Bab Ii: A. Konsep Dasar Bullying
Bab Ii: A. Konsep Dasar Bullying
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Bullying
Kata Bullying berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang menyeruduk kesana kemari (Wiyani, 2012). Bullying juga
diartikan serangan fisik terhadap orang yang lebih lemah dengan tujuan
menyakiti. Anak yang terlibat dalam bentuk agresi ini sering kali mempunyai
Bullying merupakan tindakan siswa di bully ketika siswa lain atau grup
orang lain dengan tidak menyenangkan hanya untuk kesenangan diri atau
kebohongan atau rumor yang tidak benar tentang seseorang atau mengirim
sebuat catatan dan mencoba membuat siswa lain tidak disukai atau dilukai
(Olweus, 1993).
yaitu bull yang berarti banteng yang senang menyeruduk. Tindakan bullying
betujuan untuk menyakiti atau memperlakukan orang lain, dengan cara verbal
7
8
2. Macam-Macam Bullying
a. Direct Bullying
b. Indirect Bullying
langsung.
menyebarkan gossip).
9
a. Faktor internal
1) Jenis kelamin : Perilaku dan korban bullying dapat ditemukan baik pada
atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang
b. Faktor eksternal
lingkungan fisik dan sosial, hubungan antara rumah dan sekolah, dan
perilaku yang baik yang tercipta di dalam maupun di luar kelas serta
yang ditolak oleh teman sebaya mereka akan lebih suka berdebat,
mengganggu teman yang lain, tidak mempunyai rasa malu, kaku dan
atau bullying.
Dalam kerjadian bullying biasanya ada lima pihak sebagai berikut (Wiyani,
2012) :
c. Rincofer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi ikut
e. Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak
Tanda dan Gejala Siswa Korban Bullying, ialah mengalami luka (berdarah,
akademiknya menurun, menarik diri dari pergaulan atau merasa malu, tidak
rendah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk di mana korban
merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri dari pergaulan,
(harga diri) yang baik. Remaja ber- self-esteem baik akan bersikap dan berfikir
a. Berjalanlah secara tegak dan percaya diri. Pelaku bullying memilih orang
mahal atau banyak uang ke sekolah. Pelaku bullying memilih anak yang
korban.
8. Pengukuran Bullying
(OBVQ), terdiri dari 14 item tentang bullying (bully skala). Tiap-tiap item
(Sangat Sering).
14
Sering mendapat skor 3 dan Sangat Sering mendapat skor 4. Jika skor ≥ 22
1. Definisi Remaja
2014). Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
(Risnawati, 2018).
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase tumbuh kembang yang
Asmara, 2017).
Umur masa remaja psikolog tidak sepakat, namun yang umum digunakan
adalah pendapat Luella Cole, seorang ahli psikologi, yaitu 13-15 tahun (masa
remaja awal), 15-18 tahun (masa remaja pertengahan), 18-21 tahun (masa
mental, emosional dan sosial. Usia remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja
awal, remaja pertengahan dan remaja akhir dan berkisar antara 10-21 tahun.
Secara garis besar masa remaja terdiri dari 4 fase atau periode diantaranya
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja
pria datggn wanita. Perubahan fisik biasanya belum tampak jelas, akan
ini disertasi sifat kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan respons
cenggeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak ledak.
perubahan fungsi alat kelamin. Karena perubahan itu alat kelamin semakin
atau bahkan merasa tidak ada mempedulikannya. Remaja awal sulit untuk
18
mengontrol dirinya dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang
tanggung jawab tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarga
menjadi masalah bagi remaja tengah di mana melihat fenomena sering yang
Tidak jarang remaja tengah ini mulai meragukan tentang apa yang
nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap besar, baik dan pantas untuk
mengalami masalah dalam rumah tangga dan berefek pada si anak remaja.
yang semakin dewas. Oleh karena itu orang tua dan masyarakat mulai
Interaksi dengan orang tua menjadi lebih bagus dan lancer karena
mereka sudah memiliki kebebasan penuh serta emosinya pun mulai stabil,
pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu mengambil
meskipun belum bisa secara penuh dan mereka juga mulai memilih cara-
cara hidup yang dipertanggung jawabkan tentang dirinya sendiri, orang tua,
dan masyarakat.
Masa remaja ini, selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun
dari keluarganya.
frustrasi.
d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini
b. Perkembangan fisik
Tumbuh kembang masa remaja awal putri ditandai dengan buah dada
serta pertumbuhan rambut ketiak, pada remaja awal putra pembesaran buah
zakar, penis mulai membesar, dan mimpi basah. Sedangkan pada masa
lebih panjang dan lebar, dan muncul bau badan akibat stimulasi hormone
androgen dan kelenjar keringat. Pada masa remaja lanjut remaja putri
Rahim akan mencapai bentuk dewasa. Pada remaja putra proposi dan
c. Perkembangan Psikososial
keleluasaan pribadi, menjaga jarak keakraban fisik dari orang tua yang
mendapat porsi lebih utama, perbedaan seks pada kelompok sebaya ampak
d. Perkembangan emosi
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa
kanak-kanak. Pola emosi pada masa remaja berupa marah, takut, cemburu,
ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak
e. Perkembangan Sosial
menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada di luar rumah dan
sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat, sikap penampilan
f. Perkembangan Psikoanalitik
dan id, serta solusi baru harus dinegosiasikan dengan remaja (Struart, dkk,
2016).
23
g. Perkembangan budaya
bahwa dia telah memiliki hak-hal seperti layaknya orang dewasa namun
h. Perkembangan moral
5. Permasalahan Remaja
utama yaitu gangguan makan, depresi dan penyalahgunaan zat (Danim, 2010).
a. Gangguan Makan
obesitas.
pencahar, atau olahraga keras untuk membakar kalori yang baru saja
dikonsumsi.
b. Depresi
gangguan mood yang ditandai dengan perasaan endah dan tak herharga,
remaja.
25
c. Penyalahgunaan Zat
Sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapa pun
menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang
normal dari perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin
cemberut, dan mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat
dengan teman-temannya.
b. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini normal dan sehat. Rasa
ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat,
bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal
26
pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas
c. Membolos, yaitu perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat, dan tanpa adanya suatu alasan yang jelas.
pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama
bila terlalu keras atau terlalu lunak dan sering tidak ada sama sekali.
negatif.
1. Definisi Keputusasaan
dipertahankan klien tidak melihat adanya pilihan pribadi atau pilihan alternatif
atau tidak adanya alternatif atau pilihan pribadi serta tidak mampu
bunuh diri.
alternatif, karena tidak adanya hasrat dan kemampuan diri untuk memobilisasi
energi.
2. Penyebab Keputusasaan
1) Patofisiologis
atau memburuk, tanda atau gejala baru dan tidak terduga dari penyakit
berbicara, menulis).
28
perang.
29
4) Maturational
pengasuh.
a. Tanda dan Gejala keputusasaan terdiri dari utama (mayor) dan tambahan
1) Utama (Mayor)
Tanda dan gejala di bawah ini harus hadir, satu atau lebih dari satu,
terhadap rangsangan.
beresiko.
c) Kognitif : fokus pada masa lalu dan masa depan, bukan fokus pada
2) Tambahan (Minor)
keputusasaan.
isyarat verbal putus asa, kurang keterlibatan dalam asuhan, pasif, kurang
4. Dampak Keputusasaan
(Sawab, 2015) :
a. Dampak negatif
b. Dampak Positif
Khusumadewi, 2017) :
34
a. Pemberian perhatian
Lebih lanjut lagi dengan memberi perhatian tidak serta merta membantu
ditunjukkan, akan tetapi diharapkan siswa merasa nyaman dan lebih lanjut
b. Pemberian pengertian
Dengan tindakan penanganan ini diharap siswa menjadi lebih terbantu dan
keputusasannya.
Dimana dalam hal ini siswa mampu mengkomunikasi kan hal-hal yang
termasuk hari ini, terdapat pilihan “benar” atau “tidak”. Kuisioner ini terdiri
dan setiap tanggapan negatif adalah 1, sebuah total skor yang berkisar antara,
4-8 keputusasaan yang ringan, rentang skor 9-14 keputusasaan yang sedang dan
1. Definisi Ketidakberdayaan
proses suatu penyakit bersifat kekal, tidak dapat diubah, progresif, dan segala
upaya campur tangan terhadap penyakit tersebut tidak akan memberikan hasil
bagi pasien dan orang yang membantu (Shea & Hurley, dalam Sutejo, 2017).
merupakan gejala persepsi klien bahwa suatu penyakit bersifat kekal, dan
segala upaya campur tangan terhadap tersebut tidak akan memberikan hasil.
2. Penyebab Ketidakberdayaan
a. Faktor predisposisi
1) Biologis : Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua
menderita gangguan jiwa), gaya hidup (tidak merokok, alkohol obat dan
kehidupannya yang sekarang, pola asuh orang tua pada saat klien anak
fisik, baik sebagai pelaku, korban maupun sebagai saksi, self kontrol:
tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas, rasa takut
akan tidak diakui, gaya hidup tidak berdaya, kepribadian: mudah marah,
b. Faktor Presipitasi
kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir, dalam enam bulan
kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbik,
orang lain.
40
1) Utama (Mayor)
c) Percaya bahwa seseorang memiliki sedikit atau tidak ada control atas
2) Tambahan (Minor)
kendali, malu.
4. Dampak Ketidakberdayaan
salah satu bagian tubuh, kontrol terhadap lingkungan, dan hubungan sosial.
(Mentari, 2016) :
a. Meningkatkan harga diri : Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah
yang dapat dicapai serta menerima diri yang membutuhkan bantuan orang
lain.
43
ketidakberdayaan.
Helplessness Scale yang dibuat oleh Quinless & Nelson (1988), dalam
Responden harus menunjukan skala Likert, antara lain : Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dengan nilai :
Skor 3 : Setuju
Hasil ukur adalah jika nilai median ≥ 33 mengalami ketidakberdayaan, dan jika
E. Kerangka Teori
Ketidakberdayaan