Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN TENTANG ASESMEN

NYERI DAN MANAJEMEN NYERI

RSUI BANYUBENING
Jalan Raya Waduk Cengklik, Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali Kode Pos 57375
Telp: 0276-320088 HP/WA: 0857 2820 1117
Email: rsi.banyubening@gmail.com
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala berkat dan
anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Tentang
Asesmen dan Manajemen Nyeri RSUI BanyuBening ini dapat selesai disusun.

Panduan ini merupakan Panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di RSUI BanyuBening

Dalam Panduan ini diuraikan tentang Panduan Tentang Asesmen dan


Manajemen Nyeri. Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Panduan Tentang Asesmen dan Manajemen Nyeri RSUI
BanyuBening.

Boyolali, 08 April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 4
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................ 6
BAB III TATA LAKSANA ......................................................... 7
BAB IV PENUTUP ......................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk unik, yang memiliki perilaku dan kepribadian
yang berbeda-beda dalam kehidupannya, Perilaku dan kepribadian didasarkan
dari berbagai macam faktor penyebab, salah satunya faktor lingkungan, yang
berusaha beradaptasi untuk bertahan dalam kehidupannya. Begitu pula fisik
manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan luar dalam beradaptasi menjaga
kestabilan dan keseimbangan tubuh dengan cara selalu berespon bila terjadi
tubuh terkena hal yang negatif dengan berusaha menyeimbangkannya
kembali sehingga dapat bertahan atas serangan negatif,misal mata kena debu
maka akan berusaha dengan mengeluarkan air mata. Keseimbangan juga
terjadi dalam budaya daerah dimana manusia itu tinggal, seperti kita ketahui
bahwa di Indonesia sangat beragam budaya dengan berbagai macam corak
dan gaya, mulai dari logat bahasa yang digunakan, cara berpakaian, tradisi
prilaku keyakinan dalam beragama, maupun merespon atas kejadian dalam
kehidupan sehari-harinya.
Dalam menangani rasa nyeri akibat terjadi perlukaan dalam tubuh dengan
direspon oleh manusia dengan berbagai macam adaptasi, mulai darisuara
meraung-raung, ada juga cukup dengan keluar air mata dan kadang dengan
gelisah yang sangat. Atas dasar tersebut maka sebagai pemberi terapi medis
harus mengetahui atas berbagai perilaku dan budaya yang ada di Indonesia
sehingga dalam penanganan terhadap nyeri yang dirasakan oleh setiap orang
dapat melakukan pengkajian dantindakan pemberian terapi secara obyektif,
maka untuk itu RSUI BanyuBening menyusun panduan dalam penanganan
nyeri.

B. TUJUAN
Panduan manajemen nyeri ini disusun dengan tujuan adanya standarisasi
dalam assesmen dan manajemen nyeri di RSUI BanyuBening sehingga kualitas
pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri di RSUI BanyuBening
semakin baik.

4
C. DEFINISI
1. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya
kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman
sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan
jaringan. (International Association for the Study of Pain)
2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan kausal dengan adanya cedera atau
penyakit.
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama.
Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui penyebabnya yang pasti.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan nyeri meliputi pelayanan bagi pasien-pasien di


Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, dan Unit kamar
Operasi RSUI Banyubening.

6
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana manajemen nyeri di RSUI BanyuBening sebagai berikut :


1. Pasien dengan keluhan nyeri dilakukan assesment nyeri oleh dokter/ perawat,
baik lokasi maupun skala nyerinya (Wong Baker Scale).
2. Dokter memberikan instruksi kepada perawat untuk mengurangI rasa nyeri
pasien yang dirasakan dengan melakukan tindakan seperti dikompres untuk
nyeri yang ringan sampai pemberian obat untuk nyeri yang sedang / berat.
3. Bila dengan obat yang sesuai atau disuntikan rasa nyeri pasien belum
reda,maka dokter mengusulkan kepada pasien untuk dilakukan sedasi
(dilakukan anastesi oleh dokter spesialis anastesi).
4. Dalam pelayanan dengan menggunakan dan meminta persetujuan dari pasien
(informend consent)
5. Formulir assement nyeri dan proses tindakan mangatasi nyeri yang ditulis
dalam formulir informed concent dan formulir terintegrasi didokumentasi di
dalam rekam medik pasien.

7
BAB IV
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya Panduan ini maka setiap personil Rumah Sakit


agar senantiasa memperhatikan sebagai Panduan tentang asesmen dan
manajemen nyeri dalam lingkup kerja masing-masing.

Panduan tentang asesmen dan manajemen nyeri agar dijalankan sebaik-baiknya.

Direktur RSUI BanyuBening

dr. Nurul Fithri Ishvari

Anda mungkin juga menyukai