Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP IFRS DAN

KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DAN


MENGAPLIKASIKAN IFRS

Andrey Hasiholan Pulungan


Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prasetiya Mulya

Abstract

Globalization, ASEAN Free Trade started in 2015, and IFRS implementation in Indonesia
require universities to produce competent accounting graduates, specifically in IFRS. The
purpose of this research is to analyze students’ perceptions on IFRS and their competence in
IFRS. The respondents are 81 students from three private universities in Jakarta, Banten, and
West Java. The students must be taking or must have taken Advance Accounting subject. The
results show that students realize that IFRS is important for working as accountant and IFRS
has been also integrated in their learning process in campus. However, students perceive that
they do not have good competency in understanding applying IFRS. Most respondents state
that they are difficult to learn IFRS due to unclear explanation from lecturer, text book in
English, and lack of facilities to learn IFRS.

Key Words: IFRS, Competency, and Students’ Perceptions.

I. Pendahuluan memenuhi persyaratan yang telah


Globalisasi, perkembangan teknologi ditentukan bersama, akan diberikan
yang pesat, dan penerapan IFRS izin untuk bekerja secara di tiap
menuntut para lulusan akuntansi yang negara ASEAN dengan mengikuti
kompeten. Akuntan diharapkan yang peraturan local yang berlaku.
memiliki kemampuan teknis, seperti Kemendag (2012, hal.80).
menguasai IFRS atau PSAK berbasis menyatakan bahwa Indonesia perlu
IFRS, maupun non-teknis, seperti meningkatkan sumber daya
berpikir kritis. Akuntan harus berperan manusianya agar tidak kalah bersaing
dalam pembangunan sektor publik dan dengan tenaga kerja terampil dari luar.
swasta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Akuntan Indonesia diharapkan dapat
2013a). berkompetisi dengan akuntan dari
Keikutsertaan Indonesia di dalam negara ASEAN lainnya.
perdagangan bebas ASEAN di tahun Akan tetapi, saat ini timbul
2015 sebagai bagian dari ASEAN kekhawatiran akan kemampuan
Economic Community telah akuntan Indonesia bersaing pada
memberikan tantangan tersendiri. perdagangan bebas ASEAN.
Negara-negara ASEAN menyetujui Kekhawatiran pertama terkait dengan
kerangka kerjasama pada jasa jumlah akuntan Indonesia. Laporan
akuntansi (Mutual Recognition ASEAN Federation Accountant (2012)
Arrangement Framework on menyebutkan bahwa jumlah anggota
Accountancy Services) sebagai bagian IAI adalah 12,548 orang. Jumlah
komunitas ekonomi ASEAN atau tersebut lebih kecil dibandingkan
(ASEAN, 2009). Salah satu isi mutual dengan jumlah anggota asosiasi
recognition arrangement (MRA) akuntan di Thailand (54,319), Malaysia
tersebut adalah seorang akuntan (29,179), Singapura (25,726), dan
profesional (practicing profesional Filipina (22,567). Pusat Pembinaan
accountant/PPA) yang telah Akuntan dan Jasa Penilai atau PPAJP
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

(dikutip oleh IAI, 2012) melaporkan akuntansi keuangan di Indonesia yang


bahwa pada tahun 2012, hanya ada berkonvergensi dengan IFRS.
sekitar 1.000 akuntan publik di Ketidaksiapan mahasiswa terhadap
Indonesia. Sedangkan jumlah akuntan IFRS dipengaruhi juga oleh
publik di Malaysia sebanyak 2.500, ketidaksiapan tenaga pengajar,
Filipina 4.941, dan Thailand 6.000. kekurangan bahan ajar, bahasa, dan
Undang-Undang no 5 tahun 2011 yang sebagainya (Widiastuti, 2012,
memperbolehkan akuntan publik asing Coetzee & Schmulian, 2013 dan
bekerja dan membuka kantor di Carvalho & Salotti, 2013).
Indonesia tentu menjadi jalan bagi Hal ini tentu menjadi dilema
akuntan publik asing untuk memasuki mengingat mahasiswa akuntansi saat
pasar di Indonesia yang besar. ini akan bersaing dengan para lulusan
Apabila akuntan Indonesia yang lebih akuntansi di ASEAN. IFRS adalah
sedikit secara kuantitas juga tidak standar yang telah dikonvergensi
didukung dengan kualitas yang baik, dalam standar akuntansi keuangan
maka sangat mungkin akuntan negara-negara di ASEAN.
Indonesia tidak dapat bersaing dengan Kemampuan dalam memahami IFRS
akuntan publik dari negara ASEAN akan meningkatkan daya saing
lainnya. mahasiswa akuntansi Indonesia.
Kekhawatiran yang kedua terkait Penelitian ini bertujuan pada
dengan kemampuan akuntan mengevaluasi persepsi kesiapan
Indonesia bersaing di tahun 2015. mahasiswa akuntansi terhadap
Wakil Menteri Keuangan, Mahendra implementasi IFRS beserta faktor-
Siregar (dikutip oleh IAI, 2013), faktor yang mendukung maupun
menyatakan bahwa daya saing menghambat kesiapan mereka. Tidak
akuntan Indonesia masih kurang seperti kebanyakan responden di
dibandingkan dengan akuntan-akuntan berbagai penelitian yang cenderung
dari negara lain karena kurangnya berasal dari satu institusi pendidikan,
kesadaran akuntan Indonesia untuk penelitian ini mengambil responden
memperbaharui ilmu mereka. Salah dari beberapa propinsi dan universitas
satu pengetahuan yang perlu di Indonesia.
diperbaharui oleh akuntan adalah
konvergensi IFRS dalam standar II. Tinjauan Literatur
akuntansi keuangan di Indonesia. Sebagai negara G20, para pembuat
Wahyuni (2012) juga menemukan kebijakan akuntansi di Indonesia dan
bahwa sekalipun akuntan secara negara-negara G20 lainnya diwajibkan
umum yakin bahwa Indonesia siap untuk memiliki sebuah standar
dengan konvergensi IFRS, akuntan akuntansi yang berlaku secara global
publik yang tidak berafiliasi dengan (G20 cited in IMF, 2009). Pada tahun
asing lebih tidak siap dengan 2012, Indonesia menerbitkan
konvergensi IFRS. Pernyataan Standar Akuntansi
Disamping akuntan, mahasiswa Keuangan yang sebagian besar
akutansi Indonesia juga menghadapi merupakan konvergensi dengan IFRS
tantangan akan IFRS. Standar tahun 2009. Standar tersebut tetap
akuntansi yang masih mengalami direview agar mengikuti
transisi standar akuntansi keuangan perkembangan IFRS.
dapat menyebabkan mahasiswa Konvergensi IFRS tidak hanya
tingkat akhir yang belum tentu menuntuk akuntan dan para pendidik
mendapatkan pengetahuan yang untuk tetap memperbaharui
seharusnya mengenai standar pengetahuannya, namun juga

30 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

mahasiswa di perguruan tinggi. yang cukup menjadi tantangan


Menjelang perdagangan bebas mengingat perusahaan memandang
ASEAN yang semakin dekat, lulusan bahwa mahasiswa perlu memiliki
akuntansi dari perguruan tinggi di pengetahuan dan kemampuan dalam
Indonesia seyogyanya dapat bersaing membandingkan IFRS dengan standar
dengan lulusan dari negara-negara akuntansi lokal, dan membaca dan
ASEAN lainnya. Memiliki pengetahuan memahami laporan keuangan berbasis
akan IFRS adalah salah satu kualitas IFRS (Yoon, Vedd, & Jones, 2013).
yang diperlukan. Dengan menggunakan taksonomi
Penelitian-penelitian mengenai bloom direvisi Yoon, Vedd, & Jones
persepsi akademisi, khsususnya (2013) membagi kompetensi IFRS ke
mahasiswa terhadap implementasi dalam 15 bagian (tabel 1). Pemberi
IFRS di dalam dunia pendidikan kerja diminta memberikan pendapat
cenderung lebih sedikit dibandingkan mengenai pentingnya mahasiswa
dengan penelitian mengenai dampak menguasai setiap bagian kompetensi
IFRS bagi perusahaan dan pasar IFRS apabila telah lulus. Sayangnya,
saham. Beberapa penelitian penelitian tersebut tidak menyajikan
mengenai persepsi mahasiswa apakah ekpektasi pemberi kerja
terhadap IFRS dilakukan di Amerika secara signifikan berbeda untuk setiap
Serikat, misalnya Chiang (2013) dan kompentsi.
James & Blaszcyznski (2010). Mereka Untuk dapat menghasilkan
menemukan bahwa sekalipun lulusan akuntansi yang memiliki
mahasiswa memandang penting kompetensi IFRS, perguruan tinggi
mempelajari IFRS dan perlunya IFRS perlu mengintegrasikan IFRS ke dalam
diintegrasikan ke dalam kurikulum kurikulum. Chiang (2013) menemukan
akuntansi, mahasiswa tidak yakin bahwa IFRS kurang terintegrasi ke
bahwa mereka memiliki pengetahuan dalamkurikulum akuntansi di Amerika
akan IFRS yang cukup. Serikat. Selama ini, kurikulum
Ketidakyakinan mahasiswa bahwa akuntansi di Amerika Serikat sudah
mereka memiliki pengetahuan IFRS padat dan difokuskan pada US GAAP.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38 31
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

Tabel 1: Kompetensi IFRS dengan Menggunakan Taksonomi Bloom Direvisi


Sumber: Yoon, Vedd, & Jones (2013)

Tujuan pembelajaran mahasiswa Kategori Taksonimi Level


Bloom direvisi Taksonomi
Mendefinisikan istilah International Financial Mengingat 1
Reporting Standard
Membandingkan persamaan dan perbedaan antara Pemahaman 2
IFRS dan US GAAP
Membedakan antara antara principles-based dan Pemahaman 2
rules based
Menjelaskan peranan International Accounting Pemahaman 2
Standard Board
Menjelaskan perkembangan adopsi IFRS saat ini Pemahaman 2

Mendeskripsikan proses penetapan standar IFRS Pemahaman 2

Membaca dan mengerti laporan keuangan berbasis Aplikasi 3


IFRS.
Mengaplikasikan IFRS 1 (first-time adoption of Aplikasi 3
IFRS) kepada entitas
Mengaplikasikan IFRS dalam pencatatan transaksi Aplikasi 3
bisnis
Mengaplikasikan IFRS untuk entitas kecil dan Aplikasi 3
menengah (small and medium sized entities)
Membuat laporan keuangan berbasis IFRS Aplikasi 3
Menggunakan bahasa program XBRL untuk IFRS Aplikasi 3
Menganalisa laporan keuangan berbasis IFRS. Analisa 4
Merekonsiliasi IFRS dengan laporan keuangan Analisa 4
berbasis US GAAP
Melakukan penilaian (profesional judgement) untuk Evaluasi 5
mengevaluasi alternatif perlakuan
akuntansi sesuai dengan IFRS terhadap suatu
situasi/kejadian ekonomi.

Kebanyakan mahasiswa mulai keseregaman pendidikan akuntansi di


diperkenalkan pada IFRS pada mata di berbagai negara. Keberhasilan
kuliah akuntansi keuangan menengah. konvergensi pendidikan akuntansi
Penambahan materi IFRS ke dalam secara global antara lain dipengaruhi
kurikulum dikhawatirkan akan oleh perbedaan budaya, bahasa, serta
menyebabkan penambahan jumlah tingkat pengetahuan akan
kredit yang harus ditempuh International Education Standard.
mahasiswa selama perkuliahan. Coetzee & Schmulian (2013) dan
Sugahara (2013) juga Carvalho & Salotti (2013) menemukan
menemukan bahwa kebanyakan bahwa ada dua hal utama yang
responden setuju bahwa adopsi IFRS menghambat mahasiswa di Afrika
meningkatkan pentingnya konvergensi Selatan dan Brazil dalam mempelajari
pendidikan akuntansi secara global. IFRS. Hambatan yang pertama
Konvergensi pendidikan akuntansi adalah perbedaan bahasa. Coetze &
secara global berarti bahwa ada Schumulian (2013) menyatakan

32 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

bahwa buku ajar dan materi IFRS pentingnya kompetensi IFRS


lainnya tidak memakai bahasa lokal dalam bekerja.
sehingga menuntut para pengajar PP2: Bagaimanakah kompetensi
akuntansi untuk menerje-mahkannya. mahasiswa dalam memahami
Dampaknya adalah waktu para IFRS? (Tabel 3)
pengajar akuntansi untuk melakukan PP3: Bagaimanakah kompetensi
penelitian dan tugas-tugas lainnya mahasiswa dalam
sangat berkurang. mengaplikasikan IFRS pada
Di Brasil, bahasa pengantar yang laporan keuangan?
dipakai di Brazil adalah Portugis PP4: Bagaimanakah persepsi
sehingga beberapa institusi di Brazil mahasiswa akuntansi mengenai
telah menerjemahkan IFRS ke dalam
integrasi IFRS ke dalam proses
bahasa lokal. Permasalahannya
adalah meskipun kebanyakan standar pembelajaran akuntansi
IFRS sudah ditranslasi ke dalam keuangan?
bahasa lokal, yaitu Portugis, beberapa PP5: Faktor-faktor apa sajakah yang
topik akuntansi tetap harus dapat mendorong dan
menggunakan bahasa Inggris, seperti menghambat mahasiswa
kerugian penurunan nilai (impairment akuntansi dalam mempelajari
losses).
IFRS selama di perkuliahan?
Faktor kedua yang menghambat
mahasiswa dalam mempelajari IFRS
adalah perbedaan antara pendekatan III. Metode Penelitian
principles-based di dalam IFRS Penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan rules-based pada standar untuk pengumpulan data. Sampel
yang lama. Sebagai contoh, selama ini penelitian merupakan mahasiswa
penentuan besarnya depresiasi di akuntansi S1 di tiga perguruan tinggi
Brasil lebih dipengaruhi oleh tujuan swasta di Indonesia yang berlokasi di
pengurangan pajak. (Carvalho & kota Jakarta, Tangerang Selatan, dan
Salotti, 2013). Hal ini tentu berbeda Bekasi. Mahasiswa akuntansi tersebut
dengan IFRS yang menjelaskan harus sedang atau sudah menempuh
bahwa penentuan depresiasi harus mata kuliah Akuntansi Keuangan
menggambarkan penggunaan masa Lanjutan. Akuntansi Keuangan
manfaat aset tetap tersebut. Lanjutan adalah mata kuliah akuntansi
Perubahan dari rules-based menjadi keuangan terakhir yang mengajarkan
principles-based menuntut revisi mahasiswa pencatatan transaksi
silabus dan ujian pada pengajaran keuangan sampai dengan penyusunan
akuntansi di perkuliahan (Coetzee & laporan keuangan termasuk standar
Schmulian, 2013 akuntansi keuangan. Dari 94
Berdasarkan penelitian kuesioner yang disebarksn, hanya 81
sebelumnya, maka penulis kuesioner yang dapat dianalisa
mengembangkan beberapa (86,175%). 13 responden tidak
pertanyaan penelitian (PP) sebagai menjawab seluruh pertanyaan tertutup
berikut: (closed questions). Tabel 2
menunjukkan informasi mengenai
PP1: Bagaimanakah persepsi
demografis responden.
mahasiswa akuntansi terhadap

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38 33
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

.
Tabel 2: Informasi Demografis Responden
Jumlah
Demografis Responden Responden Persentase Rata-Rata

Total Responden 81
Usia 20,06
Jenis Kelamin Pria 22 27,2%
Wanita 53 65,4%
Perguruan Tinggi Jakarta 24 29,6%
yang berlokasi di: Bekasi 40 49,4%
Tangerang 17 21,0%
Selatan
Apakah sudah Sudah
/sedang 22 27,2%
menempuh
menempuh
Akuntansi
Sedang
Keuangan 59 72,8%
menempuh
Lanjutan?
IPK ≥ 3,50 10 12,3%
3,00 ≤ x < 3,50 49 60,5%
2,00 ≤ x < 3,00 21 25,9%
< 2,00 1 1,2%

Kuesioner penelitian terdiri dari 4 IFRS. Kompetensi mahasiswa


bagian. Pada bagian pertama, menggunakan dikhususkan pada
responden diminta untuk menilai kompetensi dalam memahami dan
seberapa penting kompetensi IFRS mengaplikasikan IFRS (PP2 dan PP3).
dalam bekerja (PP1). Terdapat dua Pemahaman dan pengaplikasian
pertanyaan yang diajukan kepada menggunakan pertanyaan yang
responden. Pertanyaan pertama digunakan oleh Yoon, Vedd, & Jones
mengenai seberapa penting (2013) yang telah dimodifikasi dan
kemampuan membaca dan menyusun didasarkan dengan pada tujuan
laporan keuangan berbasis IFRS pembelajaran sesuai dengan
diperlukan dalam berkarir sebagai taksonomi bloom direvisi (lihat tabel 3).
akuntan di Indonesia. Sedangkan Pada bagian yang ketiga,
pertanyaan yang kedua mengenai mahasiswa diminta memberikan
pentingnya pemahaman akan IFRS pendapat mereka mengenai integrasi
dan kemampuan mengaplikasikan IFRS ke dalam proses pembelajaran
IFRS dalam laporan keuangan untuk akuntansi keuangan di perkuliahan
dapat berkompetisi dengan akuntan (PP4). Integrasi IFRS ke dalam proses
dari negara-negara ASEAN lainnya pembelajaran diukur dari apakah buku
pada saat dimulainya perdagangan ajar mata kuliah akuntansi keuangan
bebas ASEAN di tahun 2013. yang digunakan berbasis IFRS dan
Selanjutnya, bagian yang kedua apakah dosen akuntansi keuangan
menanyakan persepsi responden telah Bagian ini juga menanyakan
mengenai kompetensi mereka akan faktor apa saja yang dapat mendorong

34 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

dan menghambat mahasiswa dalam keempat menanyakan informasi umum


mempelajari IFRS (PP5). Bagian yang tentang responden.

Tabel 3: Taksonomi Bloom Direvisi


Sumber: Yoon, Vedd, & Jones (2013) yang telah disesuaikan

Kategori
Level
Tujuan Pembelajaran Mahasiswa Taksonomi Bloom
Taksonomi
yang Direvisi

Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan Pemahaman 2


antara antara principles-based dan rules based.

Mahasiswa mampu membandingkan persamaan


Pemahaman 2
dan perbedaan antara IFRS dan PSAK berbasis
IFRS.

Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan Pemahaman 2


konvergensi IFRS di Indonesia saat ini.

Mahasiswa mampu menjelaskan proses Pemahaman 2


penetapan standar IFRS

Mahasiswa mampu membaca dan mengerti Aplikasi 3


laporan keuangan berbasis IFRS.

Mahasiswa mampu mencatat transaksi Aplikasi 3


keuangan sesuai dengan IFRS.

Mahasiswa mampu membuat laporan keuangan Aplikasi 3


berbasis IFRS.

IV. Hasil Penelitian memenuhi ambang batas yaitu 0,500.


Hasil Pengujian Validitas dan Dengan begitu, instrumen penelitian
Reliabilitas Instrumen valid.
Berdasarkan 75 kuesioner yang Hasil pengujian reliabilitas
dianalis, hasil pengujian validitas dengan menggunakan Cronbach-
dengan analisis faktor menunjukkan Alpha untuk persepsi mahasiswa
bahwa nilai KMO-MSA sebesar untuk terhadap pentingnya kompetensi IFRS
persepsi mahasiswa terhadap dalam bekerja adalah sebesar 0,609,
pentingnya kompetensi IFRS dalam kompetensi mahasiswa dalam
bekerja adalah sebesar 0,500, memahami IFRS sebesar sebesar
kompetensi mahasiswa dalam 0,795, kompetensi mahasiswa dalam
memahami IFRS sebesar sebesar mengaplikasikan IFRS sebesar 0,887,
0,742, kompetensi ma hasiswa dalam dan persepsi mahasiswa mengenai
mengaplikasikan IFRS sebesar 0,730, integrasi IFRS ke dalam proses
dan persepsi mahasiswa mengenai pembelajaran di perkuliahan sebesar
integrasi IFRS ke dalam proses 0,713. Seluruh hasil menunjukkan
pembelajaran di perkuliahan sebesar hasil Cronbach –Alpha > 0,6 sehingga
0,500. Nilai KMO-MSA telah instrumen dapat dinyatakan reliable.

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38 35
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

Analisis Mean Terhadap Respon mahasiswa terhadap kompetensi


Mahasiswa mereka dalam memahami IFRS
Tabel 4 menunjukkan hasil pengujian adalah 2,80 dengan signifikansi 0,007.
terhadap pertanyaan penelitian 1 Mahasiswa memandang bahwa
sampai dengan 4. Rata-Rata persepsi mereka belum memiliki kompentensi
mahasiswa terhadap pentingnya pemahaman IFRS yang cukup.
kompetensi IFRS dalam bekerja Mahasiswa juga memandang bahwa
adalah 4,65 dengan nilai signifikansi mereka hanya memiliki kompetensi
0,000 yang berarti bahwa memandang yang cukup dalam mengaplikasikan
bahwa kompetensi IFRS penting di IFRS ke dalam laporan keuangan.
dalam bekerja. Akan tetapi, persepsi

Tabel 4
Hasil Pengujian dengan Menggunakan One Sample t-test Mean Analysis
.
Nilai
Sig.
Std Tengah
Pertanyaan Penelitian N Mean (2-
Dev Kisaran
tailed)*
Teoritis
Persepsi mahasiswa akuntansi
1 terhadap pentingnya kompetensi 81 4,65 0,528 0,000 4
IFRS dalam bekerja.
Kompetensi mahasiswa dalam
2 81 2,80 0,641 0,007 3
memahami IFRS
Kompetensi mahasiswa dalam
3 mengaplikasikan IFRS pada laporan 81 3,16 0,766 0,630 3
keuangan
Persepsi mahasiswa akuntansi
mengenai integrasi IFRS ke dalam
4 81 4,17 0,834 0,066 4
proses pembelajaran akuntansi
keuangan di perkuliahan?
* Signifikan pada 95% confidence
level

Kompetensi mahasiswa dalam kuliah Teori Akuntansi, Special Topics


memahami dan mengaplikasikan IFRS for Accounting, dan Auditing.
tentu menimbulkan tantangan bagi Untuk mengeksplorasi faktor apa
perguruan tinggi mengingat bahwa sajakah yang mempengaruhi
rata-rata persepsi mahasiswa mahasiswa dalam mempelajari IFRS,
akuntansi mengenai integrasi IFRS ke maka mahasiswa diminta
dalam proses pembelajaran akuntansi menyebutkan masing-masing dua hal
keuangan di perkuliahan adalah utama yang menghambat dan
adalah 4,17 dengan nilai signifikan mendorong mahasiswa dalam
0,066 pada kisaran teoritis 4. Dengan mempelajari IFRS di perkuliahan.
kata lain, mahasiswa setuju bahwa Tabel 5 menunjukkan tiga faktor
IFRS telah terintegrasi ke dalam mata terbesar yang menghambat dan
kuliah akuntansi keuangan. Bahkan di mendorong mahasiswa dalam
salah satu perguruan tinggi di Bekasi mempelajari IFRS. Secara umum,
yang menjadi sampel dalam penelitian mahasiswa berpendapat bahwa
ini, IFRS juga diajarkan pada mata kemampuan dosen dalam
menyampaikan IFRS dapat

36 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

menghambat maupun mendorong Meski begitu, mahasiswa termotivasi


mahasiswa dalam mempejari IFRS. mempelajari IFRS terutama karena
Selain dosen, buku teks yang IFRS merupakan standar yang berlaku
menggunakan bahasa Inggris dan di banyak negara dan tuntutan dunia
kurangnya materi dalam mempelajari kerja.
IFRS turut menjadi faktor penghambat.

Tabel 5
Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Mempelajari IFRS

Faktor Penghambat dalam Mempelajari IFRS Jumlah


Respon
1 Dosen yang kurang jelas dalam menyampaikan IFRS 45
serta tidak menggunakan IFRS sebagai acuan.

2 Kesulitan memahami Teksbook yang berbahasa 17


Inggris.
3 Sarana yang kurang untuk mempelajari IFRS, seperti 10
buku.

Faktor Pendorong dalam Mempelajari IFRS Jumlah


Respon
1 IFRS adalah standar yang diimplementasikan di 33
banyak negara, termasuk Indonesia
2 Dosen yang jelas dalam menyampaikan IFRS 23

3 Tuntutan dalam pekerjaan 17

V. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Tenaga pendidik tetap dipandang


Rekomendasi Penelitian menjadi salah satu faktor utama yang
Hasil penelitian ini menunjukkan mempengaruhi mahasiswa dalam
bahwa dunia pendidikan masih mempelajari IFRS. Disamping itu,
memiliki tantangan dalam kebutuhan akan buku teks yang
meningkatkan kompetensi mahasiswa berbahasa Indonesia dan materi IFRS
akan IFRS. Sekalipun mahasiswa yang diperbanyak di perkuliahan juga
memandang bahwa kompetensi IFRS akan membantu mahasiswa.
penting diperlukan dalam dunia kerja Penelitian ini memiliki beberapa
dan IFRS yang sudah terintegrasi keterbatasan. Pertama, sampel yang
dalam mata kuliah akuntansi digunakan dalam penelitian ini hanya
keuangan, mahasiswa masih berasal dari tiga perguruan tinggi
berpandangan bahwa mereka belum sehingga diperlukan sampel yang lebih
memiliki kompetensi yang baik dalam besar dengan agar dapat menganalisis
memahami dan mengaplikasi IFRS. kompetensi IFRS mahasiswa di

Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38 37
Persepsi mahasiswa terhadap IFRS dan kompetensi mahasiswa dalam memahami dan mengaplikasikan
IFRS

Indonesia. Kedua, kompetensi <http://www.iaiglobal.or.id/berita/d


mahasiswa akan IFRS hanya diukur etail.php?id=19>.
pada tingkatan pemahaman dan Ikatan Akuntan Indonesia 2012,
Ikatan Akuntan Indonesia, diakses
pengaplikasian. Kompetensi juga
1 November 2013,
dapat diukur sampai ke tingkat analisa <http://www.iaiglobal.or.id/berita/d
dan evaluasi sebagaimana dijelaskan etail.php?id=373>.
dalam tujuan pembelajaran Taksonomi Ikatan Akuntan Indonesia 2013a,
Bloom Direvisi. Ketiga, penelitian ini Ikatan Akuntan Indonesia, diakses
tidak mencakup persepsi dosen di 1 November 2013,
setiap universitas. Persepsi dosen <http://www.iaiglobal.or.id/v02/aku
ntan_profesional.php>.
akan kompetensi mahasiswa
Ikatan Akuntan Indonesia 2013b,
diperlukan karena mereka adalah Ikatan Akuntan Indonesia, diakses
pihak yang menguji kemampuan 1 November 2013,
mahasiswa secara tertulis maupun <http://www.iaiglobal.or.id/v02/beri
lisan. ta/detail.php?catid=&id=511>.
International Monetary Fund. 2009.
Referensi London Summit – Leaders’
Statement 2 April 2009, diakses 5
ASEAN. 2009. ASEAN Mutual
November 2013,
Recognition Arrangement
<http://www.imf.org/external/np/se
Framework on Accountancy
c/pr/2009/pdf/g20_040209.pdf>.
Services, diakses 5 November
James, M.L, Blaszczynski, C. 2010.
2013,
Accounting Students’ Perceptions
<http://www.asean.org/communitie
of International Financial Reporting
s/asean-economic-
Standards, Journal for Global
community/item/asean-mutual-
Business, vol. 10, no. 2, pp.37-49.
recognition-arrangement-
Kementerian Perdagangan. 2012.
framework-on-accountancy-
Menuju ASEAN Economic
services-3>.
Community 2015, diakses 5
ASEAN Federation Accountant. 2012.
November 2013,
Annual Report 2012, diakses 5
<http://ditjenkpi.kemendag.go.id/w
November 2013,
ebsite_kpi/Umum/Setditjen/Buku%
<http://www.aseanaccountants.org
20Menuju%20ASEAN%20ECONO
/downloads/resources/annualrepor
MIC%20COMMUNITY%202015.p
t/AFA_Annual_Report_2012.pdf>.
df>.
Carvalho, L.N. & Salotti, B.M. 2013.
Republik Indonesia. 2011. Undang-
Adoption of IFRS in Brazil and the
Undang No. 5 Tahun 2011 tentang
Consequences to Accounting
Akuntan Publik. Sekretariat
Education, Issues in Accounting
Negara, Jakarta.
Education, vol.28 no.2, pp.235-
Sugahara, S. 2013.Japanese
242.
Accounting Academics’
Chiang, B. 2013. IFRS in the
Perceptions on the Global
Accounting Curriculum -
Convergence of Accounting
Implications from Different
Education in Japan, Asian Review
Perspectives, International
of Accounting, vol. 21 no. 3, pp.
Business and Management, vol.6,
180-204.
no.2, pp.1-8.
Yoon, S.W., Vedd, R., & Jones, C.G.
Coetze, S.A. & Schmulian, A. 2013.
2013. IFRS Knowledge, Skills, and
The Effect of IFRS Adoption on
Abilities: A Follow-Up Study of
Financial Reporting Pedagogy in
Employer Expectations for
South Africa. Issues in Accounting
Undergraduate Accounting Majors,
Education. Vol. 28 no.2, pp.243-
Journal of Education for Business,
251.
Vol. 88 No. 6, pp.352-360.
Ikatan Akuntan Indonesia 2008, Ikatan
Akuntan Indonesia, diakses 1
November 2013,

38 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 1 Juni 2013. ISSN 1858-3687 hal 29-38

Anda mungkin juga menyukai