Revisi Widya Pasha Citra Sari - 22010318120013 - P.4
Revisi Widya Pasha Citra Sari - 22010318120013 - P.4
ABSTRAK
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman cengkeh (Syzigium
aromaticum), yang termasuk dalam famili Myrtaceae, yang banyak ditanam di Indonesia, India
dan Madagaskar. Praktikum Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh bertujuan untuk mengisolasi
eugenol dari minyak cengkeh, menentukan tetapan fisiknya (titik didih, berat jenis, dan indek
bias), dan menganalisis hasil dengan spektrofotometer UV-Vis dan IR. Metode yang digunakan
pada praktikum adalah ekstraksi cair-cair. Prinsip dari metode yang digunakan yaitu didasarkan
pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur. Metode Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh yaitu dilakukan dengan
menambahkan minyak cengkeh dan NaOH 4N dengan pengadukan menggunakan magnetic
stirer. Kemudian pisahkan lapisan yang terbentuk dengan corong pisah, lapisan bawah (eugenol)
dipisahkan. Lapisan atas (kariofilena) diekstraksi dengan NaOH 2N. Larutan yang berisi eugenol
diasamkan dengan HCl 25% sampai pH 3. Dipisahkan kembali campuran dengan menggunakan
corong pisah. Lapisan atas dipisahkan, lapisan air diekstraksi dengan petroleum eter. Hasil
ekstraksi digabung dengan lapisan eugenol dan dicuci dengan air sebanyak 3x. Ekstrak
dikeringkan dengan Na2SO4 andhidrat dan disaring. Petroleum eter diuapkan dengan evaporator
buchi. Hasil yang diperoleh adalah larutan berwarna kuning kecoklatan bening, berbau khas,
memiliki titik didih sebesar 252.66 °C (1 atm), berat jenis standar dari eugenol sebesar 1,064-
1,070 g/mL, indeks bias eugenol (28° C) adalah 1,52-1,54, pada analisis UV-Vis, eugenol
memiliki satu pita serapan maksimum pada panjang gelombang 278 nm yang berasal dari cincin
aromatik, hasil analisis dengan IR diperoleh adalah adanya gugus hidroksi pada bilangan
gelombang 3552,88 cm-1, metoksi oleh karakteristik serapan C-O pada bilangan gelombang
1267,23-1232,51 cm-1, C=C aromatik pada serapan 1512,19 cm-1, dan serapan gugus lainnya
yang memperlihatkan kesesuaian dengan gugus fungsi pada struktur eugenol, dimana eugenol
PENDAHULUAN
Thomas1 menyatakan bahwa cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki
batang pohon besar dan berkayu keras. Cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai
ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20-30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.
Tanaman cengkeh memiliki daun tunggal, bertangkai, tebal, kaku, bentuk bulat telur sampai
lanset memanjang, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun menyirip,
permukaan atas mengkilap, panjang 6 - 13,5 cm, lebar 2,5 - 5 cm, warna hijau muda atau cokelat
muda saat masih muda dan hijau tua ketika tua. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada
ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan dan berubah lagi
menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedangkan bunga cengkeh kering akan berwarna cokelat
kehitaman dan berasa pedas karena mengandung minyak atsiri.
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub-Kelas : Choripetalae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : S. aromaticum
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman cengkeh (Syzigium
aromaticum), yang termasuk dalam famili Myrtaceae, yang banyak ditanam di Indonesia, India
dan Madagaskar. Minyak cengkeh telah banyak dimanfaatkan sebagai agen perasa dan pemberi
aroma pada berbagai makanan dan campuran dalam rokok kretek karena aroma dan rasanya yang
kuat dan pedas, selain itu minyak cengkeh memiliki aktivitas biologis karena mengandung
eugenol dengan kadar tinggi, yaitu sebagai antiseptik dan analgesik pada pengobatan gigi dan
mulut, antifungal, antibakteri, antioksidan, antikarsinogen dan anti radikal bebas. Minyak
cengkeh dapat diisolasi dari daun (1-4%), batang (5-10%), maupun bunga cengkeh (10-20%).
Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan harganya mahal karena
rendemennya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%. Kelimpahan komponen-
komponen dalam minyak cengkeh bergantung dari jenis, asal tanaman, metode isolasi, dan
metode analisa yang digunakan. Minyak cengkeh umumnya diisolasi dari bunga cengkeh kering.
Proses pengeringan bertujuan sebagai teknik pengawetan bunga cengkeh setelah panen untuk
keperluan berbagai industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Bunga cengkeh segar didistilasi
dan dihasilkan minyak cengkeh dengan eugenol sebanyak 47,57%, β-karyofilen35,42%, eugenil
asetat 13,42%. Namun selama ini belum ada riset tentang pengaruh pengeringan terhadap
perubahan komponen dalam minyak cengkeh5.
METODE
Praktikum “Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh” ini dilaksanakan secara online di
Microsoft teams, pada saluran Praktikum farmakognosi dan fitokimia kelas A, pada hari Senin,
18 Mei 2020. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas beaker 500 mL, plat
pemanasan dengan pengaduk magnetic, set destilasi fraksinasi vakum, corong pisah, gelas ukur,
dan corong gelas. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak
cengkeh, NaOH 2N dan 4 N, HCl 25%, pentane, petroleum eter, Na 2SO4 anhidrat, dan pH
universal.
Cara kerja “Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh” adalah dengan cara dimasukkan 50
mL minyak cengkeh ke dalam beaker glass 500 mL ditambahkan 15 mL NaOH 4N disertai
dengan pengadukan menggunakan pengaduk magnetic. Setelah dingin, dipisahkan lapisan yang
terbentuk pada corong pisah. Lapisan bawah (eugenol) dipisahkan, lapisan atas (kariofilena)
diekstraksi dengan 5 mL NaOH 2N. Digabungkan ekstrak dengan lapisan eugenol, selanjutnya
diekstraksi dengan pentana 25 ml (2x). Ditambahkan ekstrak yang didapat ke gelas beaker yang
berisi kariofilena. Diasamkan larutan yang berisi eugenol dengan HCl 25% sampai pH 3.
Dipisahkan lapisan atas, diekstraksi lapisan air dengan petroleum eter 25 mL (2x), digabung
hasilnya dengan lapisan eugenol, dicuci dengan 25 ml air sebanyak 3x, kemudian dikeringkan
dengan Na2SO4 andhidrat dan disaring. Diuapkan petroleum eter dengan evaporator buchi, residu
didestilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan. Ditentukan fraksi yang mengandung eugenol
melalui bau, warna, titik didih, berar jenis, bias serta pola spektra UV dan IR-nya.
(Dokumentasi
Pribadi, 2020)
5 Dimasukkan - Terbentuk - Pastikan kran pada
ke dalam dua lapisan, corong pisah tertutup
corong pisah lapisan atas sebelum campuran
dan diekstraksi berupa (Dokumentasi dituang.
eugenol Pribadi, 2020) - Pada saat melakukan
yang penggojogan,
(Dokumentasi
Percobaan ini berjudul “Isolasi Eugenol dari Minyak Cengkeh”, yang bertujuan untuk
mengisolasi eugenol dari minyak daun cengkeh, menentukan tetapan fisik meliputi titik didih,
berat jenis, dan indeks bias, serta menganalisis hasil dengan spektrofotometer UV-Vis dan IR.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstraksi pelarut yaitu suatu metode
pemisahan senyawa dari pelarut tertentu berdasarkan tingkat kepolarannya. Prinsip dari
percobaan ini adalah ekstraksi cair-cair. Metode yang digunakan dalam percoban ini adalah
metode ekstraksi cair-cair, sedangkan prinsip dari metode tersebut didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Menurut
Fanggida7, ekstraksi cair-cair merupakan proses pemisahan suatu komponen dari fase cair ke fase
cair lainnya berdasarkan kelarutan relatifnya. Teknik ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa
tahap, yaitu kontak antara pelarut dengan fase cair yang mengandung komponen yang akan
diambil (solute) dan pemisahan dua fase yang tidak saling melarutkan. Prinsip dasar ekstraksi
cair- cair mengikuti Hukum Distribusi Nernst atau Hukum Partisi yang menyatakan bahwa
“apabila suatu analit dilarutkan ke dalam dua pelarut yang tidak saling campur, maka analit akan
terdistribusi dalam proporsi yang sama (merata) diantara dua pelarut yang tidak saling campur”.
Salah satu teknik ekstraksi cair yang paling sering digunakan adalah teknik ekstraksi berulang
menggunakan corong pisah. Prinsip ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah yaitu
berdasarkan kelarutan senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur dan dapat dipisahkan
keduanya dalam corong pisah sesuai massa jenis masing-masing pelarut. Ekstraksi dilakukan
agar didapatkan analit yang akan diukur kadarnya dalam bentuk tunggal.
Reaksi yang terjadi pada isolasi eugenol dimulai pada penambahan dengan senyawa
NaOH. Menurut Hasim8, NaOH berfungsi sebagai basa yang akan bereaksi dengan atom H pada
gugus OH karena atom H ini cenderung bersifat asam. Reaksi akan menghasilkan garam berupa
Na-fenolat yang larut air. Menurut Iskandar13, komponen lain dalam minyak atsiri bunga
cengkeh tidak akan bereaksi dengan NaOH dikarenakan perbedaan kepolaran. Perbedaan
tersebut membuat terbentuknya 2 lapisan senyawa, yaitu lapisan atas berupa senyawa-senyawa
organik lainnya dan lapisan bawah berupa Na-Eugenolat dan air.
Hasil yang didapatkan pada praktikum yaitu berupa larutan berwarna kuning kecoklatan
bening, dan berbau khas minyak cengkeh. Menurut Iskandar13 dan Noviansari15, karakteristik
eugenol yaitu berwarna bening kekuningan, berwujud cair, dan memiliki bau khas minyak
cengkeh. Hasil yang diperoleh pada praktikum dan literatur memiliki kemiripan pada warna dari
eugenol, namun hal ini tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyimpulkan kemurnian
dari eugenol yang diperoleh. Untuk menyimpulkan apakah senyawa yang diperoleh merupakan
eugenol murni harus dilakukan beberapa uji lain yang menghasilkan data yang mendukung. Uji
lain yang dapat dilakukan berupa tetapan sifat fisik dari eugenol seperti titik didih, berat jenis
dan indeks bias. Menurut Hasim8, eugenol memiliki titik didih sebesar 252.66 °C pada tekanan 1
atm. Menurut Iskandar13, berat jenis standar dari eugenol adalah sebesar 1,064-1,070 g/mL.
Menurut Nuryoto16, indeks bias eugenol pada suhu 28° C sesuai persyaratan adalah 1,52-1,54.
Menurut Muryeti17, hasil pada analisis UV-Vis, eugenol memiliki satu pita serapan maksimum
pada panjang gelombang 278 nm yang berasal dari cincin aromatik yang diduga akibat terjadinya
transisi elektronik ᴨ → ᴨ*. Menurut Iskandar13, hasil analisis dengan IR diperoleh adalah adanya
gugus hidroksi pada bilangan gelombang 3552,88 cm-1, metoksi oleh karakteristik serapan C-O
pada bilangan gelombang 1267,23-1232,51 cm-1, C=C aromatik pada serapan 1512,19 cm-1, dan
serapan gugus lainnya yang memperlihatkan kesesuaian dengan gugus fungsi yang terdapat pada
struktur eugenol, dimana eugenol merupakan turunan dari senyawa fenol yang memiliki gugus
hidroksil dan tersusun dari senyawa aromatik (benzena).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA