PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
ADELLIA AYU FEBRIANA
NIM. 10116003
FAKULTAS FARMASI
KEDIRI
2019
UJI AKTIVITAS ANALGESIK FRAKSI N-HEKSAN DAUN
TREMBESI (Samanea saman (Jacq.) Merr) PADA MENCIT
PUTIH JANTAN (Mus musculus) YANG DI INDUKSI ASAM
ASETAT
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
ADELLIA AYU FEBRIANA
NIM. 10116003
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Telah disetujui :
26 Januari 2019
Pembimbing
Mengetahui:
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Telah diuji
Pada (TANGGAL)
Mengetahui:
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jipklakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kediri, (TANGGAL)
Yang Membuat Pernyataan
kehadirat Allah SWT atas rahmad dan limpahan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesikan Proposal Skripsi ini dengan judul “Uji Aktivitas Analgesik
Mencit Putih Jantan (Mus musculus L.) yang Di Induksi Asam Asetat” dalam
Farmasi, pada Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
dari Allah SWT dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
Kediri.
2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
3. Dewy Resty Basuki., S.Farm., M.Farm., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi
4. Krisna Kharisma Pertiwi., M.Sc., Apt, selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dan selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan waktu, bimbingan, saran, koreksi dan nasehat dengan
Skripsi ini.
5. Dosen penguji I yang telah memberikan waktu, bimbingan, saran, koreksi dan
6. Dosen penguji II yang telah memberikan waktu, bimbingan, saran, koreksi dan
7. Ayah dan ibunda tercinta. Terimakasih atas kasih sayang yang berlimpah mulai
dari saya lahir, hingga saya sudah sebesar ini. Teruntuk segala do`a yang tak
8. Sahabat setia Dyah Ayu, Feby, Chrisan, Delia, Fatma, Binti, Ela Agustin,
Erinta, Bella, Ella Riska, Aisyah, dan Ber. Atas segala kebersamaan dan
dukungan, serta semangat dan motivasi kalian yang telah mau berbagi suka dan
Semoga Allah SWT membalas budi baik bagi semua pihak yang telah
Kediri, (TANGGAL)
Penulis
A. Latar Belakang
lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat ini, tercatat
7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari 300
tanaman yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi secara regular.
Sekitar 1000 jenis tanaman telah diidentifikasi dari aspek botani sistematik
2014).
Tanaman obat merupakan salah satu sumber daya alam dengan potensi
yang sangat besar dan dapat dikembangkan. Saat ini, lebih dari beberapa
dekade jumlah spesies tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang
tradisional yaitu suatu bahan atau ramuan bahan yang dapat berupa bahan
nyeri. Rasa nyeri dan pengobatan terhadap nyeri merupakan hal yang
penting, dikarenakan apabila rasa nyeri tidak diobati dengan secara baik,
maka nyeri yang awalnya akut dapat berubah menjadi nyeri kronik,
yakni Samanea saman (Jacq.) Merr. atau biasa disebut dengan pohon Ki
yang telah banyak dan umum dijumpai di wilayah Asia Tenggara dan Asia
Compositum) yang memikiki panjang sekitar kurang lebih 7-15 cm, dengan
alkaloid, dan adanya positif saponin. Pada hasil skrining fitokimia ekstrak
arakidonat sehingga mengurangi rasa nyeri. Selain itu flavonoid juga dapat
tannin (Hasan, et al., 2014), steroid (Amiyati, 2015). Menurut Staples dan
Elevitch (2006), daun trembesi dapat digunakan sebagai obat tradisional
antara lain obat demam, diare, sakit kepala, dan sakit perut. Maka bagian
tanaman Trembesi yang digunakan pada penelitian ini adalah bagian daun
yang berpotensi sebagai pengobatan sakit atau biasa disebut nyeri. Sampai
saat ini belum ada penelitian tentang aktivitas analgesik dari fraksi daun
memfokuskan pada crude ekstrak saja, dimana crude ekstrak yang telah
diuji oleh peneliti sebelumnya yaitu Lestari, (2019) yang telah melakukan
uji crude ekstrak etanol daun Trembesi untuk uji analgesik pada mencit
putih jantan (Mus musculus L.) dengan dosis uji 150 mg/kg BB, 300 mg/kg
BB, dan dosis 600 mg/kg BB, yang memiliki dosis paling efektif yaitu pada
yang hampir sama memiliki aktivitas analgesik dengan aspirin 500 mg.
Sampai saat ini belum ada penelitian tentang aktivitas analgesik dari fraksi
(Jacq.) Merr). terhadap mencit putih jantan (Mus musculus L.) yang
yang juga memilki efek analgesik (Fatmawali, 2013), tannin (Hasan, et al.,
B. Rumusan Masalah
musculus L.)?
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
daunnya.
2. Bagi Institusi
Memberikan data ilmiah kepada Institusi tentang penelitian
3. Bagi Masyarakat
Trembesi memiliki nama genus Samanea dan oleh penulis lain diberi
Ordo : Fabales
(Jawa). Tanaman jenis ini berasal dari daerah tropis Amerika Latin.
Pada tahun 1876 para penjajah membawa tanaman ini masuk ke Tanah
Melayu sebagai pohon peneduh. Saat ini telah banyak dan umum
seperti, Monkey Pod, Rain Tree, Saman Tree. Pada Negara yang
(Hanafi, 2011).
tersebar luas pada daerah yang memiliki curah hujan rata-rata sekitar
hingga 300 mdpl. Tanaman Samanea saman (Jacq.) Merr. ini memiliki
kering yaitu 2 bulan hingga 4 bulan, dengan kisaran suhu kurang lebih
dalam kisaran tipe atau jenis tanah yang berbeda-beda dan pH yang
pH tanah hingga 8,5 dan minimal terhadap pH 4,7. Tanaman jenis ini
juga masih dapat toleran terhadap tanah yang tergenang air dalam
dengan bercak merah pada bagian bulu atasnya, dengan panjang bunga
matang atau masak, dan dengan biji yang tertanam dalam daging buah
berwarna merah muda dengan stemen panjang dalam dua warna (warna
putih pada bagian bawah dan warna kemerahan atau merah muda
dapat terbentuk dalam waktu 6 bulan hingga 8 bulan, dan setelah biji
tua akan segera jatuh. Polong dapat berukuran 15 cm hingga 2 cm yang
akan keluar dari polong saat polong terbuka. Biji Trembesi memiliki
ellipsoid, gemuk, pipih dan disisi kanan kiri membentuk seperti huruf
lebar biji sekitar 5 mm-7,5 mm. Biji dari tanaman ini dapat disimpan
suatu senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan memiliki sifat
yang sangat besar. Tanaman pohon Trembesi ini juga mampu menyerap
akar Trembesi pada air saat mandi. Biji tanaman Trembesi yang tua
tersebut diminum.
1. Pengertian Simplisia
sebagai obat dalam bentuk sediaan galenik tertentu. Ataupun dapat juga
bahan alam, serta juga dapat langsung digunakan sebagai obat ataupun
bahan alamiah yang dapat dipergunakan sebagai obat yang belum sama
bentuk lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 2000).
2. Klasifikasi Simplisia
A. Simplisia Nabati
yang secara spontan keluar dari tanaman atau merupakan isi sel yang
tanamannya dan belum berupa suatu zat kimia murni (Agoes, 2007).
B. Simplisia Hewani
hewan dan belum berupa zat kimia murni, misalnya minyak ikan
2. Umur dari suatu tanaman yang akan digunakan atau bagian dari
dalam jumlah yang terbesar atau dalam jumlah kadar yang tertinggi.
bagian tanaman atau pada umur tertentu. Hal yang sulit pada saat
tergantung dari kestabilan fisika kimia zat aktif atau senyawa terhadap
lainnya (tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak)
yang ada pada bahan simplisia, agar diperoleh simplisia dengan mutu
yang sebaik mungkin. Misalnya pada simplisia yang akan dibuat dari
3.3 Pencucian
sesingkat mungkin, agar menghindari bahan kimia atau zat kimia yang
mudah larut dalam air yang mengalir. Cara sortasi dan pencucian
sangat mempengaruhi jenis dan jumlah awal mikroba dalam suatu
boleh dilakukan hanya bagi tanaman yang berasal dari rimpang, yang
perlu dibantu dengan alat sikat. Tetapi untuk bahan tanaman berupa
4.3 Perajangan
jam dan dalam keadaan utuh. Proses perajangan ini dapat dilakukan
tipis simplisia yang dirajang maka akan semakin cepat penguapan air
saat proses pengerigan dan mempercepat waktu pengeringan. Akan
5.3 Pengeringan
dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan cara mengurangi kadar
matahari pada suatu bahan yang akan dibuat simplisia merupakan cara
sangat umum untuk bagian daun, korteks, biji, serta akar. Namun bagi
karena beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar kemasan
suhu sejuk yaitu antara suhu 5°C hingga 15°C. Sedankan simplisia
yang perlu disimpan pada suhu dingin yaitu 0°C hingga 5°C (Agoes,
2007).
secara kimia. Beberapa jenis simplisia tertentu perlu adanya uji mutu
1. Pengertian Ekstraksi
yang dapat larut dari suatu bahan simplisia, yang larut didalam cairan
penyari dan ada yang tidak dapat larut dalam cairan penyari seperti,
pelarut yang bersifat nonpolar, semi polar, dan diakhiri dengan senyawa
(Harbone, 1996).
Senyawa flavonoid yang bersifat polar akan larut dalam pelarut metanol
dan etanol karena memiliki sifat kepolaran yang sama. Selain larut
1996).
2. Metodelogi Ekstraksi
a) Maserasi
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut,
didalam sel dengan yang ada didiluar sel, maka larutan terpekat
yaitu:
i. Digesti
Digesti merupakan salah satu cara maserasi dengan
iii. Remaserasi
(Depkes RI,2000).
diperoleh dengan cara mengekstraksi zat atau senyawa aktif dari suatu
massa kental atau serbuk yang tersisa akan diperlakukan sedemikian rupa
hingga dapat memenuhi standar baku yang telah ditetapkan (Depkes RI,
2000).
suatu sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan menyari
Ekstrak merupakan sediaan kental hasil penarikan oleh pelarut air atau
yang dipisahkan dapat berbentuk gas, cair, maupun padat. Fraksi yang
komponen, seperti titik didih, titik deku, ataupun tiitk leleh, kepolaran, dan
II. Difusi termal, dimana campuran gas ataupun cairan dipisahkan oleh
berat molekul.
terjadi dengan perbedaan afinitas antara fase diam dan fase gerak.
kesehatan.
pada transfer massa komponen yang diekstraksi dari fase cair awal ke fase
cair kedua. LLE merupakan teknologi yang penting untuk aplikasi pada
pada 2 cairan yang tidak saling larut. Transfer massa terjadi diantara
tersebut terpisah, cairan tersebut harus memiliki berat jenis yang berbeda.
Gambar II. F. 1. Berat Jenis Pelarut.
tanaman yang dihasilkan oleh suatu organ tapi tidak dimanfaatkan secara
langsung sebagai sumber energi bagi tanaman tersebut. Metabolit
(Meta, 2011).
1. Flavonoid
pertahanan diri dari hama dan penyakit. Senyawa flavonoid juga dapat
cincin benzene (C6) yang terikat pada suatu rantau propane (C3),
(Nafisah, 2014).
Gambar II. E. 2. Struktur Kimia Flavonoid
(Sumber: Simamere, 2014).
2. Tannin
terdapat khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis
terbntuk karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara ion atau atom
3. Saponin
tingkat rendah, dan beberapa dari bakteri. Saponin dapat larut dalam
air, tetapi tidak larut dalam eter (Aswin, 2008). Saponin memiliki sifat
yang khas yakni berasa pahit, berbusa didalam air, dan sangat beracun
4. Alkaloid
atom nitrog yang biasanya memiliki sifat basa dan dalam sebagian
dan asam sulfat (Robinson, 1995). Alkaloid sering kali beracun bagi
(Wijayanti, 2013).
1995).
1. Pengertian Kromatografi
metode kromatografi ini ditunjang oleh adanya dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak. Prinsip kerja dari kromatografi yaitu adanya proses
penarikan dari komponen zat yang berkhasiat dan zat lain yang ada
pada suhu 110°C dengan waktu selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan
agar daya absorbsi fase diam semakin meningkat. Untuk fase gerak
komponen antara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Senyawa-
membutuhkan zat terlarut terdistribusi diantara dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga
terpisah dari zat terlarut lainnya yang terelusi lebih awal atau lebih
aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang biasa disebut eluen.
Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap, seperti halnya penjerap
alumina yang diaktifkan, silika gel dan resin penukar ion atau dapat
diam dan fase gerak. Fase diamnya berbentuk lapisan tipis yang
fase geraknya yaitu berupa cairan lapis tipis yang dapat dibuat dengan
membentangkan atau meratakan faase diam diatas plat atau lempeng
Silica gel merupakan fase diam yang biasa digunakan dalam metode
KLT, dipaaran silica gel dijual dengan variasi ukuran (diameter) yang
berbeda bisanya 10 µm-40 µm, semakin kecil diameter dari silica gel
maka akan semakin lambat kecepatan alir dari fase geraknya. Dengan
sifat sedikit basa dengan pH 9, ada juga alumina yang mempunyai sifat
yaitu dengan pH 4.
maka akan leih cepat atau lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang
bersifat polar dari pada fase gerak yang memiliki sifat non polar.
Berbanding terbalik jika senyawa yang mempunyai sifat non polar
maka akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang bersifat non polar
daripada fase gerak yang memiliki sifat polar, hal ini biasa disebut
dnegan Like dissolve like. Pelarut organic yang biasa digunakan sebagai
fase gerak yaitu air, toluene, kloroform, etil asetat, aseton, dan lain
diam dan kemampuan larut dalam fasa gerak). Sifat fasa diam
bercak dapat dilakukan secara kimia maupun fisika. Cara kimia yang
yang diperoleh dengan simplisia awal (Depkes RI, 2000). Faktor yang
mempengaruhi besarnya nilai rendemen adalah proses ekstraksi dan
2017).
3. Kromatografi Kolom
suatu kolom. Sampel dalam hal ini dibawa oleh carrier atau fase gerak
kompetisi antara zat terlarut (sampel) dan fase gerak dengan permukaan
4. Kromatografi Gas
Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang tidak sesuai atau
fase cair dan fase gas yang dilewatkan dalam kolom dengan bantuan
lainnya terletak pada ketepatan analisis dan kepekaan yang tinggi serta
kolom dengan ukuran dimensi dan partikel yang jauh lebih kecil dari
agar fase gerak dapat mengalir pada kolom, fase gerak dipompa dengan
Dalam penelitian ini, uji aktivitas analgesik dilakukan pada hewan uji
yaitu Mencit (Mus musculus L.). Mencit (Mus musculus L.) termasuk
dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
2010).
Gambar II. L. 1. Mencit Putih Jantan (Mus musculus L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Divisi : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari.
rata 6 ekor-15 ekor dengan berat lahir antara 0,5 gram-1,5 gram. Mencit
akan diujikan.
2014).
1. Definisi
Dari definisi tersebut maka nyeri terdiri dari dua komponen utama,
Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua yaitu rasa nyeri cepat dan rasa
nyeri lambat. Rasa nyeri cepat yaitu bila diberikan stimulus nyeri
timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik, sedangkan rasa nyeri lambat
timbul setelah 1 detik atau bisa lebih dan kemudian secara perlahan
bertambah selama beberapa detik bahkan beberapa menit). Rasa nyeri
2. Mekanisme Nyeri
a. Stimulasi (Transduksi/Transduction)
spinal.
b. Transmisi (Transmission)
c. Persepsi (Preception)
Ketika transmisi nyeri berjalan dengan baik, seseorang akan
d. Modulasi (Modulation)
Proses modulasi ini dapat dihambat oleh tipe reseptor lain yaitu
3. Patofisiologi Nyeri
cepat (fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta, nyeri
4. Klasifikasi Nyeri
A. Berdasarkan Sumbernya
sprain sendi.
B. Berdasarkan Penyebabnya
1. Fisik Bisa terjadi karena stimulus fisik, contoh: patah tulang paha.
2. Psycogenic Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah
pada dadanya.
C. Berdasarkan Durasi/Lamanya
1. Nyeri Akut
bervariasi dari berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini adalah sebagai
2. Nyeri Kronik
kronik, tenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut. Nyeri ini
psikologis.
3. Nyeri Kanker
D. Berdasarkan Lokasi/Letaknya
1. Radiating Pain
2. Referred Pain
3. Intractable Pain
keganasan.
4. Phantom Pain
bagian tubuh yang diamputasi atau bagian tubuh yang lumpuh karena
telah ditemukan sejak 1962) hanya melalui satu enzim ini. Penemuan gen
mereka. COX-1 dan COX-2 memiliki struktur yang sangat mirip meskipun
susunan asam amino mereka hanya memiliki 61% kemiripan. Baik COX-1
senyawa kimia mediator aktif yang dihasilkan dari kerja COX. Prostanoid
dalam lingkup lokal untuk meregulasi respon sel tertentu. Karena COX-1
dan COX-2 mirip dan bekerja dalam tahap yang sama pada jalur
yakni enzim COX dan jalur arakidonat tempat enzim tersebut bekerja.
1. Molekul siklooginase
dua isoform, yakni isoenzim COX-1 dan COX-2. COX-1 memiliki 576
COX-1 diproduksi oleh sebagian besar jenis sel dalam tubuh. Gen
COX-1 bernama Ptgs-1. Gen ini mengkode RNA mRNA sepanjang 2,8
Selain itu, secara in vivo COX-2 terekspresi setelah ada induksi berupa
patologis.
vesikel sel tak berinti yang akan beragregasi membentuk bekuan darah
eksogen atau dari cadangan fosfolipid intrasel. TXA2 akan keluar dari
vasokonstriksi.
1. Pengertian
Adapun obat analgesik juga dibagi dalam dua kelompok yaitu obat
bekerja pada reseptor saraf perifer dan system saraf pusat (Soekardjo,
analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik perifer (non
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
2. Mekanisme Analgesik
Enzim COX-2 diproduksi secara terus menerus di dalam otak dan ginjal
al, 2006).
kuat sekali dengan titik kerja yang terletak di sistem saraf pusat. Zat ini
nyeri berat seperti kanker. Analgesik ini terdiri dari morfin, pethidin,
metadon, dll. Morfin adalah prototipe (bentuk asli/dasar) dari opioid. Morfin
diindikasikan untuk nyeri moderat sampai berat, dan nyeri kronik. Morfin
b. Analgesik Non-narkotik
untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat dibeli
bebas. Obat-obatan ini efektif untuk nyeri perifer seperti sakit kepala,
nyeri pada inflamasi, nyeri otot, dan arthritis ringan sampai sedang.
mengurangi nyeri dengan dua aksi yaitu di sistem saraf pusat dan
perifer. Tempat aksi utama yaitu di sistem saraf perifer dan pada level
terjadi terutama pada penggunaan yang lama atau dalam dosis yang
M. Tinjauan Asetosal/Aspirin
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan obat anti radang bukan
atau sendi, nyeri haid, dan nyeri akibat benturan. Untuk nyeri dan demam
tahun 10 mg/kg 3-4 kali sehari, 1-12 tahun 4-6 x sehari 320-500 mg,
Efek samping yang sering terjadi dari penggunaan aspirin yaitu iritasi
(occult) penyebabnya adalah sifat asam dari aspirin. Selain itu aspirin
menimbulkan efek spesifik seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga
berdengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius adalah kejang-
kejang bronchi hebat yang pada pasien asma dapat menimbulkan serangan
N. Tinjauan Pelarut
Cairan pelarut yang dipilih untuk ekstrak total adalah yang dapat
melarutkan hamper semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor
membatasi, cairan pelarut apa yang diperlukan dan mana yang dilarang.
O. Tinjauan N-Heksan
Nama lain dari Heksana (Hexane) adalah kaproil hidrida, metil n-butil
karakteristik sangat tidak polar, volatil, mempunyai bau khas yang dapat
leleh - 94,3°C sampai -95,3°C. Titik ddih heksana pada tekanan 760mmHg
adalah 66°C sampai 71°C. Densitas heksana pada suhu 20°C sebesar
reaktif dan digunakan secara luas sebagai pelarut inert dalam reaksi
untuk mengekstrak minyak dan lemak yang memiliki kepolaran yang sama
(Aziz., et al., 2009). n-Heksana merupakan salah satu pelarut yang baik
keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak
Karakteristik Syarat
Bobot Molekul 86,2 Gram/Mol
Warna Tak Berwarna
Wujud Cair
Titik Lebur 95°C
Titik Didih 69°C
Densitasi 0,6603 Gr/Ml Pada 20°C
baik, tidak beracun, etanol dapat bercampur dengan air dalam segala
bercampur dengan air, alkohol lain seperti, ester, keton, eter, dan sebagian
besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan minyak. Titik
239,03 kJ/mol pada suhu 25°C. Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g
pada 25°C sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang
terbentuk atau perubahan warna yang terjadi. Banyak senyawa kimia yang
untuk senyawa tersebut mungkin juga tidak. Reaksi warna dapat dijadikan
pelat panas (hot plate) dengan suhu tetap, yaitu 55°C. Pada hewan
respon geliat pada hewan uji (mencit) yang disebabkan oleh pemberiaan
asetat ini berfungsi sebagai pemicu rasa nyeri pada mencit. Larutan
asam asetat juga diketahui dapat berguna sebagai iritan yang cocok
perut atau tarikan pada bagian perut, kedua pasang kaki ditarik ke
A. Kerangka Konsep
dapat meringankan atau menekan rasa nyeri tanpa memiliki kerja anestesi
kerjanya yang berkhasiat kuat bekerja pada pusat, yaitu analgesik narkotik
yang memiliki daya kerja penghalau nyeri yang kuat sekali dengan titik
kerja yang terletak di sistem saraf pusat. Dan yang berkhasiat lemah
dua aksi yaitu di sistem saraf pusat dan perifer. Tempat aksi utama yaitu di
sistem saraf perifer dan pada level nosiseptor dapat mengurangi penyebab
secara kimia yang diberikan secara intraperionial (i.p) pada mencit (hewan
uji) yang sebelumnya telah diberikan senyawa uji secara peroral pada
selang waktu yang telah ditentukan. Zat kimia yang digunakan adalah
asam asetat. Respon nyeri yang didapat pada mencit adalah berupa geliat
disertai dengan kontraksi perut dan tarikan oleh kedua kaki belakang
mengurangi rasa nyeri sehingga jumlah geliat dalam jangka waktu tertentu
C. Hipotesis
METODE PNELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan true experimental (penelitian eksperimen
negative.
1. Lokasi
Jawa Timur.
2. Waktu Penelitian
2020.
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
2. Sampel
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu
3. Teknik Sampling
dan juga dapat menghemat waktu, uang dan tenaga. Namun memiliki
keurangan yaitu, tidak bebas dari kesalahan atau hasil kurang objektif
(Sugiyono, 2016). Oleh karena itu, peneliti memilih teknik Accidental
sampling yang memiliki ciri sampel yang diambil sesuai dengan yang
D. Variabel Penelitian
2013). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah geliat pada
mencit (Mus musculus L.) sebagai hasil aktivitas analgesik dari fraksi
F. Instrument Penelitian
1. Alat
(Pyrex), batang pengaduk, pipet tetes, pipet ukur (Pyrex), corong kaca
(Iwaki), corong pisah, tabung reaksi (Pyrex), labu ukur, rak tabung
2. Bahan
pekat, air panas, FeCl3, serbuk Mg, dan aquadest, H 2SO4, asam asetat
glasial.
3. Hewan Uji
putih (Mus musculus L.) yang sehat, sebanyak 30 ekor, umur 2-3
1. Determinasi.
(Jacq.) Merr.).
30°C sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi
bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari pada suhu
maka bersifat polar dan dinamakan fraksi metanol, sedang fraksi yang
50°C.
sampel bebas dari etanol apabila ekstrak tersebut sudah tidak tercium
a. Uji Flavonoid
2014).
b. Uji Alkaloid
c. Uji Tannin
d. Uji Saponin
Fase diam yang digunakan adalah plat silika gel GF 254. Fase gerak
yang digunakan untuk fraksi n-Heksan daun Trembesi yaitu BAA (n-
1987). Plat silika gel GF254 diaktivasi dengan cara dioven pada suhu
100ºC selama 1 jam untuk menghilangkan air yang terdapat pada plat
menggunakan pipet mikro pada jarak 1,5 cm dari garis bawah. Hasil
panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. Plat kemudian diuapi dengan
al., 2017).
Bhakti Wiyata Kediri selama 7 hari dan diberi makan dan minum
sekitar 20-30 gram dan berumur antara 2-3 bulan. Mencit (Mus
(pakan).
b
8. Pembuatan Suspensi CMC-Na 0,5% ( ).
v
v
10. Pembuatan Larutan Asam Asetat 0,5% ( ).
v
2016).
mencit yang terjadi diamati selama 1 jam. Geliat dihitung pada saat
perut yang disertai tarikan kedua kaki belakang dan perut menempel
dan dilanjutkan uji lanjut LSD menggunakan software statistic SPPS 23.0
(Jacq.) Merr.).
Daun Trembesi
Dicuci dan dikeringkan
Simplisia daun Trembesi
Dihaluskan
Serbuk halus daun Trembesi
Maserasi
Ditambah dengan etanol 70% (1:7,5)
Filtrate
Diuapkan di atas waterbath
Ekstrak kental etanol 70%
Gambar VI. I. 1. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Trembesi
(Samanea saman (Jacq.) Merr) (Depkes RI, 2000).
(Jacq.) Merr.).
n-Heksan
Dipekatkan atau
diuapkan di waterbath
Fraksi n-Heksan
Gambar VI. I. 2. Pembuatan Fraksi n-Heksan Daun Trembesi
(Samanea saman (Jacq.) Merr).JKH
3. Uji Bebas Etanol Fraksi n-Heksan Ekstrak Daun Trembesi
Dipanaskan
Hasil Hilang bau ester pada ekstrak
kental fraksi n-Heksan
Gambar VI. I. 3. Uji Bebas Etanol Fraksi n-Heksan Daun Trembesi
(Samanea saman (Jacq.) Merr) (Utami, et al., 2016).
a. Uji Flavonoid
Skrining Fitokimia
Flavonoid
Ditambah serbuk Mg
Ditambah 5 tetes HCl pekat
Dikocok ad homogen
Warna kuning, jingga, atau merah
Gambar IV. I. 4. a. Uji Flavonoid (Nafisah, et al., 2014).
b. Uji Alkaloid
Skrining Fitokimia
Alkaloid
Ditambah 5 tetes ammonia
Dikocok dan disaring
Filtrate ditambah 2 ml H2SO4 dan
dikocok
Ditambah 1 tetes pereaksi
Dragendroff, Mayer, dan Wagner
Dragendorff (endapan jingga),
Mayer (endapan putih), dan
Wagner (endapan coklat).
Gambar IV. I. 4. b. Uji Alkaloid (Nafisah, et al., 2014).
c. Uji Saponin
Fraksi n-Heksan daun Trembesi
Skrining Fitokimia
Saponin
Ditambah 2 ml aquadest
Dipanaskan selama 2-3 menit
Dikocok ad homogen
Terbentuk busa stabil selama 30 detik
Gambar IV. I. 4. c. Uji Saponin (Nafisah, et al., 2014).
d. Uji Tannin
Skrining Fitokimia
Tannin
Ditambah 2 ml aquadest
Didihkkan
Filtrate ditambah FeCl3 1%
Terbentuk warna hijau kehitaman
Gambar IV. I. 4. d. Uji Tannin (Nafisah, et al., 2014).
Skrining Fitokimia
Ditimbang Asetosal 20 mg
Afrianti, Ria. Yenti, Refi. Meustika, Dewi. 2014. Uji Aktifitas Analgetik Ekstrak
Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Putih Jantan yang
di Induksi Asam Asetat 1%. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 1 (1).
Arisandi, Andriani, 2006. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah.
Burke, A., Smyth, E., and Fitzgerald, G.A., 2006. Analgesic antipyretic agents,
Pharmacotherapy of gout. In: Brunton, L.L., Lazo, J.S., and Parker, K. L.,.
Caughey, G.E., Cleland, L.G., Penglis, P.S., Gamble, J.R., dan James, M.J. 2001.
Roles of Cyclooxygenase (COX)-1 and COX-2 in Prostanoid Production
by Human Endothelial Cells: Selective Up-Regulation of Prostacyclin
Synthesis by COX-2. The Journal of Immunology. 167:2831-2838.
Dahlan, Endes. 2010. Trembesi Dahulunya Asing Namun Sekarang Tidak Lagi.
Bogor: IPB Press
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstraksi Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama. Jakarta: Depkes RI.
Diyah, Wahyuning, Nuzul. & Siswandono. 2014. Docking Molekul Dan Sintesis
Turunan Asam Benzoil Salisilat Tersubstitusi Klor Sebagai Penghamba
Siklooksigenase-2. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi. 3 (2).
Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid 1. Malang: Banyu Media
Publishing.
Fadlia, Nur, Wildan. Yuliawati, Mulkia, Kiki. Syafnir, Livia. 2015. Identifikasi
Senyawa Aktif antibakteri dengan Metode Bioautografi Klt Terhadap
Ekstrak Etanol Tangkai Daun Talas (Colocasia esculanta (L.) Schoot).
Prosiding Penelitian Spesia Unisba.
Fitriyani, A., Winarti, L., Muslichah, S. dan Nuri. 2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak
Metanol Daun Sirih Merah (Piper crocatumruiz &Pav) pada Tikus
Putih. Majalah Obat Tradisional: 16 (1), 34-42
Flood, P., Rathmell, J.P., dan Shafer, S. 2015. Stoelting's Pharmacology &
Physiology in Anesthetic Practice. Edisi kelima. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health.
Guyton, AC., Hall, JE. 1995sya. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11 ed. Jakarta:
EGC.
Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A.,
Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. h 1063-1069.
Hastuti, Siwi. Safitri, Inna Ayu. 2015. Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun
Sligi (Phyllanthus Buxifolius Muell .Arg ) terhadap Mencit Galur Balb/C.
Indonesian Journal On Medical Science. 2 (1).
Ikawati, Z., 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu,
Yogyakarta.
Ishak, Megawati. Bodhi, Widdhi. Citraningtyas, Gayatri. 2017. Uji Efek Analgetik
Ekstrak Etanol Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala (Lam) De Wit)
pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus). Jurnal Ilmiah Farmasi. 6 (4).
Lestari, Agustina D. 2018. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Trembesi (Samanea
saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Analgesik Pada Mencit Putih Jantan (Mus
musculus L.). Skripsi. Kediri: Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Karya
Ilmiah. MIPA Universitas Sumatera Utara.
Lubis, Y. A. 2013. Pengaruh Lama Waktu Perendaman dengan Air terhadap
Daya Berkecambah Trembesi (Samanea saman). Skripsi. Bandar
Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Marlyn, Riza. 2012. Uji Efek analgesik ekstrak Etanol 70 % Bunga Mawar (Rosa
sinensis Jacq.) pada mencit yang di induksi Asam Asetat (skripsi).
Mutschler, E., 1986. Dinamika Obat : Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,
diterjemahkan oleh Widianto, M.B., dan Ranti, A.S., Edisi Kelima, 157-
158, Penerbit ITB, Bandung.
Mutschler. 1991. Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B dan Ranti,
E.S. edisi VI. Bandung: ITB.
Nuari, Siti. Anam, Syariful. Khumaidi, Akhmad. 2017. Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus (F. A. C. Weber) Briton & Rose). Jurnal Farmasi Galenika
(Galenika Journal of Pharmacy). 2 (2).
Oktavianus, Stella. Fatimawali. Lolo, Widya A. 2014. Uji Efek Analgetik Ekstrak
Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya L.) pada Mencit Putih Jantan (Mus
Mucculus). Jurnal Ilmiah Farmasi. 3 (2).
Pambudi, Arief. Syaefudin. Noriko, Nita. Swandari, Risa. Azura, Rara, Purwanti.
2014. Identifikasi Bioaktif Golongan Flavonoid Tanaman Anting-Anting
(Acalypha indica L.). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan
Teknologi. 2 (3).
Patrono, C., Patrignani, P., dan Rodríguez, L.A.G. 2001 Cyclooxygenase Selective
Inhibition Of Prostanoid Formation: Transducing Biochemicalcselectivity
Into Clinical Read-Outs. The Journal of Clinical Investigation. 1-5.
Rizalia, Hartias., et al,. 2018. Optimasi Penentuan Kadar Metanol dalam Darah
Menggunakan Gas Chromatigraphy. Indonesian Journal of Chemical
Science. p-ISSN 2252-6951 e-ISSN 2502-6844. 7 (3).
Saifudin, Azis., 2014. Senyawa Alam Metabolite Sekunder. 2019 Oktober 18.
www.deepublish.co.id
Sari, Putu Puspita. Rita, Wiwik Susanah. Puspawati, Ni Made. 2014. Identifikasi
dan Uji Aktivitas Senyawa Tanin dari Ekstrak Daun Trembesi (Samanea
Saman (Jacq.) Merr) sebagai Antibakteri Escherichia Coli(E. Coli). Jurnal
Kimia Vol. 9 (1).
Sasongko, Heru. Setyawan, Ahmad Dwi. Sugiyarto. Farida, Yeni. Efendi, Nur
Rohman. Pratiwi, Diah. 2016. Analgesic Activity of Ethanolic Extracts of
Karika Leaves (Carica pubescens) In Vivo. Journal of Pharmaceutical
Science and Clinical Research. 01.
Satyanegara, M. D., 1978, Teori dan Terapi ”Nyeri”, 9, PT. Pantja Simpati,
Jakarta.
Scheflan, L., dan Morris, B.J. 1983. The Handbook of Solvent. D. Van Nostrand
Comp. Inc. New York.
Schneider, C., Pratt, D.A., Porter, N.A., dan Brash, A.R. 2007. Control Of
Oxygenation In Lipoxygenase And Cyclooxygenase Catalysis. Chemistry
and Biology. 14(5): 473–488.
Simaremare, Eva Susanty. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal
(Laportea decumana (Roxb.) Wedd.). Pharmacy. 11 (1).
Siswandono dan Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal, Edisi 2, 228-232, 234,
239, Airlangga University Press, Surabaya.
Staples, George W. and Elevitch, Craig R. 2006. Samanea saman (rain tree).
Permanent Agriculture Resources.
Tan Hoan Tjay, Kirana Raharja. 2008. Obat-obat Penting. Edisi 6. Jakarta :
Gramedia. 296.
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta
Tjay, T.H dan Raharja K. 2007. Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaan dan
Efekefek Sampingnya edisi 4. Jakarta: PT. Elexmindo Komputindo.
Tjay T.H. and Rahardja K., 2015, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek - Efek Sampingnya, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, pp. 523-
531.
Utami. 2011. Uji Kemampuan Koagulan Alami dari Biji Trembesi (Samanea
saman), Biji Kelor (Moringa oleifera), dan Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris) dalam Proses Penurunan Kadar Fosfat pada Limbah Cair
Industri Pupuk. Naskah Publikasi. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November.
Wati, Nur Fitria Nella. 2014. Peningkatan Kualitas Minyak Nilam Melalui Proses
Adsorpsi Menggunakan Adsorben γ-Alumnia dengan Sistem Flow.
Indonesian Journal of Chemical Research. Volume 2 No. 2 Agustus 2014.
Wilmana, P.F., dan Gan, S.G., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik
AntiInflamasi Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam:
Gan, S.G., Editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru,
230- 240.
BB mencit
x Dosis pada mencit (hasil konversi)
20 gr
Volume yang diberikan =
Dosis Asetosal Mencit BB Mencit Dosis yang Diberikan Volume yang Diberikan
(mg/kgBB) Ke- (gram) (mg) (ml)
21 1,365
1 21 x 1,3=1,365 mg x 5 ml=0,34 ml
20 20
22 1,43
2 22 x 1,3=1,43 mg x 5 ml=0,35 ml
20 20
1,3 mg/20 20 1,3
3 20 x 1,3=1,3 mg x 5 ml=0,32 ml
gramBB 20 20
21,6 1,404
4 21,6 x 1,3=1,404 mg x 5 ml=0,35 ml
20 20
22,4 1,456
5 22,4 x 1,3=1,456 mg x 5 ml=0,36 ml
20 20
X. Perhitungan Dosis Fraksi n-Heksan Daun Trembesi
BB Mencit
Dosis yang diberikan = x dosis fraksi yang diinginkan
1000 g
dosis yang diberikan
Volume yang diberikan = x volume yang dibuat
dosis yang tersedia
Dosis Fraksi Mencit BB Mencit Dosis yang Diberikan Volume yang Diberikan
(mg/kgBB) Ke- (gram) (mg) (ml)
100 mg/kgBB 22,4 2,24
1 22,3 x 100=2,24 mg x 10 ml=0,112 ml
1000 200
2
3
4
5
200 mg/kgBB 21,7 4,34
1 21,7 x 200=4,34 mg x 10 ml 0,217 ml
1000 200
2
3
4
5
300 mg/kgBB 20,8 6,24
1 20,8 x 300=6,24 mg x 10 ml=0,312ml
1000 200
2
3
4
5