Anda di halaman 1dari 14

ETIKA PROFESI

ETIKA
DALAM
AUDITING
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KELOMPOK 5A

Nurkhafifa Nurleli Fitriyani


(1992142016) (1992142021)

Andi Fadhilah Nurazisah Nathania Pratiwi


(1992142018) (1992142022)

Nurul Atikah Munsyir Dian Pratama Uca Putra


(1992142019) (1992142023)

Tenri Aulia Muh. Fiqri Alamsyah


(1992142020) (1992142024)

AKUNTANSI S1/A
A. Etika Profesi dalam Auditing

Etika profesi dalam auditing adalah suatu prinsip


untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
yang dimaksud dengan kriteria- kriteria yang
dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independen.
a. Definisi Etika
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti
“timbul dari kebiasaan”. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi
tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika)
b. Definisi Auditing

Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang


yang mampu dan independent dapat menghimpun
dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang
terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan
untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
B. Tanggung Jawab Auditor Terhadap Publik
PSA 1 (SA 110) revisi, menyatakan bahwa Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan
dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan
telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalapahaman ataupun kecurangan.

Profesi akuntan memiliki peranan yang sangat penting


dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal
tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam
kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki
tanggungjawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan
tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik.
Kepentingan publik adalah kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi
tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik
professional AKDA.

Karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggung


jawabkan oleh auditor kepada publik, antara lain:

Auditor harus memposisikan diri


Auditor harus memiliki keahlian
untuk independen, berintegritas, dan
teknik dalam profesinya.
obyektif.

Auditor harus melayani klien dengan profesional dan


konsisten dengan tanggung jawab mereka kepada publik.
C. Hubungan Etika dalam Auditing
dengan Kepercayaan Publik
Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat,
sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung jawab
akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik
merupakan kepentingan masyarkat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap
dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Prinsip-prinsip aturan perilaku profesional mengandung 7
cakupan umum :

1. Suatu pernyataan dari maksud prinsip-prinsip tersebut


Banyak dari kode etik AICPA yang dapat dilanggar tanpa harus melanggar
hukum/peraturan. Alasan utama dari kode etik ini adalah menyemangati
anggotanya untuk melatih disiplin diri di dalam/di luar hukum/peraturan.

2. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional CPA harus
menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktifitasnya.
CPA/akuntan publik melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka
bertanggung jawab, bekerja sama satu sama lain untuk mengembangkan metode
akuntansi dan pelaporan, memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan
tanggung jawab profesi bagi sendiri.
3. Kepentingan Publik
CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu tanda
yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik
Unsur masyarakat, termasuk klien, kreditor, pemerintah, pegawai,investor, dan komunitas
bisnis serta keuangan mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara
fungsi perdagangan yang tertib.

4. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus melaksanakan
semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi. Integritas menurut CPA
bertindak jujur dan terus terang meskipun dihambat kerahasiaan klien.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
Integritas dapat mengakomodasi kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan
pendapat yang jujur, akan tetapi, integritas tidak dapat mengakomodasi
kecurangan/pelanggaran prinsip.
5. Obyektifikas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang CPA dalam praktek publik
harus independent dalam kenyataan dan dalam penampilan ketika memberikan jasa
auditing dan jasa atestasi lainnya.
Prinsip obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak memihak, jujur secara
intelektual, dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi menghindarkan diri dari
hubungan yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam melakukan jasa atestasi.

6. Kemahiran
Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus berjuang
meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan sebaik- baiknya.
Prinsip kemahiran (due care) menuntut CPA untuk melaksanakan jasa profesional
dengan sebaik-baiknya. CPA akan memperoleh kompetensi melalui pendidikan dan
pengalaman dimulai dengan menguasai ilmu yang disyaratkan bagi seorang CPA.
Kompetensi juga menuntut CPA untuk terus belajar disepanjang karirnya.
7. Lingkup dan sifat jasa
Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari prinsip
kode etik perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat
jasa yang akan diberikan.
Dalam menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak
suatu jasa, anggota AICPA yang berpraktik publik harus
mempertimbangkan apakah jasa seperti itu konsisten dengan setiap
prinsip perilaku profesional CPA dan kesan masyarakat terhadap
profesi akuntan publik.
KESIMPULAN
Dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika- etika
perilaku profesional yang sangat penting dalam lingkup
auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir
kecurangan dan kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP
yang telah menetapkan sembilan unsur kendali mutu yang
harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam melakukan
profesinya. Auditor harus kompeten dan independen.
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai