Anda di halaman 1dari 14

INTERNALISASI NILAI-NILAI KESATUAN

WILAYAH, PERSATUAN BANGSA, DAN


KEMANDIRIAN DAPAT MEWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL DI ERA
KENORMALAN BARU

KELOMPOK IV

Pelatihan Untuk Pelatih/ Training of Trainers (ToT) Pemantapan Nilai-Nilai


Kebangsaan Bagi Dosen, Guru dan Widyaiswara Secara Virtual Angkatan IV
LEMHANNAS RI 2020
Daftar Isi
1. Pendahuluan --------------------------------------------------------------------- 1
2. Pembahasan --------------------------------------------------------------------- 1
2.1. Nilai Kesatuan Wilayah danKesejahteraan --------------------2
2.2 Nilai Persatuan Bangsa danKesejahteraan ------------------- 5
2.3 Nilai Kemandirian danKesejahteraan ---------------------------8
3. Penutup----------------------------------------------------------------------------- 11
4. Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------12

i
1. PENDAHULUAN
Paragraf 1
Internalisasi merupakan muara proses perubahan kepribadian dimensi kritis
pada perolehan atau perubahan diri manusia, termasuk di dalamnya pempribadian
atau implikasi respon terhadap makna dan nilai untuk menanamkan dan
menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri orang yang
bersangkutan yang secara vertikal dan kualitatif termasuk juga didalamnya proses
individu belajar dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi
yang diperlukan. Tetapi wujud dan pengaktifannya sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam stimulasi yang berada dalam lingkungan sekitar.

Proses internalisasi tidak hanya didapat dari keluarga, melainkan juga dari
lingkungan sekitar kita termasuk lingkungan kerja maupun sosial. Yang secara tidak
sadar telah dipengaruhi oleh berbagai tokoh masyarakat, politikus, artis, pemuka
agama, guru dan lain-lain. Dari situlah didapatkan pelajaran dari mereka yang
kemudian menjadikannya sebagai sebuah kepribadian dan kebudayaan kita.

Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual,


perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan
politik yang tidak produktif dan sebagainya menjadi konsumsi keseharian di media
massa. Hal seperti ini menjadi pemicu akibat sebuah proses internalisasi yang salah
bagi seseorang yang membudayakan hal-hal yang buruk semacam ini.

Kata internalisasi pada dasarnya merupakan proses belajar, belajar yang


dimaksud disini adalah menanamkan semua pengetahuan, sikap, perasaan,
keterampilan, dan nilai-nilai. Semua itu bukan sekedar untuk diketahui, kemudian
dimiliki, tetapi lebih jauh dari itu adalah menjadi. Internalisasi merupakan proses
yang dialami seseorang dalam menerima dan menjadikan bagian milik dirinya
pelbagai sikap, cara mengungkapkan perasaan atau emosi, pemenuhan hasrat,
keinginan, nafsu, keyakinan, norma-norma, nilai-nilai, sebagaimana dimiliki individu-
individu lain dalam kelompoknya.
Paragraf 2
Internalisasi nilai-nilai NKRI dimana didalamnya termasuk nilai kesatuan
wilayah, persatuan bangsa, dan kemandirian dapat mewujudkan kesejahteraan
sosial. Kesejahteraan sosial secara garis besar setidaknya mengandung 4 (empat)
makna. Pertama sebagai kondisi sejahtera (well-being), dimana kesejahteraan
2
sosial (social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan non-
material. Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia
karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan
pendapatan dapat dipenuhi serta manakala manusia memperoleh perlindungan dari
resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya, Kedua sebagai pelayanan
sosial, umumnya mencakup lima bentuk, yakni (i) jaminan sosial (social security), (ii)
pelayanan kesehatan, (iii) pendidikan, (iv) perumahan dan (v) pelayanan sosial
personal (personal social services).
Paragraf 3
Ketiga sebagai tunjangan sosial, kesejahteraan sosial yang diberikan
kepada orang miskin. Karena sebagian besar penerima kesejahteraan adalah
masyarakat miskin, cacat, pengangguran yang kemudian keadaan ini menimbulkan
konotasi negatif pada istilah kesejahteraan, seperti kemiskinan, kemalasan,
ketergantungan, dan lain sebagainya. Keempat sebagai proses atau usaha
terencana, sebuah proses yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga
sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial.
Paragraf 4
Internalisasi nilai-nilai kebangsaan memiliki peran sangat strategis. Sejalan
dengan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang mendefinisikan
kesejahteraan sosial merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan materian, spiritual
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.Tulisan ini membahas mengenai
bagaimana menjadi warga negara yang memiliki nilai-nilai kebangsaan dapat
berkontribusi dalam pencapaian kesejahteraan sosial sehingga tugas mulia ini bukan
saja menjadi tanggung jawab para elit politik, tetapi justru menjadi berkah bagi
semua warga negara untuk berperan.

2. PEMBAHASAN
2.1. Nilai Kesatuan Wilayah dan Kesejahteraan
Paragraf 5

3
Paragraf 6

Paragraf 7

Paragraf 8

Paragraf 9

4
Paragraf 10

Paragraf 11

Paragraf 12

Paragraf 13

5
Paragraf 14

Paragraf 15

Paragraf 16

2.2. Nilai Persatuan Bangsa dan Kesejahteraan


Paragraf 17

6
Paragraf 18

Paragraf 19

Paragraf 20

Paragraf 21

7
Paragraf 22

Paragraf 23

Paragraf 24

Paragraf 25

8
Paragraf 26

Paragraf 27

Paragraf 28

2.3 Nilai Kemandirian dan Kesejahteraan


Paragraf 29

9
Paragraf 30

Paragraf 31

Paragraf 32

Paragraf 33

10
Paragraf 34

Paragraf 35

Paragraf 36

Paragraf 37

11
Paragraf 38

Paragraf 39

Paragraf 40

3. PENUTUP

Paragraf 41

12
Paragraf 42

Paragraf 43

4. DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai