Anda di halaman 1dari 15

ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya ISSN: 2252-9144 (Cetak)

Volume 9, Nomor 1, Februari 2020: 24 - 38 ISSN: 2355-360X (Online)


https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v9i1.720

KONSEP SEHAT DAN SAKIT


PADA BUDAYA ETNIS DAYAK KEBAHAN
HEALTHY AND SICK CONCEPTS
ON THE ETHNIC CULTURE OF DAYAK KEBAHAN

Herlan1, Donatianus BSE Praptantya2, Viza Juliansyah3,


Efriani4, Jagad Aditya Dewantara5
1,3
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak Indonesia
2,4
Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Tanjungpura
5
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tanjungpura
4
Email koresponden: efriani@fisip.untan.ac.id

ABSTRAK
Tidak setiap masyarakat menghubungkan kondisi sehat ataupun sakit hanya dengan kondisi
tubuh seseorang, namun nilai, kepercayaan dan budaya juga memainkan peran penting di
dalam pendefinisian kondisi kesehatan seseorang. Oleh karena itu, kajian ini penting untuk
dilakukan. Kajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan konsep sehat dan sakit pada
masyarakat lokal dan menemukan teknik-teknik pengobatan berdasarkan falsafah lokal.
Kajian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan etnografi (emic) dengan objek kajian pada
komunitas Dayak Kebahan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Adapun temuan dalam
kajian ini ialah: (1) sehat adalah seseorang yang memiliki badan yang sehat, mental yang
kuat dan mampu beraktivitas dengan lancar tanpa mengalami gangguan; (2) Penyakit
didefinisikan sebagai suatu yang tidak terlihat secara langsung, tidak berbentuk dan tidak
terasa, tiba-tiba saja bisa menyerang, dan berbentuk suatu wabah atau kumpulan penyakit;
(3) Sakit didefinisikan sebagai sakit pada umumnya, sakit ingatan atau garing panas (sakit
jiwa), garing pulasit (kemasukan roh jahat), sakit kuning dan kapidaraan; (4) Teknik
pengobatan yang dilakukan ialah dengan pengobatan menggunakan tanaman, mantra, dan
ritual balian/batra.
Kata kunci: konsep sehat, konsep sakit, pengobatan tradisional, ethnomedicine

ABSTRACT
Not every community connects a healthy or sick condition only to the condition of one's
body, but values, beliefs, and culture also play an essential role in defining one's health
condition. Therefore, this study is important to do. This study is intended to uncover healthy
and sick concepts in the local community and discover treatment techniques based on local
philosophy. This study was conducted using qualitative and ethnographic (emic) methods
with objects of study is Dayak Kebahan community living in, Sintang Regency, West
Kalimantan. The findings in this study are: (1) healthy is someone who has a healthy body,
mentally strong, and able to move smoothly without experiencing interference. (2) Disease is
defined as something that is not seen directly, is not shaped and not felt, can suddenly attack,
and in the form of an outbreak or collection of diseases. (3) Illness is defined as being

24 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

generally ill, memory pain or heat crisp (mental illness), crisp pulasit (conquest of evil
spirits), jaundice and kapidaraan, (4) Treatment techniques performed by god with treatment
using plants, spells, and rituals balian/batra.
Key words: healthy concepts, sick concepts, traditional medicine, ethnomedicine

PENDAHULUAN Hayati, 2017). Terdapat juga pandangan


Sehat dan sakit, dihubungkan yang menafsirkan sakit atau penyakit
dengan kondisi fisik seseorang. Saat sebagai bagian dari keadaan natural atau
bagian tubuh atau organ seseorang tidak suatu kondisi yang alamiah (naturalistik)
berfungsi sebagaimana normalnya atau (Gabriel, 1955).
kebanyakan orang, maka ia dianggap Sebagian besar masyarakat lokal
menderita atau merasakan sakit (Gabriel, masih mengartikan penyakit selalu ber-
1955). Sebaliknya, saat semua bagian hubungan dengan sesuatu yang bersifat
tubuh bekerja selayak normalnya tanpa supranatural, yang berdampak pada
ada keluhan, orang tersebut dianggap proses dan metode-metode kesehatan
sehat. Kedua kondisi ini sering dihu- yang bersifat klenik. Satu di antara
bungkan dengan apa yag terjadi atau masyarakat lokal yang memiliki pengeta-
tindakan fisik seseorang. Meski demiki- huan tentang sehat dan sakit adalah etnis
an, tidak setiap masyarakat meng- Dayak (Anggerainy et al., 2017). Etnis
hubungkan kondisi sehat ataupun sakit Dayak khususnya etnik Dayak Kebahan
hanya dengan kondisi tubuh seseorang. yang terdapat di kabupaten Sintang di
Namun nilai, kepercayaan dan budaya Kalimantan Barat. Suku Dayak Kebahan
juga memainkan peran penting di dalam ini hidup secara tradisional dengan bu-
pendefinisian kondisi kesehatan sese- daya serta adat istiadat. Faktor geografis
orang (Chongji, 2013). menyebabkan Dayak Kebahan meng-
Kebudayaan dapat menjadi ukur- gantungkan hidupnya terhadap hutan
an bagi suatu tindakan manusia, tindakan sekitar serta sungai. Faktor alam turut
tersebut mendatangkan keselamatan atau membentuk budaya dan kepercayaan-
malapetaka. Seseorang dapat menderita kepercayaan yang dipegang teguh oleh
atau sakit sebagai akibat dari perilakunya Dayak Kebahan. Hal ini berpengaruh
(Lafreniere et al., 2010). Oleh karena itu, pada etnik Dayak Kebahan dalam meng-
kebudayaan hadir sebagai suatu sudut artikan konsep sakit, sehat, serta teknik
pandang untuk memberikan penjelasan pengobatan. (Mudiyono, 1991).
hubungan antara sosial budaya dengan Konsep sehat dan sakit serta
gejala biologis (bio-budaya) pada feno- teknik pengobatan tradisional tetap
mena sakit dan sehat dalam suatu etnis menjadi kajian yang relevan untuk dila-
(Forster, 1986). Secara tradisional, kon- kukan. Beberapa study telah menjelaskan
sep sehat dan sakit dihubungkan dengan tentang relevansi penggunaan metode
tindakan beradat dan tidak beradat. pengobatan tradisional yang dipengaruhi
Dalam kepustakaan ethno-medicine, oleh faktor-faktor lain (Effendi, 2013).
terdapat dua konsep tetang sakit, yakni Peneliti lainnya yakni sebuah model
personalistik dan naturalis-tik. Sebagian perilaku pilihan dalam berobat (Condelli,
kebudayaan menafsirkannya sakit 1986), studi tentang masyarakat adat
(disease) dan penyakit (illness) sebagai yang lebih percaya kepada pengobatan
bentuk intervensi dari mahluk supra- non medis dibandingkan medis
natural seperti dewa, hantu, roh leluhur, (Anggerainy et al., 2017; Balbach, 2010);
roh jahat, sihir dan mahluk gaib lainnya studi tentang langkah-langkah pengobat-
(personalistik) (Anggerainy, Wanda, & an yang di hubungkan dengan keper-

25 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

cayaan tradisional atau yang disebut orang-orang Dayak Kebahan Kabupaten


health belief model (Grodner, 2010; Neff, Sintang sebagai batra yang paling
Crawford, Macmaster, Neff, & terkenal, paling diakui keampuhannya
Macmaster, 2016); Bahkan kajian tentang dalam mengobati penyakit dan memiliki
pemanfaatan tanaman oabat tradisonal jumlah pasien yang paling banyak.
juga seringkali menjadi objek kajian Penelitian tersebut dilakukan
(Rahayu, Sunarti, Sulistiarini, & dengan metode penelitian kualitatif,
Prawiroatmadjo, 2006). instrumen utama dari pengumpulan data
Kajian ini dimaksudkan untuk adalah peneliti sendiri melalui proses
memambahkan referensi tetang kajian observasi dan wawancara (Creswell,
ethnomedicine. Kajian ini menjadi pen- 2009). Proses ini dibantu dengan bebe-
ting untuk dilakukan terutama karena rapa instrumen seperti: pedoman obser-
pengobatan tradisional pada etnik Dayak vasi yang memandu dalam me-lakukan
Kebahan didasarkan pada falsafah kehi- pengamatan terhadap subjek dan objek
dupan. Adapun pertanyaan penelitian penelitian yang memuat daftar apa saja
yang diajukan pada artikel ini ialah: yang dibutuhkan untuk mendapatkan
bagaimana falsafah etnik Dayak Keba- perhatian para peneliti. Kemudian
han memaknai sakit, sehat, dan pengobat- wawancara bebas terpimpin yang mem-
an?. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi berikan kebebasan kepada infomesan
sumbangan pemikiran dalam memper- dalam memberikan informasi dan ke-
kaya keilmuan terutama di bidang antro- terangan yang diperlukan melalui perta-
pologi kesehatan. nyaan-pertanyaan yang diberikan. Di-
Penelitian dimaksudkan untuk bantu dokumentasi selama berada di
mendeskripsikan konsep sehat dan sakit lapangan baik dalam bentuk foto, video
serta pengobatan tradisional yang masih dan rekaman suara.
dipercaya oleh Dayak Kebahan. Konsep Sebagai mana mestinya penelitian
ini diulas melalui falsafa budaya Dayak kualitatif, semua informasi dan data yang
Kebahan. Kemampuan yang dimiliki para didapatkan dari para informan dilan-
pengobat (batra) Dayak Kebahan di Ka- jutkan ke dalam proses pengolahan dan
bupaten Sintang sangat erat kaitanya analisis data. Proses analisis ini dilakukan
dengan falsafah yang mereka yakini, bersamaan pengumpulan data, yang dila-
sehingga pandangan tentang sehat dan kukan dengan cara menata secara siste-
sakit, cara mendiagnosis, dan cara peng- matis catatan-catatan hasil observasi,
obatan menjadi berbeda dengan dunia wawancara, dan dokumentasi untuk me-
medis. ningkatkan pemahaman peneliti tentang
persoalan yang diteliti, kemudian menya-
METODE PENELITIAN jikannya sebagai temuan (Miles &
Artikel ini ditulis berdasar hasil Huberman, 1994). Melalui kegiatan
penelitian pada komunitas masyarakat observasi, wawancara, data hasil catatan
Dayak Kebahan Kabupaten Sintang, Ka- lapangan, fieldnote, dan hasil transkrip
limantan Barat. Demi mendapatkan hasil wawancara dengan informan yang telah
yang ilmiah dan bersifat emic, maka ditentukan, dilakukan pengkoreksian
terdapat lima informan yang dijadikan kembali dan memilah-milah data sehing-
sumber data. Pemilihan informan tersebut ga mendapatkan data penting yang terkait
didasarkan karena mereka semua adalah di dalam penelitian, yaitu konsep sakit,
para pelaku kesehatan tradisional, atau sehat dan obat secara emic pada etnik
dikenal sebagai batra. Pemilihan ke lima Dayak Kebahan, dilanjutkan dengan
batra tersebut dikarenakan dianggap oleh mengidentifikasikan dan mengklasisfi-

26 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

kasikan data tersebut yang juga dibantu pengobatan yang mereka lakukan akan
dari literatur-literatur lain yang berkaitan dipengaruhi oleh kepercayaan tersebut
dengan topik penelitian. (Anggerainy et al., 2017).
Sehat dan sakit merupakan kon-
HASIL DAN PEMBAHASAN disi universal yang dihadapi tiap
Konsep Sehat dalam falsafah budaya manusia. Terdapat berbagai pandangan
berbeda mengenai kondisi kesehatan
Dayak Kebahan
Heterogenitas masyarakat di Indo- seseorang, pendefinisian, penyebab serta
nesia melahirkan ratusan suku bangsa bagaimana menanganinya. Semua ini
yang tersebar di seluruh wilayah Negara sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang
Indonesia, bahkan melahirkan kebuda- tersebut memandang dunia (Supardi &
yaan yang berbeda-beda. Sebagai konsep Notosiswoyo, 2005). Masyarakat tradi-
dalam falsafal budaya Dayak kebahan, sional dan masyarakat modern, berda-
yang konsep tersebut merujuk pada sarkan tingkatan perkembangan rasio-
ethno-medicine atau cara pengobatan nalitas mereka cenderung mengartikan
tradisional(Aggarwal & Kotwal, 2009). semua kondisi ini secara berbeda, bahkan
Ethnomedicine sendiri membahas tentang karakter manusia dapat terbentuk dari
pemahaman masyarakat setempat tentang keadaan lingkungan sekitarnya
cara dalam mengatasi penyakit yang (Dewantara, et al., 2020). Di satu sisi,
sudah sejak dahulu kala digunakan saat ini masyarakat modern pada umum-
sebagai sarana pengobatan (Mahanta, nya berpandangan bahwa penyakit me-
2017). Tradisi pengobatan ini berkaitan rupakan bagian dari proses biologis
dengan persepsi maupun kepercayaan murni bersifat fisik. Di sisi lain masih
yang khas dari masyarakat lokal yang banyak pula masyarakat yang berpan-
masih memegang falsafah budayanya, dangan banyak hal lain yang berpengaruh
oleh sebab itu masyarakat yang hidupnya terhadap kondisi kesehatan seseorang di
masih terpencil lebih condong kepada luar faktor fisik. Sedangkan menurut
pemahaman sehat dan sakit sesuai dengan UU No. 23, 1992 tentang kesehatan
pemahaman dan pengalaman mereka menyatakan bahwa: Kesehat-an adalah
terhadap metode pengobatan penyakit keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
(Pranskuniene, et al., 2018; Rodrigues et sosial yang memungkinkan hidup pro-
al., 2020). duktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
Pandangan akan keadaan sehat pengertian ini maka sehat harus dilihat
dan keadaan sakit serta cara pengobatan sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri
dalam suatu etnis sangat dipengaruhi oleh dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
bagaimana etnik tersebut memandang dan di dalamnya kesehatan jiwa me-
dunia serta posisi setiap mahluk didalam- rupakan bagian integral kesehatan.
nya(Vidyarthi, Samant, & Sharma, 2013). Dayak Kebahan memiliki religi
Sebaliknya, pada masyarakat yang meng- tradisi yang mencakup konsep tentang
utamakan ilmu pengetahuan dan penje- dunia, manusia, leluhur, penggunaan
lasan logis, maka pandangan akan sehat simbol-simbol. Religi Dayak Kebahan
dan sakit serta cara pengobatan akan merupakan bagian penting untuk mema-
sangat ilmiah (Gabriel, 1955). Etnik-etnik hami konsep sehat, sakit dan pengobatan
yang masih mengandung berbagai tradisional. Religi Dayak Kebahan
kepercayaan yang bersifat metafisik atau memiliki pandangan akan kekuatan yang
teologis maka sumber penyakit dan cara tertinggi, sebagai yang berkuasa atas
pengobatannya akan ditentukan keperca- kehidupan di alam semesta ini yang
yaan mereka tersebut. Banyak cara sidebut Petara. Pengakuan akan adanya

27 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

kekuatan tertinggi, Dayak Kebahan per- Berdasarkan uraian dari kelima


caya bahwa hidup manusia mempunyai batra tersebut dapat dikemukakan bahwa
hubungan dengan alam, roh para leluhur sehat adalah seseorang yang memiliki
yang harus dijunjung dengan segala badan yang sehat, mental yang kuat dan
konsekuensi dan akibatnya. Bagi Dayak mampu beraktivitas dengan lancar tanpa
Kebahan, Petara memberikan pertolong- mengalami gangguan. Keadaan sehat
an dalam kehidupan mereka. Hubungan menurut falsafah Dayak Kebahan, meru-
tersebut diungkapkan melalui upacara pakan suatu “anugerah” atau pemberian
dan ritual-ritual adat. dari petara. Dalam pandangan Dayak
Bagi Dayak Kebahan, di dalam Kebahan di atas bumi manusia terdapat
dunia itu ada dua hal, yaitu alam semesta bumi para roh, yang tidak tampak oleh
dan manusia itu sendiri. ”Alam Semesta” mata manusia, roh-roh yang tidak tampak
yang dipahami oleh Dayak Kebahan tersebut dpat saja menyebakan Dayak
menyangkut beberapa hal yang mereka Kebahan mendapat bencana sakit atau
anggap penting, yaitu: tanah, hutan, dan menderita. Namun atas perlindungan Pe-
binatang. Ketiga hal ini tampak dari tara, Dayak Kebahan dapat hidup dengan
tradisi-tradisi mereka dan cara mereka mental yang kuat, dan mendapat tenaga
berinteraksi dengan dunia di sekitarya. untuk beriktivitas.
Keyakinan akan adanya jiwa dan raga ini
memberi konsep tersendiri tentang sehat Konsep Sakit dan Pengobatannya pada
dan sakit bagi orang Kebahan. Budaya Dayak Kebahan
Bagi Dayak Kebahan, pandangan Pengobatan tradisional merupa-
akan sehat dapat diungkapkan oleh para kan bagian dari kebudayaan yang dapat
batra (pengobat). Konsep sehat pada digolongkan pada sistem pengetahuan.
Dayak Kebahan dalam kajian ini dipa- Pengobatan tradisional menjadi terinteg-
parkan berdasarkan informasi dari para rasi dengan unsur-unsur kebudayaan
batra yang ditemui. (1) Batra I, menya- yang lainnya terutama sistem keper-
takan bahwa sehat jika seseorang itu jiwa cayaan (Lev, 2006). Oleh karena itu,
dan raganya kuat dan terhindar dari konsep sehat dan sakit umumnya di-
segala penyakit. (2) Batra 2, menyatakan hubungkan dengan kekuatan spritual
sehat itu adalah orang yang dapat yang berada di luar jangkauan kekuatan
bergerak dan beraktifitas, jalannya tidak manusia (Safitri, 2013). Sakit dan penya-
lemas. Kalau orang berjalan saja sudah kit dipahami sebagai gangguan dari
lemas, itu artinya orang tersebut terkena mahluk gaib atau roh-roh jahat. Oleh
penyakit. (3) Batra 3, menyatakan orang karena itu, pengobatan yang dilakukan
yang sehat adalah orang yang tidak juga umumnya dilakukan oleh orang-
mengalami atau mampu menjaga tubuh- orang yang memiliki kemampuan ber-
nya dari penyakit baik penyakit biasa komunikasi dengan mahluk gaib dan roh-
maupun penyakit jiwa. (4) Batra 4, roh. Pengobatan seperti ini disebut du-
menyatakan yang dimaksud dengan sehat kun, batra atau baliant.
adalah sehat mentalnya dan kuat serta Sebaliknya di dunia modern pe-
tidak mengalami keluhan terhadap ada- nyakit manusia didiagnosa berdasarkan
nya penyakit dalam dirinya. (5) Batra 5, gejala-gejala biologis. Pemeriksaan dila-
menyatakan sehat itu orang yang memi- kukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
liki tubuh yang kuat dan tidak terserang kesehatan/kedokteran. Guna mengung-
penyakit sehingga dapat beraktivitas kapkan keakuratan dari diagnosis, dila-
dengan lancar. kukan deteksi laboratorium. Namun de-
mikian, praktek pengobatan tradisional,

28 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

seakan tidak akan pernah hilang. Peng- tentu karena penyakit (disease), tetapi
obatan tradisional masih dilakukan dise- selalu mempunyai relevansi psikososial
babkan fungsinya mampu memenuhi (Supardi & Notosiswoyo, 2005). Misal-
kebutuhan yang berhubungan dengan nya, orang Papua memandang kondisi
kesehatan pada masyarakat pendukung sakit dari penyebab sakit. Sakit dianggap
kebudayaan tersebut (Atolagbe, 2017; sebagai melanggar adat, diganggu oleh
Babis, 2018; Effendi, 2013; Lev, 2006). roh-roh jahat, juga merupakan akibat dari
Pengobatan Tradisional syarat pengaruh lingkungan alam (Dumatubun,
dengan pantang larang yang harus di- 2002).
patuhi dan tidak boleh dilanggar. Hal ini Berdasarkan wawancara yang
diwariskan turun-temurun, menjadi dilakukan selama penelitian terhadap
kebudayaan. Dapat dikatakan bahwa se- para batra Kebahan, diperoleh beberapa
tiap kebudayaan manapun di dunia ini definisi mengenai sakit pada Dayak
mempunyai unsur-unsur yang berhubung- Kebahan. Dayak Kebahan menjelaskan
an dengan konsep mengenai kondisi sakit dan menggambarkan arti kata “sakit”
dan sebab-sebabnya serta bagaimana cara sesuai dengan falsafah mereka. Tidak
pengobatannya (Atolagbe, 2017). Karena jauh berbeda dengan halnya penyebutan
itu, meskipun perkembangan obat mo- atau penggolongan penyakit oleh masya-
dern maju pesat, namun pengobatan tra- rakat lokal lainnya, penyakit dide-
disional tetap menjadi satu pilihan peng- finisikan sebagai sesuatu yang tidak
obatan. terlihat secara langsung, tidak berbentuk
Keampuhan pengobatan tradisio- dan tidak terasa, tiba-tiba saja bisa
nal telah banyak dibuktikan bahkan menyerang, dan berbentuk suatu wabah
diakui. Tidak sedikit penyakit yang dapat atau kumpulan penyakit. Berbagai nama
disembuhkan secara tradisional, bahkan diguna-kan untuk menyebut penyakit-
pengobatan tradisional ini tidak hanya penyakit tersebut. Ada flu, batuk, sakit
terkait dengan penyakit fisik, namun juga kepala, sakit perut, dan lain sebagainya.
psikis. Hal ini berkaitan erat dengan Dalam konsep masyarakat lokal,
sumber sakit yang bersifat personalitik sakit secara umum bisa berbentuk nyata
yang berkembang pada masyarakat lokal dan tidak (Herniti, 2012). Dayak
(Gabriel, 1955) Kebahan memandang sakit yang tidak
Penggunaan pengobatan tradi- nyata bisa berbentuk sakit ingatan atau
sional sebagaimana diutarakan itu adalah garing panas (sakit jiwa), garing pulasit
pencerminan dari corak kebudayaan yang (kemasukan roh jahat), sakit kuning dan
dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia. kapidaraan yang sering menimpa anak-
Adanya pengobatan tradisional menun- anak dan dianggap lebih berbahaya. Pada
jukkan tingkat kemampuan masyarakat kelompok penyakit yang nyata, sakit
dalam usaha menjaga kesehatan dan disebut sebagai kagaringan dan dianggap
menghadapi tantangan kehidupan yang tidak terlalu berbahaya. Sakit dikate-
kompleks. Usaha-usaha untuk meme- gorikan berbahaya atau tidak berbahaya,
lihara, melestarikan dan mengembangkan dikaitkan dengan kemampuan batra
pengobatan tradisional merupakan unsur dalam pengobatan. Umumnya sakit yang
kebudayaan bangsa juga dikenal dalam berbahaya, membutuhkan kekuatan-
masyarakat lokal lainnya. kekuatan khusus dari batra dalam
Tiap masyarakat memiliki definisi mengobati penyakit tersebut, namun
sendiri tentang kondisi sakit. Umumnya penyakit yang tidak berbahaya dapat
etnis-etnis di Inonesia memahami Sakit disembuhkan sendiri oleh si sakit,
(illness) merupakan keluhan yang belum

29 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

misalnya dengan beristirahat atau minum penyakit yang dibawa oleh angin,
ramuan. semacam minyak yang ditaruh oleh
Indikator utama yang digunakan seseorang di jembatan, di pohon, di jalan
untuk mendefinisikan kondisi sakit ialah atau dimana-mana saja, kemudian dibawa
berbasiskan kemampuan seseorang untuk angin dan mengenai manusia sehingga
melakukan pekerjaan harian mereka. orang yang terkana minyak tersebut
Garing berarti orang tersebut harus isti- menajdi sakit. Duti mariyun, penyakit ini
rahat bekerja. Sebab menurut konsep merupakan sakit yang menyerang kepala,
etnik Dayak Kebahan, seseorang tidak membuat tengkorak kelapa menjadi
dikatakan garing apabila masih bisa lembut bahkan hingga menyebakan
bekerja atau beraktivitas seperti biasanya. kerontokan rambut. Pulasit, sejenis
Kepada mereka yang sakitnya ringan dan pidau, berupa sakit kepala yang sangat
masih mampu melaksanakan pekerjaan sakit, bisa membuat penderitanya sampai
atau aktivitas, kondisi seperti ini mengamuk. Pulasit bisu, orang yang
dikatakan gagaringan (pra sakit). Sakit terserang pulasit bisu tidak bisa bersuara
yang tidak dianggap serius menurut tapi mengamuk, semacam kesurupan.
batasan gagaringan itu, seperti masuk Adapun sarana pengobatan dari beberapa
angin, selesma (pilek), batuk, sakit ke- penyakit ini dapat melalui tanaman atau
pala, sakit perut, demam, tampiyaan, bagian dari tumbuhan seperti akar-akaran
gatalan (gatal-gatal), sariawan, dan sakit atau daun-daunan yang diberi mantra,
gigi. bisa melalui air penawar yang diberi
Jika ditelusuri lebih dalam, maka mantra, juga dapat melalui pengobatan
dalam etnik Dayak Kebahan umumnya ritual balian (dukun).
mereka menggunakan 3 istilah yang Definisi lainnya mengenai apa itu
berbeda untuk menunjukkan kondisi sakit dan sehat, dituturkan seorang
kese-hatan yang tidak normal, yaitu sakit informan yang berprofesi sebagai bidan
dan garing dan gagaringan. Berdasarkan kampung yang telah lama membantu
hasil wawancara dengan para batra dapat persalinan warga masyarakat di Kebahan.
dikemukakan bahwa, kata sakit hanya Menurut beliau, ciri-ciri orang yang sakit
digunakan untuk mengacu pada kondisi itu bibir tidak berwarna merah, muka
sakit yang diakibatkan faktor eksternal terlihat pucat, badan terasa tidak segar.
yang bersifat accidental misalnya ter- Jika badan atau anggota tubuh sampai
jatuh, terkena benda tajam atau benda tidak bisa bergerak itu dianggap lebih
keras. Sedangkan “garing” merupakan dari sakit. Sehingga harus cepat diobati.
sakit yang datang dari dalam atau natural Ciri anak-anak kalau sakit kondisinya
tanpa banyak dipengaruhi oleh harus menjadi suka rewel, badannya panas,
terkena faktor eksternal, sedangkan kemudian malas makan. Biasanya diobati
gagaringan adalah kondisi sakit pada dengan tanaman dan air penawar yang
umumnya misalnya badan lemah, atau sudah dibacakan mantra.
demam. Kekecewaan ataupun penderitaan
Hal-hal lain yang dikategorikan secara batin pun dianggap sebagai
sakit ialah sakit yang disebabkan oleh kondisi sakit oleh Dayak Kebahan.
perbuatan manusia, misalnya santet. Penderitaan batin sebut oleh Dayak
Biasanya sakit dibuat orang ini ada Kebahan sebagai sakit perase atau sakit
beberapa, diantaranya pidau, duti perasaan. Ini merupakan kondisi dimana
mariyun, laung rigai, laung layu, puru suatu kesedihan yang melanda orang
api, panahtarung, tarung balah, balau tersebut. Sedangkan sakit dalam tubuh itu
talabang, balau tabang. Pidau adalah berupa sakit tulang, serta urat sampai

30 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

organ hati. Kalau seseorang terserang tersebut cukup dibawa ke tempat peng-
sakit maka akan menghambat pekerjaan obatan-pengobatan medis yang umum
dan rejeki karena tidak bisa beraktifitas seperti puskesmas dan rumah sakit. Pe-
seperti biasanya. Begitu pula jika sakit nyakit nasib dianggap tidak begitu
perasaan, bisa menjalar ke sakit badan. merepotkan karena dalam pengobatannya
Adapun ciri jika seseorang sedang sakit cukup menggunakan obat-obatan medis
itu wajahnya pucat, badan terlihat layu tanpa perlu menggunakan ritual-ritual
dan tidak ada semangat, serta badan yang tertentu. Berobat ke dokter menjadi
menggigil. pilihan utama masyarakat dayak Kebahan
Pengobatan atau tatamba untuk dibanding berobat ke para batra.
garing ini biasanya dapat melalui Penyakit yang berasal dari
tanaman maupun dibaliani (ritual peng- manusia dan binatang atau hantu dika-
obatan). Untuk pengobatan melalui tegorikan sebagai penyakit yang tidak
tanaman, bisa dengan menggunakan bag- nampak. Berbeda dengan penyakit karena
ian dari tumbuhan seperti daun-daunan nasib atau karena murni dari penyakit
atau akar-akaran. Penyembuhan peng- yang nampak, yang dapat terdeteksi atau
obatan dengan tanaman tidak secara dapat diperiksa oleh dokter. Penyakit
langsung, tetapi bertahap, sesuai dengan yang tidak nampak ini dirasa tidak akan
tingkatan perkembangan penyakitnya. bisa diperiksa oleh dokter. Hanya para
Keadaan tubuh manusia dapat batra yang memiliki kemampuan khusus
dinilai secara objektif, tetapi gejala-gejala yang mampu memeriksa pasien dari
yang menyebabkan kondisi tersebut penyakit tadak nampak. Para batra akan
pastinya memiliki penilaian-penilaian melakukan pengobatn atas penyakit yang
tertentu pula pada suatu kepercayaan tidak tampak dengan istilah perobat
masyarakat. Hal tersebut dipercayai oleh kampung untuk membedakan dengan
Dayak Kebahan yang memiliki pema- istilah berobat ke medis (Puskesmas atau
haman sumber penyakitnya berdasarkan rumah sakit). Oleh Karena itu, penyakit
falsafah budaya. Dayak Kebahan meng- dari kedua sumber ini dikategorikan
kategorikan sumber penyakit yang diaki- sebagai penyakit berat yang sulit disem-
batkan dari 3 sumber, yaitu sumber pe- buhkan.
nyakit dari nasib, sumber penyakit yang Penyakit yang berasal dari
disebabkan manusia dan sumber penyakit manusia dikarenakan hubungan sesama
dikarenakan binatang atau hantu. manusia yang menimbulkan rasa dengki
Sumber-sumber penyakit yang diceri- dan iri. Rasa ketidaksukaan atau dendam
takan oleh para batra ini terbentuk dari terhadap seseorang yang mendorong
persepsi tentang penyakit yang terbentuk unruk melakukan ritual perdukunan yang
dari religi tradisi/falsafah budaya. menjadi sumber penyakitnya. Penyakit
Penyakit yang bersumber dari dari sumber ini dipercaya bersifat mutlak,
nasib adalah penyakit yang dianggap penyakit yang pasti akan menyerang
murni dari penyakit. Penyakit yang kepada manusia yang dituju. Bagi Dayak
dikarenakan oleh virus, bakteri, tidak Kebahan sendiri aktifitas sejenis perdu-
berfungsinya suatu organ tubuh tertentu. kunan atau santet murni berasal dari
Penyakit yang murni berasala dari tubuh kekuatan atau ilmu yang dimiliki manu-
manusia sehingga dianggap dari nasib sia, tanpa bantuan dari makhluk lain.
para penderita penyakit. Respon dayak Sumber penyakit ini bisa secara langsung
Kebahan terhadap penyakit yang berasal dengan sentuhan maupun bisa secara
dari nasib ini, menjadi penyakit yang tidak langsung yakni melalui media-
normal atau umum. Kenormalan penyakit media yang dianggap bisa mewakili sang

31 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

calon penderita seperti sisa nasi yang sional masih merupakan pilihan yang
baru dimakan oleh sang calon korban. dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat.
Ada semacam angggapan bila ritual Para pengobat ini mendapatkan kemam-
perdukunan atau santet pada Dayak Ke- puan mereka dengan beragam cara yang
bahan bukan semacam tindakan khusus, berbeda-beda. Beberapa diantara mereka
karena yang melakukan ritual ini dapat dengan sengaja belajar dari pengobat
dilakukan oleh siapa saja tanpa harus lainnya yang lebih senior. Sementara itu
memiliki ilmu tertentu. ada pula yang pergi ke berbagai tempat
Penyakit yang bersumber dari yang dianggap keramat untuk mendapat-
bintang atau hantu dikarenakan aktifitas kan ilmu pengobatan ataupun pembuat
manusia yang terjadi di dalam hutan. sakit. Pola transfer kemampuan yang
Aktifitas yang disengaja maupun tidak lainnya yang juga umum adalah melalui
disengaja yang dapat mengakibatkan proses penunjukan, baik itu berdasarkan
kerusakan/kekacauan di dalam hutan, keturunan ataupun lainnya. Salah satu
sehingga penghuni hutan melakukan batra sebagai salah satu informan utama
pembalasan yang menyebabkan manusia dalam penelitian ini merupakan batra
menjadi sakit. Hal ini berkaitan erat yang mendapatkan kemampuannya dari
dengan religi Dayak Kebahan yang proses penunjukan yang menurutnya
meyakini hutan atau alam sebagai tempat dilakukan oleh mahluk mahluk halus.
tinggal para roh dan hantu. Tipikal Mahluk-mahluk tersebutlah yang mem-
penyakit ini dipercaya selalu menyerang berikan petunjuk, mengajarkan serta
bagian tubuh manusia di bagian rusuk, membentuk segala proses pengobatan
area di bawah dada, atau penyakit yang yang dia lakukan.
dikarenakan terkena sumpit. Penyakit
bisul juga dianggap sebagai penyakit Dampak Perubahan Ekonomi, Sosial,
nasib yang diberikan oleh alam. Budaya, dan Lingkungan terhadap
Melanggar pantangan, aturan Pandangan atas Sakit dan Sehat serta
adat, merusak isi hutan atau melakukan Pengobatannya
perbuatan yang dapat menyinggug para Masyarakat Dayak Kebahan dan
hantu seperti tidak menghabiskan maka- kebudayaannya sangatlah dinamis, layak-
nan menjadi sumber penyakit tersebut. nya suku bangsa lain di dunia.
Hantu dipercayai sebagai makhluk yang Dinamisme suku Dayak Kebahan ini
memiliki kelompok masyarakat sendiri ditandai dengan berbagai perubahan, baik
dengan sistem pemeritahan kekerajaan. bentuk perubahan yang dapat diamati
Sebagai makhluk yang dipercayai tinggal secara kasat mata maupun perubahan
dan menjaga setiap pohon di hutan, akan pada tataran konseptual atau gagasan.
senantiasa memberikan hukuman berupa Perubahan suku Dayak Kebahan dan
penyakit bagi para pelanggar aturan. kebudayaannya dipengaruhi oleh bebe-
Karena sumber penyakit ini berasal dari rapa aspek dalam kehidupannya, dian-
para penghuni hutan, maka penyem- taranya, perubahan ekologis, sosial
buhannya juga dianggap hanya bisa ekonomi dan pengetahuan. Aspek-aspek
disembuhkan oleh dari sumbernya. Dari ini mengubah masyarakat Dayak Ke-
para pemberi penyakit yang bersang- bahan sehingga seringkali ditemui istilah
kutan. “Dayak dulu” dan “Dayak sekarang”.
Dayak Kebahan kini telah banyak Perubahan-perubahan tersebut
menggunakan jasa petugas medis untuk tentu erat kaitannya dengan bahasan
menangani permasalahan kesehatan dalam penelitian ini. Keadaan ekologis,
mereka. Meski demikian pengobat tradi- sosial, ekonomi dan pengetahuan juga

32 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

memberi dampak pada berubahnya pan- pribumi secara turun temurun dengan
dangan atau konsep akan sehat dan sakit. pengetahuan tradisionalnya (Efriani,
Secara ekologis, bagi masyarakat Dayak Gunawan, & Judistira, 2019).
Kebahan alam tidaklah dipahami sebagai Dayak Kebahan turut mengalami
ruang semata. Alam dipahami sebagai perubahan pada bidang sosial ekonomi.
pusat kehidupan. Alam dipahami sebagai Keadaan sosial ekonomi terutama tingkat
“pasar”, tempat segala kehidupan dapat kemakmuran sangat besar pengaruhnya
dipenuhi, termasuk sebagai “apotek” terhadap pola hidup juga terhadap kebu-
utama. Di alam masyarakat Dayak dayaan (Babis, 2018). Kemakmuran eko-
Kebahan belajar menemukan berbagai nomi memberikan keleluasaan berkreasi,
tanaman juga hewan yang bermanfaat memberikan kebebasan bertindak dan
bagi kesehatan dan kesembuhan. Kini memilih. Kondisi perekonomian Dayak
ancaman kehancuran ekologis di pulau Kebahan saat ini telah dipengaruhi oleh
Kalimantan menjadi hal yang urgent pembangunan sumber daya manusia.
untuk dibicarakan. Kehancuran ekologis Peranan berbagai usaha mandiri di luar
ini mengakibatkan terjadi kerusakan alam bertani telah banyak dikembangkan.
disertai dengan hilangnya flora dan Berbagai profesi di luar petani telah
fauna. Hilangnya berbagai flora dan banyak disandang Dayak Kebahan. Ber-
fauna juga berakibat pada hilangnya bagai pemberdayaan sosial ekonomi
berbagai tumbuhan yang dikenal sebagai seperti sistem perkreditan rakyat, sistem
tanaman obat pada masyarakat Dayak dagang, sistem produksi dan distribusi,
Kebahan. kini bukanlah hal asing lagi sebagian
Sekarang ini, kelangkaan tanaman besar Dayak Kebahan.
obat menjadi salah satu faktor yang Perubahan sosial ekonomi ini
menyebabkan masyarakat Dayak kebahan mengakibatkan sebagian besar Dayak
beralih pada penggunaan obat-obat me- Kebahan mengalami perubahan dalam
dis. Bila kita berbicara dari sudut merespon gejala sehat maupun sakit
pandang ekonomis, tentu lebih mereka. Saat ini, konsep kehidupan sehat
menariklah pemanfaatan tumbuh- acapkali dikaitkan dengan nutrisi dan gizi
tumbuhan hutan sebagai bahan obat. makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Masyarakat Dayak Kebahan tidak perlu Sehingga kesehatan bukan lagi menjadi
menyiapkan uang untuk mengambil dan tanggung jawab bersama seluruh anggota
mengolahnya sebagai obat. Tumbuh- komunitas, lebih dari itu, kesehatan
tumbuhan obat yang tersedia di alam menjadi tanggung jawab individual.
dapat dimanfaat hanya dengan meracik Falsafah Dayak Kebahan, yang meng-
menjadi obat sehingga bermanfaat bagi gerakan perilaku komunal mulai tergusur
kesehatan dan kesembuhan. Namun, saat oleh cara hidup individualistik dan
ini tidak sedikit dari tumbuh-tumbuhan materialistik. Perubahan ini mengubah
yang berfungsi sebagai tanaman obat, perihal sehat yang dimaknai sebagai
hilang bersama dengan perubahan eko- suatu keseimbangan yang dibutuhkan
logis pada pulau Kalimantan. Ber- oleh tubuh. Sehat dapat diusahakan, dapat
dasarkan studi etnobiologi, pada umum- diadakan atau dapat dikondisikan. Deng-
nya berbagai penemuan dan pengem- an demikian, sakit dimaknai sebagai
bangan aneka ragam obat baru modern di ketidakseimbangan kebutuhan tubuh.
dunia secara global umumnya berasal Selain perubahan pada ekologis
dari pengembangan berbagai jenis-jenis dan sosial ekonomi, pengaruh pengeta-
tanaman obat-obat yang telah digunakan huan juga menjadi faktor yang men-
oleh berbagai kelompok masyarakat dorong perubahan masyarakat dalam

33 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

merespon kondisi sehat dan sakit pada aktivitas manusia, maupun perubahan
Dayak Kebahan, hal tersebut bedasarkan cuaca yang tidak menentu. Salah satu
sistem pengetahuan yang mencakup faktor terbesar yang dihadapi Dayak
segala pengetahuan manusia tentang ber- Kebahan adalah perubahan lingkungan
bagai unsur yang digunakan dalam alam, seperti hilangnya hutan primer
kehidupannya (Dewantara & menjadi perkebunan dan beberapa in-
Budimasyah, 2018). Dayak Kebahan kini dustri lainnya. Beragam faktor penyebab
telah mengalami peningkatan pada sistem kelangkaan berbagai obat tradisional
pengetahuan. Meningkatnya sistem tersebut menjadi para pasien maupun
pengetahuan ini meningkatkan kesadaran para batra kesulitan dalam menyiapkan
akan berbagai hal terkait dengan kehi- bahan-bahan dalam metode pengobatan.
dupannya, termasuklah kesadaraan akan Tidak terpenuhinya prasyarat-prasyarat
pentingnya kesehatan. tertentu menunjukkan pengobatan akan
Perubahan sosial ekonomi meng- sulit dilakukan sehingga jaminan akan
ubah kesadaran akan kesehatan, yang sehat tidak pasti. Hingga berlanjut untuk
juga membawa perubahan pada pola memenuhi rasa aman dan nyaman pada
perawatan kesehatan. Sistem perawatan Dayak Kebahan banyak yang mulai
kesehatan meliputi cara-cara yang digu- meninggalkan pengobatan batra dan
nakan oleh masyarakat untuk merawat memilih pengobatan medis modern.
orang sakit dan untuk memanfaatkan Berkembangnya program-prog-
pengetahuan guna menolong orang lain. ram pembangunan nasional ke pelosok-
Pada Dayak Kebahan, sistem perawatan pelosok wilayah seperti pusat layanan
kesehatan sangat berkaitan erat dengan Kesehatan masyarakat, juga sangat
falsafah serta religi. Sebelum terdapat berpengaruh pada pola perilaku sehat dan
klinik, Puskesmas, atau bahkan toko-toko sakit dalam suatu masyarakat (Ekowarni,
yang menyediakan berbagi obat, Dayak 2001). Pusat layanan kesehatan masya-
Kebahan melakukan perawatan kesehatan rakat, seringkali memberikan edukasi
dengan berobat ke batra atau dengan tentang pengobatan yang bermuatan
mengkonsumsi berbagai ramun tanaman medis “barat” sehingga perilaku peng-
obat maupun upacara-upacara yang obatan tradisional perlahan mulai diting-
bersifat tradisional hinggi mistis. Kini, galkan. Misalnya, sakit demam panas
persediaan obat-obatan modern dengan yang secara tradisional dipercaya akibat
sangat mudah dijumpai di toko-toko, “dipukul hantu” telah mendapat penjelas-
misalnya obat Paramex yang digunakan an medis. Kini sakit deman panas
untuk mengatasi sakit kepala, Nafasin dipahami sebagai pengaruh dari suhu atau
yang digunakan untuk mengatasi sesak hawa panas dan dingin yang dapat
nafas, Neoentrostop digunakan untuk berasal dari makanan, barang, udara
mengatasi mencret. Obat-obatan medis bahkan lingkungan psikologis. Udara
modern ini sudah tidak lagi asing dan dingin misalnya dapat merambat melalui
beberapa telah menjadi kebutuhan ter- kaki dan terus naik ke atas, sehingga
tentu bagi Dayak Kebahan. menyebabkan seseorang sakit, berupa
Kelangkaan berbagai obat trade- menggigil dan demam panas. Demam
sional menjadi salah satu pemicu panas pada pengetahuan pengobatan
berbagai obat modern sebagai pilihan tradisional Dayak Kebahan diobati deng-
utama bagi pengobatan. Kelangkaan ini an ramuan yang terdiri dari Ke-
terjadi karena habitat jenis-jenis tum- taba/penabar burung, Sampu tuak,
buhan obat, serta ekosistem hutan telah Gandarusa yang diremas dengan air,
rusak, hilang akibat berbagai macam kemudian dimandikan atau dioleskan ke

34 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

badan. Dengan berkembangannya pusat kesehatan. Hingga kesimpulan ini ditarik,


layanan kesehatan ditengah-tengah ma- tidak semua masyarakat mengalami
syarakat, kini sakit demam panas umum- perubahan pada cara pengobatan mereka.
nya diatasi dengam memimum para- Oleh karena itu, Masih banyak dijumpai
cetamol. juga anggota-anggota masyarakat yang
Perubahan-perubahan tersebut, mengikatkan dirinya pada pengobatan
tidak semata-mata terjadi begitu saja di tradisional.
antara Dayak Kebahan, melainkan karena
banyaknya pengaruh dari “orang luar”. KESIMPULAN
Tranformasi informasi dan komunikasi Masyarakat modern umumnya sa-
yang dengan mudah dilakukan menjadi kit dan penyakit merupakan bagian dari
faktor perubahan-perubahan tersebut proses biologis murni bersifat fisik. Lain
(Soekatno, 2006). Hingga kesimpulan ini halnya dengan pandangan tradisional
ditarik, tidak semua masyarakat meng- pada beberapa etnis, sakit dan penyakit
alami perubahan pada konsep sehat dan merupakan faktor di luar fisik suatu yang
sakit ini. Masih dijumpai juga anggota- mempengaruhi tubuh sehingga meng-
anggota masyarakat yang mengikatkan ganggu kondisi kesehatan seseorang.
dirinya pada konsepsi tradisonal. Dengan Pada etnis Dayak Kebahan sehat
demikian, perubahan ekologis, sosial dimaknai sebagai keadaan seseorang
ekonomi, dan sistem pengetahuan meru- yang memiliki badan yang sehat, mental
pakan hal-hal memberi warna pada yang kuat dan mampu beraktivitas
berubahnya konsep sehat dan sakit pada dengan lancar tanpa mengalami gang-
Dayak Kebahan. Munculnya layanan guan. Sementara itu, penyakit dimaknai
kese-hatan mayarakat, bermunculannya sebagai sesuatu yang tidak terlihat secara
berba-gai jenis obat-obatan modern, langsung, tidak berbentuk dan tidak
kesadaran akan kebutuhan tubuh, serta terasa, tiba-tiba saja bisa menyerang, dan
hilangnya lingkungan alam habitat berbentuk suatu wabah atau kumpulan
tanaman obat pada masyarakat tradisional penyakit.
membawah perubahan pada konsep sehat Etnis Kebahan mengkonsepkan sa-
dan sakit pada Dayak Kebahan. Sakit kini kit dalam bentuk sakit yang nyata dan
tidak lagi hanya dipahami sebagai akibat sakit yang tidak nyata terutama ditinjau
dari pengaruh jahat roh-roh supranatural, dari kemampuan mereka untuk meng-
akan tetapi dipahami dengan pemikiran- obatinya. Jika ditelusuri lebih dalam,
pemikira yang dianggap nalar yang maka dalam masyarakat Dayak Kebahan
mempengaruhi perubahan alamiah pada merupakan hal yang umum bagi mereka
tubuh. untuk menggunakan 2 istilah yang ber-
Pengobatan para Batra mulai beda untuk menunjukkan kondisi ke-
ditinggalkan karena sulit untuk mencari sehatan yang tidak normal, yaitu sakit
prasyarat-prasyrat yang ditentukan, se- dan garing.
hingga banyak yang beralih ke peng- Sakit yang tidak nyata bisa
obatan modern. Tetapi hal tersebut tidak berbentuk sakit ingatan atau garing panas
menggantikan posisi para batra sebagai (sakit jiwa), garing pulasit (kemasukan
sumber kesehatan. Karena Dayak roh jahat), sakit kuning dan kapidaraan
Kebahan akan kembali lagi meminta yang sering menimpa anak-anak. Pada
bantuan para Batra saat pengobatan kelompok penyakit yang nyata, sakit
modern tidak bisa memenuhi rasa disebut sebagai sakit. kata sakit hanya
kenyamanan Dayak kebahan untuk me- digunakan untuk mengacu pada kondisi
menuhi kebutuhan mereka, yaitu sakit yang diakibatkan faktor eksternal

35 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

yang bersifat accidental misalnya rian Houses: A preliminary survey


terjatuh, terkena benda tajam atau benda of Yoruba ethno-medical devices.
keras. Sedangkan “garing” merupakan Studies on Ethno-Medicine, 5(1),
sakit yang datang dari dalam atau natural 57–62. https://doi.org/10.1080/097
tanpa banyak dipengaruhi oleh harus 35070.2011.11886392
terkena faktor eksternal, misalnya; badan Babis, D. (2018). Exploring the emer-
lemah, atau demam. Kekecewaan atau- gence of traditional healer organi-
pun penderitaan secara batin pun diang- zations: the case of an ethno-medical
gap sebagai kondisi sakit oleh etnis association in Bolivia. Health
Dayak Kebahan. Ini merupakan kondisi Sociology Review, 27(2), 136–152.
dimana suatu kesedihan yang melanda https://doi.org/10.1080/14461242.20
orang tersebut. Sedangkan sakit dalam 18.1452624
tubuh itu berupa sakit tulang, serta urat Balbach, S. (2010). The Dayak Project.
sampai organ hati. Visual Anthropology, 1(3), 235–238.
Dari konsep sehat dan sakit/ https://doi.org/10.1080/08949468.19
penyakit ini pulalah lahir konsep-konsep 88.9966476
pengobatan tradisional etnis Dayak Chongji, J. (2013). On the fate of
Kebahan. Pengobatan biasanya dilakukan traditional culture in modern China.
dengan memakan atau meminum ramuan Social Sciences in China, 34(2),
tanaman. Pengobatan lain yang diguna- 152–164.
kan ialah dengan melalui tanaman yang https://doi.org/10.1080/02529203.20
diberi mantra. Terdapat juga teknik 13.787225
pengobatan dengan berdukun atau yang Condelli, L. (1986). Social and attitudinal
dalam bahasa Dayak Kebahan disebut determinants of contraceptive
dibaliani (ritual pengobatan). Hal ini choice: Using the health belief
didasarkan pada pandnagan sumber dari model. The Journal of Sex Research,
sakit, yakni sakit disebabkan oleh nasib, 22(4), 478–491. https://doi.org/
sakit disebabkan oleh manusia dan sakit 10.1080/00224498609551328
yang disebabkan oleh hantu atau roh-roh Creswell, J. W. (2009). Research Design:
jahat. Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches (Third Edit).
DAFTAR PUSTAKA London: SAGE Publications, Inc.
Aggarwal, H., & Kotwal, N. (2009). Dewantara, J. A., & Budimasyah, D.
Foods used as ethno-medicine in (2018). Mutual Cooperation Based
Jammu. Studies on Ethno-Medicine, Go Green: New Concept of Defense
3(1), 65–68. https://doi.org/10.1080/ Country. 251(Acec), 38–45. https://
09735070.2009.11886340 doi.org/10.2991/acec-18.2018.10
Anggerainy, S. W., Wanda, D., & Hayati, Dewantara, J. A., Efriani, Sulistyarini, &
H. (2017). Combining Natural Prasetiyo, W. H. (2020). Opti-
Ingredients and Beliefs: The Dayak mization of Character Education
Tribe’s Experience Caring for Sick Through Community Participation
Children with Traditional Medicine. Around The School Environment
Comprehensive Child and Adoles- (Case Study in Lab School Junior
cent Nursing, 40(1), 29–36. High School Bandung ). Jurnal
https://doi.org/10.1080/24694193.20 Etika Demokrasi, 5(1), 53–66.
17.1386968 Dumatubun, A. E. (2002). Kebudayaan ,
Atolagbe, A. M. O. (2017). Security Kesehatan Orang Papua dalam
consciousness in Indigenous Nige- Perspektif Antropologi Kesehatan.

36 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

Antropologi Papua, 1(1). (Second Edi). London: Sage


Effendi, M. (2013). Pemanfaatan sistem Publications, Inc.
pengobatan tradisonal (battra) di Mudiyono. (1991). Pengobatan tradi-
Puskesmas. Journal Unair, 2(1). sional pada masyarakat pedesaan di
Efriani, Gunawan, B., & Judistira, K. G. Kalimantan Barat. Pontianak: De-
(2019). Kosmologi dan Konservasi partemen Pendidikan dan Kebuda-
Alam pada Komunitas Dayak yaan Kalimantan Barat.
Tamambaloh di Kalimantan Barat. Neff, J. A., Crawford, S. L., Macmaster,
Studi Desain, 2(2), 66–74. S. A., Neff, J. A., & Macmaster, S.
Forster, A. (1986). Antropologi Kesehat- A. (2016). Ethnicity and Multiple
an. Jakarta: Grafiti. Sex Partners Ethnicity and Multiple
Gabriel, J. (1955). Normal- abnormal, Sex Partners : An Application of the
healthy -sick. Australian Journal of Health Belief Model. 1501(Decem-
Psychology, 7(2). ber), 37–41. https://doi.org/10.1300/
Grodner, M. (2010). Using the health J187v01n03
belief model for bulimia prevention. Pranskuniene, Z., Dauliute, R., Pransku-
Journal of American College nas, A., & Bernatoniene, J. (2018).
Health, 40(3), 107–112. https:// Ethnopharmaceutical knowledge in
doi.org/10.1080/07448481.1991.993 Samogitia region of Lithuania:
6265 Where old traditions overlap with
Herniti, E. (2012). Kepercayaan Masya- modern medicine. Journal of
rakat Jawa Terhadap Santet, Ethnobiology and Ethnomedicine,
Wangsit, dan Roh Menurut Edward- 14(1), 1–26. https://doi.org/10.1186/
Pritchard. Thaqafiyyat, 13(2), 384– s13002-018-0268-x
400. Rahayu, M., Sunarti, S., Sulistiarini, D.,
Lafreniere, P., Masataka, N., Butovskaya, & Prawiroatmadjo, S. (2006).
M., Dessen, M. A., Atwanger, K., Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara
Montirosso, R., … Chen, Q. (2010). Tradisional oleh Masyarakat Lokal
Early Education & Development di Pulau Wawonii , Sulawesi Teng-
Cross-Cultural Analysis of Social gara. Jurnal Biodiversitas, 7(3),
Competence and Behavior Problems 245–250.
in Preschoolers. 9289(December Rodrigues, E., Cassas, F., Conde, B. E.,
2013), 37–41. https://doi.org/10. Da Cruz, C., Barretto, E. H. P., Dos
1207/s15566935eed1302 Santos, G., … Ticktin, T. (2020).
Lev, E. (2006). Ethno-diversity within Participatory ethnobotany and
current ethno-pharmacology as part conservation: A methodological case
of Israeli traditional medicine - A study conducted with quilombola
review. Journal of Ethnobiology and communities in Brazil’s Atlantic
Ethnomedicine, 2, 1–12. https://doi. Forest. Journal of Ethnobiology and
org/10.1186/1746-4269-2-4 Ethnomedicine, 16(1), 1–12. https://
Mahanta, K. C. (2017). A Study of doi.org/10.1186/s13002-019-0352-x
Ethno-Medicines in Assam: A Safitri, I. (2013). KEPERCAYAAN
General Perspective. Journal of GAIB DAN KEJAWEN: Studi Ka-
Human Ecology, 6(2). sus pada Masyarakat Pesisir Kabu-
Miles, M., & Huberman, M. (1994). paten Rembang. Jurnal Sabda, 8,
Qualitative data analysis : an 19.
expanded sourcebook / Matthew B. Soekatno, R. A. G. (2006). A King Who
Miles, A. Michael Huberman. Tames His Enemies and not who is

37 |
Herlan, Donatianus BSE Praptantya, Viza Juliansyah, Efriani, Jagad Aditya Dewantara:
Konsep Sehat dan Sakit pada Budaya Etnis Dayak Kebahan

Obedient to the Law. Wacana,


Journal of the Humanities of
Indonesia, 8(1), 96. https://doi.org/
10.17510/wjhi.v8i1.249
Supardi, S., & Notosiswoyo, M. (2005).
Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk dan Pilek Pada
Masyarakat di Desa Ciwalen,
Kecamatan Warungkondang, Kabu
paten Cianjur, Jawa Barat. Majalah
Ilmu Kefarmasian, 2(3), 134–144.
https://doi.org/10.7454/psr.v2i3.339
0
Vidyarthi, S., Samant, S. S., & Sharma,
P. (2013). Traditional and indi-
genous uses of medicinal plants by
local residents in Himachal Pradesh,
North Western Himalaya, India.
International Journal of Biodiversity
Science, Ecosystem Services and
Management, 9(3), 185–200. https://
doi.org/10.1080/21513732.2013.823
113

38 |

Anda mungkin juga menyukai