Anda di halaman 1dari 2

Jenis-jenis gangguan pada indra pendengaran.

a) Infeksi telinga
Infeksi telinga merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada manusia. Infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, jamur, hingga virus ini dapat terjadi pada seluruh bagian telinga. Infeksi pada telinga luar
dikenal sebagai otitis eksterna, infeksi pada telinga tengah disebut otitis media, dan infeksi pada telinga
dalam disebut otitis interna. Penyakit ini sering terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan telinga
hingga cara pembersihan telinga yang tidak tepat.
Infeksi telinga luar biasanya terjadi karena saluran telinga terlalu lembap sehingga memudahkan
jamur atau bakteri untuk berkembang biak. Gejala yang timbul pada otitis eksterna meliputi rasa gatal
pada telinga, telinga sakit ketika tersentuh, telinga memerah dan bengkak, keluar cairan dari telinga,
gangguan pendengaran, telinga terasa penuh, demam, hingga terjadi pembengkakan di kelenjar getah
bening.
Otitis media lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Bagian telinga tengah
yang paling sering terkena infeksi adalah saluran Eustachius. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini
meliputi telinga terasa nyeri, gangguan pendengaran, demam, serta telinga mengeluarkan cairan
kekuningan/kecokelatan dan berbau busuk.
Otitis interna merupakan infeksi telinga yang paling berisiko menyebabkan kehilangan pendengaran
secara permanen. Gejala yang timbul ketika menderita otitis interna meliputi keseimbangan tubuh
terganggu, nyeri telinga, hingga kehilangan pendengaran. Sistem keseimbangan tubuh yang terganggu
akan berlanjut hingga penderita mengalami vertigo dan ketidakmampuan untuk berdiri atau duduk.
Infeksi lain yang dapat terjadi di telinga adalah perikondritis. Infeksi ini terjadi di jaringan
perikondrium. Perikondrium merupakan jaringan ikat yang berfungsi memberikan nutrisi dan
melindungi tulang rawan daun telinga. Perikondritis biasanyan disebabkan oleh cedera di daun telinga.
Cedera tersebut dapat berasal dari tindik, benturan, gigitan serangga, hingga luka bakar.
b) Kolesteatoma atau tumor telinga
Kolesteatoma merupakan kondisi ketika kulit mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali di
bagian telinga tengah. Koleastoma sering kali dialami oleh orang yang menderita otitis media secara
berulang. Pada beberapa kasus, penyakit ini terjadi sejak penderita lahir. Kolesteatoma dapat terjadi
karena tersumbatnya saluran Eustachius. Ketika saluran Eustachius tersumbat, tekanan di dalam telinga
tengah akan menarik membran timpani ke dalam sehingga membentuk kista. Kista inilah yang akan
berkembang menjadi kolesteatoma. Kolesteatoma yang tidak segera diobati akan berkembang menjadi
kanker telinga.
c) Tuli konduksi
Tuli konduksi adalah kondisi ketika terganggunnya penghantaran getaran suara. Tuli konduksi dapat
disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen, penebalan
atau pecahnya membran timpani, pengapuran pada tulang-tulang pendengaran, penurunan kelenturan
hubungan stapes dengan jendela oval, dan kerusakan pada saraf pendengaran.
d) Tinnitus
Jenis gangguan telinga ini umumnya ditandai oleh denging, desis, dengung, atau deru yang berulang
di telinga. Tinnitus dapat disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di telinga, penumpukan kotoran
telinga, perubahan struktur telinga, mendengar suara keras terlalu lama, hingga Meniere.
e) Meniere
Meniere adalah gangguan pendengaran yang menyerang telinga dalam, khususnya sistem vestibular
yang berperan dalam sistem keseimbangan tubuh. Oleh sebab itu, gejala yang ditimbulkan meliputi
hilangnya keseimbangan dan vertigo. Meniere juga dapat terjadi pada koklea berupa pembengkakan
organ korti. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan cairan di dalam telinga.
f) Neuroma akustikus atau Schwannoma vestibular
Neuroma akustikus merupakan tumor jinak yang menyerang saraf vestibular (saraf penghubung
telinga dengan otak). Gejala yang ditimbulkan neuroma akustikus meliputi gangguan pendengaran,
pusing, kesulitan menelan makanan, mati rasa atau kesemutan di salah satu sisi wajah, hingga kehilangan
keseimbangan. Penderita neuroma akustikus parah dapat mengalami kehilangan pendengaran secara
permanen.
g) Trauma akustik
Trauma akustik merupakan rusaknya membran timpani akibat terlalu sering mendengar suara
bervolume tinggi. Trauma akustik juga dapat diakibatkan oleh suara keras yang tiba-tiba seperti
halilintar, ledakan, atau gelombang kejut. Traum akustik dapat menyebabkan tuli permanen apabila suara
keras tersebut mengakibatkan pecahnya membran timpani.
h) Otosklerosis
Otosklerosis merupakan gangguan pendengaran akibat penumpukan jaringan di sekitar telinga tengah
dan telinga. Penumpukan jaringan ini menyebabkan tulang sanggurdi tidak mampu bergetar untuk
meneruskan getaran menuju koklea. Otosklerosis biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau
keturunan.
i) Barotrauma
Barotrauma disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga. Barotrauma sering
terjadi ketika pesawat lepas landas dan mendarat. Dalam kondisi ini, tekanan udara di dalam kabin
pesawat berubah secara cepat. Jika telinga tidak cepat beradaptasi untuk menyeimbangkan tekanan udara
di dalam telinga, maka terjadilah barotrauma. Barotrauma yang terlalu kuat dapat menyebabkan gendang
telinga pecah. Penyebab lain dari barotrauma adalah aktivitas menyelam (scuba diving), gelombang
kejut akibat ledakan, menjalani terapi pengobatan oksigen hiperbarik, melakukan pendakian ke puncak
gunung, mengendarai kendaraan di perbukitan atau pegunungan, dan naik atau turun lift dari atau menuju
lantai yang tinggi. Risiko mengalami barotrauma meningkat ketika penderita mengalami flu atau otitis
media.
j) Presbikusis
Prsbikusis adalah kondisi menurunnya kemampuan mendengar akibat pertambahan usia. Kondisi ini
umumnya terjadi pada lansia berusia di atas 65 tahun. Gejala presbikusis biasanya dimulai dengan
ketidakmampuan mendengar suara bernada tinggi seperti suara kicau burung, dering telepon, serta suara
anak-anak dan wanita.

Anda mungkin juga menyukai