Anda di halaman 1dari 5

Catatan Perjalanan Saung Angklung UDJO

,saya beserta rombongan dari tempat wisata sebelumnya mengadakan kunjunganstudy tour Budaya
Bandung. Sekitar 190 mahasiswa berangkat menggunakan empat bus dari cibaduyut bertolak pukul 15.00.
Ada dua tempat yang kami kunjungi yaitu tempat oleh oleh di saung angklung dan Saungangklung Udjo.
Tetapi disini saya hanya akan menceritakan perjalanan di Saung Angklung Udjo.

Berdasarkan info Wikipedia : Untuk mencapai tempat ini, jika naik kendaraan pribadi, pilih arah
cipularang. Naik ke jembatan layang, ikuti papan petunjuk ke Cicaheum. Sekitar 100 meter sebelum
Terminal Cicaheum, ikuti papan petunjuk menuju Jalan Padasuka. Anda akan menemui petunjuk ke
lokasi. Anda juga dapat menggunakan angkutan umum sebagai pilihan. Dari Surapati, pilih angkutan
umum 06 jurusan Cicaheum-Ciroyom (arah Cicaheum). Turun di perempatan Padasuka (100 meter
sebelum Cicaheum), lanjutkan dengan berjalan kaki atau naik ojek menuju Saung Udjo (500 meter).

Sekitar pukul 17.30, bus yang kami naiki telah mencapai lokasi Saung Angklung Udjo. Disambut hujan
rintik-rintik kami turun dari bus dan langsung menuju toko souvenir yang menyediakan oleh-oleh khas
Sunda, tentunya bukan makanan disini. Barang yang ditawarkan beragam, mulai dari angklung, wayang
golek, kaos, batik, gantungan kunci, dan aneka pernak pernik khas Sunda lainnya dengan harga yang
bermacam pula tentunya. Pembelinya pun mulai dari anak sekolah hingga turis mancanegara.

Selepas maghrib, sekitar pukul 18.30 akan dimulai pertunjukan. Kami sudah harus siap di arena pentas
yang berbentuk melingkar dengan kapasitas 400-an penonton. Saya sengaja duduk di tribune paling
tengah dengan alasan bisa lebih dekat dengan para pemain dan lebih jelas tentunya. Para penonton masuk
ke arena pentas dengan mengenakan tiket berbentuk angklung mini dan telah disediakan es sebagai
camilan. Karena cuaca saat itu sedang dingin, saya hanya mengambil air mineral saja.

Sebelum masuk ke dalam pertunjukan, alangkah baiknya kita mengetahui sejarah dari Saung Angklung
Udjo.
A.SEJARAH

13686146361238127618

Saung Angklung Udjo didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (Alm) yang akrab disapa Mang
Udjo dan istrinya, Uum Sumiati. Saung Udjo merupakan sanggar seni sebagai tempat pertunjukan seni,
laboratorium pendidikan sekaligus sebagai objekwisata budaya khas daerah Jawa Barat dengan
mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga desa.
Saung Udjo berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan Abah Udjo (Alm) yang atas kiprahnya dijuluki
sebagai Legenda Angklung, yaitu angklung sebagai seni dan identitas budaya yang membangggakan.

B.PERTUNJUKAN

Saung Angkung Udjo mengemas pertunjukan tradisional dengan daya tarik dan nilai jual tinggi. Salah
satu bentuk modernisasi adalahlive tweet bagi para pengunjung yang pada akhir acara akan diundi dua
orang pemenang. Mereka juga sangat interaktif terhadap para penonton, Teh Gira dan Teh Awit selaku
pembawa acara tak canggung menyapa dan berinteraksi langsung dengan penonton untuk menhangatkan
suasana. Sungguh suatu pertunjukan yang berkesan.

a.Demonstrasi Wayang Golek


13686142921586569090

Menampilkan wayang golek khas Sunda berupa pementasan boneka kayu yang menyerupai badan
manusia lengkap dengan kostumnya, yang pada mulanya sering dipentaskan sebagai bagian upacara adat,
seperti: upacara bersih desa, ngruwat, dll. Dimainkan oleh seorang Dalang yang dalam pementasan
sebenarnya memakan waktu hingga semalam suntuk. Dalam pementasannya, wayang golek ini diiringi
oleh gamelan khas Jawa Barat.

Ditinjau dari filsafatnya, kata wayang berasal dari kata bayangan, merupakan pencerminan dari sifat
dalam jiwa manusia, seperti kebajikan, angkara murka, keserakahan, dll. Dalam setiap pementasannya,
wayang selalu membawa peasn moral agar kita selalu patuh pada Sang Pencipta dan berbuat baik
terhadap sesama. Siapa menanam kebajikan, maka ia akan menuai kebahagiaan, dan barang siapa
melakukan kejahatan, maka ia akan menuai akibatnya.

Di Saung Udjo, hanya dilakukan demonstrasi wayang golek, antara lain bagaimana wayang berbicara,
berkelahi, dan menari. Pada kesempatan itu, kami melihat pementasan wayang golek dengan lakon
‘Cepot’. Dibawakan dengan selera humor yang tinggi, kami pun tertawa terbahak-bahak melihat
pementasan selama kurang lebih 15 menit ini.

b.Helaran
13686143451066590484

Helaran seringkali dimainkan untuk mengiringi upacara tradisional khitanan maupun pada saat upacara
panen padi. Angklung yang digunakan adalah angklung dengan dengan nada Salendro/Pentatonis yaitu
nada asli angklung Sunda yang terdiri atas Da Mi Na Ti La Da. Helaran ini sendiri dimainkan dengan
nada yang riang gembira, karena emang ditujukan untuk menghibur dan menunjukkan rasa syukur pada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat.

Pementasan dimulai dengan masuknya empat orang membawa bendera, disusul empat orang penari kuda
lumping dan arak-arakan pengantin sunat. Pada pementasan helaran, seorang anak kecil diangkat dan
diarak dengan kereta panggul. Kemudian ada juga tari khas Sunda yang dimainkan anak-anak kecil
dengan gaya lucu dan polos yang tentu mengundang tawa penonton.

c.Bermain Angklung Bersama

Dalam perkembangannya, angklung mulai dikenal secara luas oleh masyarakat. Permainan angklung yang
baik akan tercipta bila di antara pemain terdapat kekompakan agar melodi dalam lagu dapat mengalir
dengan indah dan terus berkesinambungan.

Begitu pula dalam pementasan kemarin, setiap penonton diberikan satu buah angklung dengan satu nada
tentunya. Setiap orang diajarkan bagaimana memainkan angkung, mulai dari tempo lambat hingga cepat,
mulai ketukan sekali hingga ketukan panjang. Sungguh suatu pembelajaran budaya yang bagus. Teh Awit
dan TehGira memberikan kode bagaimana memainkan angklung sesuai harmoni nada. Beberapa lagu
kami mainkan diantaranya burung kakak tua, terajana, munajat cinta, dan lagu populer lainnya. Dengan
waktu singkat, para pengunjung diajari cara memainkan angklung secara massal, pengalaman yang tak
terlupakan.

d.Angklung Orkestra

Permainan angklung yang dikombinasikan dengan alat musik seperti gitar, perkusi, dll. Angklung dapat
memeinkan hampir semua jenis lagu, klasik, kontemporer, pop, serta mengiringi vokal. Di satu sisi,
keistimewaan angklung adalah alat musik yang sangat menarik dibawakan secara massal, di sisi lain
permainan angklung yang baik akan tercipta jika diantara para pemainnya terdapat kekompakan. Pada
angklung orkestra ini, seorang pemain tak hanya memainkan satu nada tapi keseluruhan nada, ini
merupakan inovasi angklung modern. Para pemainnya bukan hanya pria dewasa, tetapi juga remaja putra
putri yang belajar di sanggar. Luar Biasa.

Pada permainan angklung, anak-anak sanggar juga menghibur para penonton dengan parade lagu
Nusantara, mulai lagu Bungong Jeumpa (NAD), Kicir Kicir (DKI), hingga Yamko Rambe Yamko
(Papua). Semua dibawakan dengan menarik dan indah.
e.Menari Bersama

1368614516566407258

Pada akhir pertunjukan, beberapa penonton diajak untuk turun ke pentas dan diajak menari bersama.
Sebenarnya yang ditarikan semacam game tradisional, tetapi para penonton yang berasal dari kalangan
dewasa menikmati dan mengikuti iramanya. Terciptalah suatu pemandangan yang bagus dimana anak-
anak kecil menari dan bergembira ria bersama orang tua. Semua berbaur dalam kesenangan dan
menikmati alunan harmoni nada yang mengiringi.

Setelah kurang lebih satu setengah jam menikmati pementasan akhirnya acara ditutup dengan ucapan
terima kasih dan perpisahan dari pembawa acara. Tak lupa hadiah bagi pemenang live tweet juga
diumumkan. Satu hal yang dapat kita pelajari dari Saung Udjo adalah pelestarian budaya daerah yang
pengelolaannya yang berstandar internasional. Indonesia yang kaya akan budaya harusnya bisa
mengembangkan potensi budaya di masing-masing daerah sehingga budaya Indonesia bisa mendunia.

Anda mungkin juga menyukai