Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Organisasi
1. Latar Belakang

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah prioritas


kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka
kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit ke sarana
kesehatan. Menurt data dari Program SP2TP Puskesmas rawat Inap
Sukadamai tahun 2018 tentang 10 besar penyakit yang ada di UPT
Puskesmas rawat Inap Sukadamai ada beberapa penyakit berbasis
lingkungan yakni terkait masalah ISPA dan Dermatitis.
Berangkat dari kejadian itu, berbanding terbalik dengan angka
kunjungan yang di terima oleh Klinik Sanitasi yakni selama tahun 2018
hanya ada 23 orang yang terregister di buku kunjungan klinik sanitasi.
Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan
penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya
paradigma sehat yang lebih menekankan pada upaya promotif – prefentif
dibanding upaya kuratif – rehabilitatif.
Klinik sanitasi merupakan suatu wadah dan wahana masyarakat dalam
mengatasi maslaah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit
dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas
puskesmas dan merupakan suatu upaya atau kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif
difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit berbasis lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas
puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif
dan aktif didalam dan diluar gedung.
Dari pernyataan diatas sebenarnya banyak pasien yang
berpenyakit berbasis lingkungan tetapi tidak semua pasien tersebut
mengunjungi klinik sanitasi, mungkin disebabkan beberapa faktor teknis

1
dari petugas puskesmas terkait, atau memang kurangnya pegetahuan
pasien tentang klinik sanitasi itu sendiri.
Sebagai ASN sudah menjadi tugas dan fungsinya untuk melayani dan
melaksanakan kebijakan publik demi kepentingan kesejateraan rakyat,
apalagi kaitannya dengan derajat kesehatan rakyat yang sekarang ini
masih terbilang rendah bahkan masih banyak masyarakat kita yang tidak
terlayani kesehatannya dengan opimal. Maka dari menjawab pernyataan
di atas harus adanya upaya yang dilakukan demi meningkatkan mutu
pelayanan bagi klinik sanitasi agar pasien yang memang terkait berbasis
lingkungan dapat ditangani secara optimal dan agar tidak terjadi
penyebab tertular bagi orang lain yang juga menjadi salah satu sumber
menaikan derajat kesehatan masyarakat.
Sebagai sebuah profesi, Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN memiliki 7 ciri, sebagaimana diatur dalam pasal 3 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Beberapa ciri utama sesuai ketentuan tersebut adalah memiliki nilai
dasar. Dalam konteks Pelatihan Dasar, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi atau disingkat ANEKA. Selain
nilai dasar, tentu kompetensi bidang, integritas dan komitmen dalam
melaksanakan tugas, kode etik dan perilaku merupakan ciri lainnya, yang
tidak bisa dilepaskan antar satu dengan lainnya. Asumsinya, bila ciri dan
prinsip tersebut dimiliki, maka diyakini ASN akan profesional dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya baik sebagai pelayan publik,
pelaksana kebijakan publik dan perekat pemersatu bangsa.
Tuntutan profesionalisme ini, untuk menjawab daya saing, pathologi
birokrasi dan peningkatan mutu pelayanan publik. Tentu, tugas dan fungsi
tersebut harus terkait dengan agenda II Latsar, yaitu peran dan fungsi
PNS dalam NKRI baik dalam perspektif WoG, Pelayanan Publik dan
Manajemen ASN khususnya pengembangan kompetensi Bidang.Atas
dasar ini maka tema dari rancangan aktualisasi terkait habituasi Latsar
CPNS Golongan II berkaitan dengan penerapan pola alu klinik sanitasi
guna meningkatkan pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai Kec. Natar.

2
2. Profil Organisasi
UPT Puskesmas Rawat Inap Sukadamai berdiri sejak tahun 1992,
sebelumnya adalah Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Natar sejak
tahun 1972. Wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Sukadamai
terletak di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan luas
wilayah 113,9 km2, terdiri dari 7 desa binaan, yaitu Sukadamai,
Bandarejo, Pancasila, Purwosari, Rulung Raya dan Rulung Sari, Rulung
Mulya. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kec. Trimurjo Lam-Teng dan Kec Metro. Kibang
Lampung Timur
 Sebelah Selatan : Desa Rejomulyo Kec. Jati Agung Lam-Sel
 Sebelah Barat : Desa Mandah Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
 Sebelah Timur : Desa Marga Jaya Kec. Metro Kibang Lam-Tim.
.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Rawat Inap Sukadamai

a. Visi, Misi dan Tujuan Organisasi (Puskesmas)


1) Visi:
Puskesmas Rawat Inap Sukadamai Memberikan Pelayanan
Kesehatan Optimal Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri.

3
2) Misi
a) Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen puskesmas
b) Meningkatkan pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak
menular
c) Peningkatan pern serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih
dan sehat
3) Motto
Kepuasan Pelanggan Adalah Kebanggaan Kami
4) Tujuan
Tujuan puskesmas adalah mewujudkan masyarakat yang:
a) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat
b) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c) Hidup dalam lingkungan sehat, dan
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

5) Nilai-Nilai Organisasi (Puskesmas)


Tata Nilai Puskemas Sukadamai adalah RCTI “Ramah, Cepat,
Terampil, Inovatif” Pilihan Kami.
Dengan rincian:
a) Ramah saat pelayanan kepada masyarakat
b) Cepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
c) Terampil dalam melaksanakan tugas secara profesional
d) Inovatif, memberikan inovasi pelayanan yang semakin baik.

4
b. Struktur Organisasi

Berdasarkan : PERMENKES NO. 75 TAHUN 2014

Kepala UPT
CATUR SUPRIANTO, S.Kep

Ka. Subag. TU
RUDY HENDRIYANTO, S.KEP

Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian RT Bendahara BLU


Eli Purwanti, S. Kep ELI PURWANTI, S.Kep LILIS SURYANI, S.KEP AGUNG SUPARWI, SKM
SITI NURHAYATI, SKM

PJ PJ PJ UKP PJ Jaringan Yan PKM dan


UKM Essensial dan Perkesmas UKM Pengembangan Farmasi dan Laboratorium Jejaring Fasilitas Yankes
Aprina Karyawati, SKM Sti Nurhayati, SKM dr. Yuyun Ernawati Rudy Hendriyanto, Skep

Promkes dan UKS Yan Kes. Jiwa Yan Kes Pemeriksaan Umum Puskesmas Pembantu
Siti Nurhayati, SKM Rudy Hendriyanto,S. Kep dr. Yuyun Ernawati 3 Puskesmas Pembantu

Yan Kesling Yan Kes Gigi Masyarakat Yan Kes Gigi dan Mulut Puskesmas Keliling
Adhi Cahya H., SST.MKM. drg. Andi Maryam, Amd. KG Karsih, Amd. KG dr. Yuyun Ernawati

Yan KIA/KB (UKM) Yan Kes. Tradisional Komplemen Yan KIA/KB (UKP) Bidan Desa / Poskesdes
EKA NURHAYATI, Amd. Keb Sutrisno, Amd. Kep Eka Nurhayati, Amd. Keb 9 Bidan Desa

Yan Gizi Yan Usaha Kes. Sekolah Yan Gizi (UKP) Jejaring Fasilitas Yankes
RINAWATI, SST Karsih, Amd. Kg Rinawati, SST (SD, SMP, SMA yg MOU dg Puskesmas dan BPJS)

Yan P2 Yan Kes. Lansia Yan Gawat Darurat


Aprina Karyawati, SKM Siti Nurhayati, SKM Sudaryono, S.Kep

Yan Perkesmas Yan Kes Kerja Yan Persalinan


Yani Nurmila, Amd Kep Adhi Cahya H, SST.MKM. Mujiatin, Amd. Keb
Mengetahui
Yan Kes PTM Yan Rawat Inap
Agung Suparwi, SKM dr. Yuyun Ernawati KA. UPT PUSKESMAS
RAWAT INAP SUKADAMAI
Yan Makmin Yan Farmasi
Aprina Karyawati, SKM Mesy Intanti, Amd. F

Yan Laboratorium CATUR SUPRIANTO,S.KEP.


Dian Apriani, SST 19650411 198703 1 006

5
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagai Sanitarian Terampil di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukadamai
Memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kegiatan kesehatan lingkungan berdasarkan data
program puskesmas dan peraturan per-undang-undangan yang
berlaku sebagai pedoman kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan meliputi
pengawasan dan pembinaan TTU/TPM/Pestisida, pelayanan klinik
sanitasi, penyuluhan kesling dan koordinasi lintas program terkait
sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Melaksanakan pelaksanaan jentik berkala (PJB) dan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN), bersama lintas program dan lintas sektoral
masyarakat
d. Melaksanakan pendataan dan pembinaan SAMIJAGA dan SPAL
e. Mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan
f. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan
g. Menjadi penanggung jawab kebersihan lingkungan di Puskesmas
Rawat Inap Sukadamai
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

2. Alasan Penetapan Core Issue


1. Deskripsi Issue
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai Sanitarian Terampil di UPT
Puskesmas Sukadamai Kecamatan Natar penulis menemukan isu-isu antara
lain:
a. Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di Puskesmas Rawat Inap Sukadamai
b. Tidak optimalnya pengelolaan sampah di Puskesmas Rawat Inap Sukadamai
c. Belum tercapainya TPM yang tersertifikasi Surat Laik Hygiene Sanitasi
Wilayah kerja di Puskesmas Rawat Inap
d. Belum optimalnya pengawasan kebersihan lingkungan Puskesmas Rawat
Inap Sukadamai

6
2. Analisis Isu
Penentuan isu prioritas dengan alat analisis APKL menggunakan skala
rinkert (1-5) dengan berpedoman pada 4 kriteria isu yakni Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Layak (APKL). Aktual adalah benar- benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik adalah Isu yang memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
Kekhalayakan adalah isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak
adalah isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah.
Tabel 1.1 Analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL
No Isu A P K L Total Rank
.

1. Rendahnya kunjungan 4 5 5 4 18 I
klinik sanitasi di
Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai
2. Tidak optimalnya 3 4 4 3 14 II
pengelolaan sampah di
Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai
3. Belum tercapainya 5 3 2 2 12 III
TPM yang tersertifikasi
Surat Laik Hygiene
Sanitasi
4. Belum optimalnya 2 2 3 1 8 IV
pengawasan
kebersihan lingkungan
Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan APKL diatas, dari empat isu yang di
identifikas maka diambil tentang “Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di Puskesmas
Rawat Inap Sukadamai”. Isu ini ditetapkan karena berdasarkan analisis
menggunakan Alat analisis APKL.

7
Selain itu, dalam menentukan Isu juga memiliki teknik penilaian kualitas isu,
beberapa teknik yang digunakan adalah Urgency yaitu Seberapa mendesak
suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti, Seriousness yaitu
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan serta Growth yaitu Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaiamana mestinya. Dari kriteria dan teknik
yang sudah disampaikan, dapat diambil beberapa Isu yang masuk dalam kriteria
dan teknik yang sudah ditetapkan sebagai berikut;
Tabel 1.2 Analisis Identifikasi Isu Menggunakan Teknik USG
NO ISU ANALISIS TOTAL RANK
U S G
1. Rendahnya kunjungan klinik sanitasi 5 4 5 14 I
di Puskesmas Rawat Inap Sukadamai
2. Tidak optimalnya pengelolaan 4 3 4 11 II
sampah di Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai
3. Belum tercapainya TPM yang 3 1 2 6 IV
tersertifikasi Surat Laik Hygiene
Sanitasi
4. Belum optimalnya pengawasan 2 5 3 10 III
kebersihan lingkungan Puskesmas
Rawat Inap Sukadamai

Keterangan Keterangan Keterangan


Urgency : Seriousness: Growth:
5 : Sangat Mendesak 5 : Sangat Berpengaruh 5 : Sangat Berdampak
4 : Mendesak 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : CukupBerpengaruh 3 : CukupBerdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Mendesak Berpengaruh Berdampak

8
Berdasarkan identifikasi isu di atas, maka isu yang ditetapkan adalah:
“Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di Puskesmas Rawat Inap Sukadamai”. Isu ini
ditetapkan karena berdasarkan analisis menggunakan teknik USG.

C. Konsep Pokok Mata Pelatihan


Penetapan Inisiatif dan Pemecahan Core Issue
Isu yang dipilih adalah :“Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di
Puskesmas Rawat Inap Sukadamai”Pemilihan isu ini didasarkan pada
Analisis Isu yang dilakukan penulis di lapangan dan atas koordinasi dengan
pihak puskesmas. Isu tersebut memiliki tingkatan USG yang sangat tinggi
karena isu ini sangat mendesak untuk di selesaikan karena dengan
peningkatan pelayanan klinik sanitasi dengan penerapan pola alur klinik
snaitasi dapat meningkatkan jumlah kunjungan dan untuk rencana tindak
lanjutnya dapat diidentifikasi dari penyakit apa yang paling mendesak untuk di
selesaikan untuk program prioritas.
a. AnalisaAKPL
1) Aktual : Penyakit berbasis lingkungan merupakan masalah yang
sedang di prioritaskan oleh pemerintah untuk mengurangi angka
penyakit menular demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Klinik sanitasi sebagai wadah untuk mengetahui data dan informasi
awal tentang penyakit berbasis lingkungan, maka sepatutnya dalam
pelayanannya harus berjalan baik demi mengidentifikasi program yang
akan di prioritaskan selanjutnya demi memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang sedang aktual.

2) Kekhalayakan : Kekhalayakan ini adalah aspek yang berhubungan


dengan hajat hidup orang banyak. Apakah isu yang diangkat ini
berdampak bagi orang banyak ataukah tidak. Isu ini perlu diangkat
karena dengan naiknya angka kunjungan klinik sanitasi maka sebagai
sanitarian dapat merencanakan tindak lanjut berupa program prioritas
mana yang akan di angkat demi menyelesaikan masalah kesehatan
lingkungan yang sedang terjadi.

9
Jika masalah kesehatan kesehatan lingkungan dapat teridentifikasi
dengan baik maka dapat mengurangi angka kesakitan dan menaikan
derajat kesehtan masyarakat.

3) Problematik : Isu tersebut memenuhi syarat problematik karena jika


tidak dilakukan dengan optimal maka pasien yang tidak teridentifikasi
melalui klinik sanitasi akan menyebabkan prioritas masalah yang tidak
terselesaikan dengan seharusnya, lalu untuk pencapaian target
pemecahan masalah tidak berjalan objektif.

4) Kelayakan : Kelayakan adalah aspek yang berbicara mengenai


seberapa pantas isu tersebut dibahas. Isu yang diangkat mengenai
penerapan pola alur klinik sanitasi guna meningkatkan pelayanan klinik
sanitasi ini jelas layak untuk dibahas dan dicarikan solusi karena
dampaknya bisa beresiko terhadap pemecahan masalah yang
seharusnya diangkat tetapi tidak teridentifikasi dengan benar, karena
pasien yang berpenyakit berbasis lingkungan seharusnya berkunjung
ke klinik sanitasi tetapi tidak mengunjungi klinik sanitasi.

b. Analisis USG
Dalam analisis USG, isu terpilih adalah “Penerapan pola alur klinik
sanitasi guna meningkatkan pelayanan klinik sanitasi”.dengan total nilai
14.

1) Urgency:
Urgency adalah aspek yang berbicara tentang seberapa mendesak isu
tersebutharus diselesaikan. Nilai yang diberikan kepada isu penerapan
pola alur klinik sanitasi guma meningkatkan pelayanan klinik sanitasi
kategori sangat mendesak. Hal ini dikarenakan isu ini haus segera
ditangani, karena efek yang ditimbulakan dalam isu ini adalah salah
penanganan masalah kesehatan lingkungan yang sangat berdampak
pada kesehatan lingkungan.

10
b. Seriousness
Isu mengenai penerapan pola alur klinik sanitasi guna meningkatkan
pelayanan klinik sanitasi terkategorikan serius karena petugas terkait
terkadang kurang memahami mengenai pentingnya pasien untuk datang
ke klinik sanitasi dan dengan kesibukannya munkin juga mereka lupa
untuk merujuk ke klinik sanitasi. Untuk tercapainya mutu [elayanan yang
baik harusnya terdapat koordinasi yang baik pula antara para petugas
terkait dengan sanitarian di klinik sanitasi, jika tidak maka dapat terjadi
salah identifikasi mengenai masalah lingkungan yang ada.

c. Growth
Growth adalah aspek yang mempertimbangkan tentang seberapa
besarkemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya. Tentu saja isu mengenai penerapan pola alur
klinik sanitasi guna untuk meningkatkan pelayanan klinik sanitasi harus
segera di tangani. Karena klinik sanitasi adalah satu diantara sumber data
awal untuk pemecahan berbagai permasalahan kesehatan lingkungan.
dan jika permasalahan kesehatan lingkungan tidak teridentifikasi dengan
baik, maka pemecahannya pun tidak akan sesuai dan tidak akan efesien.

2. Konsep Nilai Dasar ANEKA


Sesuai latar belakang pada bab pendahuluan bahwa ASN harus
mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS berikut penjelasan
dari nilai-nilai tersebut :

a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja secara
bertangggung jawab. Akuntabilitas diperlukan seorang PNS dalam
mengambil keputusan, sehingga terhindar dari konflik kepentingan. Hal lain
yang harus diperhatikan adalah PNS diharapkan melayani masyarakat
dengan konsisten dan adil.

11
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah tidak membeda bedakan ras suku dan agama.
Nasionalisme senantiasa menjunjung tinggi martabatnya serta
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan.Seorang PNS wajib menjaga persatuan dan
kesatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga.

c. Etika Publik
Dalam melaksanakan etika publik, seorang pemimpin/pelayan publik juga
harus mengetahui aturan-aturan yang mengatur tingkah laku mereka atau
disebut dengan kode etik. Kode etik ini adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus,sudut pandangnya
hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk-bentuk ketentuan
tertulis. Adapun kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
professional tertentu.

d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang bagus dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi kepastian di era reformasi saat ini. Banyak
upaya sudah dilakukan untuk mewujudkannya akan tetapi
implementasinya belum sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi
masalah-masalah pelayanan publik yang sering dihadapi oleh masyarakat,
maka seorang ASN harus memiliki pemikiran kritis tentang konsep
efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu.

e. Anti Korupsi
Berdasarkan etimologinya, kata korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu
Corruptio yang berarti kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Sejalan
dengan arti kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa

12
menyebabkan kerusakan, baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang luas.

f. Manajemen ASN dalam Peran dan Kedudukan ASN


Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, kemampuan menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat, kemampuan menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945. Untuk menjalankan kedudukannya
berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang No. 5 tahun 2014, Pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Tugas Pegawai ASN menurut Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 Pasal 11 mengatakan bahwa tugas dari ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Peran ASN terdapat dalam
pasal 12 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, yaitu sebagai perencana,
pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dari pernyataan diatas jelaslah
bahwa ASN dibentuk untuk profesional dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN, yaitu:
a. Asas kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;

13
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan dan kesatuan;
l. Keadilan dan kesetaraan; dan
m. Kesejahteraan.

g. Pelayanan Publik dalam Peran dan Kedudukan ASN


Pelayanan Publik di seluruh daerah provinsi serta kabupaten/kota di
Indonesia dan telah memperoleh landasan konstitusional, yaitu diatur
dalam Pasal 18A UUD NRI Tahun 1945. Ketentuan Pasal 18A tersebut
selanjutnya di implementasikan melalui UU Pelayanan Publik. Dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pasal 1
Angka 1 dirumuskan:
“Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik”
Dengan demikian tugas utama dari setiap instansi pemerintahan adalah
memberikan pelayanan atau menyelenggarakan pelayanan publik (public
service) dan kesejahteraan bagi rakyatnya (public welfare) berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan sebuah kebijakan yang
mengatur tentang pelayanan publik. Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk memberikan
kepastian hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun
masyarakat. paratur penyelenggara harus merasa memiliki kewajiban
hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan
masyarakat merasa apa yang harus dilakukan oleh aparatur Negara
tersebut merupakan hak dari masyarakat.
14
Dalam mengatur penyelenggaraan pelayanan publik, maka diterapkan
suatu pola penyelenggaraan pelayanan publik agar pelaksanaanya dapat
berjalan sistematis, akuntabel dan transparansi. Pola penyelenggaraan
pelayanan publik terdiri dari:
a. Fungsional, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan oleh
penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi, dan
kewenangannya.
b. Terpusat, yaitu pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh
penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari
penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan.
c. Terpadu
i. Terpadu satu atap, yaitu pola pelayanan terpadu satu atap
diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis
pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani
melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah
dekat dengan masyarakat tidak perlu untuk disatu-atapkan.
ii. Terpadu satu pintu, yaitu pola pelayanan terpadu satu pintu
diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis
pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui
satu pintu.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,
adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan
dan atau diterima oleh penerima layanan / pelanggan.

h. WoG (Whole of Government) dalam Peran dan Kedudukan ASN


Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States Institute of
Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan
bersama, juga dikenal dengan kolaborasi, kerjasama antar instansi, actor
pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.

15
Dengan kata lain, WoG menekankan pelayanan yang berintegrasi
sehingga prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani
permintaan masyarakat dapat selesai dengan waktu yang singkat. WoG
menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen
pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan
pada pencapaian tujuan proses integrasi institusi, proses kebijakan dan
lainnya sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pad sektor-sektor
tertentu saja yang dipandang relevan.

1. Penerapan Dalam Kegiatan


Kegiatan yang akan di lakukan dalam Penerapan Pola Alur Klinik Sanitasi
Guna Meningkatkan Pelayanan Klinik Sanitasi di Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai :
a. Membuat media sosialisasi
b.Membuat surat pemberitahuan tentang penerapan pola alur klinik sanitasi
c. Sosialisasi penerapan alur klinik sanitasi kepada petugas terkait (BP,
KIA/MTBS, Gizi, dan Rawat Inap)
d. Sosialisasi tentang klinik sanitasi kepada pasien

16
BAB II
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Rancangan Kegitan Aktualisasi

Unit kerja : UPT Puskesmas Rawat Inap Sukadamai Kec. Natar


Identifikasi Isu :
1. Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di Puskesmas Rawat
Inap Sukadamai
2. Tidak optimalnya pengelolaan sampah di Puskesmas
Rawat Inap Sukadamai
3. Belum tercapainya TPM yang tersertifikasi Surat Laik
Hygiene Sanitasi
4. Belum optimalnya pengawasan kebersihan lingkungan
Puskesmas Rawat Inap Sukadamai

Isu yang Diangkat : Rendahnya kunjungan klinik sanitasi di Puskesmas Rawat Inap
Sukadamai
Gagasan Pemecahan Isu : “Penerapan pola alur klinik sanitasi pada petugas
puskesmas guna mengoptimalkan pelayanan klinik
sanitasi”

17
Tabel 2.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
No Nama Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Sibstansi Mata Pelatihan Kontribusi Penguatan
Kegiatan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat 1. Koordinasi 1. Data analisis Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
media dengan Ka. UPT, situasi klinik Materi yang digunakan dapat dengan akan
sosialisasi menor dan senior sanitasi dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. mengharapkan bertujuan
se-profesi tentang data analisis kontribusi untuk : pada
klinik sanitasi situasi Nasionalisme: Misi Puskesmas penguatan
2. Mencari materi puskesmas Media sosialisasi yang di buat yaitu nilai
tentang pelayanan 2. Data literatur menghargai materi orang yang menjadi Meningkatkan organisasi
klinik sanitasi materi sumber dan tidak bertindak tidak plagiat mutu pelayanan yaitu
3. Membuat Skema 3. Data skema dan manajemen Terampil dan
Alur Klinik sanitasi alur klinik Etika Publik: puskesmas Inovatif.

4. Membuat sanitasi Media sosialisasi saya buat dengan (point-a)


Leafleat Klinik 4. Leafleat netral dan bahasa yang santun serta
Sanitasi mudah di mengerti

Komitmen Mutu:
Media sosialisasi yang dijadikan alat
sosialisasi bersumber dari materi yang
benar
Anti Korupsi:
18
Media sosialisasi yang di buat tidak
plagiat dengan madiri dan sederhana
dengan tidak meminta dana dari pihak
instansi

Manajemen ASN:
Materi sosialisasi dibuat dengan
profesional sesuai kompetensi

Pelayanan Publik:
Media sosialisasi berdasarkan
kepentingan umum dan dibuat
sederhana agar memudahkan untuk
dimengerti

WOG:
Materi di konsulkan dengan teman se-
profesi dan Ka. UPT
2. Membuat 1. Konsultasi 1. Draft Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
surat dengan Ka. UPT, persetujuan Surat pemberitahuan yang digunakan dengan akan
pemberita menor dan senior 2. Surat edaran adalah bentuk dari sikap integritas agar mengharapkan bertujuan
huan se-profesi tentang terwujudnya suatu perilaku perubahan kontribusi untuk : pada
tentang penerapan alur klinik Nasionalisme: Misi Puskesmas penguatan
penerapa sanitasi Surat pemberitahuan yang di buat yaitu nilai
19
n alur 2. Membuat surat adalah suatu inisiatif demi Meningkatkan organisasi
klinik edaran penerapan meningkatkan perubahan dan mutu pelayanan yaitu
sanitasi alur klinik sanitasi pelayanan yang baik dan manajemen Inovatif.
puskesmas
Etika Publik: (point-a)
Surat pemberitahuan saya buat dengan
menghargai Ka.UPT senagai pimpinan
dengan konsultasi terlebih dahulu
dengan sopan dan santun

Komitmen Mutu:
Surat pemberitahuan dibuat untuk
efesiensi dalam sosialisasi kegiatan

Anti Korupsi:
Surat pemberitahuan yang dibuat atas
dasar peduli dan tidak ada unsur
kepentingan serta jujur

Manajemen ASN:
Surat pemberitahuan dibuat dengan
tujuan pencapaian kinerja pelayanan
klinik sanitasi sesuai kompetensi

20
Pelayanan Publik:
Surat pemberitahuan berdasarkan
kepentingan umum dan dibuat demi
meningkatkan pelayanan klinik sanitasi

WOG:
Surat pemberitahuan dibuat dengan
persetujuan KA.UPT
3. Sosialisas 1. Konsultasi 1. Jadwal Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
i dengan Ka. UPT, Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dengan perlakuan dengan akan
penerapa menor dan senior 2. Dokumentasi yang sama, adil dan tidak membedakan mengharapkan bertujuan
n alur se-profesi tentang kontribusi untuk : pada
klinik jadwal sosialisasi Nasionalisme: Misi Puskesmas penguatan
sanitasi 2. Melakukan Sosialisasi dilakukan dengan yaitu nilai
kepada sosialisasi membangun solidaritas demi Meningkatkan organisasi
petugas penerapan tercapainya mutu pelayanan yang baik mutu pelayanan yaitu
terkait penerapan pola alur dan manajemen Ramah,
(BP, klinik sanitasi ke Etika Publik: puskesmas Terampil dan
Inovatif.
KIA/MTB petugas terkait Sosisalisasi menggunakan bahasa (point-a)
S, Gizi, 3. Membagikan yang santun dan saling menghargai
dan surat edaran dan pendapat jika ada masukan guna
Rawat skema pola alur tercapainya mutu pelayanan yang baik
Inap) klinik sanitasi
21
Komitmen Mutu:
Sosoalisasi di lakukan dengan materi
yang sesuai dengan kualifikasinya dan
tidak menyimpang dari materi yang
seharusnya

Anti Korupsi:
Sosialisasi dilakukan dengan jujur,
transparan dan bertanggung jawab
tanpa ada unsur kepentingan pihak
manapun

Manajemen ASN:
Sosialisasi dilakukan dengan
pemberian materi yang sesuai dengan
kopentensinya serta penyampaiannya
dilakukan dengan jelas dan profesional

Pelayanan Publik:
Sosialisasi berdasarkan kepentingan
umum dan dilaksanakan demi
meningkatkan mutu pelayanan klinik
sanitasi

22
WOG:
Sosialisasi dilakukan dengan
keterkaitan pihak petugas puskesmas
yang terkait maupun yang tidak terkait
4. Sosialisas 1. Melakukan 1. Data register Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
i tentang sosialisasi tentang klinik sanitasi Sosialisasi dilakukan dengan perlakuan dengan akan
klinik klinik sanitasi ke 2. Dokumentasi yang sama, adil dan tidak membedakan mengharapkan bertujuan
sanitasi pasien kontribusi untuk : pada
kepada 2. Membagikan Nasionalisme: Misi Puskesmas penguatan
pasien leafleat ke pasien Sosialisasi dilakukan dengan peduli yaitu nilai
dan sederhana tanpa maksud Peningkatan peran organisasi
mendiskriminasi pasien demi serta masyarakat yaitu
tercapainya mutu pelayanan yang baik dalam perilaku Ramah,
hidup bersih dan Terampil dan
Etika Publik: sehat Inovatif.
Sosisalisasi dengan ramah (point-c)
menggunakan bahasa yang santun dan
saling menghargai guna tercapainya
mutu pelayanan yang baik
Komitmen Mutu:
Sosoalisasi di lakukan dengan materi
yang inofatif dan kreatif untuk membuat
pasien menjadi tergugah dalam
23
membacanya lalu isinya tetap sesuai
dengan kualifikasinya dan tidak
menyimpang dari materi yang
seharusnya

Anti Korupsi:
Sosialisasi dilakukan dengan jujur,
transparan dan bertanggung jawab
tanpa ada unsur kepentingan pihak
manapun

Manajemen ASN:
Sosialisasi dilakukan dengan
pemberian materi yang sesuai dengan
kopentensinya serta penyampaiannya
dilakukan dengan sederhana, jelas dan
profesional

Pelayanan Publik:
Sosialisasi berdasarkan kepentingan
umum dan dilaksanakan demi
meningkatkan pengetahuan pasien dan

24
mutu pelayanan klinik sanitasi

WOG:
Sosialisasi dilakukan dengan
keterkaitan pihak petugas puskesmas
yang terkait maupun yang pasien

B. Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN

25
NO Rancangan Aktualisasi Juli Agustus Septem
ber
IV I II III IV
1. Membuat media sosisalisasi

2. Membuat surat pemberitahuan tentang pelayanan


klinik sanitasi
3. Sosialisasi kepada petugas terkait penetapan pola
alur klinik sanitasi
4. Sosialisasi kepada pasien terkait klinik sanitasi

26

Anda mungkin juga menyukai