Anda di halaman 1dari 8

Laporan Prakarya

“ Memodifikasi Makanan Khas Daerah”

Kelompok 3 ( XII IIS 1) :

1. Inez Liviana
2. Ibnu Efendi
3. Muhammad Andryan Juliardy
4. Muhammad Arif Fadillah
5. Muhammad Fahdani
6. Muhammad Farhan Fathoni
7. Muhammad Ramadhani
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil wawancara untuk tugas mata
pelajaran Prakraya dan Kewirausahaan ini pada tanggal 19 Januari 2020.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah untuk
menyelesaikan tugas Prakarya yaitu wawancara mengenai Penjualan Makanan Khas Daerah,
membangun kerja sama yang baik antar kelompok, memahami dan menguasai kegiatan
wawancara serta memperoleh informasi dari hasil wawancara serta belajar untuk memodifikasi
makanan derah Indonesia. Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang kami lakukan
terhadap seorang narasumber yang bernama Mas Yanto
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca dan
kami  juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan hasil
wawancara ini.

`                                                                                                      Batam, 20 Januari 2020

Penyusun
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Wawancara

Saat ini banyak orang yang memilih membuka bisnis


usaha yang bermacam-macam, target pasaran para penjual
makanan dan minuman adalaha anak muda, setiap restoran
atau café mengharapkan pelanggan untuk betah dan berdiam
di tempat mereaka. Oleh karena itu desain interior café menjadi salah satu daya tarik konsumen
khususnya anak muda. Selain itu untuk menciptakan produk yang berbeda di dalam market,
penjual harus selalu statis mengukuti perkembangan zaman.

Peluang bisnis usaha Jomtea mengakji menu baru setiap tahunnya dengan melihat minat
para kaum muda. Selain itu Jomtea juga ingin memperkenalkan makanan daerah namun dengan
gaya dan cita rasa yang lebih diterima di khalayak. Jomtea sendiri beberapa kali memodifikasi
makanan derah Indonesia menjadi makanan yang sangat menarik.

Oleh karena itu, melalui makalah ini, kami ingin sedikit membagikan pengalaman
mewawancarai salah seorang pengusaha yang menurut kami adalah seorang pengusaha kecil
yang telah berhasil.  Kegiatan wawancara yang dilakukan juga merupakan salah satu tugas di
bidang mata pelajaran prakarya  yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber,
yamg mungkin akan sangat berguna bagi penulis dan pembaca di kemudian hari. Penulis
berharap dengan di terbitkannya tulisan ini. Semua orang menjadi tau potensi kuliner Indonesia
itu sangat luas dan dapat dikembangkan sesuai minat masyarakat sekarang.

B. Tujuan Wawancara
1. Mengetahui lebih dalam tentang Café atau Restauran Jomtea Batam
2. Memahami makna memodifikasi makanan daerah
3. Memperoleh informasi dari narasumber
4. Memenuhi tugas prakarya.
5. Mengetahui proses pembuatan makanan khas daerah.

C. Waktu dan Tempat Wawancara


Hari / Tanggal : Senin, 18 Januari 2020
Waktu : Pukul 14.00 WIB--Selesai
Tempat : Ruko Pujasera, Tiban Center, Batam
HASIL WAWANCARA

A. Narasumber
Nama : Muhammad Novianto
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan (Jomtea Batam)

B. Pewawancara
Wawancara ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari :
Pewawancara dan Pencatat : 1. Muhammad Andryan Juliardy
2. Inez Liviana
3. M. Fahdani
Dokumentasi : 1. Ibnu Efendi
2. Muhammad Arif
Editor : 1.Muhammad Andryan
2.Muhammad Farhan
3. Muhammad Ramadhani
C. Hasil Wawancara
Mas Yanto (narasumber) adalah seorang karyawan dari toko yang menjual makanan
dan minuman hits di Café Jomtea yang berlokasi di Ruko Tiban Center, Pujasera.
Menurut informasi, usaha ini sudah berjalan selama 3-4 tahun dan memiliki 4 cabang.
Kami sebagai pewawancara bertanya beberapa pertanyaan kepada Mas Yanto,
diantaranya :
1. Sejarah Jomtea Berdiri
“Awalnya Jomtea ingin membuka usaha yang berbeda dengan usaha kuliner lainnya,
Jomtea selalu mengeluarkan produk-produk yang mengikuti zaman atau makanan
yang sedang hits” Kata mas Yanto
2. Sudah ada berapa cabang ?
Jomtea sudah memiliki 4 cabang ; Mega legenda, Bengkong, Tiban, dan Batu Aji
3. Dari mana Jomtea mendapatkan ide baru dalam memodifikasi makanan.
Tentunya ide-ide tersebut kita pikirkan sendiri, kita kan selalu ingin menjadi yang
berbeda. Contohnya seperi ini “Sate Pisang. Di saat orang-orang menjual Pisang
Goreng, Pisang keju, dan olahan pisang lainnya. Kita coba untuk berinovasi sendiri,
walaupun sama-sama pisang, tapi kita tetap membedakan dengan pemberian toping
yang mempunyai bermacam pilihan
4. Teknik memasak apa yang sering digunakan ?
Untuk olahan makanan, karena kita kebanyakan menjual makanan kering, maka
menggunakan teknik fry. Baik itu deep fry, pan fry, dan lainnya
5. Sudah berapa lama Jomtea membuka usaha di Bata,
Dari informasi yang didapat, Mas Yanto mengatakan Jomte sudah ada sejak tahun
2016. Maka Jomtea sudah berdiri 4-5 tahun

6. Apakah ‘Jom’ pada Jomtea berasal dari bahasa melayu ?

“Ya, Sebenarna kata Jom itu juga untuk menarik pealnggan juga” sahut Mas Yanto
pada saat sesi wawancara
7. Kapan waktu yang digunakan Jomtea untuk mengeluarkan produk baru ?
Mas Yanto mengatakan bahwa Jomtea mengeluarkan produk baru setiap 1 bulan.
Untuk produk baru pada bulan Januari ini, Jomtea mengeluarkan produk ‘Bakso Aci’

Kritik dan saran Terhadap Jomtea:


Pada saat sesi wawancara kami sempat mengkertik tentang kemasan yang di pakai
oleh Jomtea. Beberapa kemasan sudah dibungkus dengan kemasan primer yang
ramah lingkungan, berbahan kertas kardus, namun ada juga yang berbahan plastic.
Selain itu apabila kita memesan makanan yang berbungkus kertas kardus, mereka
masih menmberi plastic tambahan dengan alasan, agar pembeli lebih mudah untuk
menjinjingnya. Selain itu Jomtea juga bukan café yang bisa kita kunjungi jika sedang
terburu-buru, karena proses produksi dilakukan saat kita memesan. Maka waktu yang
digunakan dapat diaktan lama. (Tergantung jumlah karyawan yang sedang bekerja)
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah wawancara dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa kita tidak perlu takut
unutk memodifikasi makanan daerah kita, Indonesia memiliki beragam kuliner
makanan setiap wialayah mempunyai rasa yang berbeda-beda pula. Untuk itu proses
modifikasi perlu dilakukan agar lebih sesuai dengan cita rasa Penduduk setempat dan
untuk menarik minta kaum muda akan makanan daerah

B. Saran
Apabila dalam penulisan terdapat kesalahan penulis meminta maaf, dan mohon kritik
dan saran agar penulis dapat membuat karya yang serupa dengan lebih baik lagi.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai