Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

PENYUSUN :

NAMA : Tri Widyaningsih

NIM : 020118A067

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN AJARAN SEMESTER GENAP 2020/2021
PEMERIKSAAN KESEHATAN SECARA KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF

Dasar Teori
A. Kosmetik
Kosmetik merupakan produk yang dihasilkan oleh industri kosmetik dan
dipasarkan secara langsung kepada konsumen. Kosmetik berguna untuk memperbaiki
kesehatan, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi bagian tubuh dari
kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan. Kosmetik termasuk sediaan farmasi maka
pembuatannya harus mengikuti persyaratan, keamanan, dan pemanfaataan sesuai
Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan Pelaksanaannya yaitu batas cemaran merkuri
didalam kosmetik sebesar 1 mg/kg. sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 03.1.23.07.11,6662 Tahun 2011. Kosmetik
tidak boleh mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja di lapisan epidermis kulit.
Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi terbukti
dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek seorang
dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik cukup parah akibat penambahan bahan aditif
untuk meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek samping kosmetik ini salah
satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih,
disamping karena penggunaan jangka panjang pada area yang luas pada tubuh, di iklim
yang panas dan lembab yang kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit (Polii,
2014)
B. Merkuri
Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin
"hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang berarti mudah
menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa Indonesia adalah raksa, namun
dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum lebih terkenal dengan nama
merkuri. Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai nomor atom 80, berat atom 200,61
dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu-satunya unsur logam yang berbentuk cair
pada suhu kamar (25°C) dan sangat mudah menguap. Membeku pada suhu -38,87°C dan
mendidih pada suhu 356,9°C. Warnanya tergantung pada bentuk fasanya. Fasa cair
berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55
merupakan densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan permukaannya juga
sangat tinggi yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73 dine) atau alkohol (22 dine)
(Hutagalung, 2014).
Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia
melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim yang
mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Dr. Retno I. Tranggono, SpKK
menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur
dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi lama kelamaan, kulit dapat menghitam
dan menyebabkan jerawat parah, selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker
paru-paru, dan jenis kanker lainnya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat dari
masyarakat dimana Masyarakat menganggap bahwa kosmetik pemutih wajah tidak akan
menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian luar kulit
saja, tetapi ternyata pendapat ini salah, kulit mampu menyerap bahan yang melekat pada
kulit. Absorpsi kosmetik melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis
yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya. Dampak dari absorpsi
ini ialah efek samping kosmetik yang dapat berlanjut menjadi efek toksik kosmetik (Polii,
2014).
C. Hidrokinon
Hidrokinon adalah bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang
tidak merata, tepatnya berfungsi mengurangi atau menghambat pembentukan melanin
kulit. Melanin kulit adalah pigmen kulit yang memberikan warna gelap kecoklatan,
sehingga muncul semacam bercak atau bintik cokelat atau hitam pada kulit. Banyaknya
produksi melanin menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Hidrokinon digunakan untuk
mencerahkan kulit yang kelihatan gelap akibat bintik, melasma, dan titik-titik penuaan.
Hidrokinon sebaiknya tidak digunakan pada kulit yang sedang terbakar sinar matahari,
kulit yang iritasi, kulit yang terbakar, dan kulit pecah karena hidrokinon dapat
memperparah keadaan kulit.
Hidrokinon berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar
cahaya dan udara. Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter. Hidrokinon
mempunyai sifat depigmentasi kulit. Penggunaan krim yang mengandung hidrokinon
tidak boleh digunakan di dekat mata atau kulit yang iritasi, atau biang keringat(Mustofa,
1982).
Bahaya pemakaian hidrokinon dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi
merah dan rasa terbakar juga dapat menyebabkan kelainan ginjal (nephropathy), kanker
darah (leukemia), dan kanker sel hati (hepatocelluler adenoma) (Ditjen POM RI, 2009).
LEMBAR KERJA 1
A. Topik
Pemeriksaan kandungan merkuri pada kosmetik (skala laboratorium)
B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan merkuri (Hg) pada
produk kosmetik.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Timbangan analitik
2. Beaker Glass
3. Spatula
4. Tabung reaksi
5. Pipet ukur
6. Karet penghisap
7. Rak tabung reaksi
8. Batang pengaduk
9. Pipet tetes
Bahan
1. Sampel produk kosmetik (bubuk)
2. Larutan HCL6M
3. Air panas
4. Larutan HCL
5. Larutan CRO4
6. Larutan NH4OH
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pastikan timbangan analitik pada posisi netral (0gram)
3. Timbang sampel produk kosmetik dengan menggunakan baker glass pada
timbangan analitik sebanyak 2 gram.
4. Tambahkan larutan HCL6m kedalam sampel produk kosmetik sebanyak 10 ml.
5. Aduk larutan sampel produk kosmetik tersebut hingga berbusa.
6. Masukkan sedikit larutan sampel tersebut ke dalam tabung reaksi 1, selanjutkan
dimasukkan kedalam sentrifuge hingga membentuk endapan.
7. Tambahkan larutan HCL 10 tetes dan beberapa tetes air panas hingga larutan
sampel tidak membentuk endapan.
8. Aduk larutan hingga homogen.
9. Masukkan larutan tersebut pada tiga tabung yang berisi larutan berbeda dengan
perbandingan 1 ; 1 , yakni larutan CRO4, larutan NH4OH, larutan HCL6m.
E. Hasil Observasi
Hasil pemeriksaan kandungan merkuri pada sampel kosmetik, pada larutan
HCL6m terdapat endapan berwarna putih, yakni menunjukkan hasil negatif. Pada larutan
CRO4 dan Larutan NH4OH yakni menunjukkan hasil negatif.
F. Kesimpulan
Pada larutan HCL6m terdapat endapan berwarna putih, yakni menunjukkan hasil
negatif. Pada larutan CRO4 dan Larutan NH4OH yakni menunjukkan hasil negatif Hasil
dari uji kandungan merkuri pada kosmetik, menunjukkan hasil. Merkuri adalah zat
berbahaya, penggunaan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya.
G. Dokumentasi
Pemeriksaan merkuri pada kosmetik (skala lab)
LEMBAR KERJA 2
A. Topik
Pemeriksaan kandungan Hidrokinon pada kosmetik (skala lab)
B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan Hidrokinon pada produk
kosmetik mwnggunakan rapid test kit hidrokinon.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Beaker Glass
2. Cawan petri
3. Label
4. Tabung reaksi
5. Batang pengaduk
6. Rak tabung reaksi
Bahan
1. Reagen pereaksi Hidrokinon
2. Sampel produk kosmetik (krim pemutih wajah)
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Letakkan sampel kosmetik yang mengandung hidrokinon (positif) dan yang tidak
mengandung hidrokinon (negatif) pada cawan petri dan beri nama pada label.
3. Teteskan reagen pereaksi hidrokinon pada kedua sampel negative dan positif.
4. Aduk sampel tersebut hingga homogen.
5. Amati perubahan warna pada sampel kosmetik.
E. Hasil Observasi
Hasil observasi pada pengujian kandungan Hidrokinon pada sampel kosmetik.
Sampel yang mengandung hidrokinon menunjukkan perubahan warna gelap, larutan
sampel berubah menjadi kehitaman. Pada sampel kosmetik yang tidak mengandung
Hidrokinon tidak menunjukkan perubahan warna.
F. Kesimpulan
Hasil pemeriksaan sampel kandungan Hidrokinon pada kosmetik positif, apabila
sampel tersebut menunjukkan perubahan warna gelap kehitaman. Dan apabila sampel
kosmetik tidak menunjukkan perubahan warna, dapat diindikasikan bahwa sampel
kosmetik tersebut negatif kandungan hidrokinon.
G. Dokumentasi
LEMBAR KERJA 3
A. Topik
Pemeriksaan hidrokinon pada kosmetik dengan nonikit (di rumah)
B. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini yaitu untuk mengetahui kandungan Hidrokinon pada produk
kosmetik dengan menggunakan nonikit.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Tusuk gigi
2. Piring plastic
3. Indikator warna (deret warna pengukur kandungan hidrokinon)
Bahan
1. Sampel kosmetik (krim)
2. Reagen cairan Nonikit
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil sampel kosmetik menggunakan tusuk gigi dan letakkan pada piring plastic.
3. Beri beberapa tetes reagen cairan nonikit dan aduk hingga merata.
4. Amati perubahan sampel kosmetik menggunakan indikator warna.
E. Hasil Observasi
Sampel kosmetik diamati menggunakan indikator warna, dan menunjukkan hasil
0% kandungan hidrokinon.
F. Kesimpulan
Sampel kosmetik yang telah dilakukan pengujian dapat dilakukan pemeriksaan
perubahan warna sampel menggunakan indikator warna pada deret warna pengukur
kandungan hidrokinon. Sampel kosmetik diamati menggunakan indikator warna, dan
menunjukkan hasil 0% kandungan hidrokinon.
G. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai