTREN JAM’IYYAH
ISLAMIYYAH TANGERANG SELATAN. Mumtaz: Jurnal Studi Al-
Quran dan Keislaman, 3(1), 1-22.
Saihu, S. (2019). KOMUNIKASI PENDIDIK TERHADAP ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH KHUSUS ASY-SYIFA
LARANGAN. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen
Pendidikan Islam, 1(3), 418-440.
Saihu, S. (2019). KONSEP MANUSIA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PERUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT
MURTADHA MUTHAHHARI. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan
Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 197-217.
Saihu, S. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN
LOKAL (STUDI DI JEMBRANA BALI). Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 8(01), 69-90.
Saihu, S. (2019). Pendidikan Pluralisme Agama: Kajian tentang Integrasi
Budaya dan Agama dalam Menyelesaikan Konflik Sosial
Kontemporer. Jurnal Indo-Islamika, 9(1), 67-90.
Saihu, S. (2019). RINTISAN PERADABAN PROFETIK UMAT MANUSIA
MELALUI PERISTIWA TURUNNYA ADAM AS KE-DUNIA. Mumtaz:
Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(2), 268-279.
Saihu, S. (2020). ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT KITAB TA’LIM
MUTA’ALIM. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 3(1), 99-
112.
Saihu, S. (2020). KONSEP PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
MENURUT FAZLURRAHMAN. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam
dan Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 82-95.
Saihu, S. (2020). Pendidikan sosial yang terkandung dalam Surat At-Taubah
Ayat 71-72. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 9(01), 127-148.
Saihu, S. (2020). The Effect of Using Talking Stick Learning Model on Student
Learning Outcomes in Islamic Primary School of Jamiatul Khair, Ciledug
Tangerang. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(01), 61-
68.
Saihu, S., & Mailana, A. (2019). Teori pendidikan behavioristik pembentukan
karakter masyarakat muslim dalam tradisi Ngejot di Bali. Ta'dibuna:
Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 163-176.

15
Saihu, S., & Marsiti, M. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
UPAYA MENANGKAL RADIKALISME DI SMA NEGERI 3 KOTA
DEPOK, JAWA BARAT. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan
Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 23-54.
Saihu, S., & Rohman, B. (2019). PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI
MODEL PENDIDIKAN TRANSFROMATIFE LEARNING PADA
SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL IKHLAS BALI. Edukasi
Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(02), 435-452.
Saihu, S., & Taufik, T. (2019). PERLINDUNGAN HUKUM BAGI GURU. Al
Amin: Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, 2(2), 105-116.
Siti Aisyah, Perencanaan Dalam Pendidikan (Jurnal Pendidikan Islam, Volume
7 No. 1 November 2018)

16

Anda mungkin juga menyukai