Kelompok 5A - Akuntansi S1 Kelas A - PPT Etika Profesi
Kelompok 5A - Akuntansi S1 Kelas A - PPT Etika Profesi
ETIKA
DALAM
AUDITING
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KELOMPOK 5A
AKUNTANSI S1/A
A. Etika Profesi dalam Auditing
2. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional CPA harus
menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktifitasnya.
CPA/akuntan publik melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka
bertanggung jawab, bekerja sama satu sama lain untuk mengembangkan metode
akuntansi dan pelaporan, memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan
tanggung jawab profesi bagi sendiri.
3. Kepentingan Publik
CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu tanda
yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik
Unsur masyarakat, termasuk klien, kreditor, pemerintah, pegawai,investor, dan komunitas
bisnis serta keuangan mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara
fungsi perdagangan yang tertib.
4. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus melaksanakan
semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi. Integritas menurut CPA
bertindak jujur dan terus terang meskipun dihambat kerahasiaan klien.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
Integritas dapat mengakomodasi kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan
pendapat yang jujur, akan tetapi, integritas tidak dapat mengakomodasi
kecurangan/pelanggaran prinsip.
5. Obyektifikas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang CPA dalam praktek publik
harus independent dalam kenyataan dan dalam penampilan ketika memberikan jasa
auditing dan jasa atestasi lainnya.
Prinsip obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak memihak, jujur secara
intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi menghindarkan diri dari
hubungan yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam melakukan jasa atestasi.
6. Kemahiran
Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus berjuang
meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan sebaik- baiknya.
Prinsip kemahiran (due care) menuntut CPA untuk melaksanakan jasa profesional
dengan sebaik-baiknya. CPA akan memperoleh kompetensi melalui pendidikan dan
pengalaman dimulai dengan menguasai ilmu yang disyaratkan bagi seorang CPA.
Kompetensi juga menuntut CPA untuk terus belajar disepanjang karirnya.
7. Lingkup dan sifat jasa
Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari prinsip
kode etik perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat
jasa yang akan diberikan.
Dalam menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak
suatu jasa, anggota AICPA yang berpraktik publik harus
mempertimbangkan apakah jasa seperti itu konsisten dengan setiap
prinsip perilaku profesional CPA dan kesan masyarakat terhadap
profesi akuntan publik.
KESIMPULAN
Dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika- etika
perilaku profesional yang sangat penting dalam lingkup
auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir
kecurangan dan kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP
yang telah menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang
harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam melakukan
profesinya. Auditor harus kompeten dan independen.
THANK YOU !!!