Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FISIKA KEBENCANAAN

GUNUNG MELETUS

Media Sentosa

20229005

Dosen Pembimbing:
Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERISTAS NEGERI PADANG
Gunung Meletus

1. Definisi Gunung Meletus

Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal
dengan istilah " erupsi ". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi
perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material
sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma adalah cairan pijar yang terdapat
di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000
°C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan
bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri
sampai sejauh radius 90 km.

Gambar 1 . Gunung Berapi Meletus

2. Karakteristik dan Hukum Fisika

Secara fisika, proses ledakan Gunung berawal dari interaksi dan gerakan antar
lempeng yang dapat menyebabkan gaya gesek. Pergerakan lempeng ini diakibatkan oleh gaya
luar yang bekerja pada gunung contonhya gempa bumi. Interior bumi memiliki suhu yang
sangat tinggi, bahkan pada kedalaman tertentu dapat mencairkan bahan-bahan dan batuan
disekitarnya. Proses tersebut menghasilkan magma yang banyak mengandung silika. Magma
terbentuk kalau batuan lempeng samudera dipaksa menyuruk ke dalam bumi oleh suatu
lempeng benua yang menungganginya sehingga bertemu dengan selubung dan meleleh berbentuk
magma panas yang lama- lama mengapung melalui selubung dalam bentuk gelembung
berekor seperti kecebong. Ketika mencapai kerak bumi, magma mengumpul dalam
penampungan yang terletak tepat dibawah permukaan yang dikenal dengan kantong magma.
Akibat gesekan atau interaksi antar lempeng terjadilah tumbukan antar molekul gas yang
dapat menimbulkan viskositas yang mengandung silika. Semakin besar gaya gesek suatu
magma maka akan semakin viskos sifat magma tersebut. Apabila viskositas magma
tinggi maka suhu yang terukur relatif kecil dan sebaliknya. Selain itu, viskositas ini juga
sebanding dengan jumlah gas, apabila jumlah gas yang dihasilkan banyak maka
viskositasnya akan meningkat Interior bumi yang sangat panas juga dapat melelehkan batuan-
batuan dalam bumi sehingga menghasilkan gas, dan gas tersebut bercampur magma
sehingga terjadilah migrasi magma. Migrasi magma dikontrol oleh densitas dan
temperatur. Magma yang meleleh akan menjadi cair, densitas menjadi kecil sehingga
dapat bergerak ke atas menerobos batuan lain yang memiliki densitas lebih besar
melalui rekahan atau disebut diapir. Besar kecepatan dari diapir tersebut adalah
sebagai berikut : Karena massa magma yang lebih kecil sehingga magma akan
terapung dan didorong oleh gas, dengan besar gaya apungnya sebesar
FA gV …….……… (1)
Karena sebarannya dianggap berbentuk luasan bola, maka volume magma bisa
digantikan dengan volume bola. Sehingga persamaannya menjadi,

…….(2)

Sementara itu magma juga memiliki gaya gesek sebesar,

…………. (3)
Kedua persamaan tersebut kita hubungkan, sehingga dapat kita tulis
………… (4)

Sehingga didapatkan besarnya kecepatan aliran diapir magma adalah

…………(5)
3. Penyebab Bencana

a. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga
mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).
b. Kegiatan gunung berapi menyebabkan zona kegempaan aktif di sekitarnya.
c. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas hingga mencapai
suhu di atas 1000oC
d. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika terjadi hujan
akan menyebabkan banjir lahar dingin
4. Alat Atau Instrumentasi Pendeteksi Bencana

Gambar 11. Tiltmeter (Alat Pendeteksi Gunung


Meletus)

5. Penanganan dan Penanggulangan Bencana

a. Jika terjadi letusan gunung berapi

1) Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar.
2) Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri
untuk kemungkinan bencana susulan.
3) Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau
jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
4) Jangan memakai lensa kontak.
5) Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
6) Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
b. Setelah terjadi letusan gunung api.
1) Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin dan batu-
batu besar.
2) Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
3) Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
4) Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.
6. Early Warning Bencana

Gambar 12. Early Warning Gunung Meletus (Elektronic Sirine)

Biasanya speaker early warning system dipasang tepat di pusat desa di sekitar
gunung. Sedangkan sensor early warning system akan dipasang disebelah seismometer dan
tiltmeter. Sensor early warning system akan bekerja ketika pergerakan gunung menunjukan
aktifitas yang meningkat kemudian sensor memberikan nada informasi dari bawah dan speaker
pun berbunyi. Maka dari itu, pemasangan sensor harus dilakukan dengan benar agar speaker
alarm hanya berbunyi ketika ada pergerakan yang besar saja. Kalau tidak diatur dengan baik,
ketika ada pergerakan sedikit saja pada gunung maka speaker pun ikut menyala, tentunya
kejadian ini bisa membuat warga menjadi bingung.
Cara kerja early warning system gunung berapi secara umum yaitu ketika gunung
sedang mencapai titik aktivitasnya maka seismometer, tiltmeter dan sensor early warning system
akan bekerja untuk mengirimkan sinyal bahaya. Seismometer dan tiltmeter akan di terima oleh
badan pengawasan terkait sedangkan early warning system akan langsung berbunyi melalui speaker
untuk memberikan nada bahaya kepada penduduk sebagai tanda agar penduduk segera
mengungsi.
7. Prediksi Bencana
Sebelum memuntahkan lahar panas, sebenarnya ada tiga faktor utama yang
menyebabkan gunung meletus, yakni daya apung magma, tekanan yang disebabkan gas yang
timbul dalam magma, dan adanya magma baru yang masuk ke dalam ruang magma sehingga
mendorong magma di dalamnya untuk keluar. Magma pada gunung berapi terbentuk saat
lapisan selimut bumi atau kerak bawah bumi meleleh. Volume magma yang terus bertambah di
saat massanya tetap membuat magma menjadi lelehan yang kurang padat
dibandingkan batuan di sekitarnya.
Ketika kepadatan lelehan magma dan permukaannya lebih rendah dibandingkan kepadatan
komponen serta permukaan yang ada di sekitarnya, saat itulah erupsi mulai terjadi. Ruang
magma yang telah terisi magma juga dapat memicu erupsi, lantaran magma baru yang memiliki
kandungan yang serupa atau berbeda dengan magma sebelumnya yang terus mendorong magma
lama untuk merangkak naik dan keluar dari permukaan. Meski penyebab gunung meletus
sebenarnya sudah bisa dipelajari, namun bukan berarti ahli vulkanologi bisa menebak kapan tepatnya
gunung api akan meletus.

Anda mungkin juga menyukai