SKRIPSI
SKRIPSI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS
(DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA YANG
MENDAPAT PELAYANAN RESEP
(Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LEMBAR PERNYATAAN
NIM: 050911007
iii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Lembar Pengesahan
SKRIPSI
2013
Oleh:
Yunita Nita, S.Si., M Pharm., Apt Yuni Priyandani, S.Si., Apt., Sp.FRS.
NIP. 197406181998022001 NIP.197306212007012001
iv
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
v
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vi
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
RINGKASAN
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA
PASIEN LANJUT USIA YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP
(Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
vii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
tujuh kategori DTP menurut Cipolle,Strand and Morley (2004) yaitu terapi
obat yang tidak diperlukan, kebutuhan akan terapi obat tambahan, obat tidak
efektif, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, Adverse Drug Reaction
(ADR), dan ketidakpatuhan.
Berdasarkan hasil penelitian, dari 7 kategori DTPs menurut Cipolle,
Strand and Morley (2004) kejadian DTPs yang teridentifikasi adalah
ketidakpatuhan (59,68%), ADRs (32,26%), dan kebutuhan akan terapi obat
tambahan (8,06%). Kategori DTPs ketidakpatuhan disebabkan pasien
memilih untuk tidak minum obat (24), pasien tidak memahami petunjuk
pemakaian obat dengan benar (13), lupa minum obat (7) dan produk obat
tidak tersedia untuk pasien karena kosong pabrik atau sedang habis di
apotek (4). Pada kategori ADRs disebabkan oleh adanya interaksi obat (36)
dan obat dikontraindikasikan pada pasien karena faktor risiko (3). Dari 36
potensi interaksi obat lima diantaranya karena interaksi obat dengan
makanan (pisang). Sedangkan obat yang dikontraindikasikan dengan pasien
adalah fenilpropanolamin dan kofein pada pasien hipertensi dan kodein
pada pasien asma. Adanya kondisi baru yang membutuhkan terapi obat
tambahan (5) merupakan penyebab dari kategori kebutuhan akan terapi obat
tambahan. Kondisi baru tersebut terjadi pada pasien yang mengaku
kolesterol tinggi, batuk dan sesak.
Dari hasil penelitian mengenai identifikasi DTPs pada pasien lanjut
usia yang mendapat pelayanan resep di Apotek Farmasi Airlangga pada
bulan Februari 2013 menunjukan tingginya kejadian DTPs kategori
ketidakpatuhan pada lanjut usia yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya
outcome terapi yang diharapkan. Oleh karena itu peran apoteker dalam
pelayanan dan monitoring penggunaan obat pada lanjut usia perlu
ditingkatkan untuk mencegah dan mengatasi DTPs sehingga tingkat
pengetahuan dan kepatuhan lanjut usia meningkat serta outcome terapi
tercapai.
viii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) ON
GERIATRIC PATIENTS WITH PRESCRIPTION
(Study At Farmasi Airlangga Pharmacy Surabaya)
ix
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
x
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xi
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Variabel penelitian …………………………………………. 37
Tabel V.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden…………………….......... 50
Tabel V.2 Distribusi Usia Responden …………………………............... . 50
Tabel V.3 Distribusi Riwayat Gangguan Kesehatan…….…………. ......... 51
Tabel V.4 Distribusi Jumlah Riwayat Gangguan Kesehatan………….... .. 51
Tabel V.5 Sumber Dana Pembelian Obat ………………………………. 52
Tabel V.6 Distribusi Jumlah Obat Dalam Resep…………………… 52
Tabel V.7 Obat yang Sering Diresepkan ................................................ 53
Tabel V.8 Jumlah Drug Therapy Problems ............................................. 54
Tabel V.9 Distribusi Kategori Drug Therapy Problems .......................... 54
Tabel V.10 Distribusi Penyebab Kebutuhan akan Terapi Obat
Tambahan….…………………………………………............. 55
Tabel V.11 Distribusi Penyebab ADRs…………………..……………..... 56
Tabel V.12 Obat-obat yang menimbulkan interaksi.…………………....... 56
Tabel V.13 Distribusi Penyebab Ketidakpatuhan……………….……..... 59
xiii
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Kerangka konseptual ..................................................................... 32
xiv
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I
PENDAHULUAN
1
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 2
rendah, reaksi obat yang tidak diinginkan, dosis terlalu tinggi dan
ketidakpatuhan (Cipolle, Strand & Morley, 2004).
Pengertian yang hampir sama dengan DTPs juga dijelaskan oleh
Hepler, yang disebut dengan Drug Related Problems (DRPs), yaitu suatu
peristiwa atau keadaan yang terkait dengan terapi obat secara aktual atau
potensial yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya outcome yang
optimal dari suatu pengobatan. Kategori DRPs menurut Hepler and Strand
(1990) ada delapan yang meliputi terapi obat yang indikasinya tidak ada,
obat tidak sesuai indikasi, terapi obat yang salah, dosis obat kurang, ADR,
interaksi obat, dosis obat berlebihan dan kegagalan menerima obat (Hepler
and Strand, 1990).
Pada bulan Januari 1996 sampai Desember 2002 ditemukan lebih
dari 26.238 kasus DTPs yang diidentifikasi dan diselesaikan pada 5136
pasien dengan rincian tidak perlu terapi obat 6%, perlunya penambahan
terapi obat 28%, obat tidak efektif 8%, dosis terlalu rendah 20%, Adverse
Drug Reactions (ADRs) 14%, dosis terlalu tinggi 5% dan ketidakpatuhan
(noncompliance) 19% (Cipolle, Strand & Morley, 2004). Para ahli setuju
beberapa obat yang sama sering memberikan efek yang berbeda pada pasien
lanjut usia dan dewasa muda karena perubahan terkait usia pada tubuh
manusia menyebabkan perbedaan jalan respon tubuh dengan obat (Beers,
2001). Hasil penelitian di Brasil menyebutkan dari 97 sampel pasien lanjut
usia yang menderita diabetes dan atau hipertensi ditemukan 284 kasus
DRPs, sedikitnya 92,3% pasien tersebut mengalami satu kategori DRPs.
Kategori DRPs yang paling banyak terjadi adalah ketidakpatuhan (55,63%)
dan ADR (23,59%) (Neto et al., 2011)
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas (Pemerintah RI, 1998). Pada usia tersebut terjadi perubahan fisiologis
akibat proses penuaan yang bersifat universal berupa kemunduran dari
yang paling tepat (Rahmawati et al., 2008). Hasil penelitian di Taiwan pada
193 pasien lanjut usia didapatkan tiga kategori DRPs yang sering terjadi
pada pasien lanjut usia yakni 35% obat tidak dapat diminum atau ditelan
oleh responden terutama pada pasien DM rawat jalan, 12 % obat yang
diterima berpotensi timbul interaksi antar obat dan 11% pemberian
duplikasi obat yang tidak tepat (Chan et al., 2012).
Dari data-data tersebut DTPs yang paling sering terjadi pada lanjut
usia adalah kategori ADR dan ketidakpatuhan. Oleh karena itu peran
apoteker diperlukan dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi
DTPs pada pasien lanjut usia agar tujuan terapi yang diinginkan tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui dan mengidentifikasi jenis dan jumlah persentase kejadian
DTPs yang terjadi pada pasien lanjut usia di Apotek Farmasi Airlangga.
Apotek Farmasi Airlangga dipilih karena masih sedikit penelitian mengenai
DTPs pada pasien lanjut usia di apotek. Selain itu salah satu visi Apotek
Farmasi Airlangga adalah mengembangkan pharmaceutical care dimana
fungsi apoteker adalah mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan
DTPs.
1.4 Manfaat
(1) Bagi peneliti untuk menambah wawasan peneliti tentang DTPs
pada pasien lanjut usia.
(2) Bagi Apoteker dapat digunakan sebagai sumber infomasi untuk
meningkatkan peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian.
(3) Bagi masyarakat penelitian ini bermanfaat untuk tercapainya
terapi yang aman, efektif dan efisien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan potensial. DRPs aktual adalah DRPs yang sedang terjadi pada pasien
yang harus diatasi secepatnya sedangkan DRPs potensial adalah DRPs yang
belum terjadi tetapi ada kemungkinan terjadi. Fungsi kategori DRPs
(Strand et al, 1990).
1. Menggambarkan bagaimana terjadinya ADR
2. Menunjukkan peran yang nyata dari farmasis di masa depan
3. Untuk mengembangkan suatu proses yang sistematik
sehingga dapat memberi efek yang positif terhadap pasien.
4. Pembagian peran antara farmasis dengan profesi kesehatan
lain dalam prakteknya menjadi jelas.
5. Pharmacy educator seharusnya memiliki keuntungan
dengan adanya kategorisasi ini karena pembagian DRPs
telah jelas.
Kategori DRPs menurut Hepler and Strand (1990) :
1.Indikasi yang kurang tepat (Untreated indications).
Pasien memiliki masalah pengobatan dimana membutuhkan
terapi obat (sebuah indikasi untuk penggunaan obat) tetapi tidak
menerima obat yang sesuai dengan indikasi
Contoh : Pasien dengan penyakit vaskular tidak menerima
pengobatan untuk anemia yang juga ternyata dideritanya.
Pengobatan terfokus pada kondisi primer, sedangkan masalah
baru tidak teridentifikasi/tidak terobati.
2.Terapi obat tetapi mendapat obat produk yang salah (Improper
drug selection).
Pasien mempunyai indikasi obat tetapi menerima obat yang
salah.
7.Terapi obat obat yang indikasinya tidak ada (Drug use without
indication).
Pasien menggunakan obat tanpa adanya indikasi yang valid.
Contoh : Penggunaan bersama obat antiparkinson dan antipsikosa
padahal pasien tidak ada riwayat gejala extrapiramidal.
8.Kegagalan mendapatkan obat (Failure to receive medications).
Pasien yang mempunyai masalah pengobatan yang
mengakibatkan tidak menerima obat (misalnya karena alasan
pharmaceutical, fisiologi, sosiologi, atau ekonomi).
Contoh : Terjadi dispensing obat yang salah oleh praktisi
kesehatan.
terkait usia terjadi pada absorpsi obat pada fisiologi GIT. Perubahan terkait
usia pada saluran GIT memberikan efek pada absorpsi obat termasuk
penurunan sekresi asam lambung, pengosongan lambung yang lama,
perpindahan obat ke usus yang pelan, dan berkurangnya aliran darah di GIT
(Hutchison and O’Brien., 2007). Untungnya, sebagian besar obat diabsorpsi
secara difusi pasif, dan perubahan fisiologis penuaan tampak memiliki
sedikit pengaruh pada bioavalibilitas obat (Dipiro et al., 2011).
Beberapa obat yang diabsorpsi secara transpor aktif, kemungkinan
terjadi penurunan bioavailabilitas obat (misalnya, kalsium dalam
pengaturan hypochlorhydria). Namun, kenyataannya first-pass effect yang
menurun pada hati dan atau metabolisme dinding usus menghasilkan
peningkatan bioavailabilitas dan kadar obat pada plasma yang lebih tinggi
seperti propranolol dan morfin (Dipiro et al., 2011). Obat yang diberikan
selain melalui oral dapat dianjurkan pada pasien lanjut usia. Rata-rata
absorpsi obat yang diberikan secara injeksi intramuskular atau subkutan
kemungkinan lebih efektif pada lanjut usia karena mengurangi perfusi
jaringan darah (Midlov, P., Kragh, A., & Eriksson, T. 2009).
b. Distribusi obat
Sesuai pertambahan usia maka akan terjadi perubahan komposisi
tubuh. Komposisi tubuh manusia sebagian besar dapat digolongkan kepada
komposisi cairan tubuh dan lemak tubuh. Pada lanjut usia terjadi
peningkatan komposisi lemak tubuh. Persentase lemak pada usia dewasa
muda sekitar 8-20% pada laki-laki dan 33% pada perempuan; Pada lanjut
usia meningkat menjadi 33% pada laki-laki dan 40-50% pada perempuan.
Keadaan tersebut akan sangat mempengaruhi distribusi obat dalam plasma.
Distribusi obat larut lemak (lipofilik) akan meningkat dan distribusi obat
larut air (hidrofilik) akan menurun. Konsentrasi obat hidrofilik di plasma
akan meningkat karena jumlah cairan tubuh menurun. Dosis obat hidrofilik
Banyak obat yang dieliminasi melalui ginjal. Oleh karena itu satu hal
yang perlu diperhatikan adalah banyak penyakit yang dapat dialami oleh
lanjut usia yang dapat menurunkan fungsi ginjal. Diabetes dan hipertensi
adalah dua penyakit umum yang dapat menurunkan fungsi ginjal (Midlov,
P., Kragh, A., & Eriksson, T. 2009).
2.3.4 Perubahan Farmakodinamik
Efek farmakodinamik obat tergantung pada konsentrasi obat di
reseptor, respon pada reseptor dan mekanisme homeostatis. Perubahan
terkait usia pada farmakodinamik mungkin dapat terjadi pada reseptor atau
signal-transduction level. Perubahan farmakodinamik dengan penuaan sulit
dipelajari daripada perubahan farmakokinetika dan sedikit fakta yang
menjadi dasar mekanisme perubahan farmakodinamik (Midlov, P., Kragh,
A., & Eriksson, T. 2009).
Pada umumnya peningkatan sensitivitas farmakodinamik pada
banyak obat terjadi pada pasien lanjut usia. Beberapa obat yang
mengalami perubahan secara farmakodinamik yang perlu diwaspadai
seiring dengan bertambahnya usia adalah CNS depressants dan warfarin
yang dapat meningkatkan sensitivitas; antihipertensi, tricyclic
antidepressants, phenotiazine antipsychotics dan diuretik yang dapat
meningkatkan risiko hipotensi postural; golongan obat antipsikotik yang
dapat meningkatkan risiko dyskinesia tardive dan golongan β-
adrenoreceptor blocking agents yang dapat menurunkan sensitivitas
(Hughes, 2001)
2.3.5 Masalah Terkait Obat pada Lanjut Usia
Penggunaan obat yang berlebihan (Overuse of Medications)
Polifarmasi didefinisikan sebagai penggunaan multiple drug secara
bersamaan atau pemberian obat lebih dari yang diindikasikan
dengan klinik. Polifarmasi berhubungan dan meningkat pada lanjut
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Departemen Kesehatan RI,
2004).
2.4.2 Isi Resep
Bagian komponen dari resep sebagai berikut (Scott, S, 2005) :
1. Informasi mengenai nama dan alamat penulis resep
2. Informasi mengenai pasien seperti nama lengkap dan alamat
pasien.
3. Tanggal penulisan resep.
4. Simbol R/ yang berasal dari bahasa Latin recipe yang artinya
ambilah atau superscription.
5. Obat yang diresepkan atau inscription.
6. Petunjuk pemberian obat ke apoteker atau subscription.
7. Petunjuk bagi pasien atau signa ( untuk dituliskan dalam etiket).
8. Refill, label khusus dan atau petunjuk lain.
9. Tanda tangan penulis resep
Nomer telepon
3. Data obat : Nama obat
Kekuatan
Bentuk sediaan
Jumlah obat
Dosis
Tanggal resep
Tanggal pelayanan
4. Keterangan tambahan tentang adanya alergi obat pada pasien,
resistensi terhadap obat, penyakit kronik yang pernah dialami
pasien. Nomor produksi atau nomor lisensi pada obat.
Manfaat lain adanya PMR adalah dapat membantu apoteker untuk
melakukan konseling secara tepat pada pasien (Departemen Kesehatan RI,
2008; Rees, JA,1996).
sepertiga dari populasi yang diteliti lima atau lebih masalah terkait obat
yang terjadi teridentifikasi (Vinks et al., 2006).
2. Wawancara dan dari catatan kartu rekam medis, kartu catatan pemberian
obat yang ditulis oleh perawat, serta dokumen lain yang diperlukan.
Penelitian bersifat deskriptif, pengambilan data dilakukan secara
prospektif pada 100 pasien dengan kriteria pasien berumur lebih dari 60
tahun dan menjalani rawat inap di bangsal Bougenville IRNA I bagian
Penyakit Dalam RSUP dr.Sardjito. Data diambil pada 2 periode waktu
yaitu bulan Januari – Februari 2006 dan bulan Agustus-Oktober 2006.
Pengambilan data pengobatan pasien dilakukan melalui kartu rekam
medis, kartu catatan pemberian obat yang ditulis oleh perawat, serta
dokumen lain yang diperlukan. Identifikasi DRP terkait dengan
pemilihan obat yang tidak tepat dilakukan melalui diskusi dengan
klinisi. Analisis data selanjutnya dilakukan secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa problem pemilihan obat yang tidak tepat
terjadi ada 48 kasus (Rahmawati et al., 2008).
3. Kuesioner
Pada bulan januari dan Desember 2007 dilakukan pada 154 pasein lanjut
usia di lima institusi long term di Brasil. Sampel yang dipilih lanjut usia
yang berusia 60 tahun ke atas. Data dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner yang diadaptasi dari metode the Dader, Pharmacotherapeutic
Follow-up. 381 DRP teridentifikasi yaitu kesulitan mendapatkan obat,
ketidakpatuhan, kurang pengetahuan mengenai obat yang diresepkan,
adanya interaksi obat dan swamedikasi adalah DRP yang paling sering
terjadi. Kemudian data dianalisis menggunakan SPSS (de Oliveira and
Novaes, 2011)
BAB III
KERANGKA KONSEP
7. Ketidakpatuhan.
Identifikasi DTPs
32
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 33
BAB IV
METODE PENELITIAN
34
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 35
4.4 Populasi
Populasi adalah sebuah himpunan (set) dari individu-individu, unit-
unit, atau unsur-unsur yang mempunyai ciri-ciri yang sama (Zainuddin,
2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien lanjut usia
dengan resep di Apotek Airlangga pada bulan Februari 2013.
4.5 Sampel
Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari populasi (Zainuddin,
2011). Kegunaan sampling didalam penelitian ini antara lain : menghemat
biaya, mempercepat pelaksanaan penelitian, menghemat tenaga,
memperluas ruang lingkup penelitian, dan memperoleh hasil yang lebih
akurat (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan
adalah seluruh pasien lanjut usia dengan resep di Apotek Farmasi Airlangga
yang memenuhi kriteria inklusi pada bulan Februari 2013.
4.5.1 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling pada dasarnya dapaat dikelompokkan menjadi dua
yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Pada penelitian
ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Non Probability yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik Non Random Sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau
sensus (Sugiyono, 2010).
Pengambilan sampel secara sampling jenuh karena sampel yang
digunakan adalah semua anggota populasi. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel (Sugiyono, 2010). Besar sampel pada penelitian ini sebanyak pasien
lanjut usia dengan resep di Apotek Farmasi Airlangga pada bulan Februari
2013 yang memenuhi kriteria inklusi.
4.5.2 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat digunakan sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut:
1.Berusia 60 tahun ke atas
2.Pasien dan/atau keluarga pasien yang menebus obat dengan resep
di Apotek Farmasi Airlangga
3.Berkomunikasi dengan baik.
4.Bersedia menjadi responden.
4.5.3 Jumlah sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini seluruh pasien lanjut usia dengan
resep di Apotek Farmasi Airlangga yang memenuhi kriteria inklusi pada
bulan Februari 2013.
BAB V
HASIL PENELITIAN
48
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 49
penelitian ini adalah validitas rupa (face validity) dan validitas isi (content
validity).
Pengujian validitas rupa dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh
pertanyaan pedoman interview dapat digunakan oleh peneliti. Sedangkan uji
validitas isi dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh indikator pada
variabel dapat mewakili tujuan penelitian yang ingin dicapai. Uji validitas
dilakukan dengan uji coba instrumen yaitu pedoman interview, peneliti
sebagai interviewer dan PMR yang digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian.
Validitas rupa pada pedoman interview sebagai alat bantu dalam
melakukan wawancara dapat terlihat dari pemilihan bahasa yang mudah
dimengerti oleh responden. Sedangkan pada instrumen PMR berupa
tersedianya tempat pengisian data yang mencukupi serta pengaturan
tampilan dari instrumen tersebut. Sedangkan pada peneliti, uji validitas rupa
dan isi dilakukan dengan cara training.
Training yang pertama dilakukan dengan cara mewawancara sesama
peneliti sebanyak empat kali dengan skenario yang berbeda. Selain itu
peneliti juga mengamati peneliti lain sewaktu wawancara pada responden.
Kemudian peneliti mewawancara dosen yang berperan sebagai responden
dengan skenario yang sudah disiapkan. Peneliti melakukan role playing
dengan dosen sebanyak empat kali dengan skenario yang berbeda.
Pengulangan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang valid tanpa
menimbulkan bias dan konsisten. Pada proses pengulangan terjadi
perubahan instrumen dari daftar pertanyaan menjadi pedoman interview.
Training dilakukan dalam satu hari pada bulan Januari 2013 dengan
bantuan dosen sebagai penilai. Interviewer diperbolehkan melakukan
pengambilan data setelah dinyatakan lulus training oleh dosen.
BAB VI
PEMBAHASAN
Hal itu menjadi dasar pada penelitian ini usia yang dikatakan lanjut usia
adalah ≥ 60 tahun. Dari 59 responden menunjukkan bahwa responden
terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 64% (Tabel V.1). Hasil
ini sesuai dengan gambaran penduduk Indonesia di wilayah Jawa Timur
usia 60 tahun ke atas penduduk berjenis kelamin perempuan memiliki
proporsi lebih besar dibanding penduduk berjenis kelamin laki-laki (BPS,
2012).
Pada Tabel V.2 dapat dilihat distribusi usia pada responden dimana
jumlah responden paling banyak berada pada rentang usia 60-64 tahun
sebesar 29% dan paling sedikit ≥85 tahun sebesar 5%. Distribusi ini sesuai
dengan susunan penduduk Indonesia di wilayah Jawa Timur hasil sensus
penduduk tahun 2010 yang menyatakan bahwa jumlah penduduk terus
menurun seiring dengan pertambahan usia (BPS, 2012).
Pada Tabel V.4 dapat dilihat sumber dana pembelian obat responden
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 55 responden menggunakan
sumber dana yang berasal dari asuransi kesehatan. Sisanya 6 responden
sumber dana pembelian obat berasal dari dana pribadi. Sementara pada
tahun 2010 proporsi pasien lanjut usia yang menerima asuransi kesehatan
hanya 15,5% (Howel, F., & Priebe, J., 2013). Berarti 84,5% lanjut usia
tidak menerima asuransi padahal pada penelitian ini hanya 6 responden
yang menggunakan dana pribadi.
Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia (2010), jenis gangguan
kesehatan yang paling banyak dialami lanjut usia adalah asam urat, darah
tinggi, rematik, darah rendah, dan diabetes, yang merupakan penyakit
kronis. Kemudian jenis gangguan kesehatan lain yang juga banyak dialami
lanjut usia adalah batuk, pilek, dan panas. Hasil penelitian pada Tabel V.3
menunjukkan kesamaan dengan jenis gangguan kesehatan menurut komisi
nasional lanjut usia yaitu dari 125 gangguan kesehatan yang dialami
pada pasien lanjut usia. Pasien tidak minum obat sesuai dengan petunjuk
pada 13 responden misalnya terjadi pada responden dengan penyakit
hipertensi. Pasien medapatkan amlodipin 10 mg dengan aturan pakai
diminum pagi hari namun pasien meminumnya pada malam hari. Menurut
hasil penelitian amlodipin yang diminum pagi hari memberikan efek
menurunkan tekanan darah lebih baik dibanding diminum malam hari pada
pasien hipertensi esensial ringan sampai sedang (Qiu, Y.-G., C, J.-Z., Zhu,
J.-H., & Yao, X.-Y. 2003)
Pasien lebih memilih tidak minum obat terjadi pada 24 responden
misalnya pada pasien hipertensi yang harus minum obat antihipertensi
seumur hidup supaya tekanan darah stabil. Namun pasien lebih memilih
menggunakan pengobatan alternatif daripada minum obat dengan alasan
semakin sering minum obat maka ginjal akan cepat rusak. Selain itu
responden yang terlalu sibuk mengakibatkan tidak mempunyai waktu untuk
menebus obat padahal obat sudah habis dan selama obat habis responden
tidak minum obat karena merasa kondisinya baik-baik saja. Sebanyak tujuh
responden mengaku sering lupa minum obat. Banyaknya responden yang
tidak minum obat ini dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain karena
responden lupa letak obat sehingga tidak minum obat.
Pada penelitian ini banyak ditemukan pasien memilih tidak minum
obat dikarenakan obat tersebut tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 pasien tidak mendapat obat
karena produk tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan misalnya
glukosamin. Glukosamin tidak terdaftar sebagai obat yang ditanggung
asuransi kesehatan pada buku DPHO edisi XXXII karena bukti ilmiah
menunjukkan bahwa glukosamin tidak terbukti mengurangi nyeri dan
kualitas hidup pada pasien osteoarthritis (PT ASKES, 2013).
Apabila terjadi tanda atau gejala tersebut maka perlu diwaspadai dan segera
menghubungi dokter.
Pada penelitian ini interaksi juga timbul antara obat dengan makanan
yaitu pisang yang digunakan untuk menelan obat. Interaksi obat dengan
pisang bersifat potensial dan terjadi pada 5 pasien. Salah satu contoh
interaksi obat dengan makanan dalam penelitian ini adalah nifedipin dengan
pisang. Nifedipin merupakan golongan obat hipertensi Calcium-channel
blocker dihydropiridines yang bekerja menghambat influx transmembran
sehingga kalsium tidak masuk dalam cairan ekstraseluler (Drug Interaction
Checker, 2013) Kerja kalsium berlawanan dengan potasium dalam sel
sehingga apabila kadar kalsium menurun maka potasium meningkat.
Menurut USDA (2012) dalam 100 g pisang mengandung 358 mg potassium
(USDA, 2012) sehingga dimungkinkan pada responden yang minum obat
dengan pisang dapat mengalami peningkatan serum potassium. Namun
pada penelitian ini tidak diketahui seberapa banyak pisang yang digunakan
oleh responden untuk menelan obat sehingga tidak dapat memperkirakan
seberapa besar pengaruh interaksi tersebut.
Kondisi peningkatan serum potasium dapat memberikan efek positif
menurunkan tekanan darah dan mengurangi kejadian stroke pada pasien
hipertensi primer (Androgue, H.J & Madias, N.E, 2007). Pada pasien
hipertensi sekunder peningkatan serum potasium dapat menimbulkan syok
hipotensi sehingga menimbulkan bradikardi, conduction defects, dan heart
failure (Sweetman, 2009). Selain itu kondisi peningkatan serum potasium
juga dapat meningkatkan risiko gagal ginjal karena peningkatan potasium
menyebabkan penurunan jumlah aldosteron dan Glomerular Filtration Rate
(GFR) (Bakris et al., 2000).
Penyebab lain kejadian ADR adalah obat dikontraindikasikan
dengan pasien karena pasien memiliki faktor risiko. Kejadian ini terjadi
pada tiga pasien yaitu pada pasien hipertensi yang menggunakan obat flu
yang diperoleh secara swamedikasi yang mengandung fenilpropanolamin
dan kofein; serta pasien asma yang mendapat resep kodein. Pada pasien
hipertensi yang minum kofein terjadi peningkatan tekanan darah systole dan
diastole (Hartley, T.R et al., 2000). Sedangkan senyawa fenilpropanolamin
harus dihindarkan pada pasien hipertensi yang disertai diabetes karena dapat
meningkatkan tekanan darah dan kadar gula dalam darah (Mutmainah, N.,
Ernawati, S., & Sutrisna, E. 2008). Selain itu menurut laporan FDA
penggunaan fenilpropanolamin dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke
hemoragik (Tatro, D.S, 2003). Sementara kodein dapat menurunkan fungsi
pernapasan sehingga dapat memperburuk kondisi pasien asma (Tatro, D.S,
2003).
Jenis DTPs lain yang teridentifikasi adalah kebutuhan obat tambahan
yang disebabkan pasien mempunyai kondisi baru yang membutuhkan terapi
obat tambahan. Hasil penelitian menunjukkan ada lima responden yang
membutuhkan terapi obat tambahan namun tidak mendapatkan obat. Pasien
pertama dan kedua adalah pasien asuransi kesehatan yang memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan DM mengaku bila hasil tes laboratorium
kolesterolnya naik (>100 mg/dl). Namun pasien tersebut saat ke dokter
tidak menunjukkan hasil tes laboratorium, sehingga dokter tidak
memberikan obat antihiperlipidemia. Pasien ketiga adalah pasien asuransi
kesehatan yang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Hasil laboratorium
tanggal 25 Januari 2013 kadar LDL 152 mg/dl tetapi pada saat kontrol ke
dokter tidak membawa hasil laboratorium sehingga dokter tidak dapat
memberikan obat antihiperlipidemia. Informasi mengenai hasil
laboratorium tersebut didapatkan saat wawancara di rumah pasien. Pada
pasien asuransi kesehatan dapat diberikan obat antihiperlipidemia dengan
syarat tertentu misalnya obat simvastatin diberikan bila kadar LDL> 130
mg/dl untuk pasien tanpa komplikasi DM/PJK atau kadar LDL >70 mg/dl
untuk pasien PJK atau kadar LDL > 100 mg/dl untuk pasien DM yang
dibuktikan dengan data laboratorium terbaru (PT ASKES, 2013).
Pasien keempat yang membutuhkan terapi obat tambahan adalah
pasien yang mengeluh batuk dan saat diwawancara kondisi pasien batuk
namun pasien tidak mendapatkan obat batuk. Pasien kelima yang
membutuhkan terapi obat tambahan memiliki riwayat penyakit hipertensi,
jantung dan paru serta mengeluh sesak. Pasien sebelumnya pernah
mengalami sakit paru hingga cairan parunya di ambil sebanyak 200cc dan
menggunakan obat valsartan sudah lama. Pasien ini sudah memberitahu ke
dokter mengenai kondisi sesak tersebut namun dokter tidak memberi obat
kemungkinan dokter memiliki pertimbangan lain mengenai kondisi
tersebut.
Pada penelitian ini ditemukan hal-hal yang dapat dijadikan perhatian
khusus bagi profesional kesehatan khususnya apoteker. Salah satu peran
apoteker dalam pharmaceutical care adalah identifikasi DTPs. Penelitian
identifikasi DTPs pada pasien lanjut usia banyak ditemukan kejadian-
kejadian terkait kepatuhan dan potensi interaksi obat yang dapat
mengganggu tercapainya outcome terapi pasien yang diharapkan. Terkait
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
professional kesehatan khususnya yang berada pada wilayah tempat
responden penelitian ini diambil sehingga hasil penelitian ini dapat
dijadikan problem solving yang lebih tepat bagi responden. Salah satu cara
untuk mengatasi ketidakpatuhan pasien lanjut usia adalah melakukan
monitoring pada pasien dengan kondisi berkelanjutan. Monitoring dapat
dilakukan dengan cara home care sehingga diharapkan terjadi peningkatan
pengetahuan dan kepatuhan pasien. Hal itu dapat terlaksana bila apoteker
menjalin hubungan terapetik dengan pasien serta komunikasi yang baik
dengan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu peran apoteker penting
dalam mengidentifikasi DTPs guna mencegah DTPs potensial dan
mengatasi DTPs aktual.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama tidak ada
sumber data lain mengenai kondisi pasien seperti rekam medis sehingga
tidak dapat mengetahui secara pasti kondisi tertentu pasien sehingga
kategori DTPs seperti terapi obat tambahan dan kebutuhan akan terapi obat
tambahan sulit diidentifikasi. Kedua, penentuan kategori ketidakpatuhan
hanya berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan satu kali sehingga tidak
ada monitoring lebih lanjut mengenai kondisi pasien tersebut. Pada kategori
ADRs penentuan hanya berdasarkan pustaka sehingga interaksi obat hasil
identifikasi hanya potensial. Sedangkan kategori kebutuhan akan terapi obat
tambahan hanya berdasarkan keluhan dari hasil wawancara dengan pasien.
Pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling
sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasi, hanya mewakili responden itu
sendiri.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien lanjut usia
di Apotek Farmasi Airlangga selama bulan Februari 2013, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari tujuh kategori DTPs hanya tiga kategori DTPs yang
teridentifikasi pada pasien lanjut usia yang menebus obat di apotek
Farmasi Airlangga pada bulan Februari 2013 yaitu ketidakpatuhan
(59,68%), ADRs (32,26%) dan kebutuhan akan terapi obat tambahan
(8,06%)
2. Penyebab kategori DTPs ketidakpatuhan paling banyak adalah
pasien lebih memilih tidak minum obat.
3. Penyebab kategori DTPs ADRs paling banyak adalah interaksi obat-
obat. Obat yang paling sering terlibat dalam timbulnya interaksi obat
adalah amlodipin, furosemid, valsartan, nifedipin dan bisoprolol.
4. Penyebab kebutuhan terapi obat tambahan adalah adanya kondisi
baru yang membutuhkan terapi obat tambahan
7.2 Saran
Beberapa hal yang disarankan oleh peneliti antara lain:
1. Tenaga kesehatan termasuk apoteker sebaiknya memberikan
perhatian khusus terhadap pasien lanjut usia yang menggunakan obat
terutama terkait kepatuhan pasien misalnya dalam bentuk monitoring
penggunaan obat.
2. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut mengenai DTPs pada pasien
lanjut usia terutama pada kondisi penyakit tertentu
71
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga 72
DAFTAR PUSTAKA
Bakris, G. L., Siomons, M., Richardson, D., Janssen, I., Bolton, W. K.,
Hebert, L., Agarwal, R., & Catanzaro, D. 2000. ACE inhibition or
angiotensin receptor blockade. Kidney international Vol.58 , 2084-
2092.
Baxter, K (ed.), 2008. Stockley’s Drug Interactions. London:
Pharmaceutical Press.
Bressler, R., & Bahl, J. 2003. Principles of Drug Therapy for the Elderly
Patient. Mayo Clin Pro , 78:1564-1577
Chan, D.-C., Chen, J., Kuo, H., We, C.., Lu, I., Chiu, L., Wu, S. 2012.
Drug-related problems (DRPs) identified from geriatric medication
safety. Archives of Gerontology and Geriatrics 54 , 168-174.
Cipolle, R., Strand L., Morley, P. 2004. Pharmaceutical Care Practice The
Clinician’s Guide. Second edition. New York: McGraw-Hill.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. A., Wells, B. G., &
Posey, L. M. 2011. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach
8th edition. Pharmacy from McGraw-Hill.
Drug Interaction Checker. 2013, April. Retrieved July 15, 2013, from
Medscape Reference Drug, Diseases and Procedures :
http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker
Hartley, T. R., Sung, B. H., Pincomb, G. A., Whitsett, T. L., Wilson, M. F.,
& Lovallo, W. R. 2000. Hypertension Risk Status and Effect of
Caffeine on Blood Pressure. Journal of the American Heart
Association , 36:137-141.
Howel, F., & Priebe, J. 2013. Asistensi Sosial Untuk Lanjut Usia di
Indonesia Kajian Empiris Program ASLUT. Jakarta: Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Koh, Y., Kutty, F., & Li, S. C. 2005. Drug-related problems in hospitalized
patients on polypharmacy:the influence of age and gender.
Therapeutics and Clinical Risk Management , 39-48.
Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009.
Jakarta : Komisi Nasional Lanjut Usia, hal. 39;61;78.
Mallet, L., Spinewine, A., and Huang, A., 2007. ” The Challenge of
Managing Drug Interactions in Elderly People”. Lancet, vol.370,
185-191.
Midlov, P., Kragh, A., & Eriksson, T. 2009. Drug-Related Problem in the
Elderly. Spinger Dordecht Heidelberg London New York .
Neto, P. R., Marusic, S., Junior, D. P., Pilger, D., Cruciol-Souza, J. M.,
Gaeti, W. P., et al. 2011. Effect of a 36 Month Pharmaceutical Care
Program on Coronary Heart Disease Risk in Elderly Diabetic and
Hypertensive Patients. J Pharm Pharmaceut Sci , 14. 2:249-263.
Ningrum, K.P. 2012. Profil Obat yang Digunakan dan Potensi Interaksi
Obat pada Lanjut Usia. Surabaya: Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga Departemen Farmasi Komunitas.
Nobilli, A., Garattini, S., & Mannucci, P. M. 2011. Multiple diseases and
polypharmacy in the elderly: challenges for the internist of the third
millennium. Journal of Comorbidity , 1:28–44.
Okolo, E.N. 2000. Health Research Design and Methodology. Boston: CRC
Press, p. 44
Qato, D. M., Alexander, G. C., Conti, R. M., Johnson, M., Schumm, P., &
Lindan, S. T. 2008. Use of Prescription and over-the-counter
Medications and Dietary Supplements Among Older Adults in the
United States. American Medical Association , 2867-2878.
Qiu, Y.-G., C, J.-Z., Zhu, J.-H., & Yao, X.-Y. 2003. Differential Effects of
Morning or Evening Dosing of Amlodipine on Circadian Blood
Pressure and Heart Rate. Cardiovascular Drugs and Therapy 17 ,
335-341.
Rees JA. 1996. Patient medication records, In: Collett DM. Aulton ME
(editors), Pharmaceutical Practice. New York: Churchill
Livingstone. p.351-6
Winfield AJ. 1998. Patient medication records. In: Winfield AJ, Richards
RME (editors), Pharmaceutical Practice, 2nd edition. Toronto:
Churchill Livingstone. p.433-437
Manfaat
Partisipasi Anda akan memberikan informasi berharga mengenai
masalah terkait penggunaan obat yang terjadi pada pasien lanjut usia di
Apotek Farmasi Airlangga sehingga tercapai terapi yang aman, efektif dan
efisien.
Jaminan Kerahasiaan
Kerahasiaan identitas dan resep anda akan sangat dijaga oleh
peneliti. Seluruh informasi yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya
dan tidak akan dipublikasikan.
Demikian penjelasan tentang penelitian ini dan mohon kesediaan
anda untuk turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Bila anda menyetujui
untuk ikut serta dalam penelitian ini silahkan anda memberikan tanda
tangan pada lembar persetujuan. Bila ada pertanyaan mengenai penelitian
ini silahkan menghubungi Vivin Diah Ayu P.(085235064981)
Hormat saya,
LEMBAR PERSETUJUAN
Identifikasi Drug Therapy Problems pada Pasien Lanjut Usia yang
Mendapat Pelayanan Resep (Studi di Apotek Farmasi Airlangga
Surabaya)
Peneliti :
Vivin Diah Ayu Purworini
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Nama : ................................................
Alamat : ................................................
Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya setuju dan
bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela dan
memberikan informasi sesuai dengan kenyataannya.
Surabaya,
Lampiran 3
DAFTAR PEDOMAN INTERVIEW
Identifikasi Drug Therapy Problems (DTPs) pada Pasien Lanjut Usia
yang Mendapat Pelayanan Resep di Apotek Farmasi Airlangga
Surabaya
1. Kepastian lanjut usia/ keluarga pasien yang mengetahui segala
macam pengobatan pasien.
2. Diagnosa dokter/ keluhan dokter
3. Kontrol rutin atau ada keluhan sakit
4. Jika hanya keluhan sakit
a. Terapi selama sakit
b. Obat (obat lain yang dibeli sendiri/obat yang harus
diminum rutin) masih diminum/tidak
5. Jika tanggal resep berbeda dengan tanggal pelayanan
a. Kontrol terakhir ke dokter
b. Obat yang diminum selama obat belum diambil
c. Jika obat sudah habis minum apa
6. Obat lain atau vitamin (beli sendiri atau resep)
7. Jika obat tidak diambil semua (alasan)
8. Jika pasien sudah pernah minum obat
a. Nama obat
b. Kesulitan minum obat
c. Cara penggunaan dan waktu penggunaan
(sebelum/sesudah makan)
d. Efek samping obat (menyebut tanda efek samping obat
yang diminum)
9. Jika lama terapi untuk tiap obat dalam satu resep berbeda
a. Informasi cara penggunaan obat
Lampiran 6
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
89
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
serum potasium
dengan
amlodipinc
Pasien pada saat ADR √
ini mengalami flu
dan minum
ultraflu. Salah
satu kandungan
ultraflu adalah
fenilpropanolami
n yang
dikontraindikasi
kan dengan
pasien karena
pasien memiliki
riwayat
hipertensi.
2. Ny. B 01/02/13 Meloxicam 10 2 dd ½ - Meloxicam dapat ADR √
(68th) 01/02/13 15mg berinteraksi
dengan valsartan.
Fitbon 10 1 dd 1 Kedua obat
(glukosamin) berpotensi saling
meningkatkan
toksisitas masing-
masing a
90
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
91
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Asetosal dapat
meningkatkan
kadar atau efek
meloxicam
dengan
kompetisis obat
asam pada klirens
tubular renal a
Asetosal dan ADR √
bisoprolol apabila
diminum
bersamaan
potensial
menurunkan
kadar atau efek
dari bisoprolol a
3. Ny.C 01/02/13 Adalat oros 30 1-0-0 - Pasien menderita Ketidakpatuhan √
(65th) 01/02/13 30mg DM sejak tahun
(nifedipin) 2007. Namun
92
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
93
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Dextromethor 15 3 dd 1 2 amoxicillin.
phan Padahal terakhir
kontrol tanggal
10-1-2013 dan
pasien mengaku
hanya minum
obat saat badan
tidak enak.
Seharusnya
amoxicillin harus
habis karena
termasuk
antibiotik.
4. Ny.D 02/02/13 Simvastatin 30 s.u.c Sangobion Simvastatin ADR √
(80th) 02/02/13 10mg Enervon-C potensi
Habbatus berinteraksi
Valsartan dengan
Amlodipin amlodipin.
Lampriazid Amlodipin dapat
meningkatkan
kadar
simvastatina
Pasien lupa letak Ketidakpatuhan √
menyimpan
simvastatin
94
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
sehingga
menebus lagi.
Simvastatin ADR √
potensial
berinteraksi
dengan valsartan.
Simvastatin dapat
meningkatkan
kadar atau efek
valsartan a
5. Ny.E 04/02/13 Amoxicilin 15 3 dd 1 Vitamin E Tidak mengetahui Ketidakpatuhan √
(65th) 04/02/13 500mg aturan pakai obat
dengan benar
ketika ditanya
Parasetamol 15 3 dd 1 cara
500mg menggunakan
obat yang
diterima padahal
sudah mendapat
informasi dari
apoteker.
95
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
96
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
menggunakan
valsartan
- Pasien lupa tidak Ketidakpatuhan √
menebus obat.
Pada resep
tertulis tanggal 4
namun obat baru
diambil tanggal 5
7. Ny.G 05/02/13 Amlodipin 30 1 dd 1 - - - -
(61th) 05/02/13 10mg
Antalgin 15 3 dd 1
(Metampiron)
CTM 15 3 dd 1
97
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
tanggal 4
Februari
Bisoprolol 5 mg 30 1 dd 1 - Pasien tidak tahu Ketidakpatuhan √
HCT 25 mg 15 1 dd ½ aturan pakai obat
ketika ditanya
mengenai aturan
pakai obat
(utamanya HCT)
Valsartan 80 mg 30 1-0-0 - Amlodipin dan ADR √
bisoprolol
potensial
berinteraksi.
Kedua obat dapat
meningkatkan
blocking channel
antihipertensi
sehingga dapat
menimbulkan
bradikardi,
conduction
defects, dan heart
failure a
98
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
99
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
12. Tn.L 07/02/13 Vaclo 30 1-0-0 Sarang semut - Furosemid dan ADR √
(66 th) 07/02/13 (Clopidogrel) asetosal potensi
berinteraksi.
Asetosal dapat
- Furosemid ADR √
potensi
berinteraksi
dengan digoxin.
Furosemid dapat
meningkatkan
serum digoxin
sehingga
meningkatkan
toksisitas a
100
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
meningkatkan
serum potassium,
meningkatkan
toksisitas salah
satu obat bila
digunakan
bersamaan,
asetosal juga
dapat
menurunkan efek
valsartan a
101
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
minum obat
102
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
103
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
104
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
105
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
106
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
seperti
simvastatin dan
antibiotik yang
pernah diberikan
sebelumnya
107
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
108
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
22. Ny.V 12/02/13 Glimepirid 4mg 30 1 dd 1 Obat herbal - Glimepirid dan ADR √
(73 th) 12/02/13 untuk kanker imidapril HCl
payudara dimungkinkan
Grahabion (vit 30 1 dd 1 dapat terjadi
B1, B6, B12) significant
interaction yaitu
Comdipin 30 1 dd 1 hipoglikemi a
(Amlodipin)
Micardis 30 1 dd 1
(Telmisartan)
Tanapres 30 1 dd 1
(Imidapril HCl)
109
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
24. Ny.X 13/02/13 Adalat oros 30 1-0-0 Simvastatin - Pasien tidak Ketidakpatuhan √
(60 th) 13/02/13 30mg memahami aturan
(Nifedipin SR) pakai obat karena
mengaku tidak
minum sohobion.
Micardis 80 mg 30 0-0-1 Sohobian
dianggap hanya
110
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
(telmisartan) vitamin
Sohobion (vit 30 1 dd 1
B1,B6,B12)
111
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
112
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Maintate 30 1-0-0
(bisoprolol) - Aspilet dan ADR √
maintate potensi
berinteraksi.
Neurodex (vit 30 1 dd 1 Kedua obat bila
B1,B6,B12) diminum
bersamaan dapat
Aminofilin 10 2 dd menyebabkan
1prn menurunkan efek
dari maintate.
Aspilet
menurunkan
kadar atau efek
maintate a
113
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Pasien kontrol
karena merasa
pusing dan bagian
tubuh sebelah
kanan wajah agak
tebal (seperti
stroke) dan
mengaku minum
obat bila merasa
sakit saja.
114
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
- Amlodipin Ketidakpatuhan √
diminum setiap
malam hari
seharusnya pagi
hari.
29. Ny.AC 14/02/13 Amlodipin 30 1 dd 1 Oskadon - Pasien terakhir Ketidakpatuhan √
(60 th) 15/02/13 10mg (Parasetamol kontrol 3 bulam
350mg, lalu. dan kontrol
kofein kembali tanggal
anhidrat 14 Feb kontrol
35mg) karena merasa
CTM pusing dan
bagian tubuh
sebelah kanan
wajah agak tebal
(seperti stroke)
dan mengaku
minum obat bila
merasa sakit saja.
Antalgin 15 3 dd 1 - Kandungan ADR √
(Metampiron) kofein pada
oskadon
Sohobion (vit 15 1 dd 1 dikontraindikasi
kan pada pasien.
115
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
116
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
117
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
118
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Metil 1 Dibuat
prednisolon kapsul
8mg 10 - Eritromisin dan ADR √
3 dd 1 aminofilin
potensi
berinteraksi.
Eritromisin akan
meningkatkan
kadar atau efek
aminofilin
dengan
mempengaruhi
hepatic/intestinal
enzyme CYP3A4 a
119
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Eritromisin 12 3 dd 1 potensi
500mg berinteraksi.
Nifedipin akan
meningkatkan
kadar atau efek
eritomisin dengan
mempengruhi
hepatic/intestinal
enzyme CYP3A4a
120
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
interaksi serius
dan perlu
monitoring.
Penggunaan
alternatif bila
tersedia a
32. Tn.AF 12/02/13 Metformin 90 3 dd 1 Sangobion - - - -
(75 th) 15/02/13
Glimepirid 4mg 30 1-0-0
Amlodipin 30 0-0-1
10mg
33. Ny. AG 18/02/13 Noperten 10 mg 30 0-0-1 Promaag - Pasien lupa tidak Ketidakpatuhan √
(75 th) 18/02/13 (lisinopril) Theragran menebus obat
Merislon padahal Obat
121
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
122
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
tanggal 14/2
36. Ny. AJ 18/02/13 Amlodipin 30 1-0-0 - - Pasien lupa Ketidakpatuhan √
(64 th) 18/02/13 10mg minum obat
Glibenklamid 30 1-0-0 selama 2 hari.
5mg
- pasien mengalami Kebutuhan akan √
batuk namun terapi obat
tidak mendapat tambahan
Asam 15 3 dd 1 obat.
mefenamat
- Pasien tidak Ketidakpatuhan √
500mg mendapat obat
amlodipin karena
Dimenhidrinat 15 3 dd 1 di Apotek habis.
Metformin 60 0-1-1
500mg
123
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
124
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Sohobion (vit 30 1 dd 1
B1, B6, B12)
125
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Eclid 50 mg 90 3 dd 1 glurenorm
(Acarbose) sesudah satujam sebelum
suapan makan.
pertama
- Pasien tidak Ketidakpatuhan √
memahami aturan
pakai. Pasien
Sohobion (vit 30 1 dd 1 meminum eclid
B1, B6, B12) sesudah makan
Vitamin B 20 2 dd 1
complex
126
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Dimenhidrinate 15 3 dd
1pc
45. Tn.AS 13/02/13 Adalat oros 30 1 dd 1 Obat herbal - Pasien tidak Kebutuhan akan √
(64 th) 21/02/13 30mg (mengkudu) mendapat obat terapi obat
(Nifedipin SR) Vitamin B kolesterol. tambahan
kompleks Padahal menurut
hasil lab tanggal
Allopurinol 30 1 dd 1 25 Januari kadar
100mg kolesterolnya
152mg/dl. Pasien
merupakan pasien
askes
- Pasien telat Ketidakpatuhan √
menebus obat
karena sibuk.
Seharusnya
pasien menebus
tanggal 13 Feb
tetapi baru
ditebus tanggal
21 Feb dan
selama itu pasien
memilih tidak
minum obat.
127
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
CTM 15 3 dd 1
Codein 20 mg 15 3 dd 1
Interpril 10 mg 30 1 dd 1
128
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
129
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Metformin 60 2 dd 1
Sohobion (vit 30 1 dd 1
B1, B6, B12)
130
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
150mg toksisitas a
- Spironolakton ADR √
dan digoksin
potensi
berinteraksi.
Spironolakton
dapat
meningkatkan
kadar digoksin
dalam darah dan
meningkatkan
toksisitas
digoksin a
131
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
132
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
meningkat a
51. Ny.AY 25/02/13 Kary Uni tetes 1 3 dd gtt - - - - -
(77 th) 25/02/13 mata btl 1 ods
(Pirenoxime
sodium)
52. Tn.AZ 25/02/13 Cardace 5mg 30 1 dd 1 Obat dari cina - Ramipril dan ADR √
(70 th) 26/02/13 (ramipril) Neurheuma diklofenak
cyl berpotensi
(-ibuprofen berinteraksi.
Amdixal 5mg 30 1 dd 1 200 mg, Kedua obat saling
(amlodipin - vit B1 meningkatkan
maleat) 50mg, toksisitas satu
-vit B6 sama lain a
100mg, -vit
B12 100 mcg)
- Ramipril dan ADR √
Renadinac
ibuprofen
(Na
berpotensi
diklofenak)
berinteraksi.
Carbide
Kedua obat saling
133
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
(deksameta meningkatkan
son) toksisitas satu
Curmino sama lain a
Grahabion (vit 30 1 dd 1
134
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
B1,B6, B12)
Amdixal 5 mg 30 0-0-1
(Amlodipin
maleat)
135
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
tidak lupa
Glukosamin 30 3 dd 1
250mg
136
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
POTENSIAL
No ID TGL RESEP OBAT
AKTUAL
PASIEN & DIRESEPKAN ∑ SIGNA OBAT LAIN PENJELASAN DTP
TGL (NAMA (Kandungan)
PELAYANAN GENERIK)
Antalgin 15 3 dd 1
(Metampiron)
Labesartan 30 1-0-0
30mg
(irbesartan)
Keterangan :
a. Drug Interaction Checker, 2013
b. Sweetman, 2009
c. Baxter, 2008
137
Skripsi VIVIN DIAH AYU PURWORINI
IDENTIFIKASI DRUG THERAPY PROBLEMS (DTPs) PADA PASIEN LANJUT USIA
YANG MENDAPAT PELAYANAN RESEP (Studi Di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya)