Latar Belakang
Pandemi Covid -19 yang menyerang masyarakat Indonesia dalam hampir 1
tahun lebih telah meningkatkan permintaan layanan konsultasi via teknologi
komunikasi antara dokter dan pasien.
Risiko saling menularkan virus corona antara dokter dan pasien di tempat
layanan Kesehatan serta gencarnya imbauan pembatasan social dan fisik
membuat telekonsultasi menjadi pilihan yang popular baik oleh dokter maupun
pasien
Layanan ini mungkin akan semakin popular,karena efisien dari segi waktu
dan akses. Ditambah, kita belum tahu kapan pandemic akan berakhir .
Karena dokter dan pasien tidak perlu menempuh perjalanan secara fisik,
telemedis efisien waktu, mengurangi kendala akses pasien untuk mendapatkan
layanan kesehatan. Selain itu, sarana teknologi yang digunakan dalam
telekonsultasi cukup beragam dan tersedia secara gratis. Telekonsultasi juga
tidak dibatasi oleh jam kerja dokter.
Contohnya, dalam studi kami, seorang dokter spesialis saraf di salah satu
kota di Sulawesi bercerita tentang praktik layanan klinik melalui telepon pintar.
Dokter ini memberikan konsultasi melalui fitur percakapan (chat) WhatsApp, dan
melalui video jika diperlukan.
Praktik serupa dilakukan oleh seorang spesialis kulit dan kelamin di Kota
Manado, Sulawesi Utara. Dia meminta pasien mengirimkan foto area tubuh yang
Secara umum, para dokter melayani telekonsultasi sejak pagi hingga malam
hari tapi lebih memprioritaskan pasien yang ditangani secara tatap muka
langsung. Tidak ada responden yang melakukan telekonsultasi selama 24 jam
penuh.
Dokter lain mengirim resep obat melalui WhatsApp ke pasien, dan pasien
menunjukkan isi WhatsApp kepada petugas apotek untuk menebus resep.
Kedua cara ini umumnya tidak dipakai untuk obat-obat terbatas (ada tanda
khusus lingkaran biru) dan obat keras (lingkaran merah).
Ada juga dokter yang membatasi telekonsultasi dengan pasien yang pernah
berkonsultasi secara langsung dengan alasan sudah mengetahui sejarah
kesehatan pasien sehingga memudahkan pemantauan klinis lanjut.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat, dokter,
institusi pelayanan kesehatan, dan pemangku kebijakan sehubungan dengan
semakin maraknya praktik telekonsultasi.
1. Aspek medis dan etika medis
Tidak semua kasus medis dapat diselesaikan lewat telekonsultasi.
Selain itu, keparahan gejala dan penyakit pasien dapat menjadi kabur karena
faktor subjektivitas pasien dan dokter. Hal ini dapat mempengaruhi ketepatan
terapi.
Potensi masalah legal akan banyak terjadi pada bentuk praktik telekonsultasi
pribadi, bukan platform e-health. Dalam kenyataannya bentuk ini yang paling
praktis dan paling banyak digunakan. KKI bisa mengembangkan Peraturan
Konsil untuk mengatur telekonsultasi setelah masa pandemi.
3. Aspek sosio-teknologi
Walau pengguna internet di Indonesia mencapai 64% dari populasi dan 96%
di antara mereka sudah menggunakan smartphone, di daerah-daerah
terpencil masih ada kelompok masyarakat yang belum mendapatkan akses
internet.
Selain itu, dari perspektif sosial dan budaya, terutama dalam lingkungan
masyarakat yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat, masih
banyak pasien yang lebih menyukai konsultasi tatap muka.
Lamina telah menangani lebih dari 1000 pasien, dengan gangguan neurologi
termasuk gangguan nyeri dan tulang belakang. Dengan para tim dokter sub
spesialis bedah Syaraf , dokter rehabilitasi medik diharapkan mampu
memberikan hasil optimal dalam penyembuhan pasien dengan cepat dan
aman.
B. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
2) Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
3) Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan public
4) Permenkes Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik
5) Keputusan Menteri Keshatan Republik Indonesia Nomor HK
01.07/MENKES/104/2020 tentang penetapan infeksi Novel Coronavirus
(infeksi 2019-nCOv) sebagai penyakit yang menimbulkan wabah dan upaya
penanggulannya.
C. Tujuan
Umum
Memberikan program Latihan kepada pasien agar mempercepat
penyembuhan
Memberikan layanan yang paripurna untuk pasien-pasien setelah Tindakan
Menjalin hubungan antara pasien dan dokter agar dapat dicapai hasil yang
sempurna dalam proses penyembuhan
D. Manfaat
1) PASIEN
Meningkatkan compliance pasien dalam melakukan Latihan di rumah
2) KLINIK LAMINA
Mendatangkan revenue center
Meningkatkan jumlah pasien terutama pasien yang ingin fisioterapi ke
lamina rehab
Memberikan nilai positif untuk Lamina sehingga dapat menjadi salah satu
differensiasi
E. Ruang Lingkup
Penyusunan program
Penyusunan jadwal kegiatan latihan
Pelaksanaan kegiatan Latihan
F. Metodologi
Menggunakan aplikasi PHYSITRACK
G. Keluaran
Program Latihan akan dilaksanakan menggunakan aplikasi dan pasien akan
menjadi lebih merasa di perhatikan
H. Jadwal
Terlampir